• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH) KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PANITIA PENYELENGGARA IBADAH HAJI (PPIH)

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Puguh Adi Pramono

NIM. B34212056

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Puguh Adi Pramono, 2016. Sistem Perencanaan dan Pelaksanaan Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini, yaitu (1) bagaimana Sistem Perencanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur? (2) bagaimana Sistem Pelaksanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementeriana Agama Provinsi Jawa Timur?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, yaitu mendiskripsikan data yang didapat di lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara pada sumber yang terkait dengan masalah penelitian yang diangkat penulis

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem perencanaan yang diterapkan pada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yakni meliputi lima hal yakni (1) penetapan tujuan (2) anggaran berbasis kinerja (3) penyusunan kegiatan (4) program inovatif (5) rapat koordinasi. Lima hal tersebut yang menjadi sistem perencanaan PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada tahun operasional 2015. Lima sistem perencanaan yang terdapat pada PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mempunyai peran yang sangat baik dalam proses pelaksanaan operasional haji dan saling berkaitan. Sistem perencanaan PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji. Sistem pelaksanaan yang terdapat pada PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur terdapat tiga hal yakni, (1) sosialisasi SOP (2) pembekalan (3) instruksi langsung. Sistem pelaksanaan tersebut diterapkan oleh PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada masa operasional haji 2015. Dari tiga hal tersebut pelaksanaan PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur bisa berjalan dengan baik. Sistem pelaksanaan tersebut lebih menekankan pada kualitas dan kinerja para karyawan PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Penelitian ini hanya membahas tentang sistem perencanaan dan pelaksanaan sebagai bagian dari unsur manajemen dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan hal yang terkait dengan pengorganisasian, pengawasan dan pengevaluasian PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dapat menjadi rekomendasi untuk penelitian berikutnya

(6)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II : KAJIAN TEORITIK ... 17

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 17

B. Kerangka Teori ... 21

1. Sistem perencanaan ... 21

2. Jenis-jenis perencanaan ... 21

3. Tahap perencanaan ... 23

4. Pembagian perencanaan ... 27

(7)

6. Elemen-elemen penggerakan ... 31

7. Pelayanan publik Good Governance ... 33

8. Tujuan penggerakan ... 34

9. Prinsip human relations ... 36

C. Perspektif Islam ... 39

1. Makna perencanaan ... 39

2. Perencanaan dan sunnatullah ... 40

3. Pelaksanaan dalam Al-Qur’an ... 43

BAB III : METODE PENELITIAN ... 46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Jenis dan Sumber Data ... 48

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Teknik Validitas Data ... 57

G. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 62

A. Gambaran Umum PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ... 62

1. Gambaran umum PPIH tahun 2015 ... 62

2. Letak geografis operasional PPIH ... 63

3. Waktu operasional PPIH ... 64

4. Jumlah jama’ah haji dan petugas ... 65

5. Struktur organisasi PPIH ... 66

6. Job description PPIH ... 67

7. Sumber daya manusia PPIH ... 71

B. Penyajian Data ... 71

1. Kegiatan kerja PPIH ... 72

2. Sistem perencanaan ... 74

(8)

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 112

1. Sistem perencanaan ... 113

2. Sistem pelaksanaan ... 120

BAB V : PENUTUP ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran dan Rekomendasi ... 129

C. Keterbatasan Penelitian ... 129

(9)

Bab 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji adalah salah satu dari rukun Islam yang ke-5, yang diwajibkan atas

semua orang muslim yang mampu, satu kali seumur hidupnya. Lebih dari sekali

hukumnya menjadi sunnah.1Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

Atrinya: “. . .Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia karena Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke sana. Dan barang siapa yang ingkar (terhadap kewajiban haji), maka bahwasannya Allah maha kaya dari semesta alam. (Q.S. Ali Imron: 97).2

Haji menjadi manifestasi pengorbanan yang paling nyata wujudnya

selain kurban. Ritual-ritual dan tempat-tempat dalam ibadah haji melambangkan

banyak hal yang berhubungan dengan perjalanan rohani manusia. Setiap manusia

dalam kehidupannya merasakan kehausan spiritual tertentu yang secara psikologis

memberi rasa aman, baik itu dari kejenuhan hidup maupun ketidak pastian masa

depannya.3 Dengan menjalankan ibadah haji manusia mempunyai harapan bisa

mendekatkan diri kepada Allah serta dimudahkan dalam menjalani hidup didunia

dan akhirat.

1

Sufi Suwandari, 2002,Haji Mistik; Sepertinya Tiada Haji Mabrur di Indonesia,Intemedia dan

Nalar, Bekasi, hal. 85. 2

Departemen Agama RI, 2002, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Sari Agung,Jakarta, hal. 113

3

Ikhwan dan Abdul Halim, 2002, Ensiklopedia Haji dan Umrah, PT. RajaGrafindo Persada,

(10)

2

Dalam setiap tahun sebagian masyarakat Indonesia ada yang

menjalankan ibadah haji. Pada tahun 2015 jemaah haji Indonesia yang berangkat

berjumlah 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus,4 dari jumlah

tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia haus akan ibadah kepada

Allah. Sedangkan jemaah haji yang berangkat melalui Embarkasi Surabaya Jawa

Timur yang meliputi kabupaten dan kota seluruh Jawa Timur serta ditambah

Provinsi Bali, Provinsi NTT dan Provinsi lainnya berjumlah 28.169 jemaah.5 dari

semua jemaah haji tahun 2015 tersebut petugas PPIH embarkasi Surabaya

berjumlah 223 orang. Dengan rasio 100 jemaah dilayani 1 petugas PPIH.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi

tanggung jawab pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama. Sebagaimana

diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun1999 tentang

penyelenggaraan ibadah haji. Implementasinya bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya. Melalui sistem dan

manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat

berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntutan Agama.

Serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri sehingga diperoleh

haji mabrur.6

4

http://news.liputan6.com/read/2273762/menag-kuota-haji-2015-indonesia-bakal-kembali-normal. Diakses pada tanggal 24-Mei-2016.

5

Hasil Dokumentasi Laporan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Embarkasi Surabaya tahun 1436H/2015M. hal. 5.

6

Henny Aristiana S, 2005. “Proses Pemberangkatan Jama’ah Haji di Asrama Haji Sukolilo

(11)

3

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yakni lembaga yang

mempunyai tugas dalam hal keagamaan yang ada di Indonesia. Berdasarkan

Peraturan Menteri Agama Nomor 13 tahun 2012 ditetapkan bahwa Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur bertugas melaksanakan tugas

dan fungsi Kementerian Agama dalam Wilayah Provinsi Jawa Timur berdasarkan

kebijakan Menteri Agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.7 Dalam

melaksanakan tugas, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan dibidang keagamaan.8

Kementerian Agama wilayah Jawa Timur dibagi menjadi beberapa

bagian yakni, bidang PHU, bidang URAIS, bidang PENAIS, bidang PAIS, bidang

PD PONTREN dan bidang PENDMA. Bagian tersebut yang mengurusi lingkup

agama Islam. Dalam lingkup agama lain juga ada diantaranya bidang Kristen,

bidang Hindu, bidang Budha dan bidang Katolik. Dengan adanya bidang-bidang

tersebut memberikan kemudahan dalam menjalankan kegiatan yang ada dalam

agama dengan secara teratur.

Bidang PHU Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mengelola

urusan haji dan umroh dalam lingkup wilayah Jawa Timur yang beralamat di Jl.

Raya Juanda Sidoarjo No 26. Bidang PHU didalamnya dibagi menjadi beberapa

bagian diantaranya, seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, seksi pembinaan haji

dan umroh, seksi akomodasi, transportasi dan perlengkapan haji, seksi

pengelolaan keuangan haji dan seksi sistem informasi haji.9 Dari semua bagian

7

Hasil Dokumentasi Renstra tahun 2015-2019, Kedudukan, tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, hal. 4.

8

Profil Kementerian Agama http://www.kemenag.go.id. Diakses pada tanggal 06 Januari 2016. 9

(12)

4

memiliki tugas masing-masing yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan

organisai. Dalam urusan haji khususnya bidang PHU membentuk sub organisasi

yakni Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang mengurusi segala hal

tentang haji yang dimulai dari pemberangkatan sampai kepulangan jemaah haji.

Dalam menjalankan tugas PPIH Provinsi Jawa Timur bertempat di Asrama Haji

Sukolilo Surabaya, pembagian tugas PPIH ada beberapa bagian yakni

Pengumpulan dan Pengolahan Data (PULAHTA), Tata usaha, keuangan, humas

dan penerangan.10

Dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan haji bidang penyelenggara haji

dan umroh PHU mempunyai visi memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah.

Jemaah haji yang sudah mendaftarkan diri akan mendapatkan porsi keberangkatan

haji dalam satu tahun sebelum keberangkatan diberikan manasik haji sebanyak

delapan kali pertemuan, hal tersebut diberikan agar jemaah mengerti akan semua

rangkaian kegiatan haji. Dalam manasik tersebut jemaah diberikan pengertian

akan tata cara melaksanakan haji, rukun haji, wajib haji dan apa saja yang dilarang

dalam menjalankan ibadah haji. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan jemaah haji

mendapatkan ridho dari Allah dan menjadi haji yang mabrur.

Selain kegiatan manasik yang diberikan Kementerian Agama

kabupaten/kota, jemaah juga diberikan pembekalan dan diasramakan selama 24

jam. Pembekalan tersebut bertujuan untuk pemantapan manasik yang telah

diberikan di masing-masing kabupaten/kota. Selain pemantapan manasik juga

diberikan arahan-arahan dan himbauan ketika berada di Arab Saudi. Dalam

10

(13)

5

pembekalan tersebut jemaah haji juga diberikan uang saku/living cost yang

berasal dari uang yang telah dibayarkan pada Bank penerima setoran haji.

Kegiatan yang paling padat petugas PPIH Surabaya yakni, pada

pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji. Dari kegiatan pemberangkatan

petugas PPIH disibukkan dalam pengecekan data jemaah yang berangkat, jemaah

yang sakit, pembagian gelang identitas dan pembagian paspor. Selain itu ada

pembagian untuk jasa angkut koper jemaah. Tidak berhenti sampai disitu kegiatan

pemberangkatan haji, akan tetapi petugas PPIH harus mengawal sampai jemaah

haji terbang ke Arab Saudi dan memastikan jemaah berangkat sesuai dengan data.

Pada saat kegiatan kepulangan petugas PPIH disibukkan dengan

pengecekan kesehatan jemaah, pengecekan paspor, pengecekan petugas haji yang

mendampingi setiap kloter dan pengecekan data keberangkatan dan kepulangan.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan petugas PPIH pada saat kepulangan memang

berbeda dengan saat keberangkatan. Pada kepulangan harus lebih teliti karena

jemaah yang berangkat terkadang ada yang tertinggal karena sakit ataupun

meninggal di Arab Saudi. Petugas PPIH pada saat kepulangan bertanggung jawab

sampai dengan mengantarkan jemaah ke kabupaten/kota masing-masing.

Kegiatan petugas PPIH yang banyak tersebut membutuhkan pentingnya

perencanaan dan pelaksanaan yang baik. hal tersebut penting dilakukan karena

perencanaan memiliki beberapa tahap yakni, menetapkan tujuan atau serangkaian

(14)

6

hambatan dan mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan pencapaian

tujuan.11

Perencanaan dalam suatu organisasi penting dilakukan karena kegiatan

suatu organisasi akan tertata dan mudah untuk dikendalikan. Selain itu

perencanaan penting karena perencanaan akan memberi efek baik pada

pelaksanaan maupun pengawasan. Suatu perencanaan merupakan langkah

pertama dalam usaha mencapai suatu kegiatan.12

perencanaan dan pelaksanaan yang seimbang akan memberikan

kemudahan suatu organisasi untuk mencapai tujuan. dengan harapan perencanaan

yang telah diterapkan bisa terlaksana dengan baik. Pelaksanaan dianggap penting

karena perencanaan tanpa adanya pelaksanaan tidak akan bisa berjalan dengan

sempurna. Pengarahan atau pelaksanaan dapat diberikan batasan sebagai suatu

proses pembimbingan, pemberian petunjuk dan instruksi kepada bawahan agar

mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.13

Dari uraian diatas, penulis tertarik meneliti masalah perencanaan dan

pelaksanaan yang ada di PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

Ketertarikan penulis meneliti masalah tersebut didasarkan pada (1) Mayoritas

warga Negara Indonesia muslim (2) Haji adalah kegiatan yang mempunyai

dimensi internasional (3) Banyak calon jemaah haji yang belum pernah

melaksanakannya. Hal tersebut dikuatkan dalam penelitian Henny Aristiana S.14

11

T. Hani Handoko, 2009,Manajemen, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 78-80.

12

A.W. Widjaya, 1987,perencanaan sebagai fungsi manajemen,PT. Bina Aksara, Jakarta, hal. 33

13

Bedjo Siswanto, 1990,Manajemen Modern konsep dan aplikasi, Sinar Baru, Bandung, hal. 121.

14

Henny Aristiana S, 2005. ”Proses Pemberangkatan Jamaah Haji di Asrama Haji Sukolilo

(15)

7

Dari hasil dokumentasi menyebutkan bahwa para jemaah calon haji yang dilayani

92% belum pernah melaksanakan haji. Dari situlah penulis sangat antusias dalam

melakukan penelitian tersebut. Penelitian yang berbasis manajemen tersebut

sangat luas, sehingga penulis membatasi penelitiannya sebatas pada sistem

perencanaan dan pelaksanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan penulis diatas, maka

rumusan masalah dapat diambil sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem perencanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur?

2. Bagaimana sistem pelaksanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut penulis mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk menggambarkan sistem perencanaan Panitia Penyelenggara Ibadah

Haji (PPIH) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

2. Untuk menggambarkan sistem pelaksanaan Panitia Penyelenggara Ibadah

(16)

8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki urgensi yang besar dalam telaah organisasi

maupun perusahaan. Penulis melihat bahwa pembahasan perencanaan dan

pelaksanaan, dalam konteks organisasi, seolah-olah hanya menjadi hak organisasi

besar saja. Padahal perencanaan dan pelaksanaan itu hal paling mendasar dalam

menjalankan roda suatu organisasi. Penelitian ini didesain agar para pengelola

organisasi bisa memperoleh gambaran tentang perencanaan dan pelaksanaan

sekaligus memperoleh bekal teoritis untuk meng-update dan meng-upgrade

sistem perencanaan dan pelaksanaan organisasinya.

Oleh karenanya, penelitian ini amat penting untuk dilakukan karena

bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dalam ilmu manajemen yang berbasis kelembagaan Islam dan khususnya

yang berkaitan dengan sistem perencanaan dan pelaksanaannya serta

penerapannya secara nyata di lapangan.

b. Bagi Prodi

Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat menambah jaringan

kerjasama dibidang penelitian dan menambah referensi bagi prodi

Manajemen Dakwah. Serta memberikan gambaran atau rujukan bagi

(17)

9

keilmuan yang modern dan bisa memberikan yang terbaik bagi prodi dan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada PPIH tentang sistem perencanaan dan

pelaksanaan untuk memperbaiki sistem yang ada selama ini

b. Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya,

tentang pentingnya sistem perencanaan dan pelaksanaan dalam suatu

organisasi

c. Sebagai bahan masukan kepada Pimpinan PPIH kantor wilayah

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tentang sistem perencanaan

dan pelaksanaan PPIH yang baik

d. Sebagai bahan masukan kepada semua PPIH di Indonesia khususnya

Embarkasi Surabaya

E. Definisi Konsep

Menurut Koentjoningrat yang dikutip Nanik Trisnawati Konsep atau

pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Konsep sebenarnya

adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala yang menjadi pokok

perhatian.15

Agar tidak terjadi kerancauan dalam pemahaman makna tentang sistem

perencanaan dan pelaksanaan, peneiti akan memberikan gambaran dari teori yang

ada hubungannya dengan judul penelitian, diantaranya:

15

Koentjoningrat. 1994.Metode-metode penelitian masyarakat. Gramedia pustaka umum. Jakarta.

(18)

10

1. Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang menyeluruh dan

terorganisasikan, terdiri dari dua tahun lebih bagian (komponen, subsistem)

yang dipisahkan oleh batas yang dapat diidentifikasikan dari suprasistem

lingkungan (environmental suprasystem) yang lebih luas. Dengan demikian,

sistem itu meliputi spectrum yang sangat luas, baik alam kebendaan, alam

biologi, maupun alam kemasyarakatan.16 Sedangkan menurut L. ACKOF

yaitu, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri

dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.17

a. Ciri-ciri sistem

Untuk mengetahui sesuatu itu sistem atau bukan, antara lain dapat dilihat

dari ciri-cirinya. Ada beberapa rumusan yang dapat digunakan untuk

mengetahui ciri-ciri sistem ini yang ada pada dasarnya satu sama lainnya

yang melengkapi. Pada umumnya ciri-ciri sistem itu antara lain:18

1) Sistem itu bersifat terbuka

2) Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem

3) Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk dengan sendirinya

menyesuaikan diri dengan lingkungannya(self-adjustment)

4) Sistem itu juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri

(self-regulation)

5) Sistem itu mempunyai tujuan atau sasaran.

16

Napa J. Awat, S.U, 1989,Manajemen Strategi (Suatu Pendekatan Sistem),Liberty, Yogyakarta,

hal. 1. 17

M. Faisal, 2008,Sistem Informasi Manajemen Jaringan, UIN-MALANG PRESS, Malang,

hal. 14. 18

(19)

11

2. Perencanaan

Secara definitive, Stoner dan Wankel memperkenalkan istilah

perencanaan strategis (strategic planning) sebagai proses pemilihan tujuan

organisasi, penentuan kebijakan dan program yang diperlukan untuk

mencapai sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan

metode yang dibutuhkan untuk menjamin agar kebijakan dan program

strategis itu dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang

berkembang.19

Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana

tersebut telah ditetapkan, rencana harus diimplementasikan. Setiap saat

selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin

memerlukan modifikasi agar tetap berguna.20 Sedangkan menurut Mary

Robins dalam M Munir yakni, perencanaan adalah suatu proses yang

melibatkan penentuan sasaran dan tujuan organisasi, menyusun strategi

menyeluruh untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan

mengembangkan hierarki rencana secara komprehensif untuk

mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.21 Rencana yang baik

hendaknya diarahkan kepada tujuan (goal oriented). Rencana secara jelas

mengemukakan:22

19

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, 2012,Manajemen Syariah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,

hal. 79. 20

T. Hani Handoko, 2009,Manajemen,BPFE-yogyakarta, Yogyakarta, hal. 78.

21

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, 2006, Manajemen Dakwah, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta, hal. 96. 22

(20)

12

a. Apa yang akan dicapai, berkenaan dengan penentuan tujuan

b. Mengapa hal itu perlu dilakukan, berkenaan dengan alasan atau motif

perlunya kegiatan itu

c. Bagaimana akan dilaksanakan, berkenaan dengan prosedur kerja, sasaran

dan biaya

d. Bilamana akan dilaksanakan, berkenaan dengan penjadwalan kegiatan

kerja atau pelaksanaan kegiatan, pentahapan kegiatan sampai dengan

selesai

e. Siapa yang akan melaksanakan, berkenaan dengan orang-orang yang

turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

f. Mengadakan penilaian, berkenaan dengan kegiatan, mana yang telah

selesai, sedang dan akan diselesaikan

g. Kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

dan kegiatan mengadakan penyesuaian dan perubahan rencana

Perencanaan perlu ada dalam suatu organisasi karena dengan

adanya perencanaan sasaran dan tujuan organisasi sudah ditentukan. Setiap

langkah organisasi sudah terpetakan dan akan berjalan sesuai koridor

perencanaan. Begitu juga dengan PPIH yang berorientasi dalam urusan haji,

penting adanya perencanaan yang baik agar setiap langkah yang dilakukan

memberikan manfaat yang besar dan dapat meminimalisir kesalahan.

3. Pelaksanaan(actuating)

Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan

(21)

13

tindakan-tindakan diantaranya leadership(memimpin), perintah, komunikasi,

danconseling(nasehat).23

Dari pengertian diatas jelas kiranya bahwa actuating adalah proses

untuk menggerakkan sebuah organisasi guna untuk menjalankan suatu fungsi

manajemen yang paling utama yakni perencanaan. Dengan seorang pemimpin

dalam sebuah organisasi bisa mengarahkan terus-menerus hingga

meminimalisir suatu kegagalan. Fungsi manajemen ini juga penting adanya,

karena suatu perencanaan akan mustahil bisa dilakukan jika tidak ada

pelaksanaannya atau kegiatan secara nyata.

Peace dan Robinson Dari seluruh rangkaian proses manajemen,

pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.

Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan

dengan aspek-aspek abstrak fungsi manajemen, sedangkan fungsi actuating

justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan proses

implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam

organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat

menjalankan tanggung jawab dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang

tinggi.24

Pelaksanaan (actuating) dalam suatu organisasi mempunyai peran

yang sentral karena berhubungan dengan proses yang ada di lapangan. Seperti

banyak di utarakan para ahli di atas pelaksanaan juga berkaitan dengan

23

Joseph L. Massil, 1987,Dasar-Dasar Manajemen,Erlangga, Jakarta, hal. 46.

24

Nanik Trisnawati, 2010. “Sistem Perencanaan dan Pelaksanaan TokoBusana Muslim Ifadah

(22)

14

kegiatan fisik. Dari hal tersebut bagaimana seorang pemimpin bisa

mengarahkan bawahan hingga memenuhi target yang telah ditentukan. Dalam

kaitanya PPIH yang kegiatanya juga meliputi banyak hal diantaranya

menyiapkan data jemaah, bongkar muat koper dll. Pelaksanaan yang baik

akan membantu perencanaan yang ada, karena semua kegiatan saling

berkaitan.

4. Ibadah Haji

Dari pendeskripsian rangkaian ibadah haji PPIH Embarkasi

Surabaya yakni, mulai dari pendaftaran jemaah haji ke Bank penerima setoran

tabungan haji dan mengurus ke Kementerian Agama masing-masing

kabupaten atau kota. Dari rangkaian itu jemaah haji menunggu porsi

keberangkatan yang telah ditentukan. Sebelum jemaah haji berangkat

menjalankan ibadah ada manasik haji yang diberikan oleh KUA sebanyak 6

kali pertemuan dan kabupaten sebanyak 2 kali pertemuan yang diberikan

secara gratis.25 Jemaah haji berangkat dari kabupaten/kota masing-masing ke

Asrama Haji Surabaya menggunakan transportasi yang sudah disiapkan.

Setelah sampai di Asrama Haji jemaah di asramakan selama 24 jam, di waktu

tersebut di berikan pemantapan manasik haji kepada jemaah dan kegiatan lain

seperti, pemeriksaan tas, penyiapan akomodasi, pengecekan dokumen,

pemberian uang saku/living coast dan pengecekan kesehatan. Setelah

rangkaian tersebut selesai jemaah haji berangkat menuju Bandara Juanda

untuk terbang ke Arab Saudi

25

(23)

15

5. Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yakni lembaga Negara

yang berbasisnon-profit. Dalam urgensinya Kementerian Agama berorientasi

dalam urusan agama yang ada di Indonesia. Dalam sistem kerjanya

Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dibagi menjadi beberapa bidang

diantaranya, bidang PHU, bidang URAIS, bidang PENAIS, bidang PAIS,

bidang PD PONTREN dan bidang PENDMA. Bagian tersebut yang

mengurusi lingkup agama Islam. Dalam lingkup agama lain juga ada

diantaranya bidang Kristen, bidang Hindu, bidang Budha dan bidang

Katolik.26

6. PPIH Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya

tahun 1436/2015M berdasarkan keputusan Direktur Jenderal penyelenggara

haji dan umroh nomor D/368/2015 tanggal 6 juli 2015, dan dilantik pada

tanggal 3 agustus 2015 di Asrama Haji Surabaya berjumlah 23 orang, yang

berasal dari berbagai unsur, yaitu dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Timur, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kemenkumham

Provinsi Jawa Timur, Kantor Imigrasi, Kantor Pengawasan dan pelayanan

Bea dan Cukai type Madya Pabean Juanda, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas 1 Surabaya, Polisi Daerah Jawa timur, UPT Asrama Haji Surabaya,

Kantor Otoritas Bandara Juanda dan Angkasa Pura 1 Bandara Juanda.27

26

Hasil observasi secara langsung di Kantor Bidang PHU pada tanggal 24 Mei 2016. 27

(24)

16

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini yang akan dijelaskan

secara rinci oleh peneliti, diantarannya:

Bab I : Pendahuluan meliputi, latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika

pembahasan.

Bab II : Kajian Teoritik meliputi, penelitian terdahulu yang relevan dan

berkaitan dengan konsep-konsep yang diambil dari permasalahan yang diangkat.

Yang meliputi tentang pengertian sistem perencanaan dan pelaksanaan serta

penjelasan perspektif islam.

Bab III : Metodologi Penelitian yang meliputi, pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian meliputi, gambaran umum mengenai obyek

penelitian, penyajian data yang memaparkan fakta atas permasalahan yang

diangkat serta analisis data secara nyata atas masalah yang diangkat.

Bab V : Penutup meliputi, kesimpulan dari pembahasan, saran dan

rekomendasi dari permasalahan yang diangkat untuk pihak yang di jadikan obyek

penelitian khususnya dan untuk pihak lain yang bergerak dibidangnya serta

(25)

Bab 2

KAJIAN TEORETIK

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Penelitian Skripsi yang berjudul “Proses Pemberangkatan Jama’ah Haji di

Asrama Haji Sukolilo Surabaya (Studi Analisis Tentang Fungsi Actuating di

Asrama Haji Sukolilo Surabaya)” oleh Henny Aristiana S Jurusan

Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun

2005. Dalam penelitian tersebut fungsi actuating yang diterapkan di asrama

haji sukolilo Surabaya, yaitu yang dilakukan oleh pimpinan (ketua panitia)

dalam pemberian instruksi dan perintah kepada bawahannya (pengurus)

sudah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Keahlian dan kemampuan

para pengurus atau panitia telah dicurahkan secara maksimal demi

terlaksananya tugas yang diembannya dan demi kesuksesan tercapainnya

tujuan organisasi.

Persamaan penelitian diatas yakni pada sisi actuating yang objeknya

dilakukan pada asrama haji tepatnya pada PPIH.

2. Penelitian skripsi yang berjudul “Aplikasi Perencanaan Ibadah Haji di

Kementerian Agama kota Semarang tahun 2009 (Studi Fungsi Perencanaan

Dalam Manajemen)” oleh Ulin Nihayah Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2010. Dalam

penelitian tersebut mempunyai kesimpulan bahwa:

a. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama

(26)

18

yang disiapkan dengan memperhatikan fungsi perencanaan dalam

manajemen sehingga dalam pelaksanaan di lapangan dapat berjalan

sesuai rencana

b. Disamping perencanaan yang didasarkan dengan fungsi perencanaan

yang ada, pada dasarnya peningkatan pelayanan pelaksanaan ibadah haji

ini di tetapkan dengan prosedur yang telah di tetapkan oleh pemerintah

walaupun dalam efektifitas perencanaan yang ada terkadang tidak sesuai

dengan yang diharapkan

c. Faktor-faktor pendukung dari perencanaan ibadah haji di Kementerian

Agama kota Semarang antara lain: adanya kerja sama yang sangat

sinergis antara para staf yang ada di Kementerian Agama kota Semarang.

Disamping itu, kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait sangat baik

dan bisa dioptimalkan dikarenakan adanya landasan hukum

penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan oleh Kementerian

Agama kota Semarang. Sedangkan faktor penghambat meliputi:problem

internal dan eksternal, yaitu dari pihak staf pelaksana haji dan calon

jama’ah haji. Di pihak pegawai adalah tumpang tindihnya pembagian

pekerjaan yang ada pada Kementerian Agama kota Semarang. Sedangkan

dari calon jama’ah haji yaitu: kurangnya pemahaman informasi yang di

berikan oleh pihak Kementerian Agama kota Semarang sehingga

menimbulkan salah tafsir dan kesimpang siurang pada calon jama’ah.

(27)

19

pelayanan ibadah haji, sehingga menimbulkan lambannya pengurusan

data-data terkait pelayanan administratif.

Dari penelitian diatas relevansi terhadap penelitian yang penulis teliti

terletak pada bahasan mengenai perencanaan dan perbedaan terletak pada

obyek dan penjabaran teori

3. Penelitian skripsi yang berjudul “Perencanaan Sumberdaya Manusia di KBIH

Aisyiyah Yogyakarta” Oleh M. Ghilman Adni Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2013. Yang

mempunyai kesimpulan secara umum perencanaan sumber daya manusia di

KBIH Aisyiyah Yogyakarta berjalan dengan baik. Dibuktikan dengan

pemanfaatan sumber daya manusia yang tersedia di lembaga secara

maksimal. Mulai dari perencanaan kepegawaian, dimana KBIH menentukan

tipe sumber daya manusia yang tepat dalam waktu yang tepat untuk

menduduki jabatan yang kososng, dengan begitu tidak ada kekurangan dalam

masalah sumber daya manusia. Tentunya sumber daya yang kompeten sesuai

dengan bidangnya. Sedangkan mengenai perencanaan program ini

mengidentifikasi apakah ada kelebihan atau kekurangan sumber daya

manusia. Pada KBIH Aisyiyah Yogyakarta ini mengenai perencanaan

program ini berjalan dengan sebagaimana semestinya sehingga sumber daya

tidak kelebihan dan kekurangan artinya jabatan yang terisi dengan sumber

daya yang kompeten dalam bidangya.

Penelitian tersebut, sejalan dengan penelitian yang penulis teliti tentang

(28)

20

Tabel 2.1

Tabulasi penelitian terdahulu

Sistem Perencanaan dan Pelaksanaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

NO JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN RUMUSAN MASALAH

1 Proses

Haji di Kementerian

Agama Kota

Semarang Tahun

2009 (Studi Fungsi

Perencanaan Dalam

Kementerian Agama kota

(29)

21

B. Kerangka Teori

1. Sistem Perencanaan

Sistem perencanaan merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan dalam penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu

hasil yang diinginkan.28Dalam proses sistem perencanaan memang menuntut

setiap pemikiran yang baik dan mempunyai visi jangka panjang serta

visioner. Suatu sistem perencanaan yang telah di buat secara sistematis

haruslah bisa diterima oleh semua pihak yang ada didalamnya karena dengan

begitu sebuah perencanaan bisa terealisasi sesuai rencana yang telah dibuat.

Yang terpenting harus gotong-royong antar lini yang berkaitan dengan sistem

perencanaan. Dengan begitu perencanaan yang ada akan menjadi ringan jika

dilakukan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Jenis-Jenis Perencanaan

Dalam buku manajemen dakwah dijelaskan jenis-jenis perencanaan yakni:29

a. Rencana strategis vs rencana operasional

Rencana strategis merupakan rencana yang berlaku bagi seluruh

\organisasi, yaitu menentukan sasaran umum organisasi dan berusaha

menempatkan organisasi tersebut kedalam lingkungannya. Sedangkan

rencana operasional adalah rencana yang menempatkan rincian tentang

cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi.

28

Manulung, 1990,Dasar-Dasar Manajemen,Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 47.

29

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, 2006, Manajemen Dakwah, Kencana Prenada Media Group,

(30)

22

b. Rencana jangka pendek vs rencana jangka panjang

Rencana jangka pendek adalah rencana dengan asumsi kerangka waktu

paling tidak selama satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang

adalah rencana dengan kerangka batas waktu tiga tahun ke atas.

c. Rencana yang mengarahkan(directional)vs rencana khusus

Rencana khusus adalah sebuah rencana yang telah dirumuskan dengan

jelas serta tidak menyediakan ruang bagi interpretasi. Sedangkan pada

rencana directional lebih menekankan pengidentifikasian garis-garis

pedoman umum.

d. Rencana sekali pakai

Rencana sekali pakai atau yang biasa yang disebut dengan “frekuensi

penggunaan” adalah rencana yang digunakan sekali saja yang secara

khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan situasi khusus

dan diciptakan sebagai respons terhadap keputusan keputusan-keputusan

yang tidak terprogram yang diambil oleh para manajer. Bentuk-bentuk

rencana sekali pakai adalah: program, suatu program mengenai

serangkaian kegiatan yang relatif lebih luas. Proyek merupakan rencana

sekali pakai yang lingkupnya lebih sempit dan merupakan bagian yang

terpisah dari program. Anggaran adalah suatu pernyataan yang memuat

mengenai sumber daya keuangan (financial source) yang disediakan

untuk suatu kegiatan dan waktu tertentu.30

30

Ais Zakiyudin, 2013, Teori dan Praktik Manajemen (sebuah koonsep yang aplikatif disertai

(31)

23

Dari empat jenis perencanaan tersebut memberikan gambaran

bahwa perencanaan tidak harus terpaku pada satu model, akan tetapi

banyak model yang bisa diaplikasikan sesuai kebutuhan dan situasi

organisasi.

3. Tahap Perencanaan

Dalam proses penyusunan perencanaan ada dua faktor penting

didalamnya yakni faktor manusia yang memainkan peranan penting dalam

organisasi, manusia sebagai pemikir, perencana dan sekaligus pelaksana.

Dalam pembangunan manusia disebutkan sebagai subyek dan sekaligus

obyek pembangunan. Faktor organisasi dan kelembagaan, organisasi sebagai

suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan

yang lain berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal

kelembagaan diperlukan sebagai wadah perencanaan mengingat pentingnya

perencanaan dalam organisasi maka bentuk perencanaan diperlukan suatu

wadah yang sesuai dengan fungsi dan urgensinya.31

Salah satu aspek penting perencanaan dalam organisasi adalah

pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan

penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah

tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses

perencanaan. Empat tahap dasar perencanaan.

31

A.W. Widjaja, 1987,Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen, PT. Bina Aksara, Jakarta, hal.

(32)

24

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini:

1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau

kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang

jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara

tidak efektif

2) Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak

dicapai atau sumberdaya-sumberdaya yang tersedia untuk pencapaian

tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut

waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini di

analisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana

kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama

keuangan dan data statistic yang didapatkan melalui komunikasi dalam

organisasi.

3) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu

diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam

mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor

lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai

tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit

dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman

(33)

25

proses perencanaan. Menurut Parmono Atmadi untuk antisipasi

perubahan dalam perencanaan ada empat langkah:32

a) Menganalisis keadaan sekarang

b) Menentukan perubahan-perubahan yang diinginkan

c) Melakukan perubahan-perubahan dengan analisa keadaan

d) Memantapkan keadaan yang baru agar dapat dipertahankan

4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan pencapaian tujuan

Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan

berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian

alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif-alternatif terbaik (paling memuaskan)

diantara berbagai alternatif yang ada.33

Lebih mudahnya lihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1

Empat tahap dasar perencanaan

32

A.W. Widjaya, 1987,Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen,PT.Bina Aksara, Jakarta, hal.

70. 33

T. Hani Handoko, 2009,Manajemen,BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 78-80.

(34)

26

Dari empat tahap proses perencanaan tersebut setiap tahapnya

memerlukan kerja keras dalam mewujudkannya hingga mencapai tujuan atau

sasaran suatu organisasi. Empat tahap proses perencanaan tersebut peneliti

gunakan sebagai teori untuk meneliti perencanaan yang ada di PPIH Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

Dalam buku Manajemen Modern perencanaan menurut Louis A

Allen terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer

untuk berpikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang

memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu yang

akan datang. Aktivitas-aktivitas dalam perencanaan yang dimaksud adalah:

a) Prakiraan(forecasting)

Yaitu suatu usaha yang sistematis untuk menduga (meramalkan) waktu

yang akan datang dengan penarikan konklusi atas fakta-fakta yang telah

diketahui

b) Penetapan tujuan(establishing objective)

Suatu aktifitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai (sesuatu

yang ingin direalisasikan) atas pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu

c) Pemrograman(progamming)

Suatu aktifitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan

langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan,

unit dan anggota organisasi yang bertanggung jawab untuk setiap

langkah dan urutan serta pengaturan waktu setiap langkah. Dalam

(35)

27

yakni, kebijaksanaan, strategi, peraturan, standard, organisasi, prosedur

dll.34

d) Penjadwalan(scheduling)

Pemberian atau penunjukan waktu menurut urutan waktu tertentu guna

melaksanakan berbagai macam pekerjaan

e) Penganggaran(budgeting)

Suatu aktifitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan

(financial recources) yang disediakan untuk aktifitas tertentu dalam

waktu tertentu

f) Pengembangan prosedur(developping procedure)

Suatu aktifitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan

suatu pekerjaan tertentu

g) Penetapan dan penafsiran kebijakan (establishing and interpreting

policies)

Suatu aktifitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat-syarat

berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya dalam bekerja.35

4. Pembagian Perencanaan

Dalam buku perencanaan dan evaluasi perencanaan dapat didekati

dengan melihat pembagiannya dalam beberapa jenis tergantung dari sudut

pandang mana perencanaan ditinjau. Dengan adanya beberapa sudut pandang

34

A.W. Widjaja, 1987,Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen, PT. Bina Aksara, Jakarta, hal.

34. 35

Bedjo Siswanto, 1990,Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi, Sinar Baru, Bandung,

(36)

28

tentang perencanaan maka suatu organisasi bisa menentukan apa yang

menjadi tujuan.

Dengan adanya berbagai sudut pandang tersebut maka dibawah ini

akan dibahas satu persatu apa yang dimaksud dengan jenis-jenis perencanaan

diatas:

a. Perencanaan ditinjau dari segi waktu

Perencanaan ditinjau dari sudut waktu dapat dibagi menjadi:

1) Perencanaan jangka pendek

Perencanaan ini melihat kepada sasaran yang lebih mudah

diwujudkan, karena proyeksi-proyeksi ekonomis yang diadakan

untuk menghitung sasaran jangka pendek lebih dapat dipercaya

kebenarannya(validity)-nya.

2) Perencanaan jangka menengah

Perencanaan ini merupakan jembatan antara rencana operasional dan

rencana jangka panjang. Disini pentahapan pencapaian tujuan jangka

panjang lebih jelas karena sasaran dan tujuan pada semua sector

dapat dikoordinasikan dan dilihat hubungannya satu sama lain.

3) Rencana jangka menengah yang kaku(fixed plan)

Rencana yang fixed adalah rencana jangka menengah yang proses

perencanaannya dilakukan dengan membuat proyeksi beberapa

tahun kemuka dan melaksanakan rencana itu sampai waktu beberapa

(37)

29

4) Rencana yang berkesinambungan(rolling plan)

Rencana ini dimaksudkanbahwa prosesnya pertama-tama dilakukan

dengan membuat proyeksi terhadap sumber dan kebutuhan yang ada

beberapa tahun kemuka. Dan dalam perencanaan tersebut setiap

tahunya dibarengi dengan adanya perencanaan lain.

5) Perencanaan jangka panjang

Dari rencana sektoral, spasial, regional dan lintas sektoral dijabarkan

dari perencanaan ini. Dengan rencana jangka panjang ini Negara

akan mudah menentukan kemana pembangunan Negara itu akan

diarahkan, baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya maupun

pertahanan dan keamanan. Hasil akhir perencanaan jangka panjang

ini merupakan gambaran umum untuk tahap-tahap perencanaan

selanjutnya yang lebih terperinci, yakni perencanaan jangka

menengah dan tahunan.

b. Perencanaan ditinjau dari segi wilayah

1) Perencanaan nasional

Batas wilayah perencanaan jenis ini adalah batas wilayah suatu

Negara tertentu

2) Perencanaan daerah

Perencanaan daerah hamper sama dengan perencanaan nasional

hanya ruang lingkupnya jauh lebih kecil, hingga dengan begitu lebih

(38)

30

dapat mengakui(recognize)adanya karakteristik khas yang dipunyai

oleh daerah itu. Yang belum tentu dipunyai oleh daerah lain.

3) Perencanaan daerah perkotaan dan pedesaan

Masing-masing membahas lebih mendalam aspek-aspek yang ad adi

kota dan di desa, hubungan dan pengaruhnya terhadap sub-sistem

lain dalam suatu kerangka sistem yang lebih luas

c. Perencanaan ditinjau dari sudut hirarki

Jenis perencanaan berikutnya adalah merupakan jenis

perencanaan yang ditinjau dari sudut hirarki atau tingkatan, yaitu

perencanaan tingkat sector, tingkat program dan tingkat proyek. Uraian

lebih mendalam tentang jenis perencanaan ini diberikan dalam batasan

tentang proyek.36

5. Sistem Pelaksanaan(actuating)

a. Arti pelaksanaan

Penggerakan merupakan terjemahan dari bahasa inggris

actuating, dimana kata ini berasal dari actuarebahasa latin, yang berarti

menggerakkan, mendorong untuk bergerak.37 Pengarahan merupakan

proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong

semangat kerja dan kerelaan kerja para pegawai atau anggota organisasi

demi tercapainnya tujuan organisasi.38

36

Firman B. Aji & S. Martin Sirait, 1990,Perencanaan dan Evaluasi (suatu sistem untuk proyek

pembangunan),Bumi Aksara, Jakarta, hal. 26-29. 37

Sukarna, 1992,Dasar-Dasar Manajemen,Mandar Maju, Bandung, hal. 82.

38

F.X. Soedjati, 1996, O&M (Organization and Method) Penunjang Berhasilnya Proses

(39)

31

Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan terlebih dahulu, diperlukan adanya fungsiorganicmanajemen

yang ketiga yaitu fungsi penggerakan. Penggerakan (actuating)

merupakan esensi dari manajemen, dari situlah timbulnya kekuatan,

antusiasme, dan kemauan orang-orang dalam organisasi melakukan

tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Bahkan Terry menyatakan

bahwa suatu kesalah yang besar (serius) untuk menganggap rendah

pentingnya actuating dalam manajemen. Sebab, pada akhirnya pada

manusialah terletak suksesnya suatu organisasi.39

6. Elemen-elemen penggerakan

Menurut Joseph L. Massil Penggerakan itu berarti keseluruhan

cara-cara seorang pemimpin untuk mempengaruhi kegiatan bawahan.

Pertama-tama hal ini menyangkut penyampaian perintah yang jelas, komplit,

dan dalam batas-batas kemampuan bawahan untuk melaksanakannya. Kedua,

menyangkut kegiatan pelatihan bawahan yang berkesinambungan dimana

diberikan instruksi-instruksi sehingga mereka mampu untuk melaksanakan

tugas khusus dalam situasi yang ada. Ketiga, menyangkut motivasi para

karyawan untuk mencoba memenuhi harapan-harapan pimpinan. Keempat,

termasuk menjaga disiplin dan memberikan penghargaan bagi mereka yang

menjalankan tugasnya dengan baik.40

39

Susilo Martoyo, 1988, Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan Cet 1, BPFE,

Yogyakarta, hal. 115-116. 40

(40)

32

Kegiatan pelatihan dalam elemen-elemen penggerakan dapat

diberikan melalui kursus formal (selama mereka sangat partisipatif) atau

workshop. Sasaran dari pelatihan tersebut seharusnya adalah agar pada akhir

pelatihan mereka yang ikut serta dapat mengerti tentang:

1) Tujuan serta prinsip dari manajemen kinerja

2) Rangkaian aktifitas yang akan terjadi

3) Bagaimana melaksanakan atau ikut serta dalam proses berikut,

menyepakati tugas-tugas kunci, menetapkan sasaran, menyepakati

persyaratan mengenai keahlian, pengetahuan dan kompetensi,

menegevaluasi kinerja secara berkesinambungan, memberikan umpan

balik, memberikan konseling dan coaching, mempersiapkan rencana

kerja dan pengembangan.41Lebih jelas lihat gambar berikut:

Gambar 2.2

Elemen penggerakan

41

Surya Dharma, 2005, Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya,Pustaka pelajar,

Yogyakarta, hal. 282-283.

Penyampaian Perintah yang jelas

Menjaga disiplin dan Memberikan penghargaan

Kegiatan pelatihan berkesinambungan

(41)

33

7. Pelayanan publikGood Governance

Menurut Mardiasmo yang dikutip Alwi Hasyim Batubara Good

Governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang

solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan

pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan

pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrasi, menjalankan

disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi

tumbuhnya aktivitas usaha.

Karakteristik pelaksanaanGood Governancesebagai berikut:

1) Participation,Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan

yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas

dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara

konstruktif.

2) Rule of law,kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang

bulu

3) Transparency, Tranparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh

informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara

langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

4) Responsiveness, lembaga-lembaga publik harus cepat tanggap dalam

melayanistakeholder

5) Consensus orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat yang

(42)

34

6) Equity, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk

memperoleh kesejahteraan dan keadilan

7) Efficiency and effectiviness, pengelolaan sumber daya publik dilakukan

secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif)

8) Accountability, pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktifitas

yang dilakukan

9) Strategic vision, penyelenggara pemerintah dan masyarakat harus

memiliki visi jauh ke depan.42

8. Tujuan penggerakan

Secara umum tujuan pengarahan yang ingin dicapai pada setiap

sistem perusahaan maupun organisasi adalah sebagai berikut:

1) Menjamin kontinuitas perencanaan

Suatu perencanaan ditetapkan untuk dijadikan pedoman normatif dalam

pencapaian tujuan. Pelaksanaan kerja yang baik akan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu pengarahan dilakukan

untuk menjamin kelangsungan perencanaan, artinya perencanaan yang

telah ditetapkan walaupun mempunyai sifatflexible, namun prinsip yang

terkandung didalamnya harus tetap di jamin kontinuitasnya.

2) Membudayakan prosedur baku

Seperti telah didiskripsikan pada bab sebelumnya bahwa suatu prosedur

akan memberikan seperangkat petunjuk terinci untuk melaksanakan

urutan-urutan tindakan yang sering atau biasa terjadi. Dengan adanya

42

(43)

35

pengarahan diharapkan bahwa prosedur kerja yang telah ditetapkan dapat

dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga lambat laun menjadi suatu

kebiasaan. Apabila sudah terbiasa dilaksanakan diharapkan dapat

membudaya di lingkungan sistem itu sendiri.

3) Menghindari kemangkiran yang tak berarti

Suatu kemangkiran dapat diberikan batasan sebagai kondisi dimana

seseorang yang tidak berada pada tempatnya diluar suatu penyebab yang

jelas dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

4) Membina disiplin kerja

Disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap mental yang menyatu dalam

kehidupan yang mengandung pemahaman terhadap norma, nilai, dan

peraturan dalam melaksanakan hak dan kewajiban kehidupan

5) Membina motivasi yang terarah

Aplikasi fungsi pengarahan juga mempunyai tujuan untuk membina

motivasi kerja para karyawan yang terarah.43 Dengan adanya motivasi

yang diberikan mempunyai maksud dan tujuan agar karyawan bisa

berprestasi dalam menjalankan pekerjaannya. Ada beberapa factor yang

mempengaruhi prestasi karyawan diantaranya, motivasi : manajer perlu

memiliki pemahaman orang-orang yang berperilaku tertentu agar dapat

mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh

organisasi, kemampuan : individu dalam melaksanakan tugas-tugas yang

43

(44)

36

dibebankan kepadanya, pemahaman : individu tentang perilaku yang

diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi.44

9. Prinsiphuman relations

Dalam perkembangannya konsep human relations mempunyai arti

penting dalam dunia manajemen. Perkembangan selanjutnya menunjukkan

bahwa agar para bawahan dapat digerakkan secara efektif, kondisi kerja yang

bersifat teknis fisik, meskipun harus memperhatikan pertimbangan lain yang

menyangkut harkat dan martabat manusia dalam organisasi.

Ada 10 konsephuman relationsdiantaranya:

1) Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu para

anggota organisasi yang bersangkutan.

Manusia mempunyai berbagai kepentingan dan kebutuhan yang tidak

lagi bisa dipuaskan dengan bekerja sendirian, melainkan dengan

menggunakan berbagai jalur organisasional.

2) Suasana kerja yang menyenangkan

Yang dimaksud dengan suasana kerja yang menyenangkan tidak terbatas

pada tersediannya sarana dan prasarana kerja yang bersifat fisik, tetapi

juga dalam arti sifat interaksi yang terjadi antara orang-orang dalam

satuan kerja yang terdapat dalam organisasi.

44

Ais Zakiyudin, 2013, Teori dan Praktik Manajemen (sebuah konsep yang aplikatif disertai

(45)

37

3) Hubungan kerja yang serasi

Hubungan yang bagaimana yang bersifat dominan dalam interaksi atasan

dan bawahan sesungguhnya sangat tergantung pada gaya manajerial yang

digunakan oleh manajer dalam organisasi.

4) Tidak memperlakukan bawahan sebagai mesin

Dalam kehidupan organisasional manusia ingin agar kepribadiannya

yang khas diakui, keinginannya diperhatikan, berbagai kebutuhannya

dipuaskan, dan potensi yang terkandung dalam dirinya diberi kesempatan

berkembang sehingga berubah menjadi kemampuan efektif.

5) Pengembangan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal

Dalam diri seseorang terdapat potensi yang belum sepenuhnya

dikembangkan dan dimanfaatkan maka dari itu pengembangan individu

perlu adanya yang dimualai dari diri sendiri dan dengan adanya

pendidikan serta latihan sebagai alat bantu.

6) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan

Hal ini menjadi tantangan bagi para manajer dalam menggerakkan para

bawahan untuk menjadikan tugas-tugas rutin sekalipun menjadi tugas

yang penuh tantangan dengan melakukannya secara lebih baik, lebih

efisien, dan lebih ekonomis.

7) Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi

Untuk mendorong kegairahan kerja di kalangan para bawahan, seorang

manajer hendaknya cepat mengakui dan menghargai prestasi kerja para

(46)

38

8) Tersediannya sarana dan prasarana kerja yang memadai

Pentingnya sarana dan prasarana kerja yang memadai tetap perlu

mendapat perhatian dedikasi, kemampuan kerja, keterampilan, dan niat

yang besar untuk mewujudkan prestasi kerja yang tinggi tidak akan besar

manfaatnya tanpa sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

9) Penempatan tenaga kerja yang tepat

Maksud dari tepat dalam penempatan tenaga kerja adalah yang sesuai

dengan bakat, kemauan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman

seseorang.

10) Imbalan yang setimpal dengan jasa yang diberikan

Seseorang berkarya dalam organisasi dengan mengerahkan tenaga,

kemampuan, kemampuan, keahlian, keterampilan, waktu, dan

pengalamannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan

kepadanya. Dengan berbuat demikian ia mengharap imbalan termasuk

imbalan berupa upah atau gaji.45

45

(47)

39

C. Perspektif Islam

1. Makna Perencanaan

Perencanaan syariah adalah amal atau pekerjaan dalam suatu

pekerjaan tertentu, yaitu mempersiapkan segala hal yang diperlukan dari awal

sampai dengan akhir pekerjaan, yang niat atau motivasi dan caranya sesuai

dengan “nilai-nilai syariah Islam”.46

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah

pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu

agar mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan

sebuah keniscayaan, sebuah keharusan di samping sebagai sebuah kebutuhan.

Segala sesuatu memerlukan perencanaan. Dalam suatu Hadits Rasulullah

SAW dijelaskan yang artinya:

“Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan

itu jelek, maka tinggalkanlah.” (HR Ibnul Mubarak)

Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan,

antara lain sebagai berikut:

a. Hasil yang ingin dicapai

b. Orang yang akan melakukan

c. Waktu dan skala prioritas

d. Dana (kapital)47

46

Muslim Kamil, 2014,”Perencanaan Syariah”,Esensi Jurnal Bisnis dan Manajemen,Vol. 4, No.

3, Desember 2014, hal. 77. 47

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003,Manajemen Syariah Dalam Praktik,Gema Insani

(48)

40

Dalam Islam, konsepsi perencanaan dengan berbagai variannya

dicanangkan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil musyawarah dengan

orang-orang yang berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangannya

dalam menyelesaikan persoalan. Ketentuan ini bersandar pada petunjuk Allah

“Dan tidak kami mengutus sebelum engkau melainkan laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu kepada mereka yang berilmu (tentang nabi dan kitab), jika kamu tidak mengetahui”.(an-Nahl [16]: 43).48

Konsep bermusyawarah yang digunakan dalam setiap pencanangan

perencanaan urusan perang atau sipil menunjukkan indikasi yang kuat bahwa

kaum muslimin senantiasa membuat perencanaan atas segala sesuatu yang

akan dilakukan. Mereka saling bermusyawarah dan menentukan langkah yang

terbaik atas persoalan yang sedang dihadapi. Mereka sangat visioner dan

tidak buta dalam menentukan perencanaan strategis.49

2. Perencanaan dan Sunatullah.

Allah SWT. Menciptakan alam semesta dengan hak dan

perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas. Perhatikan

firman Allah dalam Al-Qur’an surah Shaad:27,



Departemen Agama RI, 2002,Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Sari Agung, Jakarta, hal. 509.

49

Ahmad Ibrahim Abu Sinn, 2006,Manajemen Syariah (sebuah kajian historis dan kontemporer),

(49)

41

Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya itu sia-sia. Itulah persangkaan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir di neraka.” (Shaad:27).50

Makna batil ayat diatas adalah sia-sia tanpa tujuan dan

perencanaan. Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dan kegunaan

Allah. Segala sesuatu telah direncanakan, tidak tidak ada sesuatupun yang

tidak direncanakan. Jika Allah saja telah menyusun perencanaan dalam segala

sesuatu, maka kita pun harus menyusun perencanaan yang matang dalam

melakukan pekerjaan.

Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia

(bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat

pada masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok. Al-Qur’an telah

tegas menerangkan dalam surat al-Hasyr ayat 18 :

 hendaklah (tiap-tiap) diri memperhatikan apa yang dipersiapkan untuk esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Al-Hasyr:18).51

Makna dari ayat diatas adalah kita tidak boleh diam dan jangan

diam. Rencanakanlah untuk melakukan suatu pekerjaan yang lain jika satu

pekerjaan telah diselesaikan. Jadi, sebuah masalah sebenarnya merupakan

50

Departemen Agama RI, 2002,Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Sari Agung, Jakarta, hal.

902-903 51

(50)

42

sesuatu yang pasti akan ada dalam setiap kehidupan, setiap waktu, dan setiap

keadaan.

Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dan kegunaan Allah.

Segala sesuatu telah direncanakan, tidak ada sesuatu pun yang tidak

direncanakan. Bahkan usia manusia juga direncanakan. Jika Allah saja telah

menyusun perencanaan dalam segala sesuatu, maka kita pun harus menyusun

perencanaan yang matang dalam melakukan pekerjaan.52

Soejitno Irmin dalam buku kepemimpinan melalui Asmaul Husna

menafsirkan surat al-Hasyr tersebut bahwa: Allah sebagai pencipta, Allah

sebagai perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah maha

merencanakan, al-Bari, sifat tersebut jika diamalkan secara substantif

seharusnya menjadi inspirasi bagi umat Islam terutama para manajer atau

pemimpin. Karena pada dasarnya manajer atau pemimpin yang harus

mempunyai banyak konsep tentang manajemen termasuk didalamnya

perencanaan. Pemimpin yang baik adalah yang mempunyai visi dan misi, dan

membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan bersama.

Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang.

Qurais Shihab dalam tafsir “al-Misbah”, dari ayat tersebut

mengenai perencanaan beliau mengatakan bahwa kata wantandur’ nafsun

maa koddamat li ghodin mempunyai arti bahwa manusia harus memikirkan

terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai perbuatan

selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam kehidupan

52

Didin Hafidhuddin Dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah Dalam Praktik, Gema

(51)

43

ini. Jika proses perencanaan telah dilakukan oleh Allah semenjak penciptaan

manusia.53

dalam skripsi Nur Laili Elisa menurut pendapat Sayyid Quthb di

dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, menyatakan bahwa. Ungkapan kalimat diatas

memiliki nuansa dan sentuhan yang lebih luas dari pada lafadznya sendiri.

Kalimat diatas hanya dengan sekedar terlintas dalam hati saja, terbukalah

dihadapan manusia lembaran amal-amalnya bahkan lembaran seluruh

kehidupannya. Manusia pasti akan mengarahkan pandangannya kepada

segala kata-katanya untuk merenungkan dan membayangkan hisab amalnya

beserta perinci-perinciannya satu per satu guna melihat dan mengecek apakah

yang telah dia persiapkan untuk menghadapi hari esok.54

3. Pelaksanaan dalam Al-Qur’an

Menurut Hadari Nawawi bimbingan berarti memelihara, menjaga

dan menunjukkan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural

maupun fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai

tujuan. Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagi

berikut:

a. Memberikan dan menjelaskan perintah

b. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan

53Muslim Kamil, 2014,”Perencanaan Syariah”,

Esensi Jurnal Bisnis dan Manajemen,Vol. 4, No. 3, Desember 2014, hal. 82

54

Nur Laili Elisa, 2014, “Proses Perencanaan Program Kerja Di Unit Pengelola Budidaya Air

Gambar

Tabel 2.1
 Gambar 2.1
 Gambar 2.2
 Gambar 4.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tunggal (2011: 1) menyimpulkan bahwa ”Six Sigma adalah suatu sistem yang komprehensif dan fleksible untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses, yang berfokus

Terdapat pengaruh strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada Hotel Sumber Alam Cipanas Garut, hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengolahan yang

[r]

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP), maka dapat diketahui rencana waktu produksi dari masing – masing

(2) Metode berdzikir dalam penanganan problem psikologis santri di Pondok Pesantren Suryabuana Desa Balak, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang dapat dikatakan efektif

Dari pengertian inilah maka penting kiranya kita memahami, memanfaatkan waktu hidup kita untuk menyiasati detik-detik menuju kematian sebelum sekarat agar dapat menjadikan

Perancangan media pembelajaran interaktif bahan kimia dalam makanan mata pelajaran IPA kelas VIII menggunakan lectora di SMP Muhammadiyah 2 Wates, dapat diambil

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen humas di SMK se-Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dalam intensitas kegiatan