• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

30 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 3 SD Negeri 4 Monggot sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2012/2013, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Hal tersebut berdampak pada perolehan skor ulangan harian siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang perolehan skornya di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 61,00 sehingga banyak siswa yang mengikuti program remedial. Hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus No Interval kelas Frekuensi Persentase (%) 1 37-41 0 0 2 42-45 1 5 3 46-50 1 5 4. 51-55 1 5 5. 56-60 5 25 6. 61-65 3 15 7. 66-70 5 25 8. 71-75 2 10 9. ≤ 80 2 10 Jumlah 20 100

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui siswa yang memperoleh skor nilai 42-45 ada 1 anak (5%), skor nilai 46-50 ada 1 anak (5%), skor nilai 51-55 ada 1 anak (5%), skor nilai 56-60 ada 5 anak (25%), skor nilai 61-65 ada 3 anak (15%), skor nilai 66-70 ada 2 anak (10%), skor nilai 71-75 ada 2 anak (10%), skor nilai ≤ 80 ada 2 anak (10 %).

Untuk lebih jelasnya data skor pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar 4.1.

(2)

Gambar 4.1 Hasil Nilai Pra Siklus

Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Kondisi Pra Siklus No Ketuntasan

Belajar

Nilai Jumlah siswa

Jumlah Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 61 12 60

2 Tidak Tuntas ≤ 61 8 40

Jumlah 20 100

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki skor kurang dari KKM 61 sebanyak 8 siswa. Dengan demikian ada 8 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 12 anak.

Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2.

(3)

Gambar 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan Prasiklus

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Nilai Tes Pra Siklus

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 78

2 Nilai terendah 45

3 Nilai rata-rata 63,7

Tabel 4.3 hasil nilai tes prasiklus dapat diketahui bahwa nilai tertinggi 78, nilai terendah 45 dengan nilai rata-rata 63,7.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.2.1 Perencanaan Tindakan siklus 1

Siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 13 April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman sejawat untuk menentukan media gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi hubungan keadaan langit dan cuaca.

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan media gambar, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

(4)

Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji siswa berkaitan materi tersebut, untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan. Perencanaan yang dilakukan tersebut telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan siklus 1

Setelah mengadakan pretes, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran indikator 1, mengidentifikasi kondisi cuaca, dan menggambar secara sederhana simbol kondisi cuaca. Urutan kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal guru membuat apersepsi untuk memberikan semangat untuk mengikuti pelajaran dan memberikan informasi tentang materi yang akan disampaikan yaitu tentang kondisi cuaca. Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Siswa difasilitasi gambar kondisi cuaca dan gambar simbol cuaca, siswa menyebutkan nama gambar tersebut, kemudian secara klasikal guru memberikan contoh gambar kondisi cuaca dan siswa berdiskusi untuk mengelompokkan mana kondisi cuaca panas, berawan, cerah dan hujan dan menggambarkan secara sederhana simbol cuacanya. Masing-masing hasil kelompok dibacakan di depan kelas. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil diskusi, kegiatan akhir diisi dengan melakukan tanya jawab dan pemberian tugas latihan.

4.2.3 Hasil Pengamatan Siklus 1

Pengamatan atau observasi dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan. Data dikumpulkan meliputi data perilaku siswa selama proses pembelajaran, penilaian hasil pelaksanaan pembelajaran, aktifitas guru selama pembelajaran

(5)

Guru berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hasil pengamatan observer tentang siswa antara lain adanya beberapa siswa mulai aktif bertanya tentang media yang diperlihatkan, siswa terlihat antusias ingin mengetahui gambar yang diperlihatkan sehingga siswa terlihat begitu bersemangat dalam menyelesaikan tugas kelompok mereka, namun dalam pertemuan 1, guru belum dapat memfasilitasi siswa secara optimal sehingga masih terdapat siswa yang pasif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan lembar pengamatan untuk guru yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik dimana dalam penyampaian materi sudah cukup jelas dan memfasilitasi siswa dengan media gambar selama proses pembelajaran dilaksanakan akan tetapi masih ditemukan belum optimalnya proses pembelajaran karena guru hanya memberikan bimbingan secara berkelompok dan belum melakukan bimbingan secara individual pada siswa yang secara individu mengalami kesulitan dalam memahami media yang digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus 1 No Interval kelas Frekuensi Persentase (%) 1 37-41 0 0 2 42-45 1 5 3 46-50 1 5 4. 51-55 2 10 5. 56-60 2 10 6. 61-65 5 25 7. 66-70 2 10 8. 71-75 4 20 9. ≤ 80 3 15 Jumlah 20 100

Tabel 4.4 siswa yang memperoleh 42-45 ada 1 anak (5%), skor nilai 46-50 ada 1 anak (5%), skor nilai 51-55 ada 2 anak (10%), skor nilai 56-60 ada 2

(6)

anak (10%), skor nilai 61-65 ada 5 anak (25%), skor nilai 66-70 ada 2 anak (10%), skor nilai 71-75 ada 4 anak (20%), skor nilai ≤ 80 ada 2 anak (15 %).

Dari analisa nilai tes pada tabel 4.4 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut:

Gambar 4.3 Hasil Belajar Siklus 1

Hasil tes pada siklus 1 tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat di sajikan dalam bentuk tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus 1 No Ketuntasan

Belajar

Nilai Jumlah

Jumlah siswa Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 61 14 70

2 Tidak Tuntas ≤ 61 6 30

Jumlah 20 100

Tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 61 sebanyak 6 siswa. Dengan demikian ada 6 siswa (30%) yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 14 siswa (70%). Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

(7)

70% 30%

Persentase ketuntasan siklus I

Tuntas Tidak tuntas

Gambar 4.4 Persentase Nilai Ketuntasan Siklus 1

Apabila dianalisa berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Nilai Tes Siklus 1

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 45

3 Nilai rata-rata 66,5

Tabel 4.6 hasil nilai tes siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi 80, nilai terendah 45 dengan nilai rata-rata 66,5.

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik dimana guru sudah menggunakan media gambar dalam melakukan proses pembelajaran sehingga siswa sudah mulai aktif . Hasil pengamatan kinerja guru terlampir. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan pada siklus 2.

4.2.3 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan siklus 1. Perbandingan hasil ulangan prasiklus dan siklus I dapat disajikan dalam tabel 4.7 berikut.

(8)

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Nilai Pra Siklus dan Siklus 1 No Interval kelas Frekuensi Persentase (%) Prasiklus Siklus 1 Prasiklus Siklus 1 1. 37-41 0 0 0 0 2. 42-45 1 1 5 5 3. 46-50 1 1 5 5 4. 51-55 1 2 5 10 5. 56-60 2 2 25 10 6. 61-65 3 5 15 25 7. 66-70 5 2 25 10 8. 71-75 2 4 10 20 9. ≤ 80 2 3 10 15 Jumlah 20 20 100 100

Berdasarkan data perolehan skor ulangan ada peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Sebelum siklus 1 siswa yang mendapat skor 42-45 sebanyak 1 siswa (5%), setelah siklus 1 jumlah siswa masih tetap sebelum siklus 1 sebanyak 1 siswa (5%). Yang memperoleh skor 46-50 sebelum siklus 1 sebanyak 1 siswa (5%) dan sesudah siklus 1 masih tetap sebelum siklus 1 sebanyak 1 siswa (5%). Yang mendapat skor 51-55 sebelum siklus 1 sebanyak 1 siswa (5%), dan sesudah siklus 1 sebanyak 2 siswa (10%). Yang memperoleh skor 56-60 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa (10%), dan sesudah siklus 1 masih tetap sebanyak 2 siswa (10%). Sebelum siklus 1 siswa yang mendapat skor 61-65 sebanyak 3 siswa (15%), dan setelah tindakan siklus 1 mulai meningkat sebanyak 5 siswa (25%). Yang memperoleh skor 66-70 sebelum siklus 1 sebanyak 5 siswa (25%), sesudah siklus 1 sebanyak 2 siswa(10%). Yang mendapat skor 71-75 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa (10%), sesudah siklus 1 meningkat sebanyak 4 siswa (20%). Yang memperoleh skor kurang dari 80 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa (10%), sesudah siklus 1 meningkat sebanyak 3 siswa (15%).

Peningkatan hasil tes formatif siswa antara sebelum dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada diagram batang 4.5

(9)

37-41 42-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 ≤ 80 Prasiklus 0% 5% 5% 5% 25% 15% 25% 10% 10% Siklus 1 0% 5% 5% 10% 10% 25% 10% 20% 15% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% Fr e kue ns i

Perbandingan hasil nilai prasiklus dan siklus 1

Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Prasiklus Dan Siklus 1

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus 2

Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja sama dengan guru kelas untuk menentukan media gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA materi hubungan keadaan langit dan cuaca.

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan media gambar, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji siswa berkaitan materi tersebut dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan.

Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah

(10)

pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 April 2013, yaitu pada hari rabu. Pelaksanaan atau skenario pembelajaran telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun, dimana telah disusun kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pelaksanaan tindakan ini sama dengan pelaksanaan di siklus 1 hanya saja kekurangan dari hasil observasi ada disiklus 1 dilengkapi sehingga bisa mencapai nilai maksimal.

Kegiatan awal, guru menyampaikan salam pembuka, apersepsi dan tanya jawab lisan, menyampaikan tujuan pembelajaran, penguatan kembali dari pembelajaran lalu, dalam kegiatan inti guru menyediakan materi yang disertai dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi sehingga siswa dapat melihat secara langsung gambar yang ditunjukkan guru, guru menjelaskan secara detail satu persatu gambar yang ditampilkan. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan lembar kerja siswa, dimana dalam kegiatan kerja kelompok tersebut siswa melengkapi kalimat dalam bentuk pertanyaan teka teki dan menggambarkan simbol cuaca secara sederhana, guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan diskusi dan menjadi fasilitator. Hasil kerja kelompok disampaikan di depan kelas kemudian didiskusikan secara bersama-sama. Kegiatan akhir guru mengevaluasi hasil kerja siswa, guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan pembelajaran, guru memberikan tes formatif, salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer bahwa tindakan yang dilakukan guru sudah baik dimana guru menguasai materi dan media yang digunakan cukup membantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran dimana guru memfasilitasi siswa dengan materi yang disertai langsung dengan gambar-gambar. Kinerja siswa selama mengikuti proses pembelajaran sudah lebih baik dimana terdapat kerjasama yang baik antar anggota kelompok. Ketika guru memberikan umpan balik berupa pertanyaan-pertanyaan

(11)

siswa sudah tampak aktif dan lebih bersemangat. Siswa sudah menguasai materi dengan baik. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan berupa hadiah bagi kelompok yang terbaik.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Nilai Tes Siklus 2 No Interval kelas Frekuensi Persentase (%) 1 37-41 0 0 2 42-45 0 0 3 46-50 0 0 4. 51-55 0 0 5. 56-60 0 0 6. 61-65 0 0 7. 66-70 6 30 8. 71-75 8 40 9. ≥ 80 6 30 Jumlah 20 100

Tabel 4.8 siswa yang memperoleh skor nilai 66-70 ada 6 anak (30%), sskor nilai 71-75 ada 8 anak (40%), sedangkan yang memperoleh ≥ 80 ada 6 anak (30%).

Dari analisa nilai tes pada tabel 4.8 dapat dibuat diagram batang seperti berikut:

(12)

37-41 42-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 ≥ 80 Siklus 2 0% 0% 0% 0% 0% 0% 30% 40% 30% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Frek u en si

Hasil nilai siklus 2

Gambar 4.6 Hasil nilai tes siklus 2

Hasil tes pada siklus 2 tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Kondisi Siklus 2 No Ketuntasan

Belajar

Nilai Jumlah siswa

Jumlah Persentase (%)

1 Tuntas ≤ 61 20 100

2 Tidak Tuntas ≥ 61 0 0

Jumlah 20 100

Tabel 4.9 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan minimal ada 20 anak. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

(13)

Tuntas Tidak tuntas Ketuntasan 100% 0% 0% 50% 100% 150% fr ek u en si

Gambar 4.7 Persentase Nilai Ketuntasan Siklus 2

Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas III sebanyank 20 siswa, yang sudah tuntas 100% atau 20 siswa, dan yang belum tuntas 0% atau 0 siswa. Adapun bila dianalisa bedasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Nilai Tes Siklus 2

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 70

3 Nilai rata-rata 75,5

Tabel 4.10 hasil nilai tes siklus 2 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi 80, nilai terendah 75 dengan nilai rata-rata 75,5.

4.3.3 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 2 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan skor siswa dari tindakan siklus 1 dan sesudah tindakan siklus 2. Perbandingan hasil ulangan siklus 1 dan siklus 2 dapat disajikan dalam tabel 4.11 berikut ini.

(14)

Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Nilai Siklus 1 dan Siklus 2 No Interval

kelas

Frekuensi Persentase (%)

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2

1. 37-41 0 0 0 0 2. 42-45 1 0 5 0 3. 46-50 1 0 5 0 4. 51-55 2 0 10 0 5. 56-60 2 0 10 0 6. 61-65 5 0 25 0 7. 66-70 2 6 10 30 8. 71-75 4 8 20 40 9. ≤ 80 3 6 15 30 Jumlah 20 20 100 100

Dari tabel 4.11 terlihat jelas bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan media gambar. Skor nilai 61-65 siklus 1 ada 5 siswa (24%), sedangkan siklus 2 nilai siswa sudah melebihi KKM indikator yaitu 61. Skor nilai 66-70 di siklus 1 ada 2 siswa (10%) sedangkan siklus 2, meningkat menjadi 6 siswa (30%). Skor nilai 71-75 siklus 1 ada 4 siswa (20%), meningkat menjadi 8 siswa (40%). Skor nilai ≤ 80 siklus ada 3 siswa (15%), meningkat menjadi 6 siswa (30%).

Perbandingan hasil nilai tes siswa antara siklus 1 dan sesudah siklus 2 dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:

(15)

37-41 42-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 ≤ 80 Siklus 1 0% 5% 5% 10% 10% 25% 10% 20% 15% Siklus 2 0% 0% 0% 0% 0% 0% 30% 40% 30% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Fr eku en si

Perbandingan nilai siklus 1 dan siklus 2

Gambar 4.8 Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2

Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan keseluruhan hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa mulai sebelum tindakan, siklus 1 hingga siklus 2. Berikut disajikan perbandingannya melalui tabel berikut ini

Tabel 4.12

Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2

No Nilai Tuntas Belum tuntas

Jumlah siswa (%) Jumlah siswa (%) 1. Pra Siklus 12 60 8 40 2. Siklus 1 14 70 6 30 3 Siklus 2 20 100 0 0

Dari tabel 4.12 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Sebelum pra siklus, siswa yang tuntas hasil belajar 12 siswa (60%) dan yang tidak tuntas belajar 8 siswa (40%). Pada siklus 1, terjadi peningkatan dimana siswa yang tuntas hasil belajar 14 siswa (70%) dan yang tidak tuntas belajar 6 siswa (30%) dari total 20 siswa, dengan nilai rata-rata pada siklus 1 66,5. Pada siklus 2, peningkatan hasil belajar meningkat mencapai 20 siswa (100%) dari 20 siswa, dengan nilai rata-rata 75,5. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pebelajaran

(16)

dikatan berhasil, karena semua siswa berhasil lulus dari KKM. Berikut disajikan perbandingan jumlah ketuntasan siswa belajar pada siklus 1 dengan siklus 2.

Gambar 4.9Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

4.4 Pembahasan

Kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dikatakan telah terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik, apabila para siswa yang menjadi subjek penelitian telah meningkat hasil belajarnya. Indikator keberhasilan ditunjukkan melalui hasil prasiklus dan siklus I yang meningkat dari nilai rata-rata 63 menjadi 66. Siklus 1 belum dikatakan berhasil karena dari 20 anak ada 9 anak yang belum mencapai KKM, dikarenakan beberapa faktor yaitu belum siapnya guru memahami materi dengan baik sehingga proses pembelajaran belum maksimal, adanya penggunaan media oleh guru yang belum menarik minat dan keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Pelaksanaan siklus 2 dikatakan sudah berhasil karena hasil yang dicapai siswa rata-rata 75 dan nilai setiap siswa sudah diatas KKM. Hal ini dikarenakan guru melakukan kerjasama dengan teman sejawat untuk melakukan perbaikan yang diukur dari refleksi siklus 1 sehingga segala kekurangan di siklus 1 bisa diantisipasi pada pelaksanaan siklus 2.

(17)

Pembelajaran guru sudah cukup baik, materi ajar sudah dipahami dan penggunaan media gambar sudah baik dimana guru menyediakan materi yang disertai dengan gambarnya sehingga gambar yang digunakan guru dapat dilihat jelas oleh siswa, selain itu gambar yang ukurannya kurang besar guru memperlihatkannya secara langsung kepada siswa dengan pergi ke kelompok masing-masing. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk maju kedepan menyelesaikan soal kalimat yang tidak lengkap dimana bertujuan untuk membuat sebuah kesimpulan pembelajaran dan mengukur pemahaman siswa dalam menanggapi pelajaran yang telah disampaikan.

Pada siklus 2 ini tindakan guru sudah baik dan ada perubahan dalam kegiatan pembelajaran dimana siswa lebih aktif dan bersemangat, dengan demikian PTK ini bisa dikatakan berhasil dari segi nilai sudah meningkat dan dari segi penggunaan media gambar pun sesuai karena bisa digunakan untuk beberapa pokok bahasan yang berbeda. Hal ini sesuai dengan teori Malik (1986:87) menyatakan bahwa gambar sebagai media pendidikan akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dah tehnik penggunaan dalam situasi belajar.

Hasil belajar menurut Winataputra (2007:1, 10) merupakan bukti keberhasilan yang dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan khas. Dalam hal ini belajar meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi juga prestasi belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

Gambar

Tabel 4.1  Nilai Tes Pra Siklus  No  Interval  kelas   Frekuensi  Persentase (%)  1  37-41  0  0   2  42-45  1  5   3  46-50  1  5   4
Gambar 4.1  Hasil Nilai Pra Siklus
Gambar 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan Prasiklus
Tabel 4.4  Nilai Tes Siklus 1  No  Interval  kelas   Frekuensi  Persentase (%)  1  37-41  0  0   2  42-45  1  5   3  46-50  1  5   4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

authenticity data. Rapport adalah kunci keberhasilan penyelidikan lapangan. Ini adalah kerana, dengan rapport informan mengizinkan penyelidik menyertai apa saja kegiatan

Selanjutnya, Jadual 4 memaparkan data pemahaman informan terhadap tahap pengetahuan DMK mengenai kata kerja yang menggunakan tangan dan kata kerja yang bukan menggunakan

yang terbentuk pada plat KLT sebagai dasar untuk mengidentifikasi jenis pigmen yang terkandung dalam sampel ( Padina australis).. Pola warna yang terbentuk pada sampel

Prin Prinsip sip yan yang g ada ada dal dalam am konsep etnisiti ini dimajukan atau digunakan dalam membentuk perpaduan konsep etnisiti ini dimajukan atau digunakan

Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur (2012) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 62 Tahun 2012, tanggal 29 Agustus 2012 Tentang : Perubahan Kedua Atas Peraturan

PENGEMBANGAN BISNIS REKREASI (2012-2017) INDOOR DUNIA INDOOR DUNIA FANTASI FANTASI HOTEL PUTRI HOTEL PUTRI DUYUNG DUYUNG REVITALISASI REVITALISASI HAILAI HAILAI (DUFAN LIFESTYLE

Jadi, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendapat siswa mengenai ”Siswa tidak boleh bertumpu pada penggunaan jaringan internet untuk membantu kegiatan sekolah atau pun