• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BERDASARKAN GAYA BERPIKIR FIELD DEPENDENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BERDASARKAN GAYA BERPIKIR FIELD DEPENDENT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V BERDASARKAN GAYA BERPIKIR

FIELD DEPENDENT

DAN FIELD INDEPENDENT PADA MATERI PERBANDINGAN

SD NEGERI 3 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Rizky Yunita Siwi

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas V berdasarkan gaya berpikir Field Dependent dan Field Independent pada materi perbandingan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Kutowinangun tahun peljaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah 2 siswa dengan gaya berpikir Field Dependent dan 2 siswa dengan gaya berpikir Field Independent. Teknik pengumpulan data menggunakan 3 metode, yaitu observasi, tes, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian dari observasi, tes, dan wawancara menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya berpikir Field Dependent memenuhi kemampuan berpikir kritis pada saat memberikan penjelasan dan strategi dan taktik. Sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya berpikir Field Independent memenuhi kemampuan berpikir kritis pada saat memberikan penjelasan, membangun kemampuan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut, strategi dan taktik, dan menyimpulkan.

Kata kunci: berpikir kritis, field dependent, field independent, perbandingan

PENDAHULUAN

Berpikir merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Berpikir dilakukan setiap harinya untuk memecahkan suatu permasalahan. Setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk memahami masalah yang ditemui, salah satu caranya dengan pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk mengarahkan dan mengembangkan pola pikir dan kemampuan seseorang. Salah satu jenjang pendidikanya itu sekolah dasar dan matematika sebagai salah satui lmu yang diajarkan. Dalam pembelajaran matematika diperlukan cara berpikir yang mendalam untuk memahami konsep-konsep yang ada sehingga dapat menyelesaikan permasalahan. Berpikir kritis merupakan salah satu cara berpikir yang mendalam. Menurut Ennis dalam Alec Fisher (2008: 4), “berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya

(2)

atau dilakukan. Berpikir kritis merupakan kemampuan menggunakan logika”.Menurut Robert L. Solso, dalam Otto H. Maclin dkk (2007: 402), berpikir memiliki tiga ide dasar, yang berupa : (1) Berpikir adalah kognitif, terjadi secara internal, dalam pemikiran namun keputusan diambil lewat perilaku. Setelah memikirkan dan mengambil keputusan perlu adanya perilaku untuk menyatakan keputusan apa yang telah diambil. (2) Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. Dalam berpikir terdapat proses dimana seseorang harus menggabungkan beberapa informasi dalam mengambil keputusan. (3) Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau langsung menuju pada solusi.

Setiap siswa memiliki cara berpikir yang berbeda-beda tergantung bagaimana dia menerima pembelajaran dan pengalaman disetiap harinya. Menurut Keefe dalam Nunuk Suryanti (2014: 1394), “gaya kognitif merupakan sebuah pilihan siswa dengan pendekatan yang biasa dilakukan dalam mengelompokkan dan menyajikan informasi sesuai dengan apa yang siswa dapatkan dalam pembelajaran”. Gaya kognitif dapat dibedakan menjadi dua yaitu Field DependentdanField Independent yang merupakan karakteristik cara berpikir seseorang yang khas. Menurut Witkin dalam Nunuk Suryanti (2014: 1394), gaya kognitif Field Independent(FI) yaitu individu yang memiliki sifat analitik yang merasakan lingkungan ke dalam komponen-komponennya, kurang bergantung pada lingkungan atau kurang dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan Field Dependent(FD) yaitu individu yang memiliki sifat global yang memfokuskan pada lingkungan secara keseluruhan, didominasi atau dipengaruhi lingkungan.

Saat pembelajaran terlebih pembelajaran matematika siswa dituntut untuk berpikir yang mendalam yaitu berpikir kritis dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru. Berpikir kritis setiap siswa pastinya berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik gaya berpikir mereka. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengetahui berpikir kritis siswa berdasarkan gaya berpikir Field Dependent dan Field Independent

(3)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai Juni 2016 bertempat di SD Negeri 3 Kutowinangun. Subjek dalam penelitian ini adalah 4 siswa dengan 2 siswa dengan gaya berpikir Field Dependent dan 2 siswa dengan gaya berpikir Field Independent yang diambil dengan metode observasi dengan teknik purposive sampling yang bersifat snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan wawancara. Observasi digunakan untuk menentukan subjek. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir kritis subjek. Wawancara digunakan untuk mengklarifikasi jawaban setiap subjek. Instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu instrument utamadan instrument bantu. Instrument utama yaitu peneliti itu sendiri dan instrument bantu berupa lembar tes, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan data

reduction, data display dan conclusion drawing/verification serta menggunakan

triangulasi teknik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data diperoleh dari hasil observasi untuk menentukan subjek yang diperkuat dengan catatan lapangan. Setelah subjek didapat kemudian subjek diberikan tes yang selanjutnya diklarifikasi dengan cara wawancara. Dalam proses wawancara setiap subjek memenuhi indikator memberikan penjelasan. Berikut ini hasil pencapaian indikator pada setiap subjek :

(4)

Tabel 1 Indikator berpikir kritis yang dicapai Subjek Subjek FD FI No. Soal S1 S2 S3 S4 1 • Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Menyimpulkan 2 • Membangun kemampuan dasar • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Strategi dan taktik • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Membangun kemampuan dasar • Strategi dan taktik 3 • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Strategi dan taktik • Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Membangun kemampuan dasar • Strategi dan taktik • Menyimpulkan 4 • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan - • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Strategi dan taktik • Menyimpulkan • Memberikan penjelasan lebih lanjut • Menyimpulkan

(5)

Field Dependent (S1 dan S2) memenuhi 2 indikator yaitu membangun kemampuan dasar dan memberikan penjelasan lebih lanjut untuk nomor 1 dan untuk soal nomor 2 memenuhi 1 indikator yaitu strategi dan taktik. Untuk soal nomor 3, memenuhi 1 indikator yaitu strategi dan taktik dan untuk soal nomor 4 tidak memenuhi satupun indikator karena hanya pada jawaban S2 tidak memenuhi satupun indikator. Sedangkan siswa dengan gaya berpikir Field Independent(S3 dan S4) memenuhi 3 indikator yaitu membangun kemampuan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut, dan menyimpulkanuntuk nomor untuk nomor 1 dan untuk nomor 2 memenuhi 1 indikator yaitu strategi dan taktik. Untuk nomor 3 memenuhi 3 indikator yaitu membangun kemampuan dasar, strategi dan taktik, dan menyimpulkan dan untuk nomor 4 memenuhi 2 indikator yaitu memberikan penjelasan lebih lanjut dan menyimpulkan.

Dari hasil penelitian tersebut dapat bahwa tingkat berpikir kritis siswa yaitu siswa dengan gaya berpikir Field Dependentberada pada tingkat berpikir kritis 1 dengan memenuhi indikator memberikan penjelasan dan strategi dan taktik, siswa dengan gaya berpikir Field Independent berada pada tingkat berpikir kritis 3 dengan memenuhi indiktor memberikan penjelasan, membangun kemampuan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut, strategi dan taktik, dan menyimpulkan. Hasil tersebut menerangkan bahwa tingkat berpikir kritis siswa dengan gaya berpikir Field Dependent dibandingkan dengan siswa dengan gaya berpikir Field Independent lebih tinggi siswa dengan siswa dengan gaya berpikir Field Independent.Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Nunuk Suryanti (2014) yang mengemukakan bahwa ada pengaruh gaya berpikir Field Dependent dan Field Independent terhadap hasil belajar yang cukup mencolok. Penelitian sebelumnya oleh Tinajero & Páramo dalam Nunuk Suryanti (2014) juga menunjukkan bahwa ada sebuah pola yang konsisten bahwa peserta didik dengan dimensi Field Independent tampil secara signifikan lebih baik daripada siswa dengan dimensi Field Dependent hampir kurang lebih dalam seluruh area kurikulum.

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Siswa dengan gaya berpikir Field Dependent memenuhi kemampuan berpikir kritis yaitu pada saat memberikan penjelasan dan strategi dan taktik. Siswa dengan gaya berpikir Field Independent memenuhi kemampuan berpikir kritis yaitu pada saat memberikan penjelasan, membangun kemampuan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut, strategi dan taktik, dan menyimpulkan. Saran yang peneliti sampaikan yaitu untuk guru hendaknya mengetahui siswa dengan gaya berpikir Field Dependent dan siswa dengan gaya berpikir Field Independentagar guru dapat memaksimalkan kemampuan siswanya dan memberikan pembelajaran yang lebih untuk gaya berpikir

Field Dependentagar dapat seperti siswa dengan gaya berpikir Field Independent.Sedangkan untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang sejenis

dengan subjek yang berbeda dan mungkin lebih banyak sehingga dapat menguatkan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Maclin, Otto H. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Rusyna, Adun. 2014. KeterampilanBerpikir. Yogyakarta: Ombak.

Suryanti, Nunuk. 2014. Pengaruh Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, No. 4, 1393-1406. ISSN 2089-3310.

Gambar

Tabel 1 Indikator berpikir kritis yang dicapai Subjek  Subjek  FD  FI  No.  Soal  S 1 S 2 S 3 S 4 1  •  Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan  lebih lanjut  •  Membangun kemampuan dasar • Memberikan penjelasan lebih lanjut  •  Strategi dan  tak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat berpikir kritis siswa tipe kepribadian artisan diperoleh hasil tingkat kemampuan berpikir kritis 1 (kurang kritis),

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan gaya kognitif strongly field dependent, slightly field dependent, slightly field

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah siswa dengan gaya kognitif strongly field de- pendent dan slightly field

Berdasarkan keterangan diatas, subjek Field Dependent memenuhi 10 sub indikator dari 12 sub indikator berpikir kritis, subjek FD dalam menyelesaikan tes berpikir kritis ia

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik menguasai kemampuan berpikir kritis sebagai berikut Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa K1 dan K2 mampu memahami

Gambar. 1 Gaya Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.. 7 Data penelitian tentang kemampuan berpikir kritis siswa di peroleh dari lembar kerja peserta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial konkret, memiliki kemampuan berpikir kritis matematik pada semua indikator yaitu memeriksa kebenaran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 siswa tipe gaya belajar visual ada yang berada pada TKBK 4 sangat kritis dan ada juga yang TKBK 3 kritis, siswa dengan TKBK 3 mampu merumuskan