• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan

Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing

Machine

Yoga Punanda Hidayat *, Hendra Saputra*Naufal Abdurrahman

 Batam Polytechnics

Mechanical Engineering study Program

Ahmad Yani Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

E-mail:

yogapunandaa27@gmail.com

Abstrak

Slicing machine adalah suatu alat yang dibuat untuk mendukung peningkatan hasil pengirisan singkong yang siap dikonsumsi para produsen keripik. Slicing machine ini memiliki dua cara kerja, yang pertama dengan menggunakan pedal kaki (manual system) dan yang kedua dengan sistem otomatis yang menggunakan mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak mata pisau dengan piringan terhadap hasil pemotongan singkong, mampu menentukan metode pengirisan singkong yang tepat dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan adanya alat pengiris singkong sehingga dapat memudahkan para pengusaha untuk memproduksi singkong dalam skala kecil maupun skala besar dalam waktu yang singkat dan ukuran yang seragam. Metode yang digunakan dalam proses pengujian pengaruh variasi jarak mata pisau dengan piringan terhadap hasil pemotongan yaitu dengan melakukan pengirisan singkong menggunakan 4 variasi jarak antara mata pisau dengan piringan yang dari tiap variasi jarak tersebut akan dihitung jumlah irisan singkong, waktu pengirisan singkong dan hasil pengirisan singkong (ketebalan). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa jarak mata pisau terhadap piringan berpengaruh terhadap hasil dari irisan singkong. Nilai jarak mata pisau lebih tebal 1 mm dibanding dengan hasil dari irisan singkong.

Kata kunci: Slicing Machine, ketebalan , singkong, irisan, waktu

Abstract

Slicing machine is a tool created to support improved outcomes slicing cassava producers are ready to eat chips. Slicing machine has two ways of working, the first using the foot pedal (manual system) and the second with an automated system that uses machine. This study aims to determine the effect of the distance of the blade with a dish on the results of cuts cassava, is able to determine the method of slicing cassava appropriate and providing knowledge to the public in detecting slicer cassava so as to facilitate the entrepreneurs to produce cassava on a small scale and large scale in time short and uniform size. The method used in the process of testing the effect of variation distance blades with disk against cutting results is to do the slicing cassava using four variations of the distance between the blade with a dish of each variation of the distance will be calculated the number of slices of cassava, time slicing cassava and results slicing cassava (thickness ). Results from the study showed that the distance of the blade against the disc affects the outcome of cassava slices. Values distance the blade 1 mm thicker than the results from cassava slices.

Keywords : Slicing Machine, Effect of Distance Blade, cassava, sliced, time

1. Pendahuluan

Apa yang terjadi di pasar pada saat ini adalah ukuran pada keripik singkong yang tidak seragam, sehingga tidak adanya suatu patokan ukuran yang tetap yang dimiliki oleh keripik singkong, sehingga terkadang konsumen yang mengkonsumsi keripik singkong pada umumnya mengeluh adanya keripik singkong yang tebal dan tipis (tidak seragam).

Salah satu metode untuk membuat bentuk singkong seragam, lebih tipis dan mendapat standar kerenyahan untuk keripik singkong tersebut yaitu pada proses pengirisan atau perajangannya. Ada masalah yang timbul dalam mengiris/merajang, yang mana terletak dari cara pengirisan singkong yang menimbulkan beberapa dampak negatif yaitu, tidak mendapatkan keseragaman tebal irisan yang sama. Karna penilaian kualitas pada keripik singkong

(2)

ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan, serta bentuk/tebal irisan yang seragam. [1] Konsep slicing machine ialah untuk membantu memperlancar proses produksi keripik singkong. Alat ini memiliki kinerja dengan mengiris atau merajang singkong menjadi bentuk irisan atau lembaran yang tipis dengan ukuran maupun bentuk yang rapi atau seragam. Cara mengoperasikannya juga sangat mudah jika dibandingkan dengan cara manual yang membutuhkan waktu lama untuk mengiris singkong dalam jumlah yang banyak. [ 2]

Pada saat melakukan pengirisan dengan mesin pengiris singkong hanya dapat menggunakan 1 ketentuan jarak antara mata pisau dengan piringan yang menghasilkan irisan singkong dengan ukuran sesuai dengan jarak pada mata pisau dengan piringan yang digunakan. Maka pada penelitian ini akan dilakukan pengirisan singkong dengan menggunakan 4 variasi jarak antara mata pisau dengan piringan yang berbeda.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak mata pisau dengan piringan terhadap hasil pemotongan singkong pada slicing machine dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan adanya alat pengiris singkong sehingga dapat membantu memudahkan para pengusaha untuk memproduksi singkong dalam skala kecil maupun skala besar dalam waktu yang singkat dan ukuran yang seragam.

2. Metodologi Penelitian.

Gambar 1 : Slicing Machine

Pada gambar 1 diatas merupakan foto dari bentuk slicing machine. Dimana pada slicing machine itu sendiri memiliki 2 cara kerja, yang pertama dengan pedal kaki (manual system) dan yang kedua dengan sistem otomatis yang menggunakan mesin. Di slicing machine terdapat 2 mata pisau yang digunakan untuk mengiris. Dimensi dari slicing machine 740 mm x 670

mm x 1010 mm. Berat keseluruhan dari sliciing machine sebesar 62 kg. Untuk motor listrik yang digunakan 1 hp, dengan kecepatan putarnya 1400 rpm, tegangannya 110/220 volt. [3].

Waktu pelaksaanan dilakukan di laboratorium CNC Politeknik Negeri Batam pada tanggal 6, 13 Mei dan 24 Juni tahun 2016. Alat yang digunakan untuk melakukan pengirisan singkong yaitu Slicing Machine. Singkong yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 1 buah yang berdiameter Ø35-Ø50 mm dan panjang singkongnya 200 mm.

Tahap penelitian dimulai dengan mengatur jarak tebal antara piringan dengan mata pisau dengan menggunakan ring tebal 1mm sebagai pengganjal sehingga bisa mendapatkan hasil irisan yang seragam.

Gambar 2 : Tampak depan jarak mata pisau terhadap piringan. Pada gambar 2 diatas merupakan tampak depan penempatan pembuatan jarak antara mata pisau dan piringan. Dimana yang digunakan sebagai pengganjal adalah ring dengan ukuran tebal 1 mm yang dipasang pada bagian belakang pisau pengiris singkong.

Gambar 3 :Tampak atas jarak mata pisau terhadap piringan. Pada gambar 3 diatas merupakan tampak atas penempatan pembuatan jarak antara mata pisau dan piringan. Dimana yang digunakan sebagai pengganjal adalah ring dengan ukuran tebal 1 mm yang dipasang pada bagian belakang pisau pengiris singkong.

(3)

Langkah pengujian mengatur jarak mata pisau dengan piringan menggunakan ring yang tebalnya 1 mm. Untuk jarak 2 mm menggunakan 1 ring, untuk jarak 3 mm menggunakan 2 ring, untuk jarak 4 mm menggunakan 3 ring, dan untuk yang jarak 5 mm menggunakan 4 ring. Sebelum memulai percobaan siapkan 1 buah singkong yang kurang lebih berdiameter Ø35-Ø50 mm dan panjang singkongnya 200 mm. Lalu kupaslah kulit singkong tersebut. Setelah itu ukur sepanjang 40 mm dan beri tanda pada setiap 40 mm di bagian badan singkong tersebut sebagai batas pengirisan singkong. Adapun cara pengujiannya adalah atur jarak mata pisau sebesar 2 mm, 3 mm, 4 mm, dan 5 mm. Setelah itu, hidupkan slicing machine. Setelah slicing machine hidup, masukan singkong yang telah dikupas tadi kedalam lintasan singkong dan dorong kedalam piringan yang berputar, kemudian hasil dari singkong tersebut akan jatuh ke bucket penampungan singkong melalui luncuran. Hasil dari irisan singkong tersebut akan diukur menggunakan jangka sorong.

Gambar 4 : Pembagian area pengukuran ketebalan singkong Gambar 4 menunjukan 3 bagian yang akan diukur dari tiap irisan singkong dimana disana digunakan T1, T2, dan T3. Untuk mencari hasil pemotongan singkong (ketebalan) digunakan rumus (T1+T2+T3)/3. Penentuan T1, T2, dan T3 berdasarkan T1 = 1/2 D ( jari - jari ), dan T2 = T3 = 1/4 D.

3. Hasil Penelitian

A. Jarak mata pisau terhadap piringan 2 mm.

Gambar 5 : Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 2 mm. Pada gambar 5 menunjukan pengukuran terhadap jarak antara mata pisau terhadap piringan. Jarak mata pisau terhadap piringan yang digunakan dalam percobaan pertama ini adalah sebesar 2 mm.

TABEL I

HASIL PENGIRISAN SINGKONG MENGGUNAKAN JARAK MATA PISAU 2 MM DENGAN 10 MM SAMPEL IRISAN

SINGKONG.

Hasil Irisan Singkong

(sampel)

Jarak mata pisau

2 mm Rata - rata ketebalan (mm) T1 T2 T3 1 1.1 1.2 0.9 1,07 2 1 1.2 1 1,07 3 1 1.1 0.9 1,00 4 1 1 0.9 0.97 5 1 1.1 0.8 0.97 6 1 1.2 0.9 1.03 7 1.1 1.2 1.1 1.13 8 0.9 1 0.8 0.90 9 1 1.1 0.9 1.00 10 1 1.2 0.9 1.03 Rata – rata ketebalan (mm) 1.02 Jumlah irisan singkong 39 Waktu 9.25

Pada tabel I dapat dilihat bagaiamana hasil yang didapat dari proses pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 2 mm. Hasil rata – rata dari ketebalan irisan singkong sebesar 1.02 mm, dengan jumlah irisan sebanyak 39, dan dengan waktu pengirisannya selama 9.25 detik.

Gambar 6 : Hasil irisan singkong dengan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 2 mm.

Gambar 6 menunjukkan pengukuran dari hasil pada satu sampel dari pengujian pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 2 mm.

B. Jarak mata pisau terhadap piringan 3 mm.

Gambar 7 : Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 3 mm. Pada gambar 7 menunjukan pengukuran terhadap jarak antara mata pisau terhadap piringan. Jarak mata pisau

(4)

terhadap piringan yang digunakan dalam percobaan kedua adalah sebesar 3 mm.

TABEL II

HASIL PENGIRISAN SINGKONG MENGGUNAKAN JARAK MATA PISAU 3 MM DENGAN 10 MM SAMPEL IRISAN

SINGKONG.

Hasil Irisan Singkong

(sampel)

Jarak mata pisau

3 mm Rata - rata ketebalan (mm) T1 T2 T3 1 2.1 2.2 1.9 2.07 2 2 2.1 1.9 2.00 3 1.9 2 1.8 1.90 4 2.1 2.3 2.1 2.17 5 1.8 1.9 1.8 1.83 6 1.9 2 1.9 1.93 7 2.1 2.2 2 2.10 8 2 2.1 1.9 2.00 9 2 2.2 1.9 2.03 10 1.8 1.9 1.8 1.83 Rata – rata ketebalan (mm) 1.99 Jumlah irisan singkong 18 Waktu 6.89

Pada tabel II dapat dilihat bagaimana hasil yang didapat dari proses pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 3 mm. Hasil rata – rata dari ketebalan irisan singkong sebesar 1.99 mm, dengan jumlah irisan sebanyak 18, dan dengan waktu pengirisannya selama 6.89 detik.

Gambar 8 : Hasil irisan dengan Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 3 mm.

Gambar 8 menunjukkan pengukuran dari hasil pada satu sampel dari pengujian pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 3 mm.

C. Jarak mata pisau terhadap piringan 4 mm.

Gambar 9 : Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 4 mm. Pada gambar 9 menunjukan pengukuran terhadap jarak antara mata pisau terhadap piringan. Jarak mata pisau terhadap piringan yang digunakan dalam percobaan ketiga adalah sebesar 4 mm.

TABEL III

HASIL PENGIRISAN SINGKONG MENGGUNAKAN JARAK MATA PISAU 4 MM DENGAN 10 MM SAMPEL IRISAN

SINGKONG.

Hasil Irisan Singkong

(sampel)

Jarak mata pisau

4 mm Rata - rata ketebalan (mm) T1 T2 T3 1 3 3.1 2.9 3.00 2 3 3 2.9 2.97 3 3.1 3.2 3 3.10 4 3 3 2.9 2.97 5 3 3.2 3 3.07 6 2.9 2.9 2.8 2.87 7 2.9 3.1 2.9 2.97 8 2.9 3 2.8 2.90 9 2.9 2.9 2.8 2.87 10 3 3.1 2.9 3.00 Rata – rata ketebalan (mm) 2.97 Jumlah irisan singkong 13 Waktu 3.37

Pada tabel III dapat dilihat bagaimana hasil yang didapat dari proses pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 4 mm. Hasil rata – rata dari ketebalan irisan singkong sebesar 2.97 mm, dengan jumlah irisan sebanyak 13, dan dengan waktu pengirisannya selama 3.37 detik.

Gambar 10 : Hasil irisan dengan Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 4 mm.

Gambar 10 menunjukkan pengukuran dari hasil pada satu sampel dari pengujian pertama pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 4 mm.

D. Jarak mata pisau terhadap piringan 5 mm.

Gambar 11 : Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 5 mm. Pada gambar 11 menunjukan pengukuran terhadap jarak antara mata pisau terhadap piringan. Jarak mata pisau terhadap piringan yang digunakan dalam percobaan keempat adalah sebesar 5 mm.

(5)

TABEL IV

HASIL PENGIRISAN SINGKONG MENGGUNAKAN JARAK MATA PISAU 5 MM DENGAN 10 MM SAMPEL IRISAN

SINGKONG.

Hasil Irisan Singkong

(sampel)

Jarak mata pisau 5

mm Rata - rata ketebalan (mm) T1 T2 T3 1 4.2 4.3 4.2 4.23 2 4.1 4.2 4.1 4.13 3 3.9 4.1 3.9 4.00 4 4 4.1 3.9 4.00 5 4 4.1 3.9 4.00 6 3.9 4 3.9 3.93 7 4.1 4.2 4 4.10 8 4 4.1 3.8 3.97 9 4.2 4.2 4.1 4.17 Rata – rata ketebalan (mm) 4.06 Jumlah irisan singkong 10 waktu 2.59

Pada tabel IV dapat dilihat bagaimana hasil yang didapat dari proses pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 5 mm. Hasil rata – rata dari ketebalan irisan singkong sebesar 4.06 mm, dengan jumlah irisan sebanyak 10, dan dengan waktu pengirisannya selama 2.59 detik.

Gambar 12 : Hasil irisan dengan Jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 5 mm.

Gambar 12 menunjukkan pengukuran dari hasil pada satu sampel dari pengujian pengirisan singkong dengan menggunakan jarak mata pisau terhadap piringan sebesar 5 mm.

TABEL V

JARAK, RATA – RATA KETEBALAN SINGKONG, DAN JUMLAH IRISAN SINGKONG DARI TIAP JARAK

Variasi jarak mata pisau (mm) Rata – rata ketebalan singkong (mm) Jumlah irisan 2 1.02 39 3 1.99 18 4 2.97 13 5 4.06 10

Pada tabel V terdapat hasil jumlah irisan singkong dan nilai dari rata – rata ketebalan singkong. Dimana dari nilai pada tabel tersebut yang paling optimal adalah pada jarak 3 mm yang mendapatkan hasil rata – rata irisan singkongnya sebesar 2 mm.

Gambar 13 : Grafik rata – rata ketebalan singkong terhadap jarak mata pisau.

Pada gambar 13 diatas menunjukkan grafik dari hasil tiap jarak mata pisau terhadap hasil ketebalan rata – rata singkong yang teriris. Pada jarak 2 mm hasil ketebalan rata – ratanya sebesar 1.02. Pada jarak 3 mm hasil ketebalan rata – ratanya 1.99 mm. Pada jarak 4 mm hasil ketebalan rata – ratanya 2.97 mm. Dan pada jarak 5 mm hasil dari ketebalan rata – ratanya 4.06 mm.

Gambar 14 : Grafik hasil jumlah irisan terhadap jarak mata pisau.

Pada gambar 14 menunujukkan grafik hasil dari pengirisan singkong. Dimana jumlah irisan terbanyak pada jarak 2 mm dan irisan paling sedikit pada jarak 5 mm.

Gambar 15 : Hasil pemotongan singkong dengan jarak 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5 mm.

Gambar 15 menunjukkan hasil dari pengirisan singkong dari 4 variasi jarak mata pisau terhadap piringan. Dimana pada jarak 2 mm yang menghasilkan irisan singkong 1 mm terlalu tipis. Jika terlalu tipis hasil irisan singkong gampang retak. Pada jarak mata

1.02 1.99 2.97 4.06 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 0 1 2 3 4 5 6 R a ta -R a ta Keteba la n

Variasi Jarak Mata Pisau Rata - rata ketebalan singkong keseluruhan

39 18 13 10 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 1 2 3 4 5 6 J u m la h i ri sa n

Variasi Jarak Mata Pisau Jumlah irisan singkong keseluruhan

(6)

pisau terhadap piringan 3mm menghasilkan hasil irisan singkong 2 mm. Untuk jarak mata pisau terhadap piringan 4 mm menghasilkan irisan singkong dengan tebal 3 mm dan untuk jarak mata pisau terhadap piringan 5 mm menghasilkan irisan singkong dengan tebal 4 mm. Hasil dari kedua jarak mata pisau ini sangat tebal.

TABEL VI

KETERANGAN DARI JARAK, PANJANG SINGKONG, BERAT SINGKONG, WAKTU, DAN BANYAKNYA PERCOBAAN.

Pada tabel VI menunjukan hasil dari jarak mata pisau, berat singkong,waktu pengirisan singkong dan banyaknya percobaan dalam per menit. Dimana pada proses tersebut waktu yang paling lama dibutuhkan saat pengirisan adalah pada jarak 2 mm sebesar 9.25. Sedangkan waktu yang paling sedikit dalam proses pengirisan adalah pada jarak 5 mm dengan waktu pengirisan 2.59 detik.

TABEL VII

PERHITUNGAN KAPASITAS SINGKONG.

Pada tabel VII menunjukkan hasil dari perhitungan pengirisan singkong dalam waktu permenit dan perjam dengan variasi jarak mata pisau terhadap piringan yang berbeda. Dimana bisa dilihat pada tabel 7 bahwa dari pengirisan singkong dengan jarak mata pisau terhadap piringannya 2 mm adalah yang paling sedikit. Jarak tersebut dapat mengiris singkong sepanjang 259.46 mm /menit, dalam sejam dapat mengiris singkong sebanyak 15.567 mm /jam. Sedangkan yang paling besar adalah pada jarak 5 mm. Pada jarak 5 mm ini dapat mengiris singkong sepanjang 926.64 mm /menit dan dalam sejam dapat mengiris singkong sepanjang 55.598 mm /jam.

Gambar 16 : Grafik panjang singkong yang teriris per menit. Pada gambar 16 menunjukkan grafik hasil dari panjang pengirisan singkong dalam mm/menit. Dimana pada jarak 2 mm dapat mengiris singkong sepanjang 259.46 mm/menit. Pada jarak 3 mm dapat mengiris singkong sepanjang 348.33 mm /menit. Pada jarak 4 mm mengiris singkong sepanjang 712.17 mm /menit, dan pada jarak 5 mm mengiris singkong sepanjang 926.64 mm /menit.

Gambar 17 : Grafik panjang singkong yang teriris per jam. Pada gambar 17 menunjukkan grafik hasil dari panjang pengirisan singkong dalam mm/jam. Dimana pada jarak 2 mm dapat mengiris singkong sepanjang 15.567 mm /jam. Pada jarak 3 mm dapat mengiris singkong sepanjang 20.899 mm/jam. Pada jarak 4 mm dapat dapat mengiris singkong sepanjang 42.729 mm /jam, dan pada jarak 5 mm dapat mengiris singkong sepanjang 55.598 mm /jam.

Gambar 18 : Grafik Berat pengirisan singkong per menit. Pada gambar 18 menunjukkan grafik hasil dari berat pengirisan singkong dalam kg/menit. Dimana pada jarak 2 mm dapat menghasilkan 0.514 kg/menit irisan

259.46 348.33 712.17 926.64 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 2 3 4 5 Pa n ja n g ( m m ) / m en it

Variasi jarak mata pisau

Panjang Singkong (mm/menit)

15,568 20,900 42,730 55,598 0.00 20000.00 40000.00 60000.00 2 3 4 5 Pa n ja n g ( m m )/ j a m

Variasi jarak mata pisau

Panjang Singkong (mm/jam)

0.514 0.700 1.421 1.876 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 0 1 2 3 4 5 6 k g / m en it

Variasi jarak mata pisau

(7)

singkong. Pada jarak 3 mm dapat menghasilkan 0.700 kg/menit. Pada jarak 4 mm dapat menghasilkan 1.421 kg/menit, dan pada jarak 5 mm dapat menghasilkan 1.876 kg/menit.

Gambar 19 : Grafik hasil pengirisan singkong per jam. Pada gambar 19 menunjukkan grafik hasil dari berat pengirisan singkong dalam kg/jam. Dimana pada jarak 2 mm dapat menghasilkan 31 kg/jam irisan singkong. Pada jarak 3 mm dapat menghasilkan 42 kg/jam. Pada jarak 4 mm dapat menghasilkan 85 kg/ jam, dan pada jarak 5 mm dapat menghasilkan 113 kg/jam.

4 Kesimpulan

Hasil dari irisan singkong yang paling tipis terdapat pada jarak mata pisau terhadap piringannya sebesar 2 mm yang menghasilkan ketebalan singkong dari tiap irisan sebesar 1 mm. Jarak 2 mm tersebut dalam semenit mampu mengiris singkong sepanjang 259,46 mm dengan berat singkong yang teriris 0.514 kg, dalam sejam jarak ini mampu mengiris singkong sepanjang 15.567 mm dengan berat singkong yang teriris 31 kg. Hasil dari irisan singkong yang paling tebal terdapat pada jarak mata pisau terhadap piringannya sebesar 5 mm yang menghasilkan ketebalan singkong dari tiap irisan 4 mm. Pada Jarak 5 mm tersebut dalam semenit mampu mengiris singkong sepanjang 926.64 mm dengan berat singkong yang teriris 1.876 kg, dalam sejam jarak ini mampu mengiris singkong sepanjang 55.598 mm dengan berat singkong yang teriris 113 kg.

Dari hasil pengujian, jarak mata pisau dengan piringan sangat berpengaruh terhadap hasil dari irisan singkong.

Referensi

[1] Budiyanto (2012). Perancangan Mesin Perajang Singkong. Proyek Akhir. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

[2] Yuwansyah, Andry. (2015). Menganalisa Mata Pisau Dan Piringan Terhadap Hasil Pemotongan Singkong. Jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Batam.

[3] Perkasih, Idwan Ganda, dkk (2016). Slicing Machine. Proposal Pembuatan Alat. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam.

31 42 85 113 0 20 40 60 80 100 120 0 1 2 3 4 5 6 K g / j a m

Variasi jarak mata pisau

Gambar

Gambar 2 : Tampak depan jarak mata pisau terhadap piringan.
Gambar 6 : Hasil irisan singkong dengan jarak mata pisau  terhadap piringan sebesar 2 mm
TABEL VI
Gambar 19 : Grafik hasil pengirisan singkong per jam.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH METODE LATIHAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN TERHADAP HASIL AKURASI PUKULAN JARAK JAUH PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL.. Universitas Pendidikan Indonesia

Berdasarkan uraian diatas, Dari penelitian saya akan melakukan Analisa terhadap logam AISI 1037 menggunakan variasi arus serta jarak kampuh las untuk mengetahui cacat pengelasan yang