• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEMI ORGANIK DI DESA POPO KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEMI ORGANIK DI DESA POPO KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

DAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEMI ORGANIK DI

DESA POPO KECAMATAN GALESONG SELATAN

KABUPATEN TAKALAR

PATMAWATI B 105 9600 824 11

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

ii

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

DAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SEMI ORGANIK DI

DESA POPO KECAMATAN GALESONG SELATAN

KABUPATEN TAKALAR

PATMAWATI B 105 9600 824 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

Nama Mahasiswa : Patmawati B

Nomor Induk Mahasiswa : 105960082411

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Disetujui Pembimbing I

Jumiati, S.P., M.M.

Pembimbing II

Reni Fatmasari, S.P., M.Si.

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Saleh Molla, M.M.

Ketua Prodi Agribisnis

(4)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

Nama Mahasiswa : Patmawati B

Nomor Induk Mahasiswa : 105960082411

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Jumiati, S.P., M.M. Ketua Sidang

( ... )

2. Reni Fatmasari, S.P., M.Si. Sekretaris

( ... )

3. Ir. Hj. Nailah Husain., M.Si. Anggota

( ... )

4. Ir. Saleh Molla., M.M. Anggota

( ... )

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) Pertanian yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar seluruhnya adalah merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, saya kutip dari hasil karya orang lain, dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaedah dan etika penulisan karya ilmiah

Apabila dikemudian hari, ditemukan seluruh atau sebagian dalam skripsi bukan hasil karya saya (skripsi saya dibuat orang lain), maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang, dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

Makassar, Juni 2015

PATMAWATI B 105 9600 824.11

(6)

vi

ABSTRAK

PATMAWATI B. 105960082411. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh JUMIATI dan RENI FATMASARI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap jumlah produksi padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar dan Untuk mengetahui pendapatan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

Teknik penentuan sampel dilakukan secara sensus dimana seluruh jumlah populasi dijadikan sebagai sampel. di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar terdapat 1 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Terang-terang yang memproduksi padi semi organik yang beranggotakan 20 orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan Regresi Linear Berganda Data kuantitatif diarahkan untuk melihat pendapatan sedangkan Regresi Linear Berganda untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dalam pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS for Windows versi 17,0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan pengujian penelitian menjelaskan bahwa luas lahan, benih, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida dan tenaga kerja mempengaruhi produksi padi semi organik. Sedangkan secara parsial pengujian terhadap hipotesis penelitian menjelaskan bahwa bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan adalah luas lahan (X1), pupuk organik (X3), tenaga kerja (X6) dan variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan adalah benih (X2), pupuk anorganik (X4), pestisida (X5). Sedangkan Total penerimaan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan adalah sebesar Rp 23.800.000/Ha dan total biaya produksi adalah sebesar Rp 6.506.467/Ha.Jadi, pendapatan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan adalah sebesar Rp 17.293.533/Ha.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Hidayat, Taufik, dan Rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang berharga kepada kami selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak . Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua orangtua ayahanda Baharuddin dan ibunda Haria, Kakakku tercinta Kahar dan adikku tercinta Irma dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Jumiati, S.P., M.M. selaku Pembimbing I dan Reni Fatmasari, S.P., M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

(8)

viii

3. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultass Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada Bapak H. A. Haris Nai yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.

7. Untuk teman-teman kelas A Agribisnis angkatan OII tercinta terima kasih atas bantuan, motivasi dan do’anya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Makassar , Juni 2015

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI... ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... ... v

ABSTRAK... ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... ... xv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Teori Produksi ………. ... 9

2.2 Fungsi Produksi ……… ... 10

2.3 Usaha Tani ………... 14

(10)

x

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ... 19

2.5.1 Luas Lahan ... ... 19 2.5.2 Benih... ... 20 2.5.3 Pupuk Organik ... 20 2.5.4 Pupuk Anorganik... 23 2.5.5 Pestisida... ... 24 2.5.6 Tenaga Kerja... ... 24 2.6 Pendapatan... ... 25 2.6.1 Penerimaan... ... 26 2.6.2 Biaya ... 28 2.7 Kerangka Pemikiran ... …… 29 2.8 Hipotesis... ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4 Teknik Analisis Data ... 33

3.5 Definisi Operasional ……… .. . 36

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... ... 38

4.1 Kondisi Geografis ... ... 38

4.1.1 Letak Desa... ... 38

4.1.2 Administrasi Desa... ... 38

4.1.3 Topografi Desa... ... 39

4.2 Perekonomian Desa... ... 39

4.2.1 Mata Pencaharian Pokok... ... 39

4.2.2 Sektor Pertanian Dan Perkebunan ... ... 41

4.3 Kependudukan Sosial Budaya Masyarakat... ... 41

4.3.1 Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhannya... 41

(11)

xi

4.3.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat... ... 44

4.4 Sarana Dan Prasarana Desa... ... 46

4.4.1 Transportasi... ... 46

4.4.2 Kesehatan... ... 47

4.4.3 Pendidikan... ... 48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 51

5.1 Identitas Responden... ... 51

5.1.1 Umur... 51

5.1.2 Pendidikan ... ... 52

5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani... ... 53

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga... ... 54

5.2 Pengaruh Faktor-faktor Produksi... ... 56

5.3 Uji Hipotesis... ... 58 5.3.1 Uji t... ... 58 5.3.2 Uji F... 61 5.3.3 Koefisien Determinasi (R2)... ... 63 5.4 Pendapatan... ... 63 5.4.1 Penerimaan... ... 64 5.4.2 Biaya Produksi... ... 65 5.4.2.1 Biaya Variabel... ... 65 5.4.2.2 Biaya Tetap... ... 70

5.4.3 Analisis Pendapatan Petani Padi Semi Organik.... ... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 73

6.1 Kesimpulan... ... 73

6.2 Saran... ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 77

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Pekerjaan Pokok Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan

Kabupaten Takalar... 40 2. Keadaan Penduduk per Dusun dan Pertumbuhannya di Desa

Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar... 42 3. Jumlah Penduduk Desa Popo Berdasarkan Kelompok Usia... 43 4 .Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Popo Kecamatan

Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 44 5. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Popo Kecamatan

Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 45 6. Jumlah Sarana Transportasi tiap Dusun di Desa Popo

Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar... 46 7. Umur Petani Responden di Desa Popo Kecamatan

Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 51 8.Pendidikan Responden Petani Padi Semi Organik di Desa

Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar... 52 9. Pengalaman Berusaha Tani Petani Responden di Desa Padi

Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan

Kabupaten Takalar... 54 10. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Padi Semi Organik

di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

Takalar ... 55 11. Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda Produksi Padi Semi

Organik Di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

(13)

xiii

12. Hasil Uji t (Individu) Regresi Linear Berganda Produksi Padi Semi Organik Di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

Takalar... 59 13. Uji F (Serempak) Regresi Linear Berganda Produksi Padi Semi

Organik Di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

Takalar... 62 14. Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi) Regresi Linear Berganda

Produksi Padi Semi Organik Di Desa Popo Kecamatan Galesong

Selatan Kabupaten Takalar... 63 15. Penerimaan Rata-rata Petani Padi Semi Organik di Desa Popo

Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 64 16. Rekapitulasi Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.... 68 17. Rekapitulasi Rata-rata Total Biaya Tenaga Kerja Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

Takalar ... 69 18. Hasil Rekapitulasi Rata-rata Total Biaya Variabel Petani Padi

Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan

Kabupaten Takalar... 69 19. Nilai Penyusutan Alat (NPA) Petani Padi Semi Organik di Desa

Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 70 20. Hasil Rekapitulasi Rata-rata Biaya Tetap Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar .. 71 21. Analisis Pendapatan Petani Padi Semi Organik di Desa Popo

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka Pikir... 30

2. Wawancara dengan Salah Satu Responden... 91

3. Papan Nama Kelompok Tani Terang-terang... 91

4. Padi Semi Organik... 92

5. Tempat Pengambilan Bahan Baku Pupuk Organik... 92

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Jadwal Penelitian... ... 78

2.Kuisioner Penelitian... ... 79

3. Identitas responden (Nama Responden,Umur,Pengalaman Berusaha Tani,Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan) Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Tahun 2015... .... 82

4. Faktor Produksi Luas Lahan, Jumlah Benih, Pupuk Organik, Pupuk Anorganik, Pestisida dan Tenaga Kerja yang di gunakan Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Tahun 2015... 83

5. Jenis, Jumlah Peralatan dan NPA Petani Padi Semiorganik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Tahun 2015.. 85

6. Penggunaan Tenaga Kerja... ... 87

7. Hasil Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi (R2) Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Tahun 2015... .. 89

8. Total Penerimaan Rata-rata/Ha Petani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar Tahun 2015... . 90

9. Dokumentasi... 91

10. Peta Sosial Desa Popo... . 93

(16)
(17)
(18)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama, karena Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang pangan yang menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama masyarakat. Pembangunan sektor pertanian sebagai sektor pangan utama di Indonesia sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini karena lebih dari 55% penduduk Indonesia bekerja dan melakukan kegiatannya di sektor pertanian dan tinggal di pedesaan (Suprihono, 2003).

Pangan adalah komoditas penting bagi bangsa Indonesia, dimana pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang harus dipenuhi pemerintah serta masyarakat secara bersama-sama. Sektor pertanian sebagai penghasil pangan sangat perlu diperhatikan. Dilihat dari ketersedian lahan, sumber daya manusia (petani) serta proses produksi dan distribusinya perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.

(19)

2

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang samza, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari india atau indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.

Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi karena, beras mengandung berbagai zat makanan antara lain karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsure mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosfor dan lain sebagainya.

Akhir-akhir ini dikalangan praktisi, ilmuwan, dan petani marak digunakan istilah produk organik. Mulai dari makanan organik seperti sayur organik, beras organik, buah-buahan organik, bahkan sampai ayam atau sapi organik. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

(20)

3

Gaya hidup sehat dengan slogan ”Back to Nature” telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami. Seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Intinya masyarakat mulai sadar, pangan yang sehat dan bergizi tinggi hanya dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik (Husnain dan Haris Syahbuddin, 2009).

Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.

Gaya hidup sehat telah melembaga secara internasional, yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikomsumsi

(food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan

ramah lingkungan (eco–labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan

komparatif antara lain masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk

mengembangkan sistem pertanian organik, teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lainlain.

(21)

4

Pertanian organik di Indonesia mulai diusahakan selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga sudah mulai diarahkan untuk memenuhi permintaan pasar global. Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.

Indonesia dewasa ini sedang mengupayakan pengembangan dan penerapan pertanian organik dalam mewujudkan pertanian modern, tangguh, dan efisien dengan menggerakkan berbagai upaya untuk memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dalam rangka membangun pertanian yang berwawasan lingkungan, berdaya saing tinggi, berkelanjutan, berkerakyatan, dan terdesentralisasi menuju pertanian yang mandiri, maju dan sejahtera. Upaya tersebut dapat ditempuh apabila didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di bidang pertanian.

Teknologi tepat guna dalam menunjang pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan dapat diterapkan apabila didukung oleh peranan sumberdaya manusia (SDM), dan sumberdaya alam (SDA). Pembangunan SDM di bidang pertanian terus diupayakan dengan berbagai peningkatan pendidikan formal dan informal, sehingga tercipta SDM yang berbudi pekerti baik, rajin, mampu bekerjasama (kooperatif) dan inovatif dalam arti mempunyai sifat sebagai pembaharu.

(22)

5

Selain itu harus didukung dengan upaya pemanfaatan SDA secara benar dan tepat, disertai dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga penerapan teknologi di dalam meningkatkan produksi dapat tercapai.

Masyarakat menganggap produk organik adalah produk yang bagus. Tidak hanya dari segi kandungan nutrisi, namun juga penampilan produknya. Kenyataannya memang produk organik itu tidaklah selalu bagus, sebagai contoh daun berlobang dan berukuran kecil, karena tidak menggunakan pestisida an-organik dan zat perangsang tumbuh atau pupuk an-an-organik lainnya. Pada tahun awal pertaniannya, belum menghasilkan produk yang sesuai harapan. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, merupakan peluang untuk berkembangnya pertanian organik.

Pertanian dengan sistem organik ini memberikan berbagai keuntungan, secara teknis dapat mengembalikan kesuburan tanah, secara ekonomis menjanjikan keuntungan yang lebih besar dan secara medis dapat menyehatkan masyarakat. Sebagai salah satu perwujudan dari pembangunan pertanian khususnya padi organik, utamanya dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas (Sektor Pertanian, 2009).

Pembangunan pertanian pada era reformasi mengalami perubahan paradigma dari paradigma lama yang lebih berorientasi kepada upaya-upaya peningkatan produksi pertanian, kepada paradigma baru yang lebih berorientasi kepada peningkatan pendapatan dengan menerapkan sistem agribisnis. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam pembangunan pertanian mempunyai mandat untukmenyelenggarakan pendidikan non formal bagi petani – nelayan, keluarga

(23)

6

tani dan masyarakat luas khususnya di pedesaan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produksi komoditas tertentu, misalnya padi, jagung dan gandum. Kegiatan penelitian dan penyuluhan ini telah memberikan kontribusi pada peningkatan produksi pangan dunia dan kadang-kadang memperburuk situasi lahan marjinal, sementara budidaya pertanian dan peternakan dengan model intensif meluas hingga ke lahan yang lebih baik. Pada saat ini, dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial.

Pertanian yang berteknologi tinggi membuat banyak komoditas petani kecil terpinggirkan, mereka kalah kualitas dan kuantitas sehingga terpaksa mengeksploitasi sumberdaya alam yang tersedia secara sangat intensif. Akibatnya terjadi degradasi lingkungan. Sekaranglah saatnya digalakkan program pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan, melalui penyuluhan penamaman padi organik yang lebih intensif, guna meningkatkan produksi sekaligus adanya upaya peningkatan kualitas lingkungan.

Sektor pertanian juga menghadapi tantangan yang semakin berat kebutuhan pangan yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pula. Dengan kendala perubahan iklim global yang sering terjadi, teknologi pertanian yang masih kurang sampai dengan kendala kebijakan pemerintah pada saat ini yang kurang berpihak pada sektor pertanian khususnya kepada para petani sehingga akan berdampak negatif bagi petani. Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut digunakan seefisien mungkin dan memaksimalkan hasil yang di dapat oleh petani melalui sistem pertanian

(24)

7

organik seperti yang dilakukan oleh petani di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan. Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan merupakan salah satu desa yang memproduksi / mengolah limbah menjadi pupuk organik. Hasil produksi tersebut yang kemudian digunakan oleh petani di desa tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa tersebut dengan judul, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar .”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap jumlah produksi padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ?

b. Bagaimana tingkat pendapatan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ?

(25)

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

a. Pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap jumlah produksi padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

b. Pendapatan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai masukan dalam mengidentifikasi dan menganalisis keadaan usahatani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, serta menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam penentuan kebijakan yang berhubungan dengan usahatani padi semi organik.

b. Bagi pihak terkait dalam usahatani padi, sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan usahatani padi semi organik di masa yang akan datang, agar dapat lebih meningkatkan produktivitas usaha tani padi organik.

(26)

9

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Produksi

Acuan yang mendasari analisis adalah teori produksi dalam kontek teori ekonomi mikro. Dalam menunjang keberhasilan usahatani, memerlukan ketersediaan bahan baku pertanian secara kontinyu dalam jumlah yang cukup. Pengembangan usahatani sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya (input). Ada empat sumberdaya yang merupakan faktor produksi penting dalam usahatani: (1) tanah, meliputi kuantitas (luas) dan kualitas, (2) tenaga kerja manusia, (3) modal untuk pembelian input variabel dan (4) ketrampilan manajemen petani (Hadi Prayitno, 2007).

Menurut Soekartawi Dalam Endang Widowati (2007). input atau faktor produksi sektor pertanian adalah semua pengorbanan yang diberikan pada tanaman, agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan secara optimal. Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input, production faktor atau korbanan produksi. Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produk yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan, faktor produksi lahan dan modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain.

Petani sebagai pelaksana, mengharapkan hasil produksi yang maksimal agar memperoleh pendapatan yang besar. Untuk itu, petani menggunakan tenaga, modal dan sarana produksi lainnya, untuk mendapatkan produk.

(27)

10

Menurut Sri Adiningsih Dalam Endang Widowati (2007) teori produksi menjelaskan hubungan teknis antara input dan output. Input adalah barang dan jasa yang diperlukan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Sedangkan proses produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai barang tersebut bertambah.

Teori produksi juga berlaku pula untuk produksi bidang pertanian, khususnya padi. Produksi pertanian pada umumnya dan padi khususnya, tidak akan terlepas pada kondisi-kondisi khusus yang ada pada bidang pertanian, antara lain musim, letak geografis, resiko dan ketidakpastian, serta sumber perubahan teknologi (Soeharno, 2002).

Penerapan teknologi baru dalam bidang pertanian merupakan masalah yang mendapat perhatian cukup besar oleh pemerintah dalam melakukan kebijakan pertanian. Agar program inovasi teknologi pertanian dalam rangka untuk meningkatkan produksi pertanian juga sampai pada setiap petani, disinilah perlunya diintensifkan program bimbingan dan penyuluhan tentang penggunaan teknologi baru atau sistem tanam baru, dalam hal ini sistem tanam padi organik menjadi sangat diperlukan.

2.2 Fungsi Produksi

Menurut Mubyarto Dalam Endang Widowati (2007). produksi ádalah perubahan dua atau lebih input (faktor produksi) menjadi satu atau lebih output (produk). Ada hubungan antara produksi dengan input, yaitu output maksimum

(28)

11

yang dihasilkan dengan penggunaan input tertentu. Dalam teori produksi diasumsikan produsen berusaha memproduksi output maksimum dengan menggunakan input tertentu dan biaya yang paling rendah serta berusaha memaksimumkan keuntungan. Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor produksi input.

Fungsi produksi adalah: ”Suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu set produksi tertentu, dan pada tingkat tenologi tertentu pula (Sudarman, 2000).

Fungsi produksi adalah ”Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan”. Faktor-faktor produksi pada dasarnya dibedakan menjadi empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahaan. Di dalam teori ekonomi di dalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah, modal dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian dalam mengambarkan hubungan antar faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai yang digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang telah dicapai (Sukirno, 2005).

(29)

12

Mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi pada usahatani padi organik dapat diketahui dengan menggunakan fungsi produksi sebagai berikut :

Y= β0+ β1X1+ β2X2+β3X3+ β4X4 + β5X5 + β6X6 + E

Dimana : Y = Produksi padi (Kg) β0 = Konstanta

β1- β6 =KoefisienRegresi X1 = Luas Lahan (Ha) X2 = Benih (Kg)

X3 = Pupuk Organik (Kg) X4 = Pupuk Anorganik (Kg) X5 =Pestisida (Kg)

X6 = Tenaga Kerja (Hari Orang Kerja / HOK) e = Faktor kesalahan

1. Untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan uji F,dengan rumus :

F

hitung

=

𝑅2⁄(𝑘−1)

(1−𝑅2) (𝑛−𝑘 )

Dimana :

F = Fhitung (yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel ) R2 = Koefisien determinasi yang ditemukan

K = Jumlah variable bebas n = Jumlah sampel

(30)

13

Fhitung > Ftabel (α; n-k-1) ... Ho ditolak H1 diterima Fhitung ≤ Ftabel (α; n-k-1) ... Ho diterima H1 ditolak

H0 ditolak artinya faktor produksi berpengaruh terhadap produksi Padi H0 diterima artinya faktor produksi tidak berpengaruh terhadap produksi Padi.

2. Untuk mengetahui secara parsial dilakukan melalui uji t, yaitu:

t

hitung

=

𝑏𝑖 𝑆.𝑏𝑖

Dimana :

b = koefisien regresi

Sb = standart deviasi dari variabel bebas thitung > ttabel .. H0 ditolak H1 diterima thitung ≤ ttabel .. H0 diterima H1 ditolak

H0 ditolak artinya faktor produksi berpengaruh terhadap produksi Padi H0 diterima artinya faktor produksi tidak berpengaruh terhadap produksi Padi.

3. Dan Uji R2 (koefisien determinasi)

Yaitu pengujian yang berguna untuk mengukur besarnya sumbangan atau kontribusi variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. R2 ini mempunyai nilai 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai R2 suatu regresi, yaitu semakin mendekati 1, maka semakin besar nilai variasi variabel terikat yang dapat diterangkan secara bersama-sama oleh variabel bebas.

(31)

14

2.3 Usaha Tani

Menurut Mubyarto dalam Endang Widowati (2007), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi lahan dan alam sekitarnya sebagai modal, sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktorfaktor produksi secara selektif dan seefisien mungkin, sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Menurut Prawirokusumo dalam Endang Widowati (2007 ), ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat dan menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu pertanian, peternakan atau perikanan. Selain itu, juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari caracara mengambil keputusan pada usaha pertanian, peternakan atau perikanan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.

Usaha tani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalikasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya menghasilkan keluaran atau output (Soekartawi, 2002).

(32)

15

Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkoordinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.

Dengan demikian, harus dimulai dengan perencanaan untuk menentukan dan mengkoordinasikan pengguna faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis disamping pertimbangan teknis (Endang Widowati, 2007).

2.4 Padi Semi Organik

Padi semi organik merupakan teknik budidaya padi yang mengandalkan bahan bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.

(33)

16

Pertanian semi organik merupakan suatu langkah awal untuk kembali ke sistem pertanian organik, hal ini karena perubahan yang ekstrim dari pola pertanian modern yang mengandalkan pupuk kimia menjadi pola pertanian organik yang mengandalkan pupuk biomasa akan berakibat langsung terhadap penurunan hasil produksi yang cukup drastis yang semua itu harus ditanggung langsung oleh pelaku usaha tersebut. Selain itu penghapusan pestisida sebagai pengendali hama dan penyakit yang sulit dihilangkan karena tingginya ketergantungan mayoritas pelaku usaha terhadap pestisida (Sutanto, 2002).

Pada tahap awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk kimia atau pupuk mineral, terutama pada tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat diperlukan supaya takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang nantinya akan menyulitkan pada pengelolaannya. Sejalan dengan proses pembangunan kesuburan tanah menggunakan pupuk organik, secara berangsur kebutuhan pupuk kimia yang berkadar tinggi dapat dikurangi (Suyono dan Hermawan, 2006). Output yang dihasilkan dari kegiatan pertanian yang mengarah pada pertanian organik dipercaya memiliki kualitas yang lebih baik dari sisi kesehatan dibandingkan pertanian anorganik. Sedangkan pada tanaman, pupuk organik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pupuk anorganik diantaranya adalah mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap walaupun jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap serangan penyakit, dan menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan (Djuarnani et al, 2005).

(34)

17

Beberapa keuntungan membudidayakan padi secara organik adalah : (1) kesehatan konsumen; (2) penggunaan pupuk organik yang mengembalikan kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan; dan (3) meningkatkan penerimaan petani, karena harga jualnya lebih tinggi dari beras konvensional (Henny Mayrowani et al, 2010).

Gaya hidup sehat telah melembaga secara internasional, yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikomsumsi

(food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan

ramah lingkungan (eco–labelling attributes).

Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain yang dapat membantu dalam pengembangan sistem pertanian organik.

Pertanian organik di Indonesia mulai diusahakan selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga sudah mulai diarahkan untuk memenuhi permintaan pasar global. Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan.

(35)

18

Indonesia dewasa ini sedang mengupayakan pengembangan dan penerapan pertanian organik dalam mewujudkan pertanian modern, tangguh, dan efisien dengan menggerakkan berbagai upaya untuk memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dalam rangka membangun pertanian yang berwawasan lingkungan, berdaya saing tinggi, berkelanjutan, berkerakyatan, dan terdesentralisasi menuju pertanian yang mandiri, maju dan sejahtera. Upaya tersebut dapat ditempuh apabila didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna di bidang pertanian.

Teknologi tepat guna dalam menunjang pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan dapat diterapkan apabila didukung oleh peranan sumberdaya manusia (SDM), dan sumberdaya alam (SDA). Pembangunan SDM di bidang pertanian terus diupayakan dengan berbagai peningkatan pendidikan formal dan informal, sehingga tercipta SDM yang berbudi pekerti baik, rajin, mampu bekerjasama (kooperatif) dan inovatif dalam arti mempunyai sifat sebagai pembaharu. Selain itu harus didukung dengan upaya pemanfaatan SDA secara benar dan tepat, disertai dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga penerapan teknologi di dalam meningkatkan produksi dapat tercapai.

Masyarakat menganggap produk organik adalah produk yang bagus. Tidak hanya dari segi kandungan nutrisi, namun juga penampilan produknya. Kenyataannya memang produk organik itu tidaklah selalu bagus, sebagai contoh daun berlobang dan berukuran kecil, karena tidak menggunakan pestisida an-organik dan zat perangsang tumbuh atau pupuk an-an-organik lainnya. Pada tahun awal pertaniannya, belum menghasilkan produk yang sesuai harapan.

(36)

19

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Semi Organik Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar adalah X1 = Luas Lahan (Ha), X2 = Benih (Kg), X3 = Pupuk Organik (Kg), X4 = Pupuk Anorganik (Kg), X5 = Pestisida ( Kg ), X6 = Tenaga Kerja (Hari Orang Kerja / HOK).

2.5.1 Luas Lahan

Luas lahan adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam usaha tani dan merupakan penentu faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap / ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

Menurut Manwan dalam Supadi (2003), Peningkatan produksi padi dapat dicapai dengan perluasan areal tanam. Namun demikian kenyataan dilapangan peningkatan luas lahan garapan sulit untuk direalisasikan karena beberapa sebab, diantaranya adanya alih fungsi lahan kepenggunaan yang lain.

2.5.2 Benih

Benih merupakan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi dibangdingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing di pasar (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

Peningkatan penggunaan benih akan meningkatkan produksi tanaman padi. Setiap peningkatan penggunaan benih per usaha tani naik sebesar 1%, akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,118409 %. Mengingat penggunaan benih

(37)

20

sangat tergantung dari luas lahan yang diusahakan, sementara penguasaan lahan petani di Daerah Irigasi Parigi Moutong sudah sulit ditingkatkan lagi maka maka upaya peningkatan produksi bukan lagi melalui peningkatan jumlah benih, melainkan lebih ke pemilihan varietas yang mampu meningkatkan produksi ( Penelitian Suprapto, 2010 ).

2.5.3 Pupuk Organik

Pupuk adalah salah satu unsur penting dalam produksi padi karena pertumbuhan tanaman membutuhkan unsur hara yang terdapat pada pupuk seperti Nitrogen, Phospat, dan Kalium untuk membentuk bulir padi.

Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (Sutedjo, 2010).

Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu menggemburkan lapisan tanah permukaan (topsoil) meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang keseluruhannya dapat meningkatkatkan kesuburan tanah (Sutedjo, 2010).

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan maupun manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik mikroorganisme dan menghasilkan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.

(38)

21

Pupuk organik bersifat slow release (terurai secara lambat), unsur hara yang terkandung didalam pupuk organik akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus menerus dalam jangka waktu yang lebih lama sehigga kehilangan unsur hara akibat pencucian air lebih kecil (Wiyana,2008).

Pupuk organik memiliki kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga jika dipergunakan dalam pemupukan tanaman perlu diberikan dalam jumlah yang banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain bermanfaat sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan pupuk organik bervariasi, kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas bahan asalnya (Sutanto,2000).

Pupuk berfungsi untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman dari tanah, sehingga pemupukan berarti menambahkan unsur hara bagi tanah dan tanaman. Pupuk menurut cara pembuatannya dibedakan menjadi 2 yaitu pupuk buatan (anorganik) seperti pupuk N (Urea), P (TSP), K (KCL) dan pupuk alam (organik) seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau. Pupuk menurut cara pemberiannya dibedakan menjadi pupuk akar, dan pupuk daun. Pupuk menurut kandungan unsur haranya dibedakan menjadi pupuk tunggal, pupuk majemuk, dan pupuk lengkap (Pinus,2009).

(39)

22

Pupuk organik memiliki banyak macam, seperti : pupuk kompos, pupuk hijau, guano, dan lain sebagainya. Pupuk organik memiliki fungsi ganda yaitu memberi zat hara dan menambah bahan organik ke dalam tanah. Bahan organik berguna untuk menjaga tanah tetap berfungsi optimal. Pupuk organik memiliki kelebihan slow release artinya unsur hara didalam pupuk akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus menerus selama jangka waktu tertentu sehingga kehilangan unsur hara akibat pencucian oleh air menjadi lebih kecil. Sistem pelepasan unsur hara dalam pupuk organik dibantu oleh aktivitas jasad renik yang adal dalam tanah atau terbawa pupuk organik. Pelepasan unsur hara didukung oleh banyaknya mikroorganisme seperti bakteri, fungi, algae, protozoa, dan nematoda (Wiyana, 2008)

Bahan organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.

Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia/hara yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi (Didi,2006) Pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.

(40)

23

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005).

Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar (curah) atau kompos. Pemakaian pupuk organik segar memerlukan jumlah yang banyak, sulit dalam penempatannya, serta waktu dekomposisinya relatif lama. Namun dalam beberapa hal, cara ini justru sangat bermanfaat untuk konservasi tanah dan air yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Pupuk organik yang telah dikomposkan relatif lebih kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga sumber hara mudah tersedia bagi tanaman (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005).

2.5.4 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan hasil industri atau hasil pabrik-pabrik pembuat pupuk , misalnya pupuk urea, TSP, dan KCL (Sutejo, 2010).

Seperti halnya manusia, selain mengomsumsi nutrisi makan pokok, dibutuhkan pula komsumsi nutrisi vitamin sebagai tambahan makanan pokok. Tanaman pun demikian, selain air sebagai komsumsi pokoknya, pupuk pun sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

(41)

24

2.5.5 Pestisida

Peranan pestisida terhadap produktivitas tanaman pangan berbeda dengan input lainnya. Pestisida tidak meningkatkan produktivitas tetapi menyelamatkan produktivitas dari serangan hama/penyakit. Adapun hubungannya dengan peningkatan produktivitas terjadi karena tanaman yang sehat akan lebih responsif terhadap penyerapan unsur hara sehingga produktivitasnya meningkat. Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan penyakit yang menyerangnya.

Pestisida merupakan racun yang mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

2.5.6 Tenaga Kerja

Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah suatu alat kekusaan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan kepada usaha produksi.

Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja dalam rumah tangga merupakan sumberdaya rumah tangga yang dapat dimanfaatkan dan diatur penggunaannya sedangkan tenaga kerja luar keluarga merupakan tenaga kerja yang berasal dari luar anggota keluarga yang biasanya disebut buruh tani. Penggunaan tenaga kerja merupakan wujud dari pemanfaatan sumberdaya manusia yang bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan. Tenaga kerja adalah semua yang bersedia untuk bekerja ( Sumarsono, 2003 )

(42)

25

Tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja mempunyai kualitas berpikir yang maju seperti petani yang mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru, terutama dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian komoditas yang bagus sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi (Abdul Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2008).

Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Dalam analisis ketenagakerjaan diperlukan standardisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut (HKSP) hari kerja setara pria (Soekartawi, 2002).

2.6 Pendapatan

Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum dikurangi biaya-biaya.

2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input.

(43)

26

Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usaha tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tingkat produksi, identitas pengusaha dan efesiensi penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukan usaha dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kehidupan sehari-hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidapastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah. Soekartawi (1995) mengatakan bahwa pendapatan usahatani terbagi atas dua jenis yakni, pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor adalah total nilai produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu dikali dengan harga jual. Sedangkan pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Pergertian Pendapatan dalam suatu usaha ada dua macam yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu keseluruhan hasil nilai uang yang dari hasil usaha. Pendapatan bersih adalah jumlah pendapatan dikurangi dengan biaya atau keseluruhan korbanan atau merupakan selisih antara biaya produksi dengan harga pokok yang dikalikan dengan jumlah prodak usaha (Rustam, 2002).

2.6.1 Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995),penerimaan tunai usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha. Dengan kata lain penerimaan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah produk total dengan harga per satuan.

(44)

27

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.

Penerimaan adalah nilai produksi yang dihasilkan dari suatu usaha. Jumlah penerimaan dari suatu proses produksi dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah produksi yang dihassilkan dengan harga produksi tersebut (Putong, 2003). Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total. Biaya ini dalam kenyataannya, dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Bila penerimaan yang dikurangi dengan biaya produksi atau seluruh biaya produksi tertutup maka sisanya itu disebut keuntungan kotor. Bila keuntungan kotor dipotong lagi dengan pajak itulah bagian yang diterima oleh pemilik modal sebagai keuntungan bersih. Sebaliknya adalah rugi bila biaya produksi tidak tertutup dari hasil penjualan.

Soekartawi (2006) menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TR = Y . Py Keterangan:

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga

Untuk menentukan penerimaan yaitu melakukan perhitungan dengan mengalikan produksi dengan harga :

(45)

28

1. Menurut Sofyan Assauri, produksi didefinisikan sebagai berikut : “Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills) .

2. Produksi menurut Suhartati dan Farthorrozi (2003) mengemukakan bahwa produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input .Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah kegiatan mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghassilkan output.

3. Produksi menurut Rustam (2003) adalah segala kegiatan yang menambah nilai guna suatu barang baik barang tersebut berupa jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan cara yang paling efisien.

2.6.2 Biaya

Menurut Supriyono (2000), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Padangaran (2013), biaya merupakan semua dana yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah hasil yang diinginkan. Makin tinggi jumlah output yang dihendaki , semakin besar pula jumlah biaya variabel yang dikeluarkan. Sedangkan biaya

(46)

29

tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama meskipun jumlah produksi berubah-ubah. Biaya adalah pengorbanan-pengorbanan yang mutlak atau harus dikeluarkan agar diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan suatu barang dan jasa tentu ada alat, tenaga, modal, bahan baku dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak dapat diperoleh hasil. Pengorbanan tersebut dapat diukur dengan nilai uang.

Menurut Soekartawi (2006), untuk menghitung total biaya menggunakan rumus :

TC = FC + VC Keterangan

TC : Total Biaya (Rp) FC : Biaya Tetap (Rp) VC : Biaya tidak Tetap (Rp)

2.7 Kerangka Pemikiran

Padi Semi organik merupakan teknik budidaya padi yang mengandalkan bahan bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.

Produksi padi semi organik yang merupakan variabel terikat dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas yang meliputi variabel luas lahan (X1), benih (X2), pupuk organik (X3), Pupuk Anorganik (X4), pestisida (X5), dan tenaga kerja (X6).

(47)

30

Berdasarkan produksi tersebut maka akan diketahui pendapatan petani padi semi organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Faktor–faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi Semi Organik di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

Tanaman Padi Semi Organik

Faktor – faktor yang mempengaruhi

Luas Lahan ( X1 ) Benih ( X2 ) Pupuk Organik ( X3) Pupuk Anorganik (X4) Pestisida (X5 ) Produksi Tenaga Kerja( X6 ) Pendapatan Petani

(48)

31

2.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang belum diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang dapat diambil adalah di duga bahwa produksi padi semi organik di pengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti luas lahan, benih, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida dan tenaga kerja.

(49)

32

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau (purposive sampling), yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi pertimbangannya karena Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar merupakan salah satu daerah potensial pengembangan pertanian tanaman padi semi organik . Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni tahun 2015.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dilakukan secara sensus dimana seluruh jumlah populasi dijadikan sebagai sampel di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar terdapat 1 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Terang-terang yang memproduksi padi semi organik yang beranggotakan 20 orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang diteliti.

(50)

33

2. Wawancara

Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap muka atau langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden.

3. Dokumentasi

Pencatatan, yaitu pengumpulan data sekunder dari instansi pemerintah dan lembaga yang terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Studi Literatur / Kepustakaan

Teknik yang dimaksudkan untuk memperoleh hal-hal yang berhubungandengan penelitian, antara lain meliputi bahan-bahan bacaan yang relevan berupa jurnal, buku, koran, dan lainnya yang didapatkan dari studi kepustakaan di perpustakaan, internet, maupun sumber lain guna mendapatkan bahan yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan Regresi Linear Berganda. Dimana, deskriftif kuantitatif yang diarahkan untuk melihat pendapatan sedangkan, Regresi linear berganda merupakan analisis regresi linear yang variabel bebasnya lebih dari satu variabel yang diarahkan untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh.

Menurut Mubyarto Dalam Endang Widowati, (2007) Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor produksi input.

(51)

34

Mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi pada usahatani padi dapat diketahui dengan menggunakan fungsi produksi sebagai berikut :

Y= β0+ β1X1+ β2X2+β3X3+ β4X4 + β5X5 + β6X6 + E

Dimana : Y = Produksi padi (Kg) β0 = Konstanta

β1- β6 =KoefisienRegresi X1 = Luas Lahan (Ha) X2 = Benih (Kg)

X3 = Pupuk Organik (Kg) X4 = Pupuk Anorganik (Kg) X5 =Pestisida (Kg)

X6 = Tenaga Kerja (Hari Orang Kerja / HOK) e = Faktor kesalahan

Untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan uji F,dengan rumus :

F

hitung

=

𝑅2⁄(𝑘−1)

(1−𝑅2) (𝑛−𝑘 )

Dimana :

F = Fhitung (yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel ) R2 = Koefisien determinasi yang ditemukan

K = Jumlah variable bebas n = Jumlah sampel

(52)

35

Fhitung > Ftabel (α; n-k-1) ... Ho ditolak H1 diterima Fhitung ≤ Ftabel (α; n-k-1) ... Ho diterima H1 ditolak

H0 ditolak artinya faktor produksi berpengaruh terhadap produksi Padi H0 diterima artinya faktor produksi tidak berpengaruh terhadap produksi Padi.

1. Untuk mengetahui secara parsial dilakukan melalui uji t, yaitu:

t

hitung

=

𝑏𝑖 𝑆.𝑏𝑖

Dimana :

b = koefisien regresi

Sb = standart deviasi dari variabel bebas thitung > ttabel .. H0 ditolak H1 diterima thitung ≤ ttabel .. H0 diterima H1 ditolak

H0 ditolak artinya faktor produksi berpengaruh terhadap produksi Padi H0 diterima artinya faktor produksi tidak berpengaruh terhadap produksi Padi.

2. Dan Uji R2 (koefisien determinasi)

Yaitu pengujian yang berguna untuk mengukur besarnya sumbangan atau kontribusi variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. R2 ini mempunyai nilai 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai R2 suatu regresi, yaitu semakin mendekati 1, maka semakin besar nilai variasi variabel terikat yang dapat diterangkan secara bersama-sama oleh variabel bebas.

(53)

36

3.6 Defenisi Operasional

a. Padi organik merupakan teknik budidaya padi yang mengandalkan bahan bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.

b. Produksi padi adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap petani selama satu musim tanam (MT) Untuk kepentingan analisis fungsi produksi, produksi padi diukur dalam kilogram, sedangkan harga produksi dinilai berdasarkan harga dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram.

c. Pendapatan adalah sejumlah uang yang didapat oleh petani selama satu musim tanam (MT) setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

d. Luas lahan yang digarap adalah luas lahan sawah yang digarap oleh petani untuk menghasilkan padi dan diukur dalam satuan hektar, sedangkan harga lahan garapan dinyatakan dalam rupiah per hektar. e. Jumlah tenaga kerja adalah semua tenaga kerja yang digunakan

dalam usahatani padi baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar. Semua tenaga kerja dikonversikan kedalam tenaga kerja laki-laki dan diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK), sedangkan harga tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja dan dinyatakan dalam rupiah per HOK.

(54)

37

f. Jumlah obat-obatan adalah jumlah obat-obatan (pestisida) yang digunakan dalam usahatani padi diukur dalam satuan liter, sedangkan harga obat-obatan (pestisida) dinilai berdasarkan harga obat-obatan (pestisida) dan dinyatakan dalam rupiah per liter.

g. Jumlah pupuk adalah jumlah pupuk organik dan organik yang digunakan dalam usahatani padi diukur dalam satuan kilogram, sedangkan harga pupuk dinyatakan dalam rupiah per kilogram.

h. Jumlah benih adalah jumlah benih yang digunakan dalam usaha tani padi yang diukur dalam satuan kilogram, sedangkan harga benih dinilai berdasarkan harga benih dinyatakan dalam rupiah per kilogram.

(55)

38

IV.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis 4.1.1 Letak Desa

Letak Desa Popo berada di wilayah pemerintahan Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Jarak dari Ibu kota Kecamatan kurang lebih 4 Km dan jarak Ibu kota Kabupaten kurang lebih 17 Km. Jika menggunakan kendaraan bermotor maka jarak tempuh ke kota Kecamatan kurang lebih 15 menit, dan kurang lebih 30 menit menuju Ibu kota Kabupaten. Luas wilayah Desa Popo kurang lebih 218,77 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Utara : Desa Bontokanang - Timur : Desa Bontokassi - Selatan : Desa Bontomarannu - Barat : Selat Makassar. 4.1.2 Administrasi Desa

Secara adminitrasi desa Popo terdiri dari 4 Wilayah Dusun yaitu : 1. Dusun Bontoa

2. Dusun Popo

3. Dusun Terang- Terang 4. Dusun Kanite

(56)

39

Dari keempat Dusun tersebut terdapat 8 RK dan 16 RT Dengan jumlah penduduk masing-masing :

1. Dusun Bontoa : L= 254 P = 295, Jmlh =549 2. Dusun Popo : L= 270 P = 294, Jmlh =564 3. Dusun Terang-Terang : L=147 P = 177, Jmlh =324 4. Dusun Kanite : L= 342 P = 347, Jmlh =689 4.1.3 Topografi Desa

Desa Popo merupakan daerah pesisir dengan ketinggian 0,8 Meter diatas permukaan laut.

4.2 Perekonomian Masyarakat 4.2.2 Sumber mata pencaharian pokok

Kondisi perekonomian di Desa Popo Sebagian besar adalah petani dan Nelayan, Dengan didukung oleh akses jalan yang sudah lumayan bagus membuat para pelaku perekonomian masyarakat merasa cukup karena hampir semua jalan didesa Popo sudah diAspal sehingga membuat mudah menjual hasil produksi dibidang perikanan yang 30 %. Penduduknya berada digaris pantai selat Makassar, sedangkan 50 % penduduknya adalah Petani. Kehidupan ekonomi masyarakat nelayan yang berada diwilayah pesisir tergolong berpenghasilan rendah ( Masyarakat Miskin) dibandingkan dengan profesi lainya.

(57)

40

Tabel 1. Pekerjaan Pokok Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar No Pekerjaan pokok Dusun Bontoa Dusun Popo Dusun Terang-terang Dusun Kanite Total % 1 Pns/ Pensiunan - 2 5 16 23 3,91 2 Pengusaha 6 7 1 - 14 2,38 3 Karyawan 7 10 3 7 27 4,59 4 Nelayan 102 83 47 8 235 39.97 5 Petani 12 10 15 86 123 20,92 6 Tukang (Batu dan Kayu) 3 3 6 5 17 2,89 7 Buruh 2 20 4 10 36 6,12 8 Industri Rumah tangga - - 2 60 62 10,54 9 Pedagang Kecil 7 8 13 22 40 6,80 10 Jasa 3 3 2 3 11 1,87

Sumber Data ; Kantor Desa Popo Tahun 2015

Tabel 1 menjelaskan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih bervariasi dapat dilihat dari mata pencaharian masyarakat desa Popo. Mata pencaharian masyarakat desa Popo meliputi Pegawai Negeri Sipil, TNI, dan POLRI adalah sebanyak 23 KK dengan persentase 3,91 %, Pengusaha sebanyak 14 KK dengan persentase 2,38 %, Karyawan sebanyak 27 KK dengan persentase 4,59 %, Nelayan sebanyak 235 KK dengan persentase 39,97 %, Petani sebanyak 123 KK dengan persentase 20,92 %, Tukang batu dan kayu sebesar 17 KK dengan persentase 2,89 %, Buruh sebanyak 36 KK dengan persentase 6,12 %, Industri rumah tangga sebanyak 62 KK dengan persetase 10,54 %, Pedagang kecil

Gambar

Gambar  1  :  Kerangka  Pemikiran  Faktor–faktor  yang  Mempengaruhi  Produksi    dan  Pendapatan    Usaha  Tani    Padi  Semi  Organik    di  Desa  Popo  Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar
Tabel 1 menjelaskan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat  yang masih  bervariasi  dapat  dilihat  dari    mata  pencaharian  masyarakat  desa  Popo
Tabel  2  menjelaskan  bahwa  Dusun  Bontoa  terdapat  140  KK  dengan   pertumbuhan  penduduk  sebesar  22,47  %,  Dusun  Popo  terdapat  236  KK  dengan  pertumbuhan  penduduk  sebesar  37,88  %,  Dusun  Terang-terang  terdapat  90  KK  dengan  pertumbuh
Tabel  4.  Tingkat  Kesejahteraan  Masyarakat  Desa  Popo  Kecamatan  Galesong  Selatan Kabupaten Takalar
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil daeri penelitian ialah faktor dari luas lahan, biaya produksi dan harga. berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi

dengan judul EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI ORGANIK (Kasus Desa Kebonagung dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul). Skripsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor – faktor produksi seperti luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap hasil produksi

Hasil daeri penelitian ialah faktor dari luas lahan, biaya produksi dan harga. berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani padi

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.. 39 Tabel 8 Menunjukkan bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperolah dengan harga jual. Jumlah

Variabel produksi padi di Vietnam dipengaruhi positif dan signifikan oleh variabel jumlah penduduk dan luas lahan sedangkan variabel harga pangan berpengaruh positif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor produksi modal, bibit, luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida yang mempengaruhi produktivitas dan kelayakan usahatani padi sawah

Pokok masalah penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, dan bibit berpengaruh terhadap produksi padi di Desa Lampoko