• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH: JAKARIA Nrp PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH: JAKARIA Nrp PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

KEARAH WILA YAH PANTAI BERKELANJUTAN

DAN DAMPAKNY A KEPADA KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN KUTAI

PROPINSI KALIMANTAN TlMUR

OLEH:

JAKARIA

Nrp.98.237

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

lAKARlA, Analisis Pengelolaan Rutan Mangrove Kearah Wilayah Pantai Berkelanjutan Dan Dampaknya Kepada Kesejahteraan Masyarakat Di

Kabupaten Kutai Propinsi Kalimantan Timur. Dibawah bimbingan Prof Dr. Ir. H. Affendi Anwar, MSc. Sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Ir. Said Rusli, MA dan Dr. Ir. Bambang luanda, MS sebagai Anggota Komisi

Pembimbing.

Dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat wilayah pantai, hutan mangrove memegang peranan penting, baik dalam bentuk penggunaan langsung ataupun tidak langsung.

Penelitian ini bertujuan untuk; (I) mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat yang hidup disekitar hutan mangrove; (2) mengkaji bagaimana kebijakan pemilikan/penguasaan dan menelaah bentuk pengelolaan hutan mangrove; (3) menganalisis nilai maniaat, sosial, ekonomi hutan mangrove, (4) menganalisis pengelolaan hutan mangrove kearah wilayah pantai berkelanjutan dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat.

Penelitian tersebut adalah dengan melakukan survel lapangan di lokasi kawasan pantai Muara Delta Mahakam di Kabupaten Kutai.

Responden adalah rumah tangga nelayan dan petambak yang berada disekitar kawasan hutan mangrove dan mempunyai daerah tangkapandipantai atau laut. Penentuan responden dalam penelitian ini adalah dilakukan secara kuota sampling, yaitu diambil kepala keluarga (KK) nelayan sebagai contoh sebanyak 120 KK (responden) dari desa contoh. Dari ketiga contoh, desa diacak untuk diambil jumlah Rumah Tangga Nelayan sebagai contoh responden menurut jenis kegiatan.

(3)

lumlah respond en tersebut terdiri dari, pemakai kayu bakar sebanyak 21 responden, pemancing sebanyak 20 responden, penangkap udang di laut sebanyak 40 responden, dan petambak sebanyak 39 responden.

Analisa data yang dilakukan adalah dengan berpedoman kepada teori kesediaan membayar atau Willingness To Pay yang diperoleh dari surplus konsumen

dan metode biaya pengadaan dan metode penerimaan kepada fungsi permintaan. Demikian pula halnya dalam mengkur kelayakanlj.enis usaha pengelolaan hutan mangrove yang dilakukan responden yaitu dengan metode Matrik Analisis Kebijakan

(Policy Analisis MatriX). Disamping itu dilakukan analisa data secara deskriptif untuk

mengkaji atau melihat sejauh mana gambaran singkat kesejahteraan (Share Food Method) dan Profil ketenagakerjaan penduduk di Kabupaten Kutai.

Hasil analisa menunjukkan bahwa hutan mangrove mempunyai manfaat dan peranan ekonomi yang sanga[ besar daiam kehidupan masyaraka[ sekitar kawasan.

Berdasarkan karakteristik rumah tangga nelayan, permintaan kayu bakar. hasil pemancingan kepiting, penangkapan udang laut dan hasil tambak dipengaruhi oleh harga, umur, dan jumlah anggota rumah tangga. Dalam hal ini, kayu bakar dikatagorikan pada kelompok barang inferior. Sedangkan hasil pemancingan (kepiting), hasil penangkapan (udang) dan hasil tambak (udang) adalah merupakan barang kebutuhan primer. Total nilai ekonomi hutan mangrove sebesar Rp. 167.93xl09 atau Rp. 1l,195,331/hektar/tahun. Kontribusi hutan mangrove dalam bentuk penerimaan adalah sekitar Rp. 58.55xl09 atau Rp. 3.903.332/hektar/tahun dari total manfaat surplus konsumen kontribusinya sebesar Rp. 109.38xl09 atau Rp. 7.29\. 999 Ihektar/tahun dari total manfaat.

(4)

Harga sosial yang paling besar pada usaha pemancingan dan penangkapan udang laut sebesar Rp. 1.470.706.76, sedangkan harga so sial pada tambak sebesar Rp. 60.985.16. Dengan demikian us aha penangkapan udang laut dan pemancingan memberikan potensial keuntungan tertinggi dari perspektif masyarakat dan menunjukkan nilai tambah potensial atau alternatif pengelolaan hutan mangrove.

Disamping itu pula merupakan suatu sistem pengelolaan yang strategis dan memungkinkan untuk dilaksanakan bagi masyarakat nelayan. Artinya pengelolaan usaha tersebut dapat memberikan satu keseimbangan ekosistem, dimana disatu pihak ketersediaan sumberdaya alam relatif tidak berubah dan dipihak kesejahteraan dan pendapatan masyarakat bertambah.

Nilai kiwari bersih (NPV) untuk harga privat yang tertinggi adalah usaha pemancingan dan penangkapan udang dilaut oleh mayarakat nelayan. Pernyataan ini diartikan bahwa pengelolaan usaha pemancingan udang di laut memberikan insentif pendapatan bagi nelayan. Sedangkan untuk nilai kiwari bersih privat untuk pengelolaan usaha tambak ternyata lebih kecil clari no!. Artinya, pengelolaan usaha tambak secara financial dibawah lebih baik clari usaha penangkapan udang di laut clan pemancmgan.

Nilai kiwari bersih (NPV) untuk harga so sial untuk pengelolaan usaha pemancingan dan penangkapan udang di laut memiliki nilai kiwari bersih so sial lebih tinggi dan layak diusahakan, dan diikuti usaha tambak. Harga so sial merupakan inclikator nilai tambah potensial dari beberapa alternatif pengelolaan hutam mangrove, jika clistorsi kebijakan dan ketidaksempurnaan pasar dapat clihilangkan, berarti pengelolaan usaha pemancingan dan penangkapan udang di laut relatif

(5)

memberikan keuntungan potensial pada masyarakat nelayan dibanding pengelolaan usaha tambak.

Nilai ekosistem faktor produksi hutan mangrove pada harga so sial menunjukkan indikator tingkat keuntungan potensial masyarakat atau sebagai indikator keunggulan komparatif suatu usaha pengelolaan hutan mangrove.

Pengelolaan hutan mangrove oleh masyarakat memberikan tingkat keuntungan privat yang paling tinggi untuk tenaga kerja khususnya pada pengelolaan us aha penangkapan udang di laut dan pemancingan dibandingkan pada usaha tembak.

Pada tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kutai yang tertinggi pertumbuhan ekonominya (PDRB) dalam beberapa tallUn terakhir mempunyai total golongan konsumsi sebesar Rp. 80,030,- perkapita sebulan relatif rendah. Di daerah ini terdapat kawasan industri besar karena kabupaten Kutai merupakan wilayah teriuas dan terbanyak penduduknya.

Pengangguran terbuka dikabupaten Kutai dari hasil SUSENAS tahun 1998, memberikan indikasi masih tingginya tingkat pengangguran terbuka dari 2,25 % tahun 1996 menjadi5, 19 % tahun 1999.

Dilihat dari jenis pekerjaan di wilayah ini adalah tenaga pertanian yang tertinggi sebesar 31,85 % dan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,19 % sedangkan pada sektor pertanian yang paling banyak penduduk melakukan aktivitasnya yaitu sebesar 42,80 %.

Tingginya tingkat pengangguran adalah akibat pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh industri pengolahan kayu dan perusahaan pertambangan

(6)

batubara, minyak bumi dan gas. Oisamping itu pula migran yang datang mempunyai tujuan untuk mencari pekerjaan pada perusahaan tersebut.

Oi kabupaten Kutai pada tahun 1996 sebesar angka beban tanggungan sebesar 69.40 tahun menjadi turun 58,80 pada tahun 1999. Berkurangnya beban tanggungan dimaksud tidak lepas dengan menurunnya angka fertilitas dan tingginya migrasi ke wilayah Kabupaten Kutai yang masih tergolong usia produktif

TPAK Kalimantan Timur pada tahun 1995 mencapai 55,71 persen, angka ini naik sedikit menjadi 55,99 persen pada tahun 1999. Hal ini ula disebabkan oleh krisis ekonomi yang membawa dampak semakin menyempitnya lapangan usaha bagi penduduk.

Penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu di kabupaten Kutai mencapai 35,78 % pada tahun 1998, dan mengalami penurunan sebesar 33,18

% pada tahun 1999.

Penduduk yang bekerja lebih dari 35 jam semmggu di kabupaten Kutai adalah sebesar 64,22 % pada tahun 1998 dan mengalami peningkatan sebesar 66,82 % pada tahun 1999.

Selanjutnya pengelolaan hutan mangrove kaitannya dengan Undang-undang Oaerah No.22 Tahun 1999, aplikasinya bahwa masyarakat wilayah pesisir pantai kabupaten Kutai akan terjadi pembagian kekuasaan / wilayah yang disesuaikan dengan perluasannya. Oiharapkan semua jenis kegiatan yang berhubungan dengan pengelo laan hutan mangrove kontribusinya dapat langsung diterima oleh masyarakat kawasan tersebut. Implikasinya. bahwa kebijakan pembangunan harus mengedepankan aspek sosial capital dan human capital.

(7)

Peranan kelembagaan dalam pola pembinaan nelayan secara sistematis oleh pemerintah tidak terpusat kepada konsentrasi sektoral pada satu tujuan tertentu saj a, melainkan harus diarahkan pada pembinaan swadaya dan kemandirian nelayan dikawasan tersebut.

Proses disosiatif seperti konflik sosial sering terjadi adalah didaerah wilayah tangkap, tambak, dan antara masyarakat dengan perusahaan. Pada wilayah pesisir pantai yang masih memiliki kekayaan sumber daya hayati seperti di muara delta Mahakam ini sering terjadi konflik sosial yang lebih besar. Namun sejauh ini konflik tersebut dapat diselesaikan .

Saran yang diajukan adalah sesuai fungsi dan peranannya, sumber daya alam hutan mangrove perIu dilestarikan. Upaya yang harus dilakukan, dengan mempertahankan hutan mangrove sebagai hutan lindung dari usaha penebangan liar

uall kUIlVl;;;lSi iahaIl yaug, JijaJikan latnbak secara berlebihan, serta usaha apa

sebaiknya dilakukan untuk memberikan manfaat yang maksimal.

DiperIukan pembinaan dan pengawasan oleh pemerintahlterkait dalam upaya peningkatan produksi serta menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan sumber daya alam kawasan pantai. Dalam mengelola hasil laut dan hasil hutan masyarakat kawasan hutan mangrove perlu diberikan suntikan bantuan dana dan usaha industri kecil.

Pelaksanaan pembinaan, seperti mengaktifkan kelompok nelayan wilayah pantaisegera mungkin dilaksanakan, kalau belum ada segera mungkin dibentuk. Diperlukan juga penyuluh yang profesional atau konsultan yang dibayar petani/nelayan.

(8)

Peraturan dan pengawasan diberikan kepada nelayan khususnya masyarakat kawasan pantai untuk menghindari konflik-konflik yang sering terjadi.

Demikian pula halnya perlu penataan kembali daerah green belt yang

(9)

ANALISIS PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

KEARAH WILA YAH PANTAI BERKELANJUTAN

DAN DAMPAKNYA KEPADA KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN KUTAI

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

OLEH:

JAKARIA

Nrp.98.237

Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Magister Sains

Pada

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)

Judul Tesis : ANAL ISIS PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE KEARAH WILAY AH PANT AI BERKELANJUTAN DAN DAMPAKNYA KEPADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPA TEN KUTAI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama : J A K A R I A

Nomor Pokok 98237

Program Studi IImu Pereneanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.H.Affendi Anwar, M.Sel Ketua

Ir. Said Rusli, M.A Anggota

Ketua Program Studi lImu Pereneanaan Pembangunan Wilayab dan Perdesaan

(Prof.Dr.lr.H.Affendi Anwar, M.Sel

Tanggal Lulus:

2 9 NOY

2000

Dr.lr.Bambang Juanda, M.S Anggota

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah lama penyimpanan telur itik setelah perendaman dalam larutan teh hitam (Camellia sinensis) selama

Kemampuan Asap cair kayu putih sebagai antioksidan ditunjukkan dengan perlakuan penambahan asap cair ternyata dapat menghambat laju peningkatan nilai TBA dan kadar

Jenis Heat Exchanger (HE ) yang akan digunakan dalam desain ini adalah Double pipe Heat Exchanger atau Shell and Tube Heat Exchanger bergantung pada flow area

Masalah sosial budaya terjadi karena adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan realita yang terjadi. Salah satu masalah sosial budaya adalah konflik

Air tanah, yang umumnya mempunyai kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain, pemakaiannya juga sudah harus mulai dikurangi atau dihentikan

Manifestasi klinik  umumnya sudah terjadi beberapa bulan pasien mengalami hipertiroidisme, dan gejala klinik muncul umumnya sudah terjadi beberapa bulan pasien

Bir de Y.H.Bayur'un ne yazdığına bakalım: "17 Mayısa kadar orada (Arıburnu'nda) komuta M.Kemal Beyde idi. Bu günden sonra o yine 19.Tümen Komutanı kalır

memungkinkan termasuk kegunaan dari tugas tersebut. Peserta didik tipe guardian sangat patuh kepada guru. Segala pekerjaan yang diberikan kepada guardian dikerjakan