• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat dengan rumus C6H8O6 merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3 ml air) (Andarwulan, 1992). Karena berkhasiat antiskorbut maka dinamakan asam askorbat atau vitamin C dengan rumus bangun berikut ini :

( Ganiswara,1995)

Vitamin C disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan banyak hewan dari glukosa kecuali primata dan marmot. Hal ini disebabkan tidak adanya enzim untuk membentuk vitamin C yaitu enzim gulonolakton oksidase yang mengoksidasi 1-gulonolakton menjadi 2 keto-1-gulonolakton. Evolusi ini terjadi 25 sampai 60 juta tahun yang menyebabkan hilangnya kemampuan manusia dan marmot untuk mensintesis vitamin C sendiri (Goodman, 2000).

Vitamin C terdapat banyak di semua sayur mayur, seperti kol, paprika, kentang dan asparagus, serta buah-buahan terutama dari jenis jeruk. Dalam tubuh terdapat di banyak jaringan, termasuk darah dan leukosit. Vitamin C dalam makanan mudah dioksidasi bila makanan terlalu lama dimasak ( Tjay, 2002).

(2)

Vitamin C mudah teroksidasi oleh adanya panas, sinar, basa, serta oleh logam tembaga dan besi ( Winarno, 1982).

Vitamin C mudah diserap melalui saluran cerna dan masuk ke dalam saluran darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Persediaan tubuh sebagian besar terdapat dalam cortex anak ginjal. Dalam darah sangat mudah dioksidasi secara reversibel menjadi dehidroaskorbat yang sama aktif dengan vitamin C itu sendiri. Sebagian kecil dirombak menjadi asam oksalat dengan jalan pemecahan ikatan antara C2 dan C3

Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukkan kolage. Kolagen merupakan protein bahan penunjang utama dalam tulang rawan dan jaringan ikat. Bila sintesa kolagen terganggu, maka mudah terjadi kerusakan pada dinding pembuluh yang berakibat pendarahan. Hal ini berkaitan dengan efek stimulasi vitamin C terhadap pengubahan prolin menjadi hidroksiprolin (Darmawan, 1987 ; Tjay, 2002).

. Eksresi berlangsung terutama sebagai metabolit dehidronya dan sedikit sebagai asam oksalat ( Tjay, 2002).

Kebutuhan sehari berdasarkan RDA ialah 25-40 miligram untuk bayi, 70 miligram pada dewasa, 90 miligram wanita hamil dan 110 miligram selama menyusui.(Tjay,2002). Kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut, dengan gejalanya terjadi pembengkakan dan perdarahan pada gusi, kaki menjadi empuk dan gigi menjadi mudah lepas ( Winarno, 1982).

Vitamin C dengan dosis lebih dari 1,5 gram/hari dapat menyebabkan diare. Hal ini terjadi karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang mengakibatkan peningkatan peristaltik (Ganiswara, 1995). Bila terapi dihentikan secara

(3)

mendadak dapat terjadi rebound scorbut, karena sistem perombakkan vitamin C telah sangat dirangsang oleh dosis tinggi (Tjay, 2002).

2.2 Kolesterol

Kolesterol adalah zat dengan sifat fisik serupa lemak tetapi memiliki rumus steroid. Kolesterol terdapat dalam jaringan, terutama otak, sumsum tulang belakang, hati dan empedu. Hati membuat kolesterol, sangat banyak, sekitar ¾ gram sehari, dari berbagai sumber, termasuk asetat, suatu garam organik yang terbentuk pada metabolisme normal, kolesterol diet dan asam empedu yang diserap kembali oleh usus halus (Tjay,2002).

Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah menjadi isopentenil piroposfat dan dimetalil pirofospat melalui beberapa reaksi yang melibatkan beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol. Pembentukkan kolesterol ini juga berlangsung melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara, yaitu geranil pirofosfat, squalen dan lanosterol (Poedjiadi, 1994).

Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol yang ada dalam tubuh. Apabila dalam tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka kolesterol akan menghambat sendiri reaksi pembentukkannya (hambatan umpanbalik). Sebaliknya bila kadar kolesterol sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat (Poedjiadi, 1994).

(4)

1. Kolesterol disintesis di hati

2. Kolesterol berikatan dengan lipoprotein membentuk LDL (Low Density Lipoprotein) dibawa dalam peredaran darah. Inilah tahap pengedaran sehingga kolesterol dapat menumbuk dan menempel dalam pembuluh arteri

3. Kolesterol berikatan dengan lipoprotein lain membentuk HDL dibawa ke kandung empedu , tempatnya diubah menjadi asam empedu , yang kemudian dibuang melalui usus halus.

4. Beberapa bentuk asam empedu diserap kembali dari usus halus, dikonversikan kembali menjadi kolesterol, dan kemudian dibawa lagi dalam pengedaran kolesterol. (Goodman, 2000).

Kolesterol yang kita makan dari makanan jelas merupakan sebagian dari "pool" kolesterol dalam tubuh; tingkat konsumsi yang dianjurkan 25-300 mg, berarti kurang dari 10 % dari kolesterol yang dibentuk oleh hati. Lebih lagi, ada mekanisme balik yang akan menurunkan jumlah sintesis kolesterol baru bila kita mengkonsumsi lebih banyak kolesterol dari normal. Dalam penelitian Framingham, tak ada perbedaan dalam tingkat kolesterol serum pada pria dan wanita yang mengkonsumsi kolesterol tinggi atau rendah dalam makanannya. Sesungguhnya jumlah kolesterol dalam darah ditentukan oleh interaksi 4 faktor :

1. Laju pembuatan kolestetol oleh hati dari asetat 2. Laju kolesterol diperoleh dari makanan

3. Laju kolesterol yang diubah ke asam empedu dan dibuang melalui usus halus

(5)

4. Laju asam empedu yang diserap kembali dan diubah menjadi kolesterol. Tingkat kolesterol yang tinggi sangat berbahaya dan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit jantung. Dalam penelitian yang dilakukan oleh National Heart Institute, yang dalam penelitian ini kolesterol darah dikurangi 8,5 %, kematian oleh penyakit jantung menurun 25 %. Tetapi konsumsi kolesterol tidak perlu merupakan penentu dari tingkat kolesterol. Dengan mengubah konsumsi kolesterol dalam diit saja tidak mesti memperoleh tingkat kolesterol yang rendah (Goodman, 2000).

Biokimiawi dan fungsi kedua lipoprotein , LDL dan HDL, sangat penting dalam memahami siklus kolesterol. LDL, Low Density Lipoprotein membawa kolesterol dalam aliran darah, mendorong kolesterol sehingga menempel pada sel pembuluh. LDL adalah "kolesterol jahat". HDL sebaliknya membawa kolesterol kembali ke kandung empedu, tempatnya diubah menjadi asam empedu dan dibuang melalui usus halus. HDL dengan demikian disebut sebagai "kolesterol baik" karena mereka membantu memusnahkan kolesterol. Fakta kini menunjukkan bahwa total kolesterol, ukuran LDL dan HDL sesungguhnya merupakan indeks kolesterol yang handal dibandingkan hanya total kolesterol saja. Tingginya kadungan kolesterol dan LDL berhubungan erat dengan penyakit jantung, tinginya HDL berhubungan dengan rendahnya penyakit jantung (Linder, 1992).

2.2 Trigliserida

Trigliserida yang lebih dikenal dengan sebutan triasilgliserol merupakan gliserida dimana gliserol diestrerifikasi dengan 3 asam lemak. Trigliserida

(6)

terdapat pada minyak sayur dan lemajk hewan. Trigliserida dapat merupakan 95%-98% dari seluruh bentuk lemak terkonsumsi pada semua bentuk makanan dan persentasenya sama dengan dalam tubuh manusia. (wikipedia). Trigliserida dibentuk di hati yang berasal dari lipid yang kita makan atau berasal dari karbohidrat dan disimpan sebagai lemak di bawah kulit dan di organ-organ lain. (blankenhorn)

Trigliserida pada tanaman cenderung relative cair pada temperatur kamar terutama karena mengandung asam lemak tidak jenuh 9 mono maupun majemuk) dan ranati asam lemak yang lebih pendek (dibanding dengan trigliserida yang biasa didapatkan pada tubuh hewan) rantai pendek dan asam lemak jenuhnya lebih sedikit dan terutama ikatan tidak jenuh akan menurunkan titik cair dari asam lemak tersebut (Linder,1992).

Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh. Tigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak; terutama 99% dari volume sel. Disamping digunakan sebagai sumber energi , trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid lain kalau dibutuhkan. Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai ungsi fisik yaitu sebagai bantalan tulang-tulang dan organ-organ vital, melindungi organ-organ tadi dari guncangan atau rusak (Soeharto, 2000).

Trigliserida ini diangkut terutama sebagai sebagai kilomikron dari usus menuju hepar, kemudian mengalami metabolisme disini dan dalam jumlah besar sebagai VLDL diangkut dari hepar menuju ke seluruh jaringan tubuh. Oleh

(7)

karena itu trigliserida yang tinggi cenderung disertai dengan VLDL dan LDL yang tinggi pula, sementara HDL justru rendah. (Goodman, 2000).

Trigliserida sangat erat hubungannya dengan obesitas. Umumnya orang-orang gemuk mempunyai kadar trigliserida yang tinggi dalam plasma. Trigliserida banyak disimpan dibalik lipatan kulit. Makin gemuk sesorang, makin banyak trigliserida yang terdapat dalam tubuhnya dan membuat kulit menjadi berlipat-lipat. Tidak jarang ditemukan pula, banyka orang gemuk mempunyai kadar trigliserida plasma yang normal-normal saja. Ini membuktikan bahwa pada obesitas, walaupun trigliserida banyak disimpan dibawah lipatan kulit, tetapi trigliserida dalam darah tidak selamanya tinggi pula. Simapanan trigliserida yang berlebihan itu sewaktu-waktu potensial sebagai bahan pembentukkan VLDL dan LDL di hepar (Payne, 1995).

Pada wanita,trigliserida umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pria. Tetapi pada waktu menopause, trigliserida wanita cenderung meningkat dan insiden terjadinya penyakit koroner pada wanita makan meningkat juga. Konsumsi alcohol, asam lemak jenuh, karbohidrat, dan jumlah kalori yang tinggi dapat meningkatkan trigliserida. ( Linder, 1992).

Besar kemunkinan bahwa kadar trigliserida yang tinggi barangkali juga menyebabkan serangan jantung. Naiknya kadar trigliserida barangkali mendorong timbulnya serangan-serangan jantung dengan mempercepat pembentukkan ateroma dan membuat darah menjadi lebuh mudah menggumpal. Tingginya kadar trigliserida barangkali disebabkan oleh gangguan turunan langka terhadap metabolisme dimana trigliserida-trigliserida darah terlalu tinggi

(8)

(lebih besar daripada 4 mmol/l). Namun, yang jauh lebih umum, suatu kadar trigliserida yang tinggi merupakan gejala sekunder suatu faktor penyakit lain seperti : diet, kegemukan, diabetes mellitus, masukkan alcohol, gout

(Soeharto, 2000).

Metabolisme lipoprotein kaya trigliserida, kilomikron dan VLDL berhubungan erat dengan HDL lipoprotein berdensitas tinggi sebagai aktivato, yang dikirim ke lipoprotein kaya trigliserida. Peranan trigliserida terhadap pembentukkan aterosklerosis masih kontroversi. Trigliserida dapat menyebakan terjadinya aterosklerosis karena memiliki hubungan dengan VLDL. Trigliserida dipengaruhi merugikan oleh kenaikan berat badan dan diabetes tidak terkontrol. Konsentrasi trigliserida berhubungan terbalik dengan HDL dah kadar lipoprotein lipase jaringan adiposus. Kebanyakkan hipertrigliseridemia bias dikontrol dengan diet (Linder, 1992).

Trigliserida adalah komponen lain dari lemak dalam darah dan seperti halnya kolesterol, trigliserida dapat berasal dari makanan atau dibuat seniri oleh tubuh. Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan maksimal 150 mg/dl. Makanan yang mengandung lemak terutama lemak jenuh meningkatkan tingkat trigliserida di dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol jahat. Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpokat tidak mengandung kadar kolesterol tetapi kadar trigliserida relative tinggi (Linder, 1992).

Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner adalah peningkatan terhadap LDL kolesterol dan penurunan HDL kolesterol apabila

(9)

terjadi hipertrigliseridemia. Trigliserida bersirkulasi dalam darah bersama-sama dengan VLDL, yang bersifat aterogenik. Di samping itu, hipertrigliseridemia membantu trombosis arteri koroner, mendorong penyakit jantung koroner. Juga hipertrigliseridemia mempengaruhi peningkatan insulin dalam darah, menambah factor risiko pembentukkan aterosklerosis.

2.3 Hiperkolesterolemia dan Aterosklerosis

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol dalam darah berada diatas ambang batas normalnya. Kadar kolesterol normal pada manusia berkisar antara 150-200 mg/dl. Apabila kadar kolesterol darah diatas 200 mg/dl maka dapat dikategorikan hiperkolesterolemia. Kenaikan kadar kolesterol dalam darah dikatakan sebagai hiperkolesterolemia dengan mekanisme pembentukkan sebagai berikut : bila terjadi gangguan pembentukkan kolesterol di dalam jaringan hati dan jaringan alat pencernaan, dapat mengakibatkan kenaikan kadar kolesterol dalam darah. Dalam hal ini, yang mempunyai peranan penting adalah enzim HMG Co-A reduktase (Tjay, 2002)

Hiperkolesterolemia dapat pula terjadi apabila eliminasi kolesterol dalam tubuh mengalami gangguan. Kolesterol dielimasi dari tubuh melalui usus sebagai feses dalam bentuk garam empedu dan asam empedu. Bila eliminasi berkurang, akan meningkatkan kolesterol didalam darah. Mekanisme lainnya hiperkolesterolemia, apabila konsumsi kolesterol bertambah maupun sumber pangan lainnya yaitu lemak jenuh, banyak dipergunakan sebagai bahan makanan (Sitepoe,1993).

(10)

Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal sebagai aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penebalan pembuluh darah yang mengakibatkan penyempitan bahkan penyumbatan pada arteri. Keterkaitan peningkatan kolesterol di dalam darah atau hiperkoleterolemia dengan pembentuk terjadinya aterosklerosis disebut faktor risiko atau atherogenicfactor.

Beberapa teori pembentukkan terjadinya aterosklerosis yaitu : (1) Teori Reaksi terhadap kerusakan jaringan

Adanya reaksi terhadap kerusakkan endothelium dengan terbentuknya deposit yang diisi dengan zat-zat “ lemak” dan zat lainnya.

(2) Teori Monoclonal

Adanya isoenzim dijumpai pada lesi dan multiplikasi sel proliferasi membentuk ateroma.

(3) Teori Lisosomal

Enzim lisosomal dapat meniadakan degradasi degradasi dari sel-sel, untuk melanjutkan pembentukkan dari ateroma (Sitepoe,1993). Aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah jantung merupakan penyebab dari Ischaemic-Heart Disease. Bila terjadinya pada pembuluh darah otak merupakan penyebab dari CVD (Cerebro-Vascular-Disease). Pada pembuluh darah lainnya jarang dijumpai aterosklerosis (Sitepoe,1993).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari tingkat konsumsi dua populasi keong murbei (P. canaliculata) yang memiliki variasi cangkang berbeda terhadap gulma air

• Solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan ke dalam desidua basalis dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh darah miometrium atau

Penghapusan Bapepam-LK sebagai lembaga pengawas kegiatan pasar modal dan digantikan kedudukannya oleh OJK, maka dapat disimpulkan bahwa kewenangan mengajukan

Membuka file database MS Access berarti membuka file yang pernah dibuat dan disimpan sebelumnya selain membuka jendela database yang pernah dibuat sebelumnya Anda

pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi.. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

Beberapa jenis nilai ekstrim diantaranya adalah blok maksima ( block maxima ), nilai di atas ambang ( values over threshold ), dan r -nilai terbesar dari data terurut

menjelaskan mengenai tentang invers semu, menyelesaikan persamaan linear dengan invers semu, metode greviles, dan juga aplikasi dari invers semu pada analisis regresi

Justeru itu, bahawa individu yang bergelar pemimpin berwibawa itu merupakan seorang insan yang memiliki sifat keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam sesuatu