• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT DI PERAIRAN LAUT SERAM, PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT DI PERAIRAN LAUT SERAM, PAPUA BARAT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT

DI PERAIRAN LAUT SERAM, PAPUA BARAT

Munasri1, Tommy Naibaho2 , dan Edi Rohendi2

1Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Litbang ESDM

Email: irsanum@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sebanyak 20 sampel sedimen inti dasar laut diambil di perairan Laut Seram, Papua Barat dengan menggunakan gravity corer. Sampel sedimen inti diambil dari kedalaman dasar laut 27 meter hingga 1312 meter. Untuk mendapatkan gambaran awal mengenai potensi sumberdaya geologi sedimen dasar laut di perairan Laut Seram, sedimen diamati dengan cara visual makroskopik dan mikroskopik. Dua jenis sedimen utama - pasir dan lempung - yang mendominasi sedimen permukaan merefleksikan kondisi lingkungan dengan sistem pengendapan yang normal. Sedimen dengan fraksi butiran yang lebih kasar (pasir) dan mengandung banyak cangkang moluska didapatkan dari lokasi sampel di paparan laut Cekungan Salawati. Sedimen dengan fraksi butiran yang lebih halus (lempung) disertai dominan foraminifera plankton berasal dari sedimen di Palung Seram. Hasil analisis awal belum menemukan indikasi potensi mineral ekonomi di perairan Laut Seram, namun komposisi sedimen yang diduga dipengaruhi oleh arus yang bermula dari Selat Dampier dapat menjadi perhatian untuk pemahaman genesa sedimen dan potensi sumberdaya geologi di Perairan Laut Seram.

Kata kunci: Sedimen Laut Seram, genesa sedimen, sumberdaya geologi.

ABSTRACT

A total of 20 samples of the seabed core sediment were taken in the Seram Sea waters, West Papua using a gravity corer from 27 meter up to 1312 meter depth. This is a preliminary research on the geological resource potential in the Seram Sea waters, by means macroscopic and microscopic sediments observation. Two main types of sediment - sand and clay - which dominates the surface sediments reflect environment condition with normal sedimentation system. Sediments with more coarse grain fraction (sand) and with abundant of mollusc shells were obtained from the sample locations in the Salawati Basin epicontinental sea. Sediments with finer grain fraction (clay) with a dominant component of foraminifera plankton were derived from sediments in Ceram Trench. The Preliminary analysis has not found indications of economic mineral potential of the Seram Sea waters, but the composition of sediments that allegedly influenced by currents originating from the

(2)

ISBN: 978-979-8636-23-3

Dampier Strait can be a concern for understanding the genesis of sediment and geological resources potential in the Seram Sea waters.

Keywords: Seram Sea sediments, sediment genetic, geological resources.

PENDAHULUAN

Beberapa penelitian mengenai sedimen permukaan dasar laut telah dilakukan dalam rangka inventarisasi potensi sumberdaya geologi dasar laut di perairan Indonesia. Diantaranya, penelitian tersebut menyoroti deskripsi tekstur sedimen (Kamiludin dkk, 2012), mengamati mineralogi sedimen (Kusnida dan Kirstanto, 2012), mempelajari mineral berat (Rohendi and Aryanto, 2012) dan ada pula yang mengaitkan dengan reklamasi pantai untuk keperluan perluasan pemukiman (Satriadi, 2012).

Dalam penelitian ini pemerian karakteristik sedimen dasar laut di perairan Laut Seram, Papua Barat bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal informasi geologi dan potensi sumberdaya geologi di wilayah perairan Laut Seram. Pemerian dilakukan dengan cara kualitatif berdasarkan pengamatan visual secara makroskopis dan mikroskopis. Pengenalan karakterisitik sedimen permukaan dasar laut yang sederhana ini memberi gambaran bukan saja mengenai parameter sedimen secara deskriptif tetapi juga memberi keterangan tentang kemungkinan genesa dari sedimen bersangkutan.

Perairan Laut Seram yang dimaksud dalam penelitian ini terliput ke dalam Lembar Peta 2813 dan 2814 atau berada pada koordinat geografis 1°00’00” - 3°00’00” lintang selatan dan 130°30’00” - 132°00’00” bujur timur (Gambar 1). Secara administratif daerah penelitian masuk dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Separuh bagian utara daerah penelitian ditempati oleh permukaan Cekungan Salawati dengan kedalaman dasar laut antara 20 meter hingga 150 meter dan separuh bagian selatan meliput sisi timur Palung Seram dengan kedalaman dasar laut mencapai 2000 meter. Cekungan Salawati secara keseluruhan disusun oleh lapisan batuan sedimen berumur Mesozoikum yang diikuti oleh sedimen setebal hingga 3 km berumur Pliosen-Kuarter (Hamilton, 1979; Charlton,1996). Permukaan Cekungan Salawati merupakan paparan Benua New Guinea (Papua) yang bagian selatannya menunjam ke bawah masa ‘minicontinent’ Seram-Buru di zona subduksi yang membentuk Palung Seram.

(3)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Penelitian ini dilakasanakan melalui pemetaan geologi dan geofisika kelautan yang merupakan bagian dari tugas dan fungsi Puslitbang Geologi Kelautan dalam melaksanakan percepatan pemetaan di seluruh wilayah perairan Indonesia. Kegiatan pemetaan dilaksanakan dari tanggal 10 April hingga 11 Mei 2014 menggunakan Kapal Riset Geomarin 3.

METODE

Pelaksanaan penelitian meliputi kegiatan pengambilan data di lapangan, proses pengerjaan sampel sedimen dan analisis geologi. Pengambilan data penelitian ini menggunakan peralatan yang tersedia di Kapal Riset Geomarin 3 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengukur kedalaman dasar laut (batimetri) dan memetakan sub-bottom profile (SBP) menggunakan alat echosounder.

2. Mengambil sampel sedimen dasar laut dengan menggunakan alat gravity corer.

Sedimen inti yang diperoleh dari gravity corer diproses sebagai berikut:

1. Sedimen inti yang berhasil dingkat berada di dalam pipa paralon diameter 2,5 inchi kemudia n diberi catatan meliputi: nomor sampel, waktu pengambilan, koordinat lokasi, kedalaman dasar laut dan panjang sedimen inti.

(4)

ISBN: 978-979-8636-23-3

2. Contoh sedimen bagian atas (top) dan bagian bawah (bottom) di periksa langsung di atas kapal, kemudian dicuci, diayak dengan saringan 230 mesh (0,63 mikron), dikeringkan dan dideskripsi.

3. Sedimen inti dalam pipa paralon ditutup kedua ujung pipanya kemudian dibungkus dan disimpan di dalam ruang pendingin. Selanjutnya sedimen inti ini disimpan ditempat penyimpanan sampel di Cirebon untuk analisis lebih lanjut.

4. Bagian atas permukaan (top) sedimen inti dideskripsi, difoto dan dianalisis untuk mengetahui karaktersitik sedimen yang dilaporkan dalam makalah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh Sedimen yang Diperoleh

Sebanyak 20 contoh sedimen diperoleh dari 20 titik pengambilan sampel. Lima sampel diantaranya hanya mewakili sampel permukaan (top) berupa cuplikan sedimen yang terperangkap pada bagian moncong gravity corer (nose cone). Hal ini terjadi karena ujung gravity cores tidak berhasil menembus ke dalam sedimen dan hanya mengorek sedimen di bagian permukaan dasar laut. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena posisi batang gravity corer tidak jatuh tegak lurus terhadap permukaan dasar laut akibat pengaruh arus bawah laut di lokasi pengambilan sampel. Faktor yang lain adalah karena dasar permukaan laut yang terbentuk oleh komponen keras seperti terumbu karang atau endapan pasir padat. Titik lokasi pengambilan sampel tertera pada Gambar 2 dan data perolehan sampel seperti tertuang pada Tabel 1.

Pemerian Sedimen Secara Umum

Secara umum sedimen permukaan dari 20 sampel dapat dipisahkan menjadi tiga jenis sedimen berdasarkan ukuran fragmennya, mengikuti klasifikasi Folk (1980). Tiga jenis sedimen itu masing -masing adalah sedimen yang didominasi oleh pasir, sedimen yang didominasi oleh lanau dan sedimen yang didominasi oleh lempung. Rangkuman sampel sedimen berdasarkan ukuran fragmen seperti diurutkan dalam Tabel 2. Kelompok sedimen yang didominasi pasir meliputi pasir halus, pasir lanauan dan pasir lempungan. Sampel yang mewakili kelompok pasir berjumlah 12 sampel yaitu sampel No. 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 13, 14, 15, dan 17. Sedimen yang didominasi lanau terdiri dari lanau pasiran dan lanau lempungan. Sedimen lanau hanya terdapat pada 3 sampel yaitu sampel No. 01, 02 dan 16. Kelompok sedimen yang didominasi lempung termasuk lempung lanauan dan

(5)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

lempung pasiran, terdapat di dalam 5 sampel yaitu sampel No.11, 12, 18, 19 dan 20. Komponen lain yang kemudian bisa dideskripsi adalah butiran yang berukuran lebih besar dari lanau. Butiran ini antara lain berasal dari pecahan cangkang moluska, pecahan cangkang koral, cangkang foraminifera dan mineral batuan berwarna gelap dan terang. Komponen lain yang dapat dikenali adalah cangkang radiolaria yang terdapat di beberapa sampel. Persentase masing-masing komponen penyerta dalam sedimen tersebut seperti disebutkan di dalam tabel 1 diamati berdasarkan residu hasil penyaringan pada saringan 230 mesh (63 mikron).

(6)

IS B N : 9 78 -9 79 -8 6 36 -23 -3 494 NO T A N G G A L/ JAM NO S A M P E L K E D A - LAM A N (m) P O S IS I P A N JAN G C O R E (c m) C A T A T A N 1. 23/ 04/ 2014 11.45 01 63 2° 09 ' 11.715 "S , 130 ° 42 ' 34.60 6 "E 80.5 L ana u pa si ra n, a b u -a bu k ehi ja u an ( ol iv e gr a y 5Y 4/ 2 ), l un ak; m e n g and un g p ec aha n ca n g k an g ko ra l d an f o ra m b er uk ur an pa si r, m in er al g el ap, m ine ra l t e ra n g. 2. 23/ 04/ 2014 15.58 02 75.5 2° 2 0 '54.566 "S , 131 °24 '48.997 "E 120 L ana u p as ir an, cokl at abu -a bu ( g re y is h br o w n 2. 5 Y 5/ 2) , luna k; m en ga ndun g pe c aha n ca n g ka n g kor al da n for a m be rukur an p as ir , m ine ra l ge la p, m in er al t er an g . 3. 23/ 4/ 2014 19.23 03 30 2° 3 0 '15.390 "" S , 131 °58 '33.273 "E (nos e cone ) P as ir ha lus - k er iki l, abua bu - put ih tul an g , m e n y udut ta n gg un g , so rt as i je le k; m e n g andu n g pe ca h an ko ra l t er u m bu, ca n gka n g f or a m ini fe ra pl ankt on 4. 23/ 4/ 2014 21.19 04 27.3 2° 1 4 '12.391 "" S , 131 °58 '19.210 "E 187 P as ir l e m pun ga n, cokl at a bu -a bu (g ra y is h br o w n, 2.5 Y 5/ 2 ) , luna k, l epa s; uku ra n pa si r h al us - k as a r, m en y udut t an gg un g, s or ta si j el ek -s eda n g , m in er al g el ap < 5 % ; m e n g andu n g pe ca h an ca n gka n g m ol us k a + 20 % , f o ra m , f ra gm e n b at ua n. 5. 24/ 4/ 2014 00.37 05 55 2° 0 5 '44.622 "" S , 131 °29 '20.959 "E 208 P as ir l ana ua n, cokl at a bu -a bu (g ra y is h br o w n, 2.5 Y 5/ 2) , l u na k, l epa s; uk ur a n pa si r ha lus -k as ar , m e n y udut t an gg un g , sor ta si j el ek -se da n g, m ine ra l ge la p, m en ga ndun g pe c aha n ca nka n g ke ra n g , for a m , f ra gm e n ba tu an. 6. 24/ 04/ 2014 11.45 06 34 1° 5 1 '31.339 "" S ", 131 °21 '17.946 "E 95 P as ir l an aua n, a bu -a bu hi ja u ( ol iv e gr a y 5Y 5/ 2) , luna k, l epa s; pa si r be ruku ra n ha lus -se da n g , s u b rounde d - sub an g ul a r, so rt as i je le k -se da n g, m ine ra l g el ap, m in er al te ra n g. 7. 24/ 04/ 2014 15.58 07 57 2° 0 1 '23.517 "" S ", 131 °06 '47.492 "E 157 P as ir l ana u an, a bu -a bu ke cokl at an (l ig ht br o w ni sh g ra y, 2.5 Y 6/ 2) , lun ak, le pa s, pa si r b er uku ra n ha lus -ka sa r, m en yudut ta n ggun g , so rt as i je le k -s ed an g , m in er al ge la p, m e n g an dun g p ec aha n ca n gka n g m ol us ka , for a m , f ra gm e n ba tu an. 8. 24/ 04/ 2014 06.01 08 44.9 1° 5 0 '22.973 "" S ", 130 °57 '58.872 "E 186 P as ir l ana u an, abu -a bu ke cokl at a n (l ig ht br o w ni sh gr a y , 2.5 Y 6/ 2 ) , luna k, l ep as ; pa si r b er uk ur a n h al us -k as ar , m e n y udut t an gg u n g , so rt as i je le k -s ed an g , a ga k p ad at , m ine ra l g el a p ± 5 % , , m in er al t e ra n g ± 10 % , m en ga ndun g pe ca h an ca n g ka n g m ol us ka , for a m > 3 0% , fr a gm e n b at ua n. 9. 24/ 04/ 20 14 08.48 09 41.6 1° 39 '02.878 "" S ’ 130 °34 '57.821 "E 88 P as ir l e m pun ga n, ab u abu (l ight g ra y 5Y 7/ 2 ), luna k, l epa s, p as ir b er uk rua n ha lus -ka sa r, m en yudut t an gg un g , so rt as i je le k -s ed an g , m ine ra l g el a p ± 20 % , m en ga ndun g pe c aha n ca n g ka n g m ol us ka ± 60 % .. T a b e l 1 . D a ta se d im e n p e r m u k a a n d a sa r la u t d i p e ra ir a n L a u t S e ra m , Pa p u a B a ra t.

(7)

P R O S ID IN G P E M A P A R A N H A S IL P E N E L IT IA N P U S A T P E N E L IT IA N G E O T E K N O L O G I L IP I T A H U N 201 4 “P er an P en eli tia n G eot ek nol og i un tuk M enun ja ng P em ba ngun an B er ke la njut an di I ndon es ia ” 495 NO T A N G G A L/ JAM NO S A M P E L K E D A - LAM A N (m) P O S IS I P A N JAN G C O R E (c m) C A T A T A N 10. 24/ 04/ 2014 11.33 10. 27 1° 2 6 '39.810 "" S ", 130 °39 '21.197 "E (nos e cone ) P as ir l ana ua n, cokl at a bu -a bu ( gr a y is h br o w n 10 Y R 5/ 2 ), l ia t 11. 24/ 04/ 2014 20.39 11. 1312 2° 3 1 '46.421 "" S ", 130 °37 '19.299 "E (nos e cone ) L e m pun g l a na u an, c okl at a bu -a bu ( gr a y is h b ro w n 1 0 Y R 5/ 2) , l ia t, a ga k pa da t, 12. 25/ 04/ 2014 00.44 12. 998 2° 3 6 '24.893 "" S ", 130 °58 '13.518 "E 156 L e m pun g la n au an, abi -a bu (gr a y 10 Y R 5/ 1) , luna k, m ud ah te rur ai , m e n g an dun g m ine ra l ge la p ± 20 % , kua rs a ± 10 % d an ca n g k an g f or a m ini fe ra ± 30% . 13. 25/ 4/ 2014 13. 97.6 2° 2 6 '19.438 "" S , 131 °12 '03.463 "E 167 P as ir le m pu n g an, a b u -a bu (g ra y 10 Y R 6/ 1 ), lun ak, le p as ; p as ir be rukr u an ha lus -s ed an g , sub round ed - s ub a n g ul a r, so rta si je le k -s eda n g , a g ak pa d at , m e n g an dun g m in er al g el ap ± 10 % , kua rs a ± 20 % , f ra gm e n pe ca h an ca n g k an g b er uku ra n ke riki l. 14. 06/ 5/ 2014 22.32 14. 57 2° 3 1 '28.170 "" S , 131 °44 '10.960 "E 166 Pa si r le m pun g a n, cokl at te ra n g (li g ht g ra y is h br o w n 2 .5 Y 6/ 2) , luna k, le pa s; p as ir be ruk rua n h al us -s e da n g , sub round ed - sub an g ul a r, sor ta si je le k -s ed an g , a ga k pa da t; m e n g andu n g pe ca h an ca nk an g m ol us k a da n f or a m , f ra gm e n b at ua n 15. 07/ 5/ 2014 01.43 15. 77 2° 5 4 '31.170 "" S , 131 °50 '48.486 "E 198.5 P as ir le m pun ga n, abu -a bu (gr a y 7.5 Y R 6/ 2) , lun ak, le pa s; p as ir b er uku ra n ha lus -s ed an g , sub r ounde d - s ub a n g ul a r, s or ta si j el ek -s eda n g , a g a k pa da t, m en ga ndu n g pe c aha n m ol us k a 40% , f o ra m iif er a 15% . 16. 07/ 05/ 2 014 04.47 16. 718 2° 54 ' 40.746 "S . 131 °35 '03.429 "E (nos e cone ) L ana u l e m pun ga n, abu -a bu t e ra n g ( li g ht g ra y 10 Y R 7/ 1 ), l una k, 17. 07/ 05/ 2014 07.19 17. 101 2° 38 ' 19.290 "S , 131 °29 '37.080 "E 96 P as ir le m pun ga n, a bu -a bu (gr a y 1 0 Y R 7/ 1) , luna k, l epa s; p as ir b er uku ra n ha lus -s ed an g , m e m b unda r ta n gg un g, sor ta si j el ek -s eda n g ; m e n g a ndun g m ine ra l g el ap ± 10 % , m ine ra l te ra n g ± 15 % da n f ra gm e n m ol us ka ± 50 % . 18. 07/ 05/ 2014 09.52 18. 912 2° 46 ' 15.240 "S , 131 °18 '19.430 "E 153 L e m pun g pa si ra n, C okl at a bu -a bu ( da rk gr a y is h br o w n 2.5 Y 4/ 2 ), lun ak; m e n g and un g m ine ra l ge la p, . pe ca h an c an g k an g ko ra l d an f o ra m b er uku ra n pa si r. 19. 07/ 05/ 2014 22.06 19. 940.4 2° 58 ' 48.127 "S , 131 °05 '35.036 "E (N os e con e) L e m pun g pa si ra n, abu -a bu ( gr a y 10 Y R 5/ 1) , l una k; m en ga ndun g pe ca h an ca n g ka n g kor al da n f o ra m b er uku ra n pa si r. 20. 08/ 05/ 2014 01.53 20. 760 2° 5 3 '18.470 "" S , 130 °35 '57.390 "E 55 L e m pun g la n aua n, a b u -a bu (g ra y 2.5 Y 5/ 1 ), lun ak; m en ga ndun g m ine ra l g el ap ± 3 % , m ine ra l t er a n g < 3 % , da n fr a gm en p ec ah an c an g k an g . T a b e l 1 . D a ta se d im e n d a sa r la u t d i p e ra ir a n L a u t S e ra m , Pa p u a B a ra t ( la n ju ta n ).

(8)

ISBN: 978-979-8636-23-3

Tabel 2. Pengelompokan jenis sedimen permukaan dasar laut Perairan Seram

Nomor sampel

Kedalaman dasar laut

(meter)

Sedimen menurut ukuran besar butir

Dominan Lempung Dominan Lanau Dominan Pasir

01 63 Lanau pasiran 02 75.5 Lanau pasiran 03 30 Pasir halus 04 27.3 Pasir lempungan 05 55 Pasir lanauan 06 34 Pasir lanauan 07 57 Pasir lanauan 08 44.9 Pasir lanauan 09 41.6 Pasir lempungan 10 27 Pasir lanauan 11 1312 Lempung lanauan 12 998 Lempung lanauan 13 97.6 Pasir lempungan 14 57 Pasir lempungan 15 77 Pasir lempungan 16 718 Lanau lempungan 17 101 Pasir lempungan 18 912 Lempung pasiran 19 940.4 Lempung pasiran 20 760 Lempung lanauan

DISKUSI

Dari hasil pemeriksaan sedimen secara visual megaskopik dan mikroskopik diketahuhi sedimen permukaan dasar laut perairan Laut Seram dapat dipisahkan menjadi sedimen yang masing -masing didominasi oleh pasir, lempung dan lanau. Namun berdasarkan ukuran butir yang mendominasi seluruh sampel, sedimen tersebut dapat ditegaskan sebagai dua kelompok sedimen; yaitu sedimen yang didominasi pasir dan sedimen yang didominasi lempung. Ukuran butir sedimen ini berkorelasi dengan batrimetri permukaan dasar laut di perairan Laut Seram yang diukur menggunakan alat echosounder. Titik-titik sampel yang merefleksikan sebaran jenis sedimen seperti terlihat dalam Gambar 3.

(9)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Sedimen yang didominasi oleh butiran berukuran pasir diperoleh dari permukaan dasar laut dengan kedalaman 27 meter hingga 101 meter. Sedangkan sedimen yang didominasi butiran lempung berasal dari kedalaman dasar laut 718 meter hingga 1312 meter. Hal ini menunjukkan proses sedimentasi di perairan Laut Seram pada kala Holosen ini berlangsung dalam keadaan yang normal. Sedimen permukaan dasar laut dengan batrimetri seperti ini sebagai contoh ideal perkembangan tipe laut menurut Einsele (1991) yang mendeskripisinya sebagai epicontinental sea (Cekungan Salawati),

marginal sea (tepian selatan Cekungan Salawati) dan berbatasan dengan deep sea (Palung Seram).

Gambar 3. Sebaran jenis sedimen yang terekam dalam sampel sedimen inti. Titik sampel berwarna kuning adalah sedimen yang didominasi pasir. Titik sampel warna hijau adalah sedimen yang didominasi lempung.

Berdasarkan hasil penyaringan, komponen penyerta di dalam sedimen mengandung sedikitnya lima jenis fauna renik. Kumpulan fauna renik - baik utuh maupun berupa kepingan - menurut tingkat kelimpahannya adalah cangkang moluska, foraminifera plankton, foraminifera benton, pecahan koral dan radiolaria. Komponen penyerta fauna renik ini disarikan dalam Tabel 3.

(10)

IS B N : 9 78 -9 79 -8 6 36 -23 -3 498 T abe l 3. K o m pon en pe n y e rt a f aun a r eni k di da la m s edi m e n pe rm uka an N o. K om p on en p en ye r ta N o m o r l ok as i s a m p el K et er an gan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 13 14 15 17 11 12 16 18 19 20 1. C an g ka n g m ol us k a t ak di be d aka n A A A A A A A A A A A A A A M ol us ka 2. C an g ka n g kor al R R F R R R R R R R R R R R K o ra l 3. O pe rc ul ina sp R R R R R R F R R F or a m ini fe ra be nt on 4. L ent ic ul ina sp. R R R R R 5. A m m oni a sp. R R R R R Q ui nque lo cul ina sp. R R F R R R 6. C ib ic id es sp . R R R 7. P yr go sp. R R R R 8. C ib ic id es sp . R R R 9. U vi ge ri na sp . R R R R 10. B ri zal ina sp. P 11. B at hy si phon sp. P 12. G lobor ot al ia sp. R R R R R F F A A A F F or a m ini fe ra pl ankt on 13. G lob ig er ine ll a sp. R R R F F R F F F 14. G loboge ri noi d es s p. R R R R R R F F F A A F 15. G lob ig er ina sp. R R R R F F F A A A 16. G lob ig er inoi d es el la sp. F F F R R R 17. Sphae or od ine ll a sp. R R R R R R R F F F F F F 18. N eogl o b oquad ri na sp. R 19. H as ti ge ri na sp. R 20. R adi ol ar ia + + + R adi ol ar ia M or fol ogi d as ar l au t P apa ra n, L aut D an g ka l C ekun ga n S al a w at i P al ung S er a m

(11)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Penentuan genus foraminifera didasarkan dari hasil laporan yang dibuat oleh Adisaputra dkk. (2010) dan Silalahi dkk. (2012). Ilustrasi fauna renik seperti tertera dalam Gambar 4.

Gambar 4. Fotomikroskopik komponen penyerta fauna renik. Foto a-c mewakili fauna renik dominan cangkang moluska dari sampel di paparan Cekungan Salawati. Foto d-f mewakili renik dominan foraminifera plankton dari smpel di Palung Seram. Specimen dalam lingkaran kuning (foto d) adalah cangkang radiolaria dari suborder Spumellaria.

Cangkang moluska dan pecahan koral secara spesifik diperoleh dari sampel sedimen permukaan dasar laut dengan kedalaman 27 meter hingga 101 meter. Berseberangan dengan moluska, fauna renik foraminifera plankton pada umumnya berada pada sedimen permukaan dasar laut dengan kedalaman 718 meter hingga 1312 meter. Pada rentang kedalaman dasar laut ini pula diperoleh cangkang radiolaria dalam jumlah yang sangat sedikit (pada sampel nomor 11 dan 12). Radiolaria dikenali sebagai suborder Spumellaria seperti beberapa specimen yang dikemukakan Sashida dan Kurihara (1999). Sedangkan foraminifera benton dengan kelimpahan yang jarang, dijumpai umumnya pada sampel sedimen permukaan dengan kedalaman 27 meter hingga 101 meter. Data fauna ini memperlihatkan adanya korelasi antara batimetri dasar laut dengan berat jenis, besar butiran fragmen dan sifat biologi fauna mikro. Cangkang moluska yang beruku ran lebih besar dan lebih berat banyak dijumpai pada sedimen permukaan dasar laut yang lebih dangkal di Cekungan Salawati. Di lingkungan laut dangkal ini pula beberapa species foraminifera benton (Operculina sp,

Ammonia sp dan Cibicides sp.) menyesuaikan diri sebagai habitat hidupnya. Cangkang foraminifera

plankton (lihat Tabel 3) dan radiolaria yang lebih ringan - oleh karena itu mudah terbawa arus - mendominasi sedimen dasar laut di Palung Seram.

Fragmen mineral yang terdapat pada sedimen permukaan dasar laut perairan Laut Seram terlihat sebagai butiran berwarna gelap dan berwarna terang. Mineral gelap berbentuk pipih dan memanjang tak beraturan; berukuran lanau, diidentifikasi sebagai mineral biotit atau mineral mafik lainnya. Mineral berwarna terang dengan bentuk membulat tak beraturan dan berukuran lanau diduga sebagai mineral kuarsa atau klorit. Mineral-mineral ini diduga berasal dari lapukan batuan sedimen

(12)

ISBN: 978-979-8636-23-3

tua Kelompok Fageo dari pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Misool (Rusmana dkk., 1989) atau dari batuan gunungapi yang berada di Pulau Batanta (Amri dkk., 1990). Mineral berwarna gelap bisa juga berasal dari batuan ultramafik dari Pulau Waigeo (Supriatna dkk., 1995). Hasil erosi batuan di Pulau Waigeo atau Pulau Batanta terbawa melalui sungai dan tersebar sampai ke paparan Cekungan Salawati dengan bantuan arus bawah laut. Purwandana (2008) menyelidiki tentang adanya pergerakan Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dari Samudra Pasifik ke perairan Indonesia Timur dan sebaliknya melalui Selat Dampier; yaitu selat yang memisahkan Kepala Burung, Papua Barat dengan Pulau Waigeo. Pada kedalam ~450 meter terdapat pergerakan arus lemah dari arah Samudra Pasifik ke arah barat yang secara lokal kemudian menyebar. Arus lemah bawah laut inilah yang diduga membawa fragmen mineral dari batuan ultramafik Pulau Waigeo atau dari batuan gunungapi Pulau Batanta.

KESIMPULAN

Karaktersitik sedimen permukaan dasar laut di perairan Laut Seram, Papua Barat merefleksikan beberapa hal:

1. Sedimen teramati terdiri dari tiga jenis sedimen berdasarkan klasifikasi Folk (1980) yang dapat ditegaskan menjadi dua jenis sedimen utama yaitu sedimen yang didominasi pasir dan sedimen yang didominasi lempung.

2. Sedimen ini mencerminkan kondisi lingkungan dengan sistem pengendapan yang normal. Sedimen yang didominasi oleh fragmen lebih kasar (pasir) dengan komponen penyerta cangkang moluska, koral dan foraminifera berada pada lingkungan paparan dengan kedalaman dasar laut antara 27 hingga 101 meter (paparan Cekungan Salawati). Sedimen yang lebih banyak mengandung lempung dan disertai foraminifera plankton dan radiolaria diperolah dari titik sampel pada kedalaman 718 hingga 1312 meter (Palung Seram).

3. Mineral mafik dan kuarsa di dalam sedimen diduga berasal dari hasil erosi batuan di Pulau Waigeo dan atau Pulau Batanta yang terbawa melalui sungai. Penyebarannya ke Cekungan Salawati dibantu oleh arus lokal lemah bawah laut yang berasal dari pergerakan Arlindo di Selat Dampier.

4. Berdasarkan pengamatan visual megaskopik dan mikroskopik yang sederahana ini, belum ditemukan indikasi potensi mineral bernilai ekonomis. Namun interpretasi mengenai lingkungan pembentukan sedimen dan dan faktor oseanografi yang menyertainya dapat dijadikan acuan untuk memahami lebih seksama tentang potensi sumberdaya geologi di perairan Laut Seram.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini adalah hasil kerja sama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Kelautan, Kementerian ESDM dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIP

I.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra, M. K., Hendrizan, M. dan Kholoq, A., 2010, Katalog Foraminifera Perairan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, 198 halaman.

(13)

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 “Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Amri, CH., Sanyoto, P., Hamonagan, B., Supriatna, S., Simanjuntak, W. Dan Pieter, P. E., 1990, Peta Geologi Lembar Soraong, Skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung. Charlton, T.R.,1996, Correlation of the Salawati and Tomori basins, eastern Indonesia: a constraint

on leftlateral displacements of the Sorong fault zone. In: R. Hall & D. Blundell (eds.) Tectonic evolution of SoutheastAsia, Geol. Soc. London, Spec. Publ. 106, p. 465- 481. Folk, R. L., 1980, Petrology of Sedimentary Rocks, Hemphill Publishing Company, Ustin Texas,

182 p.

Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region, USGS Professional Paper 1078, US Government Printing Office, Washington, pp. 133-138.

Kamiludin, U., Kurnio, H. dan Ananto, N. C.D., 2012, Tekstur sedimen permukaan dasar laut di perairan Tanjung Datu, Sambas – Kalimantan Barat, Jurnal Geologi Kelautan, V. 10, No. 1, hal. 1-13, April 2012.

Kusnida, D. dan Kristanto, N. A., 2012, Mineralogi inti sedimen permukaan dasar lut GRT-05-03 dari cekungan Tomini, Sulawesi Tengah, Jurnal Geologi Kelautan, V. 10, No. 2, hal. 81-85, Agustus 2012.

Purwandana, A., 2008, Velocity structure and transport of the throughflow in Dampier Strait, West Papua, Jurnal Segara, Vol. 4, No. 2, hal. 133-142, Desember 2008.

Rohendi, E. Dan Aryanto, N. C. D., 2012, Sea floor sediment characteristic and heavy mineral occurences at Batumpak Cape and adjacent area, Bangka Strait, Bangka-Belitung Provinve, Bulletin of the Marine Geology, V. 27, No. 1, pp. 7-18, June 2012.

Rusmana, E., Hartono, U. dan Pigram, C. J., 1989, Peta Geologi Lembar Misool, Irian Jaya, Skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung.

Sashida, K. and Kurihara, T., 1999, Recent radiolarian in the surface water off the coast of Shimoda, Izu Peninsula, Japan, Science Reports of the Institute of Geoscience, University of Tsukuba, Section B (Geological Sciences), v. 20, pp. 115-144, March 30, 1999. Satriadi, A., 2012, Penelitian batrimetri dan jenis sedimen dasasr laut di perairan Marina, Semarang,

Jawa Tengah, Buletin Oeseanografi Marina, vol. 1, hal. 53-62, Oktober 2012. Silalahi, I. R., Adisaputra, M. K., Kapid, R. Dan Hendrizan, M., 2012, Album mikrofosil

Foraminifra dan Nanoplankton Perairan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, 141 halaman.

Supriatna, S., Hakim, A. S. dan Apandi, T., 1995, Peta Geologi Lembar Waigeo, Irian Jaya, Skala 1 : 250. 000, Puslitbang Geologi, Bandung.

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian
Gambar 2. Peta lokasi titik pengambilan sampel sedimen inti.
Tabel  1.  Data sedimen permukaan dasar laut di perairan Laut Seram, Papua Barat.
Tabel 2. Pengelompokan jenis sedimen permukaan dasar laut Perairan Seram
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini penulis menggunakan data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari hasil nilai evaluasi danrespon peserta Diklat, dengan menggunakan instrumen

Dinding sebagian besar menggunakan pasangan batako dengan plesteran, namun plesteran tidak dilakukan pada kolom kayu, seluruh kolom pada ruang dalam sengaja di

Agar penelitian lebih fokus, permasalahan yang dibatasi pada masalah yaitu perbedaan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa di SMA Negeri 1 Banguntapan yang

Sekiranya produk bercampur atau diproses dengan bahan-bahan lain, atau sesuatu pembaikan dilakukan, pernyataan di dalam helaian data keselamatan ini tidak boleh diguna pakai

Salep ekstrak etanolik daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan berbagai macam basis salep (hidrokarbon, absorpsi, dan larut air) memiliki perbedaan

[r]

Gliserol juga dapat dihasilkan dari reaksi hidrolisa trigliserida yang dilakukan dengan tekanan dan temperatur tinggi.. Garam dalam cairan yang dipakai perlu untuk

Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah n Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah n yata yang berkaitan yata yang berkaitan dengan persamaan