• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL. pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN TEORI ATOM

PADA SMA KELAS XII

Frengky1), Ketang Wiyono2), Ida Sriyanti2) 1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unsri

2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unsri

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom yang valid, praktis, dan mengetahui efek potensialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (development research) dengan model pengembangan Rowntree yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) tahap perencanaan; 2) tahap pengembangan; dan 3) tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi menggunakan model evaluasi formatif Tessmer yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) self evaluation; (2) expert review; (3) one-to-one evaluation; (4) small group; dan (5) field test. Pada tahap filed test digunakan metode quasi eksperimen. Sampel diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi, angket, dan tes hasil belajar. Data dari lembar validasi dan angket dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan data tes hasil belajar dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap expert review nilai persentase rerata total dari validator sebesar 86,11% dengan kategori valid, pada tahap one-to-one evaluation persentase rerata 93,83% dan pada tahap small group persentase rerata 84,25% diperoleh persentase rerata total 89,04% dengan kategori sangat praktis. Hasil tes pada tahap field test diperoleh N-gain 0,1. Nilai N-gain tersebut menunjukkan bahwa efek potensial multimedia interaktif model tutorial termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom pada SMA kelas XII yang dikembangkan telah valid, sangat praktis dan memiliki efek potensial.

Kata kunci : development research, multimedia interaktif, model tutorial, teori atom

PENDAHULUAN

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Perkembangan ini dapat terlihat dari berbagai bidang, baik dari bidang industri, kedokteran, komunikasi, bahkan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. UNESCO menyatakan bahwa setiap negara maju dan berkembang perlu mendapatkan akses TIK dan juga menyediakan fasilitas terbaik untuk pendidikan, sehingga nantinya dapat dihasilkan generasi muda yang siap berperan penuh dalam masyarakat modern dan mampu berperan dalam negara pengetahuan. Pemerintah Indonesia telah membuat kebijaksanaan untuk penggunaan TIK. Hal

ini terlihat dari Keppres No. 50/2000 tentang pengadaan team koordinir telematika Indonesia. Rusman (2012) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan juga ada pemanfaatan

(2)

Nasional. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan begitu penting. Sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa mengimbangi perkembangan teknologi dalam pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengimbanginya adalah dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.

Berdasarkan kebijakan kurikulum 2013 dalam Permendikbud RI no 65 Tahun 2013 sesuai dengan standar kelulusan dan standar isi ada 14 prinsip yang digunakan, salah satunya adalah pemanfaatan TIK. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dapat berupa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran. Disamping itu komputer juga dapat digunakan untuk

pembuatan atau pengembangan media pembelajaran, dan bisa juga sebagai sistem untuk menjalankan media pembelajaran.

Fisika merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Fisika merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan juga membantu dalam mengenali alam, mengingat banyak sekali konsep-konsep Fisika yang terjadi di alam. Fisika juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara memelihara alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. Belajar Fisika tidak hanya sekedar tahu matematika, lebih dari itu peserta didik diharapkan dapat memahami konsep-konsep yang terkandung didalamnya. Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang banyak terkandung materi bersifat abstrak, sehingga untuk memahami konsep yang terkandung didalamnya dibutuhkan cara penyampaian materi ajar yang tepat oleh guru kepada peserta didik sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai.

Salah satu materi dalam fisika yang abstrak atau sulit untuk digambarkan adalah tentang teori atom, ini karena atom itu berukuran mikroskopis. Hal ini memang dapat diatasi dengan menggambarkan model atom itu sendiri dalam ukuran yang bisa dilihat oleh mata telanjang, tetapi masalahnya tidak cukup sampai disitu, karena gambar yang dihasilkan berupa gambar

mati, sehingga pergerakan elektron-elektron, perpindahannya dan pergerakan lainnya tidak dapat ditunjukkan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan upaya dari guru, upaya tersebut terkait

(3)

elektron-elektronpun dapat dilihat. Selain itu, pengguna dapat lebih aktif karena siswa akan mendapat respon langsung dari multimedia berbasis komputer tersebut.

Penelitian relevan sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya Rahman dkk (2011), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Newton tentang Gerak untuk SMA kelas X. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ferawati (2011), Dari hasil tes baik pretest, posttest, dan angket pendapat guru diolah dengan menggunakan rata-rata skor gain yang dinormalkan.

Secara umum terjadi peningkatan penguasaan konsep dengan rata-rata sebesar 65,9%. Pendapat guru tentang multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran yang dikembangkan Ferawati umumnya menunjukan kategori setuju bahwa penggunakan Multimedia Interaktif (MMI) dapat meningkatkan motivasi belajar, dapat memvisualisasikan konsep-konsep yang sebenarnya abstrak, dapat membangun konsep-konsep fluida dinamis yang seharusnya dimiliki, dan Evaluasi pada setiap sub topik dan pada akhir program sangat membantu untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Yessica (2008) hasil penelitiannya berdasarkan penyebaran angket menunjukkan dari berbagai macam aspek, yaitu minat siswa, keaktifan, kemudahan penggunaan, pemahaman materi, dan tampilan, mendapat respon yang positif dari siswa. Dan dari hasil wawancara terhadap 8 guru, mereka juga memberikan respon positif terhadap multimedia yang dikembangkan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wiyono dkk (2009), hasil analisisnya diperoleh bahwa peningkatan N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka masalah dalam penelitian

ini adalalah “Bagaimana cara mengahasilkan multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom pada SMA kelas XII yang valid, praktis dan

memiliki efek potensial?”

METODE PENELITIAN

(4)

IPA 2 SMAN 1 Indralaya Utara yang berjumlah 30 siswa dimana jumlah siswa laki-laki 12 siswa dan siswa perempuan 18 siswa. Alur desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

Analisis Kebutuhan Menganalisis materi dan silabus

Tahap 1 Perencanaan

Rumusan Tujuan Pembelajaran Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan silabus mata pelajaran Fisika

Pengembangan Topik Penyusunan Jabaran Materi (JM), dan

Garis Besar Isi Multimedia (GBIM)

Tahap 2

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Penyusunan Draft (Story Board)

Pembuatan Flowchart dan Storyboard

Produksi Prototipe

(5)

Gambar 1. Bagan alur desain penelitian

Tahapan-tahapan pada prosedur ini akan dijelaskan sebagai berikut: (1) analisis kebutuhan, hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan ini berupa kompetensi yang potensial untuk disampaikan melalui multimedia interaktif yang akan dibuat; (2) perumusan tujuan pembelajaran, dijabarkan dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih; (3) pengembangan topik, berupa penyusunan Jabaran Materi (JM) dan Garis Besar Isi

Lanjutan →

Self evaluation

Multimedia Interaktif Model Tutorial Pokok Bahasan Teori Atom Prototipe 1

Expert Review One-to-one Tahap 3

Evaluasi

PraktisI

Small Group Prototipe 2

Field Test Prototipe 3

Uji Validitas Uji Praktikalitas

Valid

Tidak Valid Tidak Praktis

Uji Praktikalitas Tidak Praktis

PraktisI

Revisi Revisi

Revisi

(6)

Multimedia (GBIM); (4) penyusunan draf, pada tahap ini dilakukan pembuatan flowchart dan

storyboard dari multimedia interktif yang akan dikembangkan; (5) produksi prototipe, pada tahap ini peneliti mulai melakukan pembuatan multimedia dengan menggabungkan komponen-komponen multimedia dengan menggunakan program komputer; (6) self evaluation adalah penilaian oleh peneliti sendiri terhadap multimedia yang dikembangkan; (7) expert review dan

one to one, pada tahap ini dilakukan validasi terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan oleh ahli content, ahli construct dan ahli lay-out. Setelah dilakukan validasi selanjutnya di uji coba terhadap 3 siswa dengan kemampuan akademik rendah, sedang, dan

tinggi dilihat berdasarkan nilai MID semester siswa; (8) small group adalah tahap uji coba terbatas terhadap 9 siswa dengan rincian kemampuan akademik 3 dengan kemampuan rendah, 3 dengan kemampuan sedang dan 3 dengan kemampuan tinggi; (9) field test adalah tahap pengujian lapangan dengan mengujikan produk pada subjek penelitian, metode yang digunakan pada tahap ini adalah quasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA SMAN 1 Indralaya Utara yang berjumlah 30 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan (1) lembar validasi ahli digunakan untuk melihat validitas produk secara content, construct dan lay-out. Data yang diperoleh dianalisis dengan mencari rerata total dari validator untuk mengetahui tingkat kevalidan produk dengan menggunakan rumus

��� = ∑��=1� ��� % Khabibah dalam Yama�ari

dengan:

RTV

Vi

N

= rerata total hasil penilaian dari validator = rerata hasil penilaian validator ke-i = banyak validator

Kemudian dikonfirmasikan dengan kategori pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kategori Tingkat Kevalidan Produk (Fikriyaturrohmah dan Rini)

Persentase (%) Kategori

76 ≤ RTV ≤ 100 Valid

56 ≤ RTV < 76 Cukup Valid

40 ≤ RTV < 56 Kurang Valid (revisi)

(7)

(2) Angket disusun menggunakan Skala Likert. Dalam Skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan berupa penyataan positif yang akan dinilai oleh responden dengan kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing tanggapan diberi nilai seperti pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Kategori Nilai Validasi Ahli (Sugiyono: 2012)

Kategori Tanggapan SS S TS STS

Skor 4 3 2 1

Data yang diperoleh dari angket akan diolah menggunakan rumus (Yamasari: 2010)

� =��

��� � % dengan:

P

Xi

Xmak

= Persentase penskoran siswa = Jumlah skor yang diperoleh

= Skor maksimum

Dari hasil perhitungan akan dilihat kategori tingkat kepraktisan produk berdasrkan tabel 3 berikut:

Tabel 3. Kategori Tingkat Kepraktisan Produk (Yamasari: 2010)

Persentase (%) Kategori

76 ≤ P ≤ 100 Sangat Praktis

50 ≤ P < 75 Praktis

25 ≤ P < 50 Kurang Praktis

0 ≤ P < 25 Tidak Praktis

Pada tahap field test angket digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap produk dengan mencari rerata tanggapan siswa dan dikonfirmasikan berdasarkan kategori pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Kategori Tanggapan Siswa terhadap produk (Rohman: 2013)

Rerata Kategori

3,51 – 4,00 Sangat Baik 2,51 – 3,50 Baik 1,76 – 2,50 Buruk 1,00 – 1,75 Sangat Buruk

(8)

multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom. Hasil tes akan dihitung skor gain yang dinormalisasikan menggunakan rumus (Meltzer: 2002)

< � > = � ��� �� � − � � �� _ � − � � �

Dengan kategori N-gain seperti pada tabel 5 berikut:

Tabel 5 Kategori N-gain (Hake: 1998)

N-gain Kategori

(< � > ≥ 0,7 Tinggi 0,7 > (< � > ≥ 0,3 Sedang (< � > < 0,3 Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Perencanaan

Hasil dari analisis silabus diperoleh kompetensi yang postensial untuk dimuat dalam multimedia interaktif model tutorial yaitu mendeskripsikan teori atom. Atom mempunyai

ukuran yang sangat kecil, melalui multimedia interaktif ukuran atom ini dapat diperbesar sehingga dapat dilihat oleh mata telanjang, ini sesuai dengan salah satu manfaat dari multimedia interaktif yang dikemukakan oleh Daryanto (2010) yaitu memperbesar benda yang berukuran sangat kecil dan tidak tampak mata. Tidak hanya itu pergerakan elektron dan pada atom dapat dianimasikan sehingga atom yang sulit untuk dibayangkan akan lebih mudah dipahami dengan multimedia interaktif model tutorial. Berdasarkan kompetensi yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) peneliti merumuskan tujuan pembelajaran yang merupakan salah satu acuan dalam pengembangan multimedia interaktif model tutorial.

Tahap Pengembangan

(9)

dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. Hasil produksi kemudian disebut prototipe I.

Tahap Evaluasi

Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif yang bertujuan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan efek potensial multimedia interaktif model tutorial. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari:

a) Self Evaluation

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan sendiri terhadap prototipe I, hasilnya

peneliti menemukan beberapa pengetikan yang salah, tombol navigasi ynag tidak bekerja pada salah satu halaman dan video tabung lucutan gas yang tidak tampil. Dari hasil penumuan tersebut peneliti melakukan revisi sehingga prototipe I siap untuk validasi oleh ahli.

b) Expert Review

Prototipe I yang telah melewati tahap self evalua tion selanjutnya diajukan kepada 3 orang validator untuk divalidasi. Validator melakukan pengecekan, menelaah dan mengkaji prototipe I. Kemudian validator memberi penilaian dan komentar pada lembar validasi yang telah disediakan. Berdasarkan penlialaian validator diperoleh persentase rerata total penilaian validator adalah 86,11%. Dilihat dari tabel 1 persentase tersebut menunjukkan bahwa prototipe I termasuk dalam kategori valid. Walaupun demikian prototipe I masih harus mengalami perbaikan berdasarkan komentar dan saran validator yaitu: Pada model atom Thompson perlu ditunjukkan dengan visual muatan (+) yang tersebar diseluruh permukaan bola; Penanaman konsep e/m pada percobaan Millikan saat tetesannya diam ditunjukkan secara visual; Perlu ditambahkan visualisasi gambar yang berhubungan dengan animasi/video yang ditampilkan; Perlu di cek lagi struktur kalimat dan pengetikan yang salah; Perlu menambahkan soal-soal latihan; Perlu ditambahkan tombol untuk merubah ukuran tampilan multimedia interaktif dari

fullscreen sehingga tidak menyulitkan ketika ingin membuka program lain. Berdsarkan komentar dan saran tersebut peneliti melakukan revisi terhadap prototipe I sehingga prototipe

I dapat dilanjutkan pada tahap evaluasi selanjutnya. c) One to One

(10)

rerata total penilian siswa untuk melihat tingkat kevalidan prototipe I. Dari hasil perhitungan diperoleh persentase rerata total penilian siswa sebesar 93,83%. Berdasarkan tabel 3 prototipe I sudah sangat praktis. Setelah melewati tahap ini prototipe I sudah menjadi prototipe II.

d) Small Group

Pada tahap ini prototipe II diujicobakan pada 9 siswa kelas XII IPA SMA PGRI Indralaya dengan rincian kemampuan akademik 3 siswa rendah, 3 siswa sedang dan 3 siswa tinggi dilihat dari nilai MID semester gasal fisika kelas XII TP 2013/2014. Siswa melakukan pembelajaran dengan dibimbing oleh peneliti seolah-olah sedang dalam pembelajaran pada

kelas sesungguhnya. Setelah proses pembelajaran selesai siswa diberi lembar angket untuk diisi oleh siswa. Berdasarkan perhitungan nilai angket yang diisi oleh siswa diperoleh persentase rerata total tanggapan siswa sebesar 84,25%. Berdasarkan tabel 3 prototipe II sudah sangat praktis. Walaupun demiakian masih ada yang perlu direvisi dari komentar siswa yaitu Tombol cek pada latihan soal pada bagian terakhir materi tidak bisa berfungsi. Setelah melakukan revisi prototipe II sudah menjadi prototipe III.

e) Field Test

Pada tahap ini multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom yang sudah dinyatakan valid dan sangat praktis diujicobakan pada kelas sebenarnya dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA SMAN 1 Indralaya Utara yang berjumlah 30 siswa dengan alokasi waktu 10 jam pelajaran (lima kali pertemuan) termasuk pertemuan untuk tes awal dan tes akhir. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui efek potensial dan tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom. Pada pertemuan pertama siswa diberi tes awal, selanjutnya selama proses pembelajaran siswa menggunakan multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori atom yang sudah valid dan sangat praktis dan di pertemuan akhir siswa diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa. Siswa juga diminta untuk mengisi lembar angket tanggapan terhadap multimedia interaktif model tutorial untuk mata

pelajaran fisika pokok bahasan teori atom. Dengan melihat hail belajar siswa dari nilai tes awal dan tes akhir dicari skor gain yang dinormalisasikan, diperoleh N-gain 0,1 dan berdasarkan

tabel 5 termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan perhitungan terhadap nilai angket yang diberikan diperoleh rerata tanggapan siswa sebesar 3,29 dengan kategori baik.

Keunggulan dan Kelemahan Produk

(11)

mendapat fasilitas untuk mengulang jika diperlukan, dalam pengulangan tersebut siswa bebas mengembangkan kreativitasnya; (c) menyesuaikan kemampuan belajar siswa, baik bagi siswa yang lambat dalam memahami maupun siswa yang lebih cepat; (d) evaluasi interaktif yang dibuat dapat langsung menampilkan hasil evaluasi siswa dan langsung terlihat apakah siswa lulus KKM atau harus mengulang. Sedangakan Kelemahannya adalah sebagai berikut: (a) hanya dapat digunakan di sekolah yang mempunyai fasilitas komputer saja; (b) akan sedikit menyulitkan bagi siswa yang belum terbiasa menggunakan komputer.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan teori pada SMA kelas XII, maka peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom pada SMA kelas XII yang dikembangkan berdasarkan hasil expert review dengan persentase rerata total sebesar 86,11% dikategorikan valid.

2. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom pada SMA kelas XII yang dikembangkan berdasarkan hasil tanggapan siswa yang diperoleh pada tahap one-to-one evaluation persentase rerata 93,83% dan pada tahap small group persentase rerata 84,25% diperoleh persentase rerata total keseluruhan 89,04% dengan kategori sangat praktis.

3. Multimedia interaktif model tutorial untuk mata pelajaran fisika pokok bahasan Teori Atom pada SMA kelas XII mempunyai efek potensial terhadap hasil belajar siswa berdasarkan

N-gain yang diperoleh yaitu sebesar 0,1 dengan kategori rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Akker. J.Vd. 1999. Principle and Methods of Development Research in J. Van den Akker, R. Branch. K. Gustafson. N. Nieveen and Tj. Plomp (Eds). Design Methodology and Development Research. Dordrecht. Kluwer.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafido Persada.

(12)

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Ferawati. 2011. “Model Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika pada Topik Fluida Dinamis”. Prosoding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011.

Fikriyaturrohma dan Rini Nurhakiki. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Hands-On Equations Berbantu Komputer pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel

untuk Siswa Kelas VII.

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel552FE9AF59C4346253B49958E6924C43.pdf. Tanggal akses 5 Maret 2014

Hake, Richard R. 1998. “Interactive-engagement vs traditional methods: A

six-thousandstudent survey of mechanics test data for introductory physics courses”. American Journal of Physics, 66 (1) : 64-74.

Meltzer, David E. 2002. “The relationship between mathematics preparation and conceptual

learning gains in physics: A possible ‘‘hidden variable’’ in diagnostic pretest scores”. American Journal of Physics, 70 (12): 1259-1268.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Prawiradilaga, D. Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles) Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rahman, Arif dkk. 2011. “Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi

Komputer untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang

Gerak.” Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penera pan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011.

Rohman. 2013. Pengembangan Multimedia Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Usaha dan Energi kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Tesis PPs Unsri Palembang: Tidak diterbitkan.

Rosmidayati. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Listrik Dinamis Menggunakan Media Komputer Berbasis Website Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 P alembang. Tesis PPs Unsri Palembang: Tidak diterbitkan.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(13)

Suparman, M. Atwi. 2004. Desain Instruksional. Jakarta: PAU – Universitas Terbuka.

Tati, dkk. 2009. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontekstual Pokok Bahasan Turunan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (1): 75-89.

Tessmer, Martin. 1998. Planning and Conducting Formative Evaluations. Landon: Kogan Page.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wiyono, Ketang dkk. 2009. “Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Relativitas Khusus

untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA”. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3 (1): 21-30.

Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS, pada tanggal 4 Agustus 2010 di Surabaya.

Yessica, Gugus F. 2008. “Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Cimahi pada Jurusan

Teknik Komputer Jaringan)”. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Komunikasi, (2): 35-52.

Zulkardi. (2009). Formative evaluation: What, why, when, and how (online). Tersedia http://www.geocities.com/zulkardi/books. Tanggal akses 13 November 2012.

Gambar

Gambar 1. Bagan alur desain penelitian Field Test

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

[r]

Gambar 8 menunjukkan bahwa rata-rata laju produksi hidrogen berbanding lurus dengan rata-rata produkivitas hidrogen yang dihasilkan pada setiap perbandingan, dimana semakin

Melakukan rincian sebuah proyek ke dalam bagian-bagian komponen yang lebih kecil akan.. memudahkan pembagian alokasi sumber daya dan pemberian tanggung

Aplikasi Algoritma Prim Untuk Menentukan Minimum Spanning Tree Suatu Graf Berbobot Dengan Menggunakan.. Pemrograman

1) Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dan hanya meneliti tentang keputusan pembelian konsumen terhadap produk Men’s Biore melalui celebrity endorser,

Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja, kontraktor wajib untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja kepada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan