• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PELAYANAN UMUM PELAYANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PELAYANAN UMUM PELAYANAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN

PELAYANAN UMUM

Endang Wirjatmi Trilestari

KANTOR: STIA-LAN BANDUNG

Jl. Cimandiri No. 36-38

Telp. 022-4220921; 022-4227683

Jalan Dangdeur Indah No. 16 Suriasumantri

Telp. 022-2020731; 022-2002505

Hp. 0811223566; 081321818088

Bandung

PELAYANAN

PELAYANAN :

‘ ADALAH AKTIVITAS/MANFAAT YANG DITAWARKAN OLEH ORGANISASI ATAU PERORANGAN KEPADA KONSUMEN (YANG DILAYANI), YANG BERSIFAT TIDAK BERWUJUD DAN TIDAK DAPAT DIMILIKI

PELAYANAN (KEPMENPAN 81/93):

‘ ADALAH SUATU BENTUK KEGIATAN PELAYANAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSTANSI PEMERINTAH BAIK DI PUSAT MAUPUN DI DAERAH, BUMN DAN BUMD DALAM BENTUK BARANG DAN JASA DALAM RANGKA

PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

(2)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 3

PELAYANAN

A. PELAYANAN PEMERINTAH :

‘ BERUPA FISIK ( GEDUNG SEKOLAH, JALAN, JEMBATAN, GEDUNG RUMAH SAKIT DLL)

‘ NON FISIK : PELAYANAN YANG PEMANFAATANNYA DINIKMATI OLEH PERSONAL (PENDIDIKAN,KESEHATAN DLL)

‘ ADMINISTRATIF PELAYANAN YANG BERSIFAT LEGALITAS (KTP, PERIJINAN, AKTE KELAHIRAN, DLL)

B. PELAYANAN PRIVAT:

‘ PELAYANAN YANG PEROLEHANNYA HARUS MEMBAYAR, DAN DAPAT BERPINDAH BILA TIDAK SESUAI DENGAN KEINGINANNYA

. 19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 4

KARAKTERISTIK BARANG

‘

RIVALNESS

‘

NON RIVALNESS

‘

DIVISIBLE

‘

NON DIVISIBLE

‘

EXCLUSIVE

‘

NON EXCLUSIVE

PRIVATE GOODS

PUBLIC GOODS

(3)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 5

KONSEP BARANG LAYANAN

SAVAS (1987):

1. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu dan bersifat privat (privat goods)

2. Barang yang dikonsumsi bersama-sama, dan bila

menggunakan barang tersebut harus membayar (toll goods)

3. Barang yang digunakan/dikonsumsi bersama/ kolektif secara terus menerus dan sulit diukur penggunaannya secara individu dan penyediaannya tidak dapat dilakukan melalui pasar,sehingga dibayar melalui pajak (collective goods)

4. Barang yang memunyai karateristik penggunanya tidak mau membayar, dan digunakan secara bersama serta

kepemilikan dimiliki secara umum. Tidak ada yag au menyediakan barang tersebut(common pool goods).

PELAYANAN PUBLIK

Landasan Filosofis

POLITIK EKONOMI SOSIAL POLITIK EKONOMI SOSIAL Nilai-nilai Masyarakat Nilai-nilai Ekonomi Dasar Tuntutan Masyarakat

(4)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 7

The Policy Process as a Hierarchy Policy Level Operational Level Organizational Level Institutional Arrangements Institutional Arrangements Outcomes Bromley:1989:33 Pattern of Interaction Assessment 19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 8

PELAYANAN PUBLIK

Pandangan Politik: Pandangan terhadap adanya negara: Pemikir Yunani: Negara dan Masyarakat

• Socrate (469-399) Plato (429-347) • Aristoteles: 384-322

1. Negara disebut Polis: sering mengalami pertukaran

pemerintahan dari monarkhi ke aristokrasi (aristo+pilihan, atas) dari aristokrasi ke tirani (perlakuan yang sewenang-wenang, kemudian ke demokrasi, sebagai perangsang bagi pemikir politik

2. Sebagai perangsang untuk menjawab masalah-masalah politik 3. Negara disamakan dengan masyarakat dan masyarakat sebagai

negara

Masalah Yang Dibicarakan Adalah: Yang Berhubungan Dengan Kepentingan Umum

(5)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 9

A. Catallaxy/ ekonomi sebagai ‘Ilmu

pertukaran’

• Ekonom umumnya memaksimumkan

kekayaan dengan sumber-sumber yang minimum untuk memperoleh keuntungan yang maksimum (optimasi sumber-sumber yang langka)

• Ekonom perlu memulai memberi makna

pada filosofi ‘properties’ dan lembaga pertukaran (institutions of change) ⇒ ingat analisa Adam Smith tetang barter dan pertukaran

Catallaxy/ ekonomi sebagai ‘Ilmu

pertukaran’

• Pendekatan ini sejak abad-19 (F.A. Hayek, yang

mengatakan: ‘Catallaxy’ suatu pendekatan ekonomi sebagai subyek pencapaian tujuan dengan memperhatikan langsung terhadap proses pertukaran (process of

exchange), perdagangan, atau perjanjian terhadap kontrak (agreement to contract) ⇒ memperkenalkan tatanan spontanitas/koordinasi spontan dalam teori ekonomi.

• Pendekatan ini membawa analisa pertukaran yang

sederhana ke arah pertukaran yang kompleks, sebagai suatu proses “Contractual Agreement”, yang lebih jauh maknanya dari sekedar pertukaran dua orang yang

melakukan transaksi. Penekanan terakhir pada konsensus sukarela ( ‘voluntary agreement’)

(6)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 11

Dimensi Politik: Unsur-unsur Good

Governance

‘

Partisipasi Masyarakat

‘

Akuntabilitas

‘

Transparansi

‘

Demokrasi

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 12

Bentuk Intensitas Partisipasi

Masyarakat

‘

Tataran Perencanaan: Keikutsertaan dalam

musyawarah, penentuan pembangunan,

penentuan dana, public hearing

‘

Tataran Pelaksanaan: Kerja bakti, swadaya,

mengurus sendiri urusannya (tanpa perantara),

mentaati tata tertib, mentaati prosedur, mentaati

lalulintas

‘

Tataran Evaluasi: Memberikan kritik, bersedia

sebagai responden/tim pengawas, keberanian

melaporkan

(7)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 13

Transparansi & Akuntabilitas

Dalam Pemberdayaan

Pelayanan Publik

6 Prasyarat Dasar

‘

Masyarakat harus sadar akan hak-haknya

‘

Transparansi

‘

Kebebasan Pers

‘

Kebebasan Berekspresi

‘

Pejabat yang dipilih secara Langsung oleh

Masyarakat

(8)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 15

Agar Pelayanan Memenuhi

Kebutuhan Publik

(Stewart)

‘Pelayanan ditujukan untuk publik dan bukan kepada publik.

‘Pelayanan yang dilakukan dengan keterbukaan organisasi agar dengan mudah untuk mengetahui kebutuhan publik.

‘Pelayanan publik harus lebih terbuka berorientasi kepada publik dibandingkan dengan kepada organisasi

‘Pelayanan publik berorientasi secara praktis: akses,

pembelajaran, pengukuran kinerja, prosedur. Untuk pelayanan publik tidak hanya dibangun oleh front liner saja, namun dengan pendekatan secara holistik.

‘Penelitian yang sering dilakukan oleh staff tidak dapat

memenuhi kebutuhan publik, namun publik sendiri yang dapat mengungkapkan kebutuhannya.

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 16

™ Dasar filsafat ini menjadi alternatif dasar paradigma ilmu politik, yang berbasis tentang kekuasaan (game of power). Hal ini tepat untuk ilmu politik, sehingga ilmu politik lebih lunak, berbasis sukarela atas dasar konstitusi & aturan dan tidak didominasi oleh kekuasaan.

™ Pergeseran dapat digunakan untuk melihat bagaimana ilmu ekonomi yang seharusnya, dan membedakan antara ekonomi sebagai disiplin ilmu dengan ilmu politik.

™ Sesungguhnya tidak ada pemisah antara substansi ekonomi dan politik, antara pasar dan pemerintah, antara pribadi dan publik.

PANDANGAN

POLITIK-EKONOMI

(9)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 17

PANDANGAN

POLITIK-EKONOMI

• Menurut Buchanan, tidak ada ‘imperialisme

ekonom’ yang masih ada perbedaan ekonomi sebagai ‘catallaxcy’ dengan ilmu politik/politik.

• Dalam ilmu politik lebih dominan, melihat

pada seluruh kanyataan bukan sebagai hubungan sukarela. Proses politik merupakan permainan kekuasaan.

Hubungan pelaku-pelakunya merupakan keterlibatan kekuasaan pemaksaan

‘Perpektif PC terhadap politik menjadi analog perspektif kekuatan ekonomi terhadap pasar

PENYELENGGARAAN PELAYANAN

BARANG & JASA PUBLIK

a. Altruisme,

b. Anarkhi,

c. Pasar,

(10)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 19

• adalah pola alokasi sumber ekonomi atas dasar sistem

dan hubungan pemberian (gift relationship). Contoh ‘darah’, darah tidak akandapat dibeli di pasar bersaing. Seseorang dapat mendapakan darah atas dasar altruisme.

• Altruisme dapat bertentangan dengan pasar. Namun

dapat menjadi medium penyediaan barang publik, misal: ada musibah (bencana alam), maka ada bantuan dari saudara-saudara kita. ⇒ komoditi privat bergeser menjadi komoditi publik

A. Altruisme

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 20

• Jika ada komoditas yang terbatas dimanfaatkan oleh

sekelompok orang tanpa batasan/aturan yang jelas, maka kecenderungan pemanfaatannya akan bersifat anarkhi.

Anarkhi sering disebut sistem tanpa hukum dan aturan. Hasilnya biasanya akan menimbulkan kekacauan, dan menghilangkan manfaat komoditas publik tersebut.

(11)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 21

C. Pasar (Market):

adalah sebuah konsep yang kontroversial

tetapi menjadi suatu praktek, media dan

wahana bagi pertukaran atau transaksi yang

paling optimal bagi ilmu ekonomi.

• Pasar adalah suatu sistem transaksi atas

voluntarisme dan dianggap sebagai

kekuatan besar dalam menumbuhkan

dunia Kapitalisme modern pada saat ini.

• Pasar sebagai alat koordinasi.

D. Pemerintah atau Birokrasi

‘Walaupun ekonomi sangat berorientasi pada pasar, dan mengurangi campur tangan pemerintah dalam kegiatan pasar, peran pemerintah masih sangat diperlukan.

‘Produksi komoditas publik masih terus dilakukan oleh pemerintah, khususnya peraturan-peraturan dan kompensasi untuk kegagalan pasar (market

failure) dilapangan.

‘Market failure dan dampak eksternalitas, tidak ada lembaga yang mampu untuk

(12)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 23 PF C G G C PF Government Service PF C G Government Vending PF C G G1 Intergovernmental Agreement PF C G Contracting PF C G Exclusive Franchise

Pemberi layanan Pembayaran langsung Membayar pada Negara

PF C G Multiple Franchise PF C G Voucher PF C G Grant Arrangement PF C G VA Voluntary Arrangement PF C G

Self Service Arrangement

PF C G VA VA & Contracting PF C G Market Arrangement ALTERNATIVE ARRANGEMENT FOR PROVIDING GOODS AND SERVICES 19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 24

Kenyataannya dalam transaksi mempunyai hambatan informasi, antara lain:

• Assymetric Information • Hidden information • Opportunistic behavior

INFORMASI

Tindakan kolektif dalam kebijakan

merupakan hal yang penting untuk

mengoptimalkan mekanisme kolektif, yaitu

pasar, pemerintah, altruisme dan anarkhi.

(13)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 25

• Assymetric Information: Terjadinya informasi yang asimetri ini disebabkan adanya keterbatasan infomasi yang dimiliki oleh pelaku-pelaku ekonomi khususnya dalam transaksi.

• Hidden information ini muncul karena adanya keterbatasan pengetahuan pelaku-pelaku transaksi.

• Opportunistic behavior, prilaku individu yang digunakan untuk mecari keuntungan-keuntungan pribadinya

INFORMASI

DIMENSI MUTU

PELAYANAN

1. Tampak nyata ( fasilitas fisik, peralatan, tenaga kerja, dll)

2. Daya uji (dapat diandalkan dan akurat) 3. Daya tanggap (kemauan untuk membantu)

4. Ketrampilan ( keahlian dan pengetahuan yang sesuai) 5. Keramahan (sopan santun, perhatian dan persahabatan) 6. Kredibilitas (ketulusan, kepercayaan dan kejujuran) 7. Keamanan (bebas dari resiko, bahaya )

8. Akses (kemudahan dihubungi dan didekati) 9. Komunikasi (memberikan pengetahuan kepada

pelanggan dan mau mendengarkan)

(14)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 27

SENDI-SENDI PELAYANAN PRIMA

(KEPMENPAN 81/93)

1. KESEDERHANAAN

2. KEJELASAN DAN KEPASTIAN

3. KEAMANAN

4. KETERBUKAAN

5. EFISIEN

6. EKONOMIS

7. KEADILAN

8. KETEPATAN WAKTU

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 28

PARADIGMA PELAYANAN

PRIMA

PARADIGMA:

Adalah suatu aliran yang mendasari seseorang untuk berkeyakinan dan merefleksikan keyakinannya sehingga dapat berinovasi dan berdedikasi dalam suatu kegiatan tertentu.

PARADIGMA (TJIPTONO F.):

Paradigma merupakan sekumpulan asumsi atau anggapan yang memungkinkan seseorang menciptakan realitasnya sendiri

(15)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 29

MENTAL MODEL PELAYANAN

PELANGGAN PELANGGAN FRONT LINER FRONT LINER MD MGT MD MGT TOP TOP

10 CIRI PEMIMPIN

PELAYANAN

1. MENDENGARKAN 2. EMPATI 3. MENYEMBUHKAN 4. KESADARAN

5. BUJUKAN ATAU PERSUASIF 6. KONSEPTUALISASI

7. KEMAMPUAN MERAMALKAN 8. KEMAMPUAN MELAYANI

9. KOMITMEN TERHADAP PERTUMBUHAN MANUSIA

(16)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 31

ELEMEN KEPUASAN

PELANGGAN (BISNIS)

1. Elemen produk, termasuk ketersediaan, mutu produk, kemasan, nilai tukar dll.

2. Elemen penjualan, pemasaran, komunikasi verbal, lingkungan pembelian, staf, dokumentasi dll. 3. Elemen purna jual, penanganan keluhan dan

memperhatikan

4. Elemen lokasi, lokasi, akses, kenyamanan, dll 5. Elemen waktu, jam kerja, kecocokan dan

ketersediaan produk, kecepatan transasi

6. Elemen budaya, etiket (legal, bermoral dan jujur, tidak membedakan), tingkah laku, hubungan internal dan eksternal

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 32

VISI DAN MISI PELAYANAN

VISI :merupakan keadaan ideal masa depan yang hendak dicapai, sehingga visi harus mempunyai daya tarik bagi seluruh komponen organisasi untuk mewujudkannya. PEMIMPIN VISIONER: pemimpin yang selalu membawa orang menuju perubahan, termasuk perubahan dalam diri kita sebagai aparatur yang menjadi pelayan masyarakat. MISI: pernyataan yang menjawab pertanyaan untuk apa organisasi didirikan atau apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditentukan

(17)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 33

MENCIPTAKAN CITRA

POSITIF

1. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA PELANGGAN

2. MENCIPTAKAN CITRA POSITIF 3. MEMBUAT PELANGGAN MERASA

DIPERHATIKAN

4. MENYELARASKAN DENGAN APA YANG DIKATAKAN DENGAN NADA, KECEPATAN, SIKAP TUBUH DAN PANDANGAN MATA 5. MENGENAL SIAPA PELANGGAN DAN APA

KEBUTUHAN PELANGGAN

HAMBATAN PENGEMBANGAN

SISTEM MANAJEMEN KUALITAS

.

1. KETIADAAN KOMITMEN MANAJEMEN

2. KETIADAAN PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN KUALITAS PELAYANAN

3. KETIDAK MAMPUAN MERUBAH KULTUR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN

4. KETIDAK TEPATAN PERENCANAN KUALITAS UNTUK PEDOMAN PELAYANAN

5. BELUM OPTIMAL TENTAN DIKLAT PELAYANAN

6. KETIDAK MAMPUAN MEMBANGUN LEARNING ORGANIZATION 7. KETIDAK SESUAIAN STRUKTUR ORGANISASI

8. KETIDAK CUKUPAN SUMBER DAYA

9. KETIDAK TEPATAN SISTEM PENGHARGAAN

10. KETIDAK TEPATAN MENGADOPSI MANAJEMEN KUALITAS KEDALAM ORGANISASI

11. KETIDAK TEPATAN MEMBERIKAN PERHATIAN KEPADA PELANGGAN

(18)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 35

MENINGKATKAN

KUALITAS PELAYANAN

1. AKURASI PELAYANAN

2. KERAMAH TAMAHAN DAN KESOPANAN 3. TANGGUNG JAWAB

4. KELANGKAPAN

5. KEMUDAHAN MENDAPATKAN PELAYANAN 6. VARIASI MODEL PELAYANAN

7. PELAYANAN PRIBADI (FLEKSIBILITAS) 8. KENYAMANAN

9. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 36

‘ Eksternalitas berlangsung bila utilitas (manfaat) yang dirasakan oleh seseorang (individu) bergantung tidak hanya pada barang atau jasa yang dikonsumsinya, tetapi juga pada aktivitas orang (individu) lainnya.

‘ Kesejahteraan A bergantung kepada banyaknya konsumsi barang dan jasa itu sendiri (X1, X2, X3, ……Xn) dan aktivitas individu B (Y1). Misalnya Merokok; membuang sampah; membunyikan radio terlalu keras.

‘ Aktivitas B bisa meningkatkan kesejahteraan A (ekonomi eksternal atau ekternalitas Positif) atau menurunkannya (dis ekonomi ekternal atau eksternalitas negatif)

(19)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 37

• Interdependensi atara satu individu dengan individu

lainnya.

Interdependensi yang berlangsung diluar mekanisme pasar tanpa konpensasi atau tidak diinternalisasi.

• Eksternalitis bisa bersifat timbal balik (reciprocal) atau satu arah (unidirectional); bisa bersifat marginal atau infra marginal.

• Contoh:

• Eksternalitis marginal: Jika sebuah danau terkena polusi, dan individu tidak dapat menggunakannya lagi.

• Inframarginal: danau yang terkena polusi dalam kadar tertentu, masih dapat dipergunakan untuk lalu lintas misalnya

Ciri-ciri dari pembeda

eksternalitas

SOLUSI UNTUK PERSOALAN EKSTERNALITAS:

• Penetapan Pajak

• Kebijakan sektor publik dengan me-regulasi output produsen. Kebijakan sektor publik dengan me-regulasi output produsen.

• Kebijakan Subsidi: jika memindahkan penduduk yang terkena pencemaran ke daerah lain dengan biaya pemerintah. Kebijakan Subsidi: jika memindahkan penduduk yang terkena pencemaran ke daerah lain dengan biaya pemerintah. Kebijakan Subsidi: jika memindahkan penduduk yang terkena pencemaran ke daerah lain dengan biaya pemerintah.

• Unitisasi: jika produsen dan penduduk sekitarnya dapat dipertemukan dalam suatu pengambilan keputusan.

(20)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 39

PELAYANAN PENANAMAN MODAL

DAN

PELAYANAN PRIMA

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 40

LATAR BELAKANG

• KOMITMEN LIBERALISASI

• PERDAGANGAN & EKONOMI MENJADI

SARANA UTAMA (TERMASUK INVESTASI)

TRANSPARANNYA PEREKONOMIAN ANTAR NEGARA

(21)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 41

• MELAINKAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR LAIN SEPERTI KUALITAS, KEMAMPUAN DALAM PROMOSI, PEMASARAN, DAN VARIABEL NON-HARGA LAINNYA

WUJUD PERSAINGAN

:

• BUKAN HANYA HARGA

IMPLIKASINYA

TUNTUTAN UTAMA ADALAH PROFESIONALISME PELAKU EKONOMI DAN APARATUR

PEMBERIAN LAYANAN

BIROKRASI DALAM PERIJINAN

INVESTASI

• TIDAK MEMOTIVASI INVESTASI

• BERBELITNYA PROSEDUR PENYELESAIAN

PERIJINAN

• BIROKRASI YANG PANJANG

• PRAKTEK KKN BAIK DI PUSAT MAUPUN

(22)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 43

STRATEGI YANG HARUS DICAPAI:

• MEMBERIKAN KEPERCAYAAN

• MEMENUHI KEINGINAN

MASYARAKAT (ORIENTASI PADA

MASYARAKAT SEBAGAI CITIZENS)

• MEMBANDINGKAN SISTEM MUTU

DENGAN DAERAH/NEGARA LAIN

(YANG LEBIH MAJU)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 44

STANDAR SISTEM MUTU DIBEBERAPA

NEGARA MAJU ANTARA LAIN:

• PERANCIS DENGAN NF X 50-110, • JERMAN DIN ISO 9000,

• BELANDA NEN ISO 9000, • INGGRIS BS-5750, • BELGIA NBNX 50, • DENMARK DS/EN 29000, • HONGGARIA MI 18990, • IRLANDIA IS 300, • NORWEGIA NS 5801, • SWEDIA SS ISO 9000, • SPANYOL UNE 66900, I • NDIA IS 10201,

• AMERIKA SERIKAT ANSI / ASQC Z-1.15, C-1: MIL-Q-9858A DLL, • KANADA CSAZ 3900.

(23)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 45

MEMBERIKAN PATOKAN ACUAN KERJA BAGI KARYAWAN & PIMPINAN ORGANISASI DALAM MENYEDIAKAN BARANG ATAU JASA YANG DIHASILKANNYA;

MEMBERIKAN JAMINAN KUALITAS BARANG ATAU JASA YANG DIDAPATKANNYA

MENINGKATKAN EFEKTIFITAS, EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS ORGANISASI

MENGURANGI DAMPAK NEGATIF YANG DIHASILKAN DARI BEROPPERASINYA ORGANISASI

ORGANISASI MEMILIKI PROSES YANG CERMAT DAN PEKA TERHADAP KEBUTUHAN KONSUMEN

KEUNTUNGAN STANDAR MUTU

PRINSIP DASAR PELAYANAN

PENERIMA LAYANAN PEMBERI LAYANAN BACK LINE FRONT LINE

(24)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 47

SUPLEMEN PELAYANAN DALAM

SETIAP ORGANISASI

• Information • Consultation • Ordertaking • Hospitality • Caretaking • Exceptions • Billing • Payment 19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 48

BENTUK PENGORGANISASIAN

PELAYANAN

• PELAYANAN SATU ATAP (ONE ROOF

SERVICE),

• PELAYANAN SATU PINTU (ONE GATE

SERVICE)

• PELAYANAN SATU KALI SELESAI (ONE

(25)

19/05/2007 MPP-Endang Wirjatmi 49

KONSEP MANAJEMEN MUTU

1. Frederick W. Taylor (1856-1915), mengembangkan konsep dasar untuk perbaikan kerja. Analisis dengan pendekatan sistem, dan konsep kerja manual. Kaitannya dengan Tugas Harian; Kondisi Standar; Upah tinggi untuk sukses; Kerugian dan kegagalan.

2. Walter A.Shewhart (1891-1967); Memberikan kontribusi tentang usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan.

KONSEP MANAJEMEN

MUTU

3. W. Edward Deming (1900); Pengendalian mutu secara statistik

4. Juran: membantu Jepang untuk

mempraktekan konsep mutu dan alaat-alat yang dirancang untuk prabrik. Hal ini

menjadi dasar untuk “manajemen Proses Yang terpadu”

5. Evolusi Konsep Pemasaran: Orientasi pada pelanggan.

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan dari Pihak lain dengan cara: mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif di mana setiap mahasiswa dapat saling menghormati dan mempercayai,

Jaminan Terbatas ini tidak berlaku bagi suku cadang yang dapat habis dan tidak mencakup produk yang nomor serinya sudah hilang atau rusak atau dianggap cacat akibat (a)

Modul Sistem Ekskresi pada Manusia ini terdiri dari tiga materi pokok yaitu struktur dan fungsi organ ekskresi pada manusia, mekanisme pembentukan urin serta gangguan dan

(4) Sekolah Perlu menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif agar siswa lebih nyaman dan tidak merasa takut untuk menyampaikan aspirasinya kepada guru, misalnya

Pengobatan umumnya dilanjutkan tidak lebih dari 24 jam kecuali pada kasus pajanan dengan kelarutan tinggi dalam lemak atau  pajanan kronis5. Pralidoksim dapat

Percobaan akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data penjualan pada perusahaan, kemudian membuat program dengan menggunakan Matlab, yang nantinya akan digunakan

Salah satu sikap Hugo Chavez dalam melawan neoliberalisme adalah kebijakan nasionalisasi perusahaan minyak swasta di Venezuela, hal ini sangat didukung oleh rakyatnya dimana

Pada masing"masing larutan protein tersebut gelatin * albumin! terdapat endapan putih dilapisan bawah, endapan putih itu adalah endapan garam yang tidak larut