• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi pada Lembaga Pemerintahan Menggunakan Zachman Framework: Studi Kasus Kota Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi pada Lembaga Pemerintahan Menggunakan Zachman Framework: Studi Kasus Kota Salatiga T1 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Pada

Lembaga Pemerintahan

Menggunakan Zachman Framework

(Studi Kasus: DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah

Oleh :

Nama : Yogi Widiyanto

NIM : 682010041

Program Studi : Sistem Informasi

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

5 1. Pendahuluan

Pada saat ini Teknologi Informasi (TI) tidak hanya diharapkan sebagai perangkat pembantu kegiatan berorganisasi tetapi sudah merupakan bagian strategi dari suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Namun yang menjadi masalah dewasa ini adalah bagaimana menyeleraskan antara strategi bisnis dan strategi teknologi. Untuk itu, organisasi harus melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi (enterprise architecture) yang akan menyediakan framework untuk membuat keputusan teknologi informasi jangka panjang yang tepat guna dengan mempertimbangkan kepentingan organisasi secara keseluruhan [1].

Salah satu faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam organisasi adalah semakin meningkatnya kebutuhan dalam fungsi bisnis yang dijalanan. Dampak dari itu semua, banyak organisasi yang berlomba-lomba untuk menerapkan sistem informasi dengan teknologinya dengan hanya memperhatikan kebutuhan sesaat dan memungkinkan penerapan sistem informasi yang saling tumpang tindih dan adanya pulau-pulau sistem yang berbeda satu dengan yang lainya. Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi yang berjalan di lembaga pemerintahan khususnya pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata (DISHUBKOMBUDPAR) Kota Salatiga saat ini belum dapat dimaanfaatkan dengan maksimal mengingat manfaat sistem informasi dan teknologi yang begitu besar. Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi yang belum maksimal inilah yang membuat proses bisnis juga belum berjalan dengan maksimal dan juga dapat berdampak pada pengambilan keputusan oleh tingkat manajemen. Atas dasar hal ini maka peneliti akan melakukan suatu penelitian untuk mengembangkan sebuah Perancangan tata kelola teknologi informasi pada lembaga pemerintahan menggunakan Zachman Framework pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga.

(7)

6 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian yang berjudul Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi menggunakan Zachman Framework (Studi Kasus: Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga), membahas bagaimana untuk dapat menganalisis dan merencanakan SI/TI yang akan digunakan di organisasi. maka digunakan Zachman Framework yang memang dirancang untuk mengembangkan arsitektur berbasis enterprise dan mudah dipahami secara non teknis [1].

Penelitian yang terkait dengan topik perancangan Enterprise Architecture (EA) yaitu dengan judul “Enterprise Architecture Planning SI Pada Perguruan Tinggi Swasta Dengan Zachman Framework”, pembahasan pada penelitian tersebut merupakan pemodelan Enterprise Architecture (EA) dengan menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang dibangun meliputi tiga hal, yaitu model arsitektur data, model arsitektur aplikasi, model arsitektur teknologi. Hal yang mendasari pembuatan model tersebut adalah UNIKOM dalam pengembangan SI tidak mempunyai rencana yang jelas dalam pengembangannya, sehingga pembangunan hanya berdasarkan kepada kebutuhan saat itu yang belum tentu tepat atau memiliki nilai manfaat yang optimal. Tujuan Penelitian tersebut diharapkan UNIKOM dapat memiliki rancangan Enterprise Architecture (EA) yang baik dan dapat digunakan untuk mengembangkan SI dalam hal ini EAP dibuat dengan menggunakan Zachman Framework yang nantinya akan menghasilkan sebuah roadmap implementasi SI yang terstruktur [2].

Penelitian berjudul Perencanaan Sistem Informasi Evaluasi Diri Menggunakan Framework Zachman yang membahas bagaimana untuk dapat memodelkan arsitektur pengelolaan data yang harus disiapkan, maka dicoba digunakan Zachman Framework yang difokuskan untuk sudut pandang data skala enterprise dan diterapkan pada pengelolaan data operasional [3].

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Perusahaan Menggunakan Zachman Framework pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang dialami pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga.

2.2 Kajian Teori

(8)

7 sekaligus memastikan semua potensi resiko inventasi TI telah diantisipasi dan dapat terkendali dengan baik [4].

Enterprise architecture (EA) atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. EA adalah sebuah sistem atau sekumpulan sistem. Bagaimana implementasi dari EA bisa digunakan oleh organisasi adalah sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan arsitektur enterprise tersebut. Sehingga, dengan ada metode EA diharapkan dapat mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan diinvestasikan [5]. Contoh dari penerapan EA pada suatu organisasi adalah seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture [5]

Framework adalah suatu struktur logis yang dapat diperluas untuk menggolongkan dan mengorganisasikan satu set konsep, metode, teknologi dan perubahan pada suatu perancangan atau proses pengolahan [6]. Zachman Framework merupakan tata cara pengelompokan dokumen-dokumen enterprise architecture. Zachman Framework merupakan matrik 6x6 yang merepresentasikan interseksi dari dua skema klasifikasi sistem dua dimensi bisa dilihat di Gambar 2.

(9)

8 1. Sasaran dan Lingkup (Scope)

Pada tahapan ini sering disebut dengan arsitektur kontekstual. Pada tahapan ini didefinisikan model bisnis fungsional secara global dan berbagai requirement external organisasi.

2. Enterprise Model

Pada tahapan ini sering disebut dengan arsitektur konseptual. Pada tahapan ini didefinisikan model-model proses bisnis, Alokasi fungsi bisnis, proses eliminasi fungsi-fungsi yang overlap dan ambigu.

3. System Model

Pada tahapan ini sering disebut dengan arsitektur logikal. Pada tahapan ini didefinisikan model-model logikal, manajemen proyek, dan pendefinisian requirement.

4. Technology Model

Pada tahapan ini sering disebut dengan arsitektur teknologi. Pada tahapan ini didefinisikan model-model fisik, manajemen teknologi, dan pendefinisian solusi dan pengembangannya.

5. Bentuk Detail

Pada tahapan ini dijelaskan bagaimana manajemen konfigurasi sistem dan implementasi pembangunan sistem.

6. Functioning Enterprise

Pada tahapan ini, penyampaian berbagai macam panduan bagi user untuk dapat mengfungsikan sistem, melakukan manajemen operasi, dan mengevaluasi sistem [6].

3. Metodologi Penelitian

(10)

9 Tahap 1

Pengumpulan Data

Tahap 2 Analisis Data

Tahap 3 Usulan Strategi SI/TI

Tahap 4 Rekomendasi SI/TI

Tahap 5 Pelaporan

Gambar 3. Tahapan Penelitian

Berdasarkan Gambar 3, tahap pengumpulan data merupakan tahapan untuk pengumpulan kebutuhan penelitian, baik melalui wawancara dan observasi kepada pihak DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dilakukan tahap analisis data yang merupakan kegiatan pengolahan data, maka hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis. Kemudian setelah itu dilakukan kegiatan penyusunan usulan strategi SI/TI yang berfungsi untuk menemukan usulan strategi SI/TI yang dapat memenuhi kebutuhan DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah dengan melakukan analisis usulan SI/TI sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan elemen Zachman framework. Setelah menemukan hasil dari tahap usulan maka akan didapatkan rekomendasi SI/TI di masa yang akan datang dalam bentuk blueprint SI/TI. Setelah melakukan pengumpulan data, analisis data, usulan strategi dan rekomendasi SI/TI maka hasil tersebut dilaporkan kepada pihak DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga dalam bentuk blueprint SI/TI.

4. Hasil dan Pembahasan

(11)

10 topologi jaringan pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Usulan Topologi Jaringan DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Pada Gambar 4 di atas, hubungan komunikasi dan share data antara Bidang Perhubungan, Bidang Komunikasi dan Informatika, Bidang Kebudayaan, dan Bidang Pariwisata dengan Bagian Pengelolaan Data Elektronik (PDE) dapat dilakukan dengan menggunakan Local Area Network (LAN switch) dan menggunakan teknologi Firewall, fungsinya untuk mengamankan data DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Adanya telepon pada masing-masing bagian organisasi, fungsinya untuk berkomunikasi dengan setiap bagian organisasi, dalam hal ini mengatasi masalah jaringan, perangkat keras, dan perangkat lunak.

(12)

11 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tri Artiningsih, B.Sc. selaku Sekretaris Dinas, diperoleh informasi mengenai pengadaan aplikasi yaitu bahwa: “pengadaan aplikasi perkantoran belum disesuaikan dengan kebutuhan di setiap bagian yang ada. Aplikasi yang dimiliki masih bersifat umum dan digunakan di semua bagian”. Untuk pengelolaan sumber daya manusia seperti pelatihan, penentuan deskripsi kerja yang jelas dan penilaian kinerja personil diperoleh

informasi yaitu: “pelatihan masih dilakukan secara informal dan

belum ada ketetapan aturan yang jelas mengenai pelatihan SDM terhadap penggunaan aplikasi di setiap bagian yang ada. Selain itu, masih saja terdapat pegawai yang harus mengerjakan dua fungsi sekaligus seperti Kabid Kebudayaan dan Kabid Pariwisata”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penyusunan usulan blueprint perencanaan strategis SI bagi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga dengan menggunakan Zachman Framework ini disusun melalui deskripsi setiap perspektif yang ada pada kerangka Zachman Framework, yang mana dimulai dari perspektif Planner. Planner yang dimaksud merupakan pemilik atau pihak yang menetukan arah dan kebijakan dari pada organisasi. What (data) dalam perspektif Planner adalah semua data yang memiliki keterkaitan dengan setiap aktifitas bisnis yang mendukung pencapaian tujuan besar organisasi, untuk DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga hal tersebut tergambar melalui semua aktifitas yang ada. Dari sudut pandang Planner semua proses (How) yang terjadi didasarkan pada proses bisnis yang berjalan, proses bisnis yang ada di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Deskripsi Where (lokasi) menjelaskan secara umum dimana semua aktifitas bisnis tersebut berlangsung, dalam hal ini di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga di Jalan Magersari No. 166, Kota Salatiga, Jawa Tengah – 50724. Dalam menjalankan berbagai proses yang ada di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga terdapat berbagai pihak yang dilibatkan (Who), Pihak yang dimaksud yaitu semua pihak mulai dari dari jajaran pimpinan sampai dengan unit penunjang yang ada, yang disesuaikan dengan gambaran struktur organisasi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga berdasarkan pada tugas dan fungsinya masing-masing. Setiap aktivitas bisnis yang terjadi di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga dijalankan sesuai dengan penjadwalan yang telah ditentukan (When), bila dirincikan satu persatu maka terdapat banyak proses yang ada di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Dalam perspektif Planner hal yang mendasari setiap proses bisnis yang ada di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga (Why) mengacu pada Visi dan Misi organisasi itu sendiri.

(13)

12 Owner lokasi(Where) tidak diartikan dalam arti yang sebenarnya akan tetapi digambarkan melalui gambaran tentang dukungan infrastruktur jaringan yang dimiliki oleh organisasi yang dapat mefasilitasi berjalanya sistem yang akan dikembangkan. Terdapat berbagai pihak (Who) yang dilibatkan dalam mengembangkan SI di DISHUBKOMBUDPAR. Pihak yang dimaksud meliputi sistem analis, programer, teknisi infrastruktur jaringan, administrator, operator dan lain sebagainya. Waktu (When) pada perspektif Owner mengambarkan tentang waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan SI. Waktu yang dimaksudkan dimulai dari tahap persiapan proyek, analisis, dan implementasi SI untuk DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Yang dilakukan Dalam tahapan persiapan proyek yaitu pendefinisian masalah dan penjadwalan proyek. Dalam tahapan analisis beberapa hal dilakukan sperti pengambilan data, menetukan kebutuhan sistem, dan pembuatan Prototype masalah, sedangkan dalam tahapan implementasi yaitu mendapatkan Prototype aplikasi. Motivasi (Why) pada perspektif Owner memberikan deskripsi tentang hal yang mendasari mengapa perlu dibuatkannya aplikasi untuk mendukung berjalanya proses bisnis bagi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Motivasi yang dimaksud mengacu pada tujuan yang diharapkan secara khusus dari setiap implementasi SI yang dikembangkan untuk DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga.

Berdasarkan hasil wawancara, di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga juga masih sering terdapat keluhan terhadap error yang terjadi

di sistem, yaitu bahwa: “keluhan yang sama terjadi kalau ganti

database. Jadi, setiap tahun ganti database. Oleh karena itu, kadang masih terjadi error yang sama sehingga harus dibenarkan lagi databasenya, tapi kalau databasenya sudah ada di tangan mas abram biasanya tidak terjadi lagi error yang sama”.1

Dalam perspektif Designer data (What) yang dimaksud dapat dipahami melalui gambaran diagaram UML (Unified Modeling Language). Bagi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga cara untuk memahami deskripsi tentang data pada sebuah sistem yang dibangun dari sudut pandang Designer adalah melalui Class diagram, yang mana sebuah Class diagram dapat memperlihatkan gambaran tentang data yang ada pada sistem yang dikembangkan beserta relasinya. Proses (How) pada perspektif Designer memberikan gambaran tentang bagaimana proses yang terjadi secara logika tentang sistem yang akan di bangun. Dalam pendekatan pengembangan sistem setiap proses terjadi dalam sebuah sistem dapat terlihat jelas melalui Activity diagram. Setiap Activity diagram memperlihatkan proses bisnis dan alur kerja operasional secara langkah demi langkah dari komponen suatu sistem. Selain itu untuk dapat melihat deskripsi setiap proses berdasarkan dimensi waktu juga bisa melalui Sequence diagram. Lokasi (Where) yang dimaksud dalam perspektif Designer adalah berupa pembuatan usulan jaringan baru yang di buat dalam rangka memfasilitasi jalanya SI yang dikembangkan bagi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Perspektif

(14)

13 Designer mendeskripsikan people (Who) sebagai sesuatu yang didesain untuk dapat menjalankan sistem, hal yang dimaksud adalah berupa rancangan berbagai form atau desain antar muka yang dapat memfasilitasi setiap User dalam menggerkakan setiap sistem atau aplikasi yang dikembangkan. Waktu (When) pada perspektif ini mengambarkan tentang penjadwalan dalam melakukan proses desain SI. Waktu yang dimaksudkan dimulai dari tahap penetuan Entitas, pembuatan Use Case diagram, Class diagram, Activity diagram, Sequence diagram, pembuatan Databese, dan pembuatan desain antar muka aplikasi. Motivasi (Why) dalam melakukan sebuah perancangan dalam sudut pandang Designer hal yang dapat mendasari perancangan sebuah SI bisa berupa aturan yang mendasari pengembangan sebuah SI aturan yang dimaksud dalam hal ini adalah aturan dalam sudut pandang sistem analis dimana beberapa aturan yang dapat dijadikan patokan dalam melakukan rekayasa perangkat lunak secara umum antaralain seperti perlu adanya batasan Entitas (Atribut, tipe data, Primary Key), penentuan nilai setiap atribut, desain Report pada aplikasi harus fix, perubahan setiap Report dalam sistem hanya dapat dilakukan oleh Admin, penentuan hak akses setiap User harus berbeda-beda dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa: “yang bertindak sebagai penanggung jawab atas keluhan dan masalah yang timbul adalah tenaga ahli dari PDE. Jika tenaga ahli sedang ke luar kota terkadang databasenya dikirim email, nanti dibenahi lalu dikirim email lagi ke saya. Memang sulit karena kita sendiri tidak ada tenaga ahli. Kita belum ada yang bisa membantu, kita masih ada ketergantungan dengan pihak PDE untuk pemeliharaan program sementara ini. Ketergantungan kita masih tinggi untuk itu. Kita hanya menggunakan, hanya saja ketika terjadi trouble kita

meminta bantuan dari pihak PDE yang ada di sini”.2

(15)

14

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka perspektif Builder merupakan pihak yang menterjemahkan setiap proses dalam bentuk pemrogramanan (programer). Data (What) yang dipahami dalam perspektif ini telah berupa pembuatan relasi antar tabel yang dapat digunakan untuk menampung data serta merepresentasikan hubungan antar setiap objek yang ada sistem yang dibangun. Setiap proses (How) yang ada dalam sistem jika di lihat dari sudut pandang programer maka wujud dari setiap proses yang ada di terjemahkan kedalam proses pemrograman. Dimana melalui penggunaan berbagai konsep dan algoritma yang dipakai dalam pemrograman dapat menterjemahkan berjalanya setiap proses yang ada dalam sistem yang akan dibangun. Lokasi (Where) dalam sudut pandang Builder dideskripsikan sebagai tempat yang disiapkan untuk meletakan setiap SI di kembangkan, lokasi yang dimaksud dapat berupa setiap bagian atau unit yang ada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga yang akan menggunakannya SI dalam mendukung proses bisnis yang ada. Pada sisi Builder sistem yang dikembangkan dapat digerkan melalui berbagai form yang di buat, jika pada perspektif Designer hanya berupa desain maka pada perspektif Builder sudah merupakan wujud nyata dari form yang dibuat (Who). Pembuatan berbagai form dalam SI yg dikembangkan dimaksudkan untuk mempermudah User melakukan interaksi ke SI yang dikembangkan. Waktu (When) dalam perspektif Builder mendeskripsikan tentang penjadwalan yang berkaitan dengan proses pembuatan Database, pembuatan form (antar muka) aplikasi dan penjadwalan proses koding untuk SI yang dikembangkan. Motivasi (Why) pada perspektif Builder mendeskripsikan tentang aturan umum yang menjadi patokan dalam melakukan pengembangan sistem sesuai dengan perspektif Builder diantaranya tentang penentuan Software yang di gunakan dalam mengembangkan SI, pemilihan sifatnya dari Software yang dipakai (Retail, Free atau Open Source), pemilihan bahasa dalam pembuatan databasenya, mentukan bahasa yang digunakan untuk pemrograman, mentukan Software untuk desain Layout aplikasi, menentukan jenis dari aplikasi yang akan dikembangkan (Web Base atau Dekstop Base) dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara untuk masalah kondisi jaringan,

dijelaskan bahwa: “saat ini jaringan jarang dirawat sehingga dapat

menyebabkan masalah untuk koneksi antar bagian di kantor”.3

Dalam perspektif Detailed Representations data (What) yang dimaksud telah berupa bentuk nyata dari berbagai tabel yang dibentuk dalam menampung serta mengolah data yang telah tersedia untuk kebutuhan SI. Deskripsi tentang setiap proses (How) yang ada dalam sistem yang dibangun dapat di ketahui melalui Syntaks program yang menunjukan berbagai eksekusi terhadap algoritma setiap proses yang tejadi dalam sistem yang dibangun.

(16)

15

Lokasi (Where) dalam perspektif Detailed Representations adalah seperti apa konfigurasi jaringan yang dilakukan dalam mendukung sistem agar dapat berjalan dalam jaringan yang ada. People (Who) bila dideskripsikan dari perspektif Detailed Representations, maka fokusnya lebih kepada bagaimana melakukan konfigurasi setiap User yang akan menjalankan sistem yang dikembangkan. Deskripsi waktu (When) pada perspektif Detailed Representations terkait dengan masalah penjadwalan kegiatan koding SI yang dikembangkan bagi kebutuhan organisasi. Motivasi (Why) pada perspektif Detailed Representations memberikan deskrikspsi berupa hal-hal yang menjadi aturan umum dalam melakuakan pengkodean program. Secara umum aturan yang sering menjadi patokan dalam pengkodean program untuk sebuah SI yang di akan dikembangkan diantaranya Script Login yang di buat harus aman, adanya pembagian otoritas yang jelas untuk setiap User yang menggunakan sistem, adanya Auto Log Off pada sistem yang dikembangkan apabila sewaktu waktu terjadi kegagalan dalam sistem, adanya Disable terhadap fungsi-fungsi yang menggangu keamanan sistem yang di kembangkan dan lain sebagainya.

(17)

16

Penyusunan rencana strategis SI pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga diperlukan tahapan-tahapan di dalam Zachman Framework berdasarkan setiap perspektif, selain memperhatikan standar yang ditentukan oleh Zachman Framework, proses penyusunan juga memperhatikan bagaimana hasil pengumpulan data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Adapun hasil penyusunan rencana strategis SI/TI pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Proses Penyusunan Rencana Strategis SI/TI Menggunakan Zachman Framework pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga

(18)

17

yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise. Tahapan pembangunan EAP adalah tahap untuk memulai, tahap untuk memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. Tahapan EAP dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 5. Tahapan Enterprise Architecture Planning (EAP) di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga

Tahapan Enterprise Architecture Planning (EAP) di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga yaitu:

(19)

18

Tabel 3. Strategi Sistem Informasi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga

No Strategi Organisasi Kebutuhan Informasi Kebutuhan SI 1. Sosialisasi peraturan Informasi umum

Perhubungan dan Kominfo

website

2. Penertiban lalu-lintas Informasi lalu-lintas Informasi perparkiran

3. Diklat pegawai Informasi kepegawaian SI Kepegawaian 4. Penertiban dan

Pada tahap Arsitektur Aplikasi, dilihat bagaimana proses perencanaan aplikasi masa depan yang akan dibangun dan menggambarkan bentuk arsitektur aplikasi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga, dalam hal ini membuat definisi aplikasi, tujuan, deskripsi, kemampuan, manfaat, kebutuhan operasional, skema arsitektur, dan melakukan identifikasi pada masing-masing bagian organisasi.

Tabel 4. Pengembangan Sistem informasi DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga

No Unit Kerja Kebutuhan Sistem

Informasi

Cara Pengembangan

1. Dishub Kominfo Website outsourcing

2. Kepala Dinas SI Eksekutif outsourcing

3. UPTD PKB SI Pengujian

Kendaraan Bermotor

outsourcing

4. UPTD Terminal SI Terminal outsourcing

5. Seksi Angkutan dan

8. Seksi Perparkiran SI Perparkiran outsourcing

9. Seksi Sarana Prasarana

(20)

19

Pada tahap Arsitektur Teknologi dilihat bagaimana mengidentifikasi platform teknologi melalui pengkajian kemajuan, tren, laporan dan proyeksi teknologi, menentukan hubungan teknologi alternatif terhadap baseline teknologi yang digunakan, menentukan kriteria dan proses pemilihan teknologi, membuat relasi antara teknologi dengan arsitektur aplikasi, melakukan evaluasi terhadap konsep arsitektur teknologi untuk menjamin kinerja dan konektifitas platform, dan review terhadap sistem yang ada dibandingkan dengan platform masa depan pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga.

Kemudian pada Rencana Implementasi/Migrasi, pada tahap ini dilihat bagaimana merencanakan arsitektur SI dengan framework Zachman, kemudian implementasi arsitektur SI pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga. Berdasarkan rekomendasi di atas, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana implementasi untuk 4 (empat) tahun ke depan dengan memperhitungkan faktor keuangan yang dimiliki oleh organisasi, maka dari itu dibuat bertahap setiap tahunnya selama 4 tahun ke depan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rencana Implementasi SI/TI pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga Dalam Kurun Waktu 4 (Empat) Tahun (2017 – 2020)

Rekomendasi 2017 2018 2019 2020

10 Seksi Komunikasi SI Pengawasan

Spektrum Radio

outsourcing

11. Seksi Informatika SI Pengawasan

Informatika

13. Sub Bagian Program Evaluasi dan Pelaporan

SI Perencanaan SI Pelaporan

cloud computing cloud computing

(21)

20 5. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dalam rangka penyusunan rencana strategis SI/TI di DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga menggunakan Zachman framework, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya hasil temuan terhadap implementasi SI/TI yaitu aplikasi yang digunakan pada organisasi belum dijelaskan secara rinci tentang kebutuhan setiap bidang yang ada. Selain itu, aplikasi yang dimiliki masih bersifat umum yang digunakan di semua bidang dan belum didefinisikan secara jelas mengenai kebutuhan apa yang harus dijadikan landasan dalam setiap pengelolaan data dan informasi. Berdasarkan temuan yang ada, maka pengelolaan sumber daya manusia seperti pelatihan, penentuan deskripsi kerja yang jelas dan penilaian kinerja personil sudah dilakukan dengan baik. Penyusunan rencana strategis SI/TI pada DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga diperlukan tahapan-tahapan di dalam Zachman framework, selain memperhatikan standar yang ditentukan oleh Zachman framework, proses penyusunan juga memperhatikan bagaimana hasil pengumpulan data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang ada di organisasi.

6. Daftar Pustaka

[1] Kuntoro, Adi, Wijaya, Agustinus Fritz. “Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi menggunakan Zachman Framework (Studi Kasus: Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga)”. Salatiga: Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Satya Wacana.

[2] Yuliana, Ade., Aradea, & Hidayahtulah Himawan, 2010, Perancangan Arsitektur In-formasi Untuk Mendukung Keberlangsungan Proses Bisnis Enterprise Wide, ISSN: 1979-2328. http://repository.upnyk.ac.id/10/.

[3] Bachtiar, Nurdin, 2009, Perencanaan Sistem Informasi Evaluasi Diri Menggunakan Framework Zachman, Ilmu Komputer FMIPA, Semarang: Universitas Diponegoro.

[4] Gondodiyoto, Sanyoto, 2007. Audit Sistem Informasi dan Pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra Wacana Media.

[5] Wartika, & Iping Supriana, 2011, Analisis Perbandingan Komponen dan Karak-teristik Enterprise Architecture Framework, KNS&I 11-064. http://yudiagusta. wordpress.com/

Gambar

Gambar 2. Matrik 6 x 6 Zachman Framework [6]
Gambar 3 . Tahapan Penelitian
Gambar 4.  Usulan Topologi Jaringan DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga.
Tabel 1. Proses Penyusunan Rencana Strategis SI/TI Menggunakan Zachman Framework pada
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam managemen pendidikan Islam, keadilan harus menjadi prinsip dasar yang memiliki pimpinan yang adil, akan memilkikultur sekolah atau lembaga pendidikan yang

Karena suatu subclass dapat mewarisi apa apa yang dipunyai oleh parent class- nya, maka member dari suatu subclass adalah terdiri dari apa-apa yang ia punyai dan juga apa-apa yang

PENGEMBANGAN ALAT UKUR TES PENALARAN BERD ASARKAN KERANGKA TIMSS PAD A TOPIK KINEMATIKA D AN D INAMIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Konsep yang digunakan adalah menggunakan dua buah rangkaian sensor yang berfungsi sebagai acuan mulai dan berhentinya penghitungan waktu, dengan jarak antara sensor yang

Our on-going study seeks to explore to what extent and in what ways smartphones influence the quality of life of older adults, as well as unique and/or significant factors in

siswa yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah pada materi