• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Identitas Klien

Nama klien adalah Ny. R berumur 35 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terakhir klien adalah SMP dan pekerjaan klien adalah sebagai buruh. Status klien adalah menikah. Klien berasal dari semarang. Klien masuk RSJD Dr. Aminogodohutomo pada tanggal 29 Desember 2009 pukul 11.30 WIB di ruang III Graha Citro Anggodo dengan diagnose medis F20.0 (skizofrenia paranoid). Nomer CM klien adalah 032591. Identitas penanggung jawab klien adalah Ny. S beralamat di semarang. Hubungan dengan klien adalah sebagai adik kandung. Pekerjaan penanggung jawab klien adalah sebagai guru. Tanggal pengkajian 31 Desember 2009 pukul 10.00 WIB.

B. Alasan Masuk

Klien mengamuk sehari sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondohutomo.

C. Faktor Presipitasi

Klien mengatakan sehari sebelum masuk RSJD Dr. Aminogondohutomo terjadi pertengkaran dengan bapaknya, penyebabnya klien mengingatkan bapaknya supaya tidak minum manis terlalu banyak. Bapaknya tidak terima, akhirnya terjadi keributan sehingga klien mengamuk.

(2)

D. Faktor Predisposisi

Klien mengatakan tiga hari sebelum bertengkar dengan bapaknya, klien pergi keluyuran. Klien mengatakan dirumah rasanya jenuh dan bosan karena stress memikirkan suaminya yang jarang pulang ke rumah. Klien mengatakan sedih memikirkan suaminya yang mempunyai istri lagi. Klien mengetahui kalau suaminya mempunyai istri lagi dari mertuanya. Sejak saat itu klien merasa tidak dihargai sebagi seorang istri oleh suaminya. Selain itu klien juga mengatakan mempunyai pengalaman masa lalu yang menyedihkan. Klien mengatakan pernah patah hati ditinggal pacarnya setelah dinodai. Klien mengatakan pengalaman tersebut terjadi saat klien kelas dua SMP. Klien mengatakan sudah pernah dirawat di RSJD Dr. Amonogondohutomo 10x dari tahun 1990. Klien mengatakan rajin kontrol berobat, namun terkadang obatnya diminum tidak teratur. Klien mengatakan terakhir dirawat di RSJD Dr. Aminogondohutomo pada bulan November 2009 selama dua minggu.

E. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda vital a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg b. Nadi : 84 x/menit c. Suhu : 36,5 °C 2. Ukur a. Berat Badan : 73 kg b. Tinggi Badan : 160 cm

(3)

3. Keluhan Fisik

Klien mengatakan kepalanya pusing.

F. Psikososial

1. Genogram

Klien adalah anak pertama dari enam bersaudara. Klien sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak. Klien tinggal dengan kedua anak laki-lakinya dan suaminya, tetapi suaminya jarang pulang kerumah. Klien mengatakan dalam memutuskan suatu masalah dimusyawarahkan dengan keluarga. Klien mengatakan bapaknya mengajari untuk selalu jujur, jangan sampai melupakan sholat dan mengaji.

Klien

: Klien : Laki-laki : Perempuan : Hubungan darah : Tinggal satu rumah : Meninggal

(4)

2. Konsep Diri a. Citra Tubuh

Klien mengatakan suka dengan postur tubuh yang dimiliki. Klien tidak mempunyai masalah dengan citra tubuhnya.

b. Identitas

Klien mengatakan bangga dilahirkan sebagai seorang perempuan dan dikaruniai dua orang anak.

c. Peran

Sebelum sakit klien berperan sebagai ibu dari kedua anaknya, sebagai istri dari Tn. D dan kakak bagi keempat adiknya.

d. Ideal Diri

Klien mengatakan seandainya nanti pulang dari RSJ bercerai dengan suaminya, klien mengatakan tidak mau menikah lagi. Klien mengatakan trauma dengan laki-laki dan menganggap semua laki-laki sama, hanya bisa menyakiti hatinya. Klien ingin mengasuh anaknya dan ingin menjadikan anak keduanya sebagai ABRI

e. Harga Diri

Klien mengatakan tidak dihargai oleh suaminya sebagai seorang istri lagi. klien mengatakan satu kampung tidak ada yang suka dengan dirinya. Klien mengatakan malu diejek oleh tetangganya, tetangganya mengejek klien gila. Klien mengatakan bahwa orang lain selalu membicarakan tentang sakit yang dialaminya. Klien mengatakan

(5)

sudah tidak dibutuhkan oleh keluarganya Karena selama tiga minggu dirawat di RSJ belum pernah sekalipun dijenguk oleh keluarganya. 3. Hubungan Sosial

Sebelum sakit klien mengatakan mempunyai banyak teman. Klien mengatakan aktif mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat seperti arisan, tahlilan dsb. Selama dirawat di ruang III klien tidak mempunyai masalah dengan perawat dan klien lain. Klien mengatakan kalau ada yang menyinggung perasaannya klien langsung marah dan mengeluarkan kata-kata kotor.

4. Spiritual

Klien beragama Islam. Klien mengatakan bahwa ajaran islam baik. Klien mengatakan merasa berdosa apabila tidak melakukan ibadah sholat lima waktu, kecuali kalau sedang berhalangan. Klien mengatakan bisa mengaji Al-quran dan menghafal surat Yasin. Selama di rumah sakit klien selalu melaksanakan ibadah sholat lima waktu.

G. Status Mental

1. Penampilan

Penampilan klien selama di rumah sakit rapi dan terlihat bersih. Klien selalu memperhatikan kebersihan dirinya dengan memakai sandal kemanapun berjalan, mencuci tangan sebelum dan setelah makan.

(6)

2. Pembicaraan

Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara keras dan jelas. Selain itu pasien mampu memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan dari perawat.

3. Aktivitas Motorik

Selama di rumah sakit aktivitas motorik klien gelisah. Gelisah memikirkan keluarganya belum ada yang datang menjenguk dan klien ingin segera pulang.

4. Alam Perasaan

Alam perasaan klien selam di rumah sakit khawatir. Klien khawatir kalau akan di ECT lagi. Klien mengatakan tidak mau di ECT.

5. Afek

Afek klien selama di rumah sakit sesuai. 6. Interaksi Selama Wawancara

Saat dilakukan pengkajian dengan interview langsung pada klien menunjukkan sikap kooperatif pada perawat dan Kontak mata klien kurang terjaga (saat wawancara melihat sekeliling, tidak fokus melihat perawat).

(7)

7. Persepsi

Klien tidak mempunyai masalah dengan persepsinya. Klien mengatakan tidak pernah mendengar, melihat dan mencium sesuatu yang mengganggunya.

8. Proses Pikir

Selama wawancara proses pikir klien terkadang blocking. 9. Isi Pikir

Klien tidak mengalami gangguan pada isi pikir seperti obsesi, depersonalisasi, fobia, ide yang terkait, hipokondria, ataupun magis dan juga waham.

10. Tingkat Kesadaran

Saat dikaji tingkat kesadaraan klien composmentis klien mengetahui waktu saat dilakukan wawancara. Klien mengetahui sekarang berada di RSJ dan klien mengetahui orang yang berdada disekitarnya.

11. Memori

a. Jangka panjang : klien mengatakan satu bulan yang lalu masuk RSJD Dr. Amino Gondohutomo karena marah dengan suaminya.

b. Jangka pendek : klien mengatakan tiga hari sebelum berada di rumah sakit keluyuran.

(8)

c. Daya ingat saat ini : pada saat dikaji klien mengatakan tadi pagi di ECT dan sekarang kepalanya pusing.

Klien tidak ada masalah dengan memorinya. Pengkajian dilakukan pada pukul 11.00 WIB

12. Tingkat Konsentrasi Berhitung

Klien mampu berhitung sederhana, klien mampu menghitung lamanya hari berada di rumah sakit dan mampu berhitung sederhana.

13. Kemampuan Penilaian

Klien mengalami gangguan ringan, klien menjawab pertanyaan dengan bantuan perawat.

14. Daya Tilik Diri

Klien mengingkari penyakit yang dideritanya. Klien mengatakan “saya tidak sakit kok dibawa kesini, yang sinting tu keluargaku”.

H. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien dapat makan dan minum sendiri dengan bantuan minimal. Klien dapat makan 3x sehari atau sesuai dengan kebutuhan.

(9)

2. BAB/ BAK

Klien dapat BAB/ BAK sendiri dan dapat pergi ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan perawat.

3. Mandi

Klien dapat mandi atas inisiatif sendiri 2x sehari, pagi hari pukul 05.00 dan sore hari pukul 15.30 WIB.

4. Berpakaian atau Berhias

Klien ganti baju sekali dalam sehari dan dapat menggunakan pakaian sendiri yang sesuai, dapat menyisir rambutnya sendiri dengan rapi.

5. Kebersihan diri

Klien mampu merawat kebersihan dirinya sendiri tanpa bantuan perawat seperti mandi, gosok gigi dan ganti pakaian meskipun kadang harus disuruh terlebih dahulu Klien mampu menjaga kebersihan diri.

6. Istirahat dan Tidur

Sebagian besar waktu klien setiap harinya digunakan untuk istirahat dan tidur. Klien tidur siang mulai pukul 13.00 sampai jam 15.00 dan tidur malam mulai pukul 19.00/ setelah sholat isya’. Kegiatan yang dilakukan klien sebelum tidur berbincang-bincang dengan klien lain. Dan kegiatan yang dilakukan setelah bangun tidur adalah nonton TV, pergi keruang rehabilitasi dan berbincang-bincang dengan klien lain/ perawat.

(10)

7. Penggunaan Obat

Klien mampu meminum obatnya sendiri yang diberikan perawat dengan bantuan minimal.

I. Mekanisme Koping

Dalam menghadapi suatu masalah klien menggunakan koping maladaptif dengan mengamuk. Klien mengatakan ketika sedang marah semua orang yang ada disekitarnya diamuk meskipun tidak bersalah. Klien juga mengatakan jika sedang mempunyai suatu masalah terkadang pergi kerumah pakdenya untuk menceritakan masalah yang sedang dialami.

J. Aspek Medik

1. Diagnosa Medik

F20.0 = Skizofrenia Paranoid

2. Terapi medik

Tanggal Therapy Dosis/ per hari

29 Desember 2009 Injeksi lodomer Injeksi diazepam Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 1 ampul 1 ampul 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg

(11)

30 Desember 2009 Elektro convultion Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 31 Desember 2009 Elektro convultion Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 1 Januari 2010 Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 2 Januari 2010 Elektro convultion

Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 3 Januari 2010 Chlorpromazine Trihexypenidil Respidone 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 4 Januari 2010 Elektro convultion

Chlorpromazine Trihexypenidil Persidal 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 5 Januari 2010 Chlorpromazine Trihexypenidil 2 x 100 mg 2 x 2 mg

(12)

Persidal 2 x 2 mg 6 Januari 2010 Elektro convultion

Chlorpromazine Trihexypenidil Persidal 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 7 Januari 2010 Chlorpromazine Trihexypenidil Persidal 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 8 Januari 2010 Elektro convultion

Chlorpromazine Trihexypenidil Persidal 2 x 100 mg 2 x 2 mg 2 x 2 mg 3. Pemeriksaan Penunjang

a. EKG pada tanggal 4 Januari 2010

b. Laboratorium

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal 1 Januari 2010 SGOT SGPT 23,9 u/L 34,2 u/L 0,0-33,0 u/L 0,0-46,0 u/L

(13)

K. Analisa data

No Waktu Data Masalah

keperawatan Ttd 1. 31 Desember 2009 10.00 DS: - Klien mengatakan sehari sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa DaerahDr. Aminogondohutomo terjadi pertengkaran dengan bapaknya, penyebabnya klien mengingatkan

bapaknya supaya tidak minum manis terlalu banyak. Bapaknya tidak terima, akhirnya terjadi keributan sehingga klien mengamuk.

- Klien mengatakan jengkel dengan suaminya karena jarang pulang kerumah dan mengetahui kalau suaminya mempunyai istri lagi.

- Klien mengatakan yang membuat jengkel dan stress selama ini karena meikirkan suaminya. - Klien mengatakan

kalau ada yang menyinggung

perasaannya klien langsung marah dan mengeluarkan kata-kata kotor.

DO:

- Kontak mata kurang. - Nada suara tinggi. - Klien tampak gelisah.

Resiko perilaku kekerasan

(14)

2. 31 Desember 2009 13.00 DS: - Klien mengatakan seandainya nanti pulang dari RSJ bercerai dengan suaminya, klien mengatakan tidak mau menikah lagi. Klien mengatakan trauma dengan laki-laki dan menganggap semua laki-laki sama, hanya bias menyakiti hatinya. Klien ingin mengasuh anaknya dan ingin menjadikan anak keduanya sebagai ABRI.

- Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh suaminya

- Klien mengatakan satu kampung tidak ada yang suka dengan dirinya hanya tetangga dekat yang disukai oleh klien.

- Klien mengatakan malu diejek oleh tetangganya gila.

- Klien mengatakan tetanggaynya bahwa dia merasa orang ali sering membicarakan tentang sakit yang dialaminya.

DO:

- Selama wawancara kontak mata klien dengan perawat kurang. - Nada suara rendah - Ekspresi malu.

(15)

L. Masalah keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan 2. Harga diri rendah

M. Pohon masalah

Core Problem

N. Daftar diagnosa keperawatan

1. Resiko Perilaku kekerasan 2. Harga diri rendah

Harga diri rendah Resiko Perilaku kekerasan

(16)

O. Rencana Tindakan Keperawatan NamaPasien: Ny. R

Diagnosa : Resiko perilaku kekerasan No. Reg : 032591 Perencanaan Hari/ Tanggal/ Waktu Diagnosa

Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Resiko Perilaku Kekerasan TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan SP Ip 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 1. Setelah dilakukan tindakan 1x pertemu-an klien menun-jukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: a. Wajah cerah, tersenyum b. Mau berkenalan c. Ada kontak mata d. Bersedia menceritakan perasaan. 1. Bina hubungan saling percaya dengan : a. Beri salam setiap berinteraksi b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien d. Tunjukan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi e. Tanyakan Hubungan saling percaya memungkin kan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.

(17)

2. Klien dapat mengidentif i-kasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukann ya. 3. Klien dapat mengidentif ikasi tanda-2. Setelah 1x pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya : a. Menceritakan penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri sendiri maupun lingkunganya . 3. Setelah 1x pertemuan klien perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien. f. Buat kontrak interaksi yang Jelas g. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien. 2. Bantu klien mengungkap kan perasaan marahnya: a. Motivasi klien untuk mencerita kan penyebab rasa kesal atau jengkelny a. b. Dengarka n tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien 3. Bantu klien mengungkap kan tanda-Pengungkap an perasaan dalam atau lingkungan yang mengncam akan menolong klien untuk sampai kepada akhir penyelesaia n persoalan. Mengetahui perilaku yang

(18)

tanda perilaku kekerasan 4. Klien dapat mengidentif i-kasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukany a. menceritakan tanda-tanda saat terjadi perialku kekerasan: a. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain b. Tanda emosional: perasaan marah, jengkel, bicara kasar. c. Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. 4. Setelah 1x pertemuan klien menjelaskan : a. Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah tanda perilaku kekerasan yang dialaminya: a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perialku kekerasan terjadi b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan. c. Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan. 4. Diskusikan dengan klien perialku kekerasan yang dilakukannya selama ini : a. Motivasi klien menceritak dilakukan oleh klien sehingga memudahka n untuk intervensi. Mengeksplo rasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, untuk

(19)

5. Klien dapat mengidentif ikasi akibat perialku kekerasan dilakukannya . b. Perasaan saat melakukan kekerasan. c. Efektifitas cara yang dipakai dalam menyelesaika n masalah. 5. Setelah 1x pertemuan klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya . a. Diri sendiri: luka, dijauhi teman, dll b. Orang lain/ keluarga: luka, tersinggung, an jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukann ya. b. Motivasi klien menceritak an perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi. c. Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukann ya masalah yang dialami teratasi. 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada: a. Diri sendiri b. Orang lain/ keluarga. c. Lingkungan. mengetahui perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedaka n perilaku yang konstruktif dengan destruktif, dapat membantu klien menggunak an cara yang dapat menyelesaik an masalah. Membantu klien menilai perilaku kekerasan yang dilakukan, dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan.

(20)

6. Klien dapat mengidentif ikasi cara konstruktif dalam mengungka pkan kemarahan, ketakutan, dll. c. Lingkungan: barang atau bendan rusak. 6. Setelah 1x pertemuan klien: a. Menjelaskan cara-cara yang sehat mengungkap kan marah. 6. Diskusikan dengan klien: a. Apakah klien mau memepelajari cara baru mengungkap kan cara marah yang sehat. b. Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkap kan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien. c. Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkap kan marah 1) Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olahraga. 2) Verbal: mengungka pkan bahwa dirinya Klien dapat mengubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.

(21)

7. Klien dapat mendemons trasikan cara mengontrol perilaku kekerasan. 7. Setelah 1x pertemuan klien memperagak an cara mengontrol perilaku kekerasan: a. Fisik 1 (tarik nafas dalam) sedang kesal kepada orang lain. 3) Sosial: latihan asertif dengan orang lain. 4) Spiritual: sembahyan g/doa, dzikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing. 7.1 Diskusikan cara yang mungkin untuk dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungka pkan kemarahan. 7.2 Latih klien memperaga kan cara yang dipilih: a. Peragakan cara melaksanaka n cara yang dipilih b. Jelaskan manfaat cara Agar klien dapat mempelajari perilaku konstruktif yang lain.

(22)

8. Membimbi ng klien memasukan kegiatan ke dalam jadual harian. 8. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. tersebut c. Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan d. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang belum sempurna. 7.3 Anjurkan klien menggunak an cara yang sudah dilakukan dilatih saat marah/ jengkel. 8.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 8.2 Beri reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal harian. Melatih klien untuk membuat jadwal kegiatan yang akan di lakukan.

(23)

SP IIp 1. Memvalida si masalah dan latihan sebelumnya . 2. Melatih klien cara mengontrol marah dengan cara fisik II (memukul bantal/ kasur/ koversi energi) 1. Kilen dapat menyebutkan dan mendemonstr asikan latihan yang diajarkan sebelumnya. 2. Setelah 1x pertemuan klien memperagak an cara mengontrol perilaku kekerasan: a. Fisik II (memukul bantal/ kasur/ konversi energi) 1.1 Motivasi klien untuk menyebutk an dan mendemons trasikan latihan sebelumnya 1.2 Beri pujian atas jawaban yang benar. 2.1 Motivasi klien untuk melakukan cara mengontrol marah dengan memukul bantal atau kasur atau benda lunak lainnya. 2.2 Latih klien memperaga kan cara mengontrol marah fisik II: a. Peragakan cara melaksanaka n cara yang dipilih b. Jelaskan manfaat cara tersebut c. Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah Mengetahui masalah pada klien yang sesuai dan mengevalua si klien dalam berlatih cara mengotrol marah yang telah diajarkan. Agar klien dapat mempelajari perilaku konstruktif yang lain.

(24)

3. Menganjur kan klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian. SP IIIp 1. Memvalid asi masalah dan latihan sebelumn 3. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1. Kilen dapat menyebutk an dan mendemons trasikan latihan dilakukan d. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang belum sempurna. 2.3 Anjurkan klien menggunak an cara yang sudah dilakukan dilatih saat marah/ jengkel. 3.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 3.2reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1.1 Motivasi klien untuk menyebutk an dan mendemons trasikan Melatih klien untuk membuat jadwal kegiatan yang akan di lakukan. Mengetahui masalah pada klien yang sesuai dan mengevalua

(25)

ya. 2. Melatih cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta, menolak dan mengungka pkan marah secara baik) 3. Menganjur kan klien untuk memasukan yang diajarkan sebelumnya . 2. Setelah 1x pertemuan klien memperaga kan cara mengontrol perilaku kekerasan: a. Verbal: mengungka pkan perasaan jengkel atau kesal pada orang lain tanpa menyakiti. 3. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah latihan sebelumnya 1.2 Beri pujian atas jawaban yang benar. 2.1 Motivasi klien untuk melakukan cara mengontrol marah secara verbal (meminta, menolak dan mengungka pkan marah secara verbal) 2.2 Anjurkan klien untuk mengikuti lalu mempraktik an cara mengontrol marah (memukul bantal). 2.4 Beri reinforceme nt positif atas tindakan benar yang dilakukan klien. 3.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan si klien dalam berlatih cara mengotrol marah yang telah diajarkan. Agar klien dapat mempelajari perilaku konstruktif yang lain. Melatih klien untuk membuat jadwal

(26)

kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian. SP IVp 1. Memvalid asi masalah dan latihan sebelumn ya. 2. Melatih cara kontrol perilaku kekerasan secara spiritual (berdoa, berwudhu dan sholat). dilakukan ke dalam jadual harian. 1. Kilen dapat menyebutkan dan mendemonstr asikan latihan yang diajarkan sebelumnya. 2. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan salah satu cara yang diajarkan. yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 3.2 Beri reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1.1 Motivasi klien untuk menyebutk an dan mendemons trasikan latihan sebelumnya 1.2 Beri pujian atas jawaban yang benar. 2.1 Motivasi klien untuk melakukan cara mengontrol marah secara spiritual (berdoa, berwudhu dan sholat). 2.2 Anjurkan klien untuk kegiatan yang akan di lakukan. Mengetahui masalah pada klien yang sesuai dan mengevalua si klien dalam berlatih cara mengotrol marah yang telah diajarkan. Agar klien dapat mempelajari perilaku konstruktif yang lain.

(27)

3. Menganjur kan klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian. SP Vp 1. Memvalida si masalah dan latihan sebelumnya . 3. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1. Kilen dapat menyebutkan dan mendemonstr asikan latihan yang mengikuti lalu mempraktik an cara mengontrol marah (memukul bantal). 2.3 Beri reinforceme nt positif atas tindakan benar yang dilakukan klien. 3.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 3.2 Beri reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1.1 Motivasi klien untuk menyebutk an dan mendemons trasikan Melatih klien untuk membuat jadwal kegiatan yang akan di lakukan. Mengetahui masalah pada klien yang sesuai dan mengevalua

(28)

2. Menjelaska n cara mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat (prinsip 5 benar obat). 3. Membimbi ng pasien memasukka n dalam jadwal harian. diajarkan sebelumnya. 2. Klien dapat meminum obat sesuai aturan dan cara yang telah diajarkan dan dengan bantuan minimal. 3. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual latihan sebelumny. 1.2 Beri pujian atas jawaban yang benar. 2.1 Memotivasi klien untuk menyebutk an kembali latihan mengontrol perilaku kekerasan yang telah diajarkan.D iskusikan bersama klien tentang latihan yang telah diajarkan sebelumn 2.2 Ajarkan klien untuk meminum obat secara teratur. 2.3 Beri reinforcme nt positif atas tindakan benar yang dilakukan klien. 3.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan si klien dalam berlatih cara mengotrol marah yang telah diajarkan. Klien dapat memahami cara mengotrol marah dengan cara yang telah diajarkan, mampu meminumo bat secara teratur dan benar dengan bantuan minimal. Melatih klien untuk membuat jadwal kegiatan yang akan

(29)

Sp1k 1. Membina hubungan saling percaya. 2. Mendiskusi kan masalah yang dirasakan keluarga harian. 1. Setelah dilakukan tindakan 1x pertemu-an klien menun-jukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: a. Wajah cerah, tersenyum b. Mau berkenalan c. Ada kontak mata d. Bersedia menceritak an perasaan. 2. Keluarga dapat: a. Menjelaskan perasaannya. b. Menjelaskan cara merawat ke dalam jadual harian. 3.2 Beri reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga: a. Salam perkenalan. b. Jelaskan tujuan. c. Buat kontrak. d. Eksplorasi perasaan keluarga klien. e. Motivasi keluarga klien untuk menyetujui dan mengikuti kontrak. 2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: a. Perilaku di lakukan. Hubungan saling percaya memungkin kan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya Pengungkap an perasaan dalam atau lingkungan yang mengncam

(30)

dalam merawat klien dengan perilaku kekerasan. 3. Menjelaska n pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala serta proses kejadiannya . 4. Menjelaska n cara merawat klien perilaku kekerasan. klien perilaku kekerasan c. Mendemonst rasikan cara perawatan klien perilaku kekerasan d. Berpartisipas i dalam perawatan klien perilaku kekerasan. 3. Keluarga memahami dan menyebutk an kembali pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan. 4.1 Setelah 1x pertemuan keluarga: a. Menjelask an cara merawat klien dengan perilaku kekerasan. kekerasan. b. Penyebab perilaku kekerasan. c. Akibat yang akan terjadi jika perilaku kekerasan tidak di tangani. d. Cara keluarga menghadap i perilaku kekerasan klien. 3.1 Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya perilaku kekerasan dan akibat perilsku kekerasan. 3.2 Beri reinforcme nt positif pada keluarga 4.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perialku kekerasan. akan menolong keluarga untuk sampai kepada akhir penyelesaia n persoalan. Keluarga mampu memahami dan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, serta proses kejadian marah. Peran serta keluarga dalam merawat klien sangat membantu proses penyembuh an klien.

(31)

SP IIk 1. Melatih keluarga mempraktik an cara merawat b. Mengung kapkan rasa puas dalam merawat klien 1. Keluarga mampu mempraktika n cara merawat 4.2 Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien perilaku kekerasan. 4.3 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan. 4.4 peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan). 4.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperaga kan memperaga kan ulang. 4.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan 1.1 Diskusikan bersama keluarga dalam mempraktik Supaya keluarga lebih memahami cara

(32)

klien perilaku kekerasan. SP IIIk 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat. (discharge planning). 2. Menjelaska n follow up klien sebelum pulang. klien perilaku kekerasan. 1. Keluarga mampu membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat secara mandiri. 2. Keluarga mematuhi jadual yang telah dibuat untuk kesembuhan klien. 3. Keluarga mengerti/ memahami an cara merawat klien perilaku kekerasa 1.2 Motivasi keluarga untuk mempraktik an cara merawat klien perilaku kekerasan. 1.3 Beri reinforceme nt positif pada keluarga untuk respon baik dari anggota keluarga. 1.1 Diskusikan bersama keluarga dalam membuat jadual aktivitas di rumah. 1.2 Motivasi keluarga untuk membuat dan memenuhi jadual aktivitas yang dibuat. 1.3 Beri reinforcme perawatan klien langsung. Mengidentif ikasi keluarga agar berlatih secara teratur dalam proses penyembuh an klien.

(33)

follow up yang telah diarahkan pada klien. nt positif. 1.4 Motivasi keluarga untuk menerima klien. 1.5 Diskusikan follow up untuk keluarga. Harga Diri Rendah TUM: Klien meiliki konsep diri yang positif SP Ip 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 1. Setelah 1x interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampinga n dengan perawat, mau mengutaraka n masalah yang dihadapi. 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunak an prinsip komunikasi terapeutik: a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. b. Perkenalkan diri dengan sopan. c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien. d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati Hubungan saling percaya memungkin kan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.

(34)

2. Klien dapat mengidenti fikasi aspek positif dan kemampua n yang dimiliki. 3. Klien dapat menilai 2. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan : a. Aspek positif yang dimiliki klien. b. Aspek positif keluarga. c. Aspek positif lungkungan klien. 3. Setelah 1x interaksi janji. f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan klien. 2.1 Diskusikan dengan klien tentang: a. Aspek positif yang dimiliki oleh klien, keluarga, lingkungan. b. Kemampuan yang dimiliki oaleh klien. 2.2 Bersama klien buat daftar tentang; a. Aspek positif yang dimiliki oleh klien, keluarga, lingkungan b. Kemampuan yang dimiliki oleh klien. 2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan member penilaian negatif. 3.1 Diskusikan dengan Mengidentif ikasi hal-hal positif yang masih dimiliki oleh klien. Mengidentif ikasi

(35)

kemampua n yang dimiliki untuk dilaksanaka n. 4. Membimbi ng klien memasukk an dalam jadwal harian. SP IIp 1.memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan . 4. Klien dapat memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1. Kilen dapat menyebutka n dan mendemonst rasikan latihan yang diajarkan sebelumnya. klien kemampua n yang dapat dilaksanaka n 3.2 Diskusikan kemampua n yang dapat dilanjutkan pelaksanaa nya. 2.1 Motivasi klien untuk memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 2.2 Beri reinforceme nt positif pada klien setelah memasukan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadual harian. 1.1 Motivasi klien untuk menyebutk an dan mendemons trasikan latihan sebelumnya 1.2 Beri pujian kemampuan yang masih dapat digunakan. Melatih klien untuk membuat jadwal kegiatan yang akan di lakukan. Mengetahui masalah pada klien yang sesuai dan mengevalua si klien dalam berlatih cara

(36)

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya ) yang dipilih sesuai kemampua n. 3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat. 2. Setelah 1x interaksi klien membuat dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuann ya. 3. Setelah 2x interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat. atas jawaban yang benar. 2.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampua n klien: a. Kegiatan mandiri b. Kegiatan dengan bantuan 2.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien. 2.3 Beri contoh pelaksanaa n kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien. 3.1 Anjurkan klien untuk melaksanak an kegiatan yang telah direncanaka n. 3.2 Pantau kegiatan yang dilaksanaka n klien. 3.3 Beri pujian atas usaha mengotrol marah yang telah diajarkan. Agar klien dapat melakukan kegiatan yang realistis yang sesuai kemampuan yang dimiliki Mengidentif ikasi klien agar berlatih secara teratur.

(37)

SP Ik 1. Mendiskusi kan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaska n pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien 1. Keluarga dapat: a. Menjelaska n perasannya. b. Menjelaska n cara merawat klien harga diri rendah c. Mendemon strasikan cara perawatan harga diri rendah. d. Berpartisip asi dalam perawatan klien harga diri rendah. 2. Keluarga memahami dan menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan proses yang dilakukan oleh klien. 3.4 Diskusikan kemungkun an pelaksanaa n kegiatan klien setelah pulang. 1. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: a. Harga diri rendah. b. Penyebab harga diri rendah. c. Akibat yang akan terjadi jika harga diri rendah tidak di tangani. d. Cara keluarga menghadap i harga diri rendah klien. 2.1 Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan Pengungkap an perasaan dalam atau lingkungan yang mengncam akan menolong keluarga untuk sampai kepada akhir penyelesaia n persoalan. Keluarga mampu memahami dan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, serta proses

(38)

beserta proses terjadinya. 3. Menjelaska n cara-cara merawat pasien harga diri rendah. terjadinya harga diri rendah. 3. Keluarga mampu mempraktika n cara merawat klien harga diri rendah. akibat harga diri rendah. 2.2 Beri reinforcme nt positif pada keluarga 3.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi harga diri rendah. 3.2 Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien harga diri rendah. 3.3 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi harga diri rendah. 3.4 peragakan cara merawat klien (menangani harga diri rendah). 3.5 Beri kesempatan kejadian harga diri rendah. Peran serta keluarga dalam merawat klien sangat membantu proses penyembuh an klien.

(39)

SP IIk 1. melatih keluarga mempraktik kan cara merawat pasien dengan harga diri rendah. 2. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri rendah. 1. Keluarga mampu mempraktika n cara merawat klien harga diri rendah keluarga untuk memperaga kan memperaga kan ulang. 3.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan. 1.1 Diskusikan bersama keluarga dalam mempraktik an cara merawat klien perilaku kekerasan. 1.2 Motivasi keluarga untuk mempraktik an cara merawat klien perilaku kekerasan 1.3 Beri reinforcme nt positif pada keluarga untuk respon baik dari anggota keluarga. Supaya keluarga lebih memahami cara perawatan klien langsung.

(40)

SP IIIk 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning). 2. Menjelaska n follow up klien setelah pulang. 1. Keluarga mampu membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat secara mandiri. 2. Keluarga mematuhi jadual yang telah dibuat untuk kesembuhan klien. Keluarga mengerti/ memahami follow up yang telah diarahkan pada klien. 1.1 Diskusikan bersama keluarga dalam membuat jadual aktivitas di rumah. 1.2 Motivasi keluarga untuk membuat dan memenuhi jadual aktivitas yang dibuat. 1.3 Beri reinforcme nt positif. 1.4 Motivasi keluarga untuk menerima klien. 1.5 Diskusikan follow up untuk keluarga. Mengidentif ikasi keluarga agar berlatih secara teratur dalam proses penyembuh an klien.

(41)

P. Implementasi dan Evaluasi Nama pasien : Ny. R

Diagnosa : Resiko perilaku kekerasan

No.reg : 03259

No.

Dx Waktu Implementasi Evaluasi Ttd

1. Rabu, 31 Desember 2009 Jam 10.15 SPIP a. Membina hubungan saling percaya b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan c. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

d. Mengidentifikasi

perilaku kekerasan yang biasa dilakukan e. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan f. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

g. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik 1 (nafas dalam)

h. Membimbing pasien memasukkan dalam

S :

- Klien mengatakan namaku R, namamu siapa?

- Klien mengatakan jengkel dengan bapaknya karena bapaknya diingatkan untuk tidak minum banyak

manis tidak

mendengarkan, bapak malah marahin saya dan saya dituduh semalaman tidak bisa tidur dan nonton Tv dengan suara keras. - Klien mengatakan kalau

marah biasanya kepalanya pusing dan nada bicara keras.

- Klien mengatakan kalau marah biasanya saya mengomel dan bicara keras sampai semua orang takut dengan saya semua orang yang ada disekitar

(42)

-jadwal kegiatan harian saya marahin, klien juga mengatakan pernah memukul orang yang membuatnya jengkel. - Klien mengatakan akibat

dari marahnya, klien dijauhi tetangga.

Hubungan dengan

keluarga dan tetangga menjadi buruk orang yang disayangi menjadi sakit hati.

- Klien mengatakan mau diajari cara mengontrol marah yang sehat.

- Klien mengatakan cara mengontrol marah ada empat pertama nafas dalam, kedua pukul

bantal, ketiga

mengungkapkan

perasaannya pada orang lain,keempat berdoa/ sholat.

- Klien mengatakan akan mengingat cara yang sudah diajarkan.

O :

- Klien kooperatif

- Kontak mata klien kurang - Mata klien merah

(43)

- Klien mempraktekkan cara tarik nafas dalam. A : - Klien dapat Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan,

Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan,

Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan dan dapat mempraktekkan cara mengontrol PK dengan nsafas dalam juga mengisi jadwal kegiatan harian. - Dari analisa diatas SP1p

tercapai. P : Perawat - Perawat mengevaluasi SP1p pada pertemuan berikutnya. Pasien : - menganjurkan pasien berlatih kembali untuk cara kontrol PK yang pertama (nafas dalam)

(44)

dengan memberikan PR 1. Kamis, 1 Januari 2010 Pukul 09.00 SPIP a. Membina hubungan saling percaya b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan c. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan d. Mengidentifikasi

perilaku kekerasan yang biasa dilakukan e. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan f. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

g. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik 1 (nafas dalam) h. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian S : - Klien mengatakan “namamu S to? Aku masih ingat.

- Klien mengatakan “jengkel dengan bapak

karena bapakku

diingatkan untuk tidak minum banyak manis tidak mendengarkan, bapak malah marahin saya dan saya dituduh semalaman tidak bisa tidur dan nonton Tv dengan suara keras”. - Klien mengatakan kalau

marah biasanya

kepalanya pusing.

- Klien mengatakan yang mengantar saya kesini adik dan bapak.

- Klien mengatakan “kalau marah biasanya saya mengomel dan bicara keras sampai semua orang takut dengan saya semua orang yang ada disekitar saya marahin” - Klien mengatakan akibat

(45)

-dari marahnya, klien dijauhi tetangga.

- Klien juga mengatakan “ biar saja kalau saya tidak marah, semua ngece saya”

- Klien mengatakan “saya masih ingat cara yang mengontrol marah yang kemaren diajarkan, yang pertama tarik nafas dalam, kedua gebuk bantal, yang ketiga ngomong dengan orang, keempat berdoa dan sholat.

- Klien mengatakan “ya tak ingate mba s cara yang sudah diajarkan” O :

- Klien kooperatif - Kontak mata klien ada - Klien mempraktekkan

cara tarik nafas dalam. A : - Klien dapat Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku

(46)

kekerasan,

Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan,

Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan dan dapat mempraktekkan cara mengontrol PK dengan nsafas dalam juga mengisi jadwal kegiatan harian. - Dari analisa diatas SP1p

tercapai. P :

Perawat

- Perawat melanjutkan SP2P ( cara kontrol yang kedua yaitu memukul bantal atau kasur)

Pasien :

- menganjurkan pasien berlatih kembali untuk cara kontrol PK yang pertama (nafas dalam) dengan memberikan PR. 1. Jumat, 2 Januari 2010 Pukul 10.00 SPIIP a. Memvalidasi

masalah dan latihan sebelumnya

b. Melatih pasien cara kontrol PK fisik II (memukul bantal

S :

- Klien mengatakan perasaanya senang, klien mengatakan “hatiku tentrem disini”

- Klien mengatakan ”saya masih ingat cara

(47)

-atau kasur) c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian mengontrol marahdengan napas dalam”

- Klien mengatakan mau diajari cara mengontrol marah pukul bantal

- Klien mengatakan “ aku jengkel karo kowe pak….”

- Klien mnegatakan senang bisa cerita dan ngobrol dengan perawat dan mengatakan akan

mengingat cara

mengontrol marah yang sudah diajarkan.

O :

- Klien tampak tenang dan kooperatif

- Klien mempraktekkan cara mnegungkapkan marah dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal. A :

- Klien dapat

mempraktekkan cara mengontrol marah tarik nafas dan pukul bantak - Dari analisa diatas SP2P

tercapai. P :

(48)

- melanjutkan SP3P cara kontrol yang ketiga yaitu cara verbal dengan mengungkapkan bahwa dirinya sedang marah Pasien

- menganjurkan pasien berlatih kembali untuk cara kontrol PK yang pertama (nafas dalam) dan memukul bantal dengan memberikan PR dan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 1. Sabtu, 3 Januari 2010 Pukul `12.00 SPIIIP a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya b. Melatih pasien dengan

cara verbal (meminta,

menolak dan

mengungkapkan marah secara baik)

c. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

S :

- Klien mengatakan perasaannya baik

- Klien mengatakn masih ingat cara mengontrol marah yang telah diajarkan “ nafas dalam dan pukul bantal”

- Klien mengtakan mau diajari cara mengontrol marah yang sehat dengan mengungkapkan

perasaann marahnya. - Klien mengatakan

mengontrol marah dengan diungkapkan ada tiga yang pertama meminta klien

(49)

mengatakan “ tolong jangan ganngu saya dulu” kedua dengan menolak klien mengatakan “saya

sudah tidak mau

mengasuh anakmu lagi dik” ketiga dengan mengungkapkan klien mengatakan “ aku jadi

jengkel dengan

perkataanmu….”

- Klien mengatakan mau

melakukan dan

menggunakan cara yang telah diajarkan ketika marah”

O :

- Klien tampak kooperatif - Kontak mata klien ada - Klien mempraktekkan

cara yang telah diajarkan

nafas dalam ban

mangungkapkan secara verbal.

A :

- Klien dapat menyebutkan cara mengungkapkan marah yaitu nafas dalam, gebuk bantal dan mengungkapkan secara verbal

(50)

- Dari analisa diatas SP3P tercapai

P : Perawat

- Mengevaluasi cara mengontrol marah yang telah diajarkan dan mengajari cara mengontrol marah ketiga

Pasien

- Menganjurkan pasien untuk berlatih mengontrol merah menggunakan cara yang telah diajarkan. Dan menggunakannya pada saat akan marah.

1. Minggu, 4 Januari 2010 pukul 09.00 SPIVP : a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya b. Melatih pasien cara

kontrol PK secara spiritual (berdoa, berwudlu dan sholat) c. Membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

S :

- klien mengatakan perasaanya baik

- klien mengatakan cara mengontrol marah ada empat yang pertama nafas dalam, kedua pukul

bantal, ketiga

mengungkapkankepada orang lain.

- Klien mengatakan mau diajari cara mengontrol marah dengan berdoa - Klien mengatakan caranya

dengan berdoa atau tarik

(51)

-nafas dalam lalu beristighfar dan mengambil air wudu lalu sholat

- Klien mengatkan mau menggunakan cara yang sudah diajarkan ketika marah.

O :

- Klien tampak kooperatif - Kontak mata dengan klien

terjalin dengan baik

- Klien mempraktekkan cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam dan beristighfar.

A :

- Klien dapat menyebutkan cara mengontrol marah yang sehat dan Klien dapat mempraktekkannya. - Dari analisa diatas SP4P

klien tercapai. P :

Perawat

- Mengevaluasi tentang cara mengontrol marah marah dan mengajari cara minum obat dengan benar.

Pasien

(52)

untuk melatih cara mengontrol marah yang telah dipelajari dan menggunakannya pada saat akan marah.

1. Senin, 5 Januari 2010 Pukul 10.00 SPVP : a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya b. Menjelaskan cara

kontrol PK dengan minum obat (prinsip 5 benar minum obat) c. Membimbing pasien

memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

S:

- klien mengatakan perasaannya baik.

- Klien mengatakan cara mengontrol marah yaitu tarik nafas, gebuk bantal, ngomong dengan orang lain, berdoa atau sholat. - Klien mengatakan obat

yang diminum ada tiga macam yaitu orange besar, orange kecil dan putih kecil.

- Klien mengatakan kalau sehabis minum obat yang warna orange besar rasanya ngantuk terus. - klien mengatakan nanti

siang tidak mau minum obat yang warna orange besar karena sehabis minum obat warna itu rasanya ngantuk terus. - Klien mengatakan kalau

minum obta tidak teratur maka tidak

(53)

-sembuh. O:

- klien kooperatif kontak mata saat interaksi terjalin dengan baik. - Klien mempraktikkan

cara mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam dan istighfar. - Klien mengetahui

akibat tidak minum obat dengan teratur. A :

- Klien dapat

mempraktekkan cara mengontrol marah menggunakan cara yang telah diajarkan.

- Klien dapat mengetahui akibat bila minum obat tidak teratur dan berhenti tanpa seizin dokter.

- Dari analisa diatas SP5P klien belum tercapai. P :

Perawat

- Mengevaluasi cara mengontrol marah pada klien.

- Mengevaluasi klien cara minum obat dengan benar.

(54)

Pasien

- Menganjurkan pasien untuk melatih cara mengontrol marah yang telah dipelajari dan menggunakannya pada saat akan marah

Menganjurkan kepada klien untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan kepada klien untuk tidak berhenti minum obat tanpa izin dokter. 1. Selasa, 6 Januari 2010 Pukul 10.00 SPVP : a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya b. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum obat (prinsip 5 benar minum obat) c. Membimbing pasien

memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

S :

- Klien mengatakan perasaanya baik

- Klien mengatakan cara mengontro marah yaitu tarik nafas dalam, gebuk bantal, mengungkapkan perasaanya kepada orang lain, berdoa/ sholat.

- Klien mengatakan mau diajari cara minum obat dengan benar.

- Klien mengatakan obat yang diminum ada 3 yaitu orange bersar, orange kecil dan putih. kecil - Klien mengatakan setelah

(55)

-minum obat yang orange besar mengantuk dan rasanya tenang.

- Klien mengatakan” obat yang orange besar namanya CPZ gunannya agar pikiran tenang, yang putih namanya THD gunanhya agar tidak tremor dan ngiler/ ngeces yang orange kecil lupa ik mba..”

- Klien mengatakan “ saya akan selalu minum obat sesuai waktunya mba ”. - Klien mengatakan cara

minum obat sebelum diminum dilihat dulu nama saya, nama obat saya dan jumlah obat yang harus saya minum.

- Klien mengatakan mau melatih cara mengontrol marah yang telah diajarkan dan akan minum obat sesuai teratur.

- Klien mengatakan perasaanya setelah berbincang-bincang

senang “ bisa mengetahui nama obat dan efeknya,

(56)

tapi yang orange kecil saya lupa”.

O :

- Klien kooperatif.

- Kontak mata pada saat interaksi terjalin dengan baik.

- Pasien tampak tenang. - Pasien mempraktekkan

cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam lalu beristighfar.

- Pasien mempraktekkan cara minum obat.

A :

- Klien dapat

mempraktekkan cara mengontrol marah menggunakan cara yang telah diajarkan.

- Klien dapat menyebutkan cara benar minum obat. - Klien dapat mengetahui

akibat bila minum obat tidak teratur dan berhenti tanpa seizin dokter.

- Dari analisa diatas SP5P klien tercapai.

P : Perawat

(57)

mengontrol marah pada klien.

- Mengevaluasi klien cara minum obat dengan benar. Pasien

- Menganjurkan pasien untuk melatih cara mengontrol marah yang telah dipelajari dan menggunakannya pada saat akan marah

- Menganjurkan kepada klien untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan kepada klien untuk tidak berhenti minum obat tanpa izin dokter. 1. Rabu, 7 Januari 2010 pukul 10.00 SP1p – SP5p a. Memvalidasi masalah klien

b. Mengevaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. c. Mengevaluasi akibat perilaku kekerasan. d. Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan. e. mengevaluasi cara minum obat dengan

S:

- klien mengatakan perasaanya pagi ini senag dan sudah tidak merasa jengkel dengan bapaknya. - Klien mengatakan tanda

dan gejala perilaku kekerasan yaitu mata merah, nada suara tinggi, kepinginnya mengamuk. - Klien mengatakan akibat

dari perilaku kekerasan dijauhi oleh tetangganya.

(58)

-prinsip 5 benar. - Klien mengatakan cara mengontrol marah ada 4 yang pertama tarik nafas dalam-dalam, kedua gebuk bantal atau kasur, ketiga mengungkapkan perasaan marahnya kepada orang lain dengan baik, keempat berdoa/ sholat/ membaca alquran.

- Klien mengatakan “cara minum obat yang pertama lihat dulu namanya, lihat nama obatnya, lihat jumlah obat yang harus diminum dan waktu minum obat harus diingat-ingat”.

O:

- Kontak mata klien dengan perawat terjalin dengan baik.

- Klien kooperatif. - Klien tampak tenang. - Klien mempraktekkan

cara mengontrol marah cara fisik 1 dengan tarik nafas dalam.

A:

- Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala perilaku

(59)

kekerasan.

- Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan. - Klien dapat menyebutkan

cara mengontrol perilaku

kekerasan dan

mempraktekkannya. - Klien dapat menyebutkan

cara minum obat dengan prinsip 5 benar.

- Dari analisa diatas masalah klien teratasi. P:

Perawat

- Mengevaluasi cara mengontrol marah pada klien.

- Mengevaluasi klien cara minum obat dengan benar. - Mendelegasikan ke perawat ruangan untuk mengevaluasi SP1P-SPVP

dan melanjutkan

intervensi diagnosa harga diri rendah.

Pasien

- Menganjurkan pasien untuk melatih cara mengontrol marah yang telah dipelajari dan menggunakannya pada

(60)

saat akan marah

- Menganjurkan kepada klien untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan kepada klien untuk tidak berhenti minum obat tanpa izin dokter.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan ciri dari bisnis ritel modern yaitu lokasi strategis yang merupakan faktor penting dalam bisnis ritel, prediksi cermat terhadap potensi pembeli, pengolaan

memberikan pengarahan yang terbaik sehingga menambah ilmu dan semoga mendatangkan keberkahan. Maafkan kami bapak karena selalu merepotkan bapak. Bapak Ibu Dosen Prodi

Maka terdapat pengaruh yang signifikan dan positif kecerdasan integral dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP

Metabolism of quercetin-7 and quercetin-3-glucuronides by an in vitro hepatic model: the role of human beta-glucuronidase, sulfotransferase, catechol-O-methyltransferase

Skripsi dengan judul “Karakteristik Personal, Lingkungan Organisasi, Karakteristik Pekerjaan, dan Kepuasan Kerja Pemeriksa (Studi Kasus pada Direktorat Jenderal Bea dan

Keputusan Bupati Bantul Nomor 576 Tahun 2014 tentang Perhitungan dan Pemberian Honor Bagi Pengelola Keuangan Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Pengelolaan hutan mangrove oleh masyarakat memberikan tingkat keuntungan privat yang paling tinggi untuk tenaga kerja khususnya pada pengelolaan us aha penangkapan udang di

truck harus dalam keadaan baik yang artinya keadaan pucuk daun teh dari kebun pemetikan sampai ke lokasi pengolahan belum terjadi perubahan, seperti daun yang mengalami