• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. .Semakin lama masa kerja maka tentunya experience yang dimiliki. tentang keluar masuknya karyawan (Fahmi,2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. .Semakin lama masa kerja maka tentunya experience yang dimiliki. tentang keluar masuknya karyawan (Fahmi,2013)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Masa Kerja a. Pengertian

Masa kerja yang pendek dan lama mampu memberi pengaruh pada experience (Pengalaman) dari Seorang karyawan .Semakin lama masa kerja maka tentunya experience yang dimiliki juga semakin matang ,sehingga wajar jika suatu organisasi dalam melakukan recruitment menempatkan syarat pengalaman sebagai salah satu syarat penting .Dalam konteks ini muncul istilah senior dan yunior.Jika kita mendifinisikan senioritas sebagai masa seseorang menjalankan pekerjaan tertentu,kita dapat mengatakan bahwa bukti paling baru menunjukkan suatu hubungan positif antara Senioritas dan produktivitas pekerjaan secara konsisten ditemukan bahwa kerja berhubungan negatif dengan keluar masuknya karyawan dan telah ditemukan sebagai salah satu peramal tunggal paling baik tentang keluar masuknya karyawan (Fahmi,2013).

Masa kerja merupakan keseluruhan pelajaraan yang dipetik oleh seseorang dari prisriwa-perisriwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya,semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin

(2)

commit to user

banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan

Artinya mereka yang memiliki masa kerja lama atau experince yang matang menginginkan memperoleh pekerjaan dan gaji yang lebih memuaskan .Sehingga jika suatu organisasi tidak mendapatkan semua itu sesuai keinginannya maka keputusan keluar atau mundur dianggap sebagai alternatif dalam mencari tempat kerja baru (Fahmi, 2013).

b. Kategori masa kerja

Menurut Tulus (1992),secara garis besar masa kerjadapat dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1) Masa kerja baru adalah < 6 tahun 2) Masa kerja sedang adalah 6- 10 tahun 3) Masa kerja lama adalah >10 tahun 2. Usia

a. Pengertian

Usia dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia kronologis dan usia biologis. Usia kronologis ditentukan berdasarkan penghitungan kalender, sehingga tidak dapat dicegah maupun dikurangi. Sedangkan usia biologis adalah usia yang dilihat dari jaringan tubuh seseorang dan tergantung pada faktor nutrisi dan lingkungan, sehingga usia biologis ini dapat dipengaruhi (Mutiara, 2010).

(3)

commit to user

b. Pembagian Usia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia membuat pengelompokan usia lanjut sebagai berikut :

1) Kelompok Pertengahan Umur, ialah kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut, yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45 54 tahun).

2) Kelompok Usia Lanjut Dini, ialah kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55 64 tahun).

3) Kelompok Usia Lanjut dengan Resiko Tinggi, ialah kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun, atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat (Mutiara,2003).

c. Mefaktorisasi usia terhadap mata

Pada orang dewasa tajam pengelihatan yang lebih buruk 6/12 pada mata yang lebih baik dapat dianggap kebutaan ekenomik karena mengurangi kemamapuan fungsi ditempat kerja.Insiden dan penyebab utama pengelihatan parsial atau kebutaan di Inggris pada berbagai usia (Olver ,2012).

(4)

commit to user

Tabel 1. Tingkat insidensi usia terhadap degenerasasi mokula mata Usia dalam

tahun

Insidensi per tahun per 100000 Penyebab utama VI dan BL 16-64 13 Retinopati diabetik Degrenerasi makula gangguan retina herediter atrofi optikus

30-74 122 Degenerasi makula

terkai usia (AMD)

75- 84 471 Glaukoma

85 dan lebih 1038 Katarak

Sumber : At a Glance Oftalmologi

Klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO untuk gangguan pengelihatan dan kebutaan)

1) Pengelihatan Normal

Tajam pengelihatan pada mata yang lebih baik dengan koreksi optik 6/18(20/40), tingkat gangguan pengelihatan jika tajam pengelihatan < 6/7,5 (20/40)

2) Pengelihatan kurang

Tajam pengelihatan pada mata yang lebih baik dengan koreksi optik 6/18 dan 6/60 (20/40-20/100),tingkat gangguan pengelihatan (VI,Visual impairment)

3) Pengelihatan Kurang

Tajam pengelihatan pada mata yang lebih baik dengan koreksi optik 6/60 dan 3/60 (20/100-20/300),tingkat gangguan pengelihatan berat (VSI ,serve visual impairment)

(5)

commit to user

4) Buta

Tajam pengelihatan pada mata dengan koreksi optik kurang dari 3/60 samapi

sekitar fiksasi sentral.

3. Needlestick injury (NSI)

a. Definisi Needlestick Injury (NSI)

The Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS) menyatakan Needlestick Injury (NSI) sebagai luka menembus kulit karena tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja dan dapat menularkan penyakit infeksi terutama virus patogen darah seperti HIV, hepatitis B dan hepatitis C (CCOHS, 2005).

The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) mendefinisikan Needlestick Injury (NSI) sebagai luka yang disebabkan oleh jarum suntik seperti jarum hipodermik, jarum pengambilan darah, stylet intravena, dan jarum yang digunakan untuk menghubungkan bagian dari sistem intravena (NIOSH ,1999).

Pada tahun 2008, CDC (Centre of Dsesase Control and Prevention of America) memperkirakan PPK (Petugas Pelayanan Kesehatan) di rumah sakit menderita Needlestick Injury (NSI) dan luka akibat alat medis tajam lainnya sebanyak 385,000 kasus per tahun atau 1,000 kasus perhari. Kejadian Needlestick Injury (NSI) yang sesungguhnya mungkin lebih tinggi dari perkiraan CDC karena banyak kasus yang tidak dilaporkan (underreporting), beberapa

(6)

commit to user

survei menyebutkan bahwa >50% PPK tidak melaporkan Needlestick Injury (NSI) yang terjadi pada dirimereka (CDC, 2008).Di Malaysia, Dr. Ng pada tahun 2006 melaporkan dalam penelitiannya bahwa di rumah sakit pendidikan di Kuala Lumpur insiden Needlestick Injury (NSI) untuk pembantu perawat sebesar 50 %, perawat 37 %, dan dokter 27.2 % (Hassim, 2007).

Needlestick Injury (NSI) merupakan kecelakaan yang tidak dihendaki dan bila terpajan patogen darah, misalnya HBV, HCV dan HIV, dapat berdampak infeksi. Olehkarena itu perlu untuk mengetahui besaran prevalensi dan mengidentifikasi faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya Needlestick Injury (NSI) guna melakukan pengendalian dan pencegahan (intan,2012). b. Infeksi patogen darah

Resiko berbahaya akibat suntikan biasanyatidak hati-hati ,dengan jarum yang sebelumnya digunakan untuk menembus kulit pasien yang berpotensi infeksius.Bahaya potensial adalah penyebaran infeksi oleh patogeb yang ditularkan melaui darah ,terutama virus hepatitis C (HVC),Virus hepatitis B (HBV) ,atau HIV .Resiko mengalami HCV, HBV , atau HIV akibat pajanan satu suntik jarum kedarah dari sumber yang terinfeksi masing-masing seacara berturut-turut adalah sekitar 30%, 3% dan 0,3%.Patofisiologi spesifik dan periode inkubasi bervariasi berdasarkan agen spesifik.

(7)

commit to user

Resiko penyakit lain juga bervariasi tergantung pada penyakit spesifikasi (james,2012).

Infeksi Hepatitis B merupakan risiko okupasional yang paling seringterjadi pada PPK (Petugas Pelayanan Kesehatan). Tingkat risiko seseorang PPK terinfeksi Hepatitis B di tempatkerja berhubungan dengan tingkat kontak darah dan status e-Antigen Hepatitis B(HBeAg) darah tersebut (Naphole, 2009).

CDC(Centre of Dsesase Control and Prevention of America) mencatat bahwa PPK yang terkena Needlestick injury (NSI) dan terkontaminasi darah dengan HBsAg positif dan HBeAg negatif mempunyairisiko hepatitis klinis 1% sd 6% dengan serokonversi 23% sd 37%, sedangkan kontaminasi darah dengan HBsAg negatif dan HBeAg positif mempunyai risikohepatitis klinis 22% sd 33% dengan serokonversi 37% sd 62%.Dalam konteks Needlestick Injury, risiko penularan HBV diperkirakan 60 kalilebih besar jika carrier berstatus HBeAg positif dibanding carrier dengan HbeAgnegatif. Penularan HBV mempunyai risiko 10 kali lebih besar dari penularan HIV.(Ismail et all ,2009).

Risiko hepatitis B kronik bervariasi menurut umur saat terkena infeksi:sekitar 90% untuk bayi dan 30% untuk balita, 5 6% untuk dewasa. Tergantungtingkat keparahan, sekitar 25% hepatitis B kronik dapat berkembangan menjadisirosis hepatis. Hollinger menyatakan bahwa 5% penderita sirosis hepatis akanberkembang

(8)

commit to user

menjadi hepatocellular carcinoma (HCC), sebaliknya 60 sd 90%penderita dengan HCC positif menderita sirosis. (Hollinger, 2011, 12th Ed)Insiden serokonversi anti HCV pasca pajanan terhadap sumber penularanvirus hepatitis C (HCV) posotif adalah 1.8%. EPINet (Exposure Preventio Information Network) pada tahun 2003 menginformasikan bahwa terjadi lajukonversi 0.85% pada Needlestick Injury terkontaminasi HCV. Penularan HCV jarang sekali terjadi pada selaput lendir yang terpajan darah dan juga belum pernahterdokumentasi pada pajanan kulit yang tidak intak terhadap darah. Gejala klinisterinfeksi HCV tidak segera terjadi pasca Needlestick Injury/ NSI (CDC ,2008).

Karakteristik luka jarum suntik antara personil kesehatan dan direkomendasikan serangkaian untuk strategi pencegahan, termasuk program pendidikan, menghindari recapping, dan sistem pembuangan jarum yang lebih baik, rekomendasi CDC untuk kewaspadaan universal termasuk panduan tentang benda tajam pencegahan cedera, dengan fokus penanganan hati-hati dan pembuangan perangkat tajam. Beberapa laporan tentang pencegahan jarum suntik yang difokuskan pada desain yang tepat dan tempat pembuangan benda tajam tahan tusukan serta pendidikan tenaga kesehatan tentang bahaya recapping (CDC,2008)

Menunjukkan bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun sampai Hepatitis C menggejala pada seseorang. Oleh karena itu

(9)

commit to user

sesudah 10 20 tahun atau lebihpenyakit ini baru terdiagnosis. Sebanyak 80% dari mereka yang terinfeksi HCV melalui Needlestick Injury berkembang menjadi hepatitis kronik and berisiko terhadapsirosis hati dan kanker hati; sehingga mungkin memerlukan pencangkokan hati (CDC,2008).

Risiko terjangkit HIV pada Needlestick Injury (NSI) terpajan darah HIV positif tidak besar.Beltrami memperkirakan risiko penularan HIV pasca pajanan melalui luka di kulitakibat terpajan darah HIV positif skitar 0.3%. The Health Protection Agency (HPA) di Inggris pada tahun 1993 melaporkan tercatat lima kasus infeksi HIVpasca pajanan okupasi di sarana pelayanan kesehatan( Naphole, 2009).

Terjadinya Needlestick Injury (NSI) juga dipengaruhi oleh tempat wadah yang tidak mampu untuk menahan benda tajam. Karakteristik jarum suntik yang kecil mampu membuat wadah berlubang terutama berbahan plastik tipis. Lembaga nasional untuk Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan wajib menerbitkan pedoman pemilihan benda tajam wadah.Sebagai strategi penting untuk mengurangi risiko cedera benda tajam dan merupakan elemen penting dalam program pencegahan cedera yang komprehensif (CDC,2008).

Recapping ini dapat memiliki peran penting dalam pencegahan resiko tertusuk jarum suntik . Misalnya , recapping

(10)

commit to user

jarum tetap ( yaitu , secara permanen atau sementara melekat ke permukaan ) yang memfasilitasi recapping aman.

Praktek kerja tidak aman adalah salah satu fakor resiko tertusuk jarum suntik. untuk mencegah cedera benda tajam biasanya disajikan prosedur cara menyuntik aman untuk menghindari resiko tertusuk jarum suntik (misalnya , pembuangan benda tajam kedalam kontainer). Mempromosikan praktek kerja aman ,sebagai upaya tenaga kesehatan harus memiliki kesadaran akan risiko cedera sewaktu waktu bisa terkena dan menggunakan kombinasi strategi untuk melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja yang berhubungan dengan jarum suntik (CDC ,2008)

c. Faktor faktor yang melandasi terjadinya Needlestick Injury (NSI)

Wilburn dan Eijkemans dalam Naphole menyatakan bahwa determinan Needlestick Injury (NSI) meliputi: injeksi yang berlebihan, ketidaktersediaan jarum suntik safety design dan sharps container, kekurangan PPK (petugas Pelayanan Kesehatan), recapping pasca suntik, pengoperan alat suntik, kurang waspada terhadap hazard jarum suntik, kurangpelatihan (Naphole, 2009).

Hassim menyatakan bahwa faktor faktor yang berkontribusi terhadap Needlestick Injury (NSI) termasuk tingkat pengetahuan tentang penyakit akibat patogen darah dankewaspadaan universal, dan persepsi terhadap risiko (Hassim, 2007).

(11)

commit to user

Faktor-faktor yangmendasari terjadinya Needlestick Injury (NSI) meliputi persepsi terhadap risiko Needlestick Injury (NSI), pengetahuan dan pemberlakuan kewaspadaan universal, prosedur kerja, dan kepatuhan pelaksanaan kewaspadaan universal (Ismail et all, 2009).

d. Hubungan masa kerja, usia dan Needlestick Injury

Masa kerja mempengaruhi keterampilan saat bekerja yang dapat mempengaruhi motivasi individu maupun populasi, untuk mempraktekkan perilaku sehat dan berupaya menghindari bahaya. Pekerja baru misalnya, kurang memiliki motivasi untuk berperilaku sehat dan mengabaikan resiko (Green, 2012).

Usia semakin bertambah akan mempengaruhi fungsi mata ,salah satunya penurunan fungsi mata dalam tajamnya pengelihatan terutama saat bekerja. Pekerjaan menyutik membutuhkan ketelitian lebih, degenerasasi mata memungkinkan terjadinya Needlestick injury (NSI) dan meningkatkan resiko kematian (Olver ,2012).

(12)

commit to user

B. Kerangka Pemikiran : Tidak diteliti : Diteliti Gambar 1.KerangkaPemikiran C. Hipotesis

Ada Hubungan Masa Kerja dan Usia dengan Needlestick Injury (NSI) Pada Perawat. Masa kerja Terjadi Needlestick Injury (NSI) Pengalaman Usia Keterampilan Degenerasisasi Mokula mata terhadap Usia 1. Recapping 2. Ambil darah 3. Injeksi

Gambar

Tabel 1. Tingkat insidensi usia terhadap degenerasasi mokula mata  Usia  dalam

Referensi

Dokumen terkait

Pada navigation drawer yang terletak disisi kiri atas, terdapat 7 list menu Berfung si sesuai gambar 3 Halaman Analgesik Narkotik Menampilka n list nama obat Berfung

2013.. Tren berolah raga telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, salah satunya adalah melakukan fitness. Setiap melakukan latihan, banyak orang membawa

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasok memegang peranan penting untuk kemajuan sebuah usaha, maka dari

Dari hasil pemodelan HEC-RAS Sungai Ciliwung dengan beberapa periode ulang diatas, banjir mulai menggenangi sebagian besar stasioning pada debit rencana periode ulang

Dalam Al- Qur‟an ditemukan beberapa statement baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan beberapa bentukan dorongan yang mempengaruhi manusia. Dorongan-dorongan

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari tentang “ Pengaruh Motivasi dan Hasil Belajar Kewirausahaan terhadap Minat

Kontrak atau Perjanjian yang yang berlaku tersebut dalam hukum Islam disebut dengan Akad Wakalah, yaitu suatu pemberian kuasa oleh muwakkil kepada wakil

Menurut food and drug (FAD) administration, daging merupakan bagian tubuh yang berasal dari ternak sapi, kambing, atau domba yang dipotong dalam keadaan sehat dan cukup umur,