• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data

dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan

yang sesungguhnya (evidence based).

Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan

masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut

kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK

Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan

Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.

Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan

dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Bengkulu maupun kabupaten/kota di provinsi

tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan

drg. Oscar Primadi, MPH

(3)

DAFTAR ISI

 Profil Singkat Provinsi Bengkulu Tahun 2014 1

 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014 2

 Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu

Tahun 2014 3

 Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2014 4

 Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2014 5

 Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 6

 Jumlah Puskesmas Provinsi Bengkulu per

Juni 2014 7

 Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Indonesia

Tahun 2014 8

 Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 9

 Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu

Tahun 2014 10

 Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit per 100.000

Penduduk di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 11

 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 12

 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Regional

Sumatera Tahun 2014 13

 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 14

 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 15

 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Regional

Sumatera Tahun 2014 16

 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 17

 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 18

 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Regional

Sumatera Tahun 2014 19

 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 20

 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2014 21

 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Regional

Sumatera Tahun 2014 22

 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Bengkulu

Tahun 2014 23

 Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan

Provinsi Bengkulu 24

 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia

Tahun 2012 25

 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu

Tahun 2012 26

(4)

 Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB

di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 27

 Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 28

 Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 29

 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia

Tahun 2014 30

 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Regional

Sumatera Tahun 2014 31

 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 32

 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

di Indonesia Tahun 2014 33

 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

Regional Sumatera Tahun 2014 34

 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 35

 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Indonesia

Tahun 2014 36

 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Regional

Sumatera Tahun 2014 37

 Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 38

 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Indonesia Tahun 2014 39

 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Regional Sumatera Tahun 2014 40

 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi

di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 41

Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia

Tahun 2013 42

 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia

Tahun 2014 43

 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Regional

Sumatera Tahun 2014 44

 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi

Bengkulu Tahun 2014 45

 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia

Tahun 2014 46

 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Regional Sumatera

Tahun 2014 47

 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi Bengkulu

Tahun 2014 48

 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita

(BB/U) di Indonesia Tahun 2013 49

 Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus pada Balita

(BB/TB) di Indonesia Tahun 2013 50

 Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis

Dokter di Indonesia Tahun 2013 51

(5)

 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Tenaga

Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 52

 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) di Indonesia Tahun 2013 53

 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2013 54

 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2013 55

(6)

Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian

Dalam Negeri

PROFIL SINGKAT

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes

►Kabupaten 9 ►Dokter spesialis 114

►Kota 1 ►Dokter umum 438

Jumlah 10 ►Dokter gigi 111

►Perawat 3.258

2 Jumlah kecamatan 127 ►Bidan 2.550

►Farmasi 928

3 Jumlah desa/kelurahan 1.517 ►Nakes lainnya 2.664

4 Luas wilayah (km2) 19.919,33

5 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2014 1.828.291

►Laki-Laki 932.755

►Perempuan 895.536

6 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 91,78

7 Sarana Kesehatan

- Puskesmas Rawat Inap 45 - Puskesmas Non Rawat Inap 135 Jumlah Puskesmas (Juni 2014) 180

Rumah Sakit 19

(7)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Estimasi Jumlah

Penduduk

Indonesia : 252.124.458

Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara.

(8)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK BENGKULU

TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Estimasi Jumlah Penduduk Bengkulu : 1.828.291

Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kota Bengkulu dan terendah di Kab. Bengkulu Tengah. Proporsi penduduk di Kota Bengkulu sebesar 17,98% dan di Kab. Bengkulu Tengah sebesar 5,73%.

(9)

ESTIMASI PIRAMIDA TAHUN 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Struktur penduduk di Indonesia dan Bengkulu termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

INDONESIA

BENGKULU

(10)

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 2014

Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 131 penduduk per km2.

Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.263, Jawa Barat sebesar 1.309 dan Banten 1.225. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan kepadatan penduduk sebesar 8, Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 11 penduduk per km2 .

(11)

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2014

Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

Penyebaran penduduk di Provinsi Bengkulu belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama. Daerah dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Bengkulu sebesar 2.168 jiwa per km2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Mukomuko dengan kepadatan penduduk 41 jiwa per KM2. Jumlah penduduk dan

luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

(12)

Sumber : Pusdatin, 2014

JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI BENGKULU

PER JUNI 2014

7

NO

KABUPATEN/KOTA

RAWAT INAP

NON

RAWAT INAP

JUMLAH

1

Bengkulu Selatan

5

9

14

2

Rejang Lebong

7

14

21

3

Bengkulu Utara

8

14

22

4

Kaur

4

12

16

5

Seluma

3

19

22

6

Mukomuko

7

10

17

7

Lebong

4

10

14

8

Kepahiang

2

12

14

9

Bengkulu Tengah

2

18

20

10

Kota Bengkulu

3

17

20

45

135

180

JUMLAH

(13)

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK

DI INDONESIA PER JUNI 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Indonesia sebesar 1,16. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 5,03, Maluku sebesar 3,46, dan Papua sebesar 3,39. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,59, Jawa Barat sebesar 0,68 dan Jawa Timur sebesar 0,75.

(14)

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU PER JUNI 2014

Sumber : Pusdatin, 2014

Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Bengkulu sebesar 2,95. Pada Provinsi Bengkulu dengan estimasi jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 1.828.291 dan jumlah puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 180, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 10.157 penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Bengkulu Tengah dan rasio puskesmas per 30.000 penduduk terendah terdapat di Kota Bengkulu.

(15)

JUMLAH RUMAH SAKIT DI PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI

(16)

RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI

(17)

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio dokter umum yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia adalah 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 – 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.

12

9,6 11,2 11,7 12,7 13,4 13,5 13,6 13,7 16,8 16,8 17,0 18,1 18,4 18,6 18,7 19,7 19,7 21,2 21,3 23,0 23,2 23,7 24,0 24,2 24,3 24,7 24,9 25,9 26,1 30,4 33,5 33,8 38,8 42,4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jawa Barat Banten Jawa Timur Lampung Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Sumatera SelatanIndonesia Jawa Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Riau Sulawesi Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengahpapua Jambi Maluku Sumatera Utara Maluku Utara Bengkulu Gorontalo Kepulauan Bangka Belitung Bali Kalimantan Timur DKI Jakarta Kepulauan Riau Aceh Papua Barat Sumatera Barat DI Yogyakarta Sulawesi Utara

(18)

12,7

13,7

16,8

18,6

21,3

23,2

24,0

24,3

26,1

30,4

33,8

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Lampung

Sumatera Selatan

INDONESIA

Riau

Jambi

Sumatera Utara

Bengkulu

Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Aceh

Sumatera Barat

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

13

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di regional Sumatera berkisar 12,7 – 33,8, dengan rasio tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dan terendah di Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, provinsi di regional Sumatera belum mencapai target.

Target tahun 2014 40 dokter umum per

(19)

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

14

Rasio dokter umum di Provinsi Bengkulu yaitu 24,0 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota bengkulu (40,4) dan rasio terendah di Kabupaten Seluma (11,4). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, hanya Kota Bengkulu telah mencapai target.

11,4

13,5

15,6

18,9

18,9

24,0

26,9

27,8

29,5

29,6

40,4

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Seluma

Kepahiang

Rejang Lebong

Lebong

Bengkulu Utara

BENGKULU

Bengkulu Selatan

Kaur

Mukomuko

Bengkulu Tengah

Kota Bengkulu

Target tahun 2014 40 dokter umum per

(20)

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio dokter gigi yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia adalah 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 – 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, rasio 11 dokter gigi per 100.000, secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.

15

2,76 2,95 2,98 3,11 3,18 3,44 3,44 3,45 3,77 3,81 4,20 4,26 4,29 4,37 4,49 4,65 4,83 4,92 5,19 5,54 5,81 5,92 6,07 6,15 6,76 7,04 7,17 7,19 7,20 7,78 8,04 8,50 12,66 14,62 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 Sumatera Selatan Kalimantan Barat Papua Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Lampung Gorontalo Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tengah Jawa Barat Jawa Tengah Kalimantan Tengah Maluku Utara Jawa Timur Kepulauan Bangka Belitung Kalimantan Selatan Banten Sulawesi TenggaraIndonesia Jambi Papua Barat Aceh Bengkulu Riau Sumatera Utara Kepulauan Riau Bali Sulawesi Selatan Maluku Sulawesi Barat Sumatera Barat Kalimantan Timur DI Yogyakarta DKI Jakarta

(21)

2,8

3,4

4,5

5,2

5,5

5,9

6,1

6,1

6,8

7,0

8,0

0

2

4

6

8

10

12

Sumatera Selatan

Lampung

Kepulauan Bangka Belitung

INDONESIA

Jambi

Aceh

Bengkulu

Riau

Sumatera Utara

Kepulauan Riau

Sumatera Barat

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

16

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di regional Sumatera berkisar 2,8 – 8,0 dengan rasio tertinggi di Provinsi Sumatera Barat dan terendah di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, semua provinsi di regional sumatera belum mencapai target.

Target tahun 2014 12 dokter gigi per 100.000 penduduk

(22)

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

17

Rasio dokter gigi di Provinsi Bengkulu yaitu 6,1 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah (15,3) dan terendah di Kabupaten Seluma (0,5). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, hanya 2 kabupaten telah mencapai target.

0,5

1,7

2,7

3,0

3,9

4,0

5,4

6,1

9,5

13,7

15,3

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Seluma

Kaur

Rejang Lebong

Kepahiang

Bengkulu Selatan

Bengkulu Utara

Mukomuko

BENGKULU

Lebong

Kota Bengkulu

Bengkulu Tengah

Target tahun 2014 12 dokter gigi per 100.000 penduduk

(23)

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio perawat yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2014 adalah 117,21 per 100.000 penduduk, dengan rentang 65,67 – 308,85 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.

18

65,7 66,6 85,2 85,4 96,5 107,2 109,9 110,2 125,8 126,6 127,5 140,9 145,3 147,3 152,8 155,7 157,2 158,0 158,5 173,3 178,2 185,0 187,5 190,8 193,5 194,3 208,2 230,1 236,5 239,6 273,6 297,1 308,9 117,2 0 50 100 150 200 250 300 350 Jawa Barat Banten Jawa Timur Lampung Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat Riau Sumatera Selatan Sulawesi Barat Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara Gorontalo Sulawesi Selatan Sumatera Barat Bali Jambi Sulawesi Tenggara Papua Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Bengkulu Kepulauan Bangka Belitung DI Yogyakarta DKI Jakarta Kepulauan Riau Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Aceh Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Maluku Utara Maluku Papua BaratIndonesia

(24)

85,4

109,9

110,2

117,2

127,5

147,3

155,7

178,2

185,0

193,5

230,1

0

50

100

150

200

250

Lampung

Riau

Sumatera Selatan

INDONESIA

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Jambi

Bengkulu

Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Aceh

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

19

Rasio perawat di regional Sumatera memiliki rentang 85,4 – 230,1 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi Aceh dan terendah Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 4 provinsi di regional Sumatera telah mencapai target.

Target tahun 2014 158 perawat per 100.000 penduduk

(25)

89,2

125,0

127,0

128,6

129,3

147,8

150,4

178,2

219,9

222,9

313,8

0

50

100

150

200

250

300

350

Seluma

Bengkulu Tengah

Rejang Lebong

Lebong

Kepahiang

Kaur

Bengkulu Utara

BENGKULU

Bengkulu Selatan

Mukomuko

Kota Bengkulu

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

20

Rasio perawat di Provinsi Bengkulu yaitu 178,2 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Bengkulu (313,8) dan terendah Kabupaten Seluma (89,2). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan hanya 3 kabupaten/kota telah mencapai target.

Target tahun 2014 158 perawat per 100.000 penduduk

(26)

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2014

Rasio bidan yang didayagunakan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2013 adalah 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 – 201,7 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 4 provinsi telah mencapai target.

28,0 28,3 29,6 40,3 46,8 47,1 47,2 50,8 51,2 52,7 55,1 57,0 57,6 59,9 60,1 61,6 61,9 62,2 65,0 69,7 70,3 70,4 73,2 77,5 77,9 88,9 90,7 95,1 95,3 100,4 102,0 139,5 201,7 54,2 0 50 100 150 200 250 Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Timur Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta Lampung Kalimantan Barat Jawa Tengah Bali Papua Kalimantan Timur

Kepulauan Riau Gorontalo Sumatera Selatan Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat Kalimantan Selatan Riau Sulawesi Tenggara Maluku Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah Sumatera Barat Maluku Utara Jambi Sumatera Utara Papua Barat Bengkulu Aceh Indonesia

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

(27)

47,2

54,2

57,6

60,1

65,0

70,4

90,7

95,3

100,4

139,5

201,7

0

50

100

150

200

250

Lampung

INDONESIA

Kepulauan Riau

Sumatera Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

Riau

Sumatera Barat

Jambi

Sumatera Utara

Bengkulu

Aceh

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

22

Rasio bidan di regional Sumatera memiliki rentang 47,2 – 201,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Provinsi Aceh dan terendah di Provinsi Lampung. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, hanya 3 provinsi di regional Sumatera telah mencapai target.

Target tahun 2014 100 bidan per 100.000

(28)

58,3

75,7

104,5

118,3

125,9

128,5

139,0

139,5

145,8

250,1

292,9

0

50

100

150

200

250

300

350

Kaur

Lebong

Kepahiang

Bengkulu Utara

Kota Bengkulu

Rejang Lebong

Seluma

BENGKULU

Mukomuko

Bengkulu Selatan

Bengkulu Tengah

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Oktober 2014

23

Rasio bidan di Provinsi Bengkulu yaitu 139,5 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Bengkulu Tengah (292,5) dan terendah Kabupaten Kaur (58,3). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 8 kabupaten/kota telah mencapai target.

Target tahun 2014 100 bidan per 100.000

(29)

KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK)

PROVINSI BENGKULU

NO

KABUPATEN/KOTA

1

Ka b. Bengkul u Sel a ta n

2

Ka b. Bengkul u Uta ra

3

Ka b. Ka ur

4

Ka b. Sel uma

5

Ka b. Bengkul u Tenga h

24

(30)

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA

TAHUN 2012

IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di posisi terakhir.

(31)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 sebesar 73,93 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 67,69-78,51. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu termasuk IPM kategori sedang.

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

(32)

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG

MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),

SDKI 2012

(33)

Target MDG’s

2015 ≤ 23

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA

HASIL SDKI 2012

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.

(34)

Target MDG’s

2015 ≤ 32

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA,

HASIL SDKI 2012

Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.

(35)

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA

TAHUN 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 64,58%. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan di Provinsi Kalimantan Barat sendiri (57,97%) lebih rendah dari cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai.

(36)

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%)

REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan ke tiga di Provinsi Bengkulu merupakan yang terendah ke empat diantara provinsi lain di regional Sumatera. Cakupan tertinggi berada di Provinsi Jambi (64,47%), sedangkan yang terendah ialah di provinsi Sumatera Utara (53,38%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

(37)

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4)

DI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 tertinggi adalah di Kabupaten Rejang Lebong (64,65%) sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Bengkulu Utara (45,63%). Cakupan Kabupaten Rejang Lebong telah dapat melebihi cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

(38)

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN

DI INDONESIA TAHUN 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 63,88%. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan di Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan ke tiga tahun 2014 ialah sebesar 59,48%. Sedangkan target Renstra

(39)

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%)

REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014

Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di provinsi Bengkulu pada tahun 2014 triwulan ke tiga ialah sebesar 59,40%. Capaian provinsi Bengkulu merupakan yang terendah ke empat diantara provinsi di regional Sumatera. Cakupan tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (68,91%) dan cakupan terendah terdapat di Provinsi Aceh (56,30%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

(40)

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN

DI PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 masih lebih rendah daripada cakupan nasional. Angka cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Rejang Lebong (62,80%) sedangkan yang terendah ialah di Kabupaten Bengkulu Utara (44,70%). Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat dicapai.

(41)

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI

DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 53,6% dengan provinsi tertinggi Jawa Barat (64,5%) dan terendah Papua Barat (12,2%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO

90%

(42)

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI

REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014

Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 6 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi regional Sumatera yaitu Kep. Bangka Belitung (59,8%) dan terendah Sumatera Utara (41,9%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO

90%

(43)

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI

PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi campak pada bayi Provinsi Bengkulu per September 2014 sebesar 54,8% dengan kabupaten/kota tertinggi yaitu Kota Bengkulu (67%) dan terendah Kabupaten Lebong (39,6%)

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

Standar WHO

90%

(44)

PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali (62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

(45)

PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

REGIONAL SUMATERA PER SEPTEMBER 2014

Dari 10 provinsi di regional Sumatera, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di bawah rata-rata provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Kep. Bangka Belitung (60,0%) dan terendah Sumatera Utara (36,5%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

(46)

PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

PROVINSI BENGKULU PER SEPTEMBER 2014

Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Provinsi Bengkulu per September 2014 sebesar 49,5% dengan kabupaten/kota tertinggi yaitu Kabupaten Kaur (63,9%) dan terendah Kabupaten Lebong (39,2%)

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

(47)

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI

DI INDONESIA TAHUN 2013

Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat (41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

(48)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI

DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 semester 2 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan terendah Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%

(49)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

Dari 10 provinsi di regional Sumatera tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi dengan cakupan terendah yaitu Kepulauan Riau (26,16%).

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

(50)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 64,11% dengan cakupan tertinggi Kabupaten Bengkulu Utara (76,63%) dan terendah Kabupaten Kepahiang (36,11%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target Renstra 90%.

(51)

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA

PER SEPTEMBER 2014

Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 semester 2 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat (87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa Barat.

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

(52)

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S)

DI REGIONAL SUMATERA TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Dari 10 provinsi di regional di Sumatera, tidak ada satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S) tahun 2014 yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%. Provinsi dengan cakupan terendah yaitu Provinsi Kepulauan Riau (58,40%)

(53)

CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S)

DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 80,0% dengan cakupan tertinggi Kabupaten Kaur (87,5%) dan terendah Kabupaten Muko-muko (63,2%). Tiga kabupaten sudah memenuhi target Renstra 2014 (85%) yaitu Kabupaten Kaur, Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang.

(54)

PREVALENSI GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA (BB/U)

DI INDONESIA TAHUN 2013

33 30,9 29,1 28,3 27,4 26,5 26,3 26,1 25,7 25,6 24,9 24,1 23,9 23,3 22,5 22,4 21,8 21,2 19,7 19,6 19,1 18,8 18,7 18,3 17,6 17,2 16,6 16,5 16,2 15,7 15,6 15,1 14 13,2 0 5 10 15 20 25 30 35

Nusa Tenggara Timur Papua Barat Sulawesi Barat Maluku Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Aceh Gorontalo Nusa Tenggara Barat Sulawesi Selatan Maluku Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Riau Sumatera Utara Papua Sumatera Barat Jambi INDONESIA Jawa Timur Lampung Bengkulu Sumatera Selatan Jawa Tengah Banten Kalimantan Timur Sulawesi Utara DI Yogyakarta Jawa Barat Kepulauan Riau Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Bali

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

(55)

PREVALENSI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA (BB/TB)

DI INDONESIA TAHUN 2013

18,7 16,2 15,7 15,6 15,5 15,4 14,9 14,8 14,8 13,8 13,5 12,8 12,6 12,4 12,3 12,3 12,2 12,1 11,9 11,8 11,7 11,6 11,4 11,4 11,1 11,0 10,9 10,8 10,2 10,2 9,9 9,4 9,4 8,8 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Kalimantan Barat Maluku Aceh Riau Nusa Tenggara Timur Papua Barat Sumatra Utara Bengkulu Papua Banten Jambi Kalimantan Selatan Sumatra Barat Kalimantan Tengah Sumatra Selatan Kep. Riau Maluku Utara INDONESIA Nusa Tenggara Barat Lampung Gorontalo Kalimantan Timur Jawa Timur Sulawesi Tenggara Jawa Tengah Sulawesi Selatan Jawa Barat Sulawesi Barat Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Sulawesi Utara DI Yogyakarta Sulawesi Tengah Bali

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

(56)

PREVALENSI DIABETES MELITUS

BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER DI INDONESIA

TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

(57)

PREVALENSI HIPERTENSI

BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

(58)

PERSENTASE RUMAH TANGGA

BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2014

Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013 sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian sebesar 50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%.

(59)

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali, DIY, dan Jawa Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Barat memiliki persentase sebesar 67,80%.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP

SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

(60)

Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS

SANITASI LAYAK DI INDONESA TAHUN 2013

Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

(61)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ramlan Surbakti sebagaimana dikutip oleh Danial (2009), ada beberapa ciri terjadinya ‘Amerikanisasi’ dalam iklan politik: pertama, penggunaan teknologi komunikasi, khususnya

MELAYANI: Kegiatan Membantu/Menyediakan Kebutuhan Civitas Akademika PELAYANAN: Proses Membantu/Menyediakan Kebutuhan Civitas Akademika LAYANAN PRIMA.. STANDAR LAYANAN MUTU

Berencana, pendidikan, pekerjaan, dan pembahasan hasil penelitian, yang terdiri dari peran serta masyarakat desa Jorong tentang program Keluarga Berencana, sikap

4.2Gubernur Jawa Timur membuat laporan alokasi penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau atas pelaksanaan kegiatan dan laporan konsolidasi dari BupatilWalikota setiap 6

Bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di Bidang Pelayanan Publik yakni percepatan penyelenggaraan pelayanan administrasi bidang perijinan,

Latar belakang: Kanker serviks berdasarkan data GLOBOCAN, IARC tahun 2012 terdapat 14.067.894 dan 8.201.990 kematian akibat kanker didunia. Skrining IVA atau papsmear

mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang dalam hal ini Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME diberikan secara bersamaan untuk kelas XI dan kelas

Kecamatan Sambirejo terletak di sebelah selatan ibukota Kabupaten Sragen, berjarak 12 Km dari ibukota Kabupaten Sragen dan 45 Km dari Kota Solo, dan berada 191 m diatas.