• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Diferensiasi Produk, Word Of Mouth, dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Smartphone Merek Xiaomi Di Wilayah Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Diferensiasi Produk, Word Of Mouth, dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Smartphone Merek Xiaomi Di Wilayah Tangerang Selatan"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, DIFERENSIASI PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN CITRA MEREK TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK XIAOMI

DI WILAYAH TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh:

JULHAM BAHAR NUGROHO

1112081000076

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Julham Bahar Nugroho

2. Nama Panggilan : Julham

3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 19 Juni 1994

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

5. Agana : Islam

6. Alamat : Jl. Perintis Bawah I No. 04 RT 008/012

Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, 15415.

7. Status : Belum Menikah

8. Kewarganegaraan : Indonesia

9. Telepon : 087774540904

10.Email : julhambahar@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD (1999-2005) : SD Negeri Ciputat 6

2. SMP (2005-2008) : SMP Negeri 2 Kota Tangsel 3. SMA (2008-2011) : SMA Negeri 1 Kota Tangsel 4. S1 (2012-2016) : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Saebani

Tempat & Tanggal Lahir : Sragen, 07 April 1964

Pekerjaan : POLRI

2. Ibu : Sri Hartati

Tempat & Tanggal Lahir : Cicayur, 18 Febuari 1974

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

(7)

vi

Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Agustus 1997

Pekerjaan : POLRI

4. Adik : Tangerang, Dzaky Bahar Prawira

Tempat & Tanggal Lahir : 24 Febuari

(8)

vii ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of product quality, product differentiation, word of mouth, and brand image toward purchase decision

of Xiaomi’s smartphone. Consumer of Xiaomi’s smartphone in South Tangerang were used as a study case. This research uses purposive sampling with 100

respondents Xiaomi’s smartphone. The data were analyzed using multiple linear

regression. Based results, obtained regression equation: 0258 + 0.270X1 + 0.286X2 + 0.164X3 + 0.243X4 + e, based on statistical data analysis, the indicators in this research was valid and the variables are reliability. In testing the assumption of classical, doesn’t occur multikolinieritas and heteroskedastisitas, and distribution data normal. The result of this research showed that: (1) product quality has significantly influence toward purchase decisions process, (2) product differentiation has significantly influence toward purchase decisions process, (3) word of mouth has significantly influence toward purchase decisions process, (4) brand image has significantly influence toward purchase decisions process. Based on simultaneous result, it proves that product quality, product differentiation, word of mouth, and brand image have significant influence toward purchase decisions process.

(9)

viii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, diferensiasi produk, word of mouth, dan citra merek tererhadap proses keputusan pembelian smartphone Xiaomi, studi kasus pada konsumen smartphone Xiaomi di wilayah Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan 100 responden yaitu konsumen yang membeli dan menggunakan produk smartphone

Xiaomi. Data yang diolah dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil, diperoleh persamaan regresi: 0.258 + 0.270X1 + 0.286X2 + 0.164X3 + 0.243X4 + e, berdasarkan analisis data statistik, indikator dalam penelitian ini valid dan variabel reliabel. Dalam uji asumsi klasik, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas, serta data berdistribusi normal. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian, (2) diferensiasi produk berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian, (3) word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian, (4) citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji simultan terbukti variabel kualitas produk, diferensiasi produk,

word of mouth, dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah

SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Ayahanda tercinta, Bapak Saebani, Ibunda tercinta, Ibu Sri Hartati, beserta

seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan lahir dan batin kepada

penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(11)

x

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatima, SE., MBA selaku dosen pembimbing

skripsi pertama yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan

terus memberikan motivasi dengan penuh kesabaran dan pengertian

kepada penulis.

5. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan

ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan

administrasi dan lain-lain.

8. Sahabat sahabati terbaik Bocah Gila, Bustomi, Alifikram, Syafwendi,

Adit, Bani, Shofyan, Rasis, Bramantio, Larassanti, Ravena, Diah dan

lain lain.

9. Teman-teman KKN MAHATMA kususnya Ratih, Afni dan Rian

yang telah memotivasi penulis dalam melakukan penulisan skripsi.

(12)

xi

11.Dan kepada seluruh pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu, yang telah banyak membantu, mempermudah dan memperancar

hingga skripsi ini akhirnya selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai

tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 17 Oktober 2016

Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Perilaku Konsumen ... 12

2. Marketing Mix ... 15

3. Pengertian Produk ... 16

a. Kualitas Produk ... 18

b. Dimensi Kualitas Produk ... 19

4. Diferensiasi ... 21

a. Pengertian Diferensiasi ... 21

b. Jenis-jenis Diferensiasi ... 23

(14)

xiii

d. Indikator Diferensiasi Produk ... 24

5. Word of Mouth ... 27

a. Pengertian Word of Mouth ... 27

b. Menciptakan Word of Mouth ... 32

c. Dimensi Word of Mouth ... 34

6. Merek ... 37

a. Pengertian Merek ... 37

b. Manfaat Merek... 38

c. Citra Merek ... 40

7. Keputusan Pembelian ... 44

a. Pengertian Keputusaan Pembelian ... 44

b. Proses Keputusan Pembelian ... 44

c. Dimensi Proses Keputusan Pembelian ... 45

B. Hubungan Antar Variabel ... 51

C. Penelitian Terdahulu ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 59

E. Hipotesis ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 61

B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 61

1. Populasi ... 61

2. Sampel ... 62

C. Metode Pengumpulan Data ... 64

1. Data Primer ... 64

2. Data Sekunder ... 65

D. Metode Analisis ... 66

1. Uji Kualitas Data ... 67

2. Uji Asumsi Klasik ... 68

3. Uji Hipotesis ... 73

4. Regresi Linear Berganda ... 74

(15)

xiv

E. Operasional Variabel Penelitian ... 76

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 78

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 78

1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan Xiaomi ... 78

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 84

B. Pembasahan Hasil Deskriprtif Responden ... 84

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 85

2. Responden Berdasarkan Usia ... 85

3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 86

4. Responden Berdasarkan Profesi ... 86

C. Pembahasan Analisis Deskriptif ... 87

D. Distribusi Jawaban Responden ... 102

E. Pembahasan Hasil Kuesioner ... 108

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 108

F. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 111

1. Uji Normalitas Data ... 111

2. Uji Multikolinieritas ... 113

3. Uji Heteroskedastisitas ... 114

G. Hasil Uji Hipotesis ... 116

1. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 116

2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 120

H. Analisis Regresi Linear Berganda ... 121

I. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 130

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data pangsa pasar global smartphone operating system ... 3

Tabel 1.2 Pangsa pasar merek smartphone di dunia tahun 2015 ... 4

Tabel 1.3 Pangsa pasar merek smartphone di dunia tahun 2016 ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu I ... 54

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu II ... 55

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu III ... 55

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu IV ... 56

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu V... 57

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu VI ... 57

Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu VII ... 58

Tabel 3.1 Skala Likert ... 65

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 76

Tabel 4.1 Daftar Produk Smartphone Xiaomi ... 83

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelammin ... 85

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 85

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 86

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Profesi ... 86

Tabel 4.6 Smartphone Xiaomi adalah produk yang handal ... 88

Tabel 4.7 Smartphone Xiaomi mempunyai konsumsi baterai yang efisien ... 88

Tabel 4.8 Smartphone Xiaomi mudah digunakan ... 89

Tabel 4.9 Smartphone Xiaomi nyaman digunakan ... 89

Tabel 4.10 Smartphone Xiaomi mempunyai fitur tambahan yang menarik ... 90

Tabel 4.11 Smartphone Xiaomi tidak mudah rusak ... 90

Tabel 4.12 Smartphone Xiaomi tahan lama (awet) ... 91

Tabel 4.13 Smartphone Xiaomi mempunyai bentuk yang menarik ... 91

Tabel 4.14 Smartphone Xiaomi mempunyai desain yang artistik ... 92

Tabel 4.15 Persepsi terhadap kualitas smartphone Xiaomi baik ... 92

(17)

xvi

harapan saya ... 93

Tabel 4.18 Smartphone Xiaomi mempunyai kualitas kinerja yang baik ... 94

Tabel 4.19 Smartphone Xiaomi dapat diandalkan dalam menunjang aktivitas saya ... 94

Tabel 4.20 Smartphone Xiaomi sering dibicarakan orang lain ... 95

Tabel 4.21 Smartphone Xiaomi sering direkomendasikan ... 95

Tabel 4.22 Smartphone Xiaomi dibicarakan oleh banyak orang yang berbeda profesi ... 96

Tabel 4.23 Smartphone Xiaomi dibicarakan oleh banyak orang yang berbeda status sosial ... 96

Tabel 4.24 Berita tentang Smartphone Xiaomi cepat beredar. ... 97

Tabel 4.25 Smartphone merekXiaomi mempunyai fisik menarik ... 97

Tabel 4.26 Smartphone merekXiaomi mudah diucapkan ... 98

Tabel 4.27 Smartphone merekXiaomi mudah diingat ... 98

Tabel 4.28 Smartphone merek Xiaomi bervariasi... 99

Tabel 4.29 Smartphone merek Xiaomi beda dari yang lain ... 99

Tabel 4.30 Saya merasa butuh smartphone maka saya memutuskan untuk membeli Xiaomi. ... 100

Tabel 4.31 Saya memutuskan membeli smartphone Xiaomi setelah mendapat informasi dari teman, keluarga, kerabat terdekat, dll ... 100

Tabel 4.32 Saya memutuskan membeli smartphone Xiaomi setelah mendapat informasi dari media internet ... 101

Tabel 4.33 Dari berbagai alternatif produk smartphone yang ada, saya memutuskan untuk membeli Xiaomi. ... 101

Tabel 4.34 Saya memutuskan untuk melakukan pembelian smartphone Xiaomi ... 102

Tabel 4.35 Saya merasa puas setelah melakukan pembelian smartphone Xiaomi ... 102

Tsbel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk ... 103

Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Diferensiasi Produk ... 104

(18)

xvii

Tabel 4.39 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Citra Merek ... 106

Tabel 4.40 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Proses Keputusan Pembelian ... 107

Tabel 4.41 Hasil Try Out Uji Validitas ... 109

Tabel 4.42 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 111

Tabel 4.43 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 113

Tabel 4.44 Hasil Uji Multikolinieariras ... 114

Tabel 4.45 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 116

Tabel 4.46 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 117

Tabel 4.47 Uji Signifikansi ... 121

Tabel 4.48 Hasil Regresi Linier Berganda ... 122

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ... 13

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 44

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 59

Gambar 4.1 Kurva Normalitas P.Plot Hasil Uji Normalias ... 112

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

bagi perusahaan yang beroperasi di dunia, dimana dengan adanya era

globalisasi akan dapat memperluas pasar produk dan keadaan tersebut akan

memunculkan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, pemasar harus

pandai menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan

laba sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan

harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan dengan efektif.

Dengan adanya globalisasi pasti akan diiringi dengan perkembangan

teknologi. Perkembangan teknologi pada dekade terakhir ini memberikan

pengaruh yang besar bagi dunia industri komunikasi. Untuk melakukan suatu

kontak tidak perlu dilakukan dengan harus bertatap muka langsung, melainkan

kita bisa menggunakan beberapa macam media. Sedangkan macam-macam

media sendiri adalah seperti koran, majalah, televisi, internet, maupun telepon

untuk memberi informasi yang berguna bagi masyarakat. Seperti misalnya

telepon, saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, perkembangan

telepon sebagai alat komunikasi pun semakin canggih, misalnya dalam bentuk

ponsel seluler yang memberikan beberapa kemudahan bagi penggunanya.

Teknologi komunikasi telah melalui perubahan yang cukup signifikan

dari tiap generasi. Terbukti dengan munculnya berbagai macam perangkat

(22)

2

telekomunikasi tingkat ini juga didorong oleh kebutuhan manusia untuk

menghadapi berbagai masalah yang dihadapi dan diselesaikan dalam waktu

cepat dan singkat. Teknologi komunikasi yang saat ini menjadi trend di masyarakat adalah smartphone.

Fenomena tersebut merupakan hasil dari perkembangan teknologi dan

informatika yang semakin pesat. Smartphone disebut ponsel cerdas karena ponsel ini memiliki kemampuan tinggi dalam pengoperasinnya. Dibekali

berbagai macam fitur yang canggih, smartphone memungkinkan para penggunanya bisa melakukan hal yang biasanya hanya bisa dilakukan pada

komputer atau laptop. Dengan kemampuannya tersebut seseorang tidak harus

menghabiskan banyak waktu berdiam diri di depan sebuah laptop atau personal computer demi mencari ataupun mengirim data.

Tentunya hal ini harus di iringi dengan teknologi yang canggih dan

sistem interface yang sangat mudah di pahami oleh konsumen. Sesuai arti kata

smartphone yaitu telepon pintar, ia mempunyai kemampuan layaknya komputer yang didukung oleh sebuah sistem operasi yang canggih.

Keberadaan smartphone sebagai perangkat gerak (mobile) memungkinkan penggunanya untuk tetap terhubung melalui fasilitas telepon maupun data

internet secara bersamaan, inilah yang membedakan smartphone dengan telepon biasa. IDC merilis ada 3 sistem operasi terbaik yang ada pada

smartphone dekade ini. Yaitu; system operasi IOS yang dikeluarkan oleh perusahaan Apple Inc, Sistem operasi Windows Phone yang di keluarkan oleh

(23)

3

Google Inc. Berikut ini adalah tabel pangsa pasar sistem operasi yang ada pada

smartphone.

Tabel 1.1

Data pangsa pasar Global Smartphone Operating System

Sumber: International Data Corporation (IDC), Agustus 2016

Tercatat pada tabel 1.1 platform Android pada Quarter 2 tahun 2016 mengumpulkan jumlah 87.6 persen dari keseluruhan jumlah pengapalan global smartphone. Android sendiri masih menjadi OS dengan perkembangan terpesat dengan pasar terbesar sepanjang tahun dan meningkatkan baik unit jumlah

maupun market share dari tahun 2015 (International Data Corporation, 2016). Dapat dikatakan bahwa memang Android OS merupakan sistem

perangkat mobile yang berkembang dengan pesat pada saat ini. Hal ini dikarenakan teknologinya yang open source sehinga mendapat banyak dukungan dari berbagai teknologi lainya. Di Negara Indonesia sendiri, Android

OS sudah sangat terkenal di hampir semua kalangan. Indonesia merupakan

pembeli smartphone terbesar diwilayah Asia tenggara dengan total penjualan

smartphone di Indonesia mencapai 14,8 juta unit pada tahun 2013 dimana Indonesia juga berkontribusi sebanyak 30% bagi total penjualan smartphone di Asia Tenggara (Ningrum, 2014).

(24)

4

2010. Perusahaan ini bergerak di bidang teknologi dengan produk unggulannya

berupa smartphone. Ini adalah sebuah terobosan baru yang dilakukan oleh xiaomi karena melihat perkembangan zaman yang semakin canggih dan

peluang yang ada didalam dunia smartphone terutama di wilayah Asia yang memiliki pangsa pasar potensial untuk gadget. (detikcom.com.id, 2016).

Menurut International Data Corporation (IDC), Smartphone Xiaomi kini menjadi produsen ponsel cerdas terbesar kelima di dunia. Untuk urutan

pertama masih dipegang oleh Samsung meskipun produksinya menurun, dan

kedua ditempati oleh Apple. Xiaomi menjadi vendor ponsel cerdas terbaru

yang dapat meluncur naik dengan cepat diawal tahunya. Hal ini terbukti dengan

menaiknya pangsa pasar Xiaomi di dunia yang dapat di gambarkan pada tabel

berikut:

Tabel 1.2

Pangsa pasar merek smartphone di dunia tahun 2015 (unit dalam jutaan)

Vendor 4Q15

Shipments Volumes 4Q15 Market Share 4Q14 Shipments Volumes 4Q14 Market Share Year- Over-Year Growth

1. Samsung 85.6 21.4% 75.1 19.9% 14%

2. Apple 74.8 18.7% 74.5 19.7% 0.4%

3. Huawei 32.4 8.1% 23.6 6.3% 37%

4. Lenovo 20.2 5.1% 14.1 3.7% 43.6%

5. Xiaomi 18.2 4.6% 16.5 4.4% 10%

Others 168.3 42.1% 174.0 46.1% -3.3%

Total 399.5 100% 377.8 100% 5.7%

Sumber: IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, 2016

Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015, pangsa pasar

tertinggi dunia smartphone di raih oleh Samsung. Tapi harus diketahui bahwa pangsa pasar Xiaomi di dunia sudah mencapai 5 besar. Hal ini merupakan hasil

(25)

5

tahun berikutnya Xiaomi tidak lagi bertengger pada 5 besar Dunia dikarenakan

smartphone merek Oppo telah menggeser keberadaan smartphone Xiaomi dan juga Lenovo seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Pangsa pasar merek smartphone di dunia tahun 2016 (unit dalam jutaan)

Vendor 1Q16

Shipments Volumes

1Q16 Market Share

4Q15 Shipments Volumes

4Q15 Market Share

Year-Over-Year Growth

1. Samsung 81.9 24.5% 82.4 24.6% -0.6%

2. Apple 51.2 15.3% 61.2 19.7% -16.3%

3. Huawei 27.5 8.2% 17.4 6.3% 58.4%

4. Oppo 18.5 5.5% 7.3 3.7% 153.2%

5. Vivo 14.3 4.3% 6.4 4.4% 123.8%

Others 141.5 42.3% 159.0 46.1% -11.4%

Total 334.9 100% 334.4 100% 0.2%

Sumber: IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, 2016

Tabel di atas menjelaskan bahwa hanya dengan waktu 4 bulan saja, Oppo

berhasil menggeser keberadaan Xiaomi. Dengan pangsa pasar 5.5%, ini sudah

cukup untuk mengalahkan 2 vendor smartphone di papan atas. Oppo juga terungkap berada pada posisi kedua vendor top di Indonesia, Pernyataan ini di

kutip dalam KompasTekno berdasarkan jumlah pengapalan perangkat pada kuartal dua tahun 2016. Indonesia saat ini juga disebut sebagai pasar terbuka

kedua bagi Oppo, di antara China dan India. (Nistanto, 2016)

Fenomena ini dimanfaatkan oleh perusahaan smartphone yang tidak terlalu terkenal sebelumnya atau baru muncul untuk menciptakan sebuah

smartphone dengan spesifikasi tinggi namun harga tetap terjangkau oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Salah satu perusahaan yang

memanfaatkan situasi ini adalah Xiaomi. Dalam tahun 2016, Xiaomi

(26)

6

adalah Negara Indonesia. Hal ini di ungkapkan oleh Hugo Barra, Vice President Global Xiaomi. (Reza, 2016).

Xiaomi yang sebelumnya memasuki 5 besar dunia kini akan mencoba

menjual produknya dengan menargetkan target sasaran konsumen pada negara

berkembang seperti Indonesia. Dengan berbagai macam dan variasi produk

smartphone yang ada di Indonesia ini membuat tantangan tersendiri bagi Xiaomi untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan meningkatkan

keputusan pembelian kepada konsumen. Pada dasarnya semakin banyaknya

pilihan produk yang dijual di pasar, maka semakin banyak pula pilihan bagi

konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan ekspektasi yang

diharapkan. Sehingga konsekuensi dari kondisi tersebut adalah konsumen

menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang

diluncurkan.

Produk merupakan elemen bauran pemasaran yang paling utama. Sebuah

produk yang diciptakan oleh suatu perusahaan dituntut agar mampu

menghadapi persaingan. Menurut Suryani (2008:5) agar suatu perusahaan

sukses dalam persaingan, yang dapat dilakukan adalah berusaha mencapai

tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk terus maju dan produknya

diminati banyak konsumen adalah dengan melakukan sebuah inovasi juga

memerhatikan kualitas dan diferensiasi produk.

Menurut Kotler (2007:385), diferensiasi produk adalah kegiatan

(27)

7

mengubah karakter produk. Yang dimaksud dengan menarik konsumen adalah

bahwa diferensiasi produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan

pembelian karena dengan adanya diferensiasi ini memberikan dan

menambahkan serangkaian perbedaan yang dinilai penting, untuk

membedakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut dari pesaing

lainya.

Elemen bauran pemasaran lainya yaitu promosi. Promosi atau strategi

pemasaran adalah salah satu strategi agar produk tersebut dapat terjual di

pasaran. Beberapa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Xiaomi

adalah pemasaran melalui WOM (Word of mouth). Xiaomi memanfaatkan media online dan media sosial untuk menjalankan semua kampanye

produknya. Dengan begitu, Xiaomi hampir sama sekali tak memerlukan budget

ekstra. Selain mengandalkan kampanye via media sosial. Xiaomi juga

melakukan kampanye pemasaran secara word of mouth alias dari mulut ke mulut untuk menciptakan hype dan membuat para calon pelanggan mengetahui produk- produk buatan Xiaomi (Sadewo, 2015)

Word of mouth (WOM) merupakan sebuah komunikasi pemasaran, WOM memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan iklan dan bentuk

promosi lain. Menurut Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consuling Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada 2000 konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan

(28)

8

rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat ingin membeli suatu produk

(Bramantoro, 2010).

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa Word of Mouth Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu

maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk

memberikan informasi secara personal.

Selain strategi pemasaran, citra merek yang dibuat oleh Xiaomi juga

patut dipertanyakan saat ini dikalangan konsumen. Xiaomi ini telah

menanamkan sebuah brand di benak konsumen yang berbeda dengan

smartphone asal China lainya dengan kualitas produk yang baik dimana ini berperan penting dalam mempengarui konsumen untuk membeli produk

smartphone Xiaomi. Menurut (Ferrinadewi, 2008:165) citra merek merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi

pribadinya. Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih

penting daripada keadaan sesungguhnya sehingga dapat disimpulkan citra

merek juga berperan dalam sebuah pengambilan keputusan (Simamora et al.,

2013)

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul: ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, DIFERENSIASI PEODUK, WORD OF MOUTH, DAN CITRA MEREK

TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

(29)

9 B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang terpenting dalam suatu

penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga

dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap proses

keputusan pembelian Xiaomi?

2. Apakah terdapat pengaruh diferensiasi produk secara parsial terhadap

proses keputusan pembelian Xiaomi?

3. Apakah terdapat pengaruh word of mouth secara parsial terhadap proses keputusan pembelian Xiaomi?

4. Apakah terdapat pengaruh citra merek secara parsial terhadap proses

keputusan pembelian Xiaomi?

5. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk, diferensiasi produk, word of mouth, dan citra merek secara simultan terhadap proses keputusan pembelian Xiaomi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produksecara parsial terhadap

(30)

10

b. Untuk menganalisis pengaruh diferensiasi produk secara parsial

terhadap proses keputusan pembelian Xiaomi.

c. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth secara parsial terhadap proses keputusan pembelian Xiaomi.

d. Untuk menganalisis pengaruh citra merek secara parsial terhadap

proses keputusan pembelian Xiaomi

e. Untuk meganalisis pengaruh kualitas produk, diferensiasi produk,

word of mouth, dan citra merek secara simultan terhadap proses keputusan pembelian Xiaomi.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

menerapkan pengalaman dan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah

ke dalam praktek, khususnya yang ada hubungannya dengan masalah

penelitian tersebut.

b. Bagi Akademisi

Dapat memberikan tambahan informasi yang berguna terhadap

dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran,

selain itu dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

(31)

11

Diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan dan penentuan strategi – strategi selanjutnya

(32)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan konsumen akan

semakin mengalami perubahan. Dimana zaman dulu handphone

merupakan barang tersier, namun saat ini memiliki smarphone sudah menjadi kewajiban terutama pada masyarakat perkotaan. Karena jika tidak

dapat mengoperasikan smartphone, maka dianggap tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang sekarang harus update tekonologi. Kebutuhan konsumen juga akan mempengaruhi perilaku konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2012:173) perilaku konsumen adalah

studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Wisenblit

(2015:30) adalah studi tentang tindakan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa

yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku

konsumen menggambarkan individu yang mengambil keputusan untuk

memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang dan usaha)

guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari

(33)

13 Rangsangan Pemasaran Produk dan Jasa Harga Distribusi Komunikasi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Psikologi Konsumen Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Pribadi Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian Keputusan Pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan penyalur Jumlah pembelian Waktu pembelian Metode pembayaran

penting, yaitu: perilaku konsumen (1) sebagai kegiatan fisik dan (2)

sebagai proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen erat kaitanya dengan keputusan pembelian. Dimana perilaku

konsumen merupakan suatu proses yang dilakukan oleh konsumen untuk

mendorong tindakan dari saat sebelum membeli sampai mengevaluasi

produk atau jasa yang telah dikonsumsi.

Menurut Kotler dan Keller (2012:183) titik tolak ukur untuk

memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan tanggapan atau

[image:33.595.112.548.302.682.2]

stimulus respon model seperti tabel berikut ini.

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

(34)

14

Berdasarkan model perilaku konsumen di atas, berawal dari rangsangan

yang sifatnya langsung dari pemasar maupun bukan dari pemasar kemudian

memasuki kesadaran konsumen. Sekelompok proses psikologis di gabungkan

dengan karakteristik konsumen untuk menghasilkan proses pengambilan

keputusan pembelian. Dengan adaanya serangkaian proses ini, pemasar

diharapkan dapat memahami apa yang terjadi pada rangsangan yang

datangnya dari internal pemasar maupun dari eksternal pemasar dan pada

akhirnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

Rangsangan yang diciptakan oleh pemasar terdiri dari 4P atau bauran

pemasaran (marketing mix). Setelah konsumen mendapatkan rangsangan tersbut konsumen akan melalui proses dalam dirinya yang berupa empat

proses psikologi yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori yang

mempengaruhi konsumen. Dalam motivasi, kebutuhan menjadi motif ketika

kebutuhan meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga

mendorong konsumen untuk bertindak. Setelah seorang konsumen

termotivasi, ia akan siap untuk bertindak. Lalu konsumen akan dipengaruhi

oleh pandangannya tentang sebuah situasi. Rangsangan yang semula sampai

pada konsumen akan diproses dengan memilih, mengatur dan

menerjemahkan informasi yang diterimanya. Setelah konsumen siap untuk

bertindak, maka ia akan melakukan pembelajaran yang berasal dari

pengalamanya sendiri. Pengalaman ini akan mempengaruhinya dalam proses

(35)

15

Dalam Kotler dan Keller (2012:173) terdapat faktor-faktor lain yang

mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu terdiri dari:

a. Faktor kebudayaan. Faktor ini berpengaruh luas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari budaya,

subbudaya dan kelas sosial.

b. Faktor Sosial. perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.

c. Faktor pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap

perilaku konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan

dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh

empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran

serta keyakinan dan pendirian. Perilaku konsumen akan menentukan

proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka.

Setelah serangkaian psikologi konsumen dan karakteristik

konsumen terlewati, maka konsumen akan melewati proses keputusan

pembelian yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

2. Marketing mix

Kemudian Alma (2008:205) mendefinisikan bauran pemasaran

sebagai sebuah strategi perusahaan untuk mencampur kegiatan-kegiatan

pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil

(36)

16

dikendalikan oleh perusahaan. Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk

memasarkan produknya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:57) “Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the

firm blends to produce the response it wants in the target market”. Marketing mix meliputi alat-alat pemasaran yaitu product, price, place dan

promotion.

Sementara itu menurut Rangkuti (2009:22) bauran pemasaran adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya. Dan juga untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 P

yaitu product, price, place dan promotion yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya demi mencapai pasar sasarannya. Sebuah

perusahaan perlu merumuskan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang telah

dihasilkan oleh perusahaan.

3. Pengertian Produk

Menurut Tjiptono, (2015:231) dari sudut pandang produsen atau

pemasar, produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, dan/atau

(37)

17

bersangkutan. Berdasarkan perspektif konsumen, produk adalah segala

sesuatu yang diterima pelanggan dari sebuah pertukaran dengan pemasar.

Produk mencakup berbagai macam tipe, diantaranya barang fisik (seperti

mobil, smartphone, televisi, sepatu, arloji), jasa (universitas, restoran, hotel, bank, rumah sakit), event (konser musik, pameran lukisan, piala

dunia, olimpiade), pengalaman (Disneyland, Dunia Fantasi, Sea World), orang atau pribadi (Justin Bieber, Mr. Bean, Super Junior, Lionel Messi,),

tempat (obyek wisata, baik berupa Negara, kawasan, provinsi, maupun

kota; beberapa contoh tagline promosi antara lain : Yogyakarta-“Never

Ending Asia”, Malaysia-“Truly Asia”, “Amazing Thailand”, ”Uniquely Singapore”, Taiwan-“The Heart of Asia”, Macau-“A Heritage of Two Cultures”, Hong Kong “Live It, Love It!”), properti (real estate, saham, obligasi), organisasi (Ikatan Akuntan Indonesia, Pramuka, PBB, Green Peace), informasi (bursa efek, search engines), dan ide (Keluarga Berencana di Indonesia; kampanye pemerintah Singapura agar para wanita

lulusan perguruan tinggi menikah dan punya anak).

Kotler dan Amstrong (2010) seperti yang dikutip Selvany et al.

(2015:3) Mendefinisikan bahwa Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk

meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. Produk

(38)

18

yang ada agar produk yang diperlukan oleh konsumen memberikan

kepuasan pada konsumen dan sekaligus menguntungkan perusahaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan dari produsen untuk dikonsumsi pasar baik

pasar konsumen akhir maupun pasar industrial sebagai pemenuhan

kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan.

a. Kualitas Produk

Salah satu keunggulan dalam bersaing adalah kualitas produk

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Bila tidak sesuai dengan

harapan maka produk akan ditolak. Konsumen dalam membeli suatu

produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat

memuaskan segala keinginan dan kebutuhanya. Untuk itu perusahaan

harus dapat memahami keinginan konsumen sehingga perusahaan

dapat menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen.

Kualitas produk yang baik merupakan harapan konsumen yang harus

dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik

merupakan kunci perkembangan produktivitas perusahaan

Kotler dan Armstrong (2008:347) menyatakan bahwa kualitas

adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten.

Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai

ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam

(39)

19

dikenal kualitas sebenarnya. Sedangkan untuk kualitas produk adalah ‘kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang

meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya”. Bila suatu produk telah dapat

menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang

memiliki kualitas yang baik. (Jurnal manajemen pemasaran, Ong dan

Sugiharto, 2013)

b. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Garvin (2007) dalam Lonardo dan Yasintha (2014:30)

terdapat 8 dimensi produk yaitu:

1) Performance yaitu karakteristik operasi produk dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan

kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.

2) Features yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, ac, sound,

dan sebagainya.

3) Reliability yaitu kemungkinan kecil untuk mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat /macet

/rewel /rusak.

4) Conformance yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

(40)

20

as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil

sedan.

5) Durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun

umur ekonomi penggunaan mobil.

6) Serviceability, produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut dapat diperbaiki dengan mudah dan murah.

7) Asthetic yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik,

warna, dan sebagainya.

8) Perceived Quality yaitu persepsi pelanggan terhadap kualitas yang dirasakan tentang suatu produk.

Sedangkan dalam bukunya Pride dan Farel (2010:317) terdapat

dua dimensi dalam kualitas produk yaitu level of quality dan

consistency of quality (Saidani et al., 2013).

1) level of quality merupakan jumlah kualitas yang dimiliki oleh satu produk tertentu. Hal ini menjelaskan bahwa kualitas suatu produk

sulit untuk dijelaskan kecuali produk tersebut mempunyai

perbandingan dengan produk sejenis lainya.

2) consistency of quality mengacu kepada sejauh mana suatu produk memiliki kualitas pada level yang sama dalam waktu yang lama.

Konsistensi berarti memberikan konsumen kualitas yang mereka

(41)

21

Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran kualitas produk

yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Garvin

(2007) yang meliputi: Kemampuan (Performance), fitur (Features), tidak mudah rusak (Reliability), tahan lama (Durability), bentuk menarik (Asthetic), dan persepsi kualitas (Perceived Quality) karena sesuai dengan objek penelitian.

4. Diferensiasi

a. Pengertian Diferensiasi

Sebelum menjelaskan lebih jauh diferensiasi produk, maka

terlebih dahulu menjelaskan pengertian diferensiasi. Menurut

Kartajaya (2010) diferensiasi adalah semua upaya yang dilakukan

perusahaan untuk menciptakan perbedaan diantara pesaing dengan

tujuan memberikan nilai yang terbaik untuk konsumen. Lebih lanjut

Kartajaya mengemukakan bahwa diferensiasi tak lain dari semua

upaya untuk sejauh mungkin mengintegrasikan tiga basis

diferensiasi, dimana antara konteks, maupun infrastruktur

penawaran perusahaan harus benar-benar solid satu sama lain.

Dengan demikian diferensiasi merupakan bukti dan janji yang

berikan kepada pelanggan yang tercermin di dalam Positioning

produk, merek dan perusahaan.

Selanjutnya Kotler (2007: 137) mendefinisikan diferensiasi

adalah cara merancang perbedaan yang berarti untuk membedakan

(42)

22

diferensiasi adalah suatu strategi dalam perusahaan yang berusaha

menciptakan produk unik yang berbeda dengan produk pesaing guna

menghadapi para pesaing dalam industri yang sama. Keunikan

tersebut terlihat dari ciri produk yang menawarkan nilai yang dicari

konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berbeda di

mata konsumen. Konsumen akan rela membayar dengan harga

premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk

yang unik dan berbeda olehnya.

Menurut Michael Porter, definisi diferensiasi yang dikutip Kartajaya (2004:128) “A firm differentiates is self from its

competitors if it can be unique at something that is valualable to buyers”, Michael Porter menyatakan bahwa perbedaan yang

diciptakan itu harus menciptakan nilai yang bermakna bagi konsumen.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

diferensiasi adalah suatu strategi perusahaan yang berusaha

menciptakan produk unik guna menghadapi pesaing dalam

industrinya. Keunikan tersebut terlihat dari ciri produk yang

menawarkan nilai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk

tersebut unik dan beberapa di mata konsumen. Konsumen akan rela

membayar dengan harga premium bagi produk-produk yang

(43)

23 b. Jenis Jenis Diferensiasi

Kotler (2009), menjelaskan bahwa keunggulan bersaing

sebuah perusahaan salah satunya dengan perbedaan (differentiation) tawaran perusahaan yang akan memberikan nilai lebih kepada

konsumen ketimbang yang dibawakan pesaing. Penawaran

perusahaan kepada pasar dapat di diferensiasikan, diantaranya:

1) Diferensiasi produk.

2) Diferensiasi kualitas pelayanan.

3) Diferensiasi personalia.

4) Diferensiasi citra.

5) Diferensiasi saluran distribusi

c. Diferensiasi produk

Dalam menentukan sebuah produk, perusahaan seharusnya bisa

menentukan diferensiasi pruduk. Hal ini yang akan membedakan

bagaimana produk itu berbeda dan dapat bersaing dengan produk

kompetitor lainya. Kotler & Keller (2009:8) berpendapat bahwa

produk harus didiferensiasikan agar dapat diberi merek.

Produk-produk fisik bervariasi dalam potensi mereka untuk diferensiasi. Di

ujung yang satu kita menemukan produk-produk yang sangat mampu

untuk didiferensiasi, seperti mobil, furniture, dan alat elektronik

lainnya. Di sini penjual menghadapi banyak sekali parameter

(44)

24

mutu dengan standar, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk

diperbaiki, dan gaya.

Pemasar mengklasifikasi produk berdasarkan ciri-cirinya, yaitu:

daya tahan, wujud, dan penggunaan (Kotler dan Keller, 2009:5). Daya

tahan dan wujud produk dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Barang yang tahan lama (durable goods), adalah barang wujud yang biasanya bertahan walaupun sudah digunakan nerkali-kali

2. Barang yang tidak tahan lama (Nondurable goods), adalah barang yang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam salah

satu atau beberapa kali penggunaan.

3. Jasa (Service), adalah produk yang tidak terwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya

memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok dan

kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.

d. Indikator Diferensiasi Produk

Dalam (Kotler dan Keller, 2009) menyatakan bahwa

produk-produk fisik itu berbeda-beda potensi diferensiasinya. Di satu sisi ada

produk yang memungkinkan sedikit saja variasi produknya, namun

masih mungkin terdapat diferensiasi. Disisi lain ada produk yang

mempunyai diferensiasi tinggi. Pengukuran diferensiasi produk ini

mencangkup:

(45)

25

Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk.

Dimana sebagai contohnya produk mobil. Mobil pada intinya

adalah sebuah transportasi yang digunakan konsumen untuk

memenuhi kebutuhanya, namun mobil dapat didiferensiasikan

berdasarkan model, kebutuhan, tipe, kegunaan, dan prestige.

2. Fitur.

Sebagian basar produk dapat ditawarkan dengan

memvariasikan fitur yang melengkapi fungsi dasar mereka.

Perusahaan dapat mengidentifikasi dan memilih fitur baru yang

tepat dengan mensurvei pembeli terbaru dan kemudian

menghitung perbandingan nilai pelanggan dengan biaya

perusahaan untuk setiap fitur potensial. Perusahaan juga harus

cermat dalam memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan

menemukan cara yang jelas untuk memberikan

3. Penyesuaian

Pemasar dapat mendierensiasikan produk dengan

menyesuaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Ketika

perusahaan semakin pandai dalam mengumpulkan informasi

tentang kriteria yang konsumen butuhkan, maka mereka telah

meningkatkan kemampuan mereka untuk

mengindividualisasikan penawaran pasar, pesan, dan media

(46)

26

Kualitas kinerja adalah tingkat dimana karakteristik utama

produk beroperasi. Kualitas menjadi dimensi yang sangat penting

untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan sebuah model

nilai dan memberikan kualitas yang lebih tinggi dengan uang

yang lebih rendah.

5. Kualitas kesesuaian.

Merupakan tingkat dimana unit yang diproduksi harus

sesuai dengan spesifikasi yang dijanjikan. Karna setiap konsumen

pasti mengharapkan produk yang dikonsumsinya dapat

mempunyai kualitas yang sesuai dengan apa yang di ekspektsikan

bakan lebih besar dari ekspektasi yang diharapkan.

6. Daya tahan.

Berkaitan dengan umur suatu produk dalam kondisi biasa

atau penu tekanan. Hal ini merupakan atribut berharga bagi

produk tertentu agar konsumen lebih memilih produk yang daya

tahanya lebih lama dibandingkan dengan produk yang daya tahan

sebentar. Namun ketahanan ini memiliki beberapa klasifikasi.

Harga ekstra tidak boleh berlebihan dan produk tidak boleh

ketinggalan teknologi yang cepat.

7. Keandalan.

Merupakan ukuran probabilitas bawa produk tidak akan

(47)

27

Hal ini dikarenakan pembeli biasanya akan membayar lebih

untuk produk yang lebih dapat diandalkan.

8. Mudah diperbaiki.

Kemudahan perbaikan yang ideal terjadi ketika pengguna

dapat memperbaiki sendiri produk tersebut dengan tidak banyak

mengorbankan biaya dan waktu

9. Gaya.

Gaya menggambarkan suatu penampilan atau rasa produk

tersbut kepada pembelinya. Dimana konsumen rela berkorban

lebih banyak waktu dan uangnya untuk mendapatkan produk

yang memiliki gaya lebih baik disbanding dengan produk lain

Berdasarkan uraian di atas maka pengukuran kualitas produk

yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Kotler &

Keller (2009:8) yang meliputi: fitur yang berbeda atau lebih baik dari

pada yang lain, Sesuai dengan yang konsumen harapkan, mempunyai

kualitas kinera yang baik, dan dapat diandalkan dalam menunang

aktivitas harian karena sesuai dengan objek penelitian.

5. Word of Mouth (WOM)

a. Pengertian word of mouth (WOM)

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi

(48)

28

yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu saluran

komuniaksi yang sering digunakan oleh perusahaan yang

memproduksi baik barang atupun jasa karena komunikasi dan mulut

kemulut (word of mouth) dinilai sangat efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada

perusahaan.

Menurut Hasan (2010:32) word of mouth adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain (antar

pribadi) nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Freddy

Rangkuti (2009:7) mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran

yang memicu pelanggan untuk membicrakan, mempromosikan,

merekomendasikan, dan menjual suatu produk, jasa, atau merek

kepada pelanggan lain.

Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi

word of mouth mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun

merupakan sumber pemasaran. WOM diartikan sebagai suatu bentuk

komunikasi mengenai produk barang dan jasa antara orang-orang

yang independen, bukan merupakan bagian dari perusahaan penyedia

produk tersebut, yang terjadi melalui medium yang juga diyakini

(49)

29

Menurut Kotler dan Keller (2012:478) “Word of Mouth relate

marketing is people oral, written or electronic communication that relate the merits or experiences of purchasing or using product or service.” Word of Mouth merupakan salah satu bentuk bauran

komunikasi pemasaran yang tentu diharapkan dapat

mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya baik secara

langsung melakukan perbincangan, tulisan dan bahkan melalui alat

komunikasi elektronik.

Menurut Solomon (2007:394) berpendapat bahwa Word of

mouth adalah sebuah komunikasi melalui mulut ke mulut tentang kualitas sebuah produk, word of mouth tidak hanya membawa hal positif dari produk tersebut namun juga membawa hal negatif dari

produk tersebut. Hal negatif yang terjadi di dalam word of mouth juga akan cepat tersebar seperti berita baik yang terdapat dalam word of mouth. Word of mouth dalam bidang jasa menyangkut tentang pelayanan kepada konsumennya, konsumen akan puas jika pelayanan

yang diberikan baik sehingga akan menimbulkan Word of mouth

secara alami. (Putri et al., 2016)

Berdasarkan Definisi di atas dapat di katakana bahwa word of mouth merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh sebuah individu atau perusahaan yang telah menggunakan produk dan

(50)

30

personal tentang produk tersebut kepada orang lain tanpa adanya

paksaan dari pihak manapun.

Hasan (2010:25) mengemukakan alasan yang membuat WOM

dapat menjadi sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi

keputusan pembelian yaitu:

1) WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang

artinya ketika informasi datang dari seorang teman itu lebih

kredibel karena tidak ada keterkaitan dari orang tersebut dengan

perusahaan produk tersebut.

2) WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang

bertanya dengan pengalaman langsung tentang produk melalui

pengalaman teman.

3) WOM disesuaikan dengan orang–orang yang tertarik di

dalamnya. Seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan,

kecuali jika mereka tertarik pada topik yang disukainya.

4) WOM menghasilkan informasi media informal.

5) WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana

kekuatan influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara luas kepada orang lain.

6) WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainya, seperti ikatan

sosial, waktu keluarga atau hambatan fisik lainya.

Menurut Kotler (2007:206), konsumen menerima dan

(51)

31

1) Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk

membantu dalam melakukan pilihan.

2) Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan

menggunakan penilaian kriteria.

3) Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting

bagaimana informasi yang disebarkan dan ditunjukan.

4) Sumber lain memiliki kridibilitas rendah.

5) Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau dari pada sumber lain

dan karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan

tenaga.

6) Kuat ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima

informasi.

7) Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada pesetujuan

lingkungan sosial.

Dengan demikian word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada orang lain

yang pernah mmakai produk yang bersangkutan, akan menghasilkan

informasi yang lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan lebih

menghemat waktu dan proses evaluasi merek.

Jadi, word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan. Karena WOM dilakukan oleh konsumen secara sukarela atau tanpa

mendapat imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi

(52)

32

dari rekomendasi konsumen lain. Berusaha membuat-buat WOM

justru akan menjadikan perusahaan akan gagal dan dapat

mengakibatkan efek yang lebih buruk. Membuat-buat WOM dapat

merusak brand dan image perusahaan sehingga akhirnya perusahaan akan gagal sama sekali.

b. Menciptakan Word of Mouth (WOM)

Word of Mouth akan tercipta ketika produk yang disampaikan memberikan manfaat kepada pendengarnya. Menurut Rosen

(2000:19), menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki

suatu produk untuk bisa menghasilkan WOM yang positif dan

berkelanjutan, diantaranya:

1) Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan

emosional.

2) Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek

sesuatu yang delight atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasi

konsumen.

3) Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat

meniklankan dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang

untuk menanyakan hal tersebut.

(53)

33

5) Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainya,

khususnya dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan

teknologi.

6) Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali.

Sekali konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan

produk anda lagi dan mereka akan bertindak seperti teroris.

Dalam Kotler dan Keller (2009:255) pemasaran dari mulut ke

mulut memiliki dua bentuk khusus antara lain buzz dan viral. Pemasaran buzz (gossip atau perbincangan) fungsinya dapat menghasilkan ketertarikan, menciptakan publisitas dan

mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan

merek melalui sarana yang tidak terduga atau bahkan mengejutkan.

Sedangkan pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut yang mendorong konsumen untuk

menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau

informasi audio, video dan tertulis kepada orang lain secara online.

Pemasaran buzz dan viral mencoba menciptakan publikasi di pasar untuk memamerkan merek dan fitur berharganya. Sebagian

orang percaya bahwa pemasaran buzz dan viral lebih banyak digerakkan oleh peraturan hiburan daripada peraturan penjualan.

Kampanye viral yang berhasil ditentukan karakternya sebagai “iklan

(54)

34

blog, telepon seluler, papan pesan dan aksi di dunia nyata” Kotler

(2009:257).

c. Dimensi Word of Mouth

Menurut Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui

Word of Mouth dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator, yaitu dengan melihat hubungan antara lawan bicara anda

mengenai suatu produk dan tindakan anda setelah melakukan

pembicaraan mengenai produk tersebut.

1) Lawan Bicara

a) Keahlian lawan bicara

Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang seseorang yang

dapat mempengaruhi lawan bicaranya dalam mengambil

keputusan.

b) Kepercayaan terhadap lawan bicara

Kepercayaab seseorang terhadap lawan bicara dalam

menerima informasi yang diungkapkan seseorang.

c) Daya Tarik lawan bicara

Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang

memutuskan sesuatu.

d) Kejujuran lawan bicara

Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu

berdasarkan kenyataan.

(55)

35

Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa

dipengaruhi pendapat atau pribadi sendiri.

f) Niat lawan bicara

Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu

yang dapat mempengaruhi seseorang dalam penyampaian

informasi

2) Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan

a) Konsumsi pesan

Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan

b) Pencarian informasi

Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam

memenuhi kebutuhan akan informasi.

c) Konversi

Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang

tidak diketahui menjadi mengetahui.

d) Penyampaian kembali.

Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain

mengenai suatu produk atau ajsa.

e) Penciptaan ulang pesan

Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain

mengenai suatu produk atau ajsa yang dirasakan.

Godes dan Mayzlin (2004) menyatakan bahwa ada dua dimensi

(56)

36 1) Volume

Pada dimensi ini akan diukur seberapa banyak Word of mouth yang ada. Yang dimaksud dengan volume adalah seberapa banyak word of mouth yang ada atau yang di buat dalam suatu lingkungan tertentu. Semakin banyak percakapan yang di buat

maka semakin banyak orang yang mengetahui informasi tentang

hal tersebut. Dengan adanya volume yang tinggi dari WOM tersebut maka diharapkan mendapat penilaian yang baik

kedepanya. Hal ini merupakan suatu yang sangat penting dan

pernah dilakukan pengukurannya oleh beberapa peneliti,

termasuk Yahoo! Buzz Index.

2) Dispersion

Godes dan Mayzlin (2004) meneliti bahwa dimensi ini

menjelaskan tingkat dimana percakapan mengenai suatu produk

berada pada tingkat yang luas. Luas disini diartikan sebagai

komunikasi WOM yang di gunakan dapat menyebar secara luas.

Jadi diukur apakah penyebaranya pada komunikasi sejenis saja

sudah mencapai di luar komunikasi sejenis. Word of Mouth yang kurang menyebar disebabkan oleh diskusi yang dilakukan hanya

terbatas pada lingkungan atau populasi tertentu.

Godes dan Mayzlin juga berharap word of mouth perlahan-lahandapat menyebar secara luas di dalam masyarakat. Dimana

(57)

37

berinteraksi satu sama lain, dengan demikian lebih mungkin

untuk berinteraksi secara intens dari pada melalui anggota

komunitas lainya. Jadi, tergantung pada volume WOM tersbut, karena banyaknya orang yang menjadi informan tentang produk

atau jasa tertentu menunjukan informasi tersebut telah tersebar

luas. Karena WOM merupakan sebuah komunikasi yang

menghasilkan percakapan yang baik, maka seseorang akan

bertanya kepada orang lain mengenai kualitas suatu barang atau

jasa sebelum mereka membeli dan mengkonsumsinya.

Berdasarkan uraian di atas maka dimensi Word of Mouth

yang digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Godes

dan Mayzlin (2004) yang meliputi: volume dan dispersion.

6. Merek

a. Pengertian Merek

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Tjiptono (2015:187) merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau

desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan

mendiferensiasikan mereka dengan para pesaing. Penetapan merek

sudah ada selama berabad-berabad sebagai sarana untuk membedakan

barang dari satu produsen dengan produsen lainnya.

(58)

38

kata, huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2016:263), “Brand is a name,

term, sign, symbol, or design, or a combination of these, that identifies the products or services of one seller or group of sellers and differentiates them from those of competitors”. Yang berarti merek

adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau gabungan

dari keseluruhannya, untuk mengidentifikasi sebuah produk atau jasa

dari satu atau beberapa perusahaan dan menjadi sebuah pembeda dari

para pesaingnya.

Berbagai definisi merek di atas menekankan bahwa merek erat

kaitannya dengan suatu bentuk yang mendiferensiasikan dengan

produk yang lainya. Merek juga sangat mempengaruhi alam pikir

manusia meliputi semua yang eksis dalam pikiran konsumen terhadap

merek seperti perasaan, pengalaman, citra, persepsi, keyakinan, sikap

sehingga dapat dikatakan merek adalah sesuatu yang sifatnya

immaterial

b. Manfaat Merek

Menurut Aaker & Joachimstahler, 2004 yang dikutip

(Ferrinadewi, 2008:139) yaitu merek menawarkan 2 jenis manfaat

yaitu manfaat fungsional dan manfaat emosional. Manfaat fungsional

(59)

39

Sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk

membuat penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian

atau selama proses konsumsi.

Sedangkan menurut Heggelson & Suphelen, 2004 yang dikutip

oleh Ferrinadewi (2008:139) manfaat lain yang ditawarkan merek

kepada konsumen adalah manfaat simbolis mengacu pada dampak

psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia menggunakan

merek tersebut artinya merek tersebut akan mengkomunikasikan siapa

dan apa konsumen pada konsumen lain. Ketika konsumen

menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek

tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna

sekaligus karakteristik merek itu sendiri.

Ada dua manfaat merek yaitu merek bermanfaat bagi produsen

dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai sarana

identifikasi produk dan perusahaan, bentuk proteksi hukum, signal

jaminan kualitas, sarana menciptakan asosiasi dan makna unik

(diferensiasi), sarana keunggulan kompetitif, dan sumber financial returns. Sementara bagi konsumen, merek berperan krusial sebagai identifikasi sumber produk, penetapan tanggung jawab pada produsen

atau distributor spesifik, pengurang risiko, penekan biaya pencarian

internal dan eksternal, j

Gambar

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu I
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu II
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga, iklan, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone pada mahasiswa pengguna

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kualitas produk, citra merek terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung pada mahasiswa manajemen

Pengaruh Citra Merek, Desain Produk, Gaya Hidup, dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha 150 CC (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Analisis tersebut dapat dikatakan Citra Merek, Desain Produk, Gaya Hidup, dan Word Of Mouth berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap Keputusan

Jika variabel bebas yang terdiri dari diferensiasi produk, citra merek, kualitas produk, dan harga mempunyai nilai sama dengan nol, maka keputusan pembelian pada

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone

Selanjutnya secara simultan variabel Kualitas Produk, Word Of Mouth dan Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Merek Senduro Coffee dengan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian secara parsial uji-t, variabel word of mouth dan citra merek signifikan terhadap keputusan pembelian