STUDI JARINGAN 500KVA PLTS DEMAK KE GARDU INDUK KRAPYAK SEMARANG
John Hendry STT Mitra Karya
Abstrak
Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia energilistrik semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan merencanakan menambah kapasitas Gardu Induk 500 KV . Dengan adanya rencana pembangunan Gardu Induk tersebut,perlu juga dilakukan perencanaan penyaluran energi listrik yaitu melalui saluran transmisi (SUTT) 500 KV. Dalam study ini akan dibahas tentang perencanaan pembangunan saluran transmisi 500 KV sepanjang ± 21.780 m mulai dari Pembangkit PLTS di Desa Wonosekar Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak ke Gardu Induk PLN Krapayak Wilayah Semarang. Jaringn ini melewati dua Wilayah Demak dan Semarang. Pembangunan SUTT 500 KV direncanakan akan menyalurkan daya sebesar 400 MVA / sirkit. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat diperoleh dasar peralatan penyaluran energi listrik melalui jaringan transmisi tegangan tinggi 500 KV yang tepat. Sehingga dapat dilakukan penyaluran energi listrik yang sesuai secara teknis dan ekonomis. Saluran transmisi 500 KV ini diharapkan dapat mensuplai energi listrik dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di daerah Wilayah Semarang dan Sekitarnya Kususnya Jalur Transmisi Jawa Bali yang merupakan daerah perkembangan industri di wilayah masing - masing.
Kata kunci : transmisi 500 KV, energi listrik. PENDAHULUAN
Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energi listrik. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia energi listrik semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu langkah
yang dilakukan yaitu dengan merencanakan membangun PLTS di Wilayah Kabupaten Demak.
Dengan adanya rencana pembangunan PLTS tersebut, perlu juga dilakukan perencanaan penyaluran energi listrik yaitu melalui saluran transmisi (SUTT) 500 KV yang direncanakan akan menyalurkan
daya sebesar 400 MVA / sirkit sepanjang ± 21.780 m mulai dari Pembangkit PLTS Kabupaten Demak sampai Gardu Induk 500 KV Wilayah Krapyak Semarang yang melalui 2 Kota/Kabupaten. Sebelum pembangunan saluran transmisi diatas tentu saja harus memperhatikan hal -hal yang mempengaruhi perancangan peralatan tegangan tinggiyang nantinya digunakan dalam proses penyaluran energi listrik misalnya kondisi tanah tempat towertower, jarak antar kawat – kawat (konduktor),pemilihan kawat (konduktor) yang ekonomis, jumlah isolator, perhitungan tegangan tarik andongan dari kawat yang dibentang, pentanahan kaki tower transmisi dan penentuan kawat pelindung petir. Sehingga hasil yang diharapkan dari perencanaan peralatan tegangan tinggi adalah dapat menghasilkan proses penyaluran energi listrik yang efektif dan efisien.
JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
2.1 Demografi Wilayah Kabupaten Demak
2.1.1 Peta Curah Hujan
Stasiun
Banyaknya Hari Hujan dan Curah
Hujan Nomo r Stasiu n Hari Huja n (Har i) Cura h Hujan (mm) 2013 2013 2013 Total Total Total
Brumbung 96 128 2292 Banyumene ng 99 90 2485 Brambang 104 0 0 Purwosari 93 20 469 Karangsari 117 128 2643 Guntur 124 134 2382 Klitih 124 0 0 Tlogopring 130 104 1701 Kalianyar 122 87 1472 Leles 121 0 0 Petengan Baru 115 0 0 Jatirogo 113 37 637 Pelem 111 81 2073 Karanganya r 165 116 2826 Mijen 162 143 2469 Poncoharjo 113 0 0
Bungo 110 101 2460 Jatisono 119 95 1937 Jebor 114 0 0 Jali 112 0 0 Dempet 120 89 1943 Wilalung 125 20 386 Grunggung an 127 0 0 Krasak 128 0 0 Panunggala n 131 35 301 Merak 132 121 2224 Jungsemi 109 107 2359 Gajah 118 129 2662 Bakung 123 118 1480 Ngemplak 166 118 2341 Rata-Rata - 95.29 1882.95
2.1.2. Data luas sawah menurut jenis pengairan wilayah kabupaten demak
Kecamatan
Luas Tanah Sawah Menurut Jenis Pengairan (Hektar) Irigasi Tadah
Hujan Jumlah 2013 2013 2013 Total Total Total Mranggen 316 986 1302 Karangawen 484 302 786 Guntur 817 2398 3215 Sayung 0 3379 3379 Karangtengah 953 2459 3412 Bonang 3973 1366 5339 Demak 3066 1033 4099 Wonosalam 3171 506 3677 Dempet 4582 28 4610 Kebonagung 3151 0 3151 Gajah 3225 214 3439 Karanganyar 4887 180 5067 Mijen 3105 527 3632 Wedung 1696 3969 5665 Kab. Demak 33426 17347 50773
2.1.3. Data Luas Tanah Kabupaten Demak
Kecamatan
Luas Tanah (Hektar) Tana h Sawa h Tana h Kerin g Jumla h 2013 2013 2013 Total Total Total Mranggen 1302 5920 7222 Karangawe n 786 5909 6695 Guntur 3215 2538 5753 Sayung 3379 4490 7869 Karangteng ah 3412 1743 5155 Bonang 5339 2985 8324 Demak 4099 2014 6113 Wonosalam 3677 2111 5788 Dempet 4610 1551 6161 Kebonagun g 3151 1048 4199
Gajah 3439 1344 4783 Karanganya r 5067 1709 6776 Mijen 3632 1397 5029 Wedung 5665 4211 9876 Kab. Demak 50773 38970 89743
2.2 Demografi Wilayah Semarang Kota Semarang terletak sekitar 485 km sebelah timur Jakarta, atau 308 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Secara umum, Semarang terbagi menjadi 2 bagian yaitu Semarang bawah (daerah dataran rendah) dan Semarang atas (daerah dataran tinggi/bukit).
Dataran rendah di Kota Semarang ini sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai (Semarang bagian Utara). Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah lebih banyak digunakan sebagai pusat bisnis, pasar, perkantoran maupun pabrik. Di
sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas. Kawasan kota atas lebih banyak digunakan sebagai daerah permukiman, perkebunan maupun peternakan.
2.2.1 Data Ketinggian Kota Semarang Dari Laut
Bagian Wilayah Ketinggian (m) diatas permukaan air laut 1. Daerah Pantai 0,75 2. Pusat Keramaian Kota 2,45 3. Simpang Lima 3,49 4. Candi Baru 90,56 5. Jatingaleh 136,00 6. Gombel 270,00 7. Gunungpati 259,00 8. Mijen ( Bagian Atas ) Mijen 253,00
2.2.4 Data Luas Tanah Kota Semarang
Penggunaan
Lahan Luas Penggunaan Lahan 2012 2013 2014 Mijen 0 0 0 Gunungpati 0 0 0 Banyumanik 614 614 614 Gajahmungkur 2.97 2.97 2.97 Smg Selatan 19.98 19.98 19.98 Candisari 92.3 92.3 92.3 Tembalang 0 0 0 Pedurungan 0 0 0 Genuk 0 0 0 Gayamsari 0 0 0 Smg Timur 0 0 0 Smg Utara 4.44 4.44 4.44 Smg Tengah 0 0 0 Smg Barat 0 0 0 Tugu 20 20 20 Ngaliyan 0 0 0 Kota Semarang 753.69 753.69 753.69 2.3. Gambar Peta
2.3.1 Gambar Peta Kabupaten Demak
2.3.2 Gambar Peta Kota Semarang
2.4. MAP
2.4.1 MAP Jaringan Gardu Induk/Transmisi Pln Lintas Jawa Bali
2.4.2 MAP Titik PLTS Demak Ke Titik Gardu Induk/Transmisi PLN Semarang
2.5.1. Jumlah tower
2.6. Konsep Perencanaan Jaringan Transmisi
Pusat - pusat listrik tenaga itu umumnya terletak jauh dari tempat - tempat dimana tenaga listrik itu digunakan atau pusat - pusat beban (load centers), karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat - kawat atau saluran transmisi kemudian dengan pertolongan transformator daya tegangan yang tadinya rendah yaitu 6 kV sampai 24 kV ditingkatkan ke tegangan yang lebih tinggi hingga 30 kV sampai 500 kV (bahkan di negara maju sampai 1000 kV).
Ada dua kategori saluran trasmisi (overhead lines) dan saluran kabel tanah (underground cable). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawat - kawat yang digantung pada menara atau tiang
transmisi dengan perantaraan isolator - isolator, sedang kategori yang kedua menyalurkan tenaga listrik melalui kabel - kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. Keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri - sendiri, dibandingkan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk , taufan, hujan angin, bahaya petir dan sebagainya.[
Lagi pula, saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pemandangan. Karena alasan terakhir. saluran bawah tanah lebih disukai, terutama umtuk daerah yang padat penduduknya dan di kota - kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya jauh lebih sukar bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran - kesukaran lain.
2.7 Komponen Utama Jaringan Transmisi
Komponen - komponen utama dari saluran transmisi terdiri dari :
a. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta pondasinya,
b. Isolator - isolator,
c. Kawat penghantar (conductor), dan d. Kawat tanah (ground wire)
2.7.1 Menara Transmisi atau Tiang Transmisi
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulangdan tiang kayu. Tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan pada saluran - saluran dengan tegangan kerja relatif tinggi dan extra tinggi digunakan menara baja. Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu : menara dukung, menara sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transposisi.
2.7.2 Isolator
Isolator berfungsi untuk mengisolasi system tegangan baik antar fasa dengan tanah (fungsi elektris) serta memikul beban
mekanispenghantar yang
diisolasikannya (fungsi mekanis). Oleh
karena itu tingkat isolasi dan kekuatan mekanisnya harus benar - benar diperhatikan sehingga tidak memungkinkan terjadinya arus bocor listrik pada suatu sistem. Tingkat isolasi ini adalah tingkat kemampuan memisahkan sistem tegangan sehingga tidak tembus ke sekelilingnya.
Jenis yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.Menurut penggunaan dan kontruksinya dikenal tiga jenis isolator yaitu, isolator jenis pasak, isolator jenis pos-saluran, isolator gantung. Isolator jenis pasak dan isolator jenis possaluran digunakan pada saluran transmisi dengan kerja relatif rendah (kurang dari 22 - 33 kV), sedang isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan kebutuhan. 2.7.3 Kawat Penghantar
Jenis - jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah :
Tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%), tembaga konduktivitas 97,5% (CU 97,5%) atau aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%).
Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut :[2]
a. AAC = All - Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari aluminium. b. AAAC = All Aluminium - Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
c. ACSR = Aluminium Conductor Steel - Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium ber-inti kawat baja. d. ACAR = Aluminium Conductor Alloy - Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan disbanding dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. tapi kelemahan nya ialah untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal.
Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah menggantikan
Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium digunakan campuran aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran - saluran tegangan tinggi, dimana jarak antara dua tiang/menara jauh (ratusan meter), dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
2.7.4 Kawat Tanah
Kawat tanah atau “ground wires” juga disebut sebagai kawat pelindung (shield wires) gunanya untuk melindungi kawat - kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa. Sebagai kawat tanah umumnya dipakai kawat baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.
2.8 Konfigurasi Saluran Transmisi Dalam saluran transmisi udara, dikenal beberapa bentuk konfigurasi saluran yaitu :
1. Saluran Transmisi dengan Konfigurasi Horisontal
2. Saluran Transmisi dengan konfigurasi Vertikal
3. Saluran Transmisi dengan Konfigurasi Delta
2.9 Dasar Pemilihan Tegangan Pemilihan tegangan saluran transmisi berkaitan erat dengan kapasitas daya yang disalurkan. Pada penyaluran tenaga listrik dengan daya besar dan jarak yang relatif panjang, banyak hal - hal yang perlu dipertimbangkan terutama ditinjau dari segi ekonisnya seperti efisiensi, losses, factor cuaca, jenis konduktor, temperature dan lain - lain. Untuk mengatasi hal itu, maka dalam transmisinya biasanya cenderung untuk menaikkan tegangannya ketingkat tegangan yang lebih tinggi. Dengan cara ini maka daya guna penyaluran akan lebih efektif karena rugi - rugi transmisi dapat diturunkan.
Langakah - langkah yang dilakukan pada proses estimasi dan penentuan tegangan kerja adalah sebagai berikut :
a. Input data daya yang dikirim Pr (MW) dan panjang saluran (km)
b. Input data pemilihan tegangan standar V (kV)
c. Penetuan nilai koefisien kapasitas k.
d. Perhitungan daya saluran Prs (MW) dengan menggunakan rumus :
Dengan :
Prs = Kapasitas daya saluran (MW)
V = Tegangan standar (kV) k = Koefisien kapasitas L = Panjang saluran (km) Nilai tegangan yang dipakai dalam perhitungan ini adalah nilai - nilai tegangan standar.
Tiap nilai tegangan standar mempunyai koefisien kapasitas yang tertentu.
2.10 Pemilihan Ukuran Konduktor Perencanaan suatu jaringan juga meliputi penentuan ukuran tipe konduktor. Ukuran dan tipe konduktor
ditentukan oleh arus yang lewat melalui konduktor, karena besar penampang konduktor berbanding lurus dengan kapasitas kuat arusnya. Semakin besar kuat arus yang mengalir melalui saluran transmisi maka semakin besar pula daya yang mampu dikirim oleh saluran transmisi.
Kuat arus perphasa pada perencanaan ini berdasarkan pada rumus sebagai berikut :
Dimana :
I = Arus per fasa (A)
S = Daya yang dikirim (MVA) Vr = Tegangan sistem (kV)
Setelah didapatkan hasil dari perhitungan perfasa selanjutnya akan dihitung besar dari arus perkonduktordengan menggunakan rumus,
Dimana :
Ik = Arus perkonduktor (A) I = Arus perfasa (A)
np = Jumlah konduktor perfasa
Dari hasil perhitungan arus perkonduktor tersebut akan ditentukan jenis dan ukuran konduktor dengan melihat pada table pemilihan ukuran konduktor. Kapasitas saluran transmisi Prs dapat dinyatakan sebagai fungsi dari tegangan pada titik penerimaan dan panjang saluran.
Standar pemilihan tipe serta ukuran konduktor selalu mempertimbangkan faktor - faktor keamanan, sehingga pada pemilihannya akan dipilih ukuran diameter konduktor yang lebih besar.
2.11 Bundle Conductor (Kawat Berkas)
Kawat jenis ini terdiri dari dua kawat atau lebih dalam satu fasanya masing-masing terpisah dengan jarak tertentu. Kawat ini mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan kawat padat, karena dengan menggunakan kawat berkas dapat mengurangi gejala korona, juga kapasitasnya lebih besar serta reaktansinya lebih kecil. Kawat berkas (bundle conductor) lebih tepat bila
dengan tegangan diatas 230 kV, tetapi dapat juga digunakan untuk tegangan transmisi yang lebih rendah apabila dibutuhkan kapasitas saluran transmisi yang lebih baik dan tinggi.
Pada penerapannya diperlukan pula perentang (spacer) yang berfungsi untuk menghindarkan terjadinya tumbukan antar sub konduktor karena gejala elektro mekanis atau angin. Keuntungan menggunakan bundle conductor bila dibandingkan dengan menggunakan single conductor adalah :
1. Mampu menyalurkan daya yang lebih besar dengan kerugian yang kecil karena bisa dicapai efisiensi yang tinggi. 2. Mempunyai induktansi dan
reaktansi perfasa yang kecil untuk konduktor dengan material
yang sama.
3. Mempunyai kapasitas perfasa yang lebih besar reaktansi yang lebih rendah dan memperbesar muatan arus yang dapat memperbaiki factor daya.
4. Mengurangi impedansi surja saluran. Untuk menentukan R ( jarak sub bundle conductor kepusat lingkaran) dapat
diperoleh dengan
menggunakan persamaan :
Untuk jarak yang sama maka : untuk n = 3 maka R = So / _ untuk n = 4 maka R = So / _ untuk n = 6 maka R = So untuk n = 8 maka R = So / (2.sin22,5°) Dimana :
R = Jarak sub bundle conductor ke pusat lingkaran
So = Jarak spasi antar sub bundle conductor
N = Jumlah sub conductor
2.12 Rugi Daya Saluran Transmisi Rugi-rugi yang dialami oleh saluran transmisi terutama pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (EHV) dipengaruhi oleh dua hal yaitu rugi tahanan dan rugi korona, adapun dalam menghitung rugi-rugi tahanan dengan menggunakan rumus :
Dimana:
Rt = Rugi-rugi tahanan saluran transmisi
n = Jumlah konduktor per phasa
lk = Arus per konduktor
R = Nilai tahanan resistansi kawat transmisi
2.13 Perencanaan Isolasi Saluran Transmisi
Dalam sistem tenaga sangat diniungkinkan limbulnya tegangan lebih. Tegangan lebih dapat disebabkan oleh kilat dan switching. Berkenaan dengan tegangan ini erat sekali hubungannya dengan isolasi. Pada perencanaan jaringan transmisi perlu juga mempertimbangkan jenis serta jumlah isolasi yang akan digunakan.
Langkah-langkah dalam perencanaan isolasi sebagui berikut:
a. Data Input berupa tegangan sistem V (kV), konfigurasi saluran yang dipilih-KS (horizontal ataukah
vertikal), Tipe Insulator yang dipilih (tipe string I atau string V ).
b. Penentuan tegangan flashover lightning (Tegangan Critical flashover) VCFO dan tegangan flashover swhching (Tegangan withstand Switching Surge Crest), c. Perhitungan koefisien keamanan
k, (koefisien keamanan phasa tengah) dan k2 (koefisien keamanan phasa pinggir)
d. Perhitungan jumlah isolator optimal
Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah isolator pada tiap-tiap yang mampu menahan tegangan lebih switching dan lightning pada daerah tertentu. Sedangkan langkahlangkah perhitungan adalah sebagai berikut :
Ø Menentukan jenis isolator dan data kalalog insulator
Ø Penentuan jumlah dan panjang Isolator tiap Phase
Yang dimaksud dengan outline tower adalah informasi dan perancanangan dari sebuah menara (tower) informasi ini sangat dibutuhkan oleh seorang perencana dalam merencanakan suatu sistem jaringan transmisi. Dari data outline tower ini seorang perencana dapat menentukan tipe tower beserta ukuran-ukuran jarak bebas (clearence) yang bersangkutan dengan perancangan tower. Informasi keluaran outline tower yang dibutuhkan terdiri dari :
1. Andongan,
2. Jarak bebas ke tanah (Ground Clearance),
3. Jarak vertikal dan horisontal antar kawat,
4. Diagram clearance dari jarak terhadap kawat fasa,
5. Panjang isolator set.
2.14.1 Andongan
Andongan adalah jarak proyeksi yang diukur dari tinggi tower saluran transmisi terhadap jarak lingkungan penghantar yang terendah. Hal ini terjadi karena beratnya penghantar yang direntangkan antara
dua tiang transmisi. Dengan diketahuinya jarak andongan, maka akan ditentukan tinggi menara minimum yang harus dibangun.
Dalam perhitungan andongan, faktor yang perlu diperhhungkan adalah parameter pemuaian penghantar yang disebabkan oleh kenaikan suhu penghantar Karena pemuaian ini akan menyebabkan pertambahan panjang pada penghantar, sehingga juga akan mengakibatkan bertambah panjangnya nilai andongan dan nilai sebenarnya.
Keadaan kondisi permukaan tanah yang tidak rata akan menyebabkan tiang Menara mempunyai perbedaan tinggi antara satu dengan yang lainnya. Pada kondisi seperti ini diperlukan metode perhiturtgan yang berbeda dari perhitungan andongan yang biasanya, perhitungan andongan diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kondisi menara penyangga pada saluran penghantar, yaitu:
• Menara yang tingginya sama • Menara yang tingginya berbeda
PENUTUP
Untuk melindungi kawat fasa terhadap sambaran langsung dari petir digunakan satu atau dua kawat tanah yang terletak diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan lebih kecil 18°. Dengan demikian kemungkinan terjadiya loncatan api karena sambaran petir secara langsung dapat diabaikan. Kemungkinan terjadinya loncatan balik (back flashover) karena sambaran kilat secara langsung pada puncak menara atau kawat tanah letap masih ada, dan untuk mengurangi tahanan kaki menara harus dibuat tidak melebihi 10 ohm. Tahanan kaki menara 10 ohm dapat diperoleh dengan menggunakan satu atau lebih batang pengetanahan (ground road) dan atau system counterpoise. Pemilihan penggunaan batang pengetanahan dan atau sistem counterpoise tergantung dari tahanan jenis tanah dimana menara transmisi tersebut berada
DAFTAR PUSTAKA
Wasito, S . 2001,Vademekum Elektronika Edisi II, , Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
1994, Penguat Operasianal dan Rangkaian Terpadu Linear, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Scott MacKenzie The 8051 Microcontroler, Second Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458 Sergio Franco, 1988, Design With
Operational Amplifiers And Analog Integrated. Circuits, McGraw-Hill Book Company. Data Sheet DAC0808 ADC0820 , LM
741, LF351
http://www.national.com /
Data Sheet
AT89C51http://www.atmel.com/ Pengetahuan Dasar AT89Cx51,