• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MELALUI PERMAINAN PUZZLE DAN MEDIA WALL CHART SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KRIAN-SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MELALUI PERMAINAN PUZZLE DAN MEDIA WALL CHART SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KRIAN-SIDOARJO."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN K MELALUI PERM

SISWA KELA

UNIVERSITAS IS FAKUL PROGRAM STUDI

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA RMAINANPUZZLEDAN MEDIAWALL C LAS V MI NURUL HUDA KRIAN-SIDOAR

SKRIPSI

Oleh :

SHOFIATUS SHOLIHAH NIM. D07212060

S ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURAB ULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

I PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTID JUNI 2016

SA ARAB CHART RJO

ABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN MOTTO ...iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tindakan yang Dipilih... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Lingkup Penelitian ... 5

F. Signifikasi Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab ... 7

B. Pelajaran Bahasa Arab di MI ... 11

(7)

D. PermainanPuzzle...15

E. Pengertian dan Jenis Media ...16

F. MediaWall Chart...21

G. Penerapan PermainanPuzzledan MediaWallChart dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab ...23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ...26

B. Setting dan Subyek Penelitian ...27

C. Variabel yang Diteliti...28

D. Rencana Tindakan...28

E. Data dan Cara Pengumpulannya...30

F. Indikator Kinerja...34

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...37

1. Tahap Pra Siklus ...37

2. Siklus I ...40

3. Siklus II...54

B. Pembahasan Hasil Temuan...68

1. Penerapan PermainanPuzzledan MediaWall Chart...68

2. Peningkatan Keterampilan Berbicara ...69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Simpulan ...72

B. Saran ...74

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar Bahasa Arab sangatlah penting bagi umat Islam. Khususnya pada jenjang anak MI yang memerlukan asupan pembelajaran Bahasa Arab untuk dapat meningkatkan jiwa keagamaan pada diri mereka. Faktanya, Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang belakangan ini banyak ditekuni oleh masyarakat untuk dipelajari dan ditelaah, baik yang berorientasi pada pendekatan normatif dan spiritualis dengan berkeyakinan bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa agama karena Al-Quran diturunkan dengan Bahasa Arab1, seperti yang tertulis dalam ayat suci Al-Quran berikut ini:









Artinya:

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (QS. Yusuf: 2)

Dalam Permenag RI nomor 02 tahun 2008, mata pelajaran Bahasa

Arab di Madrasah Ibtida’iyah sudah mulai diajarkan kepada siswa sejak kelas

IV – VI. Dalam Standar Kompetensi (SK) pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu: kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Realitasnya, dari keempat kemampuan tersebut yang paling dominan hanya kemampuan pasif

1

(9)

2

(membaca dan menulis) dari pada kemampuan aktif (mendengar dan berbicara).2

Dari keempat komponen tersebut, permasalahan yang sering muncul

dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtida’iyah dan sekolah -sekolah Islam lainnya yakni minimnya pengetahuan mufrodatsiswa sehingga mereka kesulitan untuk berbicara Bahasa Arab. Hal ini dikarenakan proses belajar mengajar kurang bervariasi, misalnya dalam hal strategi pembelajaran, metode, media atau pun permainan bahasa lainnya yang dapat memberikan dorongan siswa-siswinya untuk gemar mempelajari Bahasa Arab.

Seperti yang dialami oleh siswa kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo. Berdasarkan hasil wawancara didukung dengan bukti data nilai tes lisan pra siklus, dari 28 siswa kelas V hanya 4 siswa yang dapat menjawab dan menanggapi saat tes lisan berlangsung. Sedangkan 24 siswa lainnya terdiam dan bergeleng-geleng saat pertanyaan dilontarkan. Menurut Ibu Anindya Galuh S.Pd.I selaku wali sekaligus guru kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo, beliau memaparkan bahwa selama proses pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, beliau sudah menggunakan strategi ataupun metode yang dirasa serasi dengan materi yang diajarkan. Namun siswa kelas V masih kesusahan untuk berbicara menggunakan Bahasa Arab.3

2

Taufik,Pembelajran Bahasa...,109.

3

(10)

3

Hal ini dikarenakan siswa terbiasa berbicara menggunakan Bahasa Jawa dan kebanyakan mereka merasa asing dengan Bahasa Arab.4 Sehingga siswa-siswi tersebut cepat bosan dan lebih memilih diam. Hal ini dapat mempersulit siswa untuk terampil berbicara Bahasa Arab.

Sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo telah dipilih solusi alternatif, yaitu melalui permainan puzzle dan media wall chart, karena permainan tersebut terdapat aktifitas menyusun gambar ataupun kosakata Bahasa Arab kemudian digantungkan didinding kelas yang menjadi suatu media yang disebut wall

chart sehingga dapat mempermudah siswa untuk mengingat mufrodat serta

memudahkan siswa dalam penyusunan kalimat berbahasa Arab. Dengan permainan puzzle dan media wall chart, dapat memudahkan siswa untuk melatih keterampilan berbicaranya dalam pembelajaran Bahasa Arab.

Berdasarkan paparan di atas, maka perlu diadakan sebuah penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab melalui Permainan Puzzle dan Media Wall Chart Siswa Kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

4

(11)

4

1. Bagaimana penerapan permainan puzzle dan media wall chart dalam meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas V MI Nurul Huda Krian- Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo melalui permainan puzzle dan media

wall chart?

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas tindakan yang dipilih yakni menggunakan permainan puzzle dan media wall chart untuk mengatasi masalah rendahnya keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa di kelas V MI Nurul Huda Krian. Permainan dengan media ini dipilih karena permainan puzzle banyak digemari anak-anak, bisa dimanfaatkan sebagai penambahan kosakata Bahasa Arab sedangkan wall chart ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya digantungkan pada dinding kelas dapat juga digantungkan pada papan tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosakata dan penyusunan kalimat. Sehingga sedikit demi sedikit siswa mampu mengingatmufrodatdan mudah berbicara Bahasa Arab

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(12)

5

2. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas V MI Nurul Huda Krian melalui permainanpuzzledan mediawall chart. E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI Nurul Huda Krian. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini:

1. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V MI Nurul Huda Krian.

2. Mata pelajaran Bahasa Arab pada keterampilan berbicara. KD 5.1 (melakukan dialog sederhana tentang ((ﻒ ﺼ ﻘﻤ ﻟا ﻲ ﻓ ،ﺔ ﺒﺘﻜ ﻤ ﻟا ﻲ ﻓ ،ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ)) karena dalam KD tersebut ada 3 pembahasan pokok, penelitian ini

dikhususkan hanya pada 1 pembahasan yaitu “ ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ”

3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015 –

2016.

4. Penyelesaian masalah yang dipakai adalah permainan puzzle dan media

wall chart untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab

siswa.

F. Signifikansi Penelitian

(13)

6

1. Manfaat bagi guru

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa permainan untuk meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa.

2. Manfaat bagi siswa

Melalui permainan puzzle dan media wall chart dalam pembelajaran Bahasa Arab, siswa dapat berbicara lebih aktif dari sebelumnya.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah agar menggunakan permainan yang bervariasi untuk menunjang pembelajaran lain.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti

(14)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab a. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara (maharah al-Kalam/speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.1

Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa asing.2 Sedangkan maharah al-Kalam adalah berbicara secara terus-menerus tanpa henti tanpa mengulang kosakata yang sama dengan menggunakan pengungkapan bunyi.3 Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk Bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk

1

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009), 135.

2

Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), 88.

3

(15)

8

membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.4

b. Tujuan Keterampilan Berbicara

Pembelajaran berbicara Bahasa Arab di MI memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Agar dapat mengucapkan ungkapkan-ungkapkan berbahasa arab. 2. Agar dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan yang berbeda atau

yang menyerupainya.

3. Agar dapat membedakan ungkapan yang dibaca panjang dan yang dibaca pendek.

4. Dapat mengungkapkan keinginan hatinya dengan menggunakan susunan kalimat yang sesuai dengannahwu(tata bahasa).

5. Dapat mengupakan apa yang terlintas dalam pikirannya dengan menggunakan aturan yang benar dalam penyusunan kalimat Bahasa Arab.

6. Dapat menggunakan bagian-bagian dari tata Bahasa Arab dalam ungkapannya seperti tandamuz|akkar, mu’annath, ‘ ada, haldan fi’il yang sesuai dengan waktu.

7. Dapat menggunakan ungkapan kebahasaan yang sesuai dengan umur , tingkat kedewasaan, dan kedudukan.

8. Dapat menelusuri dan menggali manuskrip-manuskrip dan literatur-literatur berbahasa arab.

4

(16)

9

9. Dapat mengungkapkan ungkapan yang jelas dan dimengerti tentang dirinya sendiri.

10. Mampu berfikir tentang Bahasa Arab dan mengungkapkannya secara tepat dalam situasi dan kondisi apapun.5

c. Macam-macam Keterampilan Berbicara

1) Percakapan(Muh}a>dathah)

Muh}a>dathah yaitu cara menyajikan bahasa pelajaran Bahasa Arab

melaui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya pembendaharaan kata-kata (Vocabulary) yang semakin banyak.6

2) Ungkapan secara lisan(Ta’bir Syafahih)

Ta’bir Syafahih yaitu latihan membuat karangan secara lisan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam mengutarakan pikiran dan perasaannya.7

d. Masalah dalam Aktivitas Keterampilan Berbicara

Berikut ini beberapa masalah dalam aktifitas keterampilan kalam : 1) Siswa Grogi Berbicara Karena:

a) Khawatir melakukan kesalahan b) Takut dikritik

c) Khawatir kehilangan muka

5

Taufik,Pembelajran Bahasa Arab MI (metode aplikatif dan inovatif berbasis ICT) ,(Surabaya: PMN, 2011), 49.

6

Ahmad Izzan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2004), 116.

7

(17)

10

d) Sedikit malu

2) Tidak Ada Bahan untuk Dibicarakan

a) Tidak bisa berfikir tentang apa yang mau dikatakan

b) Tidak ada motivasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakan 3) Kurang atau tidak ada partisipasi dari siswa lainnya, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa siswa yang cenderung mendominasi, yang lain sedikit berbicara.

4) Penggunaan bahasa ibu, merasa tidak biasa berbicara bahasa asing.8

Penny Ur memberi alternatif solusi bagi guru dalam menghadapi permasalahan atau problematika tersebut diatas, yaitu:

1) Bentuk kelompok. Dengan membentuk kelompok akan mengurangi rasa grogi pada siswa yang tidak ingin maju di depan kelas.

2) Pembelajaran yang diberikan didasarkan pada didasarkan pada aktivitas yang menggunakan bahasa yang mudah dengan menyesuaikan level bahasa yang digunakan.

3) Guru harus memilih topik dan tugas yang menarik atau membuat tertarik

4) Guru memberikan instruksi

5) Guru tetap mengusahakan siswa untuk menggunakan bahasa target yang dipelajari.

8

(18)

11

a) Guru berada diantara mereka b) Guru selalu memonitori c) Guru selalu mengingatkan d) Modeling.9

B. Pelajaran Bahasa Arab di MI

Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Arab baik

reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk

memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan

produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa arab serta sikap positif terhadap Bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab Bahasa Arab yang berkenaan dengan islam bagi peserta didik.

Untuk itu Bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicra, membaca dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (Elementary) dititik beratkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (Intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat

9

(19)

12

pendidikan lanjut(Advanced)dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi bahasa arab.

a. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Arab

Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (Istima>’),berbicara (Kala>m), membaca (Qira>’ah),dan menulis(Kita>bah).

2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.

3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.10

C. Pengertian dan Jenis Permainan a. Pengertian Permainan

Permainan berasal dari kata “main” yang berarti perbuatan untuk

menyenangkan hati (dilakukan dengan menggunakan alat-alat kesenangan atau tanpa media).11 Sedangkan dalam konteks bahasa,

10

E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

(Bandung: PT Rosda Karya, 2008), 51.

11

(20)

13

permainan berarti pula “ suatu aktivitas untuk memperoleh suatu

keterampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menggembirakan.12 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun pengembangan imajinasi pada anak.13Montessori, seorang tokoh pendidikan menekankan bahwa ketika anak bermain, ia akan mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitarnya.14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermain berasal dari kata dasar main yang berarti melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati ( dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak)15 Artinya bermain adalah aktivitas yang membuat hati seorang anak menjadi senang, nyaman, dan bersemangat. Adapun yang dimaksud bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang.16

b. Jenis-Jenis Permainan

Dalam bermain, Anda mengenal dua sifat bermain, yakni bermain aktif dan pasif. Bermain aktif, jika anak berperan secara aktif dalam permainan. Permainan ini selalu memberikan rangsangan dan aktif

12

Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Srategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Goup, 2005) , 104.

13

Anggani Sudono,Sumber Belajar dan Alat Permainan, (Jakarta: PT Grasindo, 2000) , 1.

14

Anggani Sudono,Sumber Belajar...., 2

15

Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008) , 857.

16

(21)

14

bergerak. Sebaliknya, sifat bermain pasif, anak akan memberikan respon secara pasif terhadap permainan, orang atau lingkungan.17

1) Contoh Permainan Aktif

a) Scramble

Jenis ini yang memberikan atau mengajak anak bermain menyusun huruf-huruf agar membentuk suku kata.

b) Lego

Jenis ini dikenal dengan mainan bongkar pasang. Edukasi mainan ini berfungsi mengenal desain konstruktif dan si anak akan mengenak aspek keteknikan.18

c) Puzzle

Permainan ini nengajak para peserta bekerja beserta yang lain untuk melengkapi suatu puzzle. Permainan ini dapat digunakan kapan saja selama proses pembelajaran.19

2) Contoh Permainan pasif (Hiburan)

a) Mendengarkan cerita lucu b) Membaca buku

c) Mendengarkan radio d) Bersenandung

e) Mengingat nama-nama benda

17

Aziz Alimut Hidayat, Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2007), 91.

18

Aziz Alimut Hidayat,Siapa Bilang ..., 98.

19

(22)

15

f) Dan bermain yang tidak banyak mengeluarkan tenaga.20 D. PermainanPuzzle

a. Pengertian PermainanPuzzle

Permainan puzzle termasuk permainan edukatif. Permainan edukatif dapat merangsang perkembangan anak dimana permainan tersebut membuat anak senang dan belajar sesuatu sehingga permainan tersebut dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak.21 Permainan ini nengajak para peserta bekerja beserta yang lain untuk melengkapi suatu puzzle. Permainan ini dapat digunakan kapan saja selama proses pembelajaran.22 Strategi ini memberi kesempatan siswa memikirkan kaitan antar konsip pada topik atau tema tertentu. Mereka menyatakan kaitan itu secara visual dalam bentuk puzzle. Strategi ini memberi kesempatan pelajar secara aktif mencipta presentasi secara konkret atas topik abstrak.23 Permainan ini akan memacu seseorang untuk mengingat kosa kata yang sudah dikuasai.24

b. Tujuan PermainanPuzzle

Berbagai tujuan permainan ini adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkan rasa solidaritas sesama siswa 2. Menumbuhkan rasa kekeluargaan antarsiswa 3. Melatih strategi dalam bekerja sama antarsiswa

20

http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/03/macam-macam-dan-bentuk-bentuk-permainan.html diakses pada tanggal 29 Desember 2015.

21

Aziz Alimut Hidayat,Siapa Bilang..., 98.

22

Martin Handoko & Theo Riyanto,100 Permainan...,Cet.5

23

Laura E. Pinto, Stephanie Spares, & Laura Driscoll,95 Strategi Pengajaran: Ide-ide Remodeling Pelajaran yang Mengacu ke Kurikulum Inti,(Jakarta: PT Indeks, 2014).

24

(23)

16

4. Menumbuhkan rasa kebersamaan sesama siswa

5. Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antarsiswa 6. Menumbuhkan rasa saling memiliki antarsiswa

7. Menghibur para siswa didalam kelas.25 E. Pengertian dan Jenis Media

a. Pengertian Media

Media merupakan sarana dalam peningkatan kegiatan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai seoptimal mungkin26

Menurut Heinich media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber

pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).27

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada media:28

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagaihardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba, dengan pancaindera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat

25

Shinta Ayu,Segudang Game Edukatif Mengajar, (jogjakarta: DIVA Press, 2014), 109.

26

Muhammad Anas,Alat Peraga dan Media Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Education, 2014), 14.

27

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran (hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian), (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), 6.

28

(24)

17

dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio

4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi,), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder)

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

b. Jenis-Jenis Media

Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan , maka media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bas}ariyyah), media dengar (audio/sam’iyyah),dan media pandang dengar (sam’iyyah- bas}ariyyah / audio-visual).29

Adapun penjelasan tentang jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:

29

(25)

18

1) Media Pandang (visual/ bas}ariyyah).

Media pengajaran yang berupa alat bantu pandang (visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna dalam hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.30

Media pandang(visual) dibagi menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan media pandang berproyeksi. Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non–proyeksi, antara lain:

a) Papan tulis

Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperlukan.31

b) Papan flanel

30

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran..., 91.

31

(26)

19

Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema, kartu kata, dan semacamnya. c) Papan tali

Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa atau pada papan tripleks. Tali-tali tersebut dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali. Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.

d) Papan magnetis

Pada dasarnya penggunaan papan magnetis tidak berbeda dengan papan flanel, perbedaannya terletak pada sistem melekatnya barang-barang. Pada papan magnetis melekatnya disebabkan daya tarik magnetis, permukaan papan magnetis umumnya putih, sehingga dapat dipakai untuk menulis.

e) Wall chart

(27)

20

f) Flash chart

Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15x20 cm sebanyak 30 sampai 40 buah. Bahan-bahan kartu ini terbuat dari kertas manila. Setiap kartu diisi dengan gambar berbentuk stick figure, yakni gambar yang berupa garis-garis sederhana, tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar ini tidak disertai dengan tulisan apapun. Media ini cocok untuk melatih keterampilan berbicara secara spontan dengan menggunakan pola-pola kalimat tertentu.32

Media pandang berproyeksi merupakan media yang bersifat elektronik yang diproyeksikan yang terdiri hardware dan software. Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakkan pemakaiannya.33

Adapun yang termasuk media ini antara lain:

a) Overhead Projector(OHP)

OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suatu obyek transparan ke permukaan layar sehingga menghasilkan gambar yang cukup besar. OHP merupakan media yang apabila diisi dengan software yang berupa program dan transparasi. Transparasi adalah bahan bening bersifat tembus cahaya yang terbuat dari bahan polivinyl

acetateataucellofilm.

32

Soeparno.Media Pengajaran...,14-19.

33

(28)

21

b) Slide

c) Film Strips d) Film Bisu e) Film Loop

2) Media Dengar

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.34 Media audio dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi dengan lebih banyak. Media dengar atau

sam’iyah yang dapat digunakan untuk pengajaran bahasa antara lain

radio,tape recorder, dan laboratorium bahasa yang sederhana. 3) Media Pandang Dengar (Audio- Visual)

Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang (sam’iyyah- bas}ariyyah atau audio-visual), karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indera dengar dengan indera pandang yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer, dan laboratorium bahasa.

F. MediaWall Chart

Wall chart termasuk dalam media visual yang tidak diproyeksikan.

Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat

34

(29)

22

lunak. Media ini tidak tembus cahaya (nontransparan) maka tidak dapat dipantulkan pada layar. Namun, media ini paling banyak digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatannya maupun penggunaannya.35

Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosakata dan penyusunan kalimat.36 Media ini dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.37

Informasi pada wall chart dapat berfungsi sebagai dasar untuk tugas pekerjaan rumah, kuis atau diskusi kelas penuh. Seringkali siswa lebih berbakat akan menjadi orang-orang yang mendapatkan manfaat paling banyak dari rajin dan sungguh-sungguh mempelajari materi padawall chart38

a. Keunggulan MediaWall Chart:

1. Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan standar kualitas yang tinggi dan memberi kesan profesional

2. Dapat ditempelkan atau digantungkan di dinding sehingga melibatkan audiens dengan lingkungan sekitar

3. Materi dalam bentuk skema, bagan atau grafik yang rumit dapat lebih mudah dilihat dan dimengerti.

35

Ma’mur Saadie,Strategi Pambelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Unversitas terbuka, 2007),5.

36

Soeparno.Media Pengajaran..., 19.

37

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran..., 91.

38

(30)

23

4. Dapat disimpan dan digunakan berulang-ulang dalam kesempatan yang berbera-beda

b. Kelemahan MediaWall Chart:

1. Memerlukan waktu yang cukup untuk mempersiapkannya

2. Untuk hasil yang baik diperlukan biaya khusus, terutama bila dipersiapkan oleh pihak ketiga

3. Mudah rusak, kusam, robek, terlipat-lipat jika tidak dirawat.39

G. Penerapan Permainan Puzzle dan Media Wall Chart dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Keterampilan berbicara Bahasa Arab bagi siswa SD/MI merupakan hal yang tidak mudah diterapkan, jika belum hafal dan menguasai mufrodat. Hal ini sangat berguna agar siswa dapat melakukan komunikasi sederhana dalam Bahasa Arab dan dapat memahami bacaan-bacaan sederhana dalam suatu wacana. Mufrodat haruslah diingat diluar kepala, karena mufrodat tersebut akan berguna bagi siswa sampai ke Perguruan Tinggi.

Ada beberapa penghalang untuk mencapai standar nilai yang dialami oleh pengajar dan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Arab, antara lain:

1) Kurangnya minat siswa dalam belajar Bahasa Arab.

2) Minimnya model pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Arab sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.

39

(31)

24

3) Guru belum sepenuhnya menguasai keempat kompetensi Bahasa Arab: mendengarkan (Istima>’), berbicara (Kala>m), membaca (Qira>’ah), dan menulis(Kita>bah).

4) Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran berbicara

(Kala>m) ini, peneliti menggunakan permainan puzzle dan media wall

chart yang mana permainan dan media ini akan memperkuat ingatan

siswa dalam menguasai mufrodat sehingga dapat memudahkan siswa dalam berbicara Bahasa Arab dalam bentuk kalimat sederhana.

Berikut langkah-langkah penerapan pengombinasian permainanpuzzle dan media wall chart dalam meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab:

1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

2. Setiap kelompok menerima potonganpuzzle

3. Setiap kelompok menyelesaikan potongan puzzle menjadi kotak sempurna

4. Kelompok yang pertama menyelesaikan potongan puzzle, merekalah pemenangnya

5. Setiap kelompok menempelkan hasil puzzle nya di dinding (yang disebut dengan mediawall chart)

(32)

25

(33)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat

didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagi peneliti dikelasnya atau

bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancaang, melaksankan

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan parsitipatif yang

bertujuaan untuk menigkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran

dikelasnya melalui suatu tindakan ((treatment)tertentu dalam suatu siklus.1

Dalam pelaksanaanya, penelitihan tindakan kelas ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini

menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama

classroom action research (CAR). Konsep pokok action reserch menurut

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)

aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi

(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.2

1

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembang Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 44-45.

2

(34)

27

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt

[image:34.612.130.507.166.615.2]

Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut.

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal yang

bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat

umum (general). Namun penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk

memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk

digeneralisasi. Akan tetapi hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain

yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.3

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Tempat : MI Nurul Huda, Jl. Kyaimojo, Sedenganmijen-Krian.

2. Waktu : Desember-Januari 2016

3. Subyek : Siswa kelas V MI Nurul Huda tahun pelajaran 2015-2016

dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki

dan 15 siswi perempuan.

3

(35)

28

C. Variabel yang Diteliti

Variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel input : Siswa kelas V MI Nurul Huda Krian , tahun ajaran

2015 - 2016

2. Variabel proses : Penerapan permainanpuzzle dan mediawall chart

3. Variabel output : Peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab

D. Rencana Tindakan

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan

permainanpuzzle dan mediawall chart.Adapun rencana tindakan pada setiap

siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan (planning)

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Merancang strategi dan skenario kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

c. Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di

kelas

d. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situsi yang actual, yang meliputi kegiatan

(36)

29

3. Tahap Pengamatan (observing)

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana

peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.4 Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Situasi kegiatan belajar mengajar menggunakan permainan puzzle

dan mediawall chart

b. Kinerja guru praktikan selama proses pembelajaran berlangsung

c. Keantusiasan siswa-siswi dalam mengikuti KBM

d. Keaktifan siswa dalam bertanya pada proses pembelajaran

e. Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan

f. Antusias siswa dalam berbicara Bahasa Arab melalui permainan

puzzle dan mediawall chart

4. Tahap Refleksi (reflecting)

a. Mencatat hasil observasi

b. Mengevaluasi hasil observasi

c. Menganalisis hasil pembelajaran

d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan

rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai.

4

(37)

30

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.5

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberikan gambaran tentang suasana pembelajaran.

Data ini berupa lembar pengamatan aktifitas siswa, lembar

pengamatan aktivitas guru, wawancara pada beberapa siswa dan

guru. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian

ini, meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas

2) Pendekatan yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data berupa angka-angka sebagai

alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui. Kemudian angka-angka yang terkumpul sebagai hasil dari

penelitian yang dianalisis dengan menggunakan statistik.

1) Penilaian Individu

5

(38)

31

Untuk analisis hasil penilaian siswa dilakukan dengan

cara mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa.

Dapat dituliskan dengan rumus:

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal (1)

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan

nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah

siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Menurut

Sudjana, bahwa untuk menghitung rata-rata kelas digunakan

rumus sebagai berikut:6

X =∑

(2)

Keterangan:X : Nilai rata-rata

∑ x : Jumlah semua nilai siswa

∑ N : Jumlah siswa

2) Penilaian Ketuntasan Belajar

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,

bahwa tingkat pencapaian untuk penilaian performance adalah

75%.7 Maka peneliti menganggap bahwa penggunaan permainan

puzzle dan media wall chart dikatakan berhasil dalam

meningkatkan keterampilan berbicara jika siswa mampu

memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 75% dengan kriteria

6

Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 131

7

(39)

32

tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan dalam lima

[image:39.612.137.510.150.602.2]

kategori berikut8:

Tabel 3.2

Tingkat Keberhasilan Belajar

Tingkat keberhasilan (%) Arti

90-100% 80-89% 70-79% 50-69% 0-49%

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada

siklus I dan siklus II dapat digunakan rumus9:

p = x 100%

(3)

Keterengan :

p = Presentase yang akan dicari

Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila

memperoleh≥ 75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran

dikatakan efektif jika ketuntasan kalsikalnya ≥ 85% maksudnya

jika dalam satu kelas siswa yang berasil ≥ 85% maka

ketuntasannya tercapai.

8

Zainal Aqib dkk,Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK,(Bandung: CV. Yrama Widya, 2009) , 42.

9

(40)

33

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan

semaksimal mungkin agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi dalam PTK dapat dilakukan untuk memantau guru dan

siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan

untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan

masalah dalam PTK itu sendiri. Misalnya, mengamati dan mencatat

setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau tindakan pembelajaran

sesuai dengan fokus masalah. Dalam pelaksanaanya digunakan alat

bantuchecklist, skala penilaian atau alat mekanik seperti kamera foto

dan lainnya. Adapun lembar observasi dapat dilihat dilampiran.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara

yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

jalan tanya jawab sepihak.10 Wawancara ini digunakan sebagai data

pendukung dalam penelitian untuk memperoleh data yang kaitannya

dengan sikap atau pendapat guru dan siswa, kesulitan-kesulitan, dan

kesan-kesan siswa kelas V MI Nurul Huda Krian dalam

10

(41)

34

melaksanakan pembelajaran bahasa Arab dengan materi “ ﺔ ﺳ ر ﺪ ﻤ ﻟا ﻲ ﻓ ”

Hal-hal yang berkaitan dengan proses wawancara dapat dilihat pada

lampiran.

c. Penilaian Non Tes

Pada penelitian ini, tehnik penilaian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam berbicara adalah non-tes.

Tingkat keterampilan berbicara siswa diukur dengan tehnik non-tes

dengan bentuk penilaian performance. Instrumen yang digunakan

adalah rubrik penilaian performance, adapun rubrik dan format

penilaianperformance dapat dilihat dilampiran.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.11

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui profil MI Nurul

Huda Krian, absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang

mengikuti mata pelajaran Bahasa Arab, serta catatan lapangan dari

hasil pengamatan, dan lain sebagainya.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja berarti alat penunjuk atau sesuatu yang menunjukkan

kualitas sesuatu. Adapun indikator yang diharapkan oleh peneliti, yaitu:

11

(42)

35

1. Meningkatnya prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam

pembelajaran Bahasa Arab 80%

2. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah

dikembangkan mencapai 85%.

3. Meningkatnya prosentase keterampilan berbicara siswa dengan

memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah

melalui permainan puzzle dan media wall chart mencapai 75%.

Pencapaian tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mendapat

nilai di atas KKM yaitu 75.

4. Perolehan skor rata-rata kelas minimal 75.

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai

minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%.

Artinya bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75%

siswa kelas V berhasil secara individual, maka strategi pembelajaran

yang diterapkan dapat dikatakan berhasil. Demikian sebaliknya, jika

siswa kelas V yang berhasil secara individual masih dibawah 75% maka

strategi pembelajaran yang diterapkan dapat dikatakan belum berhasil.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru

kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru mendampingi peneliti

dalam menerapkan permainan puzzle dan media wall chart pada mata

pelajaran Bahasa Arab . Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah

(43)

36

1. Nama guru kolaborasi : Anindya Galuh S.Pd.I

Bertugas : Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan

pembelajaran, terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi

pada tiap-tiap siklus.

2. Nama mahasiswa : Shofiatus Sholihah

Bertugas :Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, membuat lembar

observasi, melakukan diskusi dengan guru kolaborasi, dan menyusun

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas pada keterampilan berbicara bahasa

Arab siswa kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo menggunakan permainan

puzzle dan media wall chart diperoleh dari tindakan pra siklus, siklus I, dan

siklus II, hasil tersebut berupa hasil penilaian performance, hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab

menggunakan permainan puzzle dan media wall chart dengan mengambil

materi (ﺔﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ) “di sekolah”. Siswa dilibatkan secara aktif baik fisik

maupun mental dalam proses pembelajaran dengan desain kelas yang nyaman

dan menyenangkan.

1. Tahap Pra Siklus

a. Hasil Pelaksanaan Pra Siklus

Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengumpulkan data dari wawancara, yang berpedoman pada

lembar wawancara pra siklus. Wawancara diselenggarakan pada

tanggal 04 Januari 2016. Wawancara diajukan untuk guru bahasa

Arab kelas V sekaligus siswa kelas V MI Nurul Huda Krian.

Telah diperoleh hasil bahwa salah satu penyebab keterampilan

berbicara bahasa Arab kurang maksimal yaitu siswa tidak terbiasa

(45)

38

kosakata bahasa Arab. Siswa menganggapnya sebagai bahasa asing

yang membutuhkan kosakata-kosakata tertentu untuk dapat

menerapkannya.

Sehingga hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Huda dalam

keterampilan berbicara bahasa arab dapat dikategorikan rendah

karena dari 28 siswa yang ada, hanya 4 siswa yang mencapai KKM.

Sedangkan 24 siswa yang lain belum mencapai KKM. KKM yang

ditentukan oleh MI Nurul Huda pada mata pelajaran bahasa Arab

kelas V yaitu 75. Hal ini dapat dibuktikan oleh nilai tes lisan pra

siklus siswa, dimana setiap siswa mendapat 3 butir pertanyaan dari

guru, dan setiap jawaban yang benar poinnya 25. Jika jawaban salah

[image:45.612.137.529.267.709.2]

maka poinnya 10. Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Hasil Tes Lisan Pra Siklus Kelas V MI Nurul Huda Krian

No Nama KKM Skor Keterangan

1 CS 75 30 Tidak Tuntas

2 NA 75 30 Tidak Tuntas

3 MN 75 30 Tidak Tuntas

4 A 75 60 Tidak Tuntas

5 AN 75 30 Tidak Tuntas

6 ANR 75 75 Tuntas

7 AR 75 60 Tidak Tuntas

8 AR 75 30 Tidak Tuntas

9 DA 75 30 Tidak Tuntas

(46)

39

11 GRP 75 45 Tidak Tuntas

12 IN 75 75 Tuntas

13 IS 75 75 Tuntas

14 KR 75 30 Tidak Tuntas

15 MI 75 45 Tidak Tuntas

16 MM 75 60 Tidak Tuntas

17 MN 75 30 Tidak Tuntas

18 MS 75 30 Tidak Tuntas

19 MSR 75 60 Tidak Tuntas

20 NHR 75 45 Tidak Tuntas

21 PM 75 75 Tuntas

22 S 75 30 Tidak Tuntas

23 V 75 30 Tidak Tuntas

24 Y 75 30 Tidak Tuntas

25 AM 75 45 Tidak Tuntas

26 PA 75 30 Tidak Tuntas

27 NK 75 30 Tidak Tuntas

28 VB 75 30 Tidak Tuntas

JUMLAH 1200

NILAI RATA-RATA 42,85

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 4

JUMLAH SISWA YANG TIDAK

TUNTAS 24

PROSENTASE KETUNTASAN

BELAJAR 14%

1) Keterangan rata-rata nilai siswa

X = 42,85

2) Keterangan ketuntasan siswa

(47)

40

= 100%

= 14%

Dari data diatas dapat diketahui prosentase ketuntasan siswa

sangatlah kurang, yakni sebesar 14% dengan nilai rata-rata siswa

hanya mencapai 42,85.

2. Siklus I

A. Rencana Tindakan

Tahap pertama yang dilakukan pada Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1 yaitu:

1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah permainanpuzzle dan mediawall chart.

2. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan

permainan puzzle dan media wall chart pada saat kegiatan

pembelajaran

3. Menyiapkan rubrik penilaianperformance

4. Menyiapkan materi yang akan disampaikan

5. Menyiapkan alat dan bahan berupa potongan puzzle dan papan

tempel untuk tempat penyelesaianpuzzle

Hal-hal tersebut dilakukan untuk menunjang kegiatan

pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

(48)

41

B. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari sabtu,

tanggal 16 Januari 2016 di kelas V MI Nurul Huda Krian-Sidoarjo

dengan melakukan tanya jawab antar teman sejawat dalam

pembahasan tentang “ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ” (di sekolah) yang berlangsung

selama 2 jam pelajaran, pada jam pelajaran ketiga dan keempat.

Kegiatan pembelajaran diikuti oleh siswa kelas V MI Nurul Huda

Krian-Sidoarjo tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal pembelajaran dilakukan guru sebelum

pembelajaran bahasa arab dimulai. Pada kegiatan ini guru

mengucapkan salam pada siswa, melakukan presensi dengan

mengecek kehadiran siswa, mengondisikan siswa, meminta siswa

untuk menyiapkan buku dan alat tulis, serta menyiapkan materi yang

akan dipelajari yaitu mlakukan dialog sederhana tentang (ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ).

Sebelum guru memberikan manfaat dan tujuan pembelajaran,

guru memberikan sebuah permainan “kata si otong” agar siswa dapat

(49)
[image:49.612.136.507.96.538.2]

Gambar 4.1

Guru melatih konsentrasi siswa

udian guru menjelaskan bahwa pembelajaran ba

kukan dengan permainan yang menarik agar sisw

ateri yang akan diajarkan dan memiliki motiv

aran berbicara bahasa arab.

lum kegiatan inti dimulai, guru memberikan

swa berisi tentang beberapa kosakata yang terka

ng akan diajarkan.

kegiatan inti, siswa dikondisikan oleh guru kemu

njadi 5 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan

ng harus diselesaikan dan papan tempel untuk pe

ang akan digantungkan di dinding (disebut de

uzzle berisi gambar disertai mufrodat dan artin

materi (ﺔﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ). Setelah puzzle terselesaika

ditempel di dinding. Setiap kelompok menyelesaik

beda-beda, dan puzzle tersebut yang akan menj

(50)
[image:50.612.136.494.106.613.2]

Gambar 4.2

Siswa menyusun potonganpuzzle

lahpuzzle di tempel yang kemudian menjadi sebua

wall chart), setiap anggota kelompok dimin

ukan pertanyaan sederhana kepada kelompok

pok lain menjawab. Berlaku seterusnya hingga semua

pok dapat bertanya ataupun menjawab

unakan bahasa Arab.

iatan akhir berupa kegiatan penyimpulan ma

Siswa dan guru menarik kesimpulan dari pem

h dilaksanakan. Guru memberikan penguatan

swa supaya tidak bosan untuk terus belajar. Guru

uk melakukan refleksi terhadap pembelajaran y

ng, dan siswa diminta untuk mempelajari kemba

h diajarkan. Guru memberikan kesempatan bagi s

tanya. Terakhir guru memberikan motivasi kepad

r bersemangat belajar dan berlatih berbicara bah

(51)

44

berikutnya akan diterapkan materi yang sama dan permainan maupun

media yang sama.

C. Observasi

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian pada siklus I

adalah 28 siswa. Pada siklus I, guru juga mengamati setiap

perilaku, aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa arab dengan

permainan puzzle dan media wall chart materi “ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ” (di

sekolah) yaitu menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

keterampilan berbicara melalui permainan puzzle dan mediawall

chart materi “ﺔﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ” (di sekolah) pada siklus I diperoleh data

[image:51.612.136.517.244.686.2]

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Skor 1 2 3 4

1 Persiapan fisik siswa dalam

mengikuti pembelajaran √ 3

2 Persiapan alat perlengkapan belajar √ 2 3 Persiapanperformance siswa √ 3 Kegiatan awal:

1 Siswa menjawab salam √ 4

2 Siswa berdoa bersama-sama √ 3

3 Siswa menjawab pertanyaan kabar

(52)

45

4 Siswa memperhatikan guru saat

mengabsensi √ 2

5 Siswa masih mengingat materi yang

diajarkan sebelumnya √ 2

6

Siswa memperhatikan materi dan tujuan pembelajaran yang

disampaikan guru

√ 3

7 Siswa terkondisikan √ 3

Kegiatan Inti:

1 Siswa mengajukan pertanyaan

tentang materi yang akan diajarkan √ 3

2 Siswa bersemangat berkelompok √ 2

3 Siswa berantusias menyelesaikan

tugaspuzzle yang diberikan guru √ 3

4

Siswa bersemangat untuk mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain

√ 3

5 Siswa lain menjawab pertanyaan

dengan lancar √ 2

6

Siswa-siswi laen berebut untuk mengajukan pertanyaan ke kelompok lain

√ 2

Kegiatan akhir:

1 Siswa menyimpulkan tentang materi

yang dipelajari bersama guru √ 2

2 Siswa menerima tugas rumah dari

guru √ 1

3

Siswa memperhatikan tugas dari guru untuk membaca bab selanjutnya di rumah untuk persiapan di pertemuan berikutnya

√ 2

4 Siswa berdoa √ 3

5 Siswa menjawab salam √ 3

Jumlah Skor Perolehan 55

Prosentase 100%

100%

(53)

46

Keterangan:

1 : Jika keantusiasan siswa sangat kurang baik.

2 : jika keantusiasan siswa kurang baik.

3 : Jika keantusiasan siswa cukup baik.

4 : jika keantusiasan siswa sangat baik.

Berdasarkan data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan permainan

puzzle dan media wall chart pada siklus I, diperoleh skor

65,48%, dengan kategorikurang.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan

pembelajaran pada siklus I beserta prosentase keberhasilannya

[image:53.612.139.513.242.693.2]

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3

Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Skor 1 2 3 4

1 Persiapan fisik guru dalam mengajar √ 3 2 Persiapan perangkat pembelajaran

(RPP)

3

3 Persiapan media pembelajaran √ 3

Kegiatan awal:

(54)

47

2 Guru dan siswa berdo’a bersama-sama

√ 4

3 Guru menanyakan kabar siswa √ 4

4 Guru mengabsensi siswa atau menanyakan siswa yang tidak masuk

3

5 Guru melakukan apersepsi tentang bab yang sebelumnya dipelajari

2

6 Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

3

7 Guru mengkondisikan kelas √ 3

Kegiatan Inti:

1 Guru membagi siswa dalam 5 kelompok

3

2 Guru meminta siswa untuk menyelesaikan potonganpuzzle

3

3 Guru meminta setiap anggota kelompok untuk mengajukan satu pertanyaan kepada kelompok lain

3

4 Guru meminta setiap anggota kelompok yang bersangkutan untuk menjawab pertanyaan temannya

3

5 Guru meminta kelompok yang belum bertanya, untuk segera melakukan pertanyaan

3

Kegiatan akhir:

1 Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari

3

2 Guru memberi tugas rumah kepada siswa

1

3 Guru meminta siswa untuk

membaca bab selanjutnya di rumah untuk persiapan di pertemuan berikutnya

3

4 Guru bersama siswa berdoa √ 4

5 Guru mengucapkan salam √ 4

(55)

48

1 Ketepatan waktu dalam belajar √ 2

2 Ketepatan memulai pelajaran √ 3

3 Ketepatan menutup pembelajaran √ 3

4 Kesesuaian dengan RPP √ 2

Suasana kelas

1 Kelas kondusif √ 2

2 Kelas menjadi menyenangkan/hidup √ 3

Jumlah Skor Perolehan 76

Prosentase 100%

100% 73,08%

Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas

guru mencapai prosentase 73,08% yang termasuk dalam kategori

cukup.

3. Hasil Observasi Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

Dalam tindakan siklus I, untuk mengukur keterampilan

berbicara siswa, guru melakukan penilaian keterampilan berbicara

siswa selama proses pembelajaran yang mencakup semua

indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan berbicara melalui

permainan puzzle dan media wall chart materi “di sekolah” (ﻲ ﻓ

[image:55.612.138.514.101.533.2]

ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا) pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Penilaian Performance Siswa Kelas V pada Siklus I

No Nama Siswa Aspek Nilai Kategori

(56)

49

1 CS 3 3 4 4 87,5 Baik

2 NA 2 1 1 1 31,25 Sangat kurang

3 MN 1 1 1 1 25 Sangat kurang

4 A 3 3 3 3 75 Cukup

5 AN 4 4 4 2 87,5 Baik

6 ANR 4 3 4 4 93,75 Sangat baik

7 AR 4 4 3 4 93,75 Sangat baik

8 AR 1 1 1 1 25 Sangat kurang

9 DA 1 1 1 1 25 Sangat kurang

10 FR 2 1 2 1 37,5 Sangat kurang

11 GRP 4 3 4 4 93,75 Sangat baik

12 IN 4 3 4 4 93,75 Sangat baik

13 IS 4 4 3 4 93,75 Sangat baik

14 KR 3 2 2 2 56,25 Kurang

15 MI 3 3 3 3 75 Cukup

16 MM 4 4 4 3 93,75 Sangat baik

17 MN 4 3 4 4 93,75 Sangat baik

18 MS 2 2 3 2 56,25 Kurang

19 MSR 3 4 4 4 93,75 Sangat baik

20 NHR 4 3 4 4 93,75 Sangat baik

21 PM 4 4 4 3 93,75 Sangat baik

22 S 2 2 1 2 43,75 Sangat kurang

23 V 3 4 4 4 93,75 Sangat baik

24 Y 2 2 1 2 43,75 Sangat kurang

25 AM 2 2 2 2 50 Kurang

26 PA 1 2 1 1 31,25 Sangat kurang

27 NK 1 2 1 1 31,25 Sangat kurang

28 VB 4 4 4 3 93,75 Sangat baik

JUMLAH 1906,25

NILAI RATA-RATA 68,08

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 16

JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS 12

PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR 57,14%

Adapun data pada tiap-tiap aspek secara rinci dapat dilihat

pada pemaparan berikut:

(57)

50

Secara rinci, hasil penilaian performance keterampilan

berbicara aspek pelafalan dapat dilihat pada tabel dibawah

[image:57.612.133.530.233.631.2]

ini:

Tabel 4.5

Hasil Penilaian Aspek Pelafalan pada Siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Nilai % Rata-rata

1 1 Tidak jelas 5 5 18

79 448 100 17.63%

2 2 Kurang jelas 6 12 21,5 3 3 Cukup jelas 6 18 21,5 4 4 Sangat jelas 11 44 39

Jumlah 28 79

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa

kefasihan siswa dalam melafalkan huruf hijaiyah dan bunyi

bahasa Arab sudah baik. Hal ini ditandai dengan perolehan

rata-rata skor aspek pelafalan sebesar 17.63%. 5 siswa atau

18% memperoleh skor 1 dalam kategori kurang, 6 siswa atau

21.5% memperoleh skor 2 dalam kategori cukup, 6 siswa

atau 21.5% memperoleh skor 3 dalam kategori baik, dan 11

siswa atau 39% memperoleh skor 4 dalam kategori sangat

baik.

Pelafalan siswa sudah baik karena rata-rata dari mereka

tidak memiliki gangguan alat ucap yang mengganggu

pelafalan.

(58)

51

Hasil penilaian keterampilan berbicara aspek kelancaran dapat

[image:58.612.139.510.198.532.2]

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Hasil Penilaian Aspek Kelancaran pada Siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Nilai % Rata-rata

1 1 Kurang 5 5 18

75 448 100 16.74%

2 2 Cukup 7 14 25

3 3 Baik 8 24 28.5

4 4 Sangat baik 8 32 28.5

Jumlah 28 75

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat

kelancaran siswa dalam berbicara bahasa Arab menggunakan

permainanpuzzle dan mediawall chart yang ditandai dengan

perolehan skor rata-rata16.74% , 5 siswa atau 18%

memperoleh skor 1 dalam kategori kurang, 7 siswa atau 25%

memperoleh skor 2 dalam kategori cukup, 8 siswa atau 28.5%

memperoleh skor 3 dalam kategori baik, dan 8 siswa atau

28.5% memperoleh skor 4 dalam kategori sangat baik. Aspek

kelancaran siswa tergantung pada banyak mufrodat yang di

dikuasai. Semakin banyak mufrodat yang didapatkan siswa,

maka semakin lancar pula dalam berbicara bahasa Arabnya.

3) Hasil Penilaian keterampilan berbicara Aspek Susunan

Kalimat

Hasil penilaian keterampilan berbicara aspek susunan kalimat

(59)

52

Tabel 4.7

Hasil Penilaian Aspek Susunan Kalimat pada Siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Nilai % Rata-rata

1 1 Kurang 8 8 28.5

77 448 100 17.18%

2 2 Cukup 3 6 10.5

3 3 Baik 5 15 18

4 4 Sangat baik 12 48 43

Jumlah 28 77

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

pemakaian kalimat siswa dalam berbicara bahasa Arab

menggunakan permainan puzzle dan media wall chart yang

ditandai dengan perolehan skor rata-rata17.18% , 8 siswa

atau 28.5% memperoleh skor 1 dalam kategori kurang, 3

siswa atau 10.5% memperoleh skor 2 dalam kategori cukup, 5

siswa atau 18% memperoleh skor 3 dalam kategori baik, dan

12 siswa atau 43% memperoleh skor 4 dalam kategori sangat

baik. Mayoritas pemakaian susunan kalimat siswa disesuaikan

dengan arti bahasa indonesianya.

4) Hasil Penilaian keterampilan berbicara Aspek Ketepatan

Makna

Aspek ketepatan makna terkait dengan kalimat bahasa

arabnya sesuai dengan artinya. Secara rinci, hasil penelitian

keterampilan berbicara bahasa Arab aspek ketepatan makna

[image:59.612.136.512.165.570.2]
(60)

[image:60.612.136.509.145.544.2]

53

Tabel 4.8

Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Makna pada Siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Nilai % Rata-rata

1 1 Kurang 7 7 25

74 448 100 16.51%

2 2 Cukup 6 12 21

3 3 Baik 5 15 18

4 4 Sangat baik 10 40 36

Jumlah 28 74

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

pemakaian kalimat siswa dalam berbicara bahasa Arab

menggunakan permainan puzzle dan media wall chart yang

ditandai dengan perolehan skor rata-rata16.51% , 7 siswa atau

25% memperoleh skor 1 dalam kategori kurang, 6 siswa atau

21% memperoleh skor 2 dalam kategori cukup, 5 siswa atau

18% memperoleh skor 3 dalam kategori baik, dan 10 siswa

atau 36% memperoleh skor 4 dalam kategori sangat baik. Pada

tahap ini, masih ada beberapa siswa yang kurang tepat antara

bahasa yang diucapkan dengan kesesuaian maknanya.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa dari 4 aspek

yang diamati, semuanya masih mencapai kategori cukup,

sehingga masih perlu diperbaiki pada tindakan siklus II.

D. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil berbicara siklus I, keterampilan berbicara

bahasa arab dengan penerapan pembelajaran melalui permainan

puzzle dan media wall chart materi di sekolah (“ﺔﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ”) pada

(61)

54

(KKM) yaitu sebesar 75 namun siswa yang mencapai ketuntasan

hanya 16 siswa atau 57,14% (belum mencapai 85%).

Untuk mencapai nilai KKM sebesar 75, peneliti senantiasa

mengoptimalkan pembelajaran dengan permainanpuzzle dan media

wall chart dengan materi disekolah (“ﺔ ﺳ ر ﺪﻤ ﻟا ﻲ ﻓ”) yang dipelajari.

Ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh peneliti untuk

mengoptimalkan hasil dari siklus I yaitu dengan memperbanyak

kelompok maka semakin sedikit jumlah siswa dalam setiap

kelompok, hal ini akan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif

dalam mengerjakan puzzlenya. Adapun kosa kata yang didapatkan

akan lebih banyak dan dapat mempermudah untuk berbicara bahasa

Arab. Pemberian dorongan dan motivasi kepada siswa juga sangat

diperlukan agar siswa senantiasa untuk sering berlatih berbicara

bahasa Arab dan mempelajarinya.

3. Siklus II

A. Rencana Tindakan

Tahap pertama yang dilakukan pada Penelitian Tindakan

Kelas Siklus II yaitu:

1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah permainan puzzle dan media wall

(62)

55

2. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui

penerapan permainan puzzle dan media wall chart pada saat

kegiatan pembelajaran

3. Menyiapkan rubrik penilaianperformance

4. Menyiapkan materi yang akan disampaikan

5. Menyiapkan alat dan bahan berupa potongan puzzle dan papan

tempel untuk tempat penyelesaianpuzzle.

Hal-hal tersebut dilakukan untuk menunjang kegiatan

pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai

dengan rencana dan tercapainya tujuan pembelajaran.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan ti

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
 Tabel 3.2Tingkat Keberhasilan Belajar
  Tabel 4.1Hasil Tes Lisan Pra Siklus Kelas V MI Nurul Huda Krian
  Gambar 4.1Guru melatih konsentrasi siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan strategi Qurat al-Kalam dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab materi al- ‘Unwā n pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Sarirogo Sidoarjo pada siklus

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V MI Nurul Ulum menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa dalam kategori sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan

Aqidah Akhlak materi Asmaul Husna melalui penerapan model.. pembelajaran kooperatif tipe Make a Match peserta didik kelas I MI. Nurul Huda Dawuhan Trenggalek

Hasil Belajar Pesera Didik Kelas I MI Nurul Huda Dawuhan Trenggalek Melalui Penerapan Model Make a Match Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ... 159

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatan hasil belajar peserta didik kelas I MI Nurul Huda Dawuhan Trenggalek pada mata pelajaran

Hasil ini juga menguatkan hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan dari kemampuan berbicara siswa kelas 2 MI Nurul Huda Japuralor Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon sebelum dan

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR FIKIH MATERI SHALAT SUNAH RAWATIB MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW KELAS III MI NURUL HUDA KEMBANG TAHUN 2023/2024 Ismiyati Institut