• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI, KUALITAS PRODUK, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI, KUALITAS PRODUK, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI, KUALITAS

PRODUK, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN

Rizkiani Nur Haryanti

1

, Andrianto Prasetya Nugroho

2

Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

riskianinurh@gmail.com

1

; andrianto.prasetya2406@gmail.com

2

ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra

merek, promosi, kulitas produk, dan word of mouth terhadap keputusan pembelian

pada produk JAFRA. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pesaing produk

kosmetik yang terbuat dari bahan-bahan alami. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka

dan analisis menggunakan statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen

di Cibitung yang menggunakan produk JAFRA, jumlah sampel yang ditetapkan

sebesar 100 responden menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan

Purposive Sampling. Data diperoleh dengan menggunakan analisis regresi

berganda dan diolah dengan menggunakan SPSS Versi 22. Berdasarkan hasil uji

regresi berganda dapat dilihat hasil uji t variabel citra merek diperoleh nilai t hitung

16,707 > t tabel 1,985 dan signifikansi 0,000 < 0,00. Variabel promosi diperoleh

nilai t hitung 14,367 > t tabel 1,985 dan signifikansi 0,000 > 0,05. Variabel kualitas

produk diperoleh nilai t hitung 15,114 > t tabel 1,985 dan signifikansi 0,000 < 0,05.

Variabel word of mouth diperoleh nilai t hitung 18,333 > t tabel 1,985 dan

signifikansi 0,000 < 0,05. Kemudian hasil F hitung 97,719 > F tabel 2,47 dan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa citra merek,

promosi, kualitas produk, dan word of mouth secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun secara parsial citra merek,

promosi, kualitas produk, dan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian diterima.

Kata Kunci : Citra merek, promosi, kualitas produk, word of mouth, dan keputusan

pembelian

I.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negeri yang memiliki potensi luar biasa yang menjadikannya pantas duduk dalam peringkat 10 besar Negara industri dunia. Sumber Daya Alam hingga Sumber Daya

Manusia yang tersedia melimpah dan sangat potensial. Semua modal ini tentunya perlu dikelola dengan baik oleh semua pihak. Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) Republik

(2)

Indonesia dan masyarakat Indonesia harus mampu memanfaatkan modal yang ada demi mewujudkan perkembangan ekonomi tanah air melalui sektor industri. Dan Indonesia juga memiliki berbagai jenis sektor industri, salah satunya industri kosmetik. (Perindustrian, 2018)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kosmetik untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal sebagai bahan baku. Sehingga impor bahan baku bisa ditekan. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (2015-2035) menyebutkan bahwa industri farmasi, bahan farmasi, dan kosmetik merupakan salah satu sektor andalan yang mendapatkan prioritas pengembangan. Sektor tersebut juga berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian dimasa yang akan datang. Kemenperin juga bakal mengoptimalkan teknologi agar bisa menghasilkan inovasi untuk meningkatkan kapabilitas industri kosmetik. (Iskana, 2020)

Salah satu Unit Pelaksana Teknik (UPT) di bawah BPPI Kemenperin, yakni Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK), memiliki fokus litbang pada sediaan

kosmetik atau farmasi berbasis bahan alam. Berdasarkan definisi dari Food and Drug

Administration (FDA) Amerika Serikat,

kosmetik merupakan suatu bahan yang digunakan pada tubuh manusia atau bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan.

Saat ini jumlah penduduk mencapai 267 jutra jiwa dengan populasi 130 jiwa adalah wanita, menjadikan Indonesia pasar menggiurkan produk kosmetik. Ditambah lagi segmen kaum adam yang tak kalah memperhatikan penampilan, membuat pasar produk-produk kosmetik makin melebar. Itu sebabnya industri kosmetikmuncul tiba-tiba banyak sekali.

Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik yang cukup besar sehingga bisnisnya prospektif dan menjanjikan. Potensi pasar kosmetik ini antara lain meningkatnya jumlah populasi penduduk usia muda atau generasi millenial.

Sumber : PelakuBisnis.com, 2020

Sementara segmen pasar kosmetik sangat menjanjikan, dimana segmen produk kosmetik, perawatan kulit, dan personal care diharapkan tumbuh pada angka 9 persen di 2019, dan pada 2018 mencapai sekitar Rp. 50 triliun. Dari industri skala menengah dan besar ini, beberapa perusahaan sudah mampu mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke ASEAN, Afrika, Timur Tengah, dan lain-lain. Dari sisi ekspor, penjualan produk kosmetik mencapai USD 556,36 juta di tahun 2018. Percapaian ini lebih besar jika

Gambar 1.1 Indonesia Pasar Potensial Produk Kosmetik

(3)

dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya sebesar USD 516,88 juta.

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS, 2017

Pada tahun 2020, tahun dimulainya bonus demografi, generasi millennial berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Tiga tahun menjelang era tersebut terjadi (2017), jumlah generasi lainnya. Menurut Susenas 2017, jumlah generasi

millennial mencapai sekitar 88 juta jiwa atau

33,75 persen dari total penduduk Indonesia. Proporsi tersebut lebih besar dari proporsi generasi sebelumnya seperti generasi X yang (25,74 persen) maupun generasi

baby+veteran (11,27 persen). Demikian juga

dengan jumlah generasi Z baru mencapai sekitar 29,23 persen.

Konsumen saat ini juga begitu dikasih dengan banyak pilihan produk untuk memutuskan yang mana akan dibeli. Sementara saat ini perusahaan dihadapkan pada maslah sulit yaitu masalah persaingan. Pilihan perusahaan untuk tetap terkenal yaitu hanya dengan meningkatkan citra merek, kualitas produk. Masyarakat saat ini juga sangat sulit memilih produk kosmetik, keputusan untuk membeli suatu produk

sangat dipengaruhi oleh penilaian akan citra merek dan kualitas produk tersebut.

Target permintaan akan sebuah produk tersebut yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak dalam dibidangnya untuk meningkatkan kualitas produk yang merek miliki demi mempertahankan citra merek produk yang mereka miliki. Menurut (Dr. M. Anang Firmansyah, SE., 2019) , merek (brand) adalah suatu nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasi dari padanya untuk menandai produk atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan nama, istilah, simbol, tanda, dan desain yang digunakan oleh perusahaan untuk membedakan produk dengan para pesaing. Semakin baik citra merek produk yang perusahaan jual maka akan berdampak pada keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan pemikiran dimana individu mengevaluasikan berbagai pilihan dan memutuskan pilihan pada suatu produk dari sekian banyak pilihan. Berdasarkan pemikiran yang diperoleh, proses pengambilan keputusan yang diawali dengan pengenalan masalah, kemudian mengevaluasinya dan memutuskan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan. Menurut (Doni Defriansyah, 2016) keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa

Gambar 1.2 Komposisi Penduduk Menurut Generasi (Persen), 2017

(4)

alternatif pilihan. Disinilah dapat kita melihat sejauh mana merek dapat mempengaruhi penilaian dengan citra merek dari produk tersebut.

Banyak hal yang berkaitan dengan promosi yang melatar belakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dibelinya. Produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan membeli produk tersebut dengan promosi yang ditawarkan seperti mendapatkan diskon dari pembelian produk tersebut. Konsumen memilih promosi dalam proses pengambilan keputusan para pembeli. Promosi merupakan sebagai upaya memperkenalkan produk dan jasa agar bisa dikenal dan diterima publik. Promosi perlu ditangani secara cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut pada bagaimana dengan pelanggan akan tetapi juga menyangkut seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya ini yang tentunya harus disesuaikan pada kondisi dan kemampuan perusahaan. Dengan demikian adanya promosi dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara membelinya pada berbagai jenis produk.

Banyak hal yang berkaitan dengan kualitas produk yang melatar belakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dibelinya. Karena seorang konsumen yang rasional akan memilih produk dengan mutu yang baik. Mutu produk yang di inginkan oleh konsumen menyangkut dalam manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan dan keamanannya bagi diri konsumen. Kualitas

produk merupakan produk yang dihasilkan dengan kualitas yang baik akan menarik konsumennya dalam melakukan, selain itu konsumen juga akan mempertimbangkan dan memilih produk dengan kualitas yang terbaik. Dengan demikian adanya kualitas produk dapat membantu para pembeli untuk memutuskan dengan cara memilih produk untuk membelinya pada kualitas yang terbaik.

Banyak faktor yang terpenting juga dengan word of mouth yang melatar belakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dibelinya. Karena seorang konsumen akan memilih produk dari banyaknya rekomendasi yang ada diberbagai media. Word of Mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh seorang konsumen kepada konsumen lainnya. Dengan demikian adanya word of mouth dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara membeli produknya dapat dilihat dari banyaknya rekomendasi dari mulut ke mulut konsumen (word of mouth).

Saat ini JAFRA yang mulai ramai dibicarakan oleh banyak wanita, JAFRA merupakan salah satu perusahaan kosmetik dunia yang didirikan oleh pasangan Jan &

Frank Day di Malibu California pada tahun

1956. Dan terus berkembangnya JAFRA hingga kini mencakup lebih dari 700 produk dan memasarkan produknya secara global di lebih dari 18 negara. (Nanthie Beauty Care, 2021)

JAFRA percaya bahwa citra positif bisa meningkatkan kepercayaan kepada diri

(5)

wanita maupun pria untuk berkarya. Dengan perawatan yang tepat, mereka dapat memperbaiki penampilan yang lebih baik. Seluruh rangkaian produk JAFRA dibuat dari bahan yang berkualitas dan terbukti sudah aman. Semua produk JAFRA memiliki kandungan bahan alami dan sudah memiliki izin sertifikasi dari BPOM sehingga aman digunakan, baik untuk wanita hamil atau menyusui.

Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Doni Defriansyah, 2016). Dalam penelitiannya menyatakan bahwa keputusan pembelian berpengaruh dan signifikan pada citra merek. Hasil yang sama juga dalam penelitian (Hafizh Novansa, 2017).

Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Fetrizen, 2019). Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil yang sama juga dalam penelitian (Gulliando, 2019).

Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Nadhifah Citra Tsani Soraya, 2020). Dalam penelitian menyatakan bahwa kualitas suatu produk berpengaruh positif dan signifikan dalam melakukan keputusan pembelian di bakso Boedjangan Surabaya. Hasil yang sama juga dalam penelitian (Jihan Veronika, 2020).

Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Alva Rembon, Lisbeth Mananeke, 2017). Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil yang sama juga dalam penelitian (Akhmad Husen, Seno Sumowo, 2018).

Bedasarkan beberapa faktor tersebut dapat diketahui bahwa citra merek, promosi, kualitas produk, dan word of mouth suatu perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian. Untuk itu banyak perusahaan yang menguatkan strategi pada beberapa faktor tersebut guna memutuskan pembelian para konsumennya dan mendapatkan keyakinan yang sesuai harapan. Mengingat pentingnya citra merek, promosi yang besar-besaran, kualitas produk yang terbaik, dan komunikasi dari mulut ke mulut (word of

mouth) yang sangat berpengaruh untuk

keputusan pembelian maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Citra

Merek, Promosi, Kualitas Produk, Word of

Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

Pada Produk JAFRA”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah citra merek berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA?

2. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA?

3. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA?

(6)

4. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA?

5. Apakah citra merek, promosi, kualitas produk, dan word of mouth berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA?

II.

TINJAUAN

PUSTAKA

DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut (Galih Prihastomo, 2019) menyatakan bahwa keputusan adalah tahapan yang dilalui pembeli atau konsumen dalam menentukan suatu pilihan produk dan layanan menjadi yang dibeli (Galih Prihastomo, 2019). Keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen juga mungkin untuk membentuk niat membeli produk pilihan, tempat pembuatannya (Galih Prihastomo, 2019).

Menurut (Gulliando, 2019), pengambilan keputusan menggambarkan proses evaluasi yang dilakukan konsumen terhadap atribut sekumpulan produk, merek atau jasa, dimana kemudian konsumen secara rasional memilih salah satu produk, merek, atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan biaya terendah (Gulliando, 2019).

Keputusan pembelian adalah tahap pembeli proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar untuk membeli (Rizza Anggita, 2017). Menurut

(Erdiansyah, 2020) menyatakan keputusan pembelian yang dimana konsumen memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Erdiansyah, 2020).

Menurut (Amron, 2018) keputusan membeli adalah pilihan dua atau lebih opsi untuk dilakukan suatu pembelian (Amron, 2018). Menurut Alwi et al., (2016) dalam (Amron, 2018) keputusan pembelian dipengaruhi oleh kepercayaan merek (Alwi et

al., 2016 dalam (Amron, 2018)

Menurut Beneke et al. (2013) dalam (Amron, 2018), menemukan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh kualitas produk dan harga (Beneke et al., 2013 dalam (Amron, 2018)

Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian adalah konsumen memiliki pilihan suatu produk untuk melakukan pembelian dan dipengaruhi oleh kepercayaan merek, kualitas produk, dan harga.

Adapun indikator-indikator keputusan pembelian menurut (Erdiansyah, 2020) sebagai berikut: Pengenalan kebutuhan, Pencarian informasi,Mengevaluasi alternative, Keputusan untuk membeli, Perilaku pasca pembelian.

B. Pengertian Citra Merek

Menurut Lau & Phau (2007) dalam (Amron, 2018), citra merupakan salah satu

(7)

bentuk kepercayaan yang dianut konsumen terhadap barang yang akan dibelinya (Lau & Phau, 2007 dalam (Amron, 2018). Menurut Rubio et al. (2014) dalam (Amron, 2018), citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dianut pelanggan tentang produk tertentu (Rubio et al., 2014 dalam (Amron, 2018). Menurut Wijaya (2019), citra merek adalah persepsi konsumen secara keseluruhan terhadap suatu merek (Angga Pandu Wijaya, 2020). Menurut (Luh Gede Permata Sari Dewi, 2020) citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak mereka ketika mereka mengingat tentang merek tertentu (Luh Gede Permata Sari Dewi, 2020).

Merek yang mapan akan memiliki posisi yang kuat dalam persaingan jika didukung oleh banyak asosiasi yang kuat. Banyak asosiasi merek yang kuat terkait yang akan menciptakan citra merek. Semakin banyak asosiasi terkait, semakin kuat citra merek yang diciptakan oleh merek tersebut (Luh Gede Permata Sari Dewi, 2020). Menurut Bibby (2011) dalam (Amron, 2018)citra merek merupakan persepsi dan sikap konsumen terhadap suatu merek berdasarkan apa yang dipersepsikan dan diterima konsumen (Bibby, 2011 dalam (Amron, 2018).

Menurut (Hafizh Novansa, 2017) citra merek adalah persepsi tentang merek yang merupakan cerminan dari ingatan konsumen hubungannya dengan merek (Hafizh Novansa, 2017).

Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dianut pelanggan tentang produk terhadap suatu merek tertentu.

Citra merek memiliki tiga dimensi yaitu sebagai berikut: Pembuat gambar, Menyimpan gambar, Gambar produk.

Adapun indikator-indikator citra merek menurut (Hafizh Novansa, 2017), yaitu sebagai berikut: Citra Perusahaan, Citra Pemakai, Citra Produk

Adapun indikator-indikator citra merek menurut Shimp dalam Rizan, Handayani, dan RP (2017) yaitu sebagai berikut : Atribut Produk, Manfaat Produk, Evaluasi Sikap Diri.

C. Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu elemen dasar dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan atau menawarkan produk.

Menurut (Gulliando, 2019) promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan antar perusahaan kepada mengkomunikasikan manfaat produk mereka dan meyakinkan target konsumen untuk membelinya (Gulliando, 2019).

Menurut (Brata et al., 2017), promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam memperkenalkan, menginformasikan, dan mengingat kembali manfaat dari suatu produk guna mendorong konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan (Brata et al., 2017)

(8)

Menurut (Galih Prihastomo, 2019), promosi merupakan suatu cara komunikasi untuk meyakinkan seseorang agar mengambil keputusan dalam membeli suatu produk dan mendeskripsikan informasi kepada konsumen (Galih Prihastomo, 2019). Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan atau menawarkan produk, memperkenalkan produk, mengkomunikasikan manfaat produk dan meyakinkan target konsumen untuk membelinya.

Adapun startegi promosi menurut (Galih Prihastomo, 2019) yaitu sebagai berikut : Komunikasi, Periklanan terintegrasi, Penjualan promosi, Pemasaran interaktif, Hubungan masyarakat baru dengan pelanggan.

Adapun indikator-indikator dalam mengukur promosi menurut (Gulliando, 2019) sebagai berikut: Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Pribadi, Pemasaran Langsung.

D. Pengertian Kualitas Produk

Menurut (Rizza Anggita, 2017) kualitas produk adalah karakteristik produk dalam kemampuan memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten. Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, keahlian, kegunaan, atau konsumsi yang memenuhi keinginan atau kebutuhan (Rizza Anggita, 2017).

Kualitas produk merupakan keadaan tentang suatu barang yang akan dijual dari perusahaan yang sudah memiliki kualitas mutu yang tinggi dan tidak dimiliki oleh produk yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing, jadi perusahaan yang membuat produk tersebut lebih memfokuskan kualitas produk yang dihasilkan dan sebelum produknya dipasarkan perusahaan akan mencari tahu tentang produk pesaing, produk yang mempunyai tampilan yang menarik dan penampilan yang terbaik belum tentu kualitas produk tersebut tinggi (Jihan Veronika, 2020) Kualitas produk adalah salah satu strategi pemosisian utama yang dilakukan pemasar, kualitas memiliki pengaruh pada kinerja produk sehingga kualitas dapat dikatakan berkaitan erat dengan suatu nilai dan kepuasan konsumen (Alto Refa Chandra, 2016).

Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa kualitas produk adalah karakteristik suatu produk yang dihasilkan dengan kualitas yang baik akan menarik konsumennya, dan kualitas yang memiliki pengaruh pada kinerja produk sehingga kualitas dapat berkaitan erat dengan suatu nilai dan kepuasan konsumen.

Kualitas produk memiliki delapan dimensi yang mampu untuk dijadikan sebagai petunjuk menganalisis karakteristik dari suatu produk. (Alto Refa Chandra, 2016) mengemukakan bahwa terdapat delapan dimensi kualitas produk yaitu sebagai berikut: Kinerja, Fitur atau ciri-ciri tambahan,

(9)

Daya tahan, Estetika, Kualitas yang dipersepsikan, Kemudahan layanan.

Adapun indikator-indikator yang mengacu pada kualitas produk menurut Durianto dalam Tio Fanta Sulastri Marbun (2017) sebagai berikut : Kemasan Produk, Keamanan Produk, Keberagaman Produk, Daya Tahan Produk.

E. Pengertian Word of Mouth

Menurut (Alva Rembon, Lisbeth Mananeke, 2017), Word of Mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh seorang konsumen kepada konsumen lainnya (Alva Rembon, Lisbeth Mananeke, 2017).

Menurut (Willy, Riris Loisa, 2021),

Word of Mouth adalah pesan tentang suatu

produk atas jasa suatu perusahaan, baik tentang perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar mengenai kinerja produk, kejujuran, keramahan, kecepatan pelayanan, dan hal lainnya yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain (Willy, Riris Loisa, 2021). Menurut (Mohammad Alfa Hasyim, Achmad Fauzi, 2017), Word of Mouth adalah komunikasi dengan lisan yang melibatkan pelanggan sehingga pelanggan memilih untuk berbicara dengan orang lain tentang produk, jasa, dan merek (Mohammad Alfa Hasyim, Achmad Fauzi, 2017).

Menurut (Akhmad Husen, Seno Sumowo, 2018), Word of Mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam

suatu produk (Akhmad Husen, Seno Sumowo, 2018).

Dalam dunia bisnis word of mouth adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain antar pribadi, nonkomersial baik merek, produk maupun jasa (Hasan dalam Diana Afrisa Putri, 2019). Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa Word of Mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut dalam memilih tentang produk, jasa, dan merek.

Adapun indikator-indikator yang mengacu pada Word of Mouth menurut (Akhmad Husen, Seno Sumowo, 2018) sebagai berikut : Membicarakan, Merekomendasikan, Mendorong, Mengajak.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Pertama : diduga bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

Hipotesis Kedua : diduga bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

Hipotesis Ketiga : diduga bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA. Hipotesis Keempat : diduga bahwa

word of mouth berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pada produk JAFRA. Berdasarkan hipotesis diatas, bahwa Pengaruh Citra Merek, Promosi, Kualitas

(10)

Produk, dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk JAFRA dapat dilihat dari diagram berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian

III.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menjelaskan desain penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, dan cara untuk menguji data.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penaruh citra merek, promosi, kualitas produk, dan word of mouth terhadap keputusan pembelian. Metode penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.

Populasi pada penelitian ini adalah konsumen di Cibitung yang menggunakan produk JAFRA. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Non-Probability

Sampling dengan Purposive Sampling.

Sedangkan sampel penelitian ini adalah 100 responden. Kuesioner penelitian ini terdiri dari kuesioner online yang disebar di sosial media dalam bentuk google doc form.

Kuesioner terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan penyaring. Bagian kedua adalah pernyataan inti terkait variabel penelitian dalam bentuk skala likert 1 sampai 5 yang terdiri dari 5 variabel dan total 34 pernyataan. Pernyataan skala likert membagi pilihan dari sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Bagian ketiga terdiri dari data demografi mengetahui gambaran umum responden terkait usia responden, jenis kelamin responden, pekerjaan responden, dan pendidikan terakhir responden.

Analisis vadilitas bertujuan menguji apakah pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan r hitung > r tabel dapat dinyatakan bahwa pernyataan penelitian valid untuk diuji. Analisis reliabilitas mengukur suatu kuesioner yang merupakan instrumen dari variabel. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach

Alpha (α) dengan signifikansi yang

digunakan oleh besar dari 0,60.

IV.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A.

HASIL PENELITIAN

(11)

Berdasarkan data yang tertera pada tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien kolerasi pada uji validitas citra merek yang diperoleh menyatakan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

Berdasarkan data yang tertera pada tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien kolerasi pada uji validitas promosi yang diperoleh menyatakan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

Berdasarkan data yang tertera pada tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien kolerasi pada uji validitas kualitas produk yang diperoleh menyatakan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

Berdasarkan data yang tertera pada tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien kolerasi pada uji validitas word of mouth yang diperoleh menyatakan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

Berdasarkan data yang tertera pada tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien kolerasi pada uji validitas keputusan pembelian yang diperoleh menyatakan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

(12)

2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan data diartas dapat dilihat bahwa semua hasil pengujian reliabilitas semua variabel dinyatakan reliabel karena dari hasil pengujian mampu menghasilkan >0,60.

3. Uji Hipotesis

Uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa semua pengujian signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel diterima. Hipotesis diterima jika nilai t hitung lebih besar dari 1,985 atau signifikan kurang dari 0,05.

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Citra Merek Secara Parsial Terhadap Keputusan Pembelian

Variabel citra merek dinyatakan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,224 menunjukan meningkat 1% maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada produk JAFRA sebesar 0,224 dengan asumsi variabel-variabel lainnya. Data yang diolah menggunakan

SPSS Versi 22 dan diuji menggunakan

pengujian validitas menghasilkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas dari indikator citra merek dinyatakan valid. Kemudian pada uji reliabilitas menghasilkan nilai 0,824 maka data dinyatakan reliabel karena hasil pengujian reliabilitas semua variabel mampu menghasilkan nilai >0,60. Apabila citra merek semakin tinggi maka pembelian akan semakin besar melakukan sebuah keputusan dari suatu produk tersebut. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel citra merek diperoleh nilai t hitung 16,707 > t tabel 1,985. Selain itu hasil perhitungan nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan 0,05 (0,000 < 0,05).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

2. Pengaruh Promosi Secara Parsial Terhadap Keputusan Pembelian

Variabel promosi dinyatakan memiliki pengaruh positif dan signifikan

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

(13)

terhadap variabel keputusan pembelian, hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,150 menunjukan setiap peningkatan 1% maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada produk JAFRA sebesar 0,150 dengan asumsi variabel-variabel lainnya. Data yang diolah menggunakan SPSS Versi 22 dan diuji menggunakan pengujian validitas menghasilkan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas dari indikator promosi dinyatakan valid. Kemudian pada uji reliabilitas menghasilkan nilai 0,863 maka dinyatakan realiabel karena hasil pengujian reliabilitas semua variabel mampu menghasilkan nilai >0,60. Menurut pembeli bahwa promosi dapat memberikan keputusan dalam diri mereka karena iklan yang disampaikan sangat menarik perhatian konsumen. Hipotesis pada penelitian ini diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel promosi diperoleh nilai t hitung 14,367 > t tabel 1,985. Selain itu hasil perhitungan nilai signifikan lebih kecil dari signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan 0,05 (0,000 < 0,05).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

3. Pengaruh Kualitas Produk Secara Parsial Terhadap Keputusan Pembelian

Variabel kualitas produk dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel keputusan pembelian, hal ini ditunjukan

dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,516 menunjukan setiap peningkatan 1% maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada produk JAFRA sebesar 0,516 dengan asumsi variabel-variabel lainnya. Data yang diolah menggunakan SPSS Versi 22 dan diuji menggunakan pengujian validitas menghasilkan r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas dari indikator kualitas produk dinyatakan valid. Kemudian pada uji reliabilitas menghasilkan nilai 0,741 maka data dinyatakan reliabel karena dari hasil pengujian reliabilitas semua variabel mampu menghasilkan nilai >0,60. Kualitas produk sangat penting bagi pembeli agar mereka merasa puas ketika membeli produk JAFRA. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hsil statistik uji t untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai t hitung 15,114 > t tabel 1,985. Selain itu hasil perhitungan nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan 0,05 (0,000 < 0,05).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kualitas produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

4. Pengaruh Word of Mouth

Terhadap Keputusan Pembelian

Variabel word of mouth dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel keputusan pembelian, hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,502 menunjukan setiap peningkatan 1% maka akan meningkatkkan keputusan pembelian pada produk JAFRA sebesar 0,502 dengan

(14)

asumsi variabel-variabel lainnya. Data yang diolah menggunakan SPSS Versi 22 dan diuji menggunakan pengujian validitas menghasilkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga uji validitas dari indikator

word of mouth dinyatakan valid. Kemudian

pada uji reliabilitas menghasilkan nilai 0,855 maka data dinyatakan reliabel dari hasil pengujian reliabilitas semua variabel mampu menghasilkan nilai > 0,60. Word of Mouth sangat penting bagi pembeli untuk menceritakan kepada orang lain mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk JAFRA. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel word of mouth diperoleh nilai t hitung 18,333 > t tabel 1,985. Selain itu hasil penilitian nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan 0,05 (0,000 < 0,005).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa word of mouth secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk JAFRA.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Husen, Seno Sumowo, A. F. R. (2018). Pengaruh Lokasi, Citra Merek Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mie Ayam Solo Bangsal Jember. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, Vol 4, No, 127– 143.

(https://doi.org/https://doi.org/10.32 528/jmbi.v4i2.1757)

Alto Refa Chandra. (2016). Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Samsung (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Kediri). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol-8, No. 2.

Alva Rembon, Lisbeth Mananeke, E. G. (2017). Pengaruh Word Of Mouth Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT. Kangzen Kenko Indonesia Di Manado. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol 5, No, 4585– 4594.

(https://doi.org/https://doi.org/10.35 794/emba.v5i3.18675)

Amron, A. (2018). The Influence of Brand

Image, Brand Trust, Product Quality, and Price on the Consumer’s Buying Decision of MPV Cars. European Scientific Journal, Vol.14, No. (https://doi.org/10.19044/esj.2018.v 14n13p228)

Anak, K. P. P. dan P. (2018). Profil Generasi Milenial Indonesia. November. (https://www.kemenpppa.go.id/lib/ uploads/list/9acde-buku-profil-generasi-milenia.pdf)

Angga Pandu Wijaya, I. T. A. (2020). The

Influence of Brand Image, Brand Trust and Product Packaging Information on Purchasing Decisions. Jurnal Analisis Bisnis

(15)

Ekonomi, Vol. 18, N, 24–35. (https://doi.org/https://doi.org/10.31 603/bisnisekonomi.v18i1.3077) Bisnis, P. (2020). Indonesia Pasar Potensial

Produk Kosmetik. February. (http://pelakubisnis.com/2020/02/in donesia-pasar-potensial-produk-kosmetik/)

Brata, B. H., Husani, S., & Ali, H. (2017).

The Influence of Quality Products, Price, Promotion, and Location to Product Purchase Decision on Nitchi At PT. Jaya Swarasa Agung in Central Jakarta. Saudi Journal of Business and Management Studies,

Vol-2(4B), 433–445. (https://doi.org/10.21276/sjbms) Doni Defriansyah, I. D. & W. N. (2016).

Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung (Study Kasus Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya). Jurnal Imiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, Volume 3 N, 89–92. Dr. M. Anang Firmansyah, SE., M. (2019).

PEMASARAN PRODUK DAN MEREK (PLANNING & STRATEGY). CV. Penerbit Qiara

Media.

Erdiansyah. (2020). The Influence of Product

Quality, Promotion, and Design Toward Furniture Purchase Decision. International Journal of Progressive Sciences and Techonologies, Vol 20, No, 01–05.

(https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 52155/ijpsat.v20.1.1707)

Fetrizen, N. A. (2019). Analisis Pengaruh Kualitas Produk,Harga,Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Merek Aicos Produksi PT. Bumi Sarimas Indonesia. 7–8. (https://doi.org/https://doi.org/10.31 219/osf.io/w6dt5)

Galih Prihastomo, O. U. (2019). The Effect of

Product Quality, Price, Promotion, and Lifestyle on Purchase Decisions to Drink the Coffee. Organizations & Markets: Policies & Processes

EJournal, 15.

(https://doi.org/https://dx.doi.org/10 .2139/ssrn.3510779)

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Multivariat Dengan Program IBM SPSS 21. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gulliando, D. (2019). The Effect of Product

Quality, Price and Promotion on the Purchase Decision of Telkomsel Service Products. International Journal of Innovative Science and Research Technology, Vol. 4, Iss-9.

Hafizh Novansa, H. A. (2017). Purchase

Decision Model: Analysis of Brand Image, Brand Awareness and Price (Case Study SMECO Indonesia SME products). Saudi Journal of Humanities and Social Sciences,

Vol-2(8), 621–632. (https://doi.org/10.21276/sjhss)

(16)

Hj. Surya Bintarti., SE., M. (2015). Metodologi Penelitian Ekonomi Manajemen. Mitra Wacana Media. Iskana, F. R. (2020). Kemenperin Dorong

Industri Kosmetik Manfaatkan Bahan Baku Lokal. Katadata.Co.Id. (https://katadata.co.id/febrinaiskana /berita/5f26719508e96/kemenperin-

dorong-industri-kosmetik-manfaatkan-bahan-baku-lokal) Jihan Veronika, H. (2020). Pengaruh Kualitas

Produk, Promosi Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe Di Kota Batam.

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business, Vol.01, No.

Luh Gede Permata Sari Dewi, N. E. and H. S. (2020). The Effect of Brand

Ambassador, Brand Image, and Brand Awareness on Purchase Decision of Pantene Shampoo in Surabaya, Indonesia. The 1st International Conference on Social Sciences and Humanities (ICSH

2019), Volume 76 (SHS Web Conf.), 10.

(https://doi.org/https://doi.org/10.10 51/shsconf/20207601023)

Mohammad Alfa Hasyim, Achmad Fauzi, D. F. (2017). Pengaruh Citra Merek Terhadap Word Of Mouth Dan Keputusan Pembelian (Survei Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan 2014/2015-2015/2016

Pembeli Handphone Samsung Galaxy). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.43, No.

Nadhifah Citra Tsani Soraya, N. M. (2020). Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Bakso Boedjangan di Surabaya. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen, Vol 5,

No, 231–234.

(https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 30736%2Fjpim.v5i3.354)

Nanthie Beauty Care. (2021). Produk dan Peluang Bisnis JAFRA. (https://www.pusatbisnis.online/202 0/03/apa-itu-jafra.html?m=1) Perindustrian, K. (2018). Industri Kosmetik

Nasional Tumbuh 20%. 20 Maret. (https://kemenperin.go.id/artikel/18 957/Industri-Kosmetik-Nasional-Tumbuh-20)

Rika Nataviades. (2018). Bisnis JAFRA. (https://alljafra.wordpress.com/201 8/11/15/sejarah-jafra/)

Rizza Anggita, H. A. (2017). The Influence of

Product Quality, Service Quality and Price to Purchase Decision of SGM Bunda Milk (Study on PT. Sarihusada Generasi Mahardika Region Jakarta, South Tangerang District). A Multidisciplinary Journal, Vol-3(6), 261–272. (https://doi.org/10.21276/sb) Soewadji, M. J. (2016). Pengantar

Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media.

(17)

Sugiyono, P. D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta Bandung.

Willy, Riris Loisa, S. A. (2021). Pengaruh

Word of Mouth terhadap Keputusan

Pembelian La Madame Florist. Jurnal Prologia, Vol.5, No, 142– 147.

(https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 24912/pr.v5i1.8181)

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, diferensiasi produk, word of mouth , dan citra merek tererhadap proses keputusan

Hubungan kualitas produk dengan keputusan pembelian semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, promosi dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Honda Beat. Populasi yang

Berikut ini adalah hasil mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap keputusan pembelian atau dependen: Diduga Terdapat Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan didapatlah hasil dari variabel kualitas produk pada Kosmetik Emina yang memiliki 14 indikator dengan total skor 5.387 dengan rata-rata

Hipotesis yang dikemukakan peneliti dalam ini adalah Apakah Citra Merek, Kualitas Produk dan Word Of Mouth terdapat pengaruh atau tidak dapat pengaruh terhadap Keputusan

Reputasi yang baik pada produk mie sedaap menghasikan citra merek yang positif yang diperoleh dari adanya kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dimana konsumen akan

PENGARUH GAYA HIDUP, KUALITAS PRODUK, PROMOSI, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EIGER..