PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang kebutuhan dasar manusia, bahwa kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.Setiap tangga kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan dimiliki dan cinta (belonging and love needs), kebutuhan harga diri (self esteem needs), kebutuhan aktualisasi (self actualization needs). Dalam kehidupan ini, manusia tidak dapat terlepas dari aktifitas-aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.Salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan personal hygiene atau perawatan diri.Dijaman modern saat ini, kesadaran masyarakat untuk terlihat cantik dan sehat membuat para wanita modern berlomba-lomba untuk merawat diri menjadi semakin cantik dan sehat, perawatan kecantikan telah menjadi gaya hidup, khususnya di kota-kota besar. Maka dari itu bisnis perawatan kecantikan atau kliknik kecantikan di kota besar khususnya Jakarta, berkembang sangat pesat.
Saat ini banyak wanita yang bekerja sebagai wanita karier, tingkat kesibukan yang sangat tinggi sehingga terkadang tidak memiliki waktu yang banyak untuk merawat kecantikan dan penampilan.Dengan segala kegiatan yang dilakukan ada banyak dampak yang terjadi pada masyarakat itu sendiri.Kondisi tersebut membuat tiap individu tidak hanya memerlukan kesehatan, namun juga keseimbangan mental dan fisik. Masyarakat belakangan ini memang sangat gemar mengunjungi klinik kecantikan untuk menjaga secara totalitas tubuh mereka. Saat ini memang sudah banyak sekali klinik kecantikan yang memang sudah banyak orang mengenal. Yang tersebar hampir diseluruh kota besar di Indonesia.
Dari banyaknya perawatan yang dilakukan disebuah klinik kecantikan terkadang fasilitas yang ada dijadikan multifungsi atau digunakan untuk segala aktivitas yang dilakukan.Sehingga yang didapatkan oleh pengunjung adalah ketidak nyamanan ketika menggunakan fasilitas yang ada tersebut.Karena perbedaan aktifitas seharusnya membedakan fasilitas itu sendiri.Contohnya di area salon yang jarang sekali menyediakan kursi khusus untuk Manicure dan Pedicure.Yang seharusnya memenuhi kebutuhan pengunjung yang ingin merasakan rileks ketika datang ke klinik kecantikan.Karena salah satu tujuan pengunjung datang adalah untuk merileksasikan kondisi tubuh.Perbedaan aktivitas seharusnya sangat diperhatikan karena Manicure dan Pedicure merupakan perawatan untuk tangan dan kaki yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama terkadang fasilitas kursi kurang menunjang kebutuhan posisi badan yang seharusnya dibuat nyaman. Posisi duduk ketika melakukan pemotongan,creambath, dan aktifitas lainnya berbeda dengan Manicure dan Pedicure yang disarankan untuk serileks mungkin ketika duduk karena duduk dengan posisi besandar pun tidak akan mengganggu kegiatan Manicure dan Pedicure.
Membuat sebuah klinik kecantikan dengan fasilitas yang memadai dan memenuhi kebutuhan pengguna merupakan suatu pencapaian.Ada dari banyak sebuah klinik kecantikan menyediakan sebuah fasilitas yang seharusnya membuat nyaman dan rileks pengunjung terkadang membuat tidak nyaman dengan furniturenya yang tidak ergonomi serta menjadikan aksesoris hanya sebagai hiasan semata tanpa fungsi yang berarti.
Oleh karena itu alasan penulis mengangkat kasus ini.Dan membuat judul yang telah penulis tentukan.Yang didasari oleh sesuatu yang menjadi perhatian dari kebutuhan masyarakat saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Perbedaan aktivitas yang ada pada area salon disebuah klinik kecantikan tersebut seharusnya menjadikan acuan fasilitas yang akan dibuat. Setiap kebutuhan seharusnya dapat dipenuhi misalnya kebutuhan ergonomi kursi kemudian fasilitas penyimpanan alat dan bahan manicure dan pedicure. Serta aksesoris yang seperti apa sehingga dapat menjadi penunjang dari setiap aktifitas yang dilakukan yaitu manicure dan pedicure.
Setelah menganalisa setiap permasalahan yang sering terjadi itulah, perlu dicarikan solusi yang tepat, dalam hal ini furnitur dan aksesoris yang di desain sesuai kebutuhan pengguna sebagai solusi yang dapat membantu mengatasi masalah-masalah tersebut.
Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perancangan furnitur dan aksesoris area salon di Klinik Kecantikan:
1. Bagaimana merancang sebuah furnitur yang baik dan memenuhi kebutuhan ergonomi dari pengunjung.
2. Bagaimana merancang furnitur dan aksesoris klinik kecantikan yang dapat memenuhi kebutuhan terapis maupun pengunjung.
3. Bagaimana merancang aksesoris yang membantu memenuhi kebutuhan dan pendukung dari furnitur yang dirancang.
4. Bagaimana merancang furnitur yang multifungsi dalam penggunaannya yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna saat duduk di kursi manicure pedicure.
1.2.1 Masalah yang Timbul
Dalam perancangan furniture masalah yang timbul itu sebenarnya merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga penyelesaiannya akan melahirkan sebuah desain yang akhirnya akan menyelesaikan masalah itu sendiri.
Masalah yang timbul:
1. Pengunjung merasa tidak nyaman dan tidak rileks saat duduk dikursi. 2. Ergonomi yang tidak sesuai standar.
3. Saat lama proses manicure pedicure kepala tidak dapat bersandar karena sandaran pada kursi dibuat pendek.
4. Ketika melakukan manicure pengguna harus dalam posisi menekukkan badan, karena terapis dalam posisi duduk lebih rendah.
5. Tidak tersedia penyimpana atau rak khusus peralatan manicuredan pedicure.
6. Penggunaan alat secara bersamaan, segmen penyimpanan peralatan, menjadikannya terlihat kurang menjaga kebersihan.
1.3 Tujuan Perencanaan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah membuat furnitur yang multifungsi dan memenuhi kebutuhan dan kebutuhan tersebut didapat dari masalah-masalah yang timbul. Sehingga menjadikan kebutuhan menjadi penyelesaian desain yang akan dibuat.
1.3.1 Batasan Penelitian
1. Pembagian ruang yang dibutuhkan klinik kecantikan.
2. Menganalisa aktivitas dan fasilitas yang ada di pada area salon di klinik kecantikan.
3. Batasan kawasan yang menjadi batas klinik kecantikan.
4. Perawatan manicure dan pedicure dijadikan menjadi objek penelitian.
1.3.2 Batasan Perancangan a. Klinik kecantikan
Dalam sebuah klinik kecantikan banyak terdapat area perawatan. Batasan perancangan merupakan hanya pada area salon yaitu menganalisan aktivitas fasilitas pada area salon dan mencari apa yang perlu ditambahkan untuk menjunjang kebutuhan pengunjung.
b. Data Profil
Penelitian data profil ini dilakukan dengan cara wawancara, agar menciptakan proses observasi yang maksimal serta hasil yang tidak mengecewakan.
c. Data Aktivitas dan Fasilitas
Batasan penelitian pun penting terhadap aktivitas apa saja yang dilakukan oleh pengunjung yang datang danpegawai yang bertugas melakukan perawatan. Serta kebutuhan fasilitas bagi penggunanya.Penelitian data seperti ini guna mengetahui fasilitas tetap yang diperlukan.
d. Survei Lokasi
Penelitian dilakukan juga dengan melakukan pengamatan dan pengambilan gambar lokasi dari ketiga tempat yang di survei, serta pengambilan gambar furnitur, interior dan elemen yang berada pada ketiga tempat tersebut.Hal tersebut guna mempermudah mengetahui aktivitas yang dilakukan, permasalahan dan solusi untuk mempermudah dalam perancangan furnitur.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada beberapa klinik kecantikan yaitu di Dian Kenanga di daerah Jakarta Selatan. Selain itu dilakukan study banding dengan klinik kecantikan yang sudah ada di kota Jakarta. Yaitu ERHA Clinic, INAN Salon.
1.5 Metode Pengumpulan Data A. Studi Literatur
Merupakan sebuah pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui sebuah klinik kecantikan secara umum.Apa yang diperlukan pada setiap perancangan sebuah klinik kecantikan. Apa saja ruang khusus yang perlu disiapkan misalkan berapa ruang yang diperlukan, serta ruang dengan kriteria seperti apa yang akan dipakai untuk ruang khusus. Serta fasilitas apa yang akan disimpan didalamnya. Fungsi yang semestinya sehingga membantu dalam perancangan klinik kecantikan tersebut.
B. Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan secara keseluruhan. Yaitu dari pengunjung yang datang ke klinik kecantikan untuk melakukan manicure pedicure. Apa saja yang biasa dilakukan. Dan berapa lama biasanya mereka melakukan perawatan. Serta apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang semua keinginan dari pengunjung yang datang.
C. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Manager klinik kecantikan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang ada di sebuah klinik kecantikan. Serta
kecantikan agar mengetahui keluhan ataupun kebutuhan dari pengunjung yang melakukan perawatan.
1.6 Kontribusi Perencanaan
1. Diharapkan rancangan yang telah dibuat dapat sampai maksud nya kepada setiap pengunjung yang datang.
2. Diharapkan rancangan pada klinik kecantikan ini bisa bermanfaat dan menjadi inspirasi pada pengunjung.
3. Diharapkan furnitur yang telah dirancang bisa memenuhi setiap kebutuhan. 4. Diharapkan rancangan ini pun bermanfaat untuk mahasiswa design interior
yang bisa menjadi insprirasi untuk kedepannya.
1.7 Sistematika Penulisan
Proposal ini dibagi atas 5 bagian (bab) dan lampiran sebagai pendukung laporan dengan rincian sebagai berikut:
BAB 1 :Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Masalah yang Timbul, Tujuan Perencanaan, Ruang Lingkup Penelitian, Batasan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 :Landasan Teori
Berisi tinjauan umum mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini menjabarkan teori – teori yang akan digunakan untuk membantu penelitian. Penjelasan Klinik Kecantikansecara umum, serta informasibersifat umum yang berkaitan dengan penelitian ini.Tinjauan khusus mengenai data-data Klinik Kecantikan yang menyediakan berbagai macam perawatan yang dijelaskan lebih spesifik.Terkait dengan sejarah dan profil perusahaan, visi misi, dan fasilitas yang terdapat pada setiap klinik kecantikan yang di survei, pengambilan foto aktivitas, fasilitas.
BAB 3 :Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang penjabaran studi yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung, studi analisa hasil survei, serta metode yang digunakan.
BAB 4 :Analisis dan Bahasan
Berisi analisa dari proyek yang diambil.Analisis yang dilakukan yaitu berupa pembahasan penyelesaian masalah – masalah ruang dan produk interiornya berdasarkan data yang diperoleh pada BAB 2 dan BAB 3.
BAB 5 : Kesimpulan dan Bahasan
Berisi Kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian mulai BAB 1 sampai BAB 5akan disimpulkan pada bagian kesimpulan dan disertai saran sebagai pelengkap penelitian mendatang.
Daftar Pustaka