• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Gambaran Umum PT. X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III Gambaran Umum PT. X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

25

Bab III Gambaran Umum PT. X

PT. X adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang terletak di Jawa Barat serta bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan PT. X mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan, fabrikan serta perawatan alat. Dalam memenuhi kebutuhan peralatan militer HANKAM dan produk komersial serta pengembangan profesionalisme di bidang industri, sejak 29 April 1983 pemerintah telah mengukuhkan PT. X sebagai BUMN di bawah Badan Pengelolaan Industri Strategis (Chaerani, 2003).

3.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. X No SKEP/15/P/BD/IV/2004 tanggal 30 April 2004 pasal 11, menyatakan bahwa PT. X dipimpin oleh :

1. Direksi

Direksi terdiri atas : Direktur Utama (Dirut), Direktur Perencanaan dan Pengembangan (Dirrenbang), Direktur Produk Militer (Dirprodukmil), Direktur Produk Komersial (Dirprodukkom), Direktur Administrasi dan Keuangan (Dirminku).

2. Pimpinan Teras

Pimpinan Teras dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu staf yang berada di unit-unit pusat, unit-unit usaha, dan pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan teras.

a. Staf yang berada di unit-unit pusat terdiri dari: • Kepala Satuan Pengawasan Intern (Ka SPI) • Kepala Sekretariat Perusahaan (Kasetper) • Kepala Pusat Pengamanan (Kapuspam)

• Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan bidang Pengembangan Usaha (Dedirrenbang bid Bangus)

• Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya (Dedir bid Bang SD)

• Deputi Direktur Produk Militer bidang Penelitian dan Pengembangan (Dedirprodukmil bid Litbang)

(2)

26

• Deputi Direktur Produk Militer bidang Pemasaran dan Penjualan (Dedirprodukmil bid Pasar dan Jual)

• Deputi Direktur Produk Komerisal bidang Pemasaran (Dedirprodukkom bid Pasar)

• Deputi Direktur Administrasu dan Keuangan bidang Keuangan (Dedirminku bid Ku)

b. Unit-unit usaha terdiri dari:

• Kepala Divisi Munisi (Kodivmu) • Kepala Divisi Senjata (Kodivjat)

• Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa (Kadiv MI) • Kepala Divisi Tempa dan Cor (Kadiv TC)

• Kepala Divisi Rekayasa Industri dan Jasa (Kadivrekin dan Jasa) • Kepala Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (Ka Unit

Bang KFK)

c. Pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan teras.

3.2 Divisi Kerja di PT. X

Untuk meningkatkan kesempurnaan produk dan terkontrolnya sistem produksi, PT. X dibagi menjadi 2 bidang yaitu bidang militer (bidang non-komersial) dan non-militer (bidang komersial). Secara umum proses kerja yang dilakukan antara lain: welding, cutting, bubut, gergaji, pengecoran logam, grinding, painting, dll (Chaerani, 2003).

3.2.1 Bidang Militer (Bidang Non-Komersial) Bidang militer terdiri dari 2 divisi dan 1 unit, yaitu: a. Divisi Senjata

Divisi senjata menghasilkan produk antara lain: sejata laras panjang, senjata genggam, senapan mesin, surface and heat treatment. Adapun bahan baku yang digunakan adalah baja, besi kuningan, ebonit, kayu, alumunium dan bronze.

(3)

27 b. Divisi Munisi

Kegiatan produksi divisi munisi dilakukan terpisah dari divisi yang lain, yaitu terletak di Jawa Timur. Produk yang dihasilkan oleh divisi ini antara lain: segala jenis munisi kecil, munisi kaliber besar/berat dan munisi khusus.

c. Unit Handakom (Bahan Peledak Komersial)

Produk yang dihasilkan oleh unit ini antara lain: bahan peledak dan aksesoris, jasa peledakan, jasa pemusnahan dan jasa transportasi.

3.2.2 Bidang Non-Militer (Bidang Komersial) Bidang militer terdiri dari 3 divisi dan 1 unit, yaitu: a. Divisi Mesin Industri dan Jasa

Produk yang dihasilkan oleh divisi ini antara lain: jasa permesinan, peralatan kapal laut, jasa uji kalibrasi, pemeliharaan mesin dan elektronik.

b. Divisi Tempa dan Cor

Divisi tempa dan cor menghasilkan produk-produk dasar yang mendukung produksi dari divisi-divisi lain. Pada divisi ini ada dua jenis produk yang dihasilkan, yaitu:

• Furan line, yang meliputi pembuatan pompa tambang, blok mesin diesel, part machine tool, bearing cup, cover motor traksi, dll.

• Dise line, yang meliputi pembuatan rel kereta api, isolator flange, air brake, dll.

Kegiatan produksi yang dihasilkan rata-rata per tahun kurang lebih 900 ton. Dalam kegiatan produksinya Divisi Tempa dan Cor sudah memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 yang dikeluarkan oleh Bureau Veritas Quality International (BVQI) dan Sucofindo Register Quality Assurance ( SRQA).

c. Divisi Rekayasa Industri

Divisi ini menawarkan produk berupa Engineering Procurement and Construction (EPC) untuk industri minyak kelapa sawit berupa Pabrik Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS).

(4)

28

d. Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (KFK)

Produk yang dihasilkan oleh unit ini antara lain: kendaraan taktis, water canon, kendaraan bank, panser untuk TNI dan POLRI, mobil konstruksi khusus dan suku cadang.

3.3 Proses Kerja

Penelitian ini dilaksanakan pada Divisi tempa dan cor yang terdiri dari 2 departemen, yaitu departemen tempa dan departemen cor. Sampel pekerja di PT. X didapatkan dari departemen tempa untuk kelompok pekerja yang tidak terpajan debu, sedangkan kelompok kerja terpajan debu didapatkan dari departemen cor. Secara umum proses kerja yang terjadi di departemen tempa yaitu proses penempaan, pembubutan dan proses finishing yang berasal dari bahan logam. Sedangkan proses yang terjadi di departemen cor yaitu proses pembuatan logam dari hasil pengecoran logam.

Analisis proses kerja lebih difokuskan terhadap proses kerja yang diasumsikan terpajan debu silika, yaitu dari bagin departemen cor. Departemen cor terdiri dari 2 gedung utama yaitu Cor 1 dan Cor 2. Secara umum proses kerja di kedua tempat tersebut serupa, yaitu mulai dari proses melting, pencetakan logam dan finishing.

3.3.1 Proses Pencetakan Logam di Cor 1

Pada di gedung Cor 1 terdapat dua bagian pencetakan logam yaitu disamatic line dan furan line. Proses disamatic line hampir seluruhnya dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin disamatic. Secara umum proses pencetakan logam di bagian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(5)

29 Tempat Pasir Bekas

(SILO) Timbangan Mixer Conveyor Disamatic Pencetakan Logam (Conveyor) Shake Out Cooling Logam Cair Finishing Barang Pasir

Silika Coal Bentonit

Pasir Bekas

Sleep Time

(1-2 jam)

Melting

Gambar 3.1 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Disamatic Line Sedangkan furan line merupakan salah satu unit yang berada di Cor 1 dan berfungsi dalam proses produksi barang-barang berukuran relatif besar. Secara umum proses pencetakan logam yang terjadi di furan line adalah sebagai berikut : (Gambar 3.2)

(6)

30

(7)

31 3.3.2 Proses Pencetakan Logam di Cor 2

Pada dasarnya proses pencetakan logam di gedung Cor 2 memiliki kesamaan dengan proses kerja yang dilakukan di bagian disamatic. Perbedaannya adalah bahwa sebagian besar proses pencetakan logam di Cor 2 masih dilakukan secara manual. Dalam proses kerjanya, pencetakan logam dibagi menjadi 2 kelompok kerja yaitu kelompok olah pasir dan cetak pasir. Proses kerja yang terjadi di Cor 2 dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(8)

32

3.4 Perlindungan Lingkungan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja

Sesuai dengan visinya, yaitu perusahaan sehat yang memiliki inti usaha terpadu, beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara finansial, maka PT. X senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mengutamakan keselamatan kesehatan lingkungan hidup. PT. X memiliki komitmen yang kuat dan berusaha menjadi perusahaan yang maju dan patuh pada aturan, dan senantiasa menerapkan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Undang-undang dan peraturan yang dimaksud adalah UU No. 1 tahun 1970 dan Permen No.5/MEN/1996. Berdasarkan pengertian tersebut, maka PT. X dapat mengintegrasikan Sistem manajemen K3 (SMK3) menurut Permen No.5/MEN/1996 dengan sistem PT. X dalam mengelola lingkungan kerja yang selama ini sudah menjadi sistem yang baku.

Sebagai perusahaan industri manufaktur, PT. X mengutamakan proses kerja berwawasan lingkungan, memastikan bahwa lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan bebas dari kerusakan lingkungan menjadi budaya perusahaan. Untuk itu PT. X membentuk departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH). Departemen ini yang digunakan PT. X untuk mengelola semua aktivitas perusahaan dalam bidang keselamatan, kesehatan kerja dan pengendalian lingkungan hidup. Selain adanya Departemen K3LH yang langsung di bawah Departemen Keuangan, terdapat organisasi non formal atau non struktural yaitu Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Hal ini adalah sebagai bukti keterlibatan tenaga kerja dalam K3.

3.4.1 Keselamatan Kerja

Departemen K3LH dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, merencanakan dan mengatur persiapan keselamatan kerja yang menyangkut teknis dan pencegahan kecelakaan di antaranya dengan menentukan standar Alat Perlindungan Diri (APD) serta mengawasi penggunaan alat-alat keselamatan kerja agar selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Beberapa contoh APD yang disediakan oleh PT. X antara lain:

(9)

33

• Pelindung kepala, meliputi: helm tahan benturan merek AD CABOT LR 40, helm tahan percikan api/logam cair panas, dan tutup kepala snood ex local.

• Pelindung muka, meliputi: perisai muka tahan percikan logam panas lengkap dengan topeng las otomatis.

• Pelindung mata, meliputi: kacamata penglihatan lebar anti kabut tahan percikan, kacamata dengan goggles tahan percikan, kacamata gelap/terang, kaca las listrik hitam dan kaca las listrik bening.

• Pelindung pernapasan, meliputi: masker full face busa dan masker kasa. 3.4.2 Kesehatan Kerja

Departemen K3LH juga merencanakan dan merumuskan segala upaya teknis dan operasional dalam meningkatkan kondisi kesehatan pekerja. Salah satu upaya tersebut adalah dengan disediakannya makanan dan minuman sehat dengan gizi optimal. Selain itu pekerja juga diberikan makanan tambahan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan terhadap pekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukannya, serta kondisi lingkungan kerjanya. Pemberian makanan tambahan sama jenisnya bagi setiap pegawai di unit produksi. Adapun jenis makanan tambahan yang diberikan berupa susu pasteurisasi dan bubur kacang hijau. Namun ada pertimbangan lain yang membuat ada perbedaan dalam pemberian makanan tambahan. Misalnya kepada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, disediakan air mineral untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Hal penting lainnya yang dilaksanakan dalam bidang kesehatan kerja adalah dilaksanakannya Medical Check Up, yang terdiri dari pemeriksaan awal dan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan kesehatan awal dilakukan ketika pekerja mulai masuk perusahaan, sedangkan pemeriksaan ulang dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau dilaksanakan jika terdapat keluhan kesehatan dari pekerja.

3.4.3 Pengendalian Lingkungan

Departemen K3LH dalam mengendalikan lingkungan, menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai

(10)

34

arahan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu dengan melakukan penelitian, pengukuran, dan pengelolaan terhadap limbah industri serta Bahan Beracun Berbahaya (B3) agar lingkungan hidup terhindar dari pencemaran. Salah satu upaya dalam mengelola lingkungan yaitu dengan bekerjasama dengan PPLI Cileungsi Bogor dalam mengelola limbah B3.

3.5 Sumber Daya Manusia

PT. X senantiasa melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dengan pengalaman luas di industri tinggi yang didukung oleh 3.451 karyawan dari berbagai latar belakang pendidikan. Diterapkannya Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi (MSDM-K) sebagai acuan dalam mengembangkan nilai dan budaya organisasi, merupakan salah satu bukti kepedulian PT. X terhadap pengembangan sumber daya manusia. Tiga nilai dan kompetensi utama yang menjadi pilar adalah:

1. Mengutamakan kualitas prima 2. Membina kerjasama yang harmonis 3. Berorientasi pada pelanggan

PT. X berusaha untuk meningkatkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan bagi karyawan. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan untuk meningkatkan kinerja, seperti pelatihan pengenalan industri, pengoperasian alat, dan sejenisnya ataupun pelatihan yang berkaitan dengan aspek keselamatan seperti cara penanganan kebakaran atau pertolongan pertama pada kecelakaan.

Pada umumnya seluruh pekerja PT. X bekerja mulai pukul 07.30–16.30 WIB selama 5 hari kerja, libur pada hari Sabtu dan Minggu. Namun proses pelapisan logam optimum dioperasikan selama 24 jam meliputi 3 shift kerja, yaitu:

1. Shift kerja I pukul 06.00 – 14.00 WIB 2. Shift kerja II pukul 14.00 – 22.00 WIB 3. Shift kerja III pukul 22.00 – 06.00 WIB 4. Non shift pukul 08.00 – 16.00 WIB

Gambar

Gambar 3.1 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Disamatic Line
Gambar 3.2 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Furan Line
Gambar 3.3 Proses Kerja Pencetakan Logam di Gedung Cor 2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji organoleptik yang dilakukan pada ketiga formulasi tersebut tidak menunjukkan perubahan yang signifikan yaitu pada formula 1 memiliki aroma dominan bawang merah, formula 2

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Untuk pihak universitas, terutama untuk Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam seharusnya memberikan informasi yang lebih banyak lagi kepada mahasiswanya terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Janssen, et al., (2010) dari 97 pasien yang diteliti, dengan 49 orang penderita stroke iskemik dan 48 orang lainnya menderita

222 UK/UTN SM3T PGSD ISKAWATI R Universitas Negeri Makassar PPG SM3T UTAMA TIDAK MENGULANG 223 UK/UTN SM3T PGSD M ANAS HS Universitas Negeri Makassar PPG SM3T UTAMA TIDAK MENGULANG

Pada bidang akuakultur teknologi rekyasa genetika yang selama ini telah banyak digunakan untuk ikan-ikan konsumsi (salmon, nila, udang, patin, mas) ini berguna untuk meningkatkan

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau