• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI tentang hubungan antara persepsi den

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KTI tentang hubungan antara persepsi den"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan lingkungan semakin dirasakan oleh manusia baik pada tingkat global sampai ke tingkat lokal. Gejala kerusakan lingkungan dapat disaksikan baik secara langsung atau tidak langsung. Pada tingkat global sudah tampak adanya gejala perubahan iklim global sebagai akibat menipisnya lapisan ozon, dan diperkirakan akan bepengaruh terhadap ekosistem permukaan bumi. Sebaliknya pada tingkat lokal telah banyak kasus-kasus kerusakan lingkungan sebagai akibat ulah aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya lingkungan di luar batas daya dukung alam. Dampak yang dirasakan bukan hanya bersifat lokal akan tetapi dapat meluas secara global/internasional.

(2)

sejauh mana proses terjadinya bencana, gejala terjadinya bencana alam serta tingkat bahaya yang ditimbulkannnya agar semua masyarakat memiliki persepsi yang sama tentang penangulangan bencana alam dan berpartisipasi dalam penanggulangan bencana. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan besarnya kerugian dalam bencana alam yaitu kurangnya pemahaman tentang karakteristik bencana, sikap dan perilaku yang menunjukan ketidaksiapan atau ketidakberdayaan menghadapi bencana.

Sebagian besar penduduk Indonesia memang memiliki persepsi yang kurang terhadap penanggulangan bencana alam sehingga partisipasi mereka terhadap penanggulangan bencana alam pun kurang optimal. Salah satu upaya pemerintah memberikan pendidikan penanggulangan bencana alam pada masyarakat adalah memasukan kurikulum penanggulangan bencana alam ini pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Hal ini disebabkan persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup juga sangat beragam termasuk diantaranya penanggulangan bencana.

(3)

Berdasarkan tujuan di atas jelas terlihat bahwa tujuan dari pendidikan Lingkungan Hidup bukan hanya pada pencapaian hasil belajar secara kognitif saja melainkan juga termasuk di dalamnya sikap dan perilaku siswa. Sehingga pengetahuan tentang penanggulangan bencana alam pada siswa akan turut mewarnai persepsi siswa terhadap penanggulangan bencana alam serta partisipasinya dalam penanggulangan bencana.

Berdasarkan hasil pengamatan MTs. Negeri Singaparna terletak di wilayah yang berdekatan dengan daerah Cigalontang, daerah yang pernah mengalami kerusakan terparah sewaktu bencana alam gempa menimpa wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini menunjukan bahwa dibutuhkan persepsi yang sama tentang upaya penanggulan bencana alam termasuk juga pada persepsi siswa, sehingga dengan adanya persepsi yang baik terhadap penanggulangan bencana alam akan membantu meningkatkan tingkat partisipasinya dalam penanggulangan bencana alam tersebut.

Partisipasi berarti ikut sertanya sesorang baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak dari gagasan, perumusan kebijakan hingga pelaksanaan program. Jenis partisipasi yang dilakukan itu berbeda-beda, mulai partisipasi secara fisik maupun secara non fisik. Jenis partisipasi bisa berupa partisipasi buah pikiran, tenaga, harta benda dan partisipasi keterampilan.

(4)

Penanggulangan Bencana Alam (Studi pada Siswa Kelas IX MTs Negeri Singaparna Kabupaten Tasikmalaya)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan partisipasinya dalam penanggulangan bencana?

C. Tujuan Penelitian

(5)

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Persepsi Siswa tentang Penanggulangan Bencana Alam

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Kata persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1061 ) berarti : 1) tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan, 2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Sedang Slameto (2010:102) mengemukakan persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera.

(6)

Indonesia merupakan wilayah luas yang terletak pada garis khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup tinggi. Oleh karena itu sangat diperlukan pengelolaan dalam penanggulangan bencana.

Mitigasi bencana atau manajemen bencana menurut Ramli (2010 :11) adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban dan kerugian yang ditimbulkannya. Istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana alam yang dapat dilakukan sebelum bencana alam itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Mitigasi bencana alam mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui, proses perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui dan proses perencanaan untuk respon terhadap bencana alam yang betul-betul.

Menurut Ramli (2010 :31) tahapan dalam mengahadapi bencana ada tiga tahapan yaitu :

(7)

pembangunan fisik, penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadi ancaman bencana. Mitigasi bencana dilakukan melalui pendekatan teknis,pendekatan manusia dan pendekatan administratif serta pendekatan kultural.

2. Saat kejadian bencana terdiri dari tahapan tanggap darurat dan penagggulangan bencana. Tanggap darurat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat kejadian bencana untuk menanggapi dampak buruk yang ditimbulkan.

3. Pasca Bencana terdiri dari tahapan rehabilitasi dan rekontruksi. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik pada tingkat yang memadai setelah terjadi bencana. Sedangkan rekontruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana pada wilayah bencana.

Persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam (mitigasi bencana) dapat berupa proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera tentang kejadian kesiapsiagaan prabencana, saat bencana, dan pasca bencana. Prabencana alam berupa kesiapsiagaan atau upaya memberikan pemahaman pada penduduk untuk mengantisipasi bencana alam melaui pemberian informasi, peningkatan kesiagaan kalau terjadi bencana alam serta langklah langkah untuk mempercil resiko bencana. Pada saat kejadian berupa tanggap darurat yaitu upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana alam untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan terutama berupa penyelamatan korban, harta benda,evakuasi dan pengungsian. Pasca bencana alam berupa pemulihan, rehabilitasi dan pembangunan.

(8)

mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus terhadap sesuatu obyek melalui panca-inderanya (penglihatan, pendengaran, peraba, dan pencium) mengenai penanggulangan bencana. Adapun indikator dalam persepi penanggulangan bencana alam adalah (1) persepsi tentang pengertian penanggulangan bencana, (2) persepsi tentang penanggulangan pra bencana, (3) persepsi tentang penanggulangan ketika dan pasca bencana. B. Partisipasi Siswa dalam Penanggulangan Bencana Alam

Secara etimologi, partisipasi berasal dari bahasa Inggris ”participation” yang berarti mengambil bagian/keikutsertaan. Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dijelaskan “partisipasi” berarti: turut berperan serta dalam sesuatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.

Hamidjoyo (1978) mengemukakan bahwa jenis partisipasi yang dilakukan masyarakat itu berbeda-beda. Jenis partisipasi yang disumbangkan oleh masyarakat itu dapat diperinci sebagai berikut: (1) Partisipasi buah pikiran, yaitu menyumbangkan buah pikiran pengalaman, pengetahuan dalam pertemuan pertemuan seperti ajang sono atau rapat; (2) Partisipasi tenaga, dalam berbagai kegiatan yang yang tujuannya untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain dan sebagainya; (3) Partisipasi harta benda, yang diberikan oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk perbaikan dan pembangunan desa pertolongan bagi orang lain dan sebagainya; (4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri; (5) Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda paguyuban seperti ikut arisan, koperasi dan lain-lain.

(9)

dalam membantu upaya untuk penanggulangan bencana. Adapun indikator untuk partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana alam adalah (1) Partisipasi buah pikiran,(2) Partisipasi tenaga, (3) Partisipasi harta benda, 4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran.

(10)

METODE PENELITIAN

A. Sampel dan Sumber Data

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Negeri Singaparna yang berjumlah 110 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Total Sampling yaitu kesemua anggota populasi dijadikan sampel penelitian, yang mana jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 orang.

Tabel 1.

Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas

Jumlah Siswa

1 Kelas IX A 27

2 Kelas IX B 26

3 Kelas IX C 27

3 Kelas IX D 30

JUMLAH 110

B. Variabel

Dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat): Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap penanggulangan alam (X) sedangkan variabel terikatnya adalah partisipasi siswa dalam penanggulangan alam (Y).

C. Instrumen Penelitian

(11)

yang diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5, Sesuai (S) diberi skor 4,Kurang Sesuai (KS) = 3, Tidak Sesuai (TS) = 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1, sedangkan Untuk butir un favorable skor yang diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2,Kurang Sesuai (KS) = 3, Tidak Sesuai (TS) = 4, Sangat Tidak Sesuai (STS) = 5.

2. Angket partisipasi siswa dalam Penanggulangan Bencana Alam dengan indikator : (1) Partisipasi buah pikiran, (2) Partisipasi tenaga, (3) Partisipasi harta benda, (4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran. Siswa diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan, yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), pernah (P) dan tidak pernah (TP), yang sesuai dengan aktifitas siswa. Setiap respon mendapat nilai sesuai dengan arah dari pernyataan yang bersangkutan.

D. Uji Coba Instrumen Penelitian

Kuesioner ini akan diuji cobakan pada responden yang bukan anggota sampel penelitian yaitu pada siswa kelas IX MTs. PSA Miftahul Falah Sindangsono Cigalontang, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan anggota sampel yang akan diteliti sebenarnya. Syarat minimal untuk dapat dianggap valid adalah rhitung lebih besar daripada rtabel. Instrument penelitian ini sebelumnya diuji kelayakan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1). Validitas

(12)

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik. Menurut Sugiyono (2003:273) data yang terkumpul diuji dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.

r hitung = koefisien korelasi

X1 = Jumlah skor item

Y1 = jumlah skor total nilai seluruh item n = jumlah responden

(13)

Untuk hasil uji coba angket partisipasi dalam penanggulangan bencana kepada 30 responden yang terdiri dari 40 butir pernyataan, pertanyaan terdapat 3 pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor 27,30,40 karena harga rxy < 0,361. Selanjutnya untuk 37 pernyataan yang lain memiliki harga rxy > r tabel = 0,361 untuk α = 5% dengan n = 30 digunakan sebagai instrumen penelitian . Dengan demikian 37 butir pernyataan tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

2) Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas suatu instrumen dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir atau item pertanyaan dengan teknik consistency, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir atau pertanyaan yang ada hanya satu kali. Adapun rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012 : 132):

r11 =

[

n

n−1

]

[

1−

σi2

σi2

]

Keterangan :

r11 = Reliabilitas angket yang dicari n = Banyaknya item dalam angket

σi2 = Varian total

σi2 = Jumlah varian skor tiap item

(14)

E. Analisis Data

Teknik analisis data penelitian dalam penelitian ini menggunakan dengan analisis korelasional. Sebelum melaksanakan analisis korelasional akan dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji linieritas.

1. Pengujian normalitas

Analisis data menggunakan SPSS dengan pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov yang dipadukan dengan kurva Normal Q-Qplots. Dengan ketentuan pengujian jika probabilitas atau Asymp (2-tailed) lebih besar dari level of significant (α) maka data berdistribusi normal. Sedangkan menurut Santoso dalam Sujianto, Agus Eko (2009:78) jika Sig atau signifikasi nilai probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal (simetris). Sehingga seperti yang dikemukakan Oleh Sujianto, Agus Eko (2009:83) pedoman pengambilan keputusan normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 16.0 adalah :

 Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidak normal,

 Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.

(15)

yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier.

3. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, yaitu

X

Uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya.

(16)

Ho = ρxy = o Ha = ρxy >o

Dengan kriteria pengujian jika r-hitung > r-tabel maka Ho ditolak. Pengujian jika r-hitung < r-tabel maka Ho diterima Untuk mengetahui signifikansi korelasi digunakan rumus uji-t.

t = r √ n . 2 √ 1. r2

Dengan kriteria pengujian :

jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam (X)

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 110 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukkan bahwa skor data tertinggi adalah 175 dan skor data terendah adalah 66. Rata-ratanya sebesar 132,245 dengan standar deviasi 26,664.

(17)

kategori sedang, karena memiliki nilai rata-rata 132,245 lebih besar dari skor minimum di tambah dua kali standar deviasi yaitu 119,328.

Tabel 2.

Pengkategorian Data Persepsi Siswa tentang Penanggulangan Bencana Alam

N o

Rentang Skor Kategori Harga

1 X´ >skor min + 4 SD Sangat Baik X´ > 172,656

2 X´ > skor min + 3 SD Baik X´>¿ 145,992

3 X´ > skor min + 2 SD Sedang X´ > 119,328

4 X´<¿ skor min + 2SD Rendah X´ < 119,328

Ket : X´ = 132,245 sehingga termasuk ke dalam kategori rendah

Berdasarkan data hasil analisis SPSS 16.0 maka histogramnya dapat disajikan dalam grafik (Gambar 1.)

Gambar 1. Histogram Persepsi Siswa tentang Penanggulangan Bencana Alam

Untuk analisis gambar histogram persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam di atas terlihat bahwa rata-rata yang diperoleh sebesar 132,245 standar deviasi sebesar 26,664 dengan jumlah responden sebanyak 110 orang. Selain data tersebut kita juga memperoleh nilai maksimum 175 dan nilai minimumnya sebesar 66.

(18)

yang memiliki persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan kategori sangat baik ada 2 orang (1,82%); yang memiliki persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan kategori baik ada 33 orang (30%) yang memiliki persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan kategori sedang ada 38 orang (34,54%) dan yang memiliki persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan kategori rendah ada 37 orang (33,64%).

2. Partisipasi Siswa dalam penanggulangan bencana alam (Y)

Data angket partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam yang diperoleh dari sampel penelitian yang berjumlah 110 orang. Data hasil uji coba kemudian diolah oleh SPSS 16.0 sehingga diperoleh skor data tertinggi adalah 175 dan skor data terendah adalah 52. Rata-rata sebesar 126,454 dengan standar deviasi 32,297. Untuk mengetahui kategori data hasil penelitian maka kita bandingkan dengan pedoman pengkategorian. Adapun indikator untuk partisipasi siswa dalam penanggulangan alam adalah : (1) Partisipasi buah pikiran, (2) Partisipasi tenaga, (3) Partisipasi harta benda, (4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran. Partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam termasuk ke dalam kategori sedang, karena memiliki nilai rata-rata 126,454 lebih besar dari skor minimum ditambah dua kali standar deviasi ( X´ memiliki nilai > skor Min + 2 SD) yaitu 116,594.

Tabel 4.

(19)

N o

Rentang Skor Kategori Harga

1 X´ >skor min + 4 SD Sangat Baik X´ > 181,188

2 X´ > skor min + 3 SD Baik X´ >¿ 148,89

3 X´ > skor min + 2 SD Sedang X´ > 116,594

4 X´ <¿ skor min + 2SD Rendah X´<¿ 116,594 ´

X=¿ 126,454 sehingga termasuk kategori sedang

Berdasarkan data, maka histogram partisipasi terlihat pada (Gambar 3.) di bawah ini.

Gambar 3. Histogram Partisipasi Siswa dalam Penanggulangan Bencana Alam

Untuk analisis gambar histogrampartisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam di atas terlihat bahwa rata-rata yang diperoleh sebesar 126,454 standar deviasi sebesar 32,297 dengan jumlah responden sebanyak 110 orang. Selain data tersebut kita juga memperoleh, nilai maksimum 175 dan nilai minimumnya sebesar 52.

(20)

yang memiliki partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam dengan kategori sedang ada 51 orang (46,37%) dan yang partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam dengan kategori rendah ada 21 orang (19,09%).

B. Uji Hipotesis

a. Hubungan antara persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam (X ¿ dengan partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam (Y)

Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam (X) denganpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam (Y) untuk hipotesis ini maka disusun hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : ρxy = 0, Ha : ρxy ≠0

(21)

bencana alam (X1) dengan partisipasi siswa dalam dalam penanggulangan bencana alam (Y) linier atau tidak.

Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas di atas dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 35,040 + 0,691 X 1 adalah signifikan dan linier. Secara grafik terlihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Partisipasi Y

Gambar 4. Grafik Hubungan anatara Persepsi Siswa tentang Penanggulangan Bencana Alam (X1) dengan Partisipasi Siswa dalam Penanggulangan Bencana Alam (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,503 yang berarti terdapat hubungan sedang, antara persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam ( X1 ) dengan partisipasi dalam

penanggulangan bencana alam (Y).

Untuk koefisien determinasi R2 = 0,253 ini berarti terdapat hubungan persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam ( X1 ) dengan

(22)

penanggulangan bencana alam dapat dijelaskan oleh persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam dengan partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,503 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 25,3%, artinya bahwa persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam memberikan kontribusi sebesar 25,3% terhadap partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana alam. Semakin baik persepsi siswa tentang penanggulangan bencana alam maka akan semakin baik partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana alam.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

(23)

2. Bagi peneliti berikutnya, hendaknya mengembangkan faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana, sehingga optimalisasi partisipasi siswa dalam penanggulangan bencana dapat dilakukan.

PUSTAKA PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Atkinson, R. C., dan E.R. Hilgar. (1991). Pengantar psikologi, diterjemahkan oleh Nurjanah Taufik dan Rukmini. Barhana. Jakarta : Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Gibson JL. Ivancevich JM dan Donnelly, JH. (1994). Organisasi : Perilaku-Struktur-Proses. Jakarta : Erlangga.

Hamidjoyo, Santoso. (1978). Pendidikan Masyarakat 1. Bandung : Ganaco. KBBI.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Ramli, Soehatman (2010) Manajemen Bencana. Jakarta : Dian Rakyat.

Ruch, Floyd L. (1967). Psychology and Life, 7 Edt. Scott. Atlanta : Foresman and Company.

Slameto. (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.Pengkategorian Data Persepsi Siswa tentang Penanggulangan
Gambar 3.  Histogram Partisipasi Siswa dalam Penanggulangan Bencana
Gambar 4.  Grafik Hubungan anatara Persepsi Siswa tentang Penanggulangan

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN WORKSHEET DAN PROBLEMSHEET BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MULTIMODUS REPRESENTASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA Universitas

Pada kurikulum di kelas Taman 3 pada aspek membaca,anak harus dapat membaca kata dan kalimat sederhana. Sesuai kurikulum yang ada di kelas Taman 3 tersebut, siswa mampu

[r]

For instance, treatment 2 presents a respondent with the challenge of competing with three specific strategic priorities (unique products, developing new products, and

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Pekerjaan Pengadaan Bantuan Langsung Benih Unggul Padi Non Hibrida Nomor : 325/Pan_PBJ/APBD/VIII/2012 Tanggal 24 Agustus 2012

Hakikat persiapan manusia wirausaha adalah dalam segi penempaan karakter wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan manusia wirausaha terletak pada penempaan semua daya

The following research proposition is examined: firms that make a higher level of commitment in adopting a more com- prehensive array of JIT practices experience greater benefits in

250.000,00 Belanja Modal Pengadaan Buku Ilmu Politik Dan Ketatanegaraan... PROGRAM PENINGKATAN SISTEM PENGAWASAN