• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

Pertemuan Kesebelas

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI

INDONESIA

(1971-2009)

Index Laka (Jlh Laka/km), 0.14 Index Fatalitas (Jlh Fatalitas/km) Jalan, 0.05 -0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 In d ex K ec el a k a a n

(2)

PENDAHULUAN

 Keselamatan transportasi merupakan aspek paling utama dalam perencanaan dan perancangan transportasi.

 Namun di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalulintas menduduki peringkat ke-2 setelah penyakit kanker

 Pada umumnya, tingkat fatalitas kecelakaan di negara-negara berkembang jauh lebih besar daripada negara-negara maju

PROFIL KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS

KENDARAAN

147,391, 70% 25,502, 12% 25,227, 12% 5,272, 3% 3,109, 1% 4,200, 2% Sepeda motor Mobil penumpang Truk Bus Khusus Tidak Bermotor

Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2011

140,277, 69% 26,495, 13% 20,347, 10% 6,099, 3% 2,050, 1% 8,066, 4% Sepeda motor Mobil penumpang Truk Bus Khusus Tidak Bermotor

Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2010

(3)

Source: Kompas 18 Jun 2011

TARGETS: 5 GROUPs HIGHEST

PERMASALAHAN KESELAMATAN JALAN

No. Kategori Permasalahan

1 Manajemen • Kemampuan terbatas dalam menyediakan infrastruktur tepat

waktunya

2 Pengawasan • Pemanfaatan bagian jalan yang tidak sebagaimana mestinya

• Jalan arteri dapat diakses langsung dari jalan lingkungan/lokal • Bangunan permanen terlalu dekat di sisi jalan

• Tantangan pemanfaatan badan jalan dengan beban melebihi (overloading)

3 Teknis • Geometrik dan alinyemen jalan masih banyak yang sub-standar

• Bahu jalan beda tinggi dengan badan jalan

• Bangunan pelengkap jalan (safety fence) yang masih minim

4 Manajemen

Lalu Lintas

• Ruas jalan masih banyak yang tanpa marka & rambu

• Simpang sebidang dengan titik konflik terlalu banyak & terbuka • Budaya berkendaraan (disiplin) yang rendah

(4)

GLOBAL

 Korban meninggal dunia

rata-rata 1 juta per tahun akibat kecelakaan  75% terjadi negara berkembang  Kerugian mencapai 2% gdp (us $ 100 milyar) NASIONAL

 Korban meninggal rata-rata 30 orang/hari

 Kerugian sekitar 3.5 milyar us dollar) atau sekitar 2.17% dari gdp indonesia  Perbandingan tingkat keselamatan transportasi di tingkat global

dan nasional

 Penyebab kecekalaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Faktor manusia

2. Faktor lingkungan 3. Faktor kendaraan

 Sedangkan kecelakaan dapat dikategorikan menjadi: 1. Kecelakaan tunggal

2. Kecelakaan beruntun

3. Kecelakaan kendaraan – pejalan kaki 4. Kecelakaan kendaraan – benda diam

(5)

Dalam menganalisis kecelakaan, ada 2 macam pendekatan:

 Pendekatan Monokausal yaitu bahwa kecelakaan lalulintas hanya

disebabkan oleh satu faktor penyebab. Pendekatan ini antara lain berdasarkan anggapan: setiap kecelakaan adalah unik, adanya “accident prone driver”.

 Pendekatan Multikausal yaitu sebab terjadinya kecelakaan dari

berbagai faktor yang saling berinteraksi. Beberapa teori mengatakan bahwa penyebab kecelakaan lalulintas terdiri dari tiga faktor yaitu: manusia, kendaraan dan jalan raya.

PENDEKATAN PENYEBAB KECELAKAAN

 Penyebab utama kecelakaan di jalan:

1. Faktor manusia saja 65 % 2. Faktor manusia dan lingkungan 25% 3. Faktor manusia dan kendaraan 5% 4. Faktor kendaraan saja 2% 5. Faktor lingkungan saja 2% 6. Faktor manusia, jalan, dan kendaraan 1%

(6)

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

Sumber : Austroad, 2004

KECELAKAAN DI INDONESIA (1980-1992)

Penyebab Kecelakaan Korban Kecelakaan di Indonesia

(7)

SUMBER DATA - Kepolisian - Rumah sakit - Asuransi - Perusahaan Kendaraan - Survei khusus TIPE DATA - Casualties data vs accident data

SUMBER DAN TIPE DATA KECELAKAAN

Kecelakaan Lalu lintas Database Fatal Accidents Serious Injury Accidents Slight Injury Accidents No injury Accidents

- Setidaknya terdapat satu korban meninggal dunia;

- Korban meninggal dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan.

- Korban mengalami patah tulang, gegar otak, dll yang memerlukan rawat inap atau diberikan setidaknya 7 hari cuti sakit.

- Korban diangkut ke rumah sakit menggunakan ambulans atau jika tidak, diberikan cuti sakit minimal 3 hari

- Tidak ada luka

Berdasarakan tingkat keparahan Fatality Fatality Fatality serious Injury victim Fatality Slight Injury victim CASUALTY-RELATED ACCIDENT-RELATED

(8)

Kecelakaan Lali lintas

Database Berdasarakan tingkat keparahan

Jumlah Korban Kecelakaan

Ilustrasi STRADA

(Swedia)

http://www.strada.se

(9)

Deskripsi Kecelakaan

http://www.strada.se

http://www.strada.se

(10)

PROSES PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS

 Melibatkan 4 tahap/proses:

1. Pengumpulan data

2. Identifikasi lokasi rawan kecelakaan 3. Diagnosa permasalahan

4. Pemilihan metode penyelesaian

 Pengumpulan Data: 1. Data korban 2. Kondisi jalan 3. Kondisi lingkungan 4. Kondisi kendaraan 5. Kondisi pengendara 6. Kondisi korban

(11)

 Identifikasi Lokasi Rawan Kecelakaan

 Untuk mendapatkan ranking lokasi-lokasi yang rawan terjadi kecelakaan

 Metode yang digunakan: angka kecelakaan pada suatu titik, jalan, rute, atau area tertentu

 Diagnosa Kecelakaan

 Untuk mendiagnosa kecelakaan, mengapa bisa terjadi sehingga

dapat diusulkan penanganannya

 Pemilihan Penanganan

 Untuk memilih penanganan yang paling tepat/sesuai

22

Kecelakaan fatal Kecelakaan ringan Pergerakan kendaraan Pergerakan pejalan kaki Kecelakaan dari samping Kecelakaan dari belakang Hilang kendali Terguling Kendaraan parkir Object tertentu Kondisi jalan: D : kering, I : genangan air W : basah Cuaca: C : normal F : berkabut R : hujan gerimis S : hujan lebat Waktu: a.m. : pagi (00:00 – 12:00) p.m. : siang/sore (12:00 – 24:00)

(12)

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN

 Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan antara lain :

1. Manajemen Lalu Lintas

 Pembatasan kecepatan,

 Pembatasan pergerakan membelok  Jalan satu arah

 Tidal flow operation

 Prioritas untuk High Occupancy Vehicle (HOV)

 Pengontrolan kendaraan parkir dan kendaraan menunggu

2. Fasilitas Fisik:

 Traffic calming

 Prioritas untuk pejalan kaki, pesepeda

3. Alat kontrol di simpang (APILL)

4. Alat kontrol di ruas jalan

(13)

 Angka kecelakaan secara umum yang menggambarkan kecelakaan total yang terjadi

 Di dalam angka kecelakaan, terdapat:

1. Angka kematian yang menggambarkan kecelakaan yang korbannya sampai meninggal dunia

2. Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe kendaraan dan pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan

ANGKA KECELAKAAN

 Perhitungan angka kecelakaan didasarkan pada:

1. Population-base rates (angka berdasar populasi)

 Jumlah penduduk

 Jumlah kendaraan yang terdaftar

 Jumlah SIM

Jarak mil jalan (Highway milleage)

2. Exposure-base rates (angka berdasar perolehan)

 Perjalanan kendaraan-mil (kendaraan-km)

(14)

1. Angka kecelakaan per mil

 Kecelakaan berbahaya total diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan dari semua tipe per mil dari setiap jalan

 Rumus yang digunakan R = A / L  Dengan:

R : angka kecelakaan total per mil setiap tahun A : jumlah total dari kecelakaan yang terjadi setahun L : panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam mil

CONTOH PERHITUNGAN ANGKA KECELAKAAN

2. Angka keterlibatan kecelakaan

 Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi kendaraan dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam kecelakaan per 100 juta vehicle-miles perjalanannya  Rumus yang digunakan R = N x 1E8 / V

 Dengan:

R : keterlibatan kecelakaan per 100 juta vehicle-miles N : total jumlah pengemudi kendaraan yang terlibat

kecelakaan selama penelitian

V : vehicle-miles dari perjalanan di bagian jalan selama periode penelitian

(15)

3. Angka kematian berdasarkan populasi

 Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat dinyatakan sebagai jumlah kematian lalulintas (traffic fatalities) per 100.000 populasi

 Rumus yang digunakan R = B x 100.000 / P  Dengan:

R : angka kematian per 100.000 populasi

B : jumlah total kematian lalulintas dalam setahun P : populasi dari daerah

4. Angka kematian berdasarkan registrasi kendaraan

 Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat diekspresikan sebagai jumlah dari kematian lalulintas per 10.000 kendaraan terdaftar

 Rumus yang digunakan R = B x 10.000 / M  Dengan:

R : angka kematian per 10.000 kendaraan terdaftar B : jumlah total kematian lalulintas dalam setahun M : jumlah registrasi kendaraan motor di derah tersebut

(16)

5. Angka kematian berdasarkan perjalanan kendaraan-mil

 Bahaya lalulintas diekspresikan sebagai jumlah kecelakaan per 100 juta perjalanan kendaraan-mil (km). Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih mendekati dengan dasar jarak mil dari perjalanan kendaraan motor daripada populasi atau registrasi

 Rumus yang digunakan R = C x 1E8 / V  Dengan:

R = angka kematian per 100.000.000 vehicle-miles B = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka atau

kecelakaan total) dalam setahun V = vehicle miles perjalanan dalam setahun

Gambar

Ilustrasi STRADA (Swedia)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, adalah tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa para pegawai memiliki permasalahan dengan organizational culture di RSUD Soreang Kabupaten

Penekanan orientasi pasar terhadap daya saing berdasarkan pada pengidentifikasian kebutuhan pelanggan sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjawab

diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada pengurangan rasa nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan

Maka H5 ditolak dan hipotesis yang diterima adalah H0 yang berarti variabel gaya kepemimpinan delegasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Sama hal nya dengan produk pada perbankan konvensional, produk perbankan syariah di bidang penghimpun dana ini disebut sebagai simpanan, yaitu dana yang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya susun dengan judul: “AKIBAT HUKUM PENCURIAN DANA KARTU KREDIT MELALUI PEMBELANJAAN DI INTERNET Studi Kasus Di Polisi