• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang atau berkurang dan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja

berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia (Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993).

Adapun badan yang ditunjuk untuk menjadi penyelenggara program Jamsostek adalah PT. Jamsostek, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No.36 Tahun 1995 .Pada hakikatnya, program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang (Undang-Undang Jamsostek dan SJSN, 2007).

Di samping itu pogram jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain :

a). Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

b). Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.

(2)

Dengan demikian jaminan sosial tenaga kerja mendidik kemampuan pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasih orang lain jika di dalam hubungan kerja terjadi resiko-resiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua dan lainnya.

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada Undang-Undang No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Disebutkan keluarganya karena dalam program Jamsostek juga mencakup perlindungan kepada anak dan istri yang menjadi tanggungan pekerja. Begitu juga halnya dengan kepesertaan yang mensyaratkan bahwa peserta yang berhak mengikuti program Jamsostek adalah pekerja yang usianya berada di bawah 55 tahun, yang pada dasarnya merupakan usia produktif. Jadi karakteristik pekerja, baik jenis kelamin (pria maupun wanita), status perkawinan, jenis pekerjaan, umur dan jumlah anak tertanggung baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keikutsertaan pekerja untuk mengikuti program Jamsostek..

2.2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Tenaga Kerja Di Luar Hubungan Kerja (JAMSOS TK-LHK)

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal. Jadi potensi kepesertaan di sektor informal cukup besar dan mereka juga berhak atas perlindungan sosial sebagaimana yang diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Firnandy, Bappenas, 2008 ).

(3)

Menjadi peserta program jaminan sosial (social security) adalah hak asasi manusia. Hal itu diperkuat dengan UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan demikian, pekerja informal juga berhak atas perlindungan tersebut meskipun dengan sistem perlindungan yang sedikit berbeda dari skema di sektor formal (Jurnalnet, 2008 ).

Adapun yang menjadi tujuan penyelenggaraan program JAMSOS TK-LHK ini adalah (Kepmenakertrans PER-24/MEN/VI/2006

a). Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

b). Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja

Meskipun Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja atau di kegiatan informal masih dalam taraf penyusunan, namun acuan bagi penyelenggaraan program jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja telah diterbitkan dalam bentuk Permenakertrans No. Per-24/MEN/VI/2006 yang ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2006. Program ini sudah diluncurkan secara nasional di Semarang pada tanggal 27 Juni 2006.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal ini Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada Tahun 2006 sampai

(4)

Tahun 2008 telah menyelenggarakan pilot project program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja di kegiatan informal atau tenaga kerja diluar hubungan kerja di 4 (empat) provinsi, yaitu Provinsi Jambi, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah . Walaupun program yang ditawarkan masih sebatas pada dua program saja, yakni Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), namun kedua program ini sudah meliputi perlindungan dasar utama bagi pekerja sektor informal. Melalui program jamsostek ini tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja ini diharapkan dapat bekerja lebih tenang, selanjutnya usaha mereka akan berhasil dan berkembang sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja baru yang pada akhirnya dapat menurunkan angka pengangguran (Muzni Tambusai, 2008).

2.3. Motivasi dan Perilaku Konsumen dalam Pembelian Asuranasi Kesehatan Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek, khususnya produk perlindungan seperti asuransi. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.

Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk

(5)

melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan.

Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10) menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi .

2.4. Profil Tenaga Kerja Sektor Informal di Sumatera Utara

Kegiatan informal merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu dan persyaratan lainnya sebagaimana yang biasanya dipersyaratkan pada sektor formal. Oleh karena itu, untuk memasuki/menjadi pekerja di kegiatan informal relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sektor formal. Dengan begitu mudah untuk memasuki / menjadi pekerja kegiatan informal, menyebabkan tenaga kerja yang terserap sangat banyak jumlahnya sehingga, kegiatan informal memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan sumbangan terhadap penyerapan tenaga kerja secara nasional, yang sekaligus dapat mengurangi jumlah pengangguran (Ninasapti Triaswati, 2004).

Terjadi peningkatan tenaga kerja di kegiatan informal dari tahun 2004 sebesar 63,2% dari angkatan kerja yang bekerja menjadi 63,9% atau 60,63 juta jiwa (BPS, Sakernas,2007).

(6)

Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya cukup besar yakni sebanyak 12.834 juta orang dan menempati urutan ke-empat setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tenaga kerja di kegiatan informal di Sumatera Utara didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan.

Pada Tahun 2005 pekerja di kegiatan informal yang berusaha di sektor pertanian 64% sedangkan di sektor perdagangan 17%. (Bankominfo Provsu,2008). Kota Tebing Tinggi dipilih menjadi daerah penyelenggaraan pilot-project Jamsos TK-LHK dikarenakan hasil survei dan profil Kota Tebing Tinggi yang menunjukan bahwa Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategisnya yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis. Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan. Sektor perdagangan yang dimaksud lebih banyak didominasi oleh para pekerja sektor informal, industri rumah tangga dan UKM yang banyak tersebar di tiga kecamatan yakni Padang Hilir, Padang Hulu, dan Kecamatan Rambutan.

2.5. Penyelenggaraan Program Jamsos TK-LHK

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama dengan PT.Jamsostek (Persero) telah melakukan pengkajian tentang kebutuhan jaminan soial bagi tenaga kerja

(7)

di luar hubungan kerja di beberapa provinsi hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya ada minat yang besar untuk menjadi peserta Program Jamsostek,dalam rangka mengatasi resiko kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Namun, kemampuan untuk membayar iuran terbatas karena penghasilan yang tidak teratur dan ada yang penghasilannya tergantung pada musim (Muzni Tambusai, , 2008). Oleh sebab itu, maka tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja tidak mungkin diwajibkan untuk mengikuti seluruh program Jamsostek sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.3 tahun 1992.

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan tenaga kerja untuk yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja dalam membayar iuran, maka Program Jamsostek bagi para tenaga kerja di luar hubungan kerja tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan membayar iuran dari tenaga kerja yang bersangkutan ( Alex Arifianto, 2004).

Pada dasarnya kepesertaan, iuran dan program Jamsos TK-LHK ini tidaklah berbeda dengan Program Jamsostek pada umumnya, namun hanya terdapat sedikit beberapa perbedaan mekanisme dan skema pembayaran, iuran, serta penanggung jawab wadah/kelompok (Pedoman Penyelenggaraan Program Jamsos TK-LHK, Kepmenakertrans No-PER-24/MEN/VI/2006).

2.5.1. Kepesertaan

Setiap tenaga kerja di luar hubungan kerja yang berusia maksimal 55 tahun dapat mengikuti program Jaminan Sosial Tenaga Kerja secara sukarela. Dapat mengikuti program Jamsostek secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan

(8)

dan kebutuhan peserta. Dapat mendaftar sendiri langsung ke PT Jamsostek (Persero) atau mendaftar melalui wadah/ kelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan PT Jamsostek (Persero).

2.5.2. Iuran dan Penetapan Upah Minimum

Iuran Program Jamsos TK-LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu. Nilai nominal tertentu tersebut sekurang-kurangnya setara dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota setempat. Untuk menghitung besarnya iuran program Jamsostek sebagai berikut :

Tabel 1. Persentase Iuran Program Jamsos TK-LHK

No. Program Jamsos TK-LHK Iuran

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 1% dari penghasilan sebulan 2. Jaminan Hari Tua 2 % dari penghasilan sebulan 3. Jaminan Kematian 0,3 % dari penghasilan sebulan 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 3 % dari penghasilan sebulan (lajang)

6 % sebulan dari penghasilan (berkeluarga)

Sumber : KepMeMenakerTrans No 24 Tahun 2006

2.5.3. Wadah

Wadah adalah organ yang dibentuk oleh, dari, dan untuk peserta dalam rangka untuk membantu penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja. Adapun Penanggung Jawab wadah adalah pihak yang ditunjuk oleh peserta untuk mewakili peserta dalam hal menyelesaikan hak

(9)

dan kewajiban para peserta yang meliputi pengumpulan iuran, penyetoran iuran, dan pengurusan klaim.

Keberadaan wadah dan penangung jawab wadah sangat penting dalam penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di luar hubungan kerja, mengingat bahwa wadah bertugas untuk :

a). Menghimpun tenaga kerja di luar hubungan kerja. b). Mendaftarkan peserta ke PT.Jamsostek (Persero).

c). Menghimpun dan menyetor iuran kepada PT.Jamsostek (Persero).

d). Membantu mendistribuskan Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) kepada peserta. e). Mengurus hak-hak peserta atas jaminan.

f). Memperingatkan peserta yang menunggak pembayaran iuran dan melaporkan kepada PT.Jamsostek (Persero).

2.5.4. Cara pembayaran

Berikut mekanisme cara pembayaran iuran Jamsos TK-LHK :

a). Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar di depan.

b). Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab Wadah/ Kelompok secara lunas.

c). Pembayaran iuran melalui Wadah/ Kelompok dibayarkan pada tanggal 10 bulan berjalan disetorkan ke Wadah/ Kelompok dan tanggal 13 bulan berjalan, Wadah/ Kelompok setor ke PT Jamsostek (Pesero).

(10)

d). Pembayaran iuran secara langsung oleh Peserta baik secara bulanan maupun secara tiga bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.

e). Dalam hal peserta menunggak iuran, masih diberikan grace periode selama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti.

f). Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya kembali jika peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa grace periode.

Adapun yang menjadi manfaat Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diberikan kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaaan di luar hubungan kerja sesuai dengan jaminan yang telah diatur sebelumnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14.Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja beserta peraturan pelaksanaannya.

2.6. Pembinaan dan Pengendalian 2.6.1). Pembinaan

Agar penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di luar hubungan keja dapat berjalan secara efektif, efisien dan berkesinambungan, maka perlu dilakukan pembinaan antara lain melalui sosialisasi. Adapun sasaran, materi dan metode sosialisasi adalah sebagai berikut

(11)

1. Sasaran

Sosialisasi Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di luar hubungan kerja dilakukan terhadap semua pemangku kepentingan (stakeholders) baik di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,Kecamatan maupun Desa.

2. Materi

Materi sosialisasi berkaitan dengan manfaat Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja,jenis program yang ditawarkan,besarnya iuran,cara membayar iuran,serta hak dan kewajiban setelah menjadi peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3. Metode

Metode sosialisasi dilakukan dengan kemampuan dan kondisi serta kebiasaan masing-masing daerah,misalnya penyuluhan media elektronik, media cetak, atau tatap muka dengan masyarakat /tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja.

2.6.2). Pengendalian

Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan Program Jamsostek bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah :

1. Monitoring

Monitoring dilaksanakan dengan tujuan untuk mengendalikan arah kegiatan, memberikan bimbingan, dan pengarahan dalam rangka pengelolaan kegiatan serta membantu mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapangan. Monitoring

(12)

dilaksanakan secara terus-menerus dan dilaporkan secara periodik setiap 3 bulan sekali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi) an. Pemerintah Provinsi ( unit kerja yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan). 2. Pelaporan

Kantor cabang PT.Jamsostek (Persero) wajib melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi di luar hubungan kerja kepada instani yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan tembusan ke Provinsi. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaaan Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja wajib melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di yang melakukan pekerjaan luar hubungan kerja wajib melaporkan wajib melaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

3. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di yang melakukan pekerjaan luar hubungan kerja. Berdasarkan kegiatan evaluasi ini akan diketahui keberhasilan,hambatan dan kendala di lapangan yang nantinya dapat dijadikan dasar penyempurnaan dan perumusan program pada tahun berikutnya.

(13)

Motivasi Keikutsertaan Program Jamsos TK-LHK PT.Jamsostek cabang Tanjung Morawa Medan Alasan Pemilihan Program Perlindungan Alur Pelaksanaan Program Wadah

Gambar

Tabel 1. Persentase Iuran Program Jamsos TK-LHK

Referensi

Dokumen terkait

With more than 8,000 part numbers available for automotive and heavy duty applications , we serve wide range of products than any other auto component company.. With additional +

Amari also applied the natural gradient update rule for the optimization in the information geometry by using J (θ) = ℓ( x ; θ) as the online objective function, which is equivalent

Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non politik dengan negara lain. Tugas pokok konsul kehormatan

mata kuliah bidang studi bagi mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNP yang dipakai pada semester Juli-Desember 2000 sejumlah 16 mata kuliah dan semester.. Januari-Juni

Skripsi berjudul Implementasi Program Pengelolaan sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Unit II di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi asam yang digunakan pada kisaran 0,4 – 3,0 M terhadap waktu pembentukan silika gel.. bergantung pada

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

[r]