• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Paradigma dalam Penelitian Kualitatif

Oleh : Zein Mufarrih Muktaf

Tahun 2016

Definisi paradigma mengacu pada Guba (1990) dalam Denzin dan Lincoln (2009),

adalah sebagai seperangkat kepercayaan dasar yang memandu tindakan.Paradigma berurusan

dengan prinsip-prinsip pertama, atau prinsip-prinsip dasar.

Pada dasarnya paradigma mewakili pandangan tentang dunia, bagi pelaku, sifat

tentang dunia, individu didalamnya, hubungan dengan dunia yang diamati dan

bagian-bagiannya.Selain itu, dalam paradigma penelitian kita selalu mengacu pada tiga elemen

penting; yakni epistimologi, ontologi dan metodologi.Jaring yang memuat premis

epistimologi, ontologi dan metodologi peneliti maka disebut dengan paradigma.

Lalu pertanyaannya adalah bagaimana definisi paradigma secara etimologis ?dengan

kata lain bagaimana definisi paradigma berdasar pada bagaimana cara kita mengetahui

dunia?

Paradigma dalam penelitian dibagi dalam beberapa kategori, mengacu pada konteks

perkembangannya dari tahun ke tahun.Berikut bagan dari berbagai macam paradigma

penelitian ;

Paradigma Penjelasan

Positivisme / post-positivisme

Merupakan paradigma yang sifatnya tradisional.

Bersifat objektif, mengedepankan interpretasi yang sahih, reliable dan objektif. (Metode penelitian ini disebut sebagai era tradisional, dikarenakan posisi peneliti “diluar” untuk menjaga objektifitas). Dalam perkembangannya, muncul post positifivis yang beranggapan bahwa sebuah penelitian tidak akan murni objektif, karena setiap metode mempunyai kelemahan.

Dibeberapa sumber, positivis dan post-positivis dianggap berbeda.

Konstruktivis/interpretive

Sebagai paradigma alternative, mulai berkembang pada era 1950-an.

Meyakini bahwa realitas adalah hasil konstruksi mental yang tidak dapat ditanggap melalui indera, dan merupakan hasil dari pengalaman di sosial yang sifatnya spesifik. Selain itu realita adalah hasil dari sebuah penafsiran individu dalam melihat dunia.

Kritis Melakukan kritik terhadapstruktur kekuasaan yang mendominasi masyarakat melalui ideologi yang beroperasi, pertarungan antar kelas sosial, serta melakukan penggabungan teori dan tindakan untuk melakukan perubahan yang ideal.

(2)

2 Disadur dari Denzin dan Lincoln (2009), Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A (2009).

Sedangkan paradigma dalam sudut pandang teori adalah sebagai berikut(Denzin dan

Lincoln, 2009) ;

Bagan 1 Paradigma

dari pendekatan

teori Posit ivisme dan post -postivism e

konstrukt ivisme

Fenim inisme

Etnic M odels M arxis m odels

(3)

3 Jika Denzin dan Lincoln melihat paradigma dalam konteks historis, paradigmdalam

bangunan besar serta paradigma dalam bangunan teori, maka EM Griffin dalam bukunya

memetakan bangunan paradigma yang lebih sederhana;

Objektive Intepretive

Sesuatunya dilihat dari sudut pandang

objektif (peneliti sebagai outsider). Teori

membutuhkan sebuah validasi. Tidak cukup

hanya mengidentifikasi sebuah teori untuk

diterapkan dalam sebuah situasi sosial.

Sebagai sebuah ilmu, diperlukan sebuah tes

yang objektif untuk menemukannya, jikalau

memungkinkan hal tersebut salah.

Sesuatu dilihat dari sudut pandang keunikan

individu dalam masyarakat. Sebuah keunikan

atau keganjilan dalam fenomena sosial

menjadi objek observasi untuk melihat

situasi yang mungkin adalah hal baru

(menjadi pandangan yang berbeda dalam

masyarakat).

Table 2

Sumber : EM Griffin (2003)

Walaupun paradigm secara berbeda dipaparkan oleh EM Griffin, namun secara

konteks adalah sama. Posisi objektif dalam Lenzin dan Lincoln (2009) adalah perspektif

dalam cara pandang paradigma positifistik. Sedangkan intepretive adalah cara pandang era

penelitian kualitatif di era pasca Kolonial dan Perang Dunia II. Cikal bakalnya adalah kritik

dari para ilmuwan antropologi yang kemudian menelorkan etnografi baru. Munculnya

pendekatan interpretive membuka jalan pelibatan pendekatan yang lain seperti heurmenetik,

semiotika, cultural studies dan sejenisnya.

Paradigma Objektif dan Intepretive dalam Griffin, pada tujuannya untuk

menyederhanakan peta 7 tradisi ilmu komunikasi yang terbagi dalam tradisi objektif dan

tradisi interpretive.

(4)

4 DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, John W, (2014), Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, (Penerjemah Ahmad Lintang Lazuardi), Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Denzin, Norman K, dan Lincoln, Yvonna S, (2009), Handbook of Qualitative Research, (diterjemahkan oleh Dariyatno dkk), Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Griffin, EM (2003), AFirst Look at Communication Theory, Boston, The McGraw Hill

LittleJohn, Stephen W dan Foss, Karen (2005), Theories of Human Communication: Eighth

Edition, Thomson, USA.

(5)

5 Yin, Robert, k, 2006, (Terj), Studi Kasus, Desain dan Metode, (Penerjemah M. Djauzi

Referensi

Dokumen terkait

sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan

Analisis pada sistem informasi kehadiran pada PT Time Excelindo dapat menggunakan beberapa pendekatan yaitu analisis kelemahan pada sistem lama, analisis kebutuhan

Fenotip adalah penampilan (dalam bentuk karakter fisik, biokimia, fisiologi, dll) dari suatu individu tanaman yang merupakan hasil dari pengaruh genotip dan lingkungan..

Rangkaian ekuivalen transformator dua belitan yang besarannya telah dipindahkan ke sisi primer Pada transformator daya, arus yang mengalir pada cabang simpangnya

14 Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan siswa untuk menyajikan/mengemukakan argumen terkait dengan cara

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penurunan kadar kandungan dalam limbah industri songket menggunakan adsorben dari karbon aktif dengan bahan

kehidupan komunitas-komunitas yang tumbuh karena olahraga enduro ini, dan perancangan dengan topik motor trail dalam bentuk buku esai fotografi juga belum ada.. Jadi

Pada Tugas Akhir ini membahas mengenai model persediaan suku cadang dengan mempertimbangkan peluang stockout yang terjadi pada kasus backorder dan lost sales untuk