ASUHAN
KEPERAWATAN
GAGAL
Review Anatomi
Review Fisiologi
Sistem Mekanik Jantung
Sistolik
Diastolik
Curah jantung
Kardiak indeks
Preload
Afterload
Kontraktilitas
GAGAL JANTUNG
Kondisi abnormal yang melibatkan kerusakan
pemompaan jantung (Lewis, dkk, 2004)
Dikarakteristikkan dengan disfungsi ventrikel,
penurunan toleransi terhadap aktivitas,
penurunan kualitas hidup dan penurunan usia harapan hidup.
Kegagalan jantung dalam memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan tubuh
Sindroma klinis kompleks yang di manifestasikan
oleh nafas pendek, kelemahan dan fungsi jantung abnormal (Woods, dkk, 2000)
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG
Kegagalan arah belakang
dan depan
Kegagalan akut dan kronik
Kegagalan sisi kiri dan
kanan
Sindroma curah jantung
rendah dan tinggi
Disfungsi sistolik dan
Kegagalan arah belakang: merupakan hasil dari
kegagalan ventrikel memompakan isinya,
menyebabkan akumulasi darah dan peningkatan tekanan ventrikel, atrium dan vena
Kegagalan arah depan: situasi dimana proses
patologis primernya adalah penurunan curah jantung, yang berujung kepada penurunan perfusi organ vital.
Kedua kegagalan arah belakang dan depan
dijumpai pada hampir semua pasien dengan
Akut: kegagalan jantung terjadi secara cepat
dimana kompensasi SS simpatis tidak efektif, menghasilkan pembentukan edema pulmoner dan kolaps sirkulasi secara cepat
Etiologi: Infark Miokard, disfungsi katub akut
Kronik: kegagalan terjadi bertahap dan biasanya
disebabkan oleh ketidakmampuan mekanisme fisiologis untuk mengkompensasi
Etiologi: penyakit katub, tekanan darah tinggi, COPD
Gagal jantung kiri: bila isi sekuncup ventrikel kiri
menurun dan darah terakumulasi di ventrikel kiri, atrium kiri dan sirkulasi pulmoner.
Etiologi: hipertensi, infark miokard, stenosis aorta atau mitral
Gagal jantung kanan: ketidakmampuan jantung
kanan mengosongkan isinya, menyebabkan aliran balik ke sirkulasi sistemik.
Etiologi: gagal ventrikel kiri, hipertensi pulmoner (kelainan kongenital, infeksi paru berat, emboli pumoner) stenosis katub trikuspid atau
Sindroma curah jantung rendah: pada
tekanan darah tinggi dan hipovolemia,
terjadi gangguan vasokonstriksi perifer
Sindroma curah jantung tinggi: pada
kondisi2 yang menyebabkan jantung
bekerja lebih keras.
Spt pada peningkatan kebutuhan
metabolik (hipertiroidisme, demam,
kehamilan), anemia
Sindroma curah jantung rendah
dan tinggi
Disfungsi sistolik: kegagalan fungsi pompa
ventrikel dan penurunan
ejection fraction
sehingga terjadi pembesaran ruang jantung. Ventrikel kiri tidak mampu menghasilkan
kekuatan yang cukup untuk memompakan darah ke aorta
Disfungsi diastolik: peningkatan tahanan pada
pengisian jantung (ventrikel) selama diastolik dikarakteristikkan dengan peningkatan tekanan pengisian.
Gabungan
Kondisi Penyebab Gagal Jantung
(1)
Abnormalitas volume: inkompetent aorta,
mitral & trikuspid, overtransfusi, shunt,
hipervolemi sekunder
Abnormalitas tekanan: stenosis aorta,
Kardiomiopati, hipertensi primer &
sekunder
Disfungsi miokardium: Kardiomiopati,
Kerusakan pengisian: stenosis mitral &
trikuspid, cardiac tamponade, perikarditis
restriktif
Peningkatan kebutuhan metabolik:
anemia, thyrotoksikosis, demam, AV
fistula, Paget’s disease, beri-beri
Kondisi Penyebab Gagal Jantung
(2)
Mekanisme Kompensasi
Respon Sistem Saraf Simpatis
Kompensasi Ginjal
Dilatasi Ventrikel
Hipertropi Miokardium
Peningkatan ekstraksi oksigen jaringan
Respon Sistem Saraf Simpatis
Stimulasi reseptor beta-adrenergik
peningkatan denyut jantung dan kontraktilitas
Tahap lanjut meningkatkan kebutuhan oksigen miokard
Perifer: peningkatan tonus vaskuler
meningkatkan SVR dan tekan sistemik
meningkatkan venous return, preload dan after load
Kompensasi Ginjal
Penurunan perfusi ginjal penurunan
GFR dan aktivasi mekanisme renin –
angiotensin – aldosteron peningkatan
SVR dan peningkatan absorpsi air dan
Dilatasi Ventrikel
Peningkatan preload dilatasi ventrikel
Dapat menurunkan kontraktilitas ventrikel.
Tahap awal dapat meningkatkan CO, tapi bila melebihi kapasitas elastis, kontraksi menurun
Massa otot jantung meningkat dan
mempengaruhi konfigurasi geometrik jantung
Terjadi seiring dengan dilatasi ventrikel
Peningkatan ekstraksi oksigen
jaringan
Penurunan curah jantung dan tekanan
perfusi aliran darah perifer ekstraksi
oksigen jaringan
Aktivasi sitem renin – angiotensin –
aldosteron
Sekresi ADH di hipofisis
Sekresi Endothelin (vasokonstriktor) dan
Cytokine & interleukin (menekan fungsi
jantung)
Hipervolemia Pe↑an Preload
Hipertensi
Pe↑an SVR & tekanan
Stenosis Katub Katub inkompetent Kerusakan miokardium
Pe↑an beban kerja jantung
Pean kekuatan kontraksi ventr. kiri
Pean perfusi organ sistemik Pean TD sistemik
Pe↑an ADH Pean renal blood
flow
Aktivasi Renin – Angiotensin -
Aldosteron Retensi Na & Air
Edema
Pe↑an LV EDV
Pe↑an Preload
Pe↑an LA Preload
Pe↑an tek kapiler pulmoner
Edema Pulmoner
Pe CO
Intoleran Aktivitas
Pean kekuatan kontraksi ventr. kanan
Pe↑an RA preload Pean aliran balik sistemik
Pean Venous return
Mendesak lobus hepar
Edema Ekstremitas
Kematian sel hepar, fibrosis, sirrhosis
Pe↑an tekanan vena porta
Akumulasi cairan di sirkulasi mesenterika
Pe↑an afterload
Depan Belakang
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kanan
Pembesaran ventrikel kanan Murmur
Edema perifer, terlokalisis, anasarka Peningkatan BP
Peningkatan HR Asites
Distensi vena jugularis Hepatomegali
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri
Pembesaran ventrikel kiri
Pernafasan Cheyne-Stokes
Pulsus alternans
Peningkatan HR
Hipertropi ventrikel kiri
Pertukaran O2 buruk
Crackles
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Akut
Edema pulmoner
Alveoli terisi oleh cairan
serosa
Penurunan efisiensi ventrikel
kiri Peningkatan tekanan vena pulmoner
perpindahan cairan ke interstitial (edema
interstitial) kerusakan sel dinding alveoli
perpindahan cairan + SDM ke alveoli (edema alveoli)
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kronis
Kelemahan Dyspnea Takikardia Edema Nokturia Perubahan kulit Perubahan memori dan perhatian Nyeri dada
Klasifikasi Fungsional
Klasifikasi fungsional seseorang dengan penyakit jantung menurut NYHA:
Kelas I
Tidak ada keterbatasan aktifitas fisik
Kelas II
Keterbatasan aktifitas ringan. Aktifitas fisik rutin menyebabkan keletihan, sesak nafas, palpitasi dan nyeri angina
Kelas III
Keterbatasan aktifitas fisik bermakna. Tidak nyaman saat istirahat
Kelas IV
Tidak mampu melaksanakan aktifitas apapun dengan nyaman. Tanda insufusiensi jantung dan nyeri angina dirasakan saat istirahat.
KLASIFIKASI STEVENSON
(Pada pasien dengan pemantauan hemodinamik non invasif)
I III II IV (-) Hipoperfusi (Akral) (+) (-) ↑ Kongestif (Rhonkhi) ↓ (+)
Komplikasi Gagal jantung (1)
Efusi pleura: krn
peningkatan tekanan kapiler pleura
Arritmia: pembesaran ruang jantung
menyebabkan gangguan jalur elektrik normal
Trombus ventrikel kiri: pembesaran
ventrikel kiri dan penurunan curah jantung
meningkatkan kemungkinan pembentukan
trombus
Hepatomegali: pada gagal ventrikel kanan,
kongesti vena merusak sel hepar, terjadi
fibrosis dan sirhosis hepar
Pemeriksaan Diagnostik
Gagal Jantung (1)
Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik Identifikasi faktor penyebab
Analisa gas darah, kimia serum, tes
fungsi hepar
Pemeriksaan Diagnostik
Gagal Jantung (2)
Monitoring hemodinamik
EKG
Echokardiogram
Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan Gagal Jantung
Menurunkan volume
intravaskular
Menurunkan venous return Menurunkan afterload
Meningkatkan pertukaran gas &
oksigenasi
Meningkatkan fungsi jantung Mengurangi kecemasan
Penatalaksanaan: Kolaborasi
ACE inhibitor Diuretik Obat inotropik Obat vasodilator Antiarritmia Beta adrenergik bloker
Diet: rendah sodium (500 –
2000 mg)
Pengkajian Keperawatan
Riwayat kesehatan dahulu dan pengobatan Pola kesehatan fungsional
– Persepsi kesehatan, manajemen kesehatan – Nutrisi, metabolik – Eliminasi – Aktifitas, latihan – Tidur, istirahat – Kognitif, persepsi Data objektif – Pemeriksaan fisik
MASALAH KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung b.d gangguan
kontraktilitas miokardium/perubahan
inotropik jantung, gangguan irama, frekwensi dan konduksi listrik jantung, gangguan
Intoleransi aktivitas
b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum,
tirah baring lama/imobilisasi, gaya hidup
santai
Kelebihan volume cairan
b.d penurunan
laju filtrasi glomerulus (penurunan curah
jantung)/peningkatan produksi ADH,
retensi sodium dan air
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
perubahan membran kapiler alveoli spt penumpukan/perpindahan cairan ke
interstisial/alveoli
Resiko tinggi gangguan integritas kulit b.d
tirah baring lama, edema, penurunan perfusi jaringan
MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur b.d dyspnea
nokturnal, kesulitan dalam memilih posisi tidur, nokturia
Kecemasan b.d dyspnea,
Rencana Keperawatan 1
Penurunan curah jantung
Perawatan Jantung:
Evaluasi adanya nyeri dada
Kaji sirkulasi perifer secara komprehensif
Awasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
Monitor status kardiovaskuler, respirasi dan abdomen dan tanda-tanda penuruanan perfusi Monitor keseimbangan intake dan output
Monitor respon pasien terhadap medikasi ………….
Manajemen elektrolit
Monitor kadar elektrolit dan tanda ketidakseimbangan elektrolit Monitor kehilangan cairan mengandung elektrolit
Lakukan tindakan untuk mengontrol kehilangan elektrolit spt mengistirahatkan usus, mengganti diuretik, pemberian antipiretik
Berikan diet sesuai ketidakseimbangan elektrolit ………..
Pengaturan hemodinamik
Kenali adanya gangguan tekanan darah Auskultasi jantung dan paru
Berikan obat inotropik positif atau kontraktilitas
Monitor edema perifer, distensi vena jugularis, bunyi jantung S3 dan S4 ………
Intoleransi aktivitas Kriteria Hasil
Saturasi O2 sebagai respon terhadap aktivitas
Frekwensi jantung sebagai respon terhadap aktivitas Frekwensi nafas sebagai respon terhadap aktivitas EKG
Warna Kulit
Penampilan aktivitas sehari-hari ………….
Rencana Keperawatan 2
Intoleransi aktivitas Terapi aktivitas
Diskusikan dengan pasien frekwensi dan rentang aktivitas Bantu pasien menilai makna dari aktifitas
Bantu dalam memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologis dan sosial
Bantu untuk berfokus pada kemampuan pasien, bukan ketidakmampuan ………….
Manajemen energi
Tentukan tingkat pembatasan aktifitas fisik
Gali perasaan pasien tentang pembatasan aktivitas Kaji penyebab2 keletihan
Monitor intake nutrisi untuk sumber energi yang adekuat Monitor respon kardiopulmoner terhadap aktivitas
Observasi pola tidur, jam dan jumlah jam tidur pasien Berikan bedrest
Ajarkan teknik-teknik untuk meminimalkan komsumsi O2 ……….