• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN

AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR

SISWA KELAS VI

DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG

TAHUN 2012

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh :

USWATUN KHASANAH

NIM 11410211

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2012

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : Uswatun Khasanah

NIM : 11410211 Jurusan :.Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012

Telah kami setujui untuk di munaqosahkan

Salatiga, 15 Agustus 2012 Pembimbing

Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. NIP. 19720308 199803 2 006

(3)

SKRIPSI

PENGARUH EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI I

PAKIS MAGELANG TAHUN 2012

DISUSUN OLEH USWATUN KHASANAH

NIM : 11410211

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 12 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo Penguji I : Siti Rukhayati, M. Ag Penguji II : Benny Ridwan, M. Hum Penguji III : Miftachur Rif’ah, M. Ag

Salatiga, 12 September 2012 Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Uswatun Khasanah Nim : 11410211

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar - benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

Salatiga, 15 agustus 2012 Yang menyatakan

(5)

MOTTO

Jika kau ingin cantik wajahmu bercerminlah di kaca untuk berhias, tapi jika kau ingin mempercantik akhlakmu bercerminlah pada Akhlak Rosullah SAW.

Senyumku adalah gambaran masa depanku.

PERSEMBAHAN

Untuk suamiku tercinta, orang tuaku, Kedua putriku, para dosenku Dan teman-teman seperjuanganku.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, sholawat serta salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Pada kesempatan ini penulis ini ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta Stafnya, atas segala kebijaksanaannya, perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

3. Ketua Program Studi Ekstensi Pendidikan Agama Islam

4. Ibu Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud. 5. Keluarga besar MI YASPI Losari 1 yang telah membantu kelancaran selama penelitian. 6. Suamiku Mukhtarokhim yang telah memberi semangat dan dorongan serta penuh perhatian

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua Putriku Salsabilla dan Nabilla yang kurang mendapat perhatian dan tidak banyak mengganggu sehingga membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Atas bantuannya baik moril maupun materiil semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan merupakan amal sholeh-Amin.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada mereka.Dan penulis berharap semoga karya ini dapat menjadikan manfaat.

(7)

ABSTRAK

Khasanah, Uswatun. 2012. Pengaruh Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap

Minat Belajar Siswa Kelas VI Di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang. Skripsi, JurusanTarbiyah.

Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag.

Kata Kunci : Efektifitas, Proses Pembelajaran dan Minat Belajar

Dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak guru tidak hanya mengembangkan pengetahuan semata, namun harus mengembangkan sikap dan niali-nilai keagamaan dalam diri siswa. Persoalannya disini terletak pada bobot minat siswa pada bidang studi aqidah akhlak kalau siswa mempunyai minat tinggi maka ia akan tertarik dan senang untuk mempelajari aqidah akhlak untuk itu guru harus selalu member bimbingan dan motivasi agar siswa memiliki antusias atau semangat sehingga menjadikan pelajaran aqidah akhlak sebagai mata pelajaran yang diminati siswa. Dengan demikian akan dapat tercapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh antara efektivitas proses pembelajaran aqidah akhlak dengan minat belajar siswa kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang.

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah :

(1) Bagaimana tingkat efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak, dan (2) Bagaimana tingkat minat belajar siswa

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengggunakan pendekatan kuantitatif . Dan untuk mendapatkan data atau keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode observasi, angket, interview dan dokumentasi.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang efektif itu sangat berpengaruh bagi siswa karena dapat membangkitkan minat belajar mereka. Pembelajaran yang efektif membawa siswa jadi efektif pula. Semakin tinggi tingkat keefektifan guru dalam

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan Kelulusan ... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Hipotesis Penelitian ... 6 E. Kegunaan Penelitian ... 7 F. Definisi Operasional ... 8 G. Metode Penelitian ... 9

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

3. Populasi dan Sampel ... 11

4. Metode Pengumpulan Data ... 11

(9)

6. Analisa Data ... 14

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Evektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 16

1. Evektivitas... 16

a. Pengertian Evektivitas ... 16

b. Mengajar yang efektif ... 17

c. Belajar yang efektif ... 20

d. Guru yang efektif ... 23

e. Sekolah-sekolah yang efektif ... 25

2. Proses Pembelajaran ... 26

a. Definisi proses pembelajaran ... 26

b. Tahap-tahap atau fase dalam proses pembelajaran ... 28

c. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran ... 29

3. Aqidah Akhlak MI ... 30

B. Minat Belajar Siswa ... 32

1. Minat ... 32

a. Pengertian minat ... 32

b. Cara yang efektif untuk membangkitkan minat siswa ... 36

c. Faktor-faktor yang bias mempengaruhi minat ... 36

2. Belajar ... 37

a. Pengertian belajar... 37

b. Hal-hal penting yang harus diperhatikan tentang belajar ... 40

(10)

d. Prinsip-prinsip belajar ... 41

e. Tujuh gaya belajar efektif ... 41

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar... 42

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dan subyek penlitian ... 43

1. Letak geografis MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang ... 43

2. Sejarahberdirinya MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang ... 44

3. Strukturorganisasi MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang ... 46

4. Kondisiumum MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang ... 47

a. Keadaan guru MI YASPI Losari 1 ... 47

b. Keadaan siswa MI YASPI Losari 1 ... 48

c. Sarana dan prasarana pendidikan MI YASPI Losari 1 ... 48

B. Penyajian Data ... 50

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ... 63 B. Pengujian hipotesisi ... 68 C. Pembahasan... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tenaga Pengajar / guru MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang

Tabel 3.3 Daftar Subyek Penelitian

Tabel 3.4 Data Mentah Jawaban Item Angket

Tabel 3.5 Hasil Angket Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Kelas 6

Tabel 3.6 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Kelas 6 di MI YaspiLosari 1 Pakis Magelang Tabel 3.7 Hasil Jawaban Tiap Responden Atas Instrumen Kedua Variabel

Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X Tabel 4.2 Kategori Skor

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y Tabel 4.4 Kategori Skor

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sering dijumpai masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan program pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak. Terkadang siswa kurang berminat dalam bidang studi Aqidah Akhlak sehingga mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehan dari hasil belajarnya, baik berupa pengetahuan maupun sikap kedalam situasi yang berbeda, hal ini dapat dilihat dengan adanya moral pelajar sekarang yang sungguh sangat memprihatinkan. Jadi para siswa menerima pengetahuan dari guru sebagai informasi yang kurang bermakna, karena salah satu sebabnya adalah kurang adanya minat belajar mereka.

Tidaklah dapat dipungkiri dari suatu kenyataan, bahwa banyak pendidik Agama Islam khususnya Aqidah Akhlak yang hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan bahan pelajaran tanpa memperhatikan metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan jenis materi dan sarana pengajaran yang tersedia. Memang metode ceramah mudah dilakukan karena kurang menuntut usaha yang terlalu banyak, baik dari pihak guru maupun dari pihak murid.

Untuk dapat menggunakan metode mengajar yang baik, maka terlebih dulu pendidik diharuskan memahami beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan, sebab hal ini sangat membantu bagi setiap pendidik dalam menggunakan metode mengajar.

Dalam proses pembelajaran bukanlah membentuk manusia intelek semata tanpa memiliki jiwa manusiawi, akan tetapi membentuk insan pemikir sekaligus insan yang memiliki rasa kemanusiaan dalam arti manusia yang bermoral agama. Oleh karena itu

(13)

dalam proses pembelajaran anak didik dibimbing agar dapat mengembangkan keterampilan dan dapat mengolah perolehan dari hasil belajar, karena dengan demikian anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam hidupnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Suryabrata (1997 : 19 ) menyatakan bahwa :

Pembelajaran bidang studi Agama Islam tanpa memperhatikan aspek - aspek kognitif, afektif dan psikomotrik, maka mustahil tujuan pembelajaran Agama Islam yakni membentuk kepribadian muslim pada anak didik akan dapat terwujud, karena dalam pembelajaran tidak hanya mengembangkan pengetahuan semata, namun harus mengembangkan sikap serta nilai-nilai keagamaan dalam diri anak didik.

Dengan kata lain pembelajaran studi Agama Islam merupakan pembelajaran yang menselaraskan antara pembinaan jasmani dan pembinaan rohani, sehingga memberi bekal kepada anak didik menjadi manusia yang berpengetahuan tanpa mengabaikan nilai - nilai manusia baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religi.

Mengingat pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak selalu dengan berkenaan dengan upaya pembinaan manusia sebagai makhluk religi maka keberhasilan pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak tersebut sangat tergantung pada unsur manusia itu sendiri. Unsur manusia yang ikut menentukan keberhasilan pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak adalah pelaksana pendidikan yakni guru agama khususnya, karena guru inilah yang menjadi tokoh atau menjadi ujung tombak dalam pembelajaran akhlak disekolah, dikatakan ujung tombak dalam pembelajaran akhlak dikarenakan guru agama secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi siswa yang bertakwa, cerdas dan trampil. Dalam hal ini, Suryabrata ( 1997 : 3 ) menyatakan bahwa, ” guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya

(14)

manusia dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep - konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut ” .

Peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu situasi yang dihadapi guru dalam pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam pembelajaran dengan situasi yang dihadapi.

Mengingat posisi dan peranan guru berhadapan langsung dengan siswa melalui proses pembelajaran disekolah, maka upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Maka agar pembelajaran tersebut dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran adalah suatu proses sehingga dalam operasionalnya memerlukan perencanaan yang seksama dan sistematis agar dapat dilakukan sacara realistis. Perencanaan dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran sedangkan proses pembelajaran dilakukan adanya langkah - langkah yang sistematis sehingga dapat diharapkan hasil belajar yang optimal. Mengingat pentingnya pembelajaran Aqidah Akhlak maka setiap guru agama harus mengetahui dan paham akan kedudukannya. Dalam proses pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak, guru berperan sebagai pembimbing agama, pemimpin agama dan sebagai fasilitator belajar agama, selain itu setiap guru agama khususnya Aqidah Akhlak sangat diharapkan pula mengerti benar seluk beluk mengajar, baik dalam arti individual ( seperti remedial teaching atau mengajar kebaikan bagi siswa yang bermasalah ) maupun dalam arti klasikal. Dalam hal ini tentu seorang guru agama khususnya Aqidah Akhlak dituntut pula memahami model - model pembelajaran, metode - metode pembelajaran dan strategi - strategi

(15)

pembelajaran.Kemudian metode - metode dan strategi ini diterapkan secara cermat dalam proses pembelajaran yang dikelola.

Dalam proses pembelajaran peran guru, minat, keaktifan siswa yang belajar mutlak diperlukan.Persoalannya disini terletak pada bobot minat siswa dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak, karena kalau siswa mempunyai minat tinggi dalam proses pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak maka ia akan tertarik dan senang belajar bidang studi Aqidah Akhlak sehingga akan muncul rasa mudah dan ringan.

Proses pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak di MI YASPI Losari I Pakis Magelang, dipandang perlu adanya upaya peningkatan kualitas dalam segala aspek, walaupun berdasarkan pengamatan penulis sudah terdapat normalitas dalam pembelajaran, tetapi semua pihak yang terkait khususnya guru bidang studi Aqidah Akhlak tersebut harus selalu memberikan bimbingan serta motivasi agar siswa memiliki antusias atau semangat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga menjadikan pelajaran Aqidah Akhlak sebagai satu mata pelajaran yang diminati bagi siswa, bukan sebaliknya menjadikan pelajaran yang membosankan bagi siswa.

Beranjak dari uraian diatas, maka penulis meneliti tentang PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012?

(16)

2. Bagaimana tingkat minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012?

3. Adakah pengaruh efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap minat belajar pada siswa kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012?

C. TUJUAN PENELITIAN

Setiap diadakan suatu penelitian ilmiah maka sudah pasti ada tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut, sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan ini mempunyai tujuan :

1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak.

2. Untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa berdasarkan tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak.

3. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya pengaruh efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap minat belajar dalam bidang studi Aqidah Akhlak pada siswa di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang.

4.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berangkat dari permasalahan - permasalahan yang penulis ungkapkan pada perumusan masalah diatas, maka untuk selanjutnya dapat penulis ajukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Ada pengaruh antara efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan minat belajar pada siswa-siswi kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012.

E. KEGUNAAN PENELITIAN

(17)

1. Bagi MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang, hasil penelitian dapat dijadikan analisis kegiatan terutama yang berkaitan dengan aktifitas pembelajaran Aqidah Akhlak. Dengan analisis ini dapat diketahui kendala - kendala yang ada untuk disempurnakan pada program berikutnya.

2. Bagi guru pengajar Aqidah Akhlak di MI YASPI Losari I Pakis Magelang merupakan tolak ukur dari pada efektivitasnya dalam mengajar bidang studi Aqidah Akhlak sehingga tahu hasil yang dicapai.

3. Sebagai masukan praktis kepada guru maupun calon guru Aqidah Akhlak dalam penggunaan metode pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar Aqidah Akhlak.

4. Diharapkan dapat memberikan wawasan pada penulis khususnya sebagai calon sarjana pendidikan Agama Islam dapat memberikan materi pelajaran Aqidah Akhlak.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Agar memperoleh kesatuan pengertian yang jelas dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca maka perlu dijelaskan terlebih dahulu istilah - istilah yang digunakan dalam judul ini, yaitu sebagai berikut :

1. Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak a. Efektivitas

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989 : 12 ) “ Efektivitas adalah menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, Hasil yang makin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya ”.

Efektivitas dalam judul ini maksudnya adalah taraf tercapainya sasaran pada bidang studi Aqidah Akhlak.

(18)

b. Proses Pembelajaran

“Proses yaitu runtutan perubahan jiwa atau peristiwa dalam perkembangan sesuatu” (Poerwadarminta, 2007 : 912 ).

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya kegiatan yang berproses. Pembelajaran adalah suatu proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan.

Jadi proses pembelajaran disini maksudnya tahapan - tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam belajar mengajar Aqidah Akhlak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

c. Aqidah Akhlak

Dalam kurikulum (2004 : 2) “disebutkan Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber dari Al-Qur,an dan Hadits ”

2. Minat Belajar

“Minat adalah kesukaan atau kecenderungan hati kepada sesuatu”. ( Poerwadarminta: 2007 : 769 ).

“Belajar adalah berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian”. ( Poerwadarminta, 2007: 121).

Minat belajar yang dimaksud penulis yaitu kecenderungan subjek untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan senang mempelajari materi tersebut.

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian atau penyelidikan merupakan penyaluran hasrat manusia ingin tahu, manusia ingin tahu itu berlandaskan bahwa gejala atau akibat itu tentu ada

(19)

penyebabnya atau dapat dicari penjelasan secara ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk menemukan, menjelaskan atau menguji kebenaran dari suatu pengetahuan.

Dalam penelitian yang bersifat ilmiah, maka metode penelitian berperan penting sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

Beberapa metode penelitian yang penulis gunakan merupakan bagian dari keseluruhan metode yang digunakan dalam penelitian pada umumnya. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan disini adalah penelitian kuantitatif.

“Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian - bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya, yang bertujuan mengembangkan dan menggunakan model - model matematis, teori-teori dan hipotesis”.

(Htpp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2023657-pengertian-penelitian-kuantitatif/#ixzz1vm0FGktc)

2. Lokasi dan waktu

a. Lokasi Penelitian

MI Yaspi Losari 1 merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Kementrian Agama. MI Yaspi Losari 1 terletak didusun Balak desa Losari kecamatan Pakis kabupaten Magelang.

b. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas VI MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang mulai bulan Mei 2012.

3. Populasi Dan Sampel

Metode penelitian subjek merupakan cara yang dipakai dalam menentukan jumlah atau banyaknya subjek yang akan diteliti. Metode ini ada 2 macam yaitu: a. Metode Populasi

(20)

b. Metode Sampling

Dari kedua macam metode penelitian tersebut, maka dalam hal ini penulis memilih metode populasi, karena penulis berpatokan pada pendapat Suharsimi Arikunto, ” untuk sekedar ancer - ancer maka apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10 atau 15 atau lebih.”

Dalam penelitian ini yang manjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VI Dengan demikian maka jumlah keseluruhan yang penulis teliti ada 21 siswa.

4. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang ditempuh untuk mendapatkan data atau keterangan - keterangan yang diperlukan dalam penelitian sehingga nantinya data itu dapat dianalisa dan disimpulkan.

Dalam penerapan data atau keterangan yang penulis perlukan berasal dari siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah YASPI Losari 1 Pakis Magelang. Dengan demikian maka digunakan suatu metode yang tepat dan sesuai untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah :

a. Dokumentasi

Yaitu untuk meneliti / menyelidiki benda - benda tertulis seperti buku - buku, majalah, dokumen, peraturan - peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang sifatnya dokumenter seperti : letak geografis sekolah, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa , sarana dan fasilitas.

(21)

Yaitu cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengamati dan mancatat gejala - gejala yang sedang diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data - data yang menyangkut tentang aktifitas yang berhubungan dengan pembelajaran Aqidah Akhlak yang tidak bisa penulis ketahui dari metode penyebaran angket.

Dengan demikian dalam penelitian ini penulis mengadakan penyelidikan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan terhadap kejadian - kejadian yang langsung dapat ditangkap pada saat terjadinya suatu peristiwa.

c. Metode Angket

Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal - hal yang diketahuinya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data / informasi dari siswa tentang variabel efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan variabel minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak.

Jenis angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan tipe pilihan yang menyediakan 4 alternatif pilihan dalam jawaban. Dari jawaban yang diperoleh kemudian dilakukan pemberian nilai atau skor, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jawaban A mendapat nilai 4 2) Jawaban B mendapat nilai 3 3) Jawaban C mendapat nilai 2 4) Jawaban D mendapat nilai 1

Setelah masing - masing item soal diberi nilai / skor kemudian dijumlahkan untuk mengetahui skor total.

(22)

Adalah suatu kegiatan untuk menghimpun data dengan cara melakukan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematika berdasarkan pada tujuan penelitian. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data dari guru pendidikan Agama Islam khususnya bidang studi Aqidah Akhlak mengenai proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak.

5. Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis yang diajukan yang merupakan pokok dari penelitian, maka diperlukan langkah - langkah yang harus ditempuh, analisis data merupakan langkah yang ditempuh dalam suatu penelitian untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini penulis menggunakan metode analisis statistik ( kuantitatif ), yaitu suatu metode analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang berupa angka atau data kuantitatif, angka - angka tersebut diambil dari hasil angket yang diangkakan, kemudian dimasukkan dalam rumus.

3. SISTEMATIKA PENULISAN

Berikut ini penulis akan mengemukakan tentang sistematika penulisan agar para pembaca dapat berfikir terarah, mudah dipahami serta tidak membingungkan.

Pada Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Pada Bab II Kajian Pustaka berisi deskripsi variabel - variabel dan teori mengenai hubungan antar variabel, meliputi metode pembelajaran Aqidah Akhlak dan minat belajar siswa.

(23)

Pada Bab III Hasil Penelitian, dalam hal ini dipaparkan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian yang disertai dengan penyajian data.

Pada Bab IV Analisis Data, mencakup tentang Analisis Deskriptif ( tiap - tiap variabel yang dilengkapi dengan pengujian hipotesis serta pembahasan ).

Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Efektifitas

(24)

Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai beberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :

“ Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (

kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah :

“ Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yangdicapai dengan

output yang diharapkan dari sejumlah input”.

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh managemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

b. Mengajar yang efektif

Menurut Roestiyah (1982:44) mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula.

Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : 1) Belajar secara aktif baik mental atau phisik.Didalam belajar anak harus mengalami

aktifitas mental.

2) Harus dapat mempergunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak, mudah diterima anak, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan bagi anak.

(25)

3) Motivasi, hal ini sangat berperanan pada kemajuan perkembangan anak selanjutnya melalui proses belajar. Bila motovasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak belajar. Dengan tujuan yang jelas anak akan belajar lebih tekun, lebih giat dan bersemangat.

4) Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi ketentuan masyarakat dikatan bahwa kurikulum itu baik dan seimbang

5) Mempertimbangkan pada perbedaaan individual

6) Selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar guru akan mantap didepan kelas.

7) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.sugesti yang kuat akan merangsang anak untuk lebih giat belajar.

8) Harus memiliki keberanian, menghadapi murid-muridnya juga masalah-masalah yang timbul waktu proses belajar mengajar berlangsung.

9) Mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah.

10) Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang anak perfikir.Rangsangan yang mengena sasaran menyebabkan anak dapat mereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya.

11) Semua pelajaran yang diberikan pada anak perlu diintegrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi tidak terpisah-pisah.

12) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.

13) Dalam interaksi belajar mengajar guru harus banyak memberi kebebasan pada anak, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri.

(26)

14) Pengajaran remedial

Banyak factor menjadi penyebab kesulitan belajar. Guru perlu meneliti factor-faktor itu, agar dapat memberikan diognosa kesulitan belajar dan menganalisa kesulitan-kesulitan itu.

Mengajar yang efektif ini dapat dikemukaan suatu pendapat lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. pendapat ini mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a) Penguasaan bahan pelajaran.

Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin, sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik.

b) Cinta kepada apa yang diajarkan

Guru yang mencintai pelajaran yang biberikan, akan berusaha mengajar yang efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik anak sehingga akan berguna bagi kehidupannya kelak.

c) Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki anak.Pengetahuan yang dibawa anak dari lingkungan kelurganya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru mengajar.

d) Variasi metode

Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan membosankan, anak tidak tertarik perhatian pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar anak.

e) Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran.Maka seorang guru harus selalu

(27)

menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiyah dengan teman seprofesi, agar dapat meningkatkan kemampuannya mengajar.

f) Bila guru mengejar harus selalu memberikan pengetahuan yang actual dan dipersiapkan sebaik-baiknya.

g) Guru harus berani memberikan pujian, pujian diberikan dengan tepat, dapt mengakibatkan anak mempunyai sikap yang positif, dari pada guru selalu mengkritik dadn mencela. Pujian dapat memotovasi belajar anak yang positif.

h) Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.

Dengan demikian syarat-syarat atau hal-hal yang dapat diuraikan untuk meningkatkan mengajar guru supaya efektif.Di masyarakat modern, mengajar yang efektif dituntut dengan sendirinya pada para pengajar.

c. Belajar yang efektif

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, untuk meningkatkan cara belajar yang efektif harus memperhatikan beberapa hal yakni :

1) Kondisi internal

Yang dimaksud kondisi internal yaitu kondisi yang ada dalam diri siswa itu sendiri missal kesehatannya, keamanannya, ketentramannya.

Menurut Maslow sebagaimana yang dikutip Roestiyah (1982 : 167-168) ada 5 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi yaitu :

(28)

Untuk dapat belajar yang efektif, siswa harus sehat jangan sampai sakit yang dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasai belajar.

b) Kebutuhan akan keamanan.

Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan tidak seimbang mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi yang lain dapat menganggu kelancaran belajar seseorang. Oleh karena itu agar cara belajar siswa dapat ditingkatkan kearah yang efektif, maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan aman dapat tercapai dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan pada materi pelajaran yang ingin dipelajari.

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta

Keinginan untuk diakui sama dengan orang lain merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Oleh karena itu belajar bersama dengan kawan-kawan lain dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berfikir siswa.

d) Kebutuhan akan status. Misalnya keinginan akan keberhasilan (optimis) e) Kebutuhan self-actualisation

Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan self , image seseorang.

2) Kondisi external

Yang dimaksud dengan kondisi external adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik atau teratur misalnya :

a) Ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang dapat menganggu konsentrasi pikiran.

(29)

b) Ruang cukup terang, tidak gelap yang tidak menganggu mata.

c) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya.

3) Strategi belajar

Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar dapat diperlukan untuk dapat mengatur waktu yang seefisien-efisiennya dan mencapai hasil yang semaximal-maximalnya. Dibawah ini diberikan beberapa pedoman pelaksanaan cara belajar yang efektif untuk dapat dipelajari agar dapat membantu siswa dalam belajar.

a) Cara mengetur waktu belajar b) Cara mempelajari bahan pelajaran c) Cara menpelajari buku bacaan

d) Guru yang efektif

Menurut William Purkey sebagaimana yang dikutip Partin (2005:3) mengatakan bahwa “ Guru yang efektif memberikan siswanya mengetahui bahwa mereka adalah seseorang yang punya arti bukan hanya sekedar nomor ”.

22 tips menjadi guru yang efektif menurut partin (2005 : 2-5) yaitu : 1) Memiliki harapan yang realistis namun tinggi bagi para siswa mereka.

2) Menggabungkan pernyataan dan komentar siswa kedalam pelajaran-pelajarannya. 3) Aktif melibatkan siswanya dalam proses pembelajaran.

4) Banyak pemikiran dan perencanaan yang diikutsertakan dalam pengajaran mereka. 5) Peka terhadap isyarat ketika pelajarannya tidak berjalan dengan baik.

6) Dapat menyesuaikan aktivitas pelajarannya dengan tingkat perkembangan siswa mereka.

(30)

7) Dapat menerapkan komentar yang telah tersusun rapi atau pengorganisasian yang canggih pada awal pelajarannya.

8) Guru yang siswanya memperoleh peringkat tertinggi cenderung menggunakan humor didalam kelasnya.

9) Mereka secara tulus percaya pada manfaat pelajaran.

10) Memiliki sikap “dapat melakukan” yang terkadang dirujuk sebagai efektifitas, walau mereka juga menghadapi masalah.

11) Selalu dikenang sering memperlihatkan pengenalan terhadap jiwa siswanya, berupaya melihat dunia dari kaca mata mereka.

12) Memiliki kinerja teratas sering mencari bantuan dari orang lain.

13) Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari bantuan extra jika mereka tertinggal.

14) Memperoleh peringkat teratas menghindari mempermalukan siswa dan tidak menakut-nakiti mereka.Riset menunjukkan bahwa guru yang tidak efektif lebih rentan terhadap aib, olok-olok, teriakan dan makian.

15) Memberikan instruksi yang jelas dalam tugas-tugas dan memperagakan kejelasan dalam presentasi mereka.

16) Cenderung untuk menggabungkan beragam strategi pengajaran kedalam pelajaran. 17) Lebih sering menyemangati ketimbang mengkritik.

18) Mampu mengendalikan kelas mereka namun tidak sampai terobsesi dengan ide pengendalian itu.

19) Dapat memantau kelas mereka.

20) Mengajarkan rutinitas kelas kepada siswanya 21) Meluangkan waktu dengan lebih banyak mengajar.

(31)

22) Tidak perlu orang yang karismatik dan dinamis, namun mereka menikmati dan meyakini apa yang mereka ajarkan, menekuninya dan meluangkan waktunya dengan merencanakan pelajaran-pelajaran yang terorganisir dengan baik.

Untuk mengukur apakah guru tersebut sudah efektif dalam mengajar atau belum kita dapat melihat dari sikap dan penampilan mereka saat proses pembelajaran berlangsung, misalnya : guru tersebut mendengarkan siswanya, bias tersenyum dikelas, punya tujuan yang objektif, memcoba mengenali siswa secara pribadi, memuji siswa, menegakkan peraturan dengan adil, menjadikan pelajaran yang menarik, menyemangati siswa agar bertanya apbila belum paham, menyiapkan segala sesuatunya sebelum mengejar, dan mengontrol kelas.

e. Sekolah-sekolah yang efektif

Ciri-ciri sekolah yang paling efektif menurut partin (2005 : 12-13)

1) Staf profesionalnya memiliki komitmen pada keyakinan bahwa semua siswa dapat belajar.Namun waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari memang bervariasi. 2) Guru mempunyai harapan yang tinggi atas siswanya. Guru juga percaya bahwa

upaya mereka akan menciptakan perbedaan dalam hidup siswanya.

3) Siswa percaya bahwa keberhasilan mereka di sekolah berkaitan dengan kerasnya upaya mereka dan bukan kemampuan bawaan sejak lahir semata-mata.

4) Kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pengajaran, yang menetapkan tujuan sekolah dan staf yang mampu mengundang inspirasi untuk bergerak ke arah tujuan-tujuan ini.

5) Disediakan lingkungan yang aman dan tertib.

(32)

7) Terdapat penekanan pada penegakan yang tegas, konsisten dan adil terhadap prilaku siswa yang layak.

8) Terdapat iklim kerjasama di antara staf. Pengajar bekerja sebagai tim.

9) Siswa memperlihatkan semangat seklah yang sangat tinggi.Mereka merasa nyaman menghadiri sekolah itu.

10) Waktu pembelajaran akademis dikawal dengan aman. 11) Orang tua merasa disambut hangat di sekolah itu.

2. Proses Pembelajaran

a. Definisi Proses Pembelajaran

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “Processus “yang berarti berjalan kedepan.Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.(.Muhibbin Syah,1995 : 111).

Menurut Chaplin sebagaimana yang dikutipMuhibbin Syah (2010) mengatakanProses adalah “any change in any object or organism,particularly a

behavioral or psychological change “ (proses adalahsuatu perubahan khususnya

yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan ).

Menurut Reber sebagaimana yang dikutipMuhibbin Syah (2010; 109 ) disebutkan,proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu .

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.Pemilihan,penetapan dan pengembangan metode inididasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Dalam hal ini istilah

(33)

pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.(Hamzah B.Uno,2006 ; 134).

Bruner Degeng dalam teori pembelajaranmengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah deskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.Teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.(Asri Budiningsih,2005; 11).

Proses pengajaran atau pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik (Hamzah B.Uno,2006 : 132).

Jadi berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.

b. Tahap-tahap atau Fase dalam Proses Pembelajaran

Menurut Jerome S.Bruner salah seorang penentang teoriS-R Bond (Barlow,1985) sebagaimana yang dikutip Muhibbin Syah (1995 : 112) dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase,yaitu :

1) Fase Informasi (tahap penerimaan materi)

Dalam Fase Informasi,seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajariv

2) Fase Transformasi (tahap pengubahan materi).

Dalam Fase Transformasi,informasi yang telah diperoleh itu dianalisis,diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang konseptual.

(34)

Dalam Fase Evaluasi,seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami atau memecahkan masalah yang dihadapi.(Muhibbin Syah, 1995 : 112).

c. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran

Menurut Crow dan Crow sebagaimana yang dikutip Hamzah B.Uno,(2006;\132) mengatakan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi;

1) Penguasaan subject – matter yang akan diajarkan. 2) Keadaan fisik dan kesehatannya.

3) Sifat-sifat pribadi dan kontrol emosinya.

4) Memahami sifat,hakekat dan perkembangan manusia.

5) Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip-prinsip belajar. 6) Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan,agama dan ethnis. 7) Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan kultural yang terus

menerus dilakukan.

Agar proses pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak ini dapat terlaksana dengan baik,maka salah satu yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan tenaga ini,maka guru paling tidak dapat mengorganisasi pengajaran tersebut dan harus bisa menimbulkan minat serta memotivasi siswa dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak tersebut. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tujuan dapat tercapai dan memenuhi harapan.

(35)

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lain. Adapun karakteristik mata pelajaran Aqidah Akhlakadalah sebagai berikut :

a) Pendidikan Aqidah dan Akhlakmerupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam yang bersumber dari Alqur,an dan Hadits. Untuk kepentingan pendidikan, dikembangkan materi Aqidah dan Akhlakpada tingkat yang lebih rinci sesuai jenjang pendidikan.

b) Prinsip-prinsip Aqidah Akhlak adalah kepercayaan atau keyakinan yang tersimpul dan terhujam kuat didalam lubuk jiwa (hati) manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani (perasaan halus) dalam meyakini dan mewujudkan rukun iman yang enam yaitu :iman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab – Nya,Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir dan iman kepada Takdir. Akhlak adalah pembentukan sikap dan kepribadian seseorang untuk berakhlak mulia (akhlak al-mahmudah) dan mengeliminasi akhlak tercela (akhlak al-madzmumah) sebagai manifestasi aqidahnya dalam perilaku hidup seseorang dalam berakhlak kepada Allah dan rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada alam dan makhluk lain.

c) Mata pelajaran Aqidah dan Akhlakmerupakan salah satu rumpun mata pelajaran pendidikan agama di Madrasah (Alqur,an dan Hadits, Aqidah dan Akhlak, Syariah / Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk kajian yang berkait dengan ilmu dan teknologiserta seni dan budaya.

d) Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaktidak hanya mengantarkan peserta didik untuk mengusai pengetahuan tentang Aqidah dan Akhlak, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlak itu dalam kehidupan

(36)

sehari-hari.Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap dan perilaku atau lebih menekankan pembentukan ranah afektif psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.

e) Tujuan mata pelajaran Aqidah dan Akhlak adalah untuk membentuk peserta didik beriman dan bertakwa pada Allah Swt, danmemiliki akhlak mulia. Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw. Pendidikan Aqidah dan Akhlakmerupakan jiwa pendidikan Agama Islam. Dengan demikian membentuk akhlak yang mulia sesungguhnya merupakan tujuan pendidikan. Sejalan dengan tujuan ini maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung pendidikan akhlak dan setiap guru mengemban misi membangun akhlak dan tingkah laku peserta didiknya. (DEPAG RI, 2004 ; 2 )

B. Minat Belajar Siswa 1. Minat

a. Pengertian Minat

Dalam pembahasan minat, dapat diketahui bahwa aspek minat berkaitan erat dengan objek yang diminatinya, hal ini disebabkan minat terhadap sesuatu objek dilandasi perasaan senang terhadap objek.

Pengertian minat dari segi istilah ( terminologi ), disini penulis sampaikan beberapa pendapat dari para ahli, sebagai berikut :

1) Menurut Noerhadi Djamal (2004 : 63 )Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek seseorang, suatu hal atau situasi memiliki sangkut pautdengan dirinya.

Bertolak dari pengertian tersebut, kita dapat katakan bahwa minat akan muncul setelah seseorang menyadari atas pengetahuan atau informasi tentang suatu objek.

(37)

2) Menurut Slameto ( 1995:180 )Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

3) Menurut Dimyati Mahmud ( 1977 : 200 ) minat dapat ditafsirkan dari dua alternatif yaitu :

a) Minat sebagai sebab, yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang, situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain.

b) Minat sebagai akibat, yaitu pengalaman efektif yang distimulir oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.

Minat itu bersifat pribadi.Jenis dan macamnya minat seseorang terhadap suatu objek, situasi, orang lain, ataupun suatu kelompok mencerminkan pengalaman yang sifatnya pribadi yang mungkin berbeda sekali dengan pengalaman orang lain. Minat yang kuat yang membuahkan prestasi gemilang dalam suatu situasi mendasari tumbuhnya sikap senang terhadap situasi tersebut, sebaliknya sikap yang kuat bisa membangkitkan minat yang kuat pula.

Minat selalu mengalami perubahan, sejak dari kecil minat seseorang itu dipengaruhi oleh keadaan jasmaniyah , status mental dan perasaannya serta lingkungan sosialnya. Mula-mula minat itu mudah berubah tetapi pada akhir masa remaja relatif menjadi tetap dan mantap. ( Dimyati Mahmud, 1977 : 202 ).

(38)

4) Menurut Muhibbin Syah ( 1995:136 ) minat ( interest ) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut guru sejogjanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya.

Dari beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan minat adalah kecenderungan jiwa pada sesuatu, objek atau aktifitas, karena mengandung sangkut paut dengan dirinya sehingga individu itu berhubungan aktif tanpa ada yang menyuruh dan juga menimbulkan kegembiraan dalam belajar.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.Mengembangkan minat terhadap sesuatupada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri. Bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektifuntuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan

(39)

minat yang telah ada,Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang (Slameto,1995 :181 ).

Banyak kasus kegagalan yang sumbernya adalah karena siswa tidak mempunyai minat. Karena itu penting sekali guru mendorong siswa agar mempunyai minat dalam belajar.

Sering dijumpai anak yang tidak berminat mempelajari suatu bidang studi tertentu. Hal itu disebabkan anak tersebut belum memiliki pengetahuan tentang hubungan antara bidang studi tersebut dengan dirinya. Adalah menjadi tugas guru untuk memberikan dorongan sehingga siswa sadar akan adanya keterkaitan antara bidang studi tersebut dengan dirinya. (Noerhadi Djamal, 2004 : 64 ).

b. Cara yang efektif untuk membangkitkan minat siswa

Ada beberapa cara yang efektif untuk membangkitkan minat siswa. Menurut Slameto ( 1995 : 181 )yaitu :

1) Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. 2) Membentuk minat-minat baru pada diri siswa.

3) Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita yang sudah diketahui kebanyakan siswa.

(40)

5) Dengan memberikan hadiah bagi siswa yang berprestasi, hal ini akan lebih baik dari pada dimarahi atau dihukum.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas nampak jelas bahwa minat belajar itu dapat dibangkitkan, sehingga seorang guru haruslah mampu menimbulkan minat belajar dan mengembangkan serta mengarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Dan perlu diketahui bahwa minat belajar setiap anak itu berbeda-beda, untuk itu cara untuk membangkitkan minatnya pun bervariasi.

c. Faktor – faktor yang bisa mempengaruhi minat

Menurut Dimyati Mahmud ( 1977 : 102) faktor-faktor yang bisa mempengaruhi minat antara lain :

1) Keadaan jasmaninya.

2) Status mental dan perasaannya.

3) Lingkungan sosialnya. 4) Perkembangan tingkah lakunya.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam memberikan pengertian tentang belajar, disini penulis sampaikan beberapa definisi dari para ahli, yaitu :

1) Menurut Muhibbin Syah ( 1995:88 ) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang di alami siswa.

(41)

2) MenurutGordon H.Bower & Ernest R. Hilgard yang dikutip Noerhadi Djamal ( 2004:25 )Belajar adalah perubahan perilaku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan itu dapat dijelaskan bukan atas dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

3) Menurut Chaplin J.P, yang dikutip Noerhadi Djamal (2004:26), membatasi belajar pada dua macam rumusan. Rumusan pertama belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil latihan dan pengalaman. Rumusan yang kedua belajar adalah proses memperoleh respons – respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

4) Menurut Skinner, seperti yang dikutip Muhibbin Syah (2010:64) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.

5) Menurut Hintzman sebagaimana yang telah dikutip Muhibbin syah (2010:65) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dan menurutnya pengalaman hidup sehari – hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

6) Menurut Wittighsebagaimana yang dikutip Muhibbin syah ( 2010 : 66 ) belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

7) Reber dalam kamusnya, Dictionary Of Psychology, sebagaimana yang dikutip Zaini dkk ( 2008 : 28 ) membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar

(42)

adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata – mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta – fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak – anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lesan sebagian informasi yang terdapat dalam buku, teks, atau yang diajarkan oleh guru.

8) Menurut Biggs yang dikutip Muhibbin Syah ( 2010 : 67 ) mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan yaitu : rumusan kuantitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

Secara kuantitatif ( ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak – banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

Secara institusional ( tinjauan kelembagaan ), belajar dipandang dari proses validasi ( pengabsahan ) terhadap penguasaan siswa atas materi - materi yang telah ia pelajari.

Pengertian belajar secara kualitatif ( tinjauan mutu ) ialah proses memperoleh arti – arti dan pemahaman serta cara – cara menafsirkan dunia disekeliling siswa.

9) Menurut Thorndike sebagaimana yang dikutip Hamzah B.Uno ( 2008 : 7 ) bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus ( yang mungkin tanpa berupa pikiran, perasaan atau gerakan ) dan respons.

10) Menurut pengertian secara psikologis, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

(43)

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 1995 : 2 ).

11) Menurut Tadjab( 1994 : 46 ) “belajar bisa didefinisikan sebagai “ berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan, mengerjakan sesuatu melalui berbagai pengalaman – pengalaman yang sebagiannya bersifat perseptual, intelektual, emosional dan motorik “.

12) Menurut Teori Asosiasi, belajar adalah menghubungkan pengalaman dan hal – hal baru dengan pengetahuan dan hal – hal lama yang telah ada / dimiliki dengan menggunakan hukum – hukum asosiasi. (Tadjab,1994:57 )

13) Menurut H.C.Witherington pada kutipan Usman, Setiawati (1993 : 5 ), menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kebribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

b. Hal – hal penting yang harus diperhatikan tentang belajar, yaitu :

1) Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang mana perubahan itu dapat mengarah ke tingkah laku yang lebih baik.

2) Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.

3) Agar dapat dianggap sebagai belajar, maka perubahan yang terjadi dalam tingkah laku akhirnya harus menjadi sesuatu yang relatif tetap. (Noerhadi Djamal, 2004 :26 )

c. Jenis – jenis Belajar

Berdasarkan jenis bahan yang akan dipelajari maka dapat dikemukakan beberapa jenis belajar menurut Noerhadi Djamal ( 2004 : 28 ) yakni :

(44)

1) Belajar berdasar pengamatan. 2) Belajar berdasar gerak.

3) Belajar berdasar pemecahan masalah. 4) Belajar berdasar emosi.

d. Prinsip – prinsip belajar

Menurut Noerhadi Djamal (2004: 35 ) prinsip belajar meliputi : 1) Belajar harus bertujuan dan terarah.

2) Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau buku pelajaran. 3) Belajar memerlukan pemahaman tentang hal yang dipelajari.

4) Belajar memerlukan latihan dan pengulangan. 5) Belajar memerlukan suatu proses aktif.

e. Tujuh gaya belajar efektif

Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut ini adalah tujuh gaya belajar efektif menurut Hamzah B.Uno ( 2008 : 83 ) yaitu :

1) Bermain dengan kata. 2) Bermain dengan pertanyaan. 3) Bermain dengan gambar 4) Bermain dengan musik. 5) Bermain dengan bergerak. 6) Bermain dengan bersosialisasi. 7) Bermain dengan kesendirian.

f. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Tadjab ( 199 : 52 ) faktor - faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :

(45)

2) Faktor – faktor sosial dalam belajar. 3) Faktor – faktor fisiologis dalam belajar. 4) Faktor - faktor psikologis dalam belajar.

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subyek Penelitian

1. Letak geografis MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang

MI YASPI Losari 1 merupakan pendidikan formal yang berada dibawah naungan Kementrian Agama. MI YASPI Losari 1 terletak di dusun Balak desa Losari kecamatan Pakis kabupaten Magelang.

Batas-batas wilayah MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang adalah sebagai berikut :

 Sebelah timur : desa Pakis, kecamatan Pakis, Magelang

 Sebelah selatan : desa Tepus, kecamatan Pakis, Magelang

 Sebelah barat : desa Rejosari, kecamatan Pakis, Magelang

(46)

Keadaan lingkungan sekolah dapat dikatakan baik, Pakis beriklim sejuk. Jarak MI YASPI Losari 1 dari pusat pemerintah kecamatan kurang lebih 1 Km sehingga tidak terlalu bising karena agak jauh dari keramaian kota. Hal ini sangat membantu dan menguntungkan bagi MI YASPI Losari 1, kerjasama antar lembaga pendidikan pun dapat berjalan sangat baik, begitu juga hubungan lembaga pendidikan dengan tokoh masyarakat.

2. Sejarah berdirinya MI YASPI Losari I

Madrasah Ibtidaiyah YASPI Losari I didirikan pada tahun 1967 dibawah naungan Yayasan Sosial Dakwah Pendidikan Islam ( YASPI ) kecamatan Pakis, saat ini merupakan Madrasah Diniyyah yang terletak di Komplek Masjid Al Falah dusun Balak dengan para pengasuh / ustadz dari dusun Balak dan sekitarnya.

Namun karena tuntutan zaman dan tuntutan perkembangan pendidikan serta atas inisiatif para tokoh Ulama dan masyarakat, juga setelah melalui pengkajian, pendekatan dan musyawarah maka Madrasah Diniyyah di alih fungsingkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah.

Disamping pemikiran diatas, pendirian MI YASPI Losari I dilatar belakangi terhadap upaya ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, mengangkat harkat dan martabat umat, mengurangi dan mengikis habis kebodohan / kejahiliyahan baik dibidang sosial, kulture maupun dibidang lainnya, serta rasa kekhawatiran yang mendalam terhadap anak didik akan minimnya pendidikan Agama Islam, serta rendahnya tatanan moral, dekadensi akidah dan lain sebagainya.

(47)

kemudian sekitar pada tahun 1980 gedung Madrasah Ibtidaiyyah (MI) YASPI Losari I pindah lokasi di Bengkok Kepala Desa Losari sampai sekarang.

Adapun para pendiri dan penggasan terhadap Madrasah Ibtidaiyyah (MI) YASPI Losari I adalah :

Pelindung : Ky. Muchyiddin (Kepala Desa Losari tahun 1966-1989) Penasehat : Ky. Samudi Somowiguno (Ulama)

Ketua 1 : KH. Achmad (PNS) Ketua 2 : Chamzah (PNS) Sekretaris 1 : Said Mukhtar (PNS)

Sekretaris 2 : Munawir Darussalam (PNS)

Bendahara 1 : Sastro Pawiro (Tokoh Masyarakat/Perangkat Desa) Bendahara 2 : Muslich Darussalam (PNS)

Seksi Pembanguan : Sudjono (Tokoh Masyarakat)

: Muhadjir (Tokoh Masyarakat/Perangkat Desa)

3. Struktur organisasi MI YASPI Losari I Pakis Magelang

Suatu lembaga pendidikan akan dapat mencapai kualitas yang tinggi dan maju dengan pesat apabila segala aktifitas atau kegiatan-kegiatan dilaksanakan secara baik dan teratur, untuk mencapai semua itu diperlukan pembagian tata kerja yang jelas. Pembagian tata kerja tersebut disusun suatu bentuk yaitu struktur organisasi.

Berikut ini akan penulis sajikan struktur organisasi MI YASPI Losari I Pakis Magelang.

(48)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MI YASPI LOSARI 1

KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG

4. Kondisi umum MI YASPI Losari I Pakis Magelang a. Keadaan guru MI YASPI Losari I

Kepala Madrasah

Wakil Kepala Madrasah

Bendahara Sekretaris

Guru Mapel

Siswa Wali Kelas

(49)

Jumlah guru pada MI YASPI Losari I ada 9 orang yang terbagi atas 2 negeri guru dan 7 guru swasta. Meskipun demikian guru swasta tersebut berusaha agar dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab. Adapun identitas guru di MI YASPI Losari I tahun 2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Tenaga Pengajar / Guru MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Tahun Ajaran 2011 / 2012

No Nama Jabatan Mengajar Keterangan 1 Nurhidayah S.Pd.I Kepala

madrasah

- PNS

2 Ellizia Ariyani S.Pd.I Wali Kelas Kelas VI Non PNS 3 Uswatun Khasanah

A.Ma

Wali Kelas Kelas V Non PNS

4 Nuri Hijriyati S.P,SS Wali Kelas Kelas IV Non PNS 5 Imam Tego S,A.Ma Wali Kelas Kelas III Non PNS 6 Laily Uzli H,S.Pd.I Wali Kelas Kelas II Non PNS 7 Sakdiyah A.Ma Wali Kelas Kelas I Non PNS 8 Khuliyatus S,S.Pd.I Guru Agama Kelas IV,V,VI Non PNS 9 Sulastri Guru Agama Kelas I,II,III PNS

b. Keadaan siswa MI YASPI Losari I

Keadaan siswa MI YASPI Losari I Pakis Magelang tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(50)

Table 3.2 Keadaan Siswa MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Tahun Ajaran 2011/2012 No Kelas L P Jumlah 1 I 5 7 12 2 II 11 11 22 3 III 11 11 22 4 IV 12 6 18 5 V 11 4 15 6 VI 11 10 21

Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VI MI YASPI Losari I Pakis Magelang.

c. Sarana dan prasarana pendidikan MI YASPI Losari I Pakis Magelang

Dalam kegiatan proses belajar mengajar, sarana dan prasarana merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan sebab sarana dan prasarana merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila lembaga pendidikan tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai, berikut ini penulis laporkan sarana dan prasarana MI YASPI Losari I Pakis Magelang.

1. Lokal

a. Ruang kelas : ada (6 ruang) b. Kantor : ada (2 ruang)

(51)

c. Ruang praktek agama : ada d. Saran olah raga : ada e. Sarana ekstrakurikuler : ada f. Alat peraga KBM : ada g. Ruang perpustakaan : ada h. Mushola : ada

i. Kamar mandi/WC siswa : ada (2 kamar) j. Kamar Mandi WC guru : ada

k. Tempat wudhu : ada l. Ruang UKS : ada

2. Sarana ibadah

a. Karpet dan tikar b. Seperangkat alat sholat

c. Beberapa kitab suci (Alqur’an, Juz Amma)

3. Buku-buku perpustakaan

Jumlah buku yang ada di perpustakaan secara keseluruhan ± ada 500 buah, dari jumlah buku tersebut terbagi menjadi pendidikan umum, pendidikan agama, keterampilan dan pengetahuan umum lainnya.

Untuk buku-buku pendidikan agama islam yang ada diperpustakaan antara lain : Alqur’an Hadist, Fiqih, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Juz Amma, Tafsir, dan buku-buku bacaan agama islam lainnya.

(52)

Sebelum penulis menyebar angket kepada responden, terlebih dahulu penulis akan menentukan yang akan dijadikan penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI MI YASPI Losari I Pakis Magelang, yang berjumlah 21 siswa.

Berikut ini nama – nama siswa kelas VI yang menjadikan subyek penelitian.

Table 3.3 Daftar Subyek Penelitian

No Nama No Nama

1 Adam Alfaruq 12 Puput Widianti 2 Muhammad Iqbal 13 Nila Lailul M 3 Mirna Septyarti 14 Linasari

4 Sofia Masruroh 15 Shofiatul Fikriyah 5 Wisnu Romadlon 16 Juliyanto

6 Wildan Urfi Alfaruk 17 Asif Wahab M 7 Riska Sani 18 Angga Waris Putra 8 Dinda Cahyani 19 Novia Sari Melati 9 Ahmad Fanani 20 Sugiantoro 10 Anif Istiqomah 21 M. Fery 11 Yahya Hanifuddin

Selanjutnya penulis menyebarkan angket kepada 21 responden tersebut yang terdiri dari 25 pertanyaan, terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Kemudian untuk menentukan nilai, langkah yang penulis gunakan adalah mengambil jawaban angket yang telah disebarkan lalu dijumlahkan, selanjutnya dikalikan dengan ketentuan sebagai berikut :

(53)

2. Jawaban B mendapat nilai 3 ( tiga ) 3. Jawaban C mendapat 2 ( dua ) 4. Jawaban D mendapat nilai 1 ( satu )

Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka dalam penyajikan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian baik yang berupa data dokumentasi maupun data hasil angket, maka penulis membuat pengelompokan data dalam bentuk tabel, yakni :

1. Tabel data mentah jawaban item angket penelitian

2. Tabel hasil angket efektifitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MI YASPI Losari I Pakis Magelang kelas VI

3. Tabel hasil angket minat belajar siswa kelas VI MI YASPI Losari I Pakis Magelang 4. Tabel hasil jawaban tiap responden atas instrumen kedua variabel

Secara rinci tabel – tabel tersebut dapat penulis sajikan sebagai berikut :

Tabel 3.4 Data Mentah Jawaban Item Angket Penelitian Kedua Variabel

No ITEM PERTANYAAN (Variabel X) ALTERNATIF JUMLAH A B C D 1

Apakah dalam pembelajaran, guru dapat menyampaikan materi dengan lancar?

4 9 8 0 21

2

Apakah guru senantiasa menjelaskan materi pembelajaran recara rinci?

5 10 5 1 21

3

Dalam menjelaskan materi apakah guru mengaitkan hal-hal yang baru?

Gambar

Tabel 3.1 Tenaga Pengajar / Guru MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang  Tahun Ajaran 2011 / 2012
Table 3.2 Keadaan Siswa MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang  Tahun Ajaran 2011/2012  No  Kelas  L  P  Jumlah  1  I  5  7  12  2  II  11  11  22  3  III  11  11  22  4  IV  12  6  18  5  V  11  4  15  6  VI  11  10  21
Table 3.3  Daftar Subyek Penelitian
Tabel 3.4 Data Mentah Jawaban Item Angket  Penelitian Kedua Variabel
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

3 Ketika saya menghadapi msalah yang berat, saya akan mencari pengetahuan tambahan untuk dapat memecahkan masalah itu.. 4 Saya langsung menyerah jika menghadapi jalan

Alhamdulillahi Rabbil a’lamin, puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Demografi Pendidikan Ibu yang Memiliki Bayi Usia 7 – 12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta Tahun

(1) Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

Ramlah Arief lahir di Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 14 Februari 1963, beliau mendapatkan gelar Doktor (S3) di bidang Ilmu Pertanian pada tahun 2009

Pergeseran jarum dan infiltrasi lokal dari larutan ke dalam jaringan subkutan bukanlah hal yang jarang terjadi. Infiltrasi ditunjukkan dengan edema disekitar tempat

Pertumbuhan kumulatif hingga semester I tahun 2016 senilai 3,97 persen paling banyak disumbang oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang menyumbang pertumbuhan