• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui pendidikan peserta didik akan mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan kehidupan. Sekolah Dasar merupakan alat untuk mendapatkan pendidikan melalui mata pelajaran yang diberikan. Kelompok mata pelajaran berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 7 ayat (3) menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkat SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan atau kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.

Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Definisi matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007:723),sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan proseduroperasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Mustafa (Tri Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten,sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan.

Berbagai pengertian tentang matematika menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan menurut Mustafa maka definisi matematika menurut penulis ialah, ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur atau proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat

(2)

yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan sehingga dapat memajukan daya pikir manusia.

Suasana belajar yang aktif dapat terwujud apabila setiap siswa memiliki peran di dalam proses pembelajaran, sehingga di dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga berupaya aktif dalam proses pembelajaran. Perilaku siswa yang aktif selama proses pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar yang di terima oleh siswa. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2005:20) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.Oleh karena itu hasil belajar dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.Berdasarkan hakikat dan tujuan matematika, maka model yang cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran serta dapat mendorong siswa dalam memecahkan masalah.

Menurut Muhsetyo, Djamus Widagno, Yumiati dan Haholongan (2012: 1.2) model-model pembelajaran yang ideal untuk membelajarkan siswa secara aktif dan menumbuhkan ketrampilan berfikir secara kritis dalam memecahkan masalah beberapa di antaranya adalah : contextuallearning, cooperative learning, Realistic Matematic Education (RME), Problem Solving, Mathematical Investigation, Guide Discovery, Open-anded (multipe solutions, multipe metod of solution), manipulativematerial, concept map, quantum teaching / learning , writing in mathematic.

Dari sebelas model-model pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika, model yang sesuai dengan hakikat dan tujuan matematika adalah pembelajaran kooperatif, selanjutnya Muslimin Ibrahim (2000:12) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan

membantu teman”.

Penelitian-penelitian tentang keberhasilan pembelajaran kooperatif terhadap mata pelajaran matematika banyak dilakukan antara lain oleh Suryadi

(3)

(dalam Isjoni,2014: 12) pada pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa adalah cooperative learning.Selanjutnya Johnson (dalam Miftahul Huda, 2014: 13) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan pencapaian hasil belajar dan produktivitas yang lebih tinggi terhadap semua mata pelajaran termasuk matematika baik di tingkat SD sampai perguruan tinggi. Penelitian ini juga didukung oleh Davidson dan Webb (dalam Shlomo Sharan, 2014: 326) dalam penelitian yang memfokuskan pada pembelajaran matematika, mengatakan bahwa dari 40% penelitian ini, siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif atau kelompok kecil secara signifikan memperoleh nilai lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran tradisional. Davidson juga mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh pembelajaran kooperatif pada ketrampilan matematika terus menerus positif.

Model cooperativelearningmenurut Trianto (2007:67) dibagi menjadi 5, yaitu: STAD (Student Team Achievement Divisions), JIGSAW, Investigasi kelompok (Team Games Tournamen atau TGT) dan pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Number Head Together (NHT). Dari kelima model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Trianto, model pembelajaran yang cocok diterapkan dan sesuai dengan hakikat dan tujuan matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share (TPS). Model pembelajaran NHT dan TPS dipilih karena kedua model yang dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk memiliki persamaan, dimana kedua model NHT dan TPS menekankan adanya struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Teknik Think-Pair-Share dan Numbered Head Together memberi kesempatan sedikitnya lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

NHT merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan tanggungjawab individu dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur (2011) menyatakan bahwa Numbered Head

(4)

Together mempunyai ciri khas yaitu guru menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya. Cara ini bertujuan untuk melibatkan semua siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Alternatif pembelajaran yang juga relevan dengan hakikat matematika adalah model Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran yang memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Selain itu, siswa dituntut untuk bisa menyajikan masalah dan mencari strategi dalam rangka memecahkan permasalahan matematika yang mereka hadapi baik secara kelompok maupun individual. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah matematika diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran TPS. Dalam penerapan model TPS, guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar.

Melalui penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dan Think Pair Share, peneliti ingin melihat perbedaan hasil belajar model pembelajaran tipe kooperatif secara khusus. Beberapa penelitian terdahulu berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan Think Pair Share efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar matematika dibandingkan model pembelajaran konvensional atau model pembelajaran lain.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa model pembelajaran NHT dan TPS sama-sama efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar matematika. Penelitian Reniastuti (2012) yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Matematika” menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar

matematika siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebesar 81,25 yang berada pada kategori baik, sedangkan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 65,70 yang berada dalam kategori cukup, sehingga dapat dikatakan bahwa TPS dapat meningkatkan hasil belajar matematika secara signifikan.

(5)

Penelitian yang dilakukan Ni M. Supatni, Nyoman Dantes, I Nyoman Tika

(2015) yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Think Pair Share terhadap

prestasi belajar matematika dengan kovariabel kemampuan Numerik siswa kelas kelas VI di SD Gugus II Bedulu” menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaranTPS dan konvensional yang dapat dilihat dari angka signifikansi 0,00 atau <0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh Kd Dian Prima Ridwanthi, I Gst N. Japa, A. Gede Agung (2013) dengan nilai mean pretest siswa adalah 19,75. Hasil postest mengalami peningkatan setelah digunakannya model NHTberbantuan media question cards yaitu dengan skor tertinggi 39 dan skor terendah 28, dengan mean 34,75. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Negeri 6 Bondalem sesudah digunakannya model NHT berbantuan media question cards tergolong sangat tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ardy Febrianto Putro, Siti Kamsiyati, Sadiman (2014), berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh thit> ttab (3,465 > 1,996), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Haditerima. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together lebih efektif dibanding model pembelajaran kooperatif tipe Student Achievment Division pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar.

Berdasarkan penelitian terdahulu membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)dan TPS(Think Pair Share) sama-sama kuat dalam meningkatkan hasil belajar matematika yang menggunakan kedua model tersebut sangat tinggi, yang didasarkan dari perolehan nilai yang didapatkan pada kedua model tersebut, untuk itu peneliti ingin membandingkan kedua model pembelajaranNHT (Numbered Head Together)dan TPS (Think Pair Share) dapat berdampak terhadap perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SD di Gugus Sri Kandi Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.Berdasarkan kajian tentang hakikat matematika, model-model pembelajaran, hasil-hasil penelitian terdahulu maka timbul ketertarikan

(6)

peneliti untuk melakukan penelitian tentang perbedaan hasil belajar matematika siswa Kelas 5 SD menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPSdi Gugus Sri Kandi Kaliwungu Kabupaten Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka dapat ditarik benang merah

penelitian ini dalam bentuk permasalahan penelitian yaitu” Apakah ada perbedaan

hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SD di Gugus Sri Kandi yang diajar menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dengan Think Pair Share? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah perbedaan hasil belajarMatematika yang signifikan pada siswa kelas 5 SD di Gugus Sri Kandi yang diajar menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dengan Think Pair Share.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan tentang model-model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togetherdengan Think Pair Share yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika SD.

1.4.2 Manfaat praktis: 1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam penerapan pembelajaran matematika yang dapat mengaktifkan siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togetherdengan Think Pair Share.

2. Bagi guru di Gugus Sri Kandi

a. Sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

(7)

tipe NHTdan TPSsebagai alternatif dalam upaya menciptakan pembelajaran yang inovatif.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk menerapkan model pembelajaran yang membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran.

3. Bagi siswa

a. Dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika. b. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

4. Bagi sekolah di Gugus Sri Kandi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Adakah pengaruh yang signifikan pemanfaatan sumber belajar perpustakaan sekolah dan tanggung jawab siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri I Batang

It is agreed that the Agency's safeguards r:i.grtts and responsibil- ities referred to in Section 5 of this Agree.rnent shall be imp lernented in accordance with

Sistem manajemen tebang, muat, angkut yang optimal dan efisien dapat dinilai melalui keberhasilan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan target

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu mengamati, mencatat dan mengukur secara sistematik gelala-gejala yang diteliti kemudian dilengkapi

Penelitian ini menggunakan k-Nearest Neighbor (k-NN) untuk identifikasi Freycinetia berdasarkan citra anatomi epidermis daun, yang menjadi input pada klasifikasi ini

Sistem bonus malus merupakan sistem asuransi dimana besarnya premi yang dibayarkan pihak tertanggung kepada pihak penanggung berubah sesuai dengan banyak klaim yang diajukan

[r]

(Meski sesungguhnya hal terakhir ini tidak menjadi masalah yang terlalu signifikan sepanjang pemrogram-pemrogram yang akan mengembangkan aplikasi di atas MongoDB memahami