• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ETIKA PENELITIAN untuk kuliah Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah ETIKA PENELITIAN untuk kuliah Pe"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Makalah:

Etika penelitian

Disusun oleh:

Nama/ NIM : Radhiati/ 25131786-2

Konsentrasi : Pendidikan Islam

Kelas & unit : B/ PAI-2

Mata kuliah : Metodologi Penelitian dan Penulisan Tesis

Dosen pembimbing:

Dr. Inayatillah, MA.

PROGRAM PASCASARJANA UIN AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah, baik itu skripsi, tesis, maupun disertasi, maka tidak luput dengan yang namanya penelitian ilmiah, apakah itu dilakukan di lapangan atau di dalam pustaka. Salah satu hal yang paling penting ketika melakukan penelitian adalah dalam hal pengumpulan data atau pun sampel, karena dalam hal ini seorang peneliti memerlukan interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Jadi yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah suatu tata krama dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.

Tidak hanya dalam bersosialisasi dengan masyarakat saja dibutuhkan etika, ketika seorang peneliti mencari sumber pustaka pun wajib memiliki etika penelitian, dimana si peneliti disini harus membubuhkan sumber rujukan atau kutipan yang dia ambil. Ini semua untuk menghindari dengan yang namanya menjiplak atau plagiat milik orang lain tanpa menyebutkan sumbernya, dan seolah-olah itu karangan asli dari peneliti/penulis itu sendiri yang menulis, meneliti atau yang mengerjakannya. Sehingga disinilah diperlukan dengan yang namanya kode etik dalam penulisan karya ilmiah.

Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan.1 Sebelum menulis tesis, seorang mahasiswa ataupun mahasiswi diwajibkan untuk melakukan pengumpulan data dengan memilih tekhnik penelitian (kualitatif atau kuantitatif) yang telah dipilihnya sendiri sesuai dengan judul tesisnya tersebut. Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau pengumpulan data dilakukan yang berhubungan dengan masyarakat. Sudah tentu harus mengikuti segala norma ataupun etika dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, seorang peneliti dalam meneliti serta mengumpulkan data harus dan diwajibkan memiliki juga menjunjung tinggi etika

(3)

penelitian, karena dengan adanya etika tersebut maka si peneliti akan dengan mudah bersosialisasi dan berhubungan dengan responden. Sehingga data yang diinginkan pun dapat terkumpul sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai etika, maka penulis ingin memaparkan beberapa hal menyangkut dengan “Etika Penelitian” yang berhubungan dengan mata kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Tesis. Semoga pemaparan dan penjelasan yang singkat ini berguna serta bermanfaat bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Apa latar belakang seseorang melakukan penelitian?

2. Apakah yang dimaksud dengan etika penelitian?

3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan persoalan dan etika penelitian? 4. Apa sajakah yang termasuk point/butir-butir penting etika penelitian?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Latar belakang/sebab melakukan penelitian.

2. Arti dari etika penelitian.

3. Persoalan dan etika dalam penelitian ilmiah. 4. Butir-butir penting etika penelitian.

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Seseorang Melakukan Penelitian

Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau pengumpulan data dilakukan yang berhubungan dengan masyarakat. Namun, sebenarnya untuk apa kita melakukan penelitian?, dan apa manfatnya untuk kita akan penelitian tersebut? Menurut Sukmadinata ada empat sebab yang melatarbelakangi orang melakukan penelitian:2

(4)

Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Banyak hal yang tidak diketahui, dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan bagi dirinya.

Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau cariousity. Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti dan para pemimpin dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.

Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan kesulitan baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta dilingkungan kerjanya. Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan penjelasan, pemecahan dan penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat segera dipecahkan. Masalah-masalah yang pelik, sulit dan kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.

Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya.

Berdasarkan dari latar belakang di atas sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Dari hasil penelitian tersebut maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk itulah, dalam kerangka menjaga kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk mencegah timbulnya berbagai persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka persoalan etika menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan dalam penelitian.3

Etika disini memiliki beberapa manfaat tersendiri, antara lain:4

3 Taman Firdaus, Etika dalam Penelitian, http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

(5)

1) Membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat

2) Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih memadai dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.

3) Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian

Dengan mengetahui manfaat dari etika tersebut, maka diharapkan supaya kita sebagai peneliti dapat memperhatikan dan mengikuti hal-hal yang erat kaitannya dengan tata krama dan aturan dalam suatu norma masyarakat yang kita teliti.

Pada penelitian klinis/mendetail yang melibatkan manusia, terdapat tiga prinsip etika yang harus diperhatikan yaitu:5

1. Prinsip menghargai individu, prinsip ini dijalankan dengan memberikan informed consent6pada subjek penelitian.

2. Menjaga subjek penelitian yang memiliki keterbatasan dalam membuat keputusan dan tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan.

3. Prinsip menjaga kerahasiaan. Prinsip tersebut didasarkan kepada bahwa manusia bukan merupakan sumber data yang pasif, tetapi manusia memiliki hak dan kenyamanan/kesejahteraan yang harus dihormati.

B. Arti dari Etika Penelitian

Menurut Setiawan,7 etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun agama.

5

Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs http://caramudahbuatskripsi.blogspot. com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi-etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

6 Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan subjek penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.

(6)

Etika mengandung tiga pengertian:8

1. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.

3. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat.

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral. Moral berasal dari kata latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti kebiasaan, adat. Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja bahasa asalnya yang berbeda. Istilah etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.9

Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).10

Jadi dapat disimpulkan bahwa, etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.

8 Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 29.

9Dirgantara Wicaksono, Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs: http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25 Maret 2014.

(7)

C. Persoalan dan Jenis-jenis Etika Penelitian

1) Persoalan etika penelitian

Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya. Semua metode ini pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang/subjek penelitian. Pada orang-orang yang hidup dalam masyarakat biasanya ada sejumlah peraturan, norma agama, nilai sosial, hak dan nilai pribadi, adat kebiasaan, tabu, dan semacamnya, yang hidup dan berada di antara mereka. Adapun persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut. Jika hal ini terjadi, maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan semacamnya dapat diramalkan akan datang, akibatnya besar sekali pengaruhnya pada kemurnian pengumpulan data. Karena itulah peneliti hendaknya menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budayanya sendiri.11

Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, karena hanya dengan hubungan itulah peneliti dapat melihat dunia di sekeliling subjek penelitian dengan menggunakan kacamata subjek penelitian. Maka memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting.12 Apalagi dalam penelitian kualitatif ini, selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara (interview) kepada orang-orang yang ada disekitarnya, yang bertujuan supaya peneliti dapat menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam melakukan studi

11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 134.

(8)

pendahuluannya, dan juga untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.13

Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan orang sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun. Berbicara tentang etika dalam pengamatan ini, maka menjadi anggota

kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi dipandang sebagai

peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya. Dengan tindakan tersebut tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para subjeknya, maka peneliti akan memperoleh pengalaman tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan subjeknya itu sendiri, sehingga peneliti akan makin membaur dengan kehidupan subjeknya tersebut.14

Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan agar mengikuti beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Maleong15 antara lain:

1. Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu diperhatikan karena apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan bagian dari proses lapangan itu sendiri.

2. Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang akan memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi izin setidaknya dapat menganjurkan berkunjung kepada seseorang yang disarankannya.

3. Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada hari pertama berada di lapangan. Persingkat kunjungan pertama sekitar satu jam atau kurang, untuk berkenalan dan memperoleh gambaran umum, sesudah selesai kunjungan lalu buatlah segera catatan lapangan. Jika kunjungannya lama maka di mungkinkan akan mempersempit waktu dan untuk mencatat hal-hal di lapangan.

13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), hal. 72-73.

14 Julia G. Crane & Michael V. Angrosino, Field Projects: A Student Handbook, edisi kedua, (Illinois: Waveland Press Inc., 1998), dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian…., Hal. 164-165.

(9)

4. Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan khusus tapi ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan tunjukkan perhatian serta kesungguhan dalam meneliti.

5. Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya tersenyum dan tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan saling bertegur sapa dengan orang-orang ketika bertemu, dan jadilah peneliti yang tidak suka berperilaku agresif.

Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat bermanfaat bila mahasiswa sebagai peneliti tersebut dilatih dengan bimbingan dosen, karena dialah yang nantinya akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif.

2) Jenis-jenis etika penelitian

Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah), pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma:16

• Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat

• Norma hukum; bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi

• Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian

Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins17 menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut:

1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang berwenang.

2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian. 3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.

4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes.

16http://fortuneowner,op. cit., …..

(10)

5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.

6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila di ijinkan.

7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.

8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.

9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.

10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-lain. 11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.

12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas, sebelum penelitian berlangsung.

13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan tidak boleh di veto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.

14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.

Dalam bisnis pun diperlukan adanya perilaku etis dari para pelakunya dalam melakukan riset/penelitian. Perilaku etis yang dimaksud artinya perilaku yang mengacu kepada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang dirugikan. Ada beberapa etika bagi peneliti bisnis yang perlu diperhatikan dan bisa jadi etika ini dapat dipakai untuk penelitian lainnya. Ke empat macam etika dalam bisnis tersebut antara lain:18

(11)

1. Etika peneliti pada responden; dalam melakukan pengumpulan data, hak-hak responden harus dilindungi, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan baik secara fisik maupun mental. Jika peneliti berhubungan langsung dengan responden maka harus dijelaskan secara langsung tujuan dan manfaat-manfaat yang akan didapat dari studi ini sehingga responden maklum. Selain itu harus diingat pula bahwa hak atas kebebasan pribadi, misalnya orang mempunyai hak untuk menolak diwawancarai, sehingga peneliti harus meminta izin terlebih dahulu.

2. Etika peneliti pada klien; dalam suatu riset berdasarkan pertimbangan-pertimbangan etis, klien ingin identitasnya tidak diketahui (misalnya dalam melakukan riset pasar suatu produk baru) sehingga identitasnya tidak ingin diketahui oleh pesaing, maka peneliti harus menghargai keinginannya dan membuat rencana yang menjaga identitas kliennya.

3. Etika peneliti pada asisten; peneliti biasanya dibantu oleh para asisten peneliti dan tidak etis jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya melakukan wawancara langsung di tempat yang kurang aman sehingga bisa terancam secara fisik, akibatnya dapat saja asisten memalsukan instrument penelitian. Seharusnya peneliti menyediakan fasilitas lain yang membuat asisten merasa aman. Peneliti juga harus menuntut perilaku etis dari para asisten. Perilaku asisten adalah di bawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika ia berbuat curang maka yang bertanggung jawab adalah peneliti, sehingga semua asistn selain diberi pelatihan dan supervisi yang baik juga diberi bekal mental yang kuat untuk tidak melakukan tindakan penyelewengan.

(12)

peneliti yang dapat dibujuk oleh klien ini hendaknya dapat menolak ajakan tersebut dan memutuskan kontrak dengan klien yang ini selamanya.

D. Point-point Penting dalam Etika Penelitian

Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika penelitian meliputi butir-butir berikut:19

1) Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.

2) Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.

3) Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

4) Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.

5) Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.

6) Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); Memperhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan menggunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada riset Anda.

(13)

7) Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.

8) Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke pelbagai media (jurnal, seminar).

9) Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.

10) Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.

11) Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.

12) Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah. 13) Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan

pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf pakar.

14) Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait dengan penelitian Anda.

15) Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.

(14)

diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian medis).

Demikian beberapa point/butir-butir penting diatas mengenai etika penelitian yang harus diikuti oleh seorang peneliti ketika terjun ke suatu masyarakat tempat ia melakukan penelitian, karena dengan merancang rencana yang baik maka akan di dapat pengumpulan data yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.

BAB III KESIMPULAN

Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan.

Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.

Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.

Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.

(15)

Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan supaya penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan.

Etika penelitian mencakup: Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian, keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang terpercaya, pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja, tanggung jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student Handbook, edisi kedua. Illinois: Waveland Press Inc.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya Ilmiah.

Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York: Oxford University Press.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(16)

Sumber Rujukan dari Internet:

Haery as-Sazali, Etika dalam Melakukan Sebuah Penelitian, http://kampungsharing. blogspot.com/2012/06/etika-dalam-melakukan-sebuah-penelitian.html.diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014

Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs http://caramudahbuatskripsi.blogspot. com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi-etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

Dirgantara Wicaksono, Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs: http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25 Maret 2014.

http://fortuneowner.wordpress.com/2009/02/21/etika-penelitian/diunggah hari Selasa 18 Maret 2014

http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

http://id.wikipedia.org/w/ Tesis. Diunggah hari Selasa 18 Maret 2014.

http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Bukankah tadi Bungsu yang ingin ikut ke sungai?” Kakak sulung berkata pada ibu dengan nada tidak senang.. Ia merasa ibu selalu menyalahkan mereka jika ada apa-apa

Seseorang yang menginginkan masa depan yang baik tidak akan merasa puas dengan keadaannya sekarang, ia akan selalu membuat situasi yang lain yang lebih baik, sehingga

Penulis ingin meneliti lebih lanjut apakah service recovery yang diberikan pihak hotel telah membuat konsumen merasa puas sehingga occupancy hotel selalu penuh

didalam iklim organisasi yang positif, karyawan merasa lebih ingin melakukan pekerjaannya melebihi apa yang telah disyaratkan dalam uraian pekerjaan dan akan

Hal ini terjadi selama periode pada saat terjadinya reorgenerasi, termasuk adanya pergantian pimpinan baru. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia

re-traumatisasi seringkali bisa menjadi lebih buruk jika penyintas (perempuan) merasa ia perlu untuk mendeskripsikan apa yang terjadi kepada seseorang, yang secara fisik

Seseorang yang menginginkan masa depan yang baik tidak akan merasa puas dengan keadaannya sekarang, ia akan selalu membuat situasi yang lain yang lebih baik, sehingga

kependidikan lainnya sebagai pelaksanaan pengapdian profesi guru. Sasaran yang ingin dicapai.. Menangani berbagai perilaku yang menyimpang dari Kode Etik Guru