Penetapan
agenda
Perumusan
Kebijakan
Pelaksanaan
Kebijakan
MonitoringPelaksanaan
Evaluasi
Kebijakan
Translational research merupakan sebuah
pemahaman menarik mengenai bagaimana
tindakan klinis dipergunakan dari hasil
Definisi
Translational research transforms scientific
discoveries arising from laboratory, clinical,
or population studies into clinical
Makalah ini
membahas hubungan antara
Evidence Based Policy dengan Translational Research.
Bagian:
Pemahaman mengenai Evidence
Based Policy untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Hubungan EBP dengan
translational research.
Diskusi mengapa ada negara yang
menghargai riset, dan ada yang tidak atau belum menghargainya.
Penutup akan dibahas mengenai
apakah Evidence Based Policy
Prinsip-prinsip
Sackett DL, Rosenberg WMC, Muir Gray JA, Haynes RB, Richardson WS.
Evidence-based medicine: what it is and what it isn’t. BMJ 1996: 312:71-2
Cookson R. Evidence-based policy making in health care: what it is and what it isn’t. Journal of Health Service Research Policy. Vol 10 No 2 April 2005.
Sackett dkk
mendefinisikan EBM
sebagai: “ the
conscientious, explicit, and judicious use of
current best evidence in making decisions about the case of individual patient’.
Cookson memberikan definisi EBP yang
serupa EBM, namun berfokus pada
keputusan publik tentang kelompok atau masyarakat, bukan sebuah
Cookson R. Evidence-based policy making in health care: what it is and what it isn’t. Journal of Health Service Research Policy. Vol 10 No 2 April 2005
Bukti Ilmiah
Nilai-nilai Kepercayaan
Pengalaman Bukti Anekdot
Opini
Asumsi dasar yang
dipakai adalah bahwa Penelitian Dasar dan Klinik menjadi
kebijakan kesehatan untuk masyarakat luas (publik policy).
Namun ternyata
(A) tidak ada bukti
ilmiah yang berasal dari riset dasar dan klinik; dan
Tidak ada Bukti
Ilmiah yang berasal dari Riset Dasar dan Klinik
Nilai-nilai Kepercayaan
Pengalaman Bukti Anekdot
Opini
Ada Bukti Ilmiah yang berasal dari Riset Dasar dan Klinik
Nilai-nilai Kepercayaan
Pengalaman Bukti Anekdot
Opini
B1. Ada Bukti Ilmiah dari riset dasar dan klinik, dan proses Evidence Based Policy dilakukan. Contoh adalah:
Program TB DOTS
Program IMCI
B2. Ada Bukti Ilmiah dari Riset Dasar namun Proses Evidence based Policy tidak berjalan, misalnya:
Kebijakan penyemprotan DHF (fogging)
Pembelian test diagnostic AIDS melalui saliva oleh
Pemda DKI
Pemberian makanan tambahan
Kebijakan obat-obat kanker
Mengapa terjadi situasi dimana tidak
Sumber: Mubasysyr Hasanbasri
Ilmu Kedokteran dan kesehatan
Administrasi Publik
Apakah Evidence Based Policy Making
akan dipergunakan ataukah semakin
tidak digunakan?