• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS

PADA IBU HAMIL DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH

SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013

Netti Osma

Mahasiswi Universitas U’Budiyah Indonesia

Latar Belakang : Menurut WHO (2007), 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus antara lain : Umur, paritas, dan riwayat abortus. Data di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh menunjukkan adanya peningkatan angka kejadian abortus yaitu pada tahun 2012 terdapat 71 kasus sedangkan pada tahun 2013 periode Januari-Juni terdapat 50 kasus. Rata-rata ibu yang mengalami abortus memiliki umur beresiko 35 tahun keatas, memiliki paritas lebih dari 4 dan memiliki riwayat abortus.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013.Metode Penelitian : penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan case control study dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrosfektif. Dengan populasi 100 orang dimana 50 orang kelompok kasus dan 50 orang kelompok kontrol. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 04 Agustus sampai dengan 07 Agustus 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melihat rekam medik dan instrumen penelitian yang digunakan adalah checklis. Setelah data terkumpul dianalisis dengan metode editing, coding, prosesing, tabulating, kemudian analisa univariat dan analisa bivariat.Hasil Penelitian : Analisa data dengan menggunakan program komputer atau SPSS. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh antara umur terhadap kejadian abortus dengan nilai OR=3,551, ada pengaruh antara paritas terhadap kejadian abortus dengan nilai p-value=0,001, ada pengaruh antara riwayat abortus terhadap kejadian abortus dengan nilai OR=2,282.Kesimpulan dan Saran : dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara umur, paritas, riwayat abortus terhadap kejadian abortus. Peneliti menyarankan kepada peneliti lain agar dapat melakukan penelitian yang lebih luas mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus pada ibu hamil dan instansi pendidikan diharapkan mampu menyediakan buku bacaan tentang abortus yang lebih komplit, serta diharapkan kepada petugas kesehatan dapat menginformasikan dan meningkatkan penyuluhan serta konseling kepada ibu hamil agar dapat mengurangi dan mencegah terjadinya abortus. Kata Kunci : Kejadian abortus, umur, paritas, riwayat abortus

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE OCCURRENCE OF ABORTION FOR

PREGNANT WOMEN IN GENERAL SERVICES AGENCY

REGIONAL HOSPITAL THE MOTHER AND

CHILD IN ACEH 2013

Background : According to WHO (2007 ) , 15-50 % of maternal deaths are caused by abortion . Abortion complications such as bleeding or infection can lead to death . In addition, many factors that influence the occurrence of abortion include: Age , parity , and history of abortion . Data in Local Public Service Board Women's and Children 's Hospital of Aceh Government showed an increase in the incidence of abortion that in 2012 there were 71 cases , while in the period from January to June 2013 there were 50 cases . Average mother who experienced abortion have a lifespan of 35 years and older are at risk , have more parity than 4 and have a history of abortion . Objective: To determine the Factors Affecting Occurrence Abortion In Pregnant Women In Public Service Board Regional Women's and Children 's Hospital Government of Aceh in 2013 .Methods:

(2)

This study is observational case control study using retrosfektif approach . With a population of 100 people where 50 cases and 50 controls . The data collection was conducted on August 4 to August 7 2014, the data collection techniques in this study is to see medical records and research instruments used are checklis . After the data were analyzed by the method of editing , coding , processing , tabulating , then univariate and bivariate analysis .Results: Analysis of data by using a computer program or SPSS . The results showed that there was the influence of age on the incidence of abortion with OR = 3.551 , no effect on the incidence of abortion among parity with p - value = 0.001 , no effect on the incidence of abortion among abortion history with OR = 2.282 .Conclusions and Recommendations : From the above data it can be concluded that there is the influence of age , parity , history of abortion on the incidence of abortion . Researchers suggested to other researchers in order to conduct more extensive research on the factors that influence the occurrence of abortion in pregnant women and educational institutions are expected to provide reading books about abortion that is more complete , and it is expected that health workers can inform and improve education and counseling to pregnant women in order to reduce and prevent the occurrence of abortion .

Keywords : abortion incidence , age , parity , history of abortion Source : 12 books ( 2002-2012 ) + 5 + 8 journal internet sites Pendahuluan

Menurut World Health Organization (WHO) 2007, Kematian maternal ialah kematian seorang wanita sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Adapun penyebab kematian maternal disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan penyakit-penyakit lainnya. Penyebab ibu meninggal di akibatkan komplikasi yang muncul selama hamil, persalinan dan nifas.

Ada 3 penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan, keracunan kehamilan dan infeksi. Sebenarnya ada penyebab keempat yaitu abortus. Menurut WHO 2007, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Itulah sebabnya abortus sering tidak muncul dalam laporan, tapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis (Azhari, 2002).

Salah satu jenis perdarahan pada kehamilan muda adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008).

Beberapa faktor resiko diduga berhubungan dengan kejadian abortus baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu : pertama, umur ibu yang terlalu muda maupun terlalu tua dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus pada saat ibu hamil. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-35 tahun. Kedua paritas, berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 resiko kematian ibu berkaitan dengan 4 terlalu yaitu terlalu muda hamil dan melahirkan, terlalu tua untuk hamil kembali, terlalu pendek jarak hamil dan bersalin, terlalu banyak anak yang merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu. Paritas 2 dan 3 merupakan paritas yang aman, paritas lebih dari 4 mempunyai angka kematian yang lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi resiko kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Wiknjosastro, 2006).

(3)

Berdasarkan data WHO, yang di publikasi terakhir pada tahun 2004, abortus di seluruh dunia tercatat 46 juta orang dan sekitar 20 juta dilakukan secara tidak aman. Abortus di Negara yang sedang berkembang berkontribusi sekitar 11-13% terhadap kematian maternal di dunia. Sementara itu tingkat abortus di Indonesia tercatat tertinggi di Asia Tenggara yakni 2 juta kasus pertahun dari jumlah kasus di Negara-negara ASEAN yang mencapai 4,2 juta kasus pertahun (Gatra, 2007).

Profil Dinas Kesehatan Aceh tahun 2012 bila dilihat dari indikator AKI sebesar 190.7/100.000 KH sedangkan AKB di Aceh sebanyak 636 jiwa dan jumlah kelahiran hidup sebanyak 99.924 jiwa, maka angka lahir mati di Aceh tahun 2012 adalah 6.3 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Aceh, 2012).

Khusus untuk data abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Aceh dari hasil survey awal terlihat pada tahun 2012 adanya 71 orang yang mengalami abortus. Sedangkan pada tahun 2013 periode Januari-Juni 2013 angka abortus berjumlah 50 kasus. Berdasarkan data rekam medik di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh diketahui ibu yang mengalami abortus rata-rata mempunyai umur beresiko lebih dari 35 tahun, paritas tinggi yaitu paritas lebih dari 4 dan mempumyai riwayat abortus. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Pada

Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013?”

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap abortus pada ibu di Badan Layanan Umum Daerah Rumah sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui pengaruh paritas terhadap abortus pada ibu di Badan Layanan Umum Daerah Rumah sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui pengaruh riwayat abortus terhadap abortus pada ibu di Badan Layanan Umum Daerah Rumah sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penulisan skripsi serta melatih peneliti dalam mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dan menjadi suatu pengalaman yang berharga. 2. Bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh

Manfaat bagi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh yaitu sebagai bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan konseling pada ibu sehingga meminimalkan resiko terjadinya abortus.

3. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia

(4)

Diharapkan dapat menambah kepustakaan dan wawasan dalam bidang kesehatan, sehingga dapat dijadikan sumber informasi bagi mahasiswa D-IV Kebidanan dalam meningkatkan pengetahuan dan menjadi motivasi untuk pelaksanaan penelitian yang lebih baik.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau ukuran antara variabel dependen dengan variabel independen (Notoatmodjo, 2010). Menurut Sarwono (2008), faktor-faktor yang berhubungan dengan abortus antara lain : umur, paritas, dan riwayat abortus.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah seperti gambar dibawah ini : Variabel Independent Variabel Dependent

Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh antara umur ibu terhadap abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintahan Aceh Tahun 2013.

2. Ada pengaruh antara paritas terhadap abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintahan Aceh Tahun 2013. 3. Ada pengaruh antara riwayat abortus

terhadap abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintahan Aceh Tahun 2013

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan kasus kontrol (case control study). Dimana faktor yang mempengaruhi kejadian abortus pada ibu hamil dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrosfektif. Kasus adalah subjek dengan karakter efek positif, sedangkan kontrol adalah subjek dengan karakter efek negatif. Subjek dipilih dari subjek yang sama kondisinya dengan kasus (matching). Matching dalam penelitian ini adalah umur, paritas dan riwayat abortus (Notoatmodjo,2005).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami abortus dan melahirkan normal, yang menggunakan pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh pada periode Januari sampai Juni Tahun 2013. Untuk kelompok kasus diambil 50 orang yang telah didiagnosis abortus oleh dokter ahli obstetric Ginekologi, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 50 orang diambil dari pasien yang telah melahirkan normal dan dirawat di Ruang Rawat Ibu Rumah Sakit Ibu dan Anak dari bulan Januari sampai Juni 2013. Jadi total keseluruhan populasi berjumlah 100 orang.

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling yaitu total populasi dijadikan sampel atau subjek penelitian. Sampel kelompok kasus adalah semua pasien ibu hamil yang didiagnosis abortus oleh dokter ahli Obstetric Ginekologi yang dirawat di Ruang Rawat Ibu Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemeritah Aceh Tahun 2013 yang berjumlah 50 orang. Sedangkan untuk sampel kelompok kontrol adalah 50 orang dari pasien yang telah melahirkan

Abortus

Paritas

Umur

Riwayat

Abortus

(5)

normal dan dirawat di Ruang Rawat Ibu Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh dari bulan Januari sampai Juni 2013. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. pada tanggal 9-22 juni tahun 2014 di Puskesmas Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh dengan alasan terdapat data-data abortus dan merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan yang ada di Banda Aceh. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 04 Agustus sampai dengan 07 Agustus 2014.

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melihat rekam medik yang merupakan jenis data sekunder dan instrumen penelitian yang digunakan adalah checklis dengan mengambil data yang diperoleh dari rekam medik Ruang Rawat Ibu di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh berdasarkan variabel yang diteliti periode Januari sampai Juni 2013. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut : Editing, Coding, Transfering, Tabulating.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai dari tanggal 04 Agustus sampai dengan 07 Agustus 2014 pada ibu hamil yang mengalami abortus dan melahirkan normal yang menggunakan pelayanan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak periode Januari sampai Juni Tahun

2013 dengan jumlah sampel 50 orang kelompok kasus dan 50 orang kelompok kontrol diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisa Univariat

Abortus

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan

Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2013 No Kejadian Abortus f % 1 Abortus 50 50 2 Tidak Abortus 50 50 Total 100 100,0 Sumber : rekam medik RSIA diolah tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa kejadian abortus di badan layanan umum daerah rumah sakit Ibu dan anak pemerintah aceh adalah sebesar 50%.

Umur

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2013

No. Umur Ibu f %

1 Beresiko 43 43

2 Tidak Beresiko 57 57 Total 100 100

Sumber : rekam medik RSIA diolah tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa umur ibu hamil di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 mayoritas pada kategori tidak beresiko yaitu sebesar 57%.

(6)

Paritas

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2013 No Paritas f % 1 Primipara 33 33 2 Multipara 43 43 3 Grandemultipara 24 24 Total 100 100,0 Sumber : Rekam medik RSIA diolah tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa paritas ibu hamil di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 mayoritas pada kategori multipara yaitu sebesar 43%.

Riwayat Abortus Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Riwayat Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan

Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2013

No Riwayat Abortus f %

1 Ada 11 11

2 Tidak Ada 89 89

Total 100 100,0 Sumber : Rekam medik RSIA diolah tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa riwayat abortus pada ibu hamil di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 mayoritas pada kategori tidak ada yaitu sebesar 89%.

Analisa Bivariat

Pengaruh Umur Terhadap Kejadian Abortus Tabel 4.5

Pengaruh Umur Terhadap Kejadian Abortus Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2013 No Umur Abortus Total OR P-value Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) f % f % f % 1 Beresiko 31 62 12 24 43 43 5,167 0,000 2 Tidak Beresiko 19 38 38 76 57 57 Jumlah 50 100 50 100 100 100

Sumber : Rekam medik RSIA diolah 2014 Berdasarkan Tabel 4.5

menunjukan hasil penelitian bahwa dari 50 ibu hamil pada kelompok kasus (yang mengalami abortus) mayoritas memiliki umur beresiko sebanyak 31 orang (62%), sedangkan dari 50 ibu hamil pada kelompok kontrol (yang tidak mengalami abortus) mayoritas

memiliki umur tidak beresiko sebanyak 38 orang (76%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square Test diperoleh nilai P-value (0,000 < 0,05) bermakna ada pengaruh antara umur terhadap abortus. Hasil OR = 5,167 dengan CI = 95%, yang bermakna peluang terjadinya abortus pada ibu hamil yang memiliki

(7)

umur beresiko 5 (lima) kali lebih besar, artinya umur merupakan faktor resiko terjadinya abortus dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh antara umur ibu dengan kejadian abortus

di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 terbukti (diterima).

Pengaruh Paritas Terhadap Kejadian Abortus Tabel 4.6

Pengaruh Paritas Terhadap Kejadian Abortus Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2013 No Paritas Abortus Total P- Value Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) f % f % f % 1 Primipara 10 20 23 46 33 33 0,000 2 Multipara 19 38 24 48 43 43 3 Grandemultipara 21 42 3 6 24 24 Jumlah 50 100 50 100 100 100 Sumber : rekam medik RSIA (diolah 2014)

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil penelitian bahwa dari 50 ibu hamil pada kelompok kasus (yang mengalami abortus) mayoritas memiliki paritas Grandemultipara sebanyak 21 orang (42%), sedangkan dari 50 ibu hamil pada kelompok kontrol (yang tidak mengalami abortus) mayoritas memiliki paritas multipara sebanyak 24 orang (48%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai P-value = (0.000 <0,05) dengan CI = 95%, artinya ada pengaruh antara paritas terhadap abortus dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh antara paritas terhadap abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 terbukti (diterima).

Pengaruh Riwayat Abortus Terhadap Kejadian Abortus Tabel 4.7

Pengaruh Riwayat Abortus Terhadap Kejadian Abortus Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2014

No Riwayat Abortus Abortus Total OR P-value Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) f % F % f % 1 Ada 11 22 0 0 11 11 2,282 0,000 2 Tidak Ada 39 78 50 100 89 89 Jumlah 50 100 50 100 100 100

Sumber : Rekam medik RSIA (diolah 2014) Berdasarkan tabel 4.7

menunjukan hasil penelitian bahwa dari

50 ibu hamil pada kelompok kasus (yang mengalami abortus) mayoritas

(8)

tidak memiliki riwayat abortus sebesar 39 orang (78%), sedangkan dari 50 ibu hamil pada kelompok kontrol (yang tidak mengalami abortus) mayoritas tidak memiliki riwayat abortus sebesar 50 orang (100%).

Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai P-value = (0,000 < 0,05) bermakna ada pengaruh antara riwayat abortus terhadap kejadian abortus. Hasil OR = 2,282 dengan CI = 95%, yang bermakna peluang terjadinya abortus pada ibu yang memiliki riwayat abortus 2 kali lebih besar, artinya riwayat abortus merupakan faktor resiko terjadinya abortus dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada pengaruh antara riwayat abortus terhadap abortus di badan layanan umum rumah sakit ibu dan anak pemerintah aceh tahun 2013 terbukti (diterima).

Pembahasan

1. Pengaruh Umur Terhadap Kejadian Abortus

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami abortus mayoritas memiliki umur beresiko. Berdasarkan uji statistik dengan Chi Square Test diperoleh P-value = (0,000 < 0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh antara umur terhadap abortus. Hasil nilai OR= 5,167 juga menunjukkan bahwa umur merupakan faktor resiko terjadinya abortus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan umur beresiko tinggi untuk hamil dan melahirkan. Umur reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20 sampai 35 tahun. Pada umur kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna, rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran panggul orang dewasa sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan

akan lebih mudah mengalami komplikasi dan pada umur lebih dari 35 tahun organ kandungan sudah tua sehingga mudah terjadi komplikasi. Selain itu angka kejadian kelainan kromosom akan meningkat setelah umur 35 tahun ( Prawirohardjo, 2008)

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Erlina (2008), menyatakan bahwa usia seorang ibu nampaknya memiliki peranan yang penting dalam terjadinya abortus. Semakin tinggi usia maka resiko terjadinya abortus semakin tinggi pula. Hal ini seiring dengan naiknya kejadian kelainan kromosom pada ibu yang berusia di atas 35 tahun. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah kejadian tumor pada ibu dengan usia lebih tinggi sehingga dapat menambah resiko terjadinya abortus.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2012) dengan judul : Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh mendapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna (P-value = 0,032) antara umur ibu dengan kejadian abortus. Pada penelitian lain oleh Royani Chairiyah dengan judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dengan Abortus di RSUD Bekasi Tahun 2010 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (P-value = 0,004) antara umur dengan abortus. Sejalan juga dengan penelitian oleh Kusniati di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kabupaten Banyumas Pada Tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna (0,000) antara umur dengan abortus.

Peneliti berasumsi bahwa umur berpengaruh terhadap kejadian abortus karena mengingat seorang wanita yang ingin hamil, mereka harus mempersiapkan diri secara fisik maupun mental, wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun tentunya belum

(9)

memiliki kematangan organ-organ reproduksi sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin, selain itu psikologinya juga belum mapan untuk menerima perubahan yang terjadi selama hamil, begitupula wanita yang usianya lebih dari 35 tahun, mereka memiliki alat reproduksi yang sudah tidak sanggup lagi bekerja semaksimal mungkin, sehingga kejadian abortus lebih sering terjadi.

2. Pengaruh Paritas dengan Kejadian Abortus

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami abortus mayoritas memiliki paritas tinggi atau grandemultipara. Berdasarkan uji statistik dengan Chi Square Test diperoleh nilai P-Value = (0,000 < 0,05) merupakan adanya pengaruh antara paritas terhadap kejadian abortus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2009), paritas 1 dan paritas lebih dari tiga memiliki komplikasi persalinan bahkan akan mendapatkan kenaikan yang mencolok pada tiap kehamilan setelah yang kelima. Kehamilan yang berulang (paritas tinggi) akan membuat uterus menjadi penyakit abortus seseorang. Riwayat abortus renggang, sehingga dapat menyebabkan kelainan letak janin dan plasenta yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada proses persalinan. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi yang dapat menjadi dalam persalinan dan menjadi indikasi dilakukannya operasi Caesar.

Paritas 2-3, merupakan paritas paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari 4) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Paritas tinggi (lebih dari 4) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi dapat dicegah dengan keluarga berencana karena sebagian kehamilan

pada paritas tinggi tidak direncanakan (Sarwono, 2002).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mariani (2012) dengan judul : Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh mendapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna (P-Value = 0,007) antara umur paritas dengan kejadian abortus. Pada penelitian lain oleh Abarsari (2010) di RSUD DR. Saiful Anwar Malang mendapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna (P-Value = 0,002).

Peneliti berasumsi bahwa paritas berpengaruh terhadap kejadian abortus, karena ibu hamil dengan paritas tinggi otomatis memiliki otot rahim yang lemah dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas primi, sehingga otot rahim yang lemah tidak mampu menyokong janin dengan sempurna, sehingga dapat beresiko untuk terjadinya abortus.

3. Pengaruh Riwayat Abortus dengan Kejadian Abortus

Berdasarkan uji statistik dengan Chi Square Test diperoleh nilai P-value = (0,000 < 0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh antara riwayat abortus terhadap abortus. Hasil OR = 0,314 juga menunjukkan riwayat abortus merupakan faktor resiko terjadinya abortus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Ningrum, dkk (2004) yang menyatakan bahwa Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Untuk mengetahui resiko abortus pada kehamilan berikutnya perlu diketahui kemungkinan penyebab

(10)

abortus yang pertama. Memang jika penyebabnya adalah kelainan genetik abortus spontan tidak dapat dihindarkan. Dan secara umum, untuk mencegah berulangnya kejadian ini perlu dihindari faktor-faktor resiko yang dapat dihindari tersebut, seperti paparan zat-zat kimia (asap rokok, obat-obatan, alkohol), serta melakukan tatalaksana jika memang ada riwayat infeksi ataupun penyakit lain. Selain itu, ibu pun sebaiknya menjaga kesehatan sebelum dan sesudah hamil dengan makan makanan dengan gizi seimbang, dan kalau perlu mengkonsumsi suplemen vitamin terutama asam folat (Redaksi, 2007).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarsari (2010) di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang mendapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna (OR = 1,116) antara riwayat abortus dengan abortus.

Peneliti berasumsi bahwa riwayat abortus berhubungan dengan kejadian abortus, karena ibu yang pernah mengalami abortus kemungkinan memiliki tingkat imunitas yang lebih rendah ketimbang ibu yang tidak memiliki riwayat abortus, sehingga kejadian abortus dapat berulang pada kehamilan berikutnya jika tidak di jaga dengan sebaik mungkin. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dari 50 orang ibu hamil pada kelompok kasus terdapat 78% tidak mengalami abortus sedangkan pada kelompok kontrol 100% tidak mengalami abortus, menurut peneliti hal tersebut terjadi disebabkan karena faktor penyebab lain seperti penyakit lain yang menyertai ibu hamil yaitu : infeksi, diabetes mellitus, hipertiroidisme, defesiensi progesteron, kelainan traktus genetalis, faktor imunologis, dan gamet yang menua.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 04 Agustus s/d 07 Agustus Tahun 2014 di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak dengan judul “Faktor-faktor Yang Mengalami Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil Di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara umur ibu hamil terhadap kejadian abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 dengan nilai OR= 3,551 atau p-value = 0,000 < 0,05 2. Ada pengaruh antara paritas ibu

hamil terhadap kejadian abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 dengan nilai p-value = 0,000

3. Ada pengaruh antara riwayat abortus terhadap kejadian abortus di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 dengan nilai OR= 2,282 atau p-value = 0,000

Saran

1. Bagi BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

Diharapkan agar melakukan pencatatan rekam medik pasien dengan lebih jelas dan lengkap. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapakan Institusi Pendidikan dapat menyediakan buku referensi mengenai abortus lebih banyak sehingga penulis mendapatkan referensi terbaru mengenai abortus.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dengan variabel, metode penelitian, dan jumlah sampel dan populasi yang berbeda.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, (2010), Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya abortus pada ibu di RSUD, Dr. Saiful Anwar Malang.

Ariani, 2005. Angka Kejadian Abortus Di Indonesia. Diakses tanggal 22

februari 2014. Http:

//www.blogme/2005/ angka kejadian abortus

Azhari, 2002. Seminar : Kelahiran tidak diinginkan (aborsi) dalam kesehatan kesehatan reproduksi remaja, Palembang 25 juni 2002 Budiarto, (2002), Metodelogi Penelitian

Kedokteran. Jakarta. EGC

Cuningham, F.G, 2005. Obstetri Williams. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Cunningham, F.G, 2006. Obstetri Williams Ed 22. Jakarta EGC

Ibnu, (2008), Faktor Riwayat Abortus terhadap abortus. Diakses tanggal

10 april 2014.

Http://www.SKRIPSI KESEHATAN-abortus/2008/ Kusniati, (2007), Faktor-faktor yang

berhubungan dengan abortus di RS. Banyumas

Manuaba. 2007. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi. Jakarta, EGC

Marniati, (2012), Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh.

Muchtar, R 2002. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi EGC, Jakarta

Redaksi, 2007. Rublik konsultasi kebidanan dan kandungan . Diakses tanggal

24 februari 2014.

Http://kehamilan.klikdokter.com/ta nya jawab.php?id=3020

Rekam Medik Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh Tahun 2014

Royani Chairiyah, (2010), Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Bekasi.

Ruswana, (2006), Faktor umur terhadap kejadian abortus. Majalah Kesehatan

Samsulhadi, (2003), Faktor Resiko Keguguran. Majalah Kesehatan MAKARA Vol.10, no. 2, 60-62 Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan, Edisi 4. Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Winkjosastro, H 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 5. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Winkjosastro, H. 2006. Kelainan lamanya kehamilan, Ilmu Kebidanan. Penerbit PT Bina Pustaka Prawirohardjo. Jakarta

WHO. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan aspek – aspek yang dipertimbangkan orang tua siswa dalam memilih SMA Kristen YSKI sebagai tempat belajar bagi putra – putri mereka adalah adanya pendidikan agama

Pada penelitian ini, untuk meningkatkan keandalan produk dilakukan reliability improvement dengan cara menentukan parameter desain yang optimal yaitu nilai nominal laju pemakaian yang

Menurut Muhammad (2005), prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam kaitanya dengan manajemen dana adalah bahwa bank syariah harus mampu

Hal itu setidaknya dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi Deni Heriyanto dan Ade Tirta Kamandanu, dua orang yang telah dan masih berkiprah sebagai atlit Pencak

Figure 25: Satisfactory level in terms of service of the talk service of Company B……43. Figure 26: Satisfactory level of if the SMS always reaches, and if the SMS reaches fast

Diagram 2.2 Contoh Layout Diagram Pohon pada Metode 5 Why’s 45 Diagram 4.1 Diagram Pareto Major Cause Tahap kerja Puri Ratna 78 Diagram 4.2 Diagram Pareto Major Cause Sub

Yang membuat kurangnya tenaga pengereman pada sistem simulasi,seperti kerusakkan yang terjadi padamaster cylinder, kebocoran pada pipa dan flexible hoose, kotornya

Dari data empirik menyatakan melalui penerapan metode Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia materi menceritakan kembali isi cerpen