• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V MINU MIFTAHUL HUDA GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V MINU MIFTAHUL HUDA GRESIK."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

MIFTAHUL HUDA GRESIK

SKRIPSI

Oleh :

ELLYANA KHAKIMAH NIM: D77212094

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)

iv

Mengesahkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dekan,

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag NIP. 196311161989031003

Penguji I,

Drs. Munawir, M.Ag NIP.196508011992031005

Penguji II,

Wahyuniati, M.Si NIP.198504292011012010

Penguji III,

Zudan Rosyidi. SS. MA. NIP.198103232009121004

Penguji IV,

(5)
(6)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A

Kata Kunci: Motivasi Belajar IPS, Strategi Crossword Puzzle, Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.

Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil pembelajaran melalui strategi Crossword Puzzle pada mata pelajaran IPS materi Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.

Permasalahan yang dikaji dalam peelitian ini adalah Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia di kelas V MINU Miftahul Huda Gresik, dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jpang ke Indonesia di MINU Miftahul Huda Gresik setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle?

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang dikenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Data kuantitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif dianalisis menggunakan rumus rata-rata dan prosentase.

Berdasarkan latar belakan diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle. Strategi tersebut adalah cara yang digunakan penulis utuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi swlama proses belajar mengajar.

(7)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN... vi

HALAMAN PENGESAHAN... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR DIAGRAM... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tindakan yang Dipilih... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Lingkup Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Motivasi Belajar ... 13

1. Pengertian Motivasi Belajar... 13

2. Teori Motivasi Belajar ... 14

3. Indikator Adanya Motivasi Belajar ... 15

B. Strategi PembelajaranCrossword Puzzle... 18

1. Pengertian Strategi ... 18

(8)

iii

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI ... 26

D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia ... 27

1. Kedatangan Bangsa Belanda... 29

2. Kedatangan Bangsa Jepang... 30

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS... 33

A. Metode Penelitian... 33

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 37

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Rencana Tindakan ... 38

E. Data dan Cara Pengumpulan... 43

F. Indikator Kinerja ... 58

G. Tim Peneliti ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 60

A. Hasil Penelitian Persiklus... 60

1. Siklus I ... 60

2. Siklus II ... 74

B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 86

BAB V PENUTUP... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran... 108 DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)

v

Tabel 3.2: Pedoman Wawancara Siswa ...45

Tabel 3.3: Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ...47

Tabel 3.4: Skala Prosentase Hasil Observasi Siswa ...49

Tabel 3.5: Observasi Aktivitas Guru ...49

Tabel 3.6: Skala Prosentase Hasil Observasi Guru ...52

Tabel 3.7: Butir-butir Angket ...53

Tabel 3.8: Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar ...58

Tabel 4.1: Nama-nama Anggota Kelompok ...62

Tabel 4.2: Hasil Nilai Tes Tulis Siklus I ...68

Tabel 4.3: Skor Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Guru ...69

Tabel 4.4: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...71

Tabel 4.5: Nama-nama Anggota Kelompok ...78

(11)

vi

Gambar 4.2: Siswa Menyimak ketika Guru Memberikan Materi ... 64

Gambar 4.3: Antusias Setiap Kelompok Ketika Menjawab Soal ... 66

Gambar 4.4: Siswa Secara Individu Mengerjakan SoalCrossword Puzzle ... 67

Gambar 4.5: Siswa Memperhatikan Ketika Guru Menyampaikan Materi ... 66

Gambar 4.6: Antusias Setiap Kelompok Menjawab SoalCrossword Puzzle .. 79

(12)

vii

Diagram 4.2: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 dari Siklus I dan II ...95

Diagram 4.3: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 dari Siklus I dan II...98

Diagram 4.4: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 dari Siklus I dan II... 100

Diagram 4.5: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 dari Siklus I dan II... 103

Diagram 4.6: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 dari Siklus I dan II... 105

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu, dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut dapat mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan, dan memperluas wawasan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu kebutuhan manusia di zaman teknologi informasi ini. Atas dasar itu, membaca termasuk ke dalam salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.1

Motivasi sebagai stimulus di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa, selain motivasi belajar dari dalam

1

(14)

siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara menginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik, selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah di ajarkan.

Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Khusus untuk sekolah dasar (SD) kelas awal, kegiatan membaca diarahkan agar siswa mampu memahami dan melafalkan kalimat. Untuk mencapai maksud tersebut, guru dituntut untuk mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca mereka. Tugas utama guru yang utama adalah menggabungkan dasar-dasar kemampuan membca yang sangat diperlukan siswa agar mereka dapat mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

(15)

Tujuan akhir membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasi oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh informasi secara aktif reseptif.

Masalah keterampilan memahami isi bacaan juga terjadi di MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V, banyak siswa kelas V yang masih belum bisa memahami isi bacaan dengan benar. Masalah tersebut dibuktikan dengan hasil memahami siswa kelas V ketika guru memberikan tugas untuk memahami isi bacaan, masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan terdapat 7 anak mampu memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita dengan benar, tema cerita dengan tepat, latar dalam cerita dengan benar, dan amanat dalam cerita sesuai. Sehingga mereka mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata nilai 80,5. Adapun 11 anak mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu dengan rata-rata nilai 57 karena mereka memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita yang kurang benar, tema cerita kurang tepat, latar cerita kurang benar, dan amanat dalam cerita kurang sesuai.2

2

(16)

Berdasarkan analisis peneliti terhadap nilai evaluasi hasil belajar siswa membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V MI Roudlotul Banat, masalah mendasar disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut misalnya, metode dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional, guru hanya memberikan bahan bacaan kemudian menugaskan siswa untuk membaca dalam hati kemudian mengerjakan tugas yang telah diberikan, hal ini diberikan secara berulang-ulang dalam setiap pembelajaran membaca, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu minat baca siswa rendah, bahkan cenderung ramai tidak disiplin.

(17)

meringkaskan unsur-unsur utama suatu cerita kepada unsur cerita yang lain. Kedua kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.

Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan suatu strategi Crossword Puzzle untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih menigkat. Strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam strategi pembelajaran crossword puzzle

siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Crossword Puzzle Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V MINU Miftahul Huda Gresik.

Strategi Crossword Puzzle termasuk salah satu strategi pembelajaran yang membuat siswa akan mempelajari sesuatu yang rumit serta siswa akan berpikir bagaimana metode crossword puzzle (teka-teki silang) ini dapat terjawab dengan benar dan tepat.

Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain: Pertama,

(18)

Kabupaten Semarang dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle. Dalam penelitian ini, materi yang diambil adalah komponen-komponen pada peta. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang juga bertindak sebagai guru menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran dengan strategi crossword puzzle (teka-teki silang. Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan media gambar berupa peta. Untuk menjelaskan komponen-komponen yang ada dalam peta. Pada kegiatan akhir, peneliti memberi evaluasi berupa test tulis. Tes tulis yang diberikan peneliti berupa soal Crossword Puzzle (teka-teki silang) pada masing-masing siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle

dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasinilai siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III.3

Kedua, penelitian dari Lu’luk Il Jannah yang berjudul Peningkatan hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo sebanyak 19 siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 13 orang siswa

3

(19)

(68%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 84. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 18 orang siswa (95%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.4

Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Lyna Rosyidah yang berjudul Pengaruh Metode Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V Di MIN Sucenjuru Tengah Bayan Purworejo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Sucenjuru Tengah Bayan sebanyak 27 orang siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 16 orang siswa (59%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 26 orang siswa (96%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82,2. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.5

4

Lu’luk Il Jannah, Peningkatan hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015)

5

(20)

Kelebihan dari strategi Crossword Puzzle ini adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membuat siswa belajar berkonsentrasi. Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa yang kurang akan tingkat kemampuannya dan kurang akan minat serta partisipasinya dalam mata pelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik ?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik setelah diterapkan strategi crossword puzzle?

C. Tindakan yang Dipilih

(21)

mampu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, strategi ini mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik.

2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik pada pembelajaran setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil peelitiannya akurat, dan permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal dibawah ini : 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MINU Miftahul Huda Manyar

Gresik semester Genap tahun ajaran 2015/2016.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran crossword puzzle, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi

kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.

(22)

4. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

F. Manfaat Penelitian

Manfaat secara umum yaitu :

1. Proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. 2. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak

konvensional), tetapi bersifat variatif. Manfaat secara khusus yaitu :

1. Bagi Siswa

a. Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan berfikir kritis dan kreatif. b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan

dan saran meningkat.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga dapat mengubah perolehan prestasi belajar yang lebih baik.

2. Bagi Guru

(23)

penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sesama guru IPS untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.

3. Bagi Peneliti

(24)

12 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat.1 A. W. Bernard memberikan pengertian

bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan

tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama disampaikan

Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan muculnya feeling dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.2

Motivasi sebagai proses interal yang mengaktifkan, menuntun, dan

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.3 Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia,

sehingga akan mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang

kemudian bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan

atau keinginan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin

1 Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)

Hal 3

2 A. M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2011). Hal 73

(25)

melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk

mengelak perasaan tidak suka itu.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar merupakan perbuatan tingkah laku secara relative

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu

yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada

peserta didik yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi

dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi

memiliki peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa

senang dan semangat dalam setiap proses pembelajaran yang diterima.

2. Teori Motivasi Belajar

Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan

kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan

diri yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki

kebutuhan Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada

waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan

mempunyai keinginan untuk bergeser ketingkat yang lebih tinggi. Maslow

mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan

kebutuhan pertumbuhan.4

(26)

Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi,

keselamatan, cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi

kesejahteraan fisik dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi

begitu sudah terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan

hilang. Selanjutnya kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk

mengetahui dan memahami sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan

aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan keinginan menjadi apapun

yang sanggup diraih seseorang. Pada kebutuhan pertumbuhan seseorang

mempunyai motivasi yang lebih besar karena pada kebutuhan manusia

tidak akan merasa puas.

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Terjadinya suatu proses belajar timbul suatu aktivitas pengalaman

belajar . Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa

yaitu:5

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologi, yang meliputi: kondisi fisik dan kondisi panca

inderanya.

2) Faktor psikologi, yang meliputi: bakat, minat, kecerdasan,

motivasi, dan kemampuan kognitif.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan, yang meliputi: lingkungan alam dan lingkungan

sosial.

(27)

2) Faktor instrumental, yang meliputi: kurikulum/bahan pelajaran,

guru/pengajar, saran dan fasilitas, serta administrasi/manajemen

4. Indikator Adanya Motivasi Belajar

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

motivasi seseorang antara lain:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam

kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motivasi berprestasi,

yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan

atau motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini

merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang

berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga

motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar.

Seseorang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk

berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda

pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari

luar diri, melainkan upaya pribadi.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh

motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang

(28)

motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari

kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun

karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka

dia akan mendapat malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya,

atau bahkan di hukum orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa

“keberhasilan” anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau

rangsangan dari luar dirinya.

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang

dipengaruhi oleh perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan

yang dilakukan.6 Contohnya orang yang mengiginkan kenaikan

pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka

menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan

pangkat.

d. Adanya penghargaan daam belajar

Seperti dalam teori kebutuan Maslow, kebutuhan akan

penghargaan. Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga

diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat

dan menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.7

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya

terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik

(29)

merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif

belajar anak didik kepada hasil belajar yang kebih baik. Pernyataan

seperti “bagus”, “hebat”, dan lain-lain disamping akan menyenangkan

siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi

dan pengalaman pribadi yang langsung anatara siswa dan guru, dan

penyampaian konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan

pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di

depan orang banyak.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses

yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan

proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu

diingat, dipahami, dan dihargai.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul

dalam tingkatan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh

karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk

belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah

melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh

lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor

pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu

memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau

(30)

B. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

1. Pengertian Strategi

Strategi dapat dirtikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh

seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.8 Dalam kamus besar

Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).9

Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi adalah cara

yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan

pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang

dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa. Strategi pembelajaran

tidak hanya terbatas pada proses kegiatan, tetapi juga termasuk

didalamnya materi atau paket pengajarannya.

Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dalam

pembelajaran dan pengajaran juga prosedur yang digunakan untuk

membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain,

strategi pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu

yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Strategi Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang dikembangkan dari strategi active learning. Strategi ini

diklasifikasikan pada active learning bagian keempat yaitu tentang

“bagaimana agar belajar tidak terlupakan”. Menjadikan pembelajaran tidak

8 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka

(31)

terlupakan membuat siswa selalu mengingat (menyimpan) apa yang telah

mereka pelajari. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini dapat

menjadi strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan

membantu mengingat (menyimpan) pembelajaran yang telah diterima

siswa.10

Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah

suatu perminan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk

kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata

berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya bisa dibagi kedalam

kategori mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus

diisi.

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan kotak-kotak isian

yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar.

Jawaban atas isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang

tersedia. Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang

berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam

kumpulan kata yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle mengharuskan

siswa untuk memasukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak

yang tersedia secara berkesinambungan sampai selruh kotak terisi penuh.

Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan

jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian kata-kata ke

dalam kotak pada Crossword Puzzle secara berkesinambungan. Pengisian

10 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:

(32)

ini berdasarkan pertanyaan, pernyataan ataupun permasalahan yang

diberikan, pada penelitian ini adalah tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

Crossword Puzzle (teka-teki silang) termasuk dalam jenis

permainan dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun

koran yang biasanya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi

sekaligus untuk mengasah otak. Crossword Puzzle (teka-teki silang) yang

semula hanya untuk mengisi waktu luang, dapat digunakan untuk latihan

soal-soal bagi siswa. Dengan harapan dapat menarik perhatian siswa dan

meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS. Crossword Puzzle

merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi

pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi

belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi

siswa secara aktif sejak awal.

Prosedur penerapan strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang)

yaitu:11

a. Mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau

nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah

diselesaikan.

b. Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana, yang

mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak-kotak

yang tidak diperlukan. Jika terlalu sulit membuat crossword puzzle

11 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:

(33)

(teka-teki silang), maka diselingi dengan item-item menyenangkan,

yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

c. Membuat contoh-contoh item silang dengan menggunakan diantara

macam-macam berikut ini:

1) Definisi Pendek.

2) Kategori yang sesuai dengan item.

3) Contoh.

4) Lawan kata

d. Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada siswa baik

secara individual maupun kelompok.

e. Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim

dengan benda yang paling konkrit.

Kelebihan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah sebagai

berikut:12

a. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa

b. Melibatkan partisipasi siswa secara langsung

c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

Dengan demikian guru akan mengetahui seberapa jauh tingkat

pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang telah

disampaiakn. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi guru apakah tujuan

pembelajaran telah tercapai atau belum.

12 Variningtyas Sepzyana, Kelebihan dan Kelemahan Strategi pembelajaran Crossword Puzzle

(34)

Kelemahan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah

sebagai berikut:

a. Menimbulkan sedikit kesulitan bagi siswa yang memiliki kemampuan

rendah.

b. Partisipasi siswa dalam mata pelajaran kurang maksimal.

c. Membutuhkan persiapan instrumen yang lama

Kelemahan pada strategi pembelajaran crossword puzzle, masih

dapat diatasi atau diminimalkan. Bagi siswa yang kurang akan tingkat

kemampuannya, siswa diharuskan belajar di rumah terlebih dahulu

sebelum proses pembelajaran. Sehingga sebelum mendapatkan penjelasan

materi dari guru, siswa telah mempunyai gambaran atau telah menguasai

materi pelajaran.

Dari keseluruhan pemaparan mengenai strategi maka dapat

disimpulkan bahwa strategi crossword puzzle (teka-teki silang) adalah

strategi pembelajaran untuk meninjau ulang materi-materi yang telah

disampaikan. Peninjauan ulang materi ini dilakukan pada menit-menit

terakhir. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan siswa dalam

mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk

menyimpannya dalam otak. Strategi ini dapat membantu memudahkan

siswa dalam belajar karena dalam crossword puzzle (teka-teki silang)

(35)

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI

1. Definisi Mata Pelajaran IPS di SD/MI

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan di SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, dan

Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas

rendah sampai kelas atas.

Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan

pembelajaran disekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang

di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembangan sejarah dan

kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh

karena itu pembelajaran IPS dirancang untuk mngembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi

sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis.

Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran di SD/MI merupakan suatu

proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu

(36)

SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih

luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan.13

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI

Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah

ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM). Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang

merupakan penjabaran lebih lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan

Pendidikan Nasional.

Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS.

Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai

berikut :

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis

dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat.

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama

warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi

bagian dari kehidupan tersebut.

13 Wahid Murni, dkk., Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, (Yogyakarta: Nuha Litera,

(37)

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan

dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,

masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut :14

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama, dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan

global.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI

Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI

mencakup aspek-aspek sebagai berikut :15

a. Manusia, tempat dan lingkungan.

b. Waktu keberlanjutan dan perubahan.

c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

(38)

e. Sikap berbangsa dan bernegara.

Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam

ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut

berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI

Pembelajaran IPS di Sd/MI memiliki karakteristik masing-masing

sesuai aspek yang menjadi pembelajaran. Akan tetapi satu hal yang

menjadi kesamaan yaitu ruang lingkup yang di pelajarinya adalah manusia

dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain :16

a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang

peristiwa gejala dan masalah sosial dari pada teoritis keilmuan.

b. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada

keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya

dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

d. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek studi,

dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.

e. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan

pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

f. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai tingkat dasar sampai

perguruan tinggi.

(39)

Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap

guru dalam pembelajaran IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran

IPS berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai dengan arus

globalisasi akan tetapi karakteristik-karakteristik pembelajaran IPS

tersebut tidak lepas dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS.

D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia

Pernahkah kamu melihat rempah-rempah? Jika belum, bertanyalah

kepada ibumu apa yang dimaksud dengan rempah-rempah. Sejak abad 15,

bangsa Eropa selalu memburu rempah-rempah dari wilayah timur terutama

Indonesia, Sri Lanka, dan India.

Bangsa Eropa pada mulanya mendapatkan rempah-rempah dari

pedagang Arab. Para pedagang itu melewati jalur Konstantinopel dan

Alexandria. Selanjutnya, oleh para pedagang Italia dibawa ke Laut Tengah.

Jalur perdagangan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1096–1291 terjadi

perang antara kerajaan-kerajaan Nasrani di Eropa dengan kerajaan-kerajaan

Islam di Asia Barat. Perang ini disebut Perang Salib. Perang Salib

berlangsung selama 200 tahun. Perang sudah berhenti, namun kebencian di

antara dua kelompok masih ada. Keadaan ini tetap berlangsung sampai abad

15. Hal ini berakibat Kerajaan Turki berhasil menguasai Konstantinopel.

Pelabuhannya pun ditutup bagi orang-orang Eropa. Sejak penutupan tersebut,

(40)

Dalam upayanya mencari sumber rempah-rempah, bangsa-bangsa

Eropa didasari oleh beberapa faktor.

1. Semakin mahalnya harga rempah-rempah.

2. Keuntungan berdagang rempah-rempah cukup tinggi.

3. Ditutupnya pelabuhan Konstantinopel bagi pedagang-pedagang Eropa

sejak jatuh ke tangan Turki.

Tahukah kamu negara mana saja yang menjadi sumber

rempah-rempah? Salah satu negara sumber rempah-rempah adalah Indonesia.

Indonesia merupakan daerah tujuan utama mereka. Bangsa-bangsa Eropa

berusaha menemukan Indonesia. Hal ini didasari oleh mutu

rempah-rempah Indonesia yang bagus. Harganya pun cukup murah. Selain itu,

orang Indonesia dikenal sangat ramah.

Orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra dengan

semangat 3 G :

 Gold atau emas yaitu usaha untuk memperoleh rempah-rempah yang

saat itu merupakan barang dagangan yang sangat berharga.

 Glory yaitu semangat untuk mencari kejayaan.

 Gospel yaitu semangat untuk menyebarkan agama.

(41)

Sebagaimana bangsa Eropa, Belanda juga ingin menikmati

keuntungan berdagang rempah-rempah. Mereka mencari daerah sumber

rempah-rempah. Sebelumnya, Belanda mendapatkan rempah-rempah di

Lisabon. Kemudian dijual kembali ke Eropa. Dari hasil perdagangan ini

Belanda mendapat keuntungan yang besar. Namun, pada tahun 1585

Lisabon (Portugis) menjadi daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol

saat itu bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak

mengizinkan Belanda berdagang di Lisabon.

Meskipun demikian, semangat Belanda untuk mencari daerah

penghasil rempah- rempah semakin berkobar. Pada tahun 1595,

berangkatlah rombongan pertama dipimpin Cornelis de Houtman. Mereka

menuju daerah penghasil rempah-rempah yaitu Indonesia.

Setahun kemudian tepatnya 1596, Cornelis de Houtman mendarat

pertama kali di Banten. Kedatangan mereka disambut baik oleh rakyat.

Namun semakin lama rombongan Cornelis de Houtman mulai

menunjukkan sikap kasar dan sombong. Rakyat Banten marah dan

mengusirnya. Keadaan semakin tegang karena Belanda tidak bersedia

membayar lada yang dibelinya. Mereka justru memusuhi rakyat Banten.

Pelayaran pertama Belanda tersebut tidak mengalami kesuksesan.

Belanda kehilangan banyak anggota rombongan. Belanda hanya mendapat

sedikit rempah- rempah. Namun demikian, pelayaran tersebut menjadi

(42)

Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin

oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama. Sikap

Jacob Van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat Banten

menerima dengan baik. Pelayaran inimendapatkan hasil yang memuaskan.

Mereka kembali dengan kapal yang penuh rempah-rempah. Belanda

merasakan keuntungan yang besar. Hal ini mendorong rombongan yang

lain ikut mengadakan perjalanan ke Indonesia.

2. Kedatangan Bangsa Jepang

Jepang merupakan negara industri yang mulai berkembang. Untuk

mengembangkan Industrinya, Jepang melakukan ekspansi ke

negara-negara tetangganya. Misalnya Korea, Cina, dan kawasan Asia Pasifik.

Tujuan Jepang menguasai negara-negara Asia Pasifik adalah sebagai

berikut.

a. Mendapatkan SDA untuk bahan baku industri.

b. Mendapatkan tempat pemasaran hasil industri.

c. Tempat penanaman modal.

Padahal seluruh wilayah tersebut sudah dikuasai negara-negara

Sekutu (negara imperialis tua). Akhirnya Jepang bergabung dengan negara

fasis yaitu Jerman dan Italia. Mereka membentuk kelompok sentral

(negara imperialis muda). Jepang mengobarkan Perang Asia Pasifik

(Perang Asia Timur Raya). Jepang menyerang pangkalan militer AS di

(43)

Jepang terus melakukan serangan terhadap pasukan Inggris. Jepang

berhasil menguasai Malaysia yang merupakan daerah kekuasaan Inggris.

Dari Malaysia, Jepang menguasai Myanmar. Jepang juga berhasil

menguasai pusat pertahanan Sekutu yang terpenting setelah Pearl Harbour,

yaitu Filipina.

Bulan Januari 1942, Jepang meneruskan perjalanan ke Indonesia.

Jalur yang ditempuh yaitu Tarakan dan Banjarmasin di Kalimantan.

Jepang berusaha menghancurkan Jawa sebagai pusat pertahanan Sekutu.

Sekutu merupakan gabungan dari Belanda, AS, Inggris, dan Australia.

Jepang mendarat di Jawa yaitu di Teluk Banten, Eretan (Jawa Barat), dan

Kranggan (Jawa Tengah).

Pada tanggal 4 Maret 1942, Sekutu memberikan serangan balasan

tetapi gagal. Jepang terus bergerak hingga berhasil menguasai Bandung.

Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Jakarta dan Bogor.

Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, kekuasaan atas Indonesia beralih ke

tangan Jepang. Dalam serah terima kekuasaan tersebut, Sekutu (Belanda)

diwakili H. Ter Poorten dan Jepang diwakili Hitosyi Umamura. Sejak saat

(44)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.1

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kata penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok

1

Ulber Silalahi. Metode Penelitian Social. (Bandung: Andgota Ikapi, 2010) , 12

(45)

siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama.2

Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.3

Dari pengertian diatas maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka memecahkan masalah sampai itu dapat dipecahkan.

Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Kurt Lewin. Metode Kurt Lewin merupakan metode yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai metode action research, terutama classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research, konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat tahap penting yaitu (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus. 4

2

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4. 3

Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah (Classroom Action Research), cet. Ke-2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9.

4

(46)

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka metode Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan Seperti berikut:

[image:46.609.128.520.175.490.2]

Dan seterusnya

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga diperoleh data yang komperhensif, valid, reliabel, dan obyektif.5

5

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), 19. Identifikasi

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Siklus I

Siklus II Perencanaan

(47)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo

b. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap yaitu pada bulan Maret 2016

2. Subyek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa, 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menerapkan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V. Di samping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:

1. Variabel input : siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016.

2. Variabel proses : penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

(48)

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu : tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pengamatan atau observasi, mengadakan refleksi.6

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan dengan 2 siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pelajaran dengan materi bahasa Indonesia mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

2) Mempersiapkan sumber pembelajaran berupa bahan bacaan yang berhubungan dengana materi.

3) Mempersiapkan lembar kerja siswa.

4) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

6

(49)

serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun dan menyiapkan pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar evaluasi siswa. b. Tindakan (action)

[image:49.609.151.529.229.475.2] [image:49.609.135.509.542.700.2]

Pada pertemuan ini peneliti menggunakan konsep belajar kelompok melalui metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) . Prosedur pelaksanaannya adalah menerapkan tindakan mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran. Meliputi kegiatan awal, kegiaatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan penelitian terhadap siswa. Dibawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Kegiatan Waktu

a.Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa

3) Siswa berdo’a dengan dipimpin oleh ketua kelas 4) Guru memberikan ice breaking untuk

membangkitkan semangat siswa dengan melakukan tepuk merah 3x, kuning 2x, dan hijau 1x.

5) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini

(50)

dengan pengalaman yang dimiliki

6) Guru mengajukan pertanyaan awal untuk menggali

kemampuan awal siswa. “Siapa yang pernah

membaca cerita rakyat?”, “cerita apa yang pernah

kalian baca?”

7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

b.Kegiatan Inti

1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai membaca pemahaman.

2) Guru melakukan umpan balik kepada siswa

3) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok heterogen beranggotakan 5-6 orang secara acak.

4) Guru memberikan bacaan cerita kepada setiap kelompok.

5) Siswa bekerjasama saling membacakan cerita untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.

6) Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan.

7) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban dari setiap kelompok

8) Guru melakukan penilaian atas jumlah skor yang diperoleh setiap kelompok.

9) Guru memberikan soal evaluasi individu mengenai materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

55 Menit

c.Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas materi hari ini.

2) Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya.

3) Siswa dan Guru membaca do’a atau hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

4) Guru mengucapkan salam.

(51)

c. Observasi (observation)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh tindakan yang dilakukan, meliputi hasil diskusi siswa mengenai unsur-unsur cerita, hasil soal evaluasi individu siswa, observasi, dan wawancara. Peneliti juga mendiskusikan dengan guru baik tentang kekurangan maupun ketercapaian. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

(52)

penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E.Data dan Cara Pengumpulan 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.7

Dalam penelitian, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Adaapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Metode yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini, meliputi: 1) Data jumlah siswa kelas V

2) Data presentase ketuntasan minimal

7

(53)

3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik tes, observasi, dokumentasi, wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah cara yang digunakan untuk pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan.8 Tes juga diartikan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan tes merupakan cara yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemempuan individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman. Peneliti menggunakan tes berupa pemberian soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa secara individu.

8

Anas Sudjiono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2005) , 67. 9

(54)

Berikut ini merupakan kisi-kisi penilaian dan kisi-kisi soal Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada tabel.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Bentuk soal : Pilihan Ganda,uraian Kelas/Semester : V/II Jumlah soal : 11 butir

No.

Unsur yang Hendak

diukur

Indikator Bentuk Penilaian

Teknik Penilaian

Instrumen Penilaian 1. Pemahaman Mengidentifikasi

unsur-unsur cerita

Pilihan Ganda

Tes Tulis Butir Soal (10)

2. Keterampilan Menceritakan kembali cerita yang dibacanya dengan bahasa tulis

[image:54.609.149.533.211.687.2]

Uraian Tes Tulis Butir Soal (1 butir)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal

No Indikator

Kompetensi Indikator Butir Soal

Bentuk Penilaian

Nomor

Soal Skor 1. Sisawa mampu

mengidentifikasi unsur-unsur cerita  Menyebutkan unsur-unsur cerita  Menyebutkan

tokoh dalam cerita  Menjelaskan watak

tokoh dalam cerita  Menjelaskan tema

cerita

 Menyebutkan latar dalam Cerita

Pilihan Ganda

(55)

 Menjelaskan amanat cerita 2. Siswa mampu

menuliskan kembali cerita yang telah dibacanya

dengan bahasa tulis

 Menuliskan

kembali isi cerita dalam bentuk tulisan

Uraian 11 50

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data, referensi, peristiwa, tindakan, dan proses yang seang dilakukan dalam penelitian.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa kegiatan pengamatan terhadap seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam mencatatnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui persiapan, perhatian, keaktifan, dan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.

(56)

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode

[image:56.609.151.512.239.698.2]

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Tabel 3.4

Lembar Obserbvasi Aktifitas Guru

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa

3) Guru meminta salah satu siswa memimpin

berdo’a

4) Guru mengabsen siswa

5) Guru mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran sebelumnya

6) Guru memotivasi siswa dengan mengajak tepuk warna.

7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b.Kegiatan Inti

9) Guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi unsur-unsur cerita.

10)Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah membaca pemahaman

11)Guru melakukan umpan balik kepada siswa 12)Guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok

13)Guru memberikan soal cerita dan lembar kerja kepada siswa

14)Guru berkeliling mengecek kegiatan diskusi siswa

(57)

16)Guru melakukan penilaian terhadap hasil diskusi siswa

Kegiatan Penutup

17)Guru memberikan soal evaluasi individu

18)Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

19)Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin berdo’a

[image:57.609.157.509.114.692.2]

20)Guru mengucapkan salam penutup.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menjawab salam dari guru

2) Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru 3) Siswa berdo’a dengan baik

4) Siswa mengkomunikasikan kehadiran kepada guru

5) Siswa memperhatikan guru melakukan apersepsi 6) Siswa semangat saat diajak guru tepuk warna 7) Siswa memperhatikan guru menginformasikan

materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

9) Siswa mendengarkan guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita

10) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai membaca pemahaman

11) siswa menjawab pertanyaan dari guru 12) siswa membentuk kelompok

(58)

14) siswa saling membacakan cerita dalam kelompoknya

15) siswa bekerjasama menjawab soal diskusi 16) siswa menyampaikan hasil diskusi didepan

kelas

c. Kegiatan Penutup

17)siswa mengerjakan soal secara individu dengan batasan waktu yang telah ditentukan oleh guru 18)siswa membuat kesimpulan tentang materi

yang telah dipelajari 19)siswa berdo’a

20)siswa menjawab salam.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.10

Dokumentasi pada penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung. d. Wawancara

Pertemuan langsung yang direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam penelitian.

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara.

10

(59)
[image:59.609.156.521.172.518.2]

Tabel 3.6

Panduan wawancara penelitian pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo

No Tujuan Penelitian Wawancara Guru

1. Dapat mengetahui proses pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indonesia saat materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

b. Bagaimana antusias siswa saat materi tersebut di ajarkan? c. Metode apakah yang anda

gunakan pada saat materi tersebut?

2. Dapat mengetahui penerapan metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana aktifitas siswa saat mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC?

3. Dapat mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRCdi terapkan?

a. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah adanya penerapan metode CIRC?

Tabel 3.7

Panduan wawancara penelitian kepada siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo

No. Tujuan Penelitian Daftar Wawancara Siswa 1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

[image:59.609.152.520.589.689.2]
(60)

c. Apa yang kamu harapkan dari materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu? 2. Dapat mengetahui penerapan

metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita? Apakah kamu memahaminya?

3. Dapat mengetahui

peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRC diterapkan.

a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran di mulai? c. Apa yang kamu harapkan dari

materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

(61)

3. Teknis Analisi Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.11

a. Analisis prosentase Aktifitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus menghitung presentase aktivits siswa untuk tiap-tiap indikator adalah :

X1

S1 = x 100% N

Keterangan :

S1 : Presentase aktivitas guru/siswa X1 : Banyak aktivitas guru/siswa N : Jumlah aktivitas secara keseluruhan b. Analisis Hasil Tes

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu, 1) Untuk menilai ulangan atau tes formatif

11

(62)

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang berada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan :12

Ʃx

X =

ƩN

X = Nilai rata-rata

Ʃx = Jumlah semua nilai siswa

ƩN = Jumlah siswa

2) Untuk ketuntasan belajar

Adapun untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut.13

Ʃ siswa yang tuntas belajar

P = x 100%

Ʃ siswa

Analisis ini dilakukan pada tiap siklus ditahap refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil penilaian yang telah diperoleh tersebut dikelompokkan ke dalam bentuk penskoran nilai siswa. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa

12 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RR, 1989), 109. 13

(63)
[image:63.609.118.521.243.460.2]

tingkat pencapaian untuk hasil belajar adalah 75%. Dengan kriteria

Gambar

Gambar 4.3: Antusias Setiap Kelompok Ketika Menjawab Soal ..................... 66
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemantauan dosis eksterna pekerja radiasi menggunakan dosimeter perorangan dengan menitikberatkan pada upaya

Tabulasi Silang Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Orang Lanjut Usia di Panti Werdha Griya Usia Lanjut St.. Yosef

Kepuasan kerja dipengaruhi pengarahan yang diberikan oleh atasan (kepemimpinan) dan lingkungan kinerja.Semakin sering pimpinan memberikan pengarahan terkait dengan tugas

Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Dunia Tumbuhan Lumut Pada Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial,yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun

terwujud dari keinginan dan semangat seorang mahasiswa untuk dapat berdakwah dengan fokus pada hasil dari penyampaian dakwah, mampu menetapkan sasaran yang

[r]

Penulisan skripsi ini digunakan untuk menganalisa Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank yang diukur dengan return on asset