• Tidak ada hasil yang ditemukan

drupa2021 News Update

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "drupa2021 News Update"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Exclusiver Interview with

Founder Flexypack

02

2021

Vol.XIV/No.02/Mar-April 2021

Rp 40.000/USD3

GUNDALING PRINT Install KM Accurio Press C14000

www.eduprintpack.com

drupa2021

News Update

Preview

Virtual.drupa2021

Lebih dari 730 Produk Peserta Pre, Press, Post Press & Service Pada 20-23 April 2021 ---EPSON INDONESIA EPSON INDONESIA Luncurkan Printer A3 Eco Tank

Preview

Astragraphia Luncurkan

Fuji Xerox VERSANT 3100i PRESS

MASA DEPAN INDUSTRI PENERBITAN

BUKU Setelah Pandemi Covid19

(2)

2

Install KM Accurio Press C14000

Siap Layani di 5 Kantor Cabang

Install KM Accurio Press C14000

Siap Layani di 5 Kantor Cabang

(3)

Install KM Accurio Press C14000

Siap Layani di 5 Kantor Cabang

Install KM Accurio Press C14000

Siap Layani di 5 Kantor Cabang

(4)

4

Managing Director/ Chief Editor :

Suhendra Marzs

Editor Board :

Suhendra Marzs, Indra Permana, FN, Maulana, Dr. Zalzulifa, M.Pd.

Editor/Staff :

Adhi, Dedy T, Gunawan

Contributors :

Fatimah Zaki, USA, Rudy S, Sugeng B. Rahardjo,

Creative Design : Tim CMN Pro ---Business Director : Indra Permana Marketing Manager : Rika Erwanti Finance Manager : Anita Hasan

Circulation & Promo :

Gio Gunawan, Dedy

Published by :

Creative Media Network CMN Publishing, Jakarta

Business Office/Mailing : Malibu City Resort Blok No.11 Cengk-areng, Jakarta Barat 11730

Phone/WhtasApp : 08111502115 Phone/Fax.+62.21.56945046 marketing.printpack@gmail.com www.eduprintpack.com facebook/printpack indonesia Bank Account :

Creative Media Network CIMB NIAGA, Gambir - Jakarta

Acc.8000-5569-5200

M-BCA, Senen, Jakarta

Suhendra, Acc. 7420136506 Printed By RPS offset Ciputat, Jakarta

KOLABORASI

The Balance Careers menyebutkan, kemampuan kolaborasi

adalah kemampuan yang dapat membuatmu dapat bekerja

sama dengan orang lain. ... Secara umum, dalam dunia kerja,

kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh karyawan.

Jangan heran apabila perusahaan mencari karyawan dengan

kemampuan kerja sama tim yang baik.

Dalam buku yang ditulis oleh Vera John-Steiner dengan

judul “Kolaborasi Kreatif” menceritakan tentang bagaimana

kesuksesan yang dimiliki orang-orang cerdas seperti

Pablo Picasso dan Albert Einstein sangat dipengaruhi oleh

kemitraan dengan orang-orang di zaman mereka. Kolaborasi

kreatif juga masih diperlukan sampai sekarang. Terlebih lagi,

perkembangan teknologi telah mempermudah kita untuk

bisa saling berkolaborasi dengan menggunakan kemajuan

teknologi yang ada.

Seperti apa kemamampuan kolaborasi itu? Salah satunya

adalah dengan menjaga komunikasi, menjadi pendengar

yang aktif, saling menghormati satu sama lain, saling empati,

merupakan sebagian dari jenis-jenis kemampuan ini.

Mengapa kolaborasi penting? Karena dapat menyelesaikan

masalah dengan cepat, Lebih mengenal diri sendiri.Kemam-

puan kolaborasi memungkinkan seseorang untuk lebih

mengenal dirinya sendiri, mulai dari kelebihan dan

kekurangannya. Lebih mengenal diri sendiri, Kemampuan

kolaborasi memungkinkan seseorang untuk lebih mengenal

dirinya sendiri, mulai dari kelebihan dan kekurangannya.

Selamat berkolaborasi dan selamat menjaalankan Ibadah

Puasa Ramadhan serta menyambut Idul Fitri 1443H/2021.

@suhendramarzs

@suhendramarzs

chief editor

FROM

EDITOR

Exclusiver Interview with Founder Flexypack 02

2021

Vol.XIV/No.02/Mar-April 2021 Rp 40.000/USD3

GUNDALING PRINT Install KM Accurio Press C14000

www.eduprintpack.com

drupa2021

News Update

Preview

Virtual.drupa2021

Lebih dari 730 Produk Peserta Pre, Press, Post Press & Service Pada 20-23 April 2021 ---EPSON INDONESIA EPSON INDONESIA Luncurkan Printer A3 Eco Tank Preview Astragraphia Luncurkan Fuji Xerox VERSANT 3100i PRESS MASA DEPAN INDUSTRI PENERBITAN BUKU Setelah Pandemi Covid19

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

10

Menerawang Masa Depan

Bisnis Penerbitan Buku

Setelah Pandemi Covid19

EPSON INDONESIA LUNCURKAN

PRINTER

A3 ECO TANK

GUNDALING PRINT

Bogor, Kembali install

Konica Minolta Accurio

Press C14000 pada akhir

2020 lalu.

Meski di masa krisis,

Gundaling Print yakin, bahwa

bisnis printing akan kembali

bergairah dan Gundaling siap

memasuki masa new normal

setelah pandemi covid19

berlalu.

“ Teknologi dan layanan dari Konica Minolta - Perdana Jatiputra, sudah membuat kami nyaman,” Agustinus Arapen Ginting, Owner Gundaling.

Persyaratan Peserta

1. Pelajar/Mahasiswa & Umum

2. Mengisi Form Pendaftaran

3. Mengisi Daftar Hadir

4. Membawa Laptop-Praktek

5. Membawa Kamera/Hp

6.

6. Mengikuti Postest

PESERTA TERBATAS !

Maks 30 orang/class Biaya Rp 169.000/peserta Transfer ke :

CIMB Niaga Senen Jakarta Account No..8000-5569-5200 A

An.Creative Media Network

M-BCA,7420136506 -Suhendra ---Telp/WA +62.81293387178 redaksi.printpackindo@gmail.com www.eduprintpack.com

---CCo.Organizer : Parinkrafers UMT

Hari 1.

Dasar-Dasar Jurnalistik

Menulis Berita & Opini

Latihan Menulis

Hari 2.

Manajemen Usaha Pers

IIklan & Pemasaran

Desain Layout - Praktek

Hari 3.

Praktek Cetak Majalah

Adobe Indesign CS7

Evaluasi

Dilaksanakan Secara Daring + Luring (praketek)

Jumat-Sabtu-Minggu/16-18 April 2021

Pesantren

Jurnalistik

Pesantren

Jurnalistik

CONTENT

02/2021

Apakah Kini Saatnya Buku Elektronik? Baca artikel - ulasan pemerhati buku Bambang Trims di cover story.

“ KM C14000 adalah Unit ke-6 di Gundaling Print. Kami Puas dan Nyaman Dengan Kualitasnya serta Layanan dari PT. Perdana Jatiputra..”

Agustinus A.Ginting/ O Owner Gundaling

GUNDALING PRINT

Install KM Acurio Press C14000 “Siap Layani Pelanggan di 5 Kantor Cabang Gundaling”

Agustinus A.Ginting/Owner Gundaling

powered by PT. Perdana Jatiputra

GUNDALING PRINT

Install KM Acurio Press C14000

Digital offset

Awali tahun 2021 Epson

Indonesia Menghadirkan

A3 EcoTank Monokrom

Pertama dan Rangkaian

Pemindai Bisnis Work

Force Terbaru untuk Pasar

Indonesia.

Simak liputannya di rubrik

New Printer.

(11)

Persyaratan Peserta

1. Pelajar/Mahasiswa & Umum

2. Mengisi Form Pendaftaran

3. Mengisi Daftar Hadir

4. Membawa Laptop-Praktek

5. Membawa Kamera/Hp

6.

6. Mengikuti Postest

PESERTA TERBATAS !

Maks 30 orang/class Biaya Rp 169.000/peserta Transfer ke :

CIMB Niaga Senen Jakarta Account No..8000-5569-5200 A

An.Creative Media Network

M-BCA,7420136506 -Suhendra ---Telp/WA +62.81293387178 redaksi.printpackindo@gmail.com www.eduprintpack.com

---CCo.Organizer : Parinkrafers UMT

Hari 1.

Dasar-Dasar Jurnalistik

Menulis Berita & Opini

Latihan Menulis

Hari 2.

Manajemen Usaha Pers

IIklan & Pemasaran

Desain Layout - Praktek

Hari 3.

Praktek Cetak Majalah

Adobe Indesign CS7

Evaluasi

Dilaksanakan Secara Daring + Luring (praketek)

Jumat-Sabtu-Minggu/16-18 April 2021

Pesantren

Jurnalistik

Pesantren

Jurnalistik

(12)

12

COVER

STORY

Menerawang Masa Depan

Bisnis Penerbitan Buku

Setelah Pandemi Covid19

Tulisan Bambang Trim

berjudul, Masa Depan

Penerbitan Buku Setelah

COVID-19 pada

25 September 2020 lalu

menjadi salah satu inspirasi

artikel ini, bagaimana wajah

penerbitan buku Indonesia

setelah covid19 juga beberapa

tulisan update terkini dari

beberapa kontributor, seperti

USK press tembus omset lebih

1 milyar di masa covid19, turut

memperkaya artikel cover

story ini.. Berharap industri

perbukuan di Indonesia tetap

eksis dan berkembang dengan

strategi baru kekinian, new

normal, new strategy.!

________

“ BUKU JASON SCHENKER BERTAJUK THE FUTURE AFTER COVID MENDORONG SAYA MENULIS ESAI RINGKAS INI TENTANG APA YANG MUNGKIN TERJADI PADA DUNIA

PENERBITAN BUKU” demikian

pengantar tulisan Bambang Trim di blognya manistebu. .

Buku Schenker terdiri atas esai-esai pendek tentang prediksi apa yang terjadi di berbagai bidang pasca-COVID-19. Namun, Schenker tak menyentuh soal penerbitan buku. Biarlah ini menjadi urusan saya sebagai tukang buku keliling, tulis Bambang Trim.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pandemi corona atau oleh WHO disebut secara resmi COVID-19 telah mengharu biru (mengacaubalaukan) berbagai tatanan kehidupan, tidak terkecuali dunia usaha dan dunia industri. Penerbitan buku juga terkena imbas ketika penjualan buku cetak (baca: buku kertas) secara langsung

di saluran penjualan mandek sejak Februari 2020 hingga kini (September 2020).

Penerbit buku pendidikan yang seharusnya menuai laba pada tahun ajaran baru, tahun ini berdarah-darah. Sekolah dan perguruan tinggi tiba-tiba harus mengubah pemelajaran tatap muka menjadi

FORU

M

PENG

EMB

ANG

BUKU

ELEK

TRON

IK

INDO

NESI

A

(FPB

EI)

_______

Apakah Kini Saatnya

Buku Elektronik?

(13)

pemelajaran jarak jauh (PJJ). Buku teks tak lagi dapat digunakan secara normal, digantikan oleh modul-modul mandiri yang dikembangkan oleh guru atau dosen dalam situasi darurat.

Pemerintah pun memaklumkan kurikulum darurat yang “memutilasi” kompetensi dasar sehingga buku teks berbasis K-13 kurang relevan digunakan pada masa pandemi. Demikian pula penerbit buku religi Islam yang biasanya memanen fulus pada saat menjelang Ramadan dan musim haji, juga harus menerima takdir terhempas. Ramadan saat COVID-19 adalah Ramadan yang benar-benar sunyi dan syahdu, termasuk dari penjualan buku. Begitupun program umrah dan haji dihentikan yang turut menghempaskan usaha perjalanan umrah dan haji.

Penerbit buku umum yang biasa berjaya dengan tema baru dan tren, otomatis juga mati kutu karena kutu-kutu buku juga berpuasa membeli buku. Pameran dan bazar buku yang biasa menyemarakkan bulan-bulan kehidupan kita, kini digantikan dengan pameran daring yang bagi sebagian kutu buku dianggap garing. Dua pameran buku terbesar di Ibu Kota yakni Pesta Buku Jakarta dan Indonesia International Book Fair harus diselenggarakan secara daring melalui kerja sama dengan pemilik lokapasar (marketplace). “ Saya masih ingat ketika krisis 1998 terjadi dan saya masih bekerja di sebuah penerbit buku pendidikan, manajemen saat itu mengambil kebijakan pengetatan karena daya beli masyarakat yang menurun. Meskipun begitu, kami masih bebas bergerak dan bergerilya menerbitkan serta memasarkan buku tanpa takut terancam jiwa dan raga. Akan tetapi, krisis akibat COVID-19 sungguh berbeda. Ketakutan benar-benar melanda banyak orang karena bertaruh nyawa.

Pemerintah gamang, apalagi masyarakat awam yang turut tergagap-gagap. Saya pribadi terkena dampak juga sebagai tukang buku keliling. Tiga kelas tatap muka yang sudah dijadwalkan di tiga kota, berantakan dan akhirnya batal. Namun, tetap ada hikmah, terutama bagi orang Indonesia. Saya menggeber kelas daring penulisan-penerbitan via Zoom hingga berlangsung puluhan kelas dalam beberapa bulan.

Dari sisi kreativitas, bekerja di/ dari rumah membuat saya mampu menyelesaikan beberapa buku, termasuk buku cepat saji yang saya terbitkan secara elektronik dan dibagikan gratis. Buah dari terkunci sementara di rumah.” jelas Bambang Trim.

Apakah Kini Saatnya Buku Elektronik?

Buku elektronik dianggap sebagai buku masa depan. Namun, apakah buku elektronik adalah buku masa depan untuk kasus COVID-19? Saya kira buku elektronik sudah berjalan sesuai dengan agendanya. Apakah COVID-19 mempercepat agenda buku elektronik diwujudkan secara besar-besaran, terutama di Indonesia? Sebagai sebuah solusi, ia pantas dipikirkan dan dijalankan. Perubahan perilaku orang membaca buku cetak menjadi buku elektronik karena COVID-19 tampaknya tidak signifikan dihitung sebagai dampak potensial. Akan tetapi, fakta bahwa orang-orang akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu dan berkegiatan di rumah dengan membaca buku adalah keniscayaan. Jika sebagian orang lebih

senang membeli buku, lalu tetap menyimpannya tanpa membuka plastik pelindung, kini mereka mulai melirik buku-buku itu dan membacanya. Hal tersebut juga terjadi pada diri saya yang gemar membeli buku, tetapi tak punya waktu membaca. Jadi, saya sebagai

generasi X tetap mendambakan buku cetak dan perjumpaan fisik dengannya.

Setelah masa PSBB di Kota Bandung– tempat saya bermukim–usai, saya mulai berkunjung ke toko buku. Lebih dari enam bulan saya tidak berjumpa buku baru secara fisik. Di sebuah jejaring toko buku besar, tampak hal yang sedikit berbeda. Buku-buku baru tak banyak dan toko itu menggunakan penerangan yang nyaris temaram tanpa semangat. Namun, saya tetap menemukan buku baru, salah satunya buku Jason Schenker yang telah diterjemahkan Penerbit Alvabet.

Memang tidak terbayangkan jika COVID-19 terjadi sebelum teknologi digital begitu masif seperti saat ini. Tentu tidak ada yang namanya “daring-daring” itu. Alhasil, sebagian besar harapan kini digantungkan pada internet. Penerbitan buku jelas sebagai produk dan jasa yang dapat dikendalikan dari jarak jauh–sudah terjadi jauh-jauh hari sebelum adanya pandemi.

---Kembali pada soal buku

elektronik, agenda

pengonversian buku fisik

menjadi buku elektronik

saat COVID-19 atau setelah

COVID-19 tetap berlangsung

dengan atau tanpa

akselerasi. Hal yang nyata

terjadi adalah pembalikan

proses ketika buku-buku

elektronik lebih dulu

diterbitkan daripada buku

fisik. Buku-buku elektronik

menjadi pilihan sekaligus

harapan memberitakan

buku baru kepada

masyarakat pembaca

dengan cara yang sangat

masuk akal, baik dari segi

biaya maupun kecepatan.

(14)

14

COVER

STORY

Apakah buku elektronik

akan menjadi andalan

pasca pandemi?

Jawabnya YA dengan sebuah konsep baru pengembangan buku elektronik tentunya.

Toko buku elektronik menjadi penting saat pandemi ataupun pascapandemi. Namun, beberapa toko buku elektronik di Indonesia sudah rontok terlebih dahulu alias layu sebelum berkembang, termasuk milik dua perusahaan besar: Qbaca (PT Telkom) dan Cipika Bookmate (Indosat Ooredoo).

Saatnya toko buku elektronik dibangun kembali.

Menggegas Toko Buku Daring Perjumpaan fisik tak dapat diprediksi bakal kembali normal. Alih-alih normal, kita memasuki era normal baru yang sama sekali berbeda dengan protokol kesehatan ketat. WHO sudah menyatakan bahwa kita akan hidup bersama COVID-19. Salah satu harapan adalah vaksin yang dapat segera direalisasikan untuk mengadang virus. Karena itu, toko buku fisik mungkin tinggal kenangan untuk sementara.

Meskipun dibuka, orang masih takut keluar rumah. Saat awal COVID-19 terjadi menjelang lebaran, seorang kenalan saya di penerbit mengeluhkan tentang bisnisnya yang terhempas karena pembayaran dari toko-toko buku fisik terhenti juga. Hal itu seperti memotong urat nadi penerbit yang dibiarkan kehabisan darah.

Apa pun situasinya, buku-buku di gudang harus tersalurkan dan terutama terjual. Lokapasar adalah salah satu harapan meskipun di lokapasar itu penerbit harus bertarung dengan pelapak-pelapak mandiri yang juga memenuhi lapaknya dengan buku bajakan. Saya membaca status dari orang buku yang mumpuni, Antonius Riyanto, salah seorang pemilik

Grup Agromedia. Bang Anton memperlihatkan foto gudang toko buku daring yang dipersiapkan Agromedia–bedakan antara toko buku daring (online book store) dan toko buku elektronik (e-book store). Ya, tentu penerbit sebesar

Agromedia tidak dapat sekadar menunggu dan melihat situasi yang terjadi tanpa berbuat apa-apa. Kolega Bang Anton, Kang Hikmat Kurnia yang juga Ketua Ikapi DKI pada beberapa status Facebook-nya mengungkapkan langkah-langkah darurat yang harus dilakukan penerbit buku, termasuk kemampuan untuk bertahan. _______

Saya membayangkan

asosiasi penerbit

sebesar dan sekelas

Ikapi dapat membangun

lokapasar buku

tersendiri pada masa

pandemi ini.

Sebenarnya Ikapi sudah membangun toko buku daring

sendiri sebelum pandemi bernama Ikapi Store. Namun, kiprahnya belum terlihat sebagai toko buku daring yang memajang buku-buku para penerbit. Hanya ada sekilas informasi di situs web Ikapi.

Memang dalam situasi seperti saat ini gerak cepat harus dilakukan untuk menghimpun kekuatan penerbit buku yang masih tersisa. Tambahan lagi, kreativitas harus ditunjukkan dalam situasi darurat dengan mempertimbangkan cara-cara yang paling mungkin, paling tidak untuk sekadar bertahan. Sudah dapat dipastikan banyak penerbit anggota Ikapi maupun non-Ikapi yang kolaps dalam masa pandemi ini. (baca hasil survei ikapi )

Alih Wahana Sebagai Masa Depan Perbukuan

Istilah ‘alih wahana’ belum semua orang akrab dengannya. Makna yang termuat di KBBI dapat dijadikan rujukan: peralihan suatu karya sastra atau seni ke media lain, seperti karya sastra ke film dan sebagainya; ekranisasi; pelayarputihan; filmisasi. Sebuah buku karya Sapardi Djoko Damono (alm.) bertajuk Alih Wahana

(15)

cukup menjelaskan perihal ini karena beliau sendiri mengalaminya.

Puisi “Hujan Bulan Juni”

dialihwahanakan menjadi film. Dari film dialihwahanakan menjadi novel. Alih wahana menunjukkan potensi sebuah konten dalam wujud buku, misalnya, beralih ke bentuk lain yang memungkinkan adanya penghasilan lain bagi penerbit, tentu juga bagi penciptanya.

Alih wahana ini sudah dilakukan oleh Penerbit Mizan pada karya-karya Dee Lestari beberapa tahun lalu. Grup Mizan pun mendirikan perusahaan rumah produksi sendiri (Mizan Production).

Namun, apakah semua film produksi Mizan dari alih wahana novel itu berhasil? Tentu saja tidak.

Dalam obrolan nonformal bersama Mas Hernowo (alm.), beliau mengungkapkan juga bagaimana beberapa film yang berasal dari alih wahana novel tidak mencapai jumlah penonton yang diharapkan. Film Laskar Pelangi mungkin salah satu contoh yang paling sukses dalam alih wahana novel ke film. Pertanyaannya apakah alih wahana menjadi salah satu masa depan perbukuan pasca-COVID-19? Saya menyatakan hal ini sama saja dengan buku elektronik bahwa alih wahana sudah menjadi agenda yang berjalan di beberapa penerbit,

terutama penerbit novel seperti Bentang Pustaka (Grup Mizan). Ia bukan sesuatu yang baru atau dapat diakselerasi pada masa pandemi. Kenyataannya industri perfilman, termasuk bioskop juga terdampak serius akibat COVID-19.

Namun, tunggu dulu, alih wahana bukan sekadar novel (buku) menjadi film, boleh juga sebaliknya. Boleh juga novel menjadi gim digital. Saya kira masalah ini bakal terjawab pada acara bertajuk “Alih Wahana Sebagai Masa Depan Penerbitan” meskipun ini tidak selalu dapat dikaitkan dengan masa depan pasca-COVID-19. Acara itu digelar oleh Jakarta Book City sebagai bagian dari ambisi Jakarta menjadi UNESCO World Book Capital bersamaan dengan perhelatan Kongres Penerbit Sedunia (IPA) tahun 2022 di Jakarta. Gerilya Para Penerbit Mandiri Sebagaimana terjadi pada krisis 1998, penopang ekonomi bangsa ternyata adalah para pelaku UMKM. Mereka masih dapat menggerakkan ekonomi meski tertatih. Dalam konteks perbukuan, penerbit UMKM, terutama penerbit mandiri (self-publisher) juga banyak sekali di Indonesia. Mereka adalah para penulis yang menulis dan menerbitkan bukunya sendiri, lalu menjualnya juga dengan usaha pemasaran gerilya.

Pada masa pandemi, gerak para penerbit mandiri ini tetap terdeteksi. Saya sendiri sejak menyelenggarakan kelas daring penerbitan mandiri dan menggagas Forum Wirausaha Aksara Indonesia (FWAI) pada masa pandemi mendapati beberapa teman telah mendirikan CV dan menggerakkan usaha penerbitan mandirinya alih-alih juga menjadi usaha jasa penerbitan.

Buku-buku penerbit mandiri dicetak dalam skala kecil, mungkin hanya 50 sampai dengan 200 eksemplar dengan pencetakan manasuka (print

on demand). Mereka menjualnya secara bebas melalui media sosial dan lokapasar tentunya, termasuk penjualan langsung lewat suatu acara. Selain buku cetak, mereka tentu juga menerbitkan buku secara elektronik dan menaruhnya di toko-toko buku elektronik.

Mereka adalah penopang dahaga perbukuan pada masa pandemi dan pasca-pandemi meskipun dengan judul-judul buku yang terbatas. Itu sebabnya mereka memerlukan pembinaan, terutama dari pemerintah.

Sebuah Optimisme Perbukuan

Sekali lagi, saya bukanlah seorang futuris. Akan tetapi, saya memiliki tabiat seorang futuris dengan sikap optimistis terhadap masa depan. Peran buku takkan tergantikan oleh media lain walaupun ada yang beranggapan kita dapat belajar dari berbagai media selain buku. Buku tetaplah buku apa pun bentuknya, cetak atau elektronik yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai himpunan informasi, pengetahuan, dan hiburan yang terstruktur dan berjenjang.

---Jason Schenker

menyatakan bahwa

masa depan pendidikan

adalah daring.

Perbukuan termasuk

oksigen dan energi bagi

dunia pendidikan.

Akselerasi digitalisasi dalam dunia perbukuan, baik konten maupun pemasaran, adalah sebuah keniscayaan untuk dapat sekadar bertahan atau memulakan normal yang baru dalam bidang perbukuan. Konten adalah “nyawa” dari perbukuan sehingga peran para pencipta dan pengemas konten tidak dapat dikesampingkan.

(16)

16

COVER

STORY

Pengembang

buku elektronik,

sebuah profesi yang

dimasukkan ke dalam

UU Sistem Perbukuan

bakal menjadi profesi

yang paling dicari oleh

penerbit.

Ia bukan sekadar orang yang mengerti ilmu TIK atau desain. Ia adalah seseorang yang memahami konten dan bagaimana konten itu dapat dikreasikan sebagai buku elektronik yang menggugah, mengubah, dan mengandung daya pikat.

Para artisan dunia perbukuan sudah dapat beradaptasi dengan kerja secara jarak jauh tanpa harus ke kantor. Ini adalah sebuah pilihan paling logis di tengah pandemi dan menjadi sebuah normal baru pascapandemi. Pertemuan virtual dapat dilaksanakan via aplikasi konferensi video. Demikian pula pemantauan pekerjaan dapat dilakukan melalui aplikasi semacam Google Document.

Penerbit masa depan adalah

penerbit yang tak lagi

memerlukan banyak orang

berkumpul di redaksi.

Pekerjaan penerbitan buku sebagai jasa akan semakin berkembang dan menemukan momentumnya. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin-pemimpin baru dalam bidang perbukuan yang visioner dalam melihat pandemi dan pasca-pandemi sebagai peluang untuk berkembang, terutama dalam konteks industri kreatif berbasis konten. Kita yang menjadi pemimpin kini juga diuji untuk menggagas sekaligus menggegas perubahan dalam lanskap perbukuan.**

Terbitnya sebuah buku karena memang ada orang yang menulisnya. Budaya lisan menyebabkan masyarakat kita lebih suka berbicara daripada menulis. Padahal tanpa ditulis, suatu perkataan akan lebih cepat hilang dan dilupakan. Dengan menulis pula, kebermanfaatan kita bisa terus mengalir melebihi usia hidup kita.

Mengapa Kartini lebih dikenal orang dari pada Dewi Sartika? Padahal kontribusi Dewi Sartika lebih besar dan lebih nyata bagi masyarakat. Jawabannya adalah karena Kartini menulis. Kita tidak akan mengenal ilmuwan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Isac Newton, dan Albert Enstein yang telah meninggal berabad-abad lampau jika mereka tidak mentransformasikan ilmunya dalam bahasa tulis.

Seorang penyair masyhur asal Inggris bernama TS Eliot mengatakan,

“Sulit memPenerbitan Buku Cerminan Peradaban Manusia bangun peradaban tanpa budaya tulis dan baca”. Nampaknya perlu

ada gerakan yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai buku dengan

Penerbitan Buku

Cerminan Peradaban Manusia

oleh Dr. Purnomo Ananto, M.M.

Ketua Umum APPTI

membudayakan membaca dan menulis sehingga peradaban Indonesia menjadi maju di masa mendatang.

Pemikiran kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia sesungguhnya, setelah sepuluh tahun reformasi, kondisi kebebasan berekspresi kita semakin baik. Politik yang semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus semestinya diiringi dengan pencapaian di bidang lain, khususnya menyangkut kebebasan pers, dan penerbitan buku. Untuk menghadirkan peradaban yang baik, maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang unggul. Sumber Daya Manusia yang unggul itu dihasilkan dari pendidikan yang memadai. Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah membaca. Karena dengan membaca akan membentuk karakter SDM yang unggul, sehingga wajar bila budaya menerbitkan buku harus terus didorong guna meningkatkan kualitas SDM.

---Tidak dapat dipungkiri,

buku merupakan cermin

kemajuan peradaban.

Sejak manusia zaman klasik mulai menyadari efisiensi ekspansi peradaban dan menyebarkan aliran

(17)

kepercayaan, benturan budaya pun mulai terjadi. Implikasinya, peradaban asli mulai disingkirkan. Segala penanda identitas seperti artefak budaya juga dimusnahkan, termasuk catatan-catatannya. Apabila cara ini kurang efektif, sasaran selanjutnya adalah pelaku kebudayaan yang dimusnahkan. Sejarah berkali-kali mencatat penghancuran peradaban dan pembunuhan massal seperti ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi indikator dibutuhkannya upaya pengem -bangan pendidikan tinggi, sehingga terjalin upaya pengembangan ilmu pengetahuan di setiap pendidikan tinggi.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar pemba- ngunan dan pengembangan teknologi, dan berperan dalam menentukan kehidupan bermasya- rakat. Kebutuhan mengembangkan pendidikan tinggi merupakan keharusan dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas, terutama bila dikaitkan dengan dunia kerja atau industri.

Strategi pengembangan pendidikan tinggi tidak terlepas dari sistem pendidikan tinggi yang memandang jauh kedepan. Sistem pendidikan tinggi nasional mempunyai komit- men penuh untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945, di mana nanti diharapkan tercapai komitmen dalam mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan masyara- kat ilmiah, memelihara teknologi dan seni, serta membangun manusia Indonesia seutuhnya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan wawasan luas untuk kebijakan dan kemajuan manusia, masyarakat, dan budaya bangsa. (Pusgrafin, Departemen Pendidikan Nasional, 2006).

Keterlibatan pendidikan tinggi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya diharapkan dapat:

1.Menghasilkan anggota masyarakat yang bertakwa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah serta memiliki kemampuan akademik, profesional dan sanggup berkinerja baik di lingkungan kerjanya;

2.Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru; menghasilkan peneliti dan pemikir, serta

memutakhirkan pengetahuan dan kemampuan agar sistem berdaya dalam menghimpun, mengalihkan menyebarkan, menafsirkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat; dan

3.Menyebarkan hasil penelitian terapan, hasil kajian, maupun paket teknologi tepat guna untuk dimanfaatkan dalam kegiatan produktif dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat.

Simpulan

1.Sebagai salah satu unit yang

ada disebuah perguruan tinggi, penerbit perguruan tinggi sudah seharusnya terlibat secara penuh dalam kegiatan civitas akademika dan proses pembelajaran pada perguruan tinggi yang bersangkutan dengan memberikan kontribusi yang besar untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontekstualisasi berdirinya penerbit (dan percetakan) pada perguruan tinggi, pada dasarnya mengimplementasikan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan penerbitan naskah-naskah yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Kenyataan menjelaskan bahwa secara kelembagaan, perguruan tinggi memiliki kemampuan untuk menjadi sumber naskah dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.University Press berpijak atas

keinginan melakukan transformasi keilmuan, adanya lumbung naskah dan pasar potensial yang tentunya pula berpijak pada aturan-aturan yang berlaku pada pendidikan tinggi yang bersangkutan. Peran Penerbit dan percetakan perguruan tinggi yang paling utama adalah mendorong sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menuangkan berbagai gagasan, pemikiran, dan hasil riset dan mempublikasikannya dalam bentuk buku maupun jurnal sehingga diketahui dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat luas, termasuk dunia usaha dan industri. Di samping itu berbagai hasil terbitan yang telah dilakukan oleh penerbitan dan percetakan perguruan tinggi telah memberikan cakrawala komprehensif bagi masyarakat Indonesia, dan toleransi yang tinggi untuk terciptanya suasana akademik yang kondusif. Terwujudnya peradaban masyarakat yang menunjung tinggi nilai-nilai religiositas, humanitas, nasionalitas, soverignitas, dan sosialitas merupakan landasan yang fundamental bagi penerbit perguruan tinggi.

3.Kebanyakan penerbit perguruan

tinggi di Indonesia seperti “hidup segan mati tak mau”, hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain; mulai dari minat baca yang rendah, masuknya buku digital (e-book), dan harga buku yang masih relatif mahal.

4.Untuk memajukan penerbit

perguruan tinggi yang dapat bersaing di tingkat nasional apalagi tingkat Internasional maka peran pimpinan perguruan tinggi dan pemerintah mutlak diperlukan.*

Penulis adalah Ketua Umum APPTI 2020 -2024/ https://www.appti.or.id

(18)

18

COVER

STORY

RESUME SURVEI DAMPAK

COVID-19 TERHADAP

INDUSTRI PENERBITAN

BUKU DI INDONESIA

Industri penerbitan buku dan percetakan selama wabah - pandemi Covid19 mengalami banyak penurunan, berikut survei dari Ikapi Pusat tentang dampak covid19 terhadap industri penerbitan buku di Indonesia 2020.

Dampak Wabah Covid-19 Bekerja Dari Rumah Sebanyak 56,1% penerbit menerapkan sistem kerja dari rumah dan kantor. Artinya, pada waktu yang telah ditentukan karyawan bekerja di kantor dan pada kesempatan lain bekerja dari rumah. Sebanyak 35% telah menerapkan bekerja total dari rumah dan 8,2% penerbit masih belum sama sekali menerapkan sistem bekerja dari rumah.

Durasi Penerapan

‘Bekerja dari Rumah’

Sebanyak 46,7% telah

menerapkan sistem Bekerja dari Rumah selama hampir 1 bulan, 37,8% penerbit sudah lebih dari 1 bulan, 12.2% penerbit baru menerapkan selama 2 minggu dan 3,3% penerbit baru menerapkan 1 minggu sistem Bekerja dari Rumah ini.

Produktivitas Karyawan

selama Wabah Covid-19

Sebanyak 50% penerbit mengalami penurunan produktivitas karyawan yang merosot tajam, 32,7% merosot sedang, 15,3% merosot sedikit dan terdapat 2% penerbit yang tidak mengalami masalah dengan produktivitas karyawan mereka akibat wabah Covid-19 ini.

Dampak Wabah terhadap Penjualan Buku

Sebanyak 58,2% penerbit

mengalami penurunan penjualan melebihi 50% dari biasanya, 29,6% penerbit mengalami penurunan penjualan antara 31%- 50%, sebanyak 8,2% penerbit mengalami penurunan antara 10% sampai 30% dan penerbit dengan kondisi penjualan relatif sama dengan hari-hari biasa sebanyak 4,1% penerbit.

(19)

Dampak Wabah terhadap Surat Pesanan Buku

Sebanyak 63.3% penerbit mengalami penurunan

permintaan buku lebih dari 50%, penurunan pesanan antara 31%-50% sebanyak 24,5% penerbit, penurunan pesanan antara 10% – 30% sebanyak 8,2% penerbit dan penerbit yang pesanan bukunya relatif sama dengan hari-hari biasa sebanyak 4,1%.

Pesanan Buku dari Dinas dan Perpustakaan

Sebanyak 71.4% penerbit menyatakan bahwa tidak pemesanan sama sekali dari Dinas Pendidikan maupun perpustakaan daerah selama wabah Covid 19. Sebanyak 26,5% menyatakan ada pesanan tapi berkurang dan 2% penerbit menyatakan bahwa masih ada pesanan buku dari Dinas atau Perpustakaan selama wabah Covid ini.

Indikasi Pelanggaran Hak Cipta Selama Wabah

Selama wabah Covid-19 berlangsung 54,2% penerbit menemukan bahwa pelanggaran hak cipta melalui penjualan buku mereka di Market Place, sebanyak 25% penerbit menemukan pelangaran hak cipta melalui pembagian PDF buku mereka secara gratis dan sebanyak 20,8% penerbit menemukan bahwa telah terjadi pelanggaran hak cipta atas buku mereka melalui penjualan di Market place dan PDF gratis.

Daya Tahan Perusahaan

Dalam hal mana wabah ini berlanjut tanpa kepastian, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan mereka selama 3 bulan, 25,5% menyatakan bisa bertahan selama 3 – 6 bulan, 9,2% penerbit menyatakan bisa bertahan selama 6 – 9 bulan dan 5,1% penerbit menyatakan bisa bertahan antara 9 bulan sampai 1 tahun.

Rencana PHK Karyawan

Sebanyak 55,1% penerbit menyatakan bahwa mereka sudah merencanakan PHK sehubungan dengan keadaan saat ini. Sedangkan 44,9% menyatakan belum merencanakan untuk mem- PHK kan karyawan mereka.

Persentase Pengurangan Karyawan

Sebanyak 30,4% penerbit merencanakan akan melakukan pengurangan 10%-20% karyawan. Sebanyak 23,2% penerbit merencanakan mengurangi 21%-30% karyawan, sebanyak 21,4% penerbit merencanakan pengurangan karyawan antara 41%-50%. Sebanyak 14,3% penerbit merencanakan pengurangan karyawan antara 31%-40% dan 10% penerbit merencanakan akan melakukan pengurangan karyawan lebih besar dari 50% karyawan yang ada.**

(20)

20

COVER

STORY

QUO VADIS INDUSTRI

BUKU DI INDONESIA

Oleh : Sugeng Budi Rahardjo

_________

Praktisi Percetakan/PrintCoach-Id dan Akademisi* Dosen Pelita Bangsa University

Editor Board Printpack Magz.

Trend perbukuan secara

global Trend buku fisik

menurun terutama sejak

masuknya kindle di tahun

2007, dimana platform ini

mengusung e-book, walau

pun menurut penelitian

Amazon.com tahun 2014,

buku tradisional mulai

naik lagi.

Menurut penelitian Robin Vretagher (Thesis, Helsinki Metropolia University, 2017) di eropa, perbandingan Buku cetak dengan ebook sbb :

Trend diatas menununjukan, print secara pelan tergerus, sedangkan e book meningkat cukup drastic, khususnya sejak teknolgi kindle di lempar kepasar.

Terbitnya host seperti scribd, yang berbayar, juga menjadi momok bagi publisher, mereka menganggap seperti ‘netflix, atau viu’ di industry publishing. Riset yang dilakukan oleh European Publishing menyebutkan terjadi penurunan luar biasa di dunia penerbitan di eropa, walaupun kondisi saat ini print book masih 16 juta judul buku dan yang sudah e book baru sekitar 3 juta judul.

Buku Fisik vs e book

Suka atau tidak suka, penelitian Katsarova, 2016 terhadap penjualan e-book via Amazon (Kindle) meningkat, hal ini memberi keuntungan bagi Amazon, tercatat penghasilan sebesar 351 juta Pondstreling (Dailymail, 2016) hal ini juga yang mendorong penjualan tablet meningkat tajam. yang menjadi pertanyaan, apakah serbuan dari Kindle via tablet ini akan terus hingga abad 21? Laporan penelitaian juga menyebutkan terjadi penutupan banyak toko buku, sebagai contoh Toko Buku Barnes and Noble, menutup hampir 150 toko bukunya di seluruh eropa (Wahba, 2016)

(21)

Hasil penelitian The Business Research company. com, 2020, menyatakan Pertumbuhan Populasi manusia, ikut membantu bertahannya buku print, sebagai driver bagi pertumbuhan buku di dunia, pertumbuhan buku seluruh dunia di harapkan sebesar $137,9 Juta , Amerika Utara menjadi area paling tinggi pertumbuhan buku di seluruh dunia.

Bagaimana asia pasifik? Asia

Pasifik menurut penelitan The business research company.com juga mendapatkan peningkatan sebesar 34%, disbanding tahun sebelumnya. Tentu ini merupakan gabungan dari Print Book dengan e-book, menurut penelitian PWC (Price Waterhouse Cooper) peningkatan global e-book mencapai CAGR (compound annual growth rate) sebesar 1.7%, sedangkan Print Book menciut menjadi -2,8% CAGR. ditambah lagi dengan kejadian COVID, menyebabkan negative impact bagi Print Book.

Perkembangan Industri Buku di Indonesia.

Industri perbukuan di Indonesia bisa di pecah menjadi dua, Buku sekolah dan Buku Non sekolah. Untuk industry buku non sekolah, boleh dibilang industry ini cukup genting, anya buku-buku book seller yang menjadi tumpuan, tetapi untuk buku pendatang baru, harus tahan nafas lebih panjang.

Penelitian dari Klub MKP UGM, menunjukan harga buku cetak non sekolah lumayan mahal saat ini, mengaa? karena aspek pemasaran dan fluktuasi harga, Pemasaran relative mahal, karena dalam pemasaran ada 3 pihak yang terlibat, yaitu : Penerbit, Distributor dan Toko buku, problema yg di hadapi adalah : harga dan masa edar. Harga menjadi 2 x disbanding harga jual asli, karena adanya biaya

ditribusi dan biaya bagi toko buku, demikian juga kebijakan toko buku yang hanya member kesempatan buku tersebut 3 bulan di display toko, jika tidak laku, buku hilang dari peredaran. demikian juga biaya produksi cukup mahal, dan biaya untuk distribusi. Rata-rata biaya konsinyasi menurut penelitian sebesar 50-55 % dari harga buku asli yang di jual.

Saat ini Toko buku juga harus bertahan, Menurut riset dari Databoks (2020) jumlah Toko Buku seluruh Indonesia, di duduki peringkat pertama dengan Toko Buku Gramedia, sebanyak 113 Toko Buku di Indonesia, diikuti oleh Toko BUku Karisma, sebayak 52 toko, dan terakhir Periplus sebanyak 45 toko. Toko buku legend seperti Toko Buku Togamas, tinggal kenangan, toko buku ini pernah sukses di tahun 2010 an yang menyasar mahasiswa dengan kantong tipis. toko buku ini tidak bisa bertahan, karena biaya operasional yang tinggi, tidak terbayar oleh keuntungan dari penjualan buku. Karena kunci keberhasilan toko buku adalah memiliki gedung sendiri, dan penjualan bukan dari buku, tetapi dari stasionery yang lengkap. Jika di lihat, saat ini Toko Buku banyak bergeser ke Toko Stasionery, mengapa? karena toko buku tetap harus hidup dengan ongkos operasonal nya, seperti : Industri

buku fisik, saat ini didera oleh teknologi disruptive, dimana teknologi baru yg datang, lebih cepat menghabisi teknologi lawas, dimana rumus kompetisi, siapa cepat, siapa lebih murah, siapa lebih berkualitas, dan dapat di iandalkan, dialah pemenangnya.

Menurut referensi Kumparan. com, data IKAPI tahun 2015, jumlah penerbit di Indonesia sebanyak 1238 penerbit, dimana 711 masih aktif, dan 617 penerbit tidak aktif. dengan judul buaku yang di jual di Toko Buku gramedia (2014) sebanyak 24.204 judul buku dan pengajuan ISBN di Perpusnas sebanyak 44. 237 judul buku. adapun sebarannya yaitu : Pada tahun 2014, rata-rata oplah buku menurut Kumparan.com berkisar 3000 buku perjudul, di tahun 2020 ini menurun drastic, tetapi jumlah pasti tidak diketahui, karena belum ada data untuk public yang disiarkan.

Buku Sekolah

Buku Sekolah Elektronika, yang di luncurkan 2008 oleh diknas saat itu, boleh dianggap sebagai satu percontohan, menutur Edy Chandra melalui blogspotnya newuke8554.blogspot.com, melalui Permendiknas no. 46 tahun 2007, Buku Pelajaran yang sudah dibeli hak ciptanya oleh Diknas, dapat digandakan oleh masyarakat,

_____________________________________________

Nama Produk % penjualan

_____________________________________________ Buku Anak 39% Buku Religi 13% Buku Sekolah 13% Buku Buku Fiksi 12% Buku Referensi dan Kamus 6% Buku Lain-lain 17%

_____________________________________________

Sebaran buku di Indonesia

(22)

22

COVER

STORY

Beruntunglah pada tahun belakangan ini pemerintah turun campur memperbaiki tata kelola perbukuan,

Berdasarkan catatan Kompasiana, ‘catatan dunia perbukuan 2019’ bersyukur adanya regulasi dari UU no. 3 tahun 2017, tentang Sistem Perbukuan yang disyahkan oleh DPR, dimana pasal nya meliputi, Lembaga ini harus di isi oleh pejabat Eselon 1, Diknas Bidang Pengawasan Buku, Pemebrdayaan Sumber Daya dan Pengembangan SIstem Informasi Perbukuan. Bersama dengan Kementrian Keuangan dan Kejaksaan, perbaikan system pembayaran menyebabkan bergairah dikalangan percetakan.

Masa depan Pencetakan Buku

Buku akan berhadapan dengan disruptive, yang dimulai sejak 2007, saat Amazon meluncurkan Kindle, atau 2008, Pemerintah menerbitkan BSE, sehingga file bisa di upload secara gratis.

Masa depan buku tetap tidak tergantikan dengan Ebook atau Kindle, penelitian tahun 2019 di United Kingdom (UK) oleh Nielsen Bookscan, menunjukan pertumbuhan masih tinggi sebesar 2,1% atau 34 Juta Poundsterling, atau sales sebanyak 627.000 buku setahun , demikian juga di Jerman, peningkatan penjualan buku naik 1% , apa sih yang menyebabkan buku cetak masih lebih baik dari e-book ?

1.Physical Connection, Buku

cetak memberikan sentuhan bagi pembaca buku, ada kombinasi antara sentuhan dan keterikatan, hal ini yang tidak tergantikan oleh buku elektronika. adanya factor emosi antara pembaca dengan buku itu sendiri.

2.Buku fisik masih memungkinkan

variasi, seperti pop up,

3 dimensi, suara, dan lain-lain yang

memungkinkan anak-anak sekolah berinteraksi dengan baik. dan menjadikan mereka rasa untuk terus menerus mengeksplorasi keingin tahuan.

Strategi bertahan dari percetakan buku.

Seperti dilansir dari Kontan. co.id, terbitan 12 September 2017, Seperti percetakan buku Mizan menerapkan inovasi dalam : pengemasan produk, promosi kreatif, dll untuk menekan ongkos produksi, disamping itu Mizan juga memperkenalkan AR, Augmented Reality kepada produknya, sehingga produknya bisa juga berhubungan dengan buku digilal MIzan.

Bagaimana dengan Penerbit Gramedia, menurut Kontan Co.id, Gramedia menampilkan buku interaktif, dimana buku interaktif sudah berisi aplikasi dalam tablet yang di rancang khusus, disamping itu Gramedia Publishing juga bekerjasama dengan industry film anak-anak, dan games, sehingga dapat di nikmati secara eksklusif dengan tablet yang di rancang khusus. ______ Referensi : https://www.kompasiana.com/bambangtrim /5e094390d541df2ee411c412/catatan-dunia-perbukuan-indonesia-2019?page=all#section2 https://mapcorner.wg.ugm.ac.id/2017/02/ membongkar-industri-perbukuan-nasional/ http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_ INDONESIA/196601081990021-KHAERUDIN_ KURNIAWAN/Etika_Bisnis_Buku.pdf https://koran.tempo.co/read/opini/47868/buku-pelajaran-bisnis-siapa https://nasional.tempo.co/read/500152/untung-besar-pebisnis-buku-sekolah/full&view=ok https://www.goethe.de/ins/id/id/kul/pkt/ ifb/20468494.html https://kumparan.com/kumparannews/industri-buku-di-indonesia https://analisis.kontan.co.id/news/masa-depan-industri-penerbitan https://tirto.id/bagaimana-buku-dicap-harga-sebelum-sampai-ke-tangan-pembaca-cwNk https://blog.submittable.com/future-of-publishing/ https://www.apigraf.pt/sii/wp-content/ uploads/2018/07/VrethagerRobin.pdf

_________________

Seperti percetakan buku Mizan

menerapkan inovasi dalam :

pengemasan produk, promosi

kreatif, dll untuk menekan ongkos

produksi, disamping itu Mizan juga

memperkenalkan AR, Augmented

Reality kepada produknya, sehingga

produknya bisa juga berhubungan

dengan buku digital Mizan.

(23)

Omset USK Press

Banda Aceh,

Lampau Target

,Tembus Omset Rp 1 Miliar

Syiah Kuala University Press atau USK Press (sebelumnya Unsyiah Press) yang dulunya bagaikan kerakap tumbuh di batu, mati segan hidup tak mau, kini tumbuh sehat dan meraup untung besar dari sektor penerbitan dan penjualan buku serta barang cetakan lainnya.

Baru tiga bulan pertama saja dalam tahun 2021 (triwulan l, Januari-April 2021) USK Press sudah berhasil mencatata@ omzet penjualan buku dan barang cetakan lainnya pada triwulan I 2021 sebesar Rp 1 miliar lebih, tepatnya Rp 1.058.477.319,00. demikian dikutip serambinews.com. Angka ini melampaui target triwulan tersebut (Rp 743.600.000,00) yaitu sebesar 42,34% yang telah disepa- kati dengan pimpinan Universitas Syiah Kuala pada awal tahun 2021. Informasi tentang pencapaian ini disampaikan melalui siaran pers oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Percetakan USK, Dr Taufiq A Gani, Kamis (1/4/2021)

Dalam rilis USK Press juga disebutkan bahwa per 31 Maret 2021, realisasi pengeluaran USK Press adalah 32,2% atau Rp 268 juta dari alokasi anggaran Rp 832 juta. Angka ini bermakna pemasukan (Rp 1 miliar) yang diterima sudah melampaui atau surplus dari alokasi anggaran (Rp 832 juta) yang sudah ditetapkan dalam rencana anggaran tahunan USK. Dr Taufiq A Gani menambahkan, pencapaian ini merupakan hasil dari kebijakan yang diambil oleh Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal M.Eng yang telah meremajakan

mesin cetak di USK Press menjadi mesin yang berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar.

Pencapaian ini juga

mengindikasi bahwa bisnis

percetakan dan penerbitan

dapat menjadi salah satu

andalan dalam optimalisasi

aset

USK yang sedang dalam persiapan bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Hukum (PTN-BLU) menjadi Berbadan Hukum (PTN-BH).

“Angka di atas dapat dicapai optimal berkat strategi pemanfaatan potensi pasar di eksternal USK secara lebih luas dengan menggunakan teknologi informasi, di samping menjaga efisiensi internal USK,” kata Taufiq.Sejak tahun lalu, lanjut Taufiq, USK Press mengubah strategi dengan tidak hanya berfokus pada order percetakan dan penerbitan dari internal yang sangat dibatasi oleh ketersediaan dana dari anggaran USK sendiri.

USK Press, kata Taufiq, berupaya memanfaatkan potensi peluang yang ada di luar USK yang lebih tidak terbatas, karena banyak sekali

perguruan tinggi di negeri ini yang belum memiliki penerbitan. Padahal, staf mereka memerlukan penerbitan sesuai standar Dirjen Dikti.

“Dalam kondisi seperti ini USK Press dapat menerbitkan buku yang terindeks Google Scholar dan dapat diklaim Sinta Dikti,”

ujar Taufiq A Gani

Strategi lain USK Press adalah mengemas penerbitan buku dengan kegiatan lain, yaitu pelatihan, sertifikasi atau lomba. Kemasan ini, menurutnya, menambah daya pikat bagi para penulis dan dosen dari berbagai perguruan tinggi dI luar USK karena mereka berkesempatan meningkatkan kompetensi,

menambah motivasi, dan menekan biaya penerbitan buku. Hasinya pendapatan dari eksternal lebih besar dua kali dari internal dengan rasio 2,29.

Dr Ir Agussabti MSi, Wakil Rektor II bidang pengelolaan keuangan dan aset di USK mengatakan, semua ini menunjukkan bahwa kebijakan Rektor USK selama ini untuk

mendorong setiap unit bisnis di USK untuk terus mencari strategi inovatif dan kreatif sudah membuahkan hasil.**

Rektor USK Aceh,

(24)

24

NEW

PRINTER

Epson Luncurkan A3 EcoTank

Monokrom Printer dan seri WorkForce

Pemindai Bisnis Terbaru

Awali tahun 2021 Epson Indonesia Menghadirkan A3 EcoTank Monokrom Pertama

dan Rangkaian Pemindai Bisnis WorkForce Terbaru untuk Pasar Indonesia

Awali tahun 2021 Epson

Indonesia Menghadirkan A3

EcoTank Monokrom Pertama

dan Rangkaian Pemindai

Bisnis WorkForce Terbaru

untuk Pasar Indonesia

Printer 1st A3 EcoTank Monochrome terbaru dan rangkaian produk New WorkForce Scanner bisnis ini dirancang untuk mendukung kebutuhan usaha kecil dan menengah yang membutuhkan pemindaian dengan volume tinggi dan kualitas terbaik. Rangkaian produk terbaru ini juga dihadirkan bagi bisnis atau perusahaan yang mulai beralih ke pengarsipan digital seperti sektor keuangan, perawatan kesehatan, korporasi dan pemerintah.

“Epson Indonesia akan terus berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan dengan menyediakan produk-produk berkualitas, inovatif, serta

berteknologi mutakhir bagi para pecinta produk Epson di Indonesia, terutama di kondisi pandemi saat ini. kami berharap dengan hadirnya produk-produk kami ini menjadi solusi terbaik bagi pelanggan untuk tetap bisa beraktivitas dan produktif selama bekerja dan belajar dari rumah.” ujar Riswin Li – Head of Marketing Division Epson Indonesia Sebagai vendor tangki tinta nomor satu di Asia Tenggara, Epson meluncurkan printer monokrom A3 EcoTank pertamanya, EcoTank M15140, solusi pencetakan

monokrom ringkas dan hemat biaya yang menghasilkan kualitas tinggi dengan hasil cetak tahan lama untuk bisnis.

Epson Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan dengan menyediakan produk-produk berkualitas, inovatif, serta berteknologi mutakhir bagi para pecinta produk Epson di Indonesia,” kata Riswin Li dalam konferensi pers, Rabu (24/2/2021).

Epson EcoTank M15140 adalah printer monokrom A3 EcoTank ringkas dan hemat biaya yang menghasilkan kualitas tinggi dengan hasil cetakan lama untuk bisnis. Didukung Teknologi PrecisionCore, EcoTank M15140 dapat mencetak di ukuran 25ipm hingga A3+, memindai, dan menyalin dalam kecepatan tinggi.

Pengguna bisa mendapatkan kualitas cetak hingga 4800dpi dengan tinta DURABrite ET M15140 terjangkau, dan menghasilkan 7.500 halaman cetakan tajam, jernih, tahan air dan noda (termasuk barcode) untuk dokumen format hitam putih. **

(25)
(26)

26

NEW

PRINTER

Jakarta, 29 Maret 2021 –

Menjadi seorang yang modis

sama seperti merubah pikiran

atau cara berpikir – hal ini

sama seperti yang terjadi di

dunia mode atau rumah mode

setiap tahun, yang mengubah

portfolio empat kali dalam

setahun setiap memasuki

musim baru.

Musim baru dengan desain baru telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi kini konsumen tidak hanya sekedar melihat koleksi baru di catwalk, berdasarkan laporan McKinsey/Business of Fashion satu dari sepuluh tuntutan teratas yang dihadapi industri fesyen saat ini adalah program berkelanjutan. Industri mode banyak mengkonsumsi energi, pencemaran serta pemborosan, dan sangat sedikit sekali merek dan produsen fesyen yang menjalankan tanggung jawab terhadap lingkungan mereka secara serius. Dan, kini konsumen menuntut sebuah tindakan dan sikap yang mencerminkan nilai-nilai pribadi yang baik.

Menata panggung untuk

pencetakan tekstil digital, pertama kali diperkenalkan pada tahun 199 dengan munculnya kemampuan cetak ink-jet, pencetakan tekstil digital menawarkan sejumlah keuntungan langsung dan strategis. Hal ini terlihat pada proses sablon tradisional - baik untuk kain atau bahan lain – nilai produksi sangat mahal jika beberapa desain yang akan dicetak menggunakan stensil terpisah yang diperlukan untuk setiap warna. Selain mahal, proses ini juga memakan waktu yang tidak cepat.

Keuntungan lain dari pencetakan digital adalah tidak adanya ukuran minimum produksi yang dijalankan dan pengguna dapat mencetak desain yang dipesan lebih dahulu dalam panjang satu meter dengan menggunakan banyak warna serta akurasi desain. Selain itu, pencetakan digital mengkonsumsi air yang lebih sedikit dengan penurunan penggunaan pewarna dan larutan, sehingga proses ini jauh lebih ramah lingkungan, serta menghemat biaya jauh lebih banyak untuk

memenuhi permintaan konsumen. Produk Epson printer inkjet ini telah mengikuti standar label lingkungan yang telah ditetapkan oleh pasar utama di seluruh dunia.

Manfaat penting lainnya dari pencetakan digital langsung pada kain adalah memberikan printer kemampuan untuk menghasilkan banyak warna atau desain dalam satu gulungan kain. Ini berarti perputaran cepat dan kemampuan untuk menangani pencetakan dan pemesanan ulang dengan proses yang lebih cepat dalam pencetakan yang lebih besar.

Proses ini juga memungkinkan pencetakan pada material dengan lebar hingga 1.800mm. Pencetakan DTF sangat ideal untuk berbagai jenis kain - termasuk katun, viscose, polyester, nilon, dan sutra dengan menggunakan tinta berbeda tergantung pada jenis kainnya. Kemampuan serbaguna dari pencetakan DTF melampaui jangka waktu yang panjang serta lebar kainnya. Untuk merek fesyen atau perancang busana, sejumlah kecil

Bagaimana Printer Tekstil Epson

Merevolusi Dunia Mode ?

(27)

kain yang dicetak secara digital memungkinkan mereka untuk “bereksperimen” dengan kombinasi warna dan desain impian terliar sekaligus menguji produk baru sebelum diproduksi massal. Ini adalah solusi ideal untuk pasar merek fesyen mewah, dan sekali lagi mendukung program keberlanjutan yang lebih baik, karena lebih sedikit surplus atau produk “gagal” yang dapat berakhir kembali ke dalam rantai pasokan.

Selain pakaian, tekstil cetak digital ada di sekitar kita yang dapat digunakan pada latar belakang panggung, spanduk untuk pameran, pameran dagang, pasar dekorasi interior yang mencakup segala hal mulai dari draperi, tirai dan perlengkapan kamar tidur hingga wallpaper dan perabotan. Tidak mengherankan jika pasar percetakan tekstil digital global bernilai $ 2,2 miliar pada tahun 2019, dan diproyeksikan mencapai $ 8,8 miliar pada tahun 2027, tumbuh pada CAGR sebesar 19,1% dari tahun 2020 hingga 2027.

Terbatas pada imajinasi

Di dalam model industri tradisional, desain dicetak di atas kain

menggunakan proses transfer, yang berarti perancang sangat dibatasi dalam penggunaan warna. Sebaliknya, tidak ada batasan jumlah warna yang bisa digunakan oleh perancang saat menggunakan pencetakan tekstil digital, memungkinkan mereka bebas menggunakan sumber gambar seperti foto dan karya seni.

Menghilangkan hambatan pada produksi

Saat ini, kemajuan dalam kualitas telah menjadi kunci dari adopsi teknologi pencetakan tekstil digital secara luas di industri mode. Peningkatan pada printer memberikan hasil cetakan yang lebih tahan lama dan lebih tajam dengan tinta baru; seperti rangkaian

Genesta Epson. Tinta Genesta Epson memastikan bahwa produksi dapat mencakup berbagai jenis serat tekstil. Hal ini menjadi penting dalam situasi ekonomi saat ini, dimana pencetakan tekstil digital dianggap menghemat lebih banyak biaya. Hal ini juga memfasilitasi perputaran yang lebih cepat, sehingga pengguna mendapatkan produk eksklusif tanpa harus menunggu produksi massal, atau untuk memenuhi komisi satu kali - baik itu dari pengantin atau selebriti.

Pabrikan sekarang dapat memproduksi pakaian sehari-hari untuk merek fesyen siap pakai seperti Zara dan H&M, yang dimana waktu penyelesaian mulai dari konsep hingga ke toko hanya memakan waktu kurang dari dua minggu. Di ujung lain, merek pakaian mewah ultra-high-end bersaing untuk memberikan pengalaman yang disesuaikan dan didukung dengan produksi kecil dan perputaran cepat untuk segala hal mulai dari keperluan interior seperti tirai, penutup sofa dan sprei, hingga aksesoris seperti tote bag dan sepatu.**

_____________________

Sedangkan untuk pabrikan,

percetakan tekstil digital

menghadirkan peluang

bisnis serta kelincahan

yang lebih besar dalam

memungkinkan produksi

di seluruh segmen untuk

memenuhi permintaan

pasar - mulai dari pakaian

mewah dan fast fashion

apparel serta dekorasi

rumah, hingga memberikan

contoh pratinjau cetak

ke suatu merek sebelum

diproduksi massal.

(28)

28

NEW

PRINTER

Astragraphia Luncurkan Fuji Xerox

Versant 3100iPress, Cetak Lebih Stabil

Dengan Air Suction Feeder

Jakarta, 16 Februari 2021 – PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) hari ini meluncurkan mesin cetak terbarunya Fuji Xerox Versant 3100iPress yang menawarkan kecanggihan teknologi penarik kertas dengan vakum udara (Air Suction Feeder) untuk mendorong produktivitas pencetakan aplikasi seni grafis (graphic art) di Indonesia. Teknologi Air Suction Feeder ini memiliki tiga jenis udara untuk mengangkut kertas yang tebal dan panjang secara stabil sehingga proses pencetakan mencapai kinerja

yang optimal. King Iriawan Sutanto – Direktur PT Astra Graphia Tbk mengatakan, “Astragraphia memiliki keunikan teknologi Air Suction Feeder dan kompatibilitas media cetak yang beragam dari Fuji Xerox Versant 3100iPress mampu mendukung pemain industri percetakan di Indonesia untuk selalu adaptif dan kreatif. Mesin cetak digital printing ini memfasilitasi para pelaku bisnis graphic art untuk menjawab kebutuhan cetak pelanggannya secara luas dengan lebih cepat dan variatif, baik secara individu, institusi, korporasi, UMKM, hingga pelaku industri kreatif yang

ingin melakukan personalisasi dan kustomisasi kemasan produk maupun materi promosi usahanya.”

Marshel Matulessy – Chief of Graphic Communication Services PT Astra Graphia Tbk dalam presentasi daringnya mengatakan, “Melalui luasnya jaringan penjualan dan layanan Astragraphia yang menjangkau 514 kota dan kabupaten, Astragraphia siap memasarkan Fuji Xerox Versant 3100iPress dan memberikan layanan purna jual terbaik kepada seluruh pelaku bisnis graphic art di Indonesia. **

(29)

MBC

Digital Print I Copy Design & Editing

email : mbcibu@gmail.com

Muhammadiyah Business Centre

Inkubator Bisnis & Usaha (IBU)

Ranting Pondok Rezeki, Pasar Kemis, Tangerang

PRINT COPY DESIGN

(30)

30

CUSTOMER

TESTIMONI

PAPERKU Surabaya

kembali install 2 Unit

Konica Minolta Accurio

Press C14000 pada

akhir 2020 lalu.

Menurut founder and owner

Paperku, Ermawan Budianto,

mesin cetak digital Konica

Minolta Accurio Press C14000

adalah mesin cetak digital

yang memiliki teknologi

terkini - up to date, baik

kualitas cetak, maupun

tenologinya.

Salah satu keunggulannya

adalah terutama pada

pemindahan antar job

yang cepat, sehingga tidak

memerlukan delay waktu

yang lama saat pergantian

job. Selain itu kualitas

image-nya luar biasa hingga 2,400 x

3600 dpi, mampu mencetak

auto duplex dengan ketebalan

kertas hingga 450gsm serta

support embose paper.

“ Mesin ini sangat dibutuhkan

untuk high production, karena

kemampuannya mencetak

hingga 140 print perminute

dengan kapasitas cetak

hingga 2,500,000 lembar per

bulannya.’” ujar Ermawan.

Dengan kecanggihan

teknologi ini, akan memudah-

kan kita untuk melayani

beragam job dengan beragam

customer yang terus meingkat.

Meski dimasa pandemi,

job order digital print di

“ Konica Minolta AccurioPress

KM C14000 Menjadi Andalan Baru di

Masa Krisis - New Normal 2021, “

Paperku terus meningkat

signifikan, counterpinrt-nya

terus meningkat dari hari

kehari, sehingga tak ayal

lagi kehadiran KM C14000

memberi arti kehidupan

bisnisnya di masa pandemi ini.

Konica Minolta AccurioPress

C14000 menjadi andalan baru

dimasa krisis ini hingga di era

new normal. **

Ermawan Budianto

Owner Paperku

Install 2 (dua) Unit

KM AccurioPress

Install 2 (dua) Unit

KM AccurioPress

(31)

Gundaling Print Cibinong

install Konica Minolta

AccurioPress C14000

pada akhir 2020 lalu.

Krisis Pandemi Covid19 telah melumpuhkan bisnis disegala lini, termasuk percetakan. UMKM adalah salah satu yang terdampak, namun UMKM juga kini menjadi tumbuh pesat di masa krisis berkat dukungan pemerintah.

Gundaling Print

Cibinong,

Install KM C14000

Krisis Covid19 justru menjadi berkah bagi Gundaling Print, Bapak Agustinus Arapen Ginting, sang owner, memilih untuk tetap konsisten pada bisnisnya layanan cetak satu atap. Gundaling Print melayani beragam kebutuhan UMKM yang justru ramai dan naik secara siginfikan dimasa krisis seperti, cetakan kuliner, label dan kemasan UMKM,

sehingga Gundaling sering disebut sebagai percetakan mitra UMKM

yang tersebar di 5 titik cabang Gundaling Print seperti Cibinong, Gunung Batu dan Bogor.

Kehadiran Konica Minolta Accurio Press C14000 merupakan

jawaban dari kebutuhan yang terus meningkat. “KM C14000 ini mampu menjawab kebutuhan kami, selain mudah operasionalnya juga dapat mencetak kebutuhan pelanggan yang beragam dan meningkat,” ujar Agustinus.

Kenapa KM C14000 ?

“ Kami sudah nyaman

dengan Konica Minolta

dan Perdana Jatiputra,”

Agustinus A.Ginting Owner Gundaling

(32)

32

INTERNATIONAL

NEWS

We print

your world

We combine inks and substrates,

so that ingredients become an experience.

Because printing is our world.

Koenig & Bauer Sheetfed

koenig-bauer.com

From 20 to 23 April 2021, the global print & packaging community will meet at virtual. drupa, which features the three pillars "Conference Area", "Networking Plaza" and "Exhibition Space" to promote knowledge transfer and networking and to activate business.

The Exhibition Space reflects the diverse technologies and applications along the entire value chain of the print & packaging industry and gives visitors a comprehensive overview of the product portfolios and innovations of the exhibiting companies. In addition, explanatory videos and Live Web Sessions provide additional details and information about the exhibited products and services.

Find relevant exhibitors and products Visitors can use the navigation in the Exhibition Space to quickly find the exhibitors they are interested in. In addition to direct entry of the company name, the search can be filtered by product category or country, for example, to obtain an accurate and relevant selection of exhibitors. The individual exhibitor profile provides information on the company, contact persons, products, services, innovations and presentation formats. At this point, direct contact can be made with the exhibitor via a digital business card or via matchmaking.

nsights and interaction in Live Web Sessions

Exhibitors have the opportunity to interact with the community in Live Web Sessions and present their agenda on relevant content to a broad audience. Visitors can get an up-to-date overview of the various presentations in the event database, where they can filter by event slots or topics, for instance. Exciting content can be expected, such as the potential of digital printing applications and automated workflows, innovations in flexo and inkjet printing as well as sustainable packaging solutions. The virtual.drupa Event Partners will also make major contributions to this: Leonhard Kurz, DuPont de Nemours, efi, Kodak, Komori, BlueCrest, CloudLab, Fujifilm, Hybrid Software, Koenig & Bauer, Mimaki, OQChemicals and Xeikon. All Live Web Sessions will also be available later on demand in a video library to make the content accessible to visitors who cannot attend live due to time differences.

Exhibitors provide outlooks on industry-relevant topics

Visitors already have the opportunity to take a look at the current exhibitor profiles and orient themselves for virtual.drupa. Together, the companies represent the diversity of the industry in their online showrooms and web sessions.

“DuPont will present the latest innovations for the Cyrel® Solutions flexographic systems and Artistri® Digital Inks for textile and industrial

applications, in the online showroom and during interactive Live Web Sessions,” reports Sam Ponzo, Vice President, Industrial Solutions at DuPont de Nemours.

“Fujifilm will present new innovative products in both conventional and digital processes,” reveals Hiroaki Shimosaka, General Manager Graphic Systems Business Div. at Fujifilm Corporation. “In addition, with our innovative products we demonstrate our commitment to the graphic arts industry and prove that we are a long-standing partner for our global customers.”

And Filip Weymans, Vice President Marketing at Xeikon shares: “We will be demonstrating mainly applications that involve digital print manufacturing – not just solutions for digital printing but solutions that fit in a manufacturing process and can be connected in a lot of other steps in a manufacturing process. That is how you achieve flexibility. That is how you address the questions and challenges that lie ahead of you and your business.”

Participants get a continuous overview of the development of the exhibitors and their presentation programmes. The event currently has 170 exhibitors from 30 countries and 13 virtual.drupa Event Partners in the Platinum, Gold and Silver categories. For all other virtual.drupa offers, free registration is required at https://virtual.drupa.com/ en/Registration

More 170 exhibitors, Insights and

interaction in Live Web Session

(33)

We print

your world

We combine inks and substrates,

so that ingredients become an experience.

Because printing is our world.

Koenig & Bauer Sheetfed

(34)

34

Grup ARNOLD, yang berpusat di Großbeeren dekat kota Berlin, merasa bahagia seperti mendapat hadiah Natal yang sangat istimewa di akhir tahun lalu. Tepatnya pada 23 Desember ditandai dimulainya pro-duksi Rapida 106 X baru dari Koenig & Bauer.

Sejak hari pertama, mesin cetak delapan warna itu yang mengguna- kan unit coating, telah menambah produktivitas sebesar 50 persen dan mempersingkat “make ready“ 50%.

PRINT

PACKAGING

Rapida 106X delapan warna untuk Percetakan Grup ARNOLD

Dengan“Manajemen Lingkungan”

Produktivitas

akan meningkat 50 persen dan

“make ready time” akan dikurangi 50 persen.

• Produktivitas dari dua mesin cetak offset digabungkan menjadi satu

• DriveTronic SIS lebih akurat • Susunan yang sempurna pada “Delivery“

• Mesin cetak yang ramah ling-kungan dan memenuhi hara-pan kualitas cetak yang tinggi bagi pelanggan.

Max Arnold, sebagai Direktur Pelak sana percetakan Komersial yang sangat berorientasi teknologi sangat senang: “Setiap kali saya masuk ke ruang cetak, saya melihat angka merah terang 18.000.“ Bukan saja lam hal kecepatan, tetapi juga da-lam hal fitur teknisnya, Rapida 106X memenuhi semua tuntutan produksi cetak secara modern, efisien, dan berorientasi ke depan.

Selain fasilitas percetakanya, grup ARNOLD juga mengoperasikan unit

Rapida 106X menandai dimulainya era baru dalam kinerja cetak ramah lingkungan di grup ARNOLD, dan instalasi yang sukses membuat semuanya tersenyum (kiri ke kanan): Dirk Winkler, Kepala Teknologi Cetak, Manajemen & Pemasaran Koenig & Bauer Sheetfed; Max dan Andreas Arnold, sebagai Direktur Pelaksana Grup ARNOLD; Oliver Schönfeld, Manajer Penjualan, Koenig & Bauer (DE)

Referensi

Dokumen terkait

(ii) < 8 untuk aspek 5.5(a) - Guru Bermotivasi Kategori 7 Tahap pengajaran guru tegar lemah dalam.. menjalankan tugas walaupun telah

Direktur Tresuri & FI BNI Suwoko Singoastro mengatakan dalam rangka mendukung langkah BI dan pemerintah, BNI telah membangun infrastruktur dan tim yang siap untuk

Hal ini ternyata berlaku juga untuk mimpi, dimana jika pikiran kita terbangun dan berfungsi dengan normal di mimpi maka sesuai hukumnya, kita bisa menentukan apa tindakan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa merespon positif terhadap pembelajaran yang menggunakan metode Quantum Learning dengan teknik Mind Mapping, prestasi belajar

Dari beberapa definisi kepercayaan yang telah disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adalah adanya keyakinan dari pihak konsumen yaitu pelanggan pada

Selanjutnya ketahui olehmu bahwasanya zahad itu benci akan dunia dan berpaling daripadanya, dan berkata setengah ulama yaitu: meninggalkan kesenangan dunia karna menuntut

Data dari hasil angket ini akan digunakan sebagai data penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN KETAATAN MELAKSANAKAN

Data dari hasil angket ini akan digunakan sebagai data penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN KETAATAN MELAKSANAKAN