• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nurhany Amin Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nurhany Amin Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

7 Dewasa ini perkembangan di industri

besar sangat pesat ini ditandai dengan peralatan kontrol yang digunakan, salah satu peralatan kontrol itu adalah PLC (Programmable Logic

Control). PLC dipilih karena operasi kerja yang

handal, efisiensi tinggi dan teknik pemrograman yang sederhana, sehingga memudahkan para teknisi dalam bekerja baik untuk perancangan kontrol suatu planat maupun untuk pengawasan dan pelacakan gangguan/kerusakan.

Dalam desain sistem kontrol mesin proses membuat susu bubuk ini menggunakan sistem otomasi yang meliputi :

a. Sensor b. Controller c. Aktuator

SENSOR

Sensor dapat disebut sebagai converter, yaitu alat yang dapat mengubah variabel fisik, misalnya temperatur, jarak, tekanan, dan lain-lain variabel yang mudah dievaluasi untuk proses selanjutnya. Biasanya berupa sinyal elektris (tegangan, frekuensi vibrasi, ataupun hambatan). Berdasarkan output yang dihasilkan, sensor dapat dibedakan menjadi binary sensor dan analogue sensor.

Binary sensor mengeluarkan dua output

sinyal, yaitu status switching “On” dan “Off”. Kedua status ini dikonversikan ke bilangan biner dengan 1 untuk “On” dan 0 untuk “Off”. Sedangkan analogue sensor merupakan tranduser dimana merubah besaran fisis menjadi besaran elektris. Dengan kata lain, sensor analog membangkitkan perubahan sinyal elektris berupa

perubahan arus (4-20 mA) atau tegangan (0-10 VDC) secara terus menerus sesuai sinyal

inputanya. Yang termasuk sensor jenis ini adalah sensor untuk pengukuran misalnya temperatur, jarak, tekanan, dsb.

Jenis sensor yang digunakan dalam desain ini adalah:

Proximity Swich

Sensor proximity yaitu sensor yang bekerja tanpa melakukan sentuhan langsung dengan benda kerja atau obyek yang dimaksud. Yang termasuk Sensor proximity induktif antara lain sensor induktif, sensor kapasitif dan sensor optik. Dalam desain ini digunakan sensor

proximity kapasitif. Sensor ini digunakan untuk

mendeteksi benda tanpa membedakan jenis materialnya. Prinsip kerja sensor ini bersadarkan pengukuran perubahan kapasitas dari suatu rangkaian resonan RC dengan pendekatan terhadap jenis material apa saja. Perubahan kapasitansi tergantung pada jarak, dimensi dan konstanta dielektrik dari medium. Di dalam sensor terdapat sirkit yang menggunakan arus DC untuk menghasilkan arus AC circuit, dan mengaktifkan output switch pada saat besar arus AC berubah.

DESAIN SISTEM KONTROL

MESIN PEMBUAT SUSU BUBUK

Nurhany Amin

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain sistem kontrol mesin pembuat susu bubuk. Desain ini menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) merek Omron.. Desain ini terdiri dari lima proses yaitu persiapan, pencampuran, homogenizer, pompa tekanan tinggi dan pengeringan. PLC yang digunakan pada desain ini dilengkapi dengan sensor, sehingga proses semua bekerja secara otomatis.

(2)

Gambar 1. Capacitive proximityy switch Flow Meter

Sensor ini megubah besaran alamiah berupa aliran menjadi besaran listrik dengan teknik yang bermacam-macam misalnya ultrasonic, turbulensi dan sebagainya.

Gambar 2. Flow meter Sensor Level

Sensor ini mengubah besaran alamiah berupa permukaan atau level cairan dengan teknik bermacam-macam misalnya swich elektronik, ultrasonik, dan sebagainya.

Gambar 3. sensor level Sensor Suhu

Ada empat jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan, yaitu: thermocouple, detektor suhu tekanan (resistance temperaturnya rentang

suhu termokopelure Detector=RTD), termistor

dan sensor IC. Dalam desain ini digunakan jenis

thermocouple. Thermocouple (T/C) pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las atau dileburkan bersama pada satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan “cold” atau sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple. Apabila hal ini terjadi, perlu dibangkitkan tegangan dc yang kecil. Oleh karena kasarnya dan lebar rentang suhu thermocouple.

Gambar 4. Sensor level jenis thermocouple

KONTROLLER

Controller merupakan pusat kontrol dari

sistem otomasi. Kontroller terdiri dari mikroprosesor sebagai puat operasi matematik

(3)

9 dan operasi logika, memori sebagai penyimpan

data, dan power supply. Jenis-jenis kontroller meliputi Programmable Logic Controller (PLC),

Personal Computer (PC), Fuzzy Logic Controller

(FLC), serta controller relai konvensional. Dalam desain ini digunakan Programmable Logic

Controller (PLC).

Programmable Logic Controller pertama

kali dikembangkan oleh General Motor tahun 1968. Sistem kontrol ini digunakan sebagai alternatif untuk mengganti sistem relay kontrol yang kompleks. Aplikasi PLC ini banyak digunakan dalam proses permesinan, pengepakan, material handling, assembling terotomasi dan sebagainya.

Menurut IEC 1131 part 1, pengertian PLC adalah PLC merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital, menggunakan

programmable memory untuk internal storage

yang berorientasi kepada user, untuk melakukan fungsi khusus seperti logic, sequencing, timing,

arithmetic; untuk dikendalikan melalui input, baik

analog maupun digital; berbagai mesin ataupun proses. PC dan peralatan lain yang digunakan, didesain sehingga dengan mudah dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol industri dan digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi yang diharapkan.

Penggunaan otomasi pada sistem produksi berarti penggunaan komputer untuk memprogram peralatan otomasi tersebut, sehingga dapat mengoperasikan komponen yang ada pada stasiun kerja. Dalam penggunaan PLC sebagai salah satu sistem otomasi, Pengontrolan komponen pada stasiun kerja dapat dilakukan secara langsung melalui software. Sifatnya sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan proses yang diinginkan. Metode yang digunakan untuk pemrograman PLC antara lain Ladder Logic (Ladder Diagram), Boolean (Statement List),

Functional Block (Function Chart) dan bahasa

pemrograman tingkat tinggi lainnya seperti bahasa C.

Keuntungan PLC 1. Fleksibel

2. Memiliki kontak yang banyak 3. Biaya yang lebih rendah 4. Aman

5. Dapat diamati secara visual 6. Waktu operasi yang cepat

7. Relatif mudah dari segi pemrograman 8. Tingkat kehandalan yang tinggi dan

murah pemeliharaan

9. Mudah dari segi pemesanan komponen 10. Dokumentasi yang mudah dilakukan 11. Keamanan dari segi pemrograman 12. Adaptif terhadap perubahan produksi Adapun kelemahan dari PLC adalah :

1. Karena merupakan teknologi baru, sehingga membutuhkan pelatihan.

2. Beberapa aplikasi yang menjalankan satu fungsi tunggal, tidak efisien dalam penggunaan PLC.

3. Terbatas lingkungan penggunaannya, suhu tinggi dan getaran keras dapat mengganggu peralatan elektronik pada PLC.

4. Butuh peralatan pengaman tambahan seperti relay.

5. PLC dirasa tidak dibutuhkan bila diterapkan pada sistem industri yang tidak perlu melakukan pengubahan pengkabelan.

Gambar 5. Sistem dan komponen PLC

INPUT/ OUTPUT MODUL

Input modul berfungsi untuk merubah sinyal yang datang dari sensor/transducer menjadi sinyal yang dapat diproses oleh PLC melalui CCU. Sinyal yang datang merupakan informasi hasil deteksi oleh sensor. Sedangkan

output modul berfungsi mengubah sinyal keluaran

PLC menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh

actuator.

Input modul memiliki fungsi: · Mendeteksi sinyal dari luar sistem

· Melakukan pengubahan dari control voltage ke

(4)

· Melindungi komponen elektronik yang sensitif dari external voltage

· Sceening sinyal akibat adanya interferensi Output Modul memiliki fungsi:

· Melakukan pengubahan dari logic voltage ke

control voltage

· Melindungi komponen elektronik yang sensitif dari voltage controller

· Memberikan power yang cukup untuk menggerakkan aktuator.

PENGGERAK (ACTUATOR)

Penggerak, dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis.. Dapat dibuat dari sistem motor listrik (Motor DC (permanent

magnet, brushless, shunt dan series), Motor DC

Servo, Motor DC Stepper, ultrasonic motor, linear motor, torque motor, solenoid, dan sebagainya), sistem pneumatik (perangkat kompresi berbasis udara atau gas nitrogen), dan perangkat hidrolik (berbasis bahan cair seperti oli). Untuk meningkatkan tenaga mekanik aktuator atau torsi gerakan dapat dipasang sistem gearbox, baik sistem direct-gear (sistem lurus, sistem ohmic/worm-gear, planetary gear, dan

sebagainya), sprochet-chain (gir-rantai, gir-belt, ataupun sistem wire-roller, dan sebagainya) Dalam desain ini, aktuator yang digunakan adalah solenoid dan motor linear.

Selenoid

Selenoid adalah peralatan listrik yang mengubah energi listrik menjadi gaya elektromekanik. Dua bagian utama selenoid adalah kumparan magnet stasioner dan inti magnet yang menyatu dengan plunyer yang dapat bergerak bebas secara linear oleh karena gaya elektromekanik di dalam kumparan magnet. Solenoid bekerja jika kumparan magnetnya diberi catu tegangan nominal sehingga pluyer bergerak membuka atau menutup katup (valve) saluran sirkulasi udara atau liquid, maupun katup dari sistem hidrolik atau pneumatik.

Gambar 6. Solenoid Motor Linear

Motor linear adalah peralatan listrik yang mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis berupa gerakan linear yang memiliki kecepatan tinggi dan beban besar lebih dari 500 kg. Motor linear terdiri dari 2 bagian yaitu jalur magnet dan slider yang mengandung koil.

(a) Iron-core Motor (b) Ironless Motor

Gambar 7. Motor Linear

HASIL

Gambar berikut ini menggambarkan proses produksi dan pengendalinya :

Gambar 8. Bagan proses produksi

Diagram proses produksi susu dapat ditunjukkan pada gambar 9, sedangkan urutan desain dapat

BAHAN BAKU MESIN PENGADUK TANGKI PENAMPUNG 1 MESIN HOMOGENIZER TANGKI PENAMPUNG 2 POMPA HIGH PRESURE MESIN STEAM MESIN EVAPORASI PRODUK JADI

(5)

11 dilihat pada gambar 10. Flow chart proses dapat

ditunjukkan pada gambar 11 sedangkan diagram ladder PLC ditunjukkan pada gambar 12.

Gambar 10. Bagan urutan proses produksi Gambar 10. Diagram proses produksi

(6)

Gambar 11. Flow chart proses

Gambar 11. Ladder diagram

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Petruzella, Frank D, 1996. Industrial Electronics. Glencoe: McGraw-Hill.

Pitowarno, Endra, 2005. Serial Buku Robotik:

Teknik Disain. Surabaya

Tcahjono Anang, Ir, 1997. Pelatihan PLC untuk

Instruktur Politeknik seIndonesia.

Surabaya: PENS-ITS.

OMRON, 1990. User’s Manual for C20

Programmable Controller.Jakarta:

Kerjasama CEVEST dan JICA.

OMRON, 1991. Training Manual for Mini H-type

Programmable Logic Controllers.

Singapura: May Edition.

OMRON, 1993. Operation Manual for Mini

H-Type Programmable Logic Controllers.

(7)

13 OMRON, 1997. Training Manual for CPMI

Programmable Logic Controllers.

Jakarta: Omron Indonesia Representative Office.

Siswo Cahyono, Ir dan Tresna Umar Syamsuri, Drs, 1996. Petunjuk Praktikum Sistem

Kontrol Pneumatik. Bandung: PPPP

(8)
(9)

15 GAMBAR LADDER DIAGRAM

(10)

PENUTUP

Demikian desain sistem kontrol yang kami buat. Kami menyadari desain ini masih memiliki beberapa kelemahan, belum layak untuk langsung diterapkan pada sistem yang sebenarnya. Perlu beberapa penyempurnaan desain apabila akan diterapkan pada proses yang sebenarnya. Kami terbuka untuk menerima masukan yang bersifat membangun kesempurnaan desain.

DAFTAR PUSTAKA

OMRON, 1990. User’s Manual for C20 Programmable Controller.Jakarta: Kerjasama CEVEST dan JICA.

OMRON, 1991. Training Manual for Mini H-type Programmable Logic Controllers. Singapura: May Edition.

OMRON, 1993. Operation Manual for Mini H-type Programmable Logic Controllers. Japan: Revised Edition.

Siswo Cahyono, Ir dan Tresna Umar Syamsuri, Drs, 1996. Petunjuk Praktikum Sistem Kontrol

Pneumatik. Bandung: PPPP Dirjen Dikti Depdikbud.

OMRON, 1997. Training Manual for CPMI Programmable Logic Controllers. Jakarta: Omron Indonesia Representative Office.

Tcahjono Anang, Ir, 1997. Pelatihan PLC untuk Instruktur Politeknik seIndonesia. Surabaya: PENS-ITS. Petruzella, Frank D, 1996. Industrial Electronics. Glencoe: McGraw-Hill

Gambar

Gambar 1. Capacitive proximityy switch   Flow Meter
Gambar 5. Sistem dan komponen PLC
Gambar 8. Bagan proses produksi
Gambar 10. Bagan urutan proses produksi Gambar 10. Diagram proses produksi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap operasi dilakukan berdasarkan prakiraan jumlah karyawan dan penghuni perumahan dengan menggunakan klasifikasi jumlah timbulan sampah berdasarkan

Organisasi global dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang baik dengan menawarkan peluang kerja lebih banyak4. MENGEMBANGKAN MISI

Karena para hakim dalam memutuskan perkara waris yang diajukan kepadanya juga berpedoman pada ketentuan hukum Islam, hanya saja hakim Pengadilan Agama dalam menerapkan

Berdasarkan Standar LOS menurut, Ofyar Z Tamin, Kriteria LOS C (kondisi arus lalu lintas masih dalam batas stabil, Kecepatan mulai dibatasi dan hambatan dari

Adapun yang menjadi ciri khas model adalah: (a) landasan model adalah ABCCM Empowerment Concept , (b) pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok yang

1) surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) kualifikasi Usaha Kecil dengan klasifikasi Bidang Arsitektur atau Klasifikasi Bangunan Gedung yang dikeluarkan

Peserta yang telah mendaftar dan mengunduh dokumen pengadaan penyedia barang/jasa sampai dengan tanggal 20 Oktober 2014 sebanyak 20 (dua puluh) perusahaan..

APBOfrhDilai Ohryrr kodc rekening Kegiatan penyediaan Bantuan operasional Sekolah (Bos) ieniang su/Ml/sDt8 dan sMP/MTs serta pesantrean salafiy.h drn satuan. Pendidikan