• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Bulu babi termasuk anggota dari Filum Echinodermata yang tersebar mulai dari daerah intertidal yang dangkal hingga ke laut dalam (Jeng 1998). Fauna ini umumnya menghuni ekosistem terumbu karang dan padang lamun dan menyukai substrat yang agak keras terutama substrat di padang lamun campuran yang terdiri dari pasir dan pecahan karang (Aziz 1994a). Di dunia terdapat kurang lebih 6000 jenis fauna Echinodermata (Guille et al. 1986, diacu dalam Jeng 1998) dan diperkirakan 950 jenis diantaranya adalah bulu babi (Suwignyo et al. 2005) yang terbagi dalam 15 ordo, 46 famili (Aziz 1987; Suwignyo et al. 2005) dan 121 genus (Heinke & Schultz 2006). Di Indonesia, terdapat kurang lebih 84 jenis bulu babi yang berasal dari 31 famili dan 48 genus (Clark & Rowe 1971).

Studi mengenai berbagai aspek ekologi bulu babi telah dilakukan di berbagai tempat di dunia, antara lain studi ekologi komunitas: Echinoidea (McClanahan et al. 1994; Jeng 1998; McClanahan 1998; Larrain et al. 1999; Chao 2000; Paulay 2003; Putchakam & Soncaeng 2004; Lessios 2005), Echinometra

mathaei (McClanahan 1995), dan Echinometra viridis (McClanahan 1999);

struktur komunitas: Echinoidea (McClanahan & Shafir 1990; Andrew & McDiarmid 1991; Levitan 1992; McClanahan et al. 1996;), Diadema antillarum (Carpenter 1990a, 1990b), dan Echinometra mathaei (Kessing 1992; Prince 1995); ekologi tingkah laku: Echinoidea (Shulman 1990; Ikuo et al. 1999),

Strongylocentrotus droebachiensis (Bernstein et al. 1981; Mann et al. 1984;

Scheibling & Hamm 1991; Russell 1998), Strongylocentrotus purpuratus (Edwards & Ebert 1991), Paracentrotus lividus (Barnes & Cook 2001),

Echinometra mathaei (Black et al. 1982; Black et al. 1984; Neill 1988), Diadema antillarum (Levitan 1991), dan Heliocidaris erythrogramma (Constable 1993); dan

studi aktivitas makan: Echinoidea (Valentine & Kenneth 1991; Macia 2000; Alcovero & Mariani 2002), Echinometra mathaei (Hart & Chia 1990), Lytechinus

variegatus (Greenway 1995), dan Evechinus chloroticus (Barker et al. 1998).

Berbagai aspek ekologi bulu babi yang telah diteliti di Indonesia, antara lain aspek ekologi Echinoidea (Tuwo et al. 1997; Rondo 1992, Radjab 2004),

(2)

studi aktivitas makan: Echinoidea (Aziz 1994b, 1999a) dan Tripneustes gratilla (Darsono & Aziz 2000). Selain aspek ekologi, telah dilaporkan juga berbagai studi mengenai aspek biologi: Echinoidea (Sumitro et al. 1992, Aziz 1999a);

Tripneustes gratilla (Darsono & Sukarno 1993; Tuwo 1995); pertumbuhan: Diadema setosum (Yusron & Manik 1989), Tripneustes gratilla (Yusron 1991;

Radjab 1997); aspek reproduksi: Diadema setosum (Aziz & Darsono 1979, Darsono 1993), Tripneustes gratilla (Andamari et al. 1994; Tuwo & Pelu 1997; Radjab 1998; Baszary et al. 2001), Echinometra mathaei (Lintong, 1998; Lasut et

al. 2002), Toxopneustes pileolus (Hayati 1998 & Zulaika 1998), Temnopleurus alexandri (Sugiharto, 1995), dan komposisi kimia gonad Tripneustes gratilla

(Chasanah & Andamari 1997).

Di Indonesia, beberapa marga bulu babi yang dijumpai di padang lamun antara lain Diadema, Tripneustes, Toxopneustes, Echinotrix, Echinometra,

Temnopleurus, Mespilia dan Salmacis (Sumitro, et al. 1992 dan Aziz 1994a).

Gonad bulu babi dari marga-marga tersebut telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai bahan makanan (Darsono 1982; Aziz 1993; Chasanah & Andamari 1997 dan Radjab 1998) dan dapat dijadikan sebagai bahan uji toksikologi lingkungan (Sumitro et al. 1992; Lasut et al. 2002). Selain itu, jenis-jenis seperti Toxopneustes pileolus, Tripneustes gratilla, Diadema setosum, dan Asthenosoma menghasilkan peditoxin, bahan bioaktif yang berguna dalam bidang farmasi (Takei et al. 1991; Nakagawa et al. 2003).

Padang lamun sebagai salah satu habitat bagi bulu babi memiliki peran ekologis yang penting tidak hanya bagi bulu babi semata tetapi juga bagi berbagai organisme lain yang ada di dalamnya serta bagi lingkungan di sekitarnya. Kikuchi dan Peres (1977) menyebutkan bahwa secara ekologi padang lamun berfungsi sebagai habitat dari berbagai organisme, sementara secara fisik padang lamun merupakan suatu bentuk tahanan yang mempengaruhi pola aliran arus dengan mereduksi kecepatan arus sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang (Randall 1965, diacu dalam Azkab 2006), sehingga berfungsi sebagai stabilisator dasar, penangkap sedimen dan penahan erosi (Kikuchi & Peres 1977).

Secara ekonomi padang lamun memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Dalam penelitian mengenai nilai ekonomi padang lamun di Balerang dan Bintan,

(3)

Kusumastanto et al. (1999) melaporkan bahwa dari produksi perikanan nilai ekonomi padang lamun mencapai 3,858.91 US$/ha/tahun, pencegahan erosi 34,871.75 US$/ha/tahun, dari biodiversity mencapai 15.00 US$/ha/tahun, dan total nilai ekonominya mencapai 38,745.66 US$/ha/tahun.

Kepulauan Banda terdiri atas 6 (enam) pulau besar dan 7 (tujuh) pulau kecil yang berada di sekitar pulau besar tersebut. Di kepulauan ini, padang lamun dijumpai hampir di semua pulau, kecuali Pulau Gunung Api karena daerah intertidalnya yang sangat sempit. Secara ekonomi, padang lamun di kepulauan ini dimanfaatkan nelayan sebagai daerah penangkapan ikan dengan berbagai alat tangkap seperti jaring insang (gill net), jaring pantai (beach seine) maupun pancing. Pada musim-musim tertentu juga masyarakat memanen berbagai jenis moluska, krustasea dan echinodermata. Selain padang lamun, terumbu karang yang ada di wilayah ini menyimpan berbagai jenis organisme ekonomis penting seperti ikan dan moluska yang dimanfaatkan nelayan sebagai sumber penghasilan. Karenanya, keberadaan padang lamun yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi ekosistem terumbu menjadi penting artinya baik secara ekonomi maupun ekologi bagi masyarakat di kepulauan ini.

Keberadaan populasi bulu babi di padang lamun tidak hanya menggambarkan kekayaan ataupun keanekaragaman jenis organisme yang menempati habitat tersebut, akan tetapi, kehadiran bulu babi mampu mempengaruhi fungsi ekologis ekosistem ini. Walaupun studi ekologi bulu babi di Indonesia telah lama dilakukan, namun, hingga kini studi yang secara khusus menggambarkan keterkaitan antara bulu babi dengan padang lamun masih relatif sedikit. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya yang dapat memperkaya khazanah informasi mengenai keterkaitan antara populasi bulu babi dengan padang lamun yang berperan sebagai habitatnya.

Perumusan Masalah

Adanya proses hidrologis dan aktivitas manusia yang berlangsung di ekosistem lamun akan menghasilkan tipologi tertentu bagi komunitas lamun serta mempengaruhi organisme lain yang memanfaatkan ekosistem ini sebagai habitatnya. Padang lamun sebagai salah satu habitat bagi beberapa jenis bulu babi menyediakan tegakan lamun sebagai tempat perlindungan dari predator dan

(4)

segatan sinar matahari, menyediakan daun lamun sebagai makanan serta menciptakan kondisi fisik kimia yang baik bagi kelangsungan hidupnya.

Kelompok bulu babi tertentu akan cenderung memilih tipe habitat tertentu yang disediakan padang lamun, dimana kecenderungan ini baik disebabkan oleh faktor tingkah laku maupun akibat dari hasil interaksinya dengan padang lamun. Oleh karenanya, akan dijumpai kelompok populasi bulu babi tertentu menempati tipe komunitas lamun tertentu pula. Sebagai grazer penting di padang lamun, kehadiran bulu babi dalam jumlah besar mampu meninggalkan area gundul (bare area) sehingga fungsi ekologis ekosistem ini dapat terganggu. Hingga kini informasi yang mengungkap berbagai keterkaitan antara komunitas lamun dengan jenis-jenis bulu babi yang menempati padang lamun belum

banyak dilaporkan. Untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan dengan berpatokan pada kerangka pendekatan masalah

sebagaimana yang dijabarkan dalam Gambar 1.

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan: (i) untuk mendapatkan informasi mengenai tipologi komunitas lamun, (ii) mengkaji karakteristik habitat dan sebaran spasial bulu babi di padang lamun, (iii) mendeterminasi kemampuan merumput bulu babi dan menguraikan keterkaitan antara bulu babi dan padang lamun. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersedianya informasi mengenai komunitas lamun di Kepulauan Banda, diketahuinya sebaran spasial bulu babi di padang lamun Pulau Hatta, dan diketahuinya keterkaitan antara komunitas lamun dengan jenis-jenis bulu babi yang menempati padang lamun sebagai habitatnya.

(5)

Gambar 1. Kerangka Pendekatan Masalah

EKOSISTEM LAMUN

Komponen Biotik:

• H’, E, C

• Kerapatan, Frekuensi &

Penutupan

• Indeks Nilai Penting (INP)

Komponen Abiotik:

• Suhu, Salinitas, pH, Kec. Arus,

Topografi, Pasut

• DO, PO4, NO3Tipe Substrat

TIPOLOGI KOMUNITAS LAMUN

Aktivitas Manusia Proses Hidrologis

Keterkaitan antara Bulu Babi dengan Tipologi Komunitas Lamun

ANALISIS KELOMPOK

Menentukan similaritas habitat dan keterkaitan rata-rata antar kelompok

ANALISIS KOMPONEN UTAMA

Menentukan karakteristik habitat bulu babi

Komponen Biotik: • H’, E, C • Kepadatan Jenis • Pola Penyebaran Aktifitas Grazing KOMUNITAS BULU BABI ANALISIS FAKTORIAL KORESPONDEN

Menentukan sebaran spasial lamun dan bulu babi

Habitat

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pendekatan Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Turbocharger adalah sebuah sistem bantu yang menghasilkan oksigen yang dibawa oleh udara lebih banyak untuk menambah pembakaran dalam mesin utama .Keuntungan dari

Hasil perhitungan nilai positive rate (rata-rata sel positif terinfeksi Dengue) dari uji imunositokimia SBPC pada sel vero yang diinfeksi virus Dengue-2 inkubasi satu hari dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen kurikulum dan pembelajaran pada Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK N 2 Yogyakarta ditinjau

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, melakukan peran pembinaan dan fasilitasi teknis kepada pemerintah daerah, khususnya

• Project Management Tools & Technique adalah alat yang digunakan untuk menilai manajer proyek dan timnya dalam melaksanakan proyek berkaitan dengan 9 knowledge area. SE

Hasil pengukuran dan pengujian Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Kerja, dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Sekretariat Dewan Perwakilan

Keabsahan kesaksian oleh seseorang yang mempunyai hubungan keluarga sedarah dengan Terdakwa dalam persidangan perkara perlindungan anak mempunyai kekuatan sebagai alat

Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.