• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS KEBIJAKAN TAX AMNESTY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS KEBIJAKAN TAX AMNESTY"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS KEBIJAKAN TAX AMNESTY

Pemerintah menggunakan kebijakan tax amnesty untuk meningkatkan penerimaan pajak. Dana dari kebijakan tax amnesty akan digunakan dalam pembangunan negara dan dialokasikan pada instrumen investasi di pasar modal Indonesia. Hal ini akan dimanfaatkan investor dengan mengharapkan return di masa yang akan datang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis reaksi pasar modal Indonesia atas kebijakan tax amnesty dan perbedaan reaksi pasar modal antara perusahaan kecil dan perusahaan besar. Reaksi pasar dalam penelitian ini diukur dengan cumulative abnormal return, mean adjusted model, dan jendela peristiwa 7 hari di sekitar tanggal peristiwa, sedangkan ukuran perusahaan dibedakan berdasarkan aset. Seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks KOMPAS 100 tahun 2015 dan 2016 digunakan sebagai populasi dengan menggunakan purposive sampling sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Teknik analisis data yang digunakan adalah one sample t-test, independent t-test, dan uji sensitivitas dengan metode perbedaan tanggal peristiwa.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat reaksi positif pada saham-saham perusahaan indeks KOMPAS 100 pada peristiwa pengumuman kebijakan tax amnesty dan reaksi pasar lebih kuat ditunjukkan pada perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil.

(2)

ABSTRACT

INDONESIA CAPITAL MARKET REACTION TO TAX AMNESTY POLICY

The government uses tax amnesty policies to increase tax revenues. Funds from tax amnesty policy will be used in state development and allocated to investment instruments in Indonesia capital market. This will be used by investors to expect future returns.

This research analyzes Indonesia capital market reaction to tax amnesty policy and difference of capital market reaction between small company and big company. The market reaction in this study was measured by cumulative abnormal return, mean adjusted model, and 7 day event window around the event date, while firm size was differentiated by asset. All companies included in the KOMPAS 100 index 2015 and 2016 are used as a population by using purposive sampling in accordance with established criteria. Data analysis technique used is one sample t-test, independent t-test, and sensitivity test with method of difference of event date.

The results show that there is a positive reaction on the shares of KOMPAS 100 index company in the event of tax amnesty policy announcement and stronger market reaction in big company than small company.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

RINGKASAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Pasar Efisien ... 10

2.2 Studi Peristiwa ... 2.3 Abnormal Return ... 2.4 Fenomena Saham ... 2.5 Tax Amnesty ... 2.6 Ukuran Perusahan (Size) ... 2.7 Penelitian Sebelumnya ... BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 24

3.2 Konsep Penelitian... 26

3.3 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 29

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 31

(4)

4.4.1 Jenis Data Berdasarkan Sifatnya ... 31

4.4.2 Jenis Data Berdasarkan Sumbernya ... 31

4.4.2 Populasi dan Sampel ... 32

4.5 Variabel Penelitian ... 34

4.5.1 Identifikasi Variabel ... 34

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 34

4.6 Analisis Data ... 36 4.6.1 Studi Peristiwa ... 36 4.6.2 Statistik Deskriptif ... 38 4.6.3 Uji Normalitas ... 38 4.6.4 Uji Sensitivitas ... 39 4.6.5 Uji Hipotesis... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif ... 41

5.2 Uji Normalitas ... 43

5.3 Hasil Uji Hipotesis ... 44

5.3.1 One sample t-test ... 44

5.3.2 Independent sample t-test ... 45

5.4 Uji Sensitivitas ... 46

5.4.1 Statistik Deskriptif ... 47

5.4.2 Uji Normalitas ... 49

5.4.3 Hasil Uji One sample t-test ... 50

5.4.4 Hasil Uji Independent sample t-test ... 50

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 59

6.2 Keterbatasan ... 60

6.3 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran pemerintah negara menghadapi anggaran merupakan tantangan signifikan. Salah satu pemasukan dalam pembiayaan anggaran berasal dari pajak. Pemerintah negara menggunakan program tax amnesty sebagai cara untuk meningkatkan hasil penerimaan pajak (Mikesell dkk., 2012). Hal ini menjadi potensi penerimaan akan bertambah dalam APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), baik di tahun pelakasanaan kebijakan tax amnesty maupun tahun-tahun sesudahnya yang akan membuat APBN lebih sustainable.

Pengumuman mengenai kebijakan tax amnesty pertama kali dipublikasikan oleh Dirjen Pajak melalui www.pajak.go.id pada tanggal 3 Juli 2015 menyatakan bahwa kebijakan tax amnesty akan diterapkan di tahun 2017. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 pengampunan pajak (tax amnesty) yang disahkan pada tanggal 1 Juli 2016 adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tersebut.

Kebijakan tax amnesty diharapkan membantu pemerintah mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta, dimana akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi. Kebijakan ini merupakan

(6)

bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi serta meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Pemerintah Indonesia menargetkan uang tebusan yang terkumpul sebesar 165 triliun rupiah dimana dana ini akan dialokasikan untuk pembangunan negeri dan mempersiapkan instrumen-instrumen investasi yang bersedia untuk menampung dana tebusan ini (www.pajak.go.id). Salah satu instrumen yang akan menampung dana ini adalah pasar modal di Indonesia dalam bentuk saham, obligasi, reksadana dan surat berharga negara.

Besarnya aliran dana yang masuk akibat kebijakan tax amnesty ini menimbulkan persaingan di berbagai sektor yang mengincar harta repartiasi yang berasal dari pelaku bisnis di seluruh Indonesia. Menurut Kepala Riset Mandiri sekuritas, John Rachmat, pengampunan pajak akan memperkuat capital inflow hasil dari repartiasi aset warga negara Indonesia yang selama ini bersembunyi di luar negeri. Menurutnya, terdapat tiga sektor yang paling diuntungkan dengan adanya kebijakan ini, yaitu sektor properti dan real estate, infrastruktur dan industri penunjang, konstruksi dan bahan material.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan mengatakan dana repatriasi ini sempat mengendap lama di gateway perbankan, namun para pemilik modal telah menemukan instrumen investasi yang menarik di pasar modal dan memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan. Instrumen investasi di pasar modal telah menjadi pilihan pemilik dana

(7)

karena saat ini industri pasar modal sedang tumbuh dan berkembang pesat serta mendapatkan kepercayaan dari investor (Bali Post, 2017).

Dikutip dari detik finance, Nicky Hogan sebagai Direktur Pengembangan BEI mengatakan peningkatan jumlah transaksi dari investor dalam negeri di 2016 cukup banyak terpengaruh oleh program tax amnesty. Jumlah tersebut dikarenakan investor yang mengikuti tax amnesty dan mendeklarasikan asetnya, termasuk instrumen investasi di pasar modal. Berdasarkan jumlah transaksi asing menurun 14,8% dari 2015 sebesar 1.597 triliun rupiah menjadi 1.360 triliun rupiah di 2016. Sebaliknya, jumlah transaksi investor domestik justru meningkat pesat sebesar 91,6% dari 1.215 triliun rupiah menjadi 2.328 triliun rupiah. Hal tersebut menununjukkan bahwa pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi para investor yang ingin memanfaatkan kebijakan tax amenesty dalam melakukan investasi dengan mengharapkan return dimasa yang akan datang.

Investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi saham juga memerlukan pertimbangan, perhitungan dan analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang diinvestasikan dan pencapaian return yang diharapkan. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari dan menganalisis informasi yang relevan, yakni informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan investor dalam bertransaksi di pasar modal yang tercermin dari perubahan harga dan tingkat volume perdagangan. Fama (1970) menyajikan tiga jenis bentuk dari tingkatan efisiensi pasar yang didasari oleh macam bentuk informasi yang dicerminkan, antara lain: (1) bentuk lemah, (2) bentuk semi-kuat, dan (3) bentuk kuat.

(8)

Informasi yang juga perlu dipertimbangkan oleh para investor adalah karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan antar perusahaan yang berbeda-beda menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Indriani dkk., 2005). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu ukuran perusahaan yang dapat digunakan adalah besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aktiva yang kecil (Soepraktikno dkk., 2005).

Pada saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar menerima informasi tersebut, maka terlebih dahulu pada pelaku pasar menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) (Ningsih dkk., 2014). Peristiwa-peristiwa yang memiliki kandungan informasi positif akan mendorong kegiatan perekonomian dalam negeri sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pada stakeholders-nya. Berbeda dengan peristiwa yang memiliki kandungan informasi negatif akan menghambat kegiatan

(9)

perekonomian dalam negeri sehingga perusahaan sulit berkembang dan akhirnya menurunkan value perusahaan di mata investor (Zaqi, 2006).

Studi peristiwa (evet study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Hartono (2015: 624) menyatakan bahwa suatu peristiwa yang memiliki informasi buruk biasanya akan direspon negatif oleh pasar dan peristiwa yang memiliki informasi baik akan direspon positif oleh pasar. Suatu peristiwa yang memiliki kandungan informasi relevan bagi investor akan menimbulkan reaksi pasar yang tercemin melalui perubahan harga saham. Reaksi tersebut dapat diukur dengan abnormal return. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return (Mackinlay, 1997).

Pengujian terhadap reaksi pasar atas sebuah informasi yang dipublikasikan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian Ball and Brown di tahun 1968 menunjukkan bahwa pasar dalam kondisi semi-kuat, sehingga ketika terjadi abnormal return negatif (return aktual kurang dari return ekspetasi), akan terbentuk bad news yang mana diperkirakan akan menyebabkan return (harga) saham menjadi menurun. Berbeda ketika terjadi abnormal return positif (return aktual lebih dari return ekspektasi), akan terbentuk good news yang menyebabkan return (harga) saham meningkat. Imafidon dan Arowoshegbe (2015) menguji pernyataan Fama tahun 1991 tentang efisiensi pasar modal yang dimana dinyatakan bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis yang menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien ketika harga saham

(10)

dapat mencerminkan informasi yang relevan dan ketersediaan publik.

Halim (2005) meneliti tentang kandungan informasi politik dimana informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek. Rahayu (2007) yang menguji reaksi pasar modal yang dicerminkan melalui perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terhadap pengumuman perombakan (reshuffle) terbatas Kabinet Indonesia Bersatu dengan hasil bahwa pasar modal bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman reshuffle anggota kabinet terbatas.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat reaksi pasar atas berbagai peristiwa ekonomi dan sosial politik. Penelitian selanjutnya yang akan dilakukan menjadi penting khususnya adanya reaksi pasar modal atas kebijakan tax amnesty dan apakah ada perbedaan reaksi pasar modal atas kebijakan tax amnesty pada perusahaan kecil dan perusahaan besar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

1) Apakah kebijakan tax amnesty direaksi oleh pasar modal?

2) Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar modal pada perusahaan kecil dengan perusahaan besar atas kebijakan tax amnesty?

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui reaksi pasar modal atas kebijakan tax amnesty. 2) Untuk mengetahui perbedaan reaksi pasar modal pada perusahaan kecil

dan perusahaan besar atas kebijakan tax amnesty.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis guna pengembangan pasar modal Indonesia antara lain sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis, yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian yang mendukung teori efisiensi pasar dimana pada kondisi pasar setengah kuat, pasar akan bereaksi terhadap peristiwa yang memiliki kandungan informasi.

2) Manfaat praktis penelitian ini, yaitu dapat memberikan masukan bagi investor dalam berinvestasi agar mempertimbangkan kebijakan tax amnesty sebagai salah satu peristiwa ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham.

Referensi

Dokumen terkait

1) Untuk menekan tingkat ketimpangan wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, disarankan bagi pemerintah daerah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan menengah ke bawah,

[r]

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri. Kata motivasi diawali dengan kata “Motif” yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang

Dimensi terbesar dari self resillience mahasiswa PG PAUD FKIP Universitas Riau adalah pada taraf sense of purpose dan taking control yaitu kemampuan untuk memiliki

Selain proses penyalinan terdapat juga beberapa aturan lain seperti, proses pembDFDDQ \DQJ KDUXV GLODNXNDQ SDGD PDODP MXP·DW GHQJDQ PHPEDNDU GXSD GL possi bola (tiang

Effective management of the software development process contributes to sustain- able competitive advantage for software companies. This implies that managers need to

The turbine module is a regenerative multi stage Brayton cycle consists of four stages turbine and heater, four stages compressor and cooler plus one stage regenerator.. The

Prinsip ini diatur juga dalam beberapa Konvensi Internasional, antara lain: Pasal 3 ayat (1) Deklarasi tentang Suaka Teritorial, Taun 1967, Pasal 3 Konvensi tentang