BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan dalam bentuk deskriptif. Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaanya. Dalam ilmu sastra, sumber data metode kualitatif adalah karya, data penelitiannya, dan sebagai data formal adalah kata, kalimat, dan wacana (Kutha Ratna dalam Amelia, 2010:30). Hasil pengumpulan data yang ada pada masa sekarang disusun dianalisis, ditafsirkan, dan dideskripsikan yang meliputi analisis struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan makna puisi sawér pangantén. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kritik sastra lisan. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis sastra lisan baik sebagai teks utuh maupun yang berkaitan dengan hal lainnya, seperti proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan maknanya.
Langkah- langkah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: pertama, merekam puisi yang dilantunkan oleh juru sawér. Perekaman terjadi pada saat pernikahan Mei dan Ridwan, tanggal 13 Mei 2012 di Kampung Bojongkacor. Lalu merekam ulang puisi sawér pangantén dengan penutur yang sama di rumahnya, karena terdapat beberapa bagian yang tidak jelas pada perekaman saat upacara puisi
sawér pangantén.
Kedua, mentranskripsikan puisi sawér pangantén dari bentuk rekaman
menjadi bentuk tulisan. Setelah itu ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah untuk diteliti.
Ketiga, menganalisis struktur puisi sawér pangantén. Analisis struktur ini
Keempat, menganalisis konteks penuturan. Analisis konteks penuturan
dilakukan untuk mengetahui bagaimana konteks situasi dan konteks budaya sawér
pangantén. Analisis konteks situasi meliputi waktu, tujuan, peralatan, dan teknik
penuturan. Sedangkan analisis konteks budaya meliputi lokasi, penutur-audiens, latar sosial budaya, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Kelima, menganalisis proses penciptaan puisi sawér pangantén. Analisis ini
dilakukan agar mengetahui bagaimana proses pewarisan teks dari penutur kepada calon penutur baru dan mengetahui proses penciptaan puisi sawér pangantén itu sendiri
Keenam, menganalisis fungsi dari puisi sawér pangantén. Analisis fungsi
dilakukan untuk mengetahui apa saja fungsi yang ada dalam puisi sawér pangantén.
Ketujuh, menganalisis makna dari puisi sawér pangantén. Analisis makna
dilakukan untuk mengetahui apa makna yang terkadung dalam puisi sawér
pangantén.
3.2 Data dan Sumber Data Penelitian 3.2.1 Data Penelitian
Objek penelitian dalam skripsi ini adalah puisi sawér pangantén yang terdapat di Kampung Bojongkacor, Kabupaten Bandung. Sawér pangantén ini terdiri dari 40 larik, dituturkan pada saat upacara sawér pangantén berlangsung dengan cara ditembangkan atau dilagukan.
Puisi sawér pangantén ini diperoleh langsung ketika juru sawér sedang menuturkan sawér ini disalah satu rumah di Kampung Bojongkacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung pada tanggal 13 Mei 2012. Juru sawernya bernama Teh Neng. Selanjutnya, peneliti merekam ulang puisi sawér
pangantén ini dirumah juru sawér, diluar pertunjukan atau upacara sawér. Karena
terdapat beberapa bagian puisi sawér yang kurang jelas.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari seorang juru sawér bernama Teh Neng. Teh Neng adalah juru sawér yang bertempat tinggal di Kampung Sekemirung, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Beliau kini berusia 49 tahun. Menjadi juru sawér adalah sebagian pekerjaan Teh Neng, karena selain menjadi juru sawér beliaupun adalah seorang perias profesional.
3.3 Teknik Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Wawancara dengan penutur yang biasa menutuurkan sawér pada acara pernikahan agar mendapatkan penjelasan tentang sawér pangantén beserta ruang lingkupnya. Wawancara ini peneliti lakukan dengan Teh Neng.
2. Rekaman acara sawér pangantén yang dilakukan oleh penutur pada saat upacara pernikahan yang terjadi di Kampung BojongKacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung pada tanggal 13 mei 2012, dan merekam ulang diluar pertunjukan upacara sawér pangantén.
3.3.2Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan dilakukan pada penelitian ini, yang pertama adalah analisis struktur. Selanjutnya analisis proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan analisis makna. Namun sebelum teknik pengolahan data itu dilakukan, teks puisi sawér pangantén yang telah direkam ditranskripsikan terlebih dahulu, lalu ditransliterasikan kedalam bahasa Indonesia agar mempermudah proses analisis.
Pertama, teks dianalisis strukturnya berdasarkan pada formula sintaksis, bunyi, irama, majas dan isotopi. Analisis formula sintaksis ini meliputi unsur fungsi, kategori, dan peran kalimat. Analisis bunyi meliputi asonansi, dan aliterasi. Analisis irama meliputi panjang dan pendek nada yang dihasilkan teks. Analisis majas
berdasarkan isotopi-isotopi yang muncul didalam teks. Isotopi-isotopi itu dikelompokan berdasarkan persamaan motif dan akan muncul sebuah tema yang terkandung di dalam teks puisi sawér pangantén.
Kedua, menganalisis proses penciptaan dengan cara membandingkan teks yang dituturkan penutur pada saat upacara sawér pangantén dengan teks yang dimiliki penutur. Karena penutur tidak selalu membaca teksnya pada saat sawér dituturkan.
Ketiga, menganalisis konteks penuturan. Konteks penuturan dilihat berdasarkan kontes situasi dan konteks budaya. Analisis konteks situasi meliputi waktu, tujuan, peralatan, dan teknik penuturan. Sedangkan analisis konteks budaya meliputi lokasi, penutur-audiens, latar sosial budaya, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Keempat, menganalisis fungsi. Fungsi ini dianalisis berdasarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam teks serta konteks puisi sawér pangantén.
Kelima, menganalisis makna apa saja yang terkandung dalam teks sawér
pangantén.
3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Pedoman Wawancara
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada juru sawér: 1. Mengapa upacara sawér pangantén dilaksanakan?
2. Bagaimana proses penciptaan sawér pangantén? 3. Bagaimana cara menuturkan sawér pangantén? 4. Kapan sawér pangantén dituturkan?
5. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam upacara sawér pangantén? 6. Apa saja kegunaan barang-barang yang dipakai dalam sawér pangantén? 7. Adakah perbedaan sawér pangantén yang dilaksanakan sekarang dengan
jaman dahulu?
Instrumen penelitian teks dalam penelitian ini adalah format tabel yang berisi data. Kemudian dideskripsikan bagaimana cara penutur menuturkan puisi sawér
pangantén.
Analisis teks transkripsi ;
Teks asli Teks terjemahan
Analisis teks formula sintaksis yang meliputi fungsi,kategori dan peran ; Analisis Sintaksis Fungsi Kategori Peran
Analisis teks formula sintaksis formula bunyi ;
No Bunyi Vokal Bunyi Konsonan
Analisis teks formula sintaksis formula irama ;
3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan
Pertama, peneliti mencari objek penelitian. Setelah objek penelitian dipilih, peneliti mencari informasi mengenai objek yang akan diteliti. Setelah itu peneliti melakukan kajian pustaka untuk mengetahui pisau analisis yang paling sesuai untuk menganalisis objek penelitian.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Setelah objek penelitian dan pisau analisis ditentukan, peneliti mencari informasi tentang sawér pangantén. Kapan dan di mana upacara sawér dilaksanakan, dengan cara mewawancarai juru sawér yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Setelah mengetahui tempat dan waktunya, peneliti merekam puisi sawér
pangantén ketika juru sawér menuturkannya dengan alami didepan audiens. Setelah
itu, peneliti merekam ulang puisi sawér pangantén dirumah juru sawér diluar upacara
sawér pangantén. Karena dari hasil rekaman yang pertama terdapat beberapa suara
yang tidak jelas. Selain itu, penelitipun mewawancarai penutur dengan beberapa pertanyaan seputar sawér pangantén.
Setelah peneliti mendapatkan data puisi sawér pangantén, peneliti mentranskripsikan ke dalam tulisan dan menransliterasikannya kedalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti. Setelah itu, peneliti menganalisis puisi sawér
pangantén dari segi struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan
makna. Lalu, menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut.
3.5.3 Tahap Pelaporan
Setelah analisis pada objek penelitian selesai dan menarik kesimpulan, peneliti melaporkan hasil analisis tersebut ke dalam bentuk skripsi. Isi dari skripsi tersebut meliputi pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, analisis struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi dan makna, serta simpulan.