1 PENILAIAN HASIL PROSES PEMBELAJARAN
(RANGKUMAN PUSTAKA) Oleh : I Nyoman Widhi Adnyana
1. Jenis dan sistem penilaian a. Penilaian Formatif
Penilaian yang dilaksanakan pada akhir program pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Orientasi penilaian formatif adalah proses belajar mengajar.
b. Penilaian Sumatif
Penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, akhir semester atau akhir tahun. Tujuan dari penilaian sumatif adalah untuk melihat hasil yang dicapai pebelajar
(pebelajar/peserta didik/murid/mahapebelajar) seberapa jauh memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disyaratkan. Penilaian ini berorientasi pada produk (hard/soft knowladge) /karya bukan kepada proses.
c. Penilaian Diagnostik
Penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan pebelajar serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dipergunakan untuk bimbingan belajar, remidial,
menemukan kasus-kasus. d. Penilaian Selektif
Penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk perguruan tinggi.
e. Penilaian Penempatan
Penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar. Salah satu bentuk tes ini adalah Tes Potensi Akademik, Tes Kemampuan Dasar.
2. Alat Penilaian Hasil Belajar a. Tes
Alat penilaian hasil belajar berupa Tes dapat disajikan secara Lisan (menuntut jawaban secara lisan), Tulisan (menuntut Jawaban secara tertulis), dan Tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).
Jenis-jenis tes dapat dilihat dalam diagram 1 di bawah ini.
Tes
Lisan
Individu
Kelompok
Tulisan
Esai / Subyektif
Terstruktur
Bebas
Terbatas
Obyektif
Benar-salah
Menjodohkan
Isian Pendek
2 Diagram 1. Alat penilaian hasil belajar berupa Tes
Penjelasan :
Tes Esai (tes subjektif)
Secara umum, tes esai adalah pertanyaan yang menuntut pebelajar menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: - Uraian bebas (free essay)
Dalam uraian bebas jawaban pebelajar tidak dibatasi, bergantung pada pandangan pebelajar itu sendiri karena pertanyaannya bersifat umum.Kelemahan tes ini ialah pembelajar sukar menilainya karena jawaban pebelajar bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena tergantung pada gpembelajarnya sebagai penilai.
- Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.
- Uraian terstruktur
Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal pertama dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal pertama akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain.
Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay. Macam-macam tes objektif:
1) Tes benar-salah (true- false)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test) 3) Tes menjodohkan (matching test) 4) Tes isian (completion test)
b. Non Tes
Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar.
3 Diagram 2. Alat penilaian hasil belajar berupa Nontes
Penjelasan : a. Kuesioner
Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi:
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada: - Kusioner Langsung
- Kuesioner Tidak Lansung
Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas: - Kuesioner Tertutup
- Kuesioner Terbuka
b. Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Skala Penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang bermakna nilai.
2. Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung(positif), menolak(negatif), dan netral.
Non Tes
Observasi
Langsung
Tak Langsung
Partisipasi
Kuesioner/Wawancar a
Terstruktur
Tak Terstruktur
Skala
Penilaian
Sikap
Minat Sosiometri
Studi Kasus
Checklist
4 3. Skala Minat
Skala minat digunakan untuk mengukur minat seseorang terhadap obyek tertentu. Skala yang sering digunakan untuk mengukur minat dalah skala likert. c. Daftar Cocok (Cheklist)
Daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok(√) ditempat yang sudah disediakan.
d. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 3 jenis observasi yakni:
- Observasi Langsung
- Observasi Dengan Alat (Tidak Langsung) - Observasi Partisipasi
e. Sosiometri
Sosiometri adalah untuk mengetahui kemampuan pebelajar dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial pebelajar dengan teman sekelasnya. Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua pebelajar dikelas tersebut untuk memilih satu atau dua temannya yang paling dekat atau paling akrab. Usahakan dalam kesempatan memilih tersebut agar tidak ada pebelajar yang berusaha melakukan kompromi untuk saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya. Tuliskan nama pilihan tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan oleh pembelejar (guru, instruktur, dosen). Setelah seluruhnya terkumpul, pembelajar mengolahnya dengan dua cara. Cara pertama melukiskan alur-alur pilihan dari setiap pebelajar dalam bentuk sosiogram sehingga terlihat hubungan antar pebelajar berdasarkan pilihannya. Cara kedua adalah memberi skor kepada pilihan pebelajar.
f. Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Kelebihan studi kasus dan studi lainya adalah bahwa subjek dapat dipelajari secara mendalam dan menyeluruh. Namun, kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Pada umunya permasalahanya berkenaan dengan kegagalan belajar, tidak dapat menyesuaikan diri, gangguan emosional, frustasi dan sering membolos serta kelainan-kelainan perilaku pebelajar.
g. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
h. Analisis Dokumen
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai daftar pribadi (personality infentory); seperti kapan peserta didik dilahirkan, agama yang dianut dan lain-lain, dan juga mengenai riwayat hidup (auto biografi) seperti: apakah ia pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih atau mendapatkan penghargaan dan masih banyak lagi yang lainya.
5 Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik orang tua dan lingkunganya pada saat tertentu akan sangat dibutuhkan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya.
Melalui analisis dokumen data pribadi dapat memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang data pribadi peserta didik, memberikan bimbingan belajar secara optimal dan mengarahkan pilihan karir jabatan dimasa mendatang.
Sumber Pustaka :
Fuadi, Athok. 2006. Sistem pengembangan evaluasi. Surabaya : Ponorogo Press.