• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Redaksi | Sosiologi | Jurnal Pemikiran Sosiologi 27765 60987 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengantar Redaksi | Sosiologi | Jurnal Pemikiran Sosiologi 27765 60987 1 PB"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 1, Mei 2013

iii

PENGANTAR REDAKSI

I

ndonesia sebagai bangsa yang besar menghadapi tantangan besar pula dalam mendidik bangsa. Upaya

mendidik bangsa dari masa ke masa mengalami pasang surut, meluasnya konflik sosial, meningkatnya korupsi,

dan kemiskinan dianggap menjadi musuh besar bangsa ini. Beragam cara telah dilakukan oleh pemerintah

maupun masyarakat sendiri untuk mendidik bangsa. Namun, permasalahan di atas tak kunjung mendapatkan

solusinya. Merespon kondisi tersebut, masih terbersit keinginan untuk menciptakan Indonesia sebagai bangsa

yang beradab dan sejahtera. Meskipun upaya yang diciptakan masih mempertarungkan konsep rekayasa (by

design) versus alamiah (by nature) secara bersamaan, sehingga dampak sosial, budaya dan politik yang

diakibatkan kontestasi kedua konsep tersebut belum dapat teratasi.

Jurnal Pemikiran Sosiologi (JPS) volume 2 No.1 Mei 2013, merupakan edisi ketiga yang diharapkan dapat

mengayakan wacana mendidik bangsa, berbagai perspektif dilontarkan oleh penulis untuk memahami dan

mengajak pembaca melihat kondisi nyata perjalanan kehidupan bangsa ini. Dalam penyajiaannya para penulis

mengangkat konsep dan menjelaskan praktik mendidik bangsa Indonesia dalam berbagai ranah. Pertama,

Tadjudin Noer Effendi menyatakan bahwa, gotong-royong mengandung beberapa unsur modal sosial yang

mempengaruhi kondisi masyarakat kontemporer berada dalam situasi kekacauan sosial. Hal tersebut

disebabkan oleh lemahnya penerapan nilai-nilai gotong royong dalam interaksi sosial. Begitu pula perubahan

sosial yang cepat serta kuatnya tekanan dari luar, terutama ideologi liberal yang berdasarkan individualisme

menjadi penyebab kekacauan sosial tersebut. Kedua, Ariefa Efianingrum menyatakan dalam tulisannya bahwa,

sejumlah pemikiran dan konsep yang meyakini pentingnya faktor kultural dalam mendorong dinamika

perubahan institusional, khususnya dalam konteks persekolahan (schooling). Perlu tilikan secara seksama

bahwa budaya/kultur merupakan kekuatan konstitutif untuk inovasi dan perubahan sosial, sekaligus memiliki

(2)

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 2 No. 1, Mei 2013

iv

kemunculan trayektori pendidikan ditengarai oleh perceraian antara teori dengan praksis yang kemudian

memunculkan klasifikasi ilmu ke dalam dikotomi low science dan high science. Persoalan menjadi kian pelik

manakala dihadapkan pada tatanan kapitalisme-lanjut yang begitu mensakralkan ukuran-ukuran ekonomi

sehingga beberapa ilmu pengetahuan (disiplin) dirasa tak lagi relevan keberadaannya. Keempat, Barito Mulyo

Ratmono menyatakan belum membaiknya kultur Polri hingga saat ini dikarenakan adanya proses produksi yang

cacat di pabrik aktor Polri, dampaknya penyalahgunaan jabatan dan kewenangan melalui proses hegemoni serta

pertarungan kepentingan antar aktor Polri. Merespon hal tersebut perlu perubahan kultur Polri yang dimulai

dari lembaga pendidikan dan satuan kewilayahan secara bersamaan melalui proses hegemoni untuk

menanamkan gagasan dan tindakan yang sesuai dengan nilai, norma, dan simbolisasi normatif kultur Polri

sesungguhnya. Kelima, Dedi Ilham Perdana menganggap perubahan kurikulum dan pendidikan yang terjadi di

Indonesia dari masa ke masa serta pengaruhnya pada masyarakat menjadi titik tolak berbagai isu terkait

kurikulum baru 2013 serta dampaknya bagi dunia pendidikan saat ini. Keenam, Ahmad Fadli Azami menyatakan

pesantren telah berhasil menunjukkan model pendidikannya yang cukup kokoh dalam menghadapi berbagai

guncangan. Tak heran jika model pendidikan itu masih tetap diakui oleh masyarakat islam pada umumnya.

Dalam konteks kekinian di mana dunia pendidikan lebih menonjolkan kecerdasan intelektual, pesantren hadir

dengan warna yang berbeda. Ketujuh, Umi Latiefah menyatakan terdapat konstruksi identitas ketika waria

memandang dirinya melalui masyarakat dan sebaliknya masyarakat memandang identitas waria. Pada

realitanya waria masih mendapatkan perlakuan diskriminatif karena identitasnya dipandang sebagai suatu

penyimpangan. Kedelapan, Dewi Cahyani Puspitasari menyatakan dalam prakteknya pengelolaan zakat yang

dilakukan oleh organisasi pengelola zakat (OPZ) mengalami transformasi sejak pengelolaan zakat tahun

1990-an. Kondisi ini berupa pola distribusi zakat beralih dari ranah amal sosial keagamaan menuju ranah

pemberdayaan pengembangan ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, buku- buku cerita yang disiapkan untuk pelatihan, yang nantinya diberikan kepada mitra sebagai koleksi di ruang Kid’s zone dan ruang rawat anak mereka, adalah

analisis jalur merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung

Berapa biaya sewa ruko yang harus dibayarkan oleh pemilik Klinik tersebut jika pasien yang dilayani ada 500 orang. Berapa biaya sewa ruko jika pasien ada

Perusahaan dapat merekrut orang dari luar perusahaan, atau meskipun perusahaan keluarga, sebaiknya perusahaan tetap harus melakukan pengukuran kinerja keuangan

Sehubungan dengan telah ditetapkan pemenang seleksi untuk pekerjaan Supervisi Pembangunan Jalan Kabupaten Musi Banyuasin (Wilayah 4) kami bermaksud melakukan klarifikasi dan

Diagnosis dan riwayat medik Status fungsional dan tingkat aktifitas Vital sign, Pengembangan dada-abdomen, ventilasi paru, kapasitas paru Tes ventilasi, kapasitas paru

1) Gambaran karakteristik usia penderita gagaljantungsebagianbesar berusia 61-80 tahun. Responden penderita gagal jantung terbanyak berjenis kelamin laki-laki. Lama

Memperhatikan indikator kinerja dari setiap jenis model yang dihasilkan dengan masukan set data testing, tampak nyata bahwa model tangki susunan gabungan berbasis AG cenderung