MIFTAHUL HUDA GRESIK
SKRIPSI
Oleh :
ELLYANA KHAKIMAH NIM: D77212094
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
iv
Mengesahkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,
Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag NIP. 196311161989031003
Penguji I,
Drs. Munawir, M.Ag NIP.196508011992031005
Penguji II,
Wahyuniati, M.Si NIP.198504292011012010
Penguji III,
Zudan Rosyidi. SS. MA. NIP.198103232009121004
Penguji IV,
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A
Kata Kunci: Motivasi Belajar IPS, Strategi Crossword Puzzle, Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.
Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil pembelajaran melalui strategi Crossword Puzzle pada mata pelajaran IPS materi Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.
Permasalahan yang dikaji dalam peelitian ini adalah Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia di kelas V MINU Miftahul Huda Gresik, dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jpang ke Indonesia di MINU Miftahul Huda Gresik setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle?
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang dikenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Data kuantitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif dianalisis menggunakan rumus rata-rata dan prosentase.
Berdasarkan latar belakan diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle. Strategi tersebut adalah cara yang digunakan penulis utuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi swlama proses belajar mengajar.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN... vi
HALAMAN PENGESAHAN... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR DIAGRAM... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tindakan yang Dipilih... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Lingkup Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORI ... 13
A. Motivasi Belajar ... 13
1. Pengertian Motivasi Belajar... 13
2. Teori Motivasi Belajar ... 14
3. Indikator Adanya Motivasi Belajar ... 15
B. Strategi PembelajaranCrossword Puzzle... 18
1. Pengertian Strategi ... 18
iii
4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI ... 26
D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia ... 27
1. Kedatangan Bangsa Belanda... 29
2. Kedatangan Bangsa Jepang... 30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS... 33
A. Metode Penelitian... 33
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 37
C. Variabel Penelitian ... 38
D. Rencana Tindakan ... 38
E. Data dan Cara Pengumpulan... 43
F. Indikator Kinerja ... 58
G. Tim Peneliti ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 60
A. Hasil Penelitian Persiklus... 60
1. Siklus I ... 60
2. Siklus II ... 74
B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 86
BAB V PENUTUP... 107
A. Kesimpulan ... 107
B. Saran... 108 DAFTAR PUSTAKA
v
Tabel 3.2: Pedoman Wawancara Siswa ...45
Tabel 3.3: Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ...47
Tabel 3.4: Skala Prosentase Hasil Observasi Siswa ...49
Tabel 3.5: Observasi Aktivitas Guru ...49
Tabel 3.6: Skala Prosentase Hasil Observasi Guru ...52
Tabel 3.7: Butir-butir Angket ...53
Tabel 3.8: Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar ...58
Tabel 4.1: Nama-nama Anggota Kelompok ...62
Tabel 4.2: Hasil Nilai Tes Tulis Siklus I ...68
Tabel 4.3: Skor Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Guru ...69
Tabel 4.4: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...71
Tabel 4.5: Nama-nama Anggota Kelompok ...78
vi
Gambar 4.2: Siswa Menyimak ketika Guru Memberikan Materi ... 64
Gambar 4.3: Antusias Setiap Kelompok Ketika Menjawab Soal ... 66
Gambar 4.4: Siswa Secara Individu Mengerjakan SoalCrossword Puzzle ... 67
Gambar 4.5: Siswa Memperhatikan Ketika Guru Menyampaikan Materi ... 66
Gambar 4.6: Antusias Setiap Kelompok Menjawab SoalCrossword Puzzle .. 79
vii
Diagram 4.2: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 dari Siklus I dan II ...95
Diagram 4.3: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 dari Siklus I dan II...98
Diagram 4.4: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 dari Siklus I dan II... 100
Diagram 4.5: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 dari Siklus I dan II... 103
Diagram 4.6: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 dari Siklus I dan II... 105
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu, dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut dapat mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan, dan memperluas wawasan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu kebutuhan manusia di zaman teknologi informasi ini. Atas dasar itu, membaca termasuk ke dalam salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.1
Motivasi sebagai stimulus di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa, selain motivasi belajar dari dalam
1
siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara menginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik, selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah di ajarkan.
Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Khusus untuk sekolah dasar (SD) kelas awal, kegiatan membaca diarahkan agar siswa mampu memahami dan melafalkan kalimat. Untuk mencapai maksud tersebut, guru dituntut untuk mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca mereka. Tugas utama guru yang utama adalah menggabungkan dasar-dasar kemampuan membca yang sangat diperlukan siswa agar mereka dapat mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.
Tujuan akhir membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasi oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh informasi secara aktif reseptif.
Masalah keterampilan memahami isi bacaan juga terjadi di MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V, banyak siswa kelas V yang masih belum bisa memahami isi bacaan dengan benar. Masalah tersebut dibuktikan dengan hasil memahami siswa kelas V ketika guru memberikan tugas untuk memahami isi bacaan, masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan terdapat 7 anak mampu memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita dengan benar, tema cerita dengan tepat, latar dalam cerita dengan benar, dan amanat dalam cerita sesuai. Sehingga mereka mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata nilai 80,5. Adapun 11 anak mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu dengan rata-rata nilai 57 karena mereka memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita yang kurang benar, tema cerita kurang tepat, latar cerita kurang benar, dan amanat dalam cerita kurang sesuai.2
2
Berdasarkan analisis peneliti terhadap nilai evaluasi hasil belajar siswa membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V MI Roudlotul Banat, masalah mendasar disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut misalnya, metode dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional, guru hanya memberikan bahan bacaan kemudian menugaskan siswa untuk membaca dalam hati kemudian mengerjakan tugas yang telah diberikan, hal ini diberikan secara berulang-ulang dalam setiap pembelajaran membaca, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu minat baca siswa rendah, bahkan cenderung ramai tidak disiplin.
meringkaskan unsur-unsur utama suatu cerita kepada unsur cerita yang lain. Kedua kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.
Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan suatu strategi Crossword Puzzle untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih menigkat. Strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam strategi pembelajaran crossword puzzle
siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Crossword Puzzle Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V MINU Miftahul Huda Gresik.
Strategi Crossword Puzzle termasuk salah satu strategi pembelajaran yang membuat siswa akan mempelajari sesuatu yang rumit serta siswa akan berpikir bagaimana metode crossword puzzle (teka-teki silang) ini dapat terjawab dengan benar dan tepat.
Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain: Pertama,
Kabupaten Semarang dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle. Dalam penelitian ini, materi yang diambil adalah komponen-komponen pada peta. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang juga bertindak sebagai guru menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran dengan strategi crossword puzzle (teka-teki silang. Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan media gambar berupa peta. Untuk menjelaskan komponen-komponen yang ada dalam peta. Pada kegiatan akhir, peneliti memberi evaluasi berupa test tulis. Tes tulis yang diberikan peneliti berupa soal Crossword Puzzle (teka-teki silang) pada masing-masing siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle
dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasinilai siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III.3
Kedua, penelitian dari Lu’luk Il Jannah yang berjudul Peningkatan hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo sebanyak 19 siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 13 orang siswa
3
(68%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 84. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 18 orang siswa (95%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.4
Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Lyna Rosyidah yang berjudul Pengaruh Metode Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V Di MIN Sucenjuru Tengah Bayan Purworejo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Sucenjuru Tengah Bayan sebanyak 27 orang siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 16 orang siswa (59%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 26 orang siswa (96%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82,2. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.5
4
Lu’luk Il Jannah, Peningkatan hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015)
5
Kelebihan dari strategi Crossword Puzzle ini adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membuat siswa belajar berkonsentrasi. Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa yang kurang akan tingkat kemampuannya dan kurang akan minat serta partisipasinya dalam mata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik ?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik setelah diterapkan strategi crossword puzzle?
C. Tindakan yang Dipilih
mampu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, strategi ini mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik.
2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik pada pembelajaran setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle.
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil peelitiannya akurat, dan permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal dibawah ini : 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MINU Miftahul Huda Manyar
Gresik semester Genap tahun ajaran 2015/2016.
2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran crossword puzzle, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi
kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.
4. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
F. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum yaitu :
1. Proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. 2. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak
konvensional), tetapi bersifat variatif. Manfaat secara khusus yaitu :
1. Bagi Siswa
a. Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan berfikir kritis dan kreatif. b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan
dan saran meningkat.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga dapat mengubah perolehan prestasi belajar yang lebih baik.
2. Bagi Guru
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sesama guru IPS untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.
3. Bagi Peneliti
12 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat.1 A. W. Bernard memberikan pengertian
bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan
tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama disampaikan
Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan muculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.2
Motivasi sebagai proses interal yang mengaktifkan, menuntun, dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.3 Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia,
sehingga akan mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang
kemudian bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan
atau keinginan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin
1 Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)
Hal 3
2 A. M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011). Hal 73
melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk
mengelak perasaan tidak suka itu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar merupakan perbuatan tingkah laku secara relative
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu
yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada
peserta didik yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi
dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi
memiliki peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa
senang dan semangat dalam setiap proses pembelajaran yang diterima.
2. Teori Motivasi Belajar
Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan
kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan
diri yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki
kebutuhan Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada
waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan
mempunyai keinginan untuk bergeser ketingkat yang lebih tinggi. Maslow
mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan
kebutuhan pertumbuhan.4
Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi,
keselamatan, cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi
kesejahteraan fisik dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi
begitu sudah terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan
hilang. Selanjutnya kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk
mengetahui dan memahami sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan
aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan keinginan menjadi apapun
yang sanggup diraih seseorang. Pada kebutuhan pertumbuhan seseorang
mempunyai motivasi yang lebih besar karena pada kebutuhan manusia
tidak akan merasa puas.
3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Terjadinya suatu proses belajar timbul suatu aktivitas pengalaman
belajar . Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa
yaitu:5
a. Faktor Internal
1) Faktor fisiologi, yang meliputi: kondisi fisik dan kondisi panca
inderanya.
2) Faktor psikologi, yang meliputi: bakat, minat, kecerdasan,
motivasi, dan kemampuan kognitif.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan, yang meliputi: lingkungan alam dan lingkungan
sosial.
2) Faktor instrumental, yang meliputi: kurikulum/bahan pelajaran,
guru/pengajar, saran dan fasilitas, serta administrasi/manajemen
4. Indikator Adanya Motivasi Belajar
Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
motivasi seseorang antara lain:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam
kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motivasi berprestasi,
yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan
atau motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini
merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang
berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga
motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar.
Seseorang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk
berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda
pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari
luar diri, melainkan upaya pribadi.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh
motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang
motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari
kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun
karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka
dia akan mendapat malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya,
atau bahkan di hukum orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa
“keberhasilan” anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau
rangsangan dari luar dirinya.
c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang
Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang
dipengaruhi oleh perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan
yang dilakukan.6 Contohnya orang yang mengiginkan kenaikan
pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka
menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan
pangkat.
d. Adanya penghargaan daam belajar
Seperti dalam teori kebutuan Maslow, kebutuhan akan
penghargaan. Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga
diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat
dan menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.7
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya
terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik
merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif
belajar anak didik kepada hasil belajar yang kebih baik. Pernyataan
seperti “bagus”, “hebat”, dan lain-lain disamping akan menyenangkan
siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi
dan pengalaman pribadi yang langsung anatara siswa dan guru, dan
penyampaian konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan
pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di
depan orang banyak.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses
yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan
proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu
diingat, dipahami, dan dihargai.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul
dalam tingkatan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh
karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk
belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah
melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh
lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor
pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau
B. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
1. Pengertian Strategi
Strategi dapat dirtikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh
seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.8 Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).9
Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi adalah cara
yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa. Strategi pembelajaran
tidak hanya terbatas pada proses kegiatan, tetapi juga termasuk
didalamnya materi atau paket pengajarannya.
Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dalam
pembelajaran dan pengajaran juga prosedur yang digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain,
strategi pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu
yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Strategi Crossword Puzzle
Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dikembangkan dari strategi active learning. Strategi ini
diklasifikasikan pada active learning bagian keempat yaitu tentang
“bagaimana agar belajar tidak terlupakan”. Menjadikan pembelajaran tidak
8 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18
9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
terlupakan membuat siswa selalu mengingat (menyimpan) apa yang telah
mereka pelajari. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini dapat
menjadi strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan
membantu mengingat (menyimpan) pembelajaran yang telah diterima
siswa.10
Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah
suatu perminan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk
kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata
berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya bisa dibagi kedalam
kategori mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus
diisi.
Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan kotak-kotak isian
yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar.
Jawaban atas isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang
tersedia. Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang
berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam
kumpulan kata yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle mengharuskan
siswa untuk memasukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak
yang tersedia secara berkesinambungan sampai selruh kotak terisi penuh.
Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan
jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian kata-kata ke
dalam kotak pada Crossword Puzzle secara berkesinambungan. Pengisian
10 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:
ini berdasarkan pertanyaan, pernyataan ataupun permasalahan yang
diberikan, pada penelitian ini adalah tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Crossword Puzzle (teka-teki silang) termasuk dalam jenis
permainan dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun
koran yang biasanya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi
sekaligus untuk mengasah otak. Crossword Puzzle (teka-teki silang) yang
semula hanya untuk mengisi waktu luang, dapat digunakan untuk latihan
soal-soal bagi siswa. Dengan harapan dapat menarik perhatian siswa dan
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS. Crossword Puzzle
merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi
pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi
belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi
siswa secara aktif sejak awal.
Prosedur penerapan strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang)
yaitu:11
a. Mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau
nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah
diselesaikan.
b. Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana, yang
mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak-kotak
yang tidak diperlukan. Jika terlalu sulit membuat crossword puzzle
11 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:
(teka-teki silang), maka diselingi dengan item-item menyenangkan,
yang tidak berkaitan dengan pelajaran.
c. Membuat contoh-contoh item silang dengan menggunakan diantara
macam-macam berikut ini:
1) Definisi Pendek.
2) Kategori yang sesuai dengan item.
3) Contoh.
4) Lawan kata
d. Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada siswa baik
secara individual maupun kelompok.
e. Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim
dengan benda yang paling konkrit.
Kelebihan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah sebagai
berikut:12
a. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa
b. Melibatkan partisipasi siswa secara langsung
c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
Dengan demikian guru akan mengetahui seberapa jauh tingkat
pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang telah
disampaiakn. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi guru apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai atau belum.
12 Variningtyas Sepzyana, Kelebihan dan Kelemahan Strategi pembelajaran Crossword Puzzle
Kelemahan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah
sebagai berikut:
a. Menimbulkan sedikit kesulitan bagi siswa yang memiliki kemampuan
rendah.
b. Partisipasi siswa dalam mata pelajaran kurang maksimal.
c. Membutuhkan persiapan instrumen yang lama
Kelemahan pada strategi pembelajaran crossword puzzle, masih
dapat diatasi atau diminimalkan. Bagi siswa yang kurang akan tingkat
kemampuannya, siswa diharuskan belajar di rumah terlebih dahulu
sebelum proses pembelajaran. Sehingga sebelum mendapatkan penjelasan
materi dari guru, siswa telah mempunyai gambaran atau telah menguasai
materi pelajaran.
Dari keseluruhan pemaparan mengenai strategi maka dapat
disimpulkan bahwa strategi crossword puzzle (teka-teki silang) adalah
strategi pembelajaran untuk meninjau ulang materi-materi yang telah
disampaikan. Peninjauan ulang materi ini dilakukan pada menit-menit
terakhir. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan siswa dalam
mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk
menyimpannya dalam otak. Strategi ini dapat membantu memudahkan
siswa dalam belajar karena dalam crossword puzzle (teka-teki silang)
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI
1. Definisi Mata Pelajaran IPS di SD/MI
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, dan
Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas
rendah sampai kelas atas.
Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan
pembelajaran disekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang
di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembangan sejarah dan
kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh
karena itu pembelajaran IPS dirancang untuk mngembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis.
Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran di SD/MI merupakan suatu
proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu
SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih
luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan.13
2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI
Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah
ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM). Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan
Pendidikan Nasional.
Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS.
Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai
berikut :
a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.
d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
13 Wahid Murni, dkk., Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, (Yogyakarta: Nuha Litera,
e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut :14
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan
global.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI
Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI
mencakup aspek-aspek sebagai berikut :15
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
b. Waktu keberlanjutan dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
e. Sikap berbangsa dan bernegara.
Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam
ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut
berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.
4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI
Pembelajaran IPS di Sd/MI memiliki karakteristik masing-masing
sesuai aspek yang menjadi pembelajaran. Akan tetapi satu hal yang
menjadi kesamaan yaitu ruang lingkup yang di pelajarinya adalah manusia
dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain :16
a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang
peristiwa gejala dan masalah sosial dari pada teoritis keilmuan.
b. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada
keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya
dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek studi,
dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.
e. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan
pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat.
f. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap
guru dalam pembelajaran IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran
IPS berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai dengan arus
globalisasi akan tetapi karakteristik-karakteristik pembelajaran IPS
tersebut tidak lepas dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS.
D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia
Pernahkah kamu melihat rempah-rempah? Jika belum, bertanyalah
kepada ibumu apa yang dimaksud dengan rempah-rempah. Sejak abad 15,
bangsa Eropa selalu memburu rempah-rempah dari wilayah timur terutama
Indonesia, Sri Lanka, dan India.
Bangsa Eropa pada mulanya mendapatkan rempah-rempah dari
pedagang Arab. Para pedagang itu melewati jalur Konstantinopel dan
Alexandria. Selanjutnya, oleh para pedagang Italia dibawa ke Laut Tengah.
Jalur perdagangan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1096–1291 terjadi
perang antara kerajaan-kerajaan Nasrani di Eropa dengan kerajaan-kerajaan
Islam di Asia Barat. Perang ini disebut Perang Salib. Perang Salib
berlangsung selama 200 tahun. Perang sudah berhenti, namun kebencian di
antara dua kelompok masih ada. Keadaan ini tetap berlangsung sampai abad
15. Hal ini berakibat Kerajaan Turki berhasil menguasai Konstantinopel.
Pelabuhannya pun ditutup bagi orang-orang Eropa. Sejak penutupan tersebut,
Dalam upayanya mencari sumber rempah-rempah, bangsa-bangsa
Eropa didasari oleh beberapa faktor.
1. Semakin mahalnya harga rempah-rempah.
2. Keuntungan berdagang rempah-rempah cukup tinggi.
3. Ditutupnya pelabuhan Konstantinopel bagi pedagang-pedagang Eropa
sejak jatuh ke tangan Turki.
Tahukah kamu negara mana saja yang menjadi sumber
rempah-rempah? Salah satu negara sumber rempah-rempah adalah Indonesia.
Indonesia merupakan daerah tujuan utama mereka. Bangsa-bangsa Eropa
berusaha menemukan Indonesia. Hal ini didasari oleh mutu
rempah-rempah Indonesia yang bagus. Harganya pun cukup murah. Selain itu,
orang Indonesia dikenal sangat ramah.
Orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra dengan
semangat 3 G :
Gold atau emas yaitu usaha untuk memperoleh rempah-rempah yang
saat itu merupakan barang dagangan yang sangat berharga.
Glory yaitu semangat untuk mencari kejayaan.
Gospel yaitu semangat untuk menyebarkan agama.
Sebagaimana bangsa Eropa, Belanda juga ingin menikmati
keuntungan berdagang rempah-rempah. Mereka mencari daerah sumber
rempah-rempah. Sebelumnya, Belanda mendapatkan rempah-rempah di
Lisabon. Kemudian dijual kembali ke Eropa. Dari hasil perdagangan ini
Belanda mendapat keuntungan yang besar. Namun, pada tahun 1585
Lisabon (Portugis) menjadi daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol
saat itu bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak
mengizinkan Belanda berdagang di Lisabon.
Meskipun demikian, semangat Belanda untuk mencari daerah
penghasil rempah- rempah semakin berkobar. Pada tahun 1595,
berangkatlah rombongan pertama dipimpin Cornelis de Houtman. Mereka
menuju daerah penghasil rempah-rempah yaitu Indonesia.
Setahun kemudian tepatnya 1596, Cornelis de Houtman mendarat
pertama kali di Banten. Kedatangan mereka disambut baik oleh rakyat.
Namun semakin lama rombongan Cornelis de Houtman mulai
menunjukkan sikap kasar dan sombong. Rakyat Banten marah dan
mengusirnya. Keadaan semakin tegang karena Belanda tidak bersedia
membayar lada yang dibelinya. Mereka justru memusuhi rakyat Banten.
Pelayaran pertama Belanda tersebut tidak mengalami kesuksesan.
Belanda kehilangan banyak anggota rombongan. Belanda hanya mendapat
sedikit rempah- rempah. Namun demikian, pelayaran tersebut menjadi
Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin
oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama. Sikap
Jacob Van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat Banten
menerima dengan baik. Pelayaran inimendapatkan hasil yang memuaskan.
Mereka kembali dengan kapal yang penuh rempah-rempah. Belanda
merasakan keuntungan yang besar. Hal ini mendorong rombongan yang
lain ikut mengadakan perjalanan ke Indonesia.
2. Kedatangan Bangsa Jepang
Jepang merupakan negara industri yang mulai berkembang. Untuk
mengembangkan Industrinya, Jepang melakukan ekspansi ke
negara-negara tetangganya. Misalnya Korea, Cina, dan kawasan Asia Pasifik.
Tujuan Jepang menguasai negara-negara Asia Pasifik adalah sebagai
berikut.
a. Mendapatkan SDA untuk bahan baku industri.
b. Mendapatkan tempat pemasaran hasil industri.
c. Tempat penanaman modal.
Padahal seluruh wilayah tersebut sudah dikuasai negara-negara
Sekutu (negara imperialis tua). Akhirnya Jepang bergabung dengan negara
fasis yaitu Jerman dan Italia. Mereka membentuk kelompok sentral
(negara imperialis muda). Jepang mengobarkan Perang Asia Pasifik
(Perang Asia Timur Raya). Jepang menyerang pangkalan militer AS di
Jepang terus melakukan serangan terhadap pasukan Inggris. Jepang
berhasil menguasai Malaysia yang merupakan daerah kekuasaan Inggris.
Dari Malaysia, Jepang menguasai Myanmar. Jepang juga berhasil
menguasai pusat pertahanan Sekutu yang terpenting setelah Pearl Harbour,
yaitu Filipina.
Bulan Januari 1942, Jepang meneruskan perjalanan ke Indonesia.
Jalur yang ditempuh yaitu Tarakan dan Banjarmasin di Kalimantan.
Jepang berusaha menghancurkan Jawa sebagai pusat pertahanan Sekutu.
Sekutu merupakan gabungan dari Belanda, AS, Inggris, dan Australia.
Jepang mendarat di Jawa yaitu di Teluk Banten, Eretan (Jawa Barat), dan
Kranggan (Jawa Tengah).
Pada tanggal 4 Maret 1942, Sekutu memberikan serangan balasan
tetapi gagal. Jepang terus bergerak hingga berhasil menguasai Bandung.
Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Jakarta dan Bogor.
Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, kekuasaan atas Indonesia beralih ke
tangan Jepang. Dalam serah terima kekuasaan tersebut, Sekutu (Belanda)
diwakili H. Ter Poorten dan Jepang diwakili Hitosyi Umamura. Sejak saat
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.1
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kata penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.
PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok
1
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Social. (Bandung: Andgota Ikapi, 2010) , 12
siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama.2
Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.3
Dari pengertian diatas maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka memecahkan masalah sampai itu dapat dipecahkan.
Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Kurt Lewin. Metode Kurt Lewin merupakan metode yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai metode action research, terutama classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research, konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat tahap penting yaitu (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus. 4
2
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4. 3
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah (Classroom Action Research), cet. Ke-2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9.
4
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka metode Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan Seperti berikut:
[image:46.609.128.520.175.490.2]Dan seterusnya
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga diperoleh data yang komperhensif, valid, reliabel, dan obyektif.5
5
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), 19. Identifikasi
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Observasi
Siklus I
Siklus II Perencanaan
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian : MI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo
b. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap yaitu pada bulan Maret 2016
2. Subyek Penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa, 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menerapkan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V. Di samping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:
1. Variabel input : siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016.
2. Variabel proses : penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
D. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu : tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pengamatan atau observasi, mengadakan refleksi.6
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan dengan 2 siklus, sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pelajaran dengan materi bahasa Indonesia mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
2) Mempersiapkan sumber pembelajaran berupa bahan bacaan yang berhubungan dengana materi.
3) Mempersiapkan lembar kerja siswa.
4) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
6
serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Menyusun dan menyiapkan pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
6) Menyusun dan mempersiapkan lembar evaluasi siswa. b. Tindakan (action)
[image:49.609.151.529.229.475.2] [image:49.609.135.509.542.700.2]Pada pertemuan ini peneliti menggunakan konsep belajar kelompok melalui metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) . Prosedur pelaksanaannya adalah menerapkan tindakan mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran. Meliputi kegiatan awal, kegiaatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan penelitian terhadap siswa. Dibawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Kegiatan Waktu
a.Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa
3) Siswa berdo’a dengan dipimpin oleh ketua kelas 4) Guru memberikan ice breaking untuk
membangkitkan semangat siswa dengan melakukan tepuk merah 3x, kuning 2x, dan hijau 1x.
5) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini
dengan pengalaman yang dimiliki
6) Guru mengajukan pertanyaan awal untuk menggali
kemampuan awal siswa. “Siapa yang pernah
membaca cerita rakyat?”, “cerita apa yang pernah
kalian baca?”
7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.
8) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
b.Kegiatan Inti
1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai membaca pemahaman.
2) Guru melakukan umpan balik kepada siswa
3) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok heterogen beranggotakan 5-6 orang secara acak.
4) Guru memberikan bacaan cerita kepada setiap kelompok.
5) Siswa bekerjasama saling membacakan cerita untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.
6) Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan.
7) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban dari setiap kelompok
8) Guru melakukan penilaian atas jumlah skor yang diperoleh setiap kelompok.
9) Guru memberikan soal evaluasi individu mengenai materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita.
55 Menit
c.Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas materi hari ini.
2) Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya.
3) Siswa dan Guru membaca do’a atau hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
4) Guru mengucapkan salam.
c. Observasi (observation)
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh tindakan yang dilakukan, meliputi hasil diskusi siswa mengenai unsur-unsur cerita, hasil soal evaluasi individu siswa, observasi, dan wawancara. Peneliti juga mendiskusikan dengan guru baik tentang kekurangan maupun ketercapaian. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.
2. Siklus II
penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.
E.Data dan Cara Pengumpulan 1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.7
Dalam penelitian, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Adaapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, meliputi:
1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Metode yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini, meliputi: 1) Data jumlah siswa kelas V
2) Data presentase ketuntasan minimal
7
3) Data nilai siswa
4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik tes, observasi, dokumentasi, wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:
a. Tes
Tes adalah cara yang digunakan untuk pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan.8 Tes juga diartikan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan tes merupakan cara yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemempuan individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman. Peneliti menggunakan tes berupa pemberian soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa secara individu.
8
Anas Sudjiono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2005) , 67. 9
Berikut ini merupakan kisi-kisi penilaian dan kisi-kisi soal Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada tabel.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Bentuk soal : Pilihan Ganda,uraian Kelas/Semester : V/II Jumlah soal : 11 butir
No.
Unsur yang Hendak
diukur
Indikator Bentuk Penilaian
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian 1. Pemahaman Mengidentifikasi
unsur-unsur cerita
Pilihan Ganda
Tes Tulis Butir Soal (10)
2. Keterampilan Menceritakan kembali cerita yang dibacanya dengan bahasa tulis
[image:54.609.149.533.211.687.2]Uraian Tes Tulis Butir Soal (1 butir)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal
No Indikator
Kompetensi Indikator Butir Soal
Bentuk Penilaian
Nomor
Soal Skor 1. Sisawa mampu
mengidentifikasi unsur-unsur cerita Menyebutkan unsur-unsur cerita Menyebutkan
tokoh dalam cerita Menjelaskan watak
tokoh dalam cerita Menjelaskan tema
cerita
Menyebutkan latar dalam Cerita
Pilihan Ganda
Menjelaskan amanat cerita 2. Siswa mampu
menuliskan kembali cerita yang telah dibacanya
dengan bahasa tulis
Menuliskan
kembali isi cerita dalam bentuk tulisan
Uraian 11 50
b. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data, referensi, peristiwa, tindakan, dan proses yang seang dilakukan dalam penelitian.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa kegiatan pengamatan terhadap seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam mencatatnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui persiapan, perhatian, keaktifan, dan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode
[image:56.609.151.512.239.698.2]Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Tabel 3.4
Lembar Obserbvasi Aktifitas Guru
Aspek yang Diamati Ya Tidak
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa
3) Guru meminta salah satu siswa memimpin
berdo’a
4) Guru mengabsen siswa
5) Guru mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran sebelumnya
6) Guru memotivasi siswa dengan mengajak tepuk warna.
7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b.Kegiatan Inti
9) Guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi unsur-unsur cerita.
10)Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah membaca pemahaman
11)Guru melakukan umpan balik kepada siswa 12)Guru membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok
13)Guru memberikan soal cerita dan lembar kerja kepada siswa
14)Guru berkeliling mengecek kegiatan diskusi siswa
16)Guru melakukan penilaian terhadap hasil diskusi siswa
Kegiatan Penutup
17)Guru memberikan soal evaluasi individu
18)Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
19)Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin berdo’a
[image:57.609.157.509.114.692.2]20)Guru mengucapkan salam penutup.
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktifitas Siswa
Aspek yang Diamati Ya Tidak
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa menjawab salam dari guru
2) Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru 3) Siswa berdo’a dengan baik
4) Siswa mengkomunikasikan kehadiran kepada guru
5) Siswa memperhatikan guru melakukan apersepsi 6) Siswa semangat saat diajak guru tepuk warna 7) Siswa memperhatikan guru menginformasikan
materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.
8) Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
9) Siswa mendengarkan guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita
10) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai membaca pemahaman
11) siswa menjawab pertanyaan dari guru 12) siswa membentuk kelompok
14) siswa saling membacakan cerita dalam kelompoknya
15) siswa bekerjasama menjawab soal diskusi 16) siswa menyampaikan hasil diskusi didepan
kelas
c. Kegiatan Penutup
17)siswa mengerjakan soal secara individu dengan batasan waktu yang telah ditentukan oleh guru 18)siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang telah dipelajari 19)siswa berdo’a
20)siswa menjawab salam.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.10
Dokumentasi pada penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung. d. Wawancara
Pertemuan langsung yang direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam penelitian.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara.
10
Tabel 3.6
Panduan wawancara penelitian pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo
No Tujuan Penelitian Wawancara Guru
1. Dapat mengetahui proses pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi
mengidentifikasi unsur-unsur cerita
a. Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indonesia saat materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
b. Bagaimana antusias siswa saat materi tersebut di ajarkan? c. Metode apakah yang anda
gunakan pada saat materi tersebut?
2. Dapat mengetahui penerapan metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi
Mengidentifikasi unsur-unsur cerita
a. Bagaimana aktifitas siswa saat mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC?
3. Dapat mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRCdi terapkan?
a. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah adanya penerapan metode CIRC?
Tabel 3.7
Panduan wawancara penelitian kepada siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo
No. Tujuan Penelitian Daftar Wawancara Siswa 1. Dapat mengetahui proses
pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita
a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
[image:59.609.152.520.589.689.2]c. Apa yang kamu harapkan dari materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu? 2. Dapat mengetahui penerapan
metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi
Mengidentifikasi unsur-unsur cerita
a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita? Apakah kamu memahaminya?
3. Dapat mengetahui
peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRC diterapkan.
a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran di mulai? c. Apa yang kamu harapkan dari
materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?
3. Teknis Analisi Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.11
a. Analisis prosentase Aktifitas Guru dan Siswa
Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus menghitung presentase aktivits siswa untuk tiap-tiap indikator adalah :
X1
S1 = x 100% N
Keterangan :
S1 : Presentase aktivitas guru/siswa X1 : Banyak aktivitas guru/siswa N : Jumlah aktivitas secara keseluruhan b. Analisis Hasil Tes
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu, 1) Untuk menilai ulangan atau tes formatif
11
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang berada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan :12
Ʃx
X =
ƩN
X = Nilai rata-rata
Ʃx = Jumlah semua nilai siswa
ƩN = Jumlah siswa
2) Untuk ketuntasan belajar
Adapun untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut.13
Ʃ siswa yang tuntas belajar
P = x 100%
Ʃ siswa
Analisis ini dilakukan pada tiap siklus ditahap refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil penilaian yang telah diperoleh tersebut dikelompokkan ke dalam bentuk penskoran nilai siswa. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa
12 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RR, 1989), 109. 13
tingkat pencapaian untuk hasil belajar adalah 75%. Dengan kriteria