• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK. TUGAS AKHIR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akutansi

DISUSUN OLEH:

NURIA FAUZIAH AGUSTIN

NIM : 2007410552

SEKOLAH TINGGI ILMI EKONOMI PERBANAS SURABAYA

(2)

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

Diajukan Oleh:

NURIA FAUZIAH AGUSTIN NIM : 2007410552

Telah siap dipresentasikan Dosen Pembimbing Tanggal: 22 Februari 2010

Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK

(3)

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

Dipresentasikan Oleh: NURIA FAUZIAH AGUSTIN

NIM : 2007410552

Dan dinyatakan lulus evaluasi presentasi Pada tanggal : 22 Februari 2010

Tim Evaluasi

Evaluator I Evaluator II

Dr. Wahyudiono,MM Supriyati,SE.,M.Si.,AK

(4)

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Nuria Fauziah Agustin Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 4 Agustus 1989

NIM : 2007410552

Jurusan : Akuntansi Program Pendidikan : Diploma III Program Studi : Akuntansi

Judul : Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

Disetujui dan diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing Ketua Program Diploma Tanggal: 22 Februari 2010 Tanggal: 22 Februari 2010

Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK Drs.Ec.Mochammad Farid.,MM

(5)

6

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh sungguh ( urusan lain ) dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.

( Q.S Al – Insyiraah ayat 6 – 8 )

Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita gagal.

Tugas Akhir ini, penulis persembahkan untuk:

1. Allah SWT dan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi hidayah dan karunia sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Keluargaku yang tercinta, Ayah dan ibu yang telah bersusah payah mendidik, memberikan segalanya untukku, dan juga kakak dan adekku tersayang yang telah memotivasi dan mendukung hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

(6)

3. Keluarga Bapak Soenarko terima kasih atas dorongan dan semangat yang sudah diberikan.

4. Kekasih hatiku, Kakang Wahyu yang selalu memberikan semangat, dukungan dan perhatiannya kepadaku sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. 5. Teman-teman Diploma III Akuntansi’07 yang senantiasa menjadi teman di saat

suka maupun duka dan berjuang demi kesuksesan bersama.

6. Teman- teman kost “Mujib Kingdom”, mbak Gisca, mbak Hani, Dewi, Ica, Mimi dan Sarah, terima kasih atas dukungannya selama ini.

7. Teman- teman lamaku maupun baru, Thank’s to all.

(7)

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.”.

Dalam kesempatan yang baik ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini, antara lain:

1. Ketua STIE Perbanas Surabaya Prof Dra.Psi. Hj Tatik Suryani ,M.M. 2. Ketua Program Diploma III Bapak Drs. Ec. Mochammad Farid, MM. 3. Dosen Pendamping Tugas Akhir Bapak Kautsar Riza Salman, SE., MSA.,

BKP, AK yang selalu sabar untuk membimbing agar penulisan tugas akhir ini dapat selesai dengan baik dan benar.

4. Bapak Drs. Hendro Wartono selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) PT. Semen Gresik, yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian , serta staf lainnya.

5. Bapak Sunaryo selaku Kasi Perencanaan Bahan dan Produksi PT. Semen Gresik, yang membantu saya dalam mencari informasi untuk penyusunan Tugas Akhir dan selalu memberikan penjelasan apabila saya mengalami

(8)

kesulitan sehingga dapat memberikan banyak pengetahuan tentang perencanaan bahan dan produksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. 6. Bapak Kautsar Riza Salman, SE.,MSA., BKP, Ak selaku dosen wali. 7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan dan masukan

sehingga selesainya Tugas Akhir ini.

Namun demikian, penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati.

Dengan terselesaikanya, laporan penelitian yang penulis susun diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Surabaya, 15 Februari 2010

Penulis

(9)

10

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Job Description Perencanaan Bahan dan Produksi .………… 26 Tabel 4.1 Perhitungan Harga Perolehan………. 43 Table 4.2 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average… 45

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik

(Tingkat Divisi)…... 22 Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Divisi Litbang

& Jaminan Mutu)……… 25 Gambar 4.1 Gambar Bahan Baku Pasir Besi……….. 40

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan dari Perusahaan

Lampiran 2 Data Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average Pada Tahun 2008

(12)

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Persetujuan Siap Dipresentasikan………... ii

Halaman Pernyataan Lulus Evaluasi... iii

Halaman Pengesahaan... iv

Halaman Motto dan Persembahan... v

Kata Pengantar………... vii

Daftar Tabel………... ix

Daftar Gambar………... x

Daftar Lampiran... xi

Daftar Isi………... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1 1.2 Penjelasan Judul ……… 3 1.3 Rumusan Masalah ………. 4 1.4 Tujuan Penelitian……….... 4 1.5 Manfaat Penelitian……….. 4 1.6 Metode Penelitian………... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Bahan Baku………. ……… 6

2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli ……… 6

2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait ………... 6

2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Dalam Produk………... 7

2.2 Persediaan………... 7 2.2.1 Konsep Persediaan……….. 7 2.2.2 Tujuan Persediaan……….. 9 2.2.3 Fungsi Persediaan……….. 10 2.2.4 Biaya Persediaan……… 13 xii

(13)

2.2.5 Metode Penilaian Persediaan……… 15

2.2.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan………… 16

BAB III LAPORAN PEMAGANGAN 3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ……….. 19

3.2 Visi, Misi Perusahaan ………... . 20

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan………. 22

3.4 Job Description Perusahaan……… 23 .

3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan & Produksi………….. 25

3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi……… 26

3.7 Profil Usaha……… 30

3.8 Proses Produksi ……….. 33

3.9 Wilayah Pemasaran ……… 35

3.10 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk …………. 36

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi ... 40

4.1.1 Pengertian Pasi Besi... 40

4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang digunakan... 41

4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi... 42

4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan... 42

4.2.2 Macam-Macam Supplier Pasir Besi... 43

4.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi ... 43

4.4 Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan………. 46

5.2. Saran……….. 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan persaingan yang terjadi antara perusahaan berlangsung semakin kuat. Di dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan kerapkali menghadapi permasalahan. Apalagi dengan semakin ketatnya persaingan dewasa ini, semakin beragam pula masalah yang dihadapi. Perusahaan harus semakin bekerja keras untuk mendapatkan laba yang diinginkannya untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Perusahaan harus melakukan pengawasan ketersediaan bahan baku, sehingga tujuan perusahaan untuk dapat berproduksi secara efektif dan efisien dapat tercapai.

Persediaan bahan baku yang menumpuk dalam perusahaan senantiasa menjadi perhatian, karena persediaan bahan baku yang terlalu besar akan menimbulkan kerugian. Hal ini disebabkan semakin besarnya biaya kepemilikan persediaan, sehingga berdampak pada berkurangnya dana pada bidang yang lain namun sebaliknya, persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan terhentinya kegiatan produksi untuk beberapa saat sampai bahan baku yang diperlukan dapat diperoleh kembali. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi harus berjalan terus sedangkan persediaan tidak ada, selain itu mempengaruhi keuntungan akan menyebabkan harga yang lebih tinggi untuk biaya pembelian bahan baku, dikarenakan kualitas pesanan yang lebih kecil. Disamping itu perhitungan sistematik diperlukan untuk

1 1

(15)

merencanakan jumlah bahan baku dan memerlukan kapan bahan baku tersebut dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.

Persediaan yang optimal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan bahan baku. Persediaan yang optimal ini memerlukan perencanaan perhitungan yang akurat agar dapat mengendalikan jumlah produksi dan dapat mempertahankan dalam suatu jumlah persediaan yang optimum, tentunya dengan metode-metode perhitungan persediaan yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan yang tepat dalam perusahaan tersebut, serta dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk menghindari timbulnya kesia-sia-an akibat kesalahan penyetokan yang akan berpengaruh pada operasional suatu perusahaan tersebut.

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi semen. Masuknya perkembangan perekonomian yang ada di Indonesia saat ini membuat PT. Semen Gresik ( Persero ) Tbk. untuk bekerja keras melakukan program yang dapat membuat pangsa pasar di PT. Semen Gresik ( Persero ) Tbk meningkat dan senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Kemajuan produktivitas kerja suatu perusahaaan tidak terlepas dari peranan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas serta peralatan produksi yang digunakan dan juga sistem yang menunjang aktivitas produksi. Dari hasil produksi yang baik akan dapat menarik minat para rekanan untuk bekerja sama dalam proses produktivitas dengan tujuan menunjang kelancaran proses produksi yang terjamin.

(16)

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk memilih judul “Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk”.

1.2 Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul dalam laporan penelitian, maka penyusun akan memberikan pengertian dan batasan mengenai judul tersebut.

Bahan Baku :

Bahan baku adalah bahan utama yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.

Suatu perusahaan tempat diadakan pengamatan untuk laporan penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai judul laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut : kegiatan perhitungan, serta penilaian tentang Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

(17)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

“Untuk mengetahui bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.”

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Untuk menerapkan teori yang telah diterima dalam proses perkuliahan serta digunakan untuk membandingkan didalam dunia kerja, terutama yang berkaitan dengan penerapan perhitungan biaya bahan baku.

2. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat memberi masukan berkaitan dengan pengakuan dan penilaian yang tepat tentang penerapan perhitungan biaya bahan baku.

3. Bagi STIE Perbanas Surabaya

(18)

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyusun laporan penelitian ini akan dibahas secara diskriptif mengenai Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data 1. Metode Interview

Pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pegawai yang berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti.

2. Metode Data Primer

Data yang diperoleh dengan observasi atau interview secara langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan.

3. Metode Data Sekunder

a. Interview, mengadakan wawancara dan diskusi langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan.

b. Dokumentasi, pengumpulan data dengan mencatat data dari dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian.

(19)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Biaya Bahan Baku

2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

Di dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Biaya yang diperlukan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait

Dalam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang dan bagian akuntansi persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.

(20)

2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Dalam Produksi Dalam persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok per satu yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya :

a. Metode identifikasi khusus

b. Metode masuk pertama keluar pertama c. Metode masuk terakhir keluar pertama d. Metode rata-rata bergerak

e. Metode biaya standar

f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

2.2 Persediaan

2.2.1 Konsep Persediaan

Persediaan didefinisikan sebagai pengadaan (penyimpanan) berbagai barang atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi. Suatu system persediaan merupakan serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan yang ada dan menentukan pada level berapakah persediaan itu harus ada, kapan persediaan itu harus diisi kembali dan seberapa besar nilai atau jumlah pesanan yang harus ditentukan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan pengelolan yang baik terhadap persediaan dengan cara mencapai keseimbangan antara biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh persediaan dan tingkat pelayanan kepada konsumen yang tetap prima. Efisiensi (reduksi) biaya

(21)

perolehan dan penyimpanan persediaan memang harus dilakukan tetapi jangan sampai hal ini akan berakibat terjadinya kekurangan stok (persediaan) pada saat konsumen membutuhkan produk tersebut.

Pada umumnya, persediaan untuk perusahaan manufaktur biasanya mengacu pada barang-barang yang mempunyai kontribusi atau menjadi bagian dari hasil proses produksi atau produk. Persediaan manufaktur biasanya diklasifikasikan menjadi :

1. Persediaan Bahan Baku

Persediaan yang menjadi karena setelah bahan baku dibeli dari pemasok tetapi belum dimasukkan ke dalam proses produksi.

2. Persediaan Barang Setengah Jadi

Persediaan barang setengah jadi telah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai dikerjakan. Barang jenis ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus) yang telah ditentukan sebelumnya sehingga kadangkala barang-barang belum selesai diproses.

3. Persediaan Barang Jadi

Persediaan ini merupakan penyimpanan barang yang telah selesai diproses dan menunggn untuk dikirim. Barang jadi harus disimpan digudang karena permintaan konsumen yang sangat sulit dipresiksi dan tidak menentu dalam jangka waktu tertentu.

(22)

Persediaan ini merupakan penyimpanan komponen-komponen atau suku cadang-suku cadang yang dibutuhkan untuk membentuk suatu produk jadi tertentu. Barang-barang ini disimpan di gudang karena menunggu proses perakitan komponen dan suku cadang ke dalam proses pembuatan barang jadi.

5. Persediaan Perlengkapan Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi

Persediaan ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, sulit untuk diketahui kapan benar-benar terjadinya. Permintaan jenis ini seringkali merupakan fungsi jadwal-jadwal pemeliharaan.

(Febriana W, Masmira K. 2008: 93-94) 2.2.2 Tujuan Persediaan

Setiap perusahaan (bahkan yang melakukan operasi just-in-time dimana melakukan minimalisasi persediaan, terkadang sebisa mungkin tidak ada persediaan) tetap melakukan persediaan pasokan dengan berbagai alasan-alasan sebagai berikut :

1. Menjaga independensi aktivitas operasional sehingga tidak menimbukan terlalu banyak persediaan pada setiap pusat (unit) kerja yang ada.

2. Menyesuaikan dengan viriabilitas pada permintaan produk sehingga dapat senantiasa memenuhi permintaan konsumen.

3. Memungkinkan terjadinya fleksibilitas pada penjadwalan produksi yang terkait dengan jadwal dan jumlah kapasitas produksi yang dibutuhkan.

(23)

4. Memberikan pengaman untuk mengatasi viriabilitas waktu pengiriman bahan baku sehingga tidak mengganggu kalancaran proses produksi. 5. Mengambil manfaat ekonomis (mendapatkan potongan atau diskon)

karena melakukan pemesanan atau pembelian dalam jumlah yang besar. (Febriana W, Masmira K. 2008: 93-95)

2.2.3 Fungsi Persediaan

Berdasarkan kegunaannya persediaan dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Working Stock yaitu persediaan yang diadakan dan disimpan sebelum dibutuhkan sehingga pemesanan dapat dilakukan pada suatu lot daripada berdasarkan keperluan. Pengukuran lot bertujuan untuk meminimasi biaya pemesanan dan penyimpanan, memperoleh diskon kuantitas atau untuk memenuhi syarat tarif penerbangan yang menguntungkan.

2. Safety stock yaitu persediaan yang diadakan dalam rangka mengantisipasi ketidak pastian pasokan dan permintaan.

3. Anticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menanggulangi permintaan yang memuncak, kebutuhan yang tidak menentu, atau akibat terjadinya penurunan kapasitas produksi.

4. Decoupling stock yaitu persediaan yang diakumulasikan antara kegiatan-kegiatan yang saling bergantung untuk operasi-operasi yang sinkron sempurna.

5. Psychic stock yaitu persediaan pajangan eceran yang diadakan untuk merangsang pembelian dan bertindak sebagai pelayan took bisu.

(24)

Fungsi persediaan :

1. Mengantisipasi perubahan harga suppy yang fluktuatif

Persediaan mempunyai fungsi untuk berjaga-jaga bila pada nantinya terjadi perubahan harga yang tidak diinginkan. Tentunya antisipasi ini akan menimbulkan kesan spekulatif. Untuk itu sebelum memutuskan melakukan penyimpanan, perusahaan melalui orang-orangnya harus jeli melihat perkembangan pasar dikemudian hari.

2. Mencegah kekurangan stock (stock out)

Permintaan pasar yang tidak konstan dan cenderung berfluktuatif akan mengakibatkan kebutuhan bahan baku juga berfluktuatif. Kondisi dapat merugikan jika nantinya terjadi kekurangan stock atau tidak adanya bahan baku produksi yang akan menghambat proses produksi. Untuk menjaga agar bahan baku selalu tersedia pada bagaimanapun keadaan pasar maka diadakan penyimpanan dalam jumlah tertentu untuk mengantisipasi permintaan yang melonjak. Persediaan yang semacam ini disebut Buffer

stock.

3. Mempelancar Operasional

Persediaan yang semacam ini disebut smoothing stock. Pada dasarnya sama dengan buffer stock namun smoothing stock digunakan pada waktu terjadinya peningkatan permintaan yang sudah diperkirakan seperti pada waktu hari raya, musim, dan pada saat-saat tertentu. Tentunya ini lebih mudah untuk diperkitakan waktunya namun untuk jumlah dan kualitasnya masih memerlukan penilaian yang baik.

(25)

4. Lot Size Ekonomi

Pada pemesanan barang perusahaan diharapkan pada pilihan jumlah pemesanan yang kecil namun sering dilakukan atau dalam jumlah besar dengan frekuansi yang jarang. Metode mana yang digunakan tergantung dari ongkos transportasi dan biaya pemesanan. Untuk perusahaan yang cukup modal lebih menyukai metode yang kedua yaitu yang banyak frekuensinya yang sedikit. Hal ini dilakukan karena pada jumlah yang besar sering kali dikenakan diskon sehingga biaya pembelian lebih murah. Selain itu, dengan sedikit transportasi mengakibatkan biaya transportasi per barang menjadi labih murah. Akibat pemesanan yang besar maka ada sejumlah bahan yang menunggu untuk digunakan.

5. Pipeline atau transit inventory

Adakalanya antara tempat produksi dan tempat pemesanan terlatak

berjauhan sehingga tidak efektif jika dilakukan pengiriman yang berulang. Untuk itu, diantara tempat ini biasanya didirikan gudang sementara yang berfungsi untuk menyimpan barang yang berupa barang jadi agar pengiriman tidak dilakukan terlalu sering. Jumlah barang yang disimpan di gudang sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengiriman dan banyak penjualan barang.

6. Decoupling Inventory

Pada proses produksi yang berurutan, mancetnya suatu seksi produksi akan mengakibatkan mancetnya seksi yang mengikutinya. Akibatnya proses produksi dapat berhenti secara total. Untuk mencegah berhentinya

(26)

proses produksi ini disntara sekdi produksi tersebut diletakan digudang yang fungsinya menyimpan sementara barang setengah jadi sehingga jika seksi produksi mancet maka dapat diambil digudang, sehingga proses produksi secara keseluruhan dapat berjalan.

(Mirna K.,Dwi I. 2005 : 8) 2.2.4 Biaya Persediaan

Pada saat pihak manajemen mengambil keputusan-keputusan yang dapat mempengaruhi besaran atau ukuran persediaan, maka terdapat berbagai macam biaya-biaya yang patut dipertimbangkan, yaitu :

1. Biaya Penyimpangan (Penahanan)

Yang termasuk kategori biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena perusahaan melakukan penyimpanan barang, penanganan barang, asuransi terhadap barang tersebut, keusangan, depresiasi, pajak dan biaya lain-lain yang terkait dengan penyimpanan barang. Apabila biaya penyimpanan ini dirasakan sangat mahal maka akan lebih menguntungkan mempunyai tingkatan persediaan yang rendah (sedikit) dan labih sering melakukan pengantian barang yang disimpan.

2. Biaya Pemasangan (Persiapan) Produksi atau Perubahan Produksi

Biaya yang muncul karena mempersiapkan mesin-mesin atau proses dengan persiapan peralatan spesifik yang digunakan untuk menghasilkan barang. Dengan demikian, dapat dilakukan penurunan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya pemasangan dan dengan menggunakan prosedur yang efisien seperti pembayaran dan pemesanan via elektronik.

(27)

3. Biaya Pemesanan

Biaya ini menunjukkan pada biaya-biaya manajerial dan administrasi untuk menyiapkan dan menepatkan pesanan pembelian atau produksi. Yang termasuk dalam biaya jenis ini adalah seluruh biaya yang terkait dengan jumlah barang dan kalkulasi kuantitas pesanan yang harus dilakukan

4. Biaya Kekurangan Persediaan

Biaya ini muncul sebagai akibat persediaan barang digudang tidak dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen sehingga perlu menunggu stok atau persediaan itu digantikan dan bila tidak sabar menunggu maka terjadi pembatalan pesanan. Biaya ini seringkali disebut sebagai opportunity cost (biaya kesempatan) dan merupakan suatu dilemma (trade off). Untuk menghindari terjadinya kekurangan barang atau stok, maka perusahaan dapat melakukan penyimpanan barang dalam jumlah yang besar. Akan tetapi, hal ini akan berakibat pada pembengkaknya biaya persediaan yang lain yaitu biaya penyimpanan. Dengan demikian untuk menghindari pembengkakan biaya persediaan maka perusahaan melakukan pengurangan stok yang tentunya akan berdampak pada kekurangan persediaan. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan konsumen, mungkin laba yang didapat dan risiko keterlambatan yang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyeimbangan jumlah persediaan yang tepat sehingga tidak menerima dampak negatifnya, walaupun hal ini sangat sulit untuk dilakukan.

(28)

Faktor penting lain yang dibutuhkan untuk menimumkan biaya persediaan secara keseluruhan adalah menentukan kuantitas pesanan yang benar baik kepada pemasok maupun penyedia sumber daya produktif internal perusahaan. Selain itu, faktor penentuan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan juga merupakan faktor penting yang berdampak pada biaya persediaan.

(Febriana W, Masmira K. 2008: 95-96) 2.3.5 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), dalam menilai suatu persediaan dan beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan :

1. Cara First-In, First-out (FIFO- Method)

Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.

2. Cara Rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)

Cara ini berbeda dengan cara FIFO karena didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. Dengan demikian persediaan dinilai berdasarkan harga rata-rata.

3. Cara Last-in, First-out (LIFO- Method)

Cara ini didasarkan atas asumsi, bahwa harga barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga

(29)

persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu.

2.3.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan

Bilamana keadaan harga adalah stabil, maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama. Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (turun naik) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda. Pada saat harga meningkat :

1. Maka cara FIFO menunjukkan : a. Nilai persediaan akhir yang tinggi

b. Harga pokok barang yang terjual yang rendah c. Profit yang lebih besar

2. Cara LIFO menunjukkan :

a. Nilai persediaan akhir yang rendah

b. Harga pokok barang yang terjual yang tinggi c. Profit yang rendah

3. Cara rata-rata menunjukkan :

Hasil berada diantara hasil menurut metode LIFO dan FIFO (Sofjan Assauri, 1980:182)

Metode FIFO dan LIFO akan memberikan hasil yang berlawanan, sedangkan hasil dari metode-metode rata-rata terimbang akan berada diantara kedua kubu tersebut. Dalam rangka pemanduan (matching) antara harga pokok penjualan dengan pendapatan, metode LIFO akan memberikan hasil yang paling baik. Dalam metode LIFO, yang akan menjadi beban perusahaan dalam harga

(30)

pokok penjualan adalah harga beli yang paling akhir. Hal ini berlawanan dengan metode FIFO, dimana metode ini memantau harga pokok barang yang terlama dengan penjualan.

Sedangkan dalam pelaporan neraca, metode FIFO akan memberikan harga pakok persediaan yang paling mencerminkan nilai sekarang, sedangkan LIFO akan memerikan nilai persediaan yang melesatkan, karena yang dinilai adalah persediaan berdasarkan harga beli barang-barang yang terlama.

Dalam hubungannya dengan pajak penghasilan, maka dalam keadaan inflasi dimana harga-harga meningkat, metode LIFO akan menghasilkan pembayaran pajak yang paling rendah, sedangkan dalam keadaan harga-harga turun, pembayaran pajak akan menjadi paling rendah bila kita menggunakan metode FIFO, tapi paling tinggi menggunakan metode LIFO. Peraturan perpajakkan di Indonesia hanya memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang.

FIFO banyak dikritik karena metode ini dapat membuat laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar dengan adanya laba persediaan. Laba persediaan adalah perbedaan laba kotor yang didapatkan bila kita menggunakan metode FIFO dengan LIFO.

Sementara itu metode LIFO dikritik karena metode ini dapat dipergunakan oleh manajemen untuk memanipulasi tingkat keuntungan yang didapatkan. Misalkan harga pembelian barang dagangan meningkat, dan manajer dari perusahaan tersebut ingin mengurangi keuntungan yang didapat perusahaan, agar perusahaannya bisa membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil. Mendakati

(31)

akhir tahun, manajer dapat membeli persediaan dalam jumlah yang besar. Dengan metode LIFO ini, persediaan yang paling akhir dibeli dengan harga yang lebih mahal akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan. Hal ini akan meningkatkan nilai harga pokok penjualan dan menurunkan keuntungan yang diterima perusahaan.

Kesimpulannya, jika perusahaan ingin melaporkan keuntungan yang lebih tinggi, jika harga-harga sedang meningkat sebaiknya perusahaan menggunakan metode FIFO, sebaliknya dalam kondisi harga-harga yang menurun, metode LIFO akan menghasilkan keuntungan yang paling tinggi. Dan setiap perusahaan memilih metode penilainan persediaan yang berbeda karena tujuan yang berbeda pula. Ada pula perusahaan yang menggunakan metode LIFO dan FIFO untuk jenis persediaan yang berbeda.

(Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993: 435)

Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), Cara mana yang dipilih tidak menjadi persoalan, asal saja cara tersebut dipergunakan secara konsisten, yaitu tidak berubah-ubah dari tahun ke tahun.

(32)

BAB III

GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN

3.1 Sejarah berdirinya Perusahaan

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dengan akta notaries Raden Mr Soewandi nomor 41,Jakarta dan diresmikan oleh Presiden RI pertama pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di bursa efek Jakarta & bursa efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi kepemilikan saham pada saat itu adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.

Pada bulan Sepetember 1995, perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (right issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.

Pada tanggal 17 September 1998, pemerintah melepas kepemilikan sahamnya di SGG sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, Masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan

(33)

saham perseroan berubah menjadi: Pemerintah RI 51,01% , masyarakat 23,46%, dan Cemex 25,53%.

Blue Vallley Holding PTE Ltd yang berkantor di Singapura merupakan suatu perusahaan rajawali group pada tanggal 27 Juli 2006 membeli 24,90% (147.694.848 lembar) saham Semen Gresik yang dimilliki Cemex. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi : Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09% Dan Blue Valley Holding PTE Ltd 24,90%.

Saat ini kapasitas terpasang riil SGG sabesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik. Lokasi pabrik berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatra Barat, serta Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam dan keluar negeri.

3.2 Visi, misi perusahaan Visi :

Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang terkemuka dan mampu meningkatkan nilai tambah pada para pemangku kepentingan (stakeholders).

Misi :

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

(34)

2. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandart internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.

3. Memiliki keunggulan bersaing dalam pasar semen domestik dan internasional.

4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan, dan masyarakat sekitar.

(35)

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Semen Gresik Tingkat Divisi

(36)

3.4 Job Description Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari bagian organisasi PT Semen Gresik (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

Direktur Utama.

Direktur Utama langsung membawahi Direktur Produksi, Direktur Operasi & Litbang, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, sekertaris perusahaan, Divisi Komuniksi, Divisi Pengembangan Perusahaan, Divisi SDM, Divisi hukum & manajemen risiko, Interrnal Audit.

Tugas Direktur Utama yaitu;

a. Menjaga kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan

b. Menjalin hubungan dengan pihak luar demi kemajuan perusahaan

c. Bertanggung jawab terhadap hasil produksi, keuangan, personalia dan pemasran hasil-hasil produksi

d. Mengawasi pekerjaan masing-masing direktur dan meminta pertanggung jawababan atas pekerjaan yang telah dilakukanya.

Direktur Produksi

Direktur Produksi membawahi Divisi Produksi bahan baku, Divisi Produksi terak, Divisi Produksi Semen, Divisi Teknik. Bertanggung jawab mengelola unit produksi yang dimiliki perusahaan agar tercapai target, menjaga kelangsungan operasi unit produksi untuk meminimalkan down time peralatan dengan sistem pemeliharaan yang memadai, membuat perencanaan dalam pembelian dan pemeliharaan mesin-mesin serta merencanakan target produksi, merencanakan, mengawasi dan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

(37)

Direktur Litbang dan Operasional

Direktur Litbang dan Operasional membawahi Divisi Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan, Divisi Rancang Bangun, dan Divisi Litbang dan jaminan mutu. Direktur Litbang dan Operasional bertanggungjawab mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional atas bidang pengadaan dan pengelolaan persediaan, rancang bangun, serta penelitian dan pengembangan jaminan mutu produk.

Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran membawahi Divisi penjualan, Divisi Distribusi dan Transportasi, dan Divisi Pengembangan pemasaran. Bertanggungjawab atas bidang penjualan, distribusi dan transportasi, serta pengembangan pemasaran. Direktur Keuangan

Direktur keuangan membawahi Divisi Keuangan, Divisi akuntansi, Divisi Sistem Informasi, Divisi Umum. Direktur keuangan bertanggung jawab Mengelola dan mengawasi pelaksanaan pemakaian anggaran perusahaan, membuat uang untuk tiap-tiap bagian koordinasi, mencatat, mengawasi dan membuat arsip setiap administrasi yang dibuat oleh tiap-tiap bagian, mengawasi jalannya keuangan dengan meminta laporan keuangan dari masing-masing bagian, menetapkan alokasi pemanfaatan dana perusahaan, mencari alternatif sumber pendanaan yang menguntungkan bagi perusahaan, dan menetapkan penempatan dana pada porto folio yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

(38)

3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan& Produksi (004/Kpts/Dir/2008) Gambar 3.2

Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Direktorat Litbang & Operasional

(Divisi Litbang & Jaminan Mutu)

Direktur Litbang & Operasional Divisi Rancang Bangun Divisi Pengadaan & Pengelolaan Persediaan Bagian Pengelolaan SMSG Bagian Jaminan Mutu Divisi Litbang & Jaminan Mutu Seksi Jaminan Mutu Bagian Pengembangan Produk & Aplikasi Bagian Pengembangan Proses, Energi& lingkungan Seksi Pengembanga n Aplikasi Seksi Pengembangan Energi Seksi Perencanaan Bahan & Produksi

Seksi Pengembanga n Produk Seksi Pengembangan Proses dan Bahan Seksi Penelitian & Pengujian Bahan Seksi Pemantauan Lingkungan Staf Bagian

(39)

3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi

Tabel 3.1

Job Description Perencanaan Bahan& Produksi

DIVISI LITBANG & JAMINAN MUTU

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan di bidang:

1. Jaminan mutu

2. Pengujian bahan dan Lingkungan 3. Pengembangan proses dan produk 4. Berfungsi sebagai koordinator Biaya,

koordinator pendapatan dan koordinator investasi

Bagian Jaminan Mutu

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan di bidang:

1. Jaminan mutu di Gresik dan Tuban 2. Perencanaan bahan dan produksi 3. Berfungsi sebagai koordinator biaya

Seksi Jaminan Mutu Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan jaminan mutu bahan dan

produksi,yang meliputi:

1. Menjamin mutu bahan baku dan penolong yang dibeli untuk pabrik

(40)

2. Menganalisa untuk semen yang akan dimasukkan ke dalam silo

3. Mengatur semen yang dikeluarkan dari silo

4. Menganalisa terak dan semen serta membuat sertifikat mutunya

5. Melaksanakan kalibrasi internal alat-alat laboratorium serta memantau kalibrasi eksternal terhadap alat-alat laboratorium dan timbangan

6. Menelusuri dan melayani penyelesaian keluhan pelanggan

Seksi Perencanaan Bahan & Produksi

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan perencanaan bahan & produsi, yang meliputi:

1. Merencanakan bahan baku dan penolong yang akan digunakan

2. Membuat perhitungan-perhitungan jenis dan komposisi bahan baku dan

penolong yang optimal

(41)

Bagian Pengujian Bahan &

Lingkungan

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan di bidang :

1. Penelitian dan pengujian bahan 2. Pemantauan lingkungan

3. Berfungsi sebagai koordinator biaya

Seksi Penelitian & Pengujian Bahan

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengujian bahan, yang meliputi :

1. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap contoh-contoh bahan baku, bahan penolong dan bahan lainnya dalam pembuatan semen.

2. Memeriksa, menganalisa dan

mengevaluasi bahan-bahan yang dibeli untuk dijadikan acuan dalam penentuan harga pembelian dan keputusan diterima tidaknya bahan tersebut.

3. Menerbitkan sertifikat hasil uji.

Seksi Pemantauan Lingkungan

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pemantauan lingkungan, yang meliputi:

(42)

kerja : konsentrasi debu, kebisingan, iklim kerja, intensitas cahaya, sanitas lingkungan kerja dan ergonomic

2. Melakukan inspeksi dan pengendalian

dampak lingkungan

3. Menyusun usulan-usulan perbaikan

sebagai tindak lanjut dari hasil pemantauan lingkungan

Bagian

Pengembangan Proses & Produk

Merencanakan, mengkoordinasikan,mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan di bidang :

1. Penelitian dan pengembangan proses

pembuatan semen

2. Penelitian dan pengembangan produk

aplikasi semen

3. Presentasi teknis dan penyuluhan di lapangan serta melayani permintaan penjelasan teknis

4. Berfungsi sebagai koordinator biaya.

(43)

3.7 Profil Usaha

Sebagai perusahaan publik, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pemegang saham. Dikelola secara professional dan transparan, PT. Semen gresik (Persero) Tbk. pantas dibandingkan dengan perusahaan unggul lainnya. Dengan sumber daya manusia yang dilandasi dengan filosofi dan dorongan untuk berprestasi, bersaing, dan bertanggung jawab, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menerapkan 3 landasan utama dunia usaha (triple bottom line).

Agar mampu bertahan dan berkembang, yaitu:

1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

2. Menegakkan etika bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip good

corporate governance (GCG).

3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.

Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang di produksi adalah Semen Portland Tipe I (OPC). Disamping itu juga memproduksi berbagai tipe khusus dan semen campur (mixed cement), untk penggunaan yang terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. serta penggunaannya :

(44)

1. Semen Portland Tipe I

Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya. 2. Portland Pozzolan Cement (PPC)

Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,

perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

3. Special Blended Cement (SBC)

Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

Dan berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi oleh Semen Gresik Group (SGG), serta penggunaannya :

a. Semen Portland Tipe I

Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.

(45)

b. Semen Portland Tipe II

Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.

c. Semen Portland Tipe III

Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.

d. Semen Portland Tipe V

Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.

e. Special Blended Cement (SBC)

Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

f. Portland Pozzolan Cement (PPC)

Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,

(46)

perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

g. Portland Composite Cement (PCC).

Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu lebih bahan anorganik. Kegunaan semen jenis ini untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus, seperti beton pracetak, beton pra-tekan dan paving block.

h. Super Masonry Cement (SMC).

Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block dan tegel.

i. Oil Well Cement (OWC) Class G HCR.

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi.

3.8 Proses Produksi

Bahan baku utama pembuatan semen adalah terak ( sekitar 90%) dan gips ( sekitar 4% dari semen). Sedangkan komposisi terak (klinker) sendiri adalah :

 Bahan kapur ( sekitar 80% )

 Tanah liat ( sekitar 15% )

 Pasir silica ( sekita 4% )

(47)

Tiga peralatan utama yang diberikan dalam melaksanakan produksi semen adalah penggilingan bahan baku, tanur putar dan penggiling semen. Tanur putar merupakan jantung pabrik Semen karena tanur putar akan menghasilkan terak yang merupakan bahan dasar semen.

Selain sarana utama diatas, perseroan juga mempunyai sarana pendukung yang membantu proses produksi diantaranya : mesin pengantongan dan

pengangkutan, laboratorium untuk pengujian mutu produk, pelabuhan untuk pengangkutan semen, bahan baku dan bahan bakar.

Dalam memproduksi semen terdapat dua proses yang dilakukan oleh perseroan yaitu proses basah dan kering, namun proses basah sudah tidak dijalankan karena tidak efisien.

Proses kering, langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan bahan mentah

Batu kapur dan tanah liat digali dari deposit milik sendiri. Sedangkan pasir besi, pasir silika dan gypsum diperoleh dari supplier (rekanan).

2. Penggilingan dan pengeringan bahan mentah

Bahan mentah semen berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi digiling dan dikeringkan sehingga menjadi serbuk halus dicampur hingga merata (homogen) di sela-sela pencampuran.

3. Pembakaran

Bahan mentah yang telah digiling halus dan dikeringkan tersebut kemudian diumpankan ke tanur putar untuk dibakar dengan suhu mencapai 1350-1400

(48)

derajat celcius hingga menghasilkan terak (clinker). Terak yang masih panas tersebut didinginkan secara mendadak agar mudah penggilingannya.

4. Penggilingan akhir

Selanjutnya 96% terak (clinker) ditambah 4% gypsum digiling bersama-sama hingga mencapai kehalusan tertentu sehingga menghasilkan semen.

5. Pengemasan atau pengantongan.

Setelah digiling di penggilingan akhir, semen tersebut dikemas di mesin

pengantongan dengan berat 50 kg untuk semen jenis I dan 40 kg untuk Portland

Pozzolan Cement (PPC).

3.9 Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. : PT. Semen Gresik yang berlokasi di Jawa Timur, dengan kapasitas terpasang 8,2 juta ton semen per tahun merupakan pemasok kebutuhan semen di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jabar, DKI, Banten serta sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimatan. Khusus di pulau Jawa menyerap sebagian besar kebutuhan semen dalam negeri dan merupakan kawasan dengan tingkat

pertumbuhan konsumsi semen paling tinggi di Indonesia. Perseroan

mengoperasikan 21 gudang penyangga yang terbesar strategis di kota-kota besar di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten, DKI dan Bali.

Keberadaan gudang penyangga tersebut mempunyai peran yang menentukan bagi pemasaran dan distribusi semen Perseroan, khususnya di Pulau Jawa.

(49)

Kapasitas terpasang Perseeroan yang dikenal dengan Semen Gresik Group (SGG) sebesar 17.700.000 ton per tahun, terdiri dari :

Semen Gresik 8.200.000 Semen Padang 5.800.000 Semen Tonasa 3.600.000

Dengan kapasitas serta lokasi pabrik yang strategis, pemasaran hasil produksi Perseroan selain untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri, sebagian juga diekspor. Untuk mengalokasikan hasil produksi ke pasar, Perseroan memiliki jaringan distribusi di seluruh tanah air yang dilengkapi terminal distribusi, unit pengantongan dan pemuatan semen, serta sentralisasi operasi penunjang seperti pengembangan produk baru, pemasaran, penelitian, pembuatan kantong semen dan integrasi system manajemen informasi untuk peningkatan efisiensi.

2.8 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk Anak penisahaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, terdiri dari :

1. PT. Semen Padang

Kantor pusat: Indarung – Padang

Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen. 2. PT. Semen Tonasa

Kantor pusat : Tonasa, Biring gere, Pangkep, Sulawesi Selatan Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen.

3. Koperasi Warga .Semen Gresik

(50)

Kopersi Warga Semen Gresik bergerak dalam bidang pciiokuau Barang-barang Konsumsi, Upaboga, Percetakan, Penjahitan, Perdagangan Uinum, Ekspedisi, serta Bahan Bangunan (Distributor Semen Gresik, Besi. friplek.Keramik).

4. Yayasan Wisma Semen Gresik (SG Foundations) Jl. Veteran Gresik

Yayasan Wisma Semen Gresik mengelola . a. Pendidikan Fomal

b. Layanan jasa Psikologi c. Sosial

5. Dana Pensiun Semen Gresik

Kantor : Jl. R.A Kartini No. 23, Grcsik

Dana Pensiun Semen Gresik menyelenggarakan program Pension Ivlaniaai Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan pengiiasilan bagi peserta dan keluarganya.

6. PT. Varia Usaha

Kantor Pusat: Jl Veteran No 129 Gresik

PT Varia Usaha bergerak dalam bidang Perdagangan Barang Industri, Pertambangan, Jasa, Angkutan dan Perdaganagn Semen.

7. PT Varia Usaha Beton

Kantor Pusat: Jl. Letjen S. Parman No. 38, Waru, Sidoarjo PT Varia Usaha Beton Bergerak di bidang industri beton dan hahan hangnnan yang

(51)

Concrete), beton pra cetak (precost/prestressed concrete/ tiang panc.ing), beton ringan (liollow brick, paving stone, genlcng betoii), scrta bam pc^ah mesm (crushed stone)

8. PT United Tractors Semen Gresik

Kantor Penambangan : Desa Sumberarum. kec. Kerek. Tuban

PT United Tractors Semen Gresik bergerak dalam bidang antara lain : usaha penambangan bahan galian, persewaan peralatan berat, jasa sipil dan Angkutan, pengadaan / pemasaran hasil tambang serta jasa konsultan penambangan.

9. PT. Waru Abadi

Kantor pusat : Jl. Taichid Komplek SG Tbanan, Kel. Sidomoro. Kec Kebomas. Kab. Gresik

PT. Waru Abadi bergerak dalam idang Perdagangan Umum, perdagangan antar pulau, ekspor – inpory, kontraktor, dan kayu olahan

10. PT. Industri Kemasan Semen Gresik Kantor Pusat : Jl. Veteran, Gresik.

Kemasan atau kantong industri ( semen, makanan ternak, dan industri kimia )

11. PT. Swadaya Graha

Kantor : Jl. RA. Kartini No. 25 Gresik The Plant Builder specialist

(52)

PT. Swadaya Graha bergerak dibidang usaha kontruksi sipil, fabrikasi baja, mekanikal dan elektrika, serta persewaan alat kontruksi dan alat berat.

12. PT. Swadaya Gatra.

Kantor Pusat : Jl. RA Kartini No. 21 A Gresik

PT. Swabina Gatra bergerak dalam bidang supplir tenaga kerja, cleaning service, persewaan gudang dan kendaraan, supplir dan pemeliharaan AC, service jembatan timbang, biro perjalanan dan wisata, perdagangan umum, produsen air minum dalam kemasan “ SWA “, taman wisata “ Giri Wana Tairta “.

13. PT. Kawasan Industri Gresik Kantor : Jl. Tridharma No. 3 Gresik

PT. Kawasan Industri Gresik bergerak dalam bidang penjualan lahan industri, persewaan lahan industri, persewaan bangunan Pabrik Siap Pakai, dan persewaan gudang.

14. Rumah Sakit Semen Gresik.

Kantor : Jl. R.A Kartini No 280, Gresik

Rumah Sakit Semen Gresik Bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan untuk umum ( Rumah Sakit ) dan farmasi.

(53)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan salah satu jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi semen. Dalam proses pembuatan semen, perusahaan menggunakan bahan baku yang sudah terkomposisi dengan bahan penolong sebagai peningkatan kualitas mutu dari semen tersebut. Dan salah satu komposisi bahan baku untuk pembuatan semen adalah Pasir Besi.

4.1.1 Pengertian Pasir Besi

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematite. Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting, yang merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitic volkanik.

(Gambar 4.1 Pasir Besi)

(54)

Untuk itu pasir besi banyak digunakan selain untuk industri logam besi juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, seperti PT. Semen Gresik yang salah satu bahan bakunya menggunakan pasir besi untuk proses pembuatan semen. Pasir besi ini banyak terdapat seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.

4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang Digunakan

Secara garis besar proses pembuatan semen pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. ini, terdapat beberapa tahap produksi diantaranya :

1. Penyiapan Bahan Mentah 2. Pengolahan Bahan 3. Pembakaran 4. Penggilingan

5. Pengisian dan Distribusi

Namun khususnya untuk peranan pasir besi digunakan pada tahap pertama yaitu penyiapan bahan mentah. Dimana dalam proses tersebut komposisi pasir besi yang digunakan tidak terlalu besar, hanya (1%) dari komponen campuran bahan baku yang digunakan untuk proses produksi semen. Dengan ketentuan seperti berikut :

1. Batu Kapur (80%) 2. Tanah Liat (15%) 3. Pasir Silika (4%) 4. Pasir Besi (1%)

(55)

4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi

Dalam perjanjian jual beli syarat penyerahan barang berhubungan dengan berpindahnya hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Dalam hal ini ditentukan siapa yang akan menanggung biaya pengangkutan. Sehingga syarat penyerahan merupakan suatu kesepakatan antara penjual dengan pembeli tentang pemindahan hak milik disertai biaya pengiriman barang dari gudang penjual sampai digudang pembeli.

4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan

Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi kepada supplier-supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan adalah menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board Destination point

(FOB Destination point).

Franko Gudang Pembeli yang artinya barang yang diperjualbelikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang tersebut sampai di gudang pembeli. Sehingga segala bentuk resiko yang timbul selama dalam perjalanan menjadi tanggung jawab penjual termasuk ongkos angkut barang tersebut. Dan FOB

Destination point adalah biaya angkut barang dimulai dari gudang penjual sampai

gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Ini berarti bahwa barang-barang dalam perjalanan masih merupakan hak milik penjual.

Sehingga pada proses pembelian bahan baku pasir besi, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. tidak menanggung biaya angkut selama perjalanan sampai kedatangan pasir besi hingga proses pembongkaran ke gudang PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

(56)

4.2.2 Macam - Macam Supplier Pasir Besi

Dalam proses pengadaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. untuk pembelian bahan baku khususnya pasir besi, perusahaan sudah menentukan

supplier-supplier yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Supplier-supplier

tersebut diantaranya : 1. CV. Perwira Cipta

JL. Diponegoro 48 Tuban. Tlp (0356)324897 2. CV. Pasir Mas

JL. Raya Kalipang, Sarang Rembang. Tlp (0295)511243

4.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi

Dari data yang didapat tentang data realisasi penerimaan dan pemakaian bahan baku pasir besi pada Tahun 2008, maka untuk perhitungan biaya bahan baku pasir besi seperti berikut :

Pada tanggal 23 Juli 2008, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. melakukan pembelian pasir besi sebanyak 84,25 ton. Harga beli pasir besi per kilo sebesar Rp. 158,0921. Persyaratan yang digunakan Franko gudang pembelian dan FOB

Destination.

Perhitungan : Tabel 4.1

Perhitungan Harga Perolehan

Kuantitas Harga Beli Satuan Harga Beli Total

84.250 kg 158,0921 13.319.259,43

Biaya Angkut 0

(57)

4.3 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average

Bahan baku pasir besi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. yang merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir besi, perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam penempatannya. Ada pun kendala yang terjadi dikarenakan lahan untuk penyimpanan pasir besi yang terbatas. Sehingga PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan perhitungan persediaan pasir besi, menerapkan metode Average atau metode biaya rata-rata tertimbang. Berikut adalah contoh perhitungan persediaan pasir besi pada Desember 2008 :

Pada tanggal 31 Desember 2008 PT. Semen Gresik melakukan pemakaian pasir besi sebanyak 1.521.780 Kg, 823.130 Kg, 1.611.540 Kg dengan harga perolehan yang digunakan untuk perhitungan sebesar Rp. 147,8369. Diketahui saldo akhir November 2008 sebesar Rp. 1.464.176.658

Langkah penyelesaian :

1. Membuat tabel perhitungan persediaan bahan baku pasir besi tabel tersebut terdiri dari kolom tanggal, penerimaan, pemakaian, dan kolom saldo. 2. Cara perhitungan :

(58)

Untuk menghitung jumlah saldo pasir besi bisa dilakuan dengan cara saldo awal dikurangi dengan pemakaian. Sedangkan untuk menghitung biaya bahan baku per kg, sisa saldo dibagi dengan jumlah unit yang tersisa.

Saldo Awal Rp. 1.464.176.658 31-Des-08 1.521.780 Kg x Rp. 147,8369 823.130 Kg x Rp. 147,8369 1.611.540 Kg x Rp. 147,8369 (Rp. 584.909.303) Saldo Akhir Rp. 879.267.355 Tanggal Uraian

Terima Pakai Saldo

Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/ Kg Jumlah

30-Nop-08 9.904.000 147,8369 1.464.176.658

31-Des-08 Pakai 0 0 0 1.521.780 147,8369 224.975.238 8.382.220 147,8369 1.239.201.420

31-Des-08 Pakai 0 0 0 823.130 147,8369 121.688.987 7.559.090 147,8369 1.117.512.432

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pasir besi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan PT. Semen

Gresik (Persero) Tbk. sebagai campuran komponen dari pembuatan semen. Dimana dalam penggunaannya tidak terlalu besar hanya (1%) dari campuran komponen bahan baku yang digunakan.

2. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi kepada supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan yaitu dengan menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board

Destination point (FOB Destination point). Sehingga PT. Semen Gresik

(Persero) Tbk. tidak menanggung biaya-biaya pada saat perjalanan. Jadi, biaya bahan baku yang diperoleh sebesar harga beli bahan baku tersebut. 3. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan perhitungan

persediaan pasir besi menerapkan metode Average. Dikarenakan merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir besi, perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam penempatannya.

(60)

5.2 Saran

Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Saran untuk penulis adalah dalam pencarian data terkait sebanyak yang diperlukan sesuai dengan ruang lingkup batas penelitian. Sehingga pembahasan tugas akhir tidak melebar.

2. Saran untuk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah Sebaiknya perusahaan perlu mempertimbangkan mengenai seringnya penggantian pasir besi dengan bahan cooper slag (limbah Smealting) yang meskipun harganya lebih murah, akan tetapi cooper slag dapat membuat kerusakan atau abrasif terhadap peralatan penggilingan. Sedangkan pasir besi tidak membuat pengaruh terhadap peralatan meskipun harganya lebih mahal.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Febriana W, dan Masmira K., 2008. Distribusi & Logistik. Surabaya: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UNAIR.

Http://www.akuntansi4u.blogspot.com/2008/11/biaya-bahan-baku.html

Mirna K, dan Dwi I., 2005. “Peramalan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku & Penolong Pada PT. Semen Gresik”. Laporan Kerja Praktek, Perpustakaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993. Akuntansi Horngren &Harrison. Edisi Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sofjan Assauri, 1980. Management Produksi. Jakarta: Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

(62)
(63)
(64)

Referensi

Dokumen terkait

a) Memberikan motivasi untuk melakukan penelitian di kelas. b) Memberikan gambaran tentang manfaat Balok dalam kegiatan belajar. 3) Manfaat bagi anak. a) Dapat

The protective effect of the E3 / 2 genotype on the development of carotid atherosclerosis could be medi- ated by differences in the lipid metabolism because the association of E3 /

Pengaruh Daya Tarik Iklan, Citra Merek dan Komunitas Merek terhadap Keputusan Pembelian Produk Sepatu Merek Vans.. (Studi kasus pada komunitas Vans Head di

1. Mengecek kesiapan siswa belajar. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan atau. menyampaikan manfaat mempelajari

Menurut Zaidin(2010, dalam Suparyanto,2014) keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga variabel independen yaitu (1) sikap terhadap perilaku, (2) norma subjektif dan (3) kontrol

selalu melakukan kegiatan seperti senam lansia, berkebun, bemain catur berinteraksi dengan orang lain, beribadah dan melakukan hobi/kegemaran yang dapat meningkatkan

PLN (Persero) Area Malang untuk meningkatkan keterlibatan kerja dan kualitas kinerja karyawan seperti Sheldon dan Elliot (1998) yang menemukan bahwa motivasi otonomi diprediksi