• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Pada Tunanetra Dalam Meningkatkan Interaksi (Studi Kasus pada Anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Pada Tunanetra Dalam Meningkatkan Interaksi (Studi Kasus pada Anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Interaksi Sosial

Salah satu sifat manusia adalah keinginan untuk hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dalam hidup bersama antara manusia dan manusia atau manusia

dengan kelompok tersebut terjadi “hubungan” dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan maksud, tujuan

dan keinginannya masing-masing. Sedangkan untuk mencapai keinginannya itu

harus di wujudkan dengan tindakan sehingga melalui hubungan tindakan melalui

hubungan timbal- balik. Hubungan inilah yang disebut interaksi.

Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang

dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok

manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi bisa juga berbentuk

tindakan persaingan, pertikaian dan sejenisnya. Begitu juga masyarakat difabel

sendiri, merekapun juga memiliki keinginan untuk hidup bersama dengan manusia

lainnya. Baik itu masyarakat yang menderita difabel juga maupun masyarakat

yang normal.

1. Ciri-ciri Interaksi Sosial

Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang

b. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol

c. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini dan masa mendatang

(2)

d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat.

2. Hubungan Antara Tindakan Sosial dan Interaksi Sosial

Pengertian tindakan sosial dan interaksi sosial diatas memperlihatkan

dengan jelas bahwa keduanya mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan.

Tindakan sosial adalah perbuatan yang di pengaruhi oleh orang lain untuk

mencapai maksud dan tujuan tertentu, sedangkan interaksi sosial adalah hubungan

sosialyang terjadi sebagai akibat dari tindakan individu – individu. Terjadinya

hubungan timbal-balik ini disebabkan oleh adanya tindakan (aksi) dan tanggapan

(reaksi) antara dua pihak. Tindakan merupakan syarat mutlak terbentuknya

hubungan timbal-balik atau reaksi sosial. Di dalam dunia maya tepatnya di

jejaring sosial Facebook yang digunakan masyarakat difabel tunanetra juga

terdapat sosial dan interaksi sosial yang terjadi. Dimana pada saat mereka

melakukan obrolan (chating) dengan teman di media sosialnya.

3. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi

dua syarat yaitu, adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi

(communication). Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud dan tujuan

masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Menurut Roucek dan Warren,

interaksi adalah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar dari segala proses

sosial.

Begitu pula di dalam Facebook yang dimiliki para masyarakat difabel ini,

orang yang pertama dijadikan sebagai teman di Facebook adalah orang yang

(3)

mengerti karena saling merasakan hal yang sama. Jadi diantara sesama mereka

lebih mengerti maksud dan tujuannya mereka berkomunikasi di media sosial

Fcebook ini.

Interaksi sosial terdiri dari dua unsur , yaitu tindakan sosial dan keterikatan

antar tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan (sosial action) merupakan unsur

pembentuk interaksi sosial. Menurut pandangan Max Weber tindakan sosial

merupakan rindakan yang bermakna, yakni tindakan yang dilakukan seseorang

dengan memperhitungkan keberadaan orang lain (Badrujaman,2008:36).

Tindakan sosial apapun dilakukan seseorang cenderung berhubungan

dengan tindakan individu lainnya. Hubungan antar tindakan sosial tidak terjadi

secara otomatis, karena kekuatan alam atau kekuatan supra alami. Keterkaitan

antar tindakan sosial terjadi karena manusia, manusialah yang melakukan

tindakandan menjalinnya dengan tindakan yang lain (Badrujaman,2008:40).

Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan pendekatan yang dikenal

dengan nama Symbolic Interactionism ( interaksionisme simbolis). Pendekatan ini

bersumber pada pemikiran Geirge Herbert Mead. Dari kata interaksionisme sudah

terlihat bahwa sasaran pendekatan ini adalah interaksi sosial, kata simbolis

mengacu pada simbol-simbol dalam interaksi.

Herbert Blumer, salah satu penganut pemikiran Mead, menjabarkan

pemikiran Mead mengenai interaksionisme simbolis. Menurut Blumer pokok

pikiran interaksionisme simbolis ada tiga yakni : (Kamanto Sunarto, 1993:43-44)

1. Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna

(4)

2. Makna yang dipunyai sesuatu tersebut barasal atau muncul dari

interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya.

3. Makna diperlakukan atau di ubah melalui suatu proses penafsiran

(interpretative proces), yangdigunakan orang dalam menghadapi

sesuatu yang dijumpainya.

Interaksionisme simbolis yang diketengahkan Blumer mengandung

sejumlah root images atau ide-ide dasar, yang dapat diringkas sebagai berikut:

(Margaret M.Poloma,2000:264-265)

1. Masyarakat terdiri dari masyarakat yang berinteraksi.

2. Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan

dengan kegiatan manusia lain.

3. Obyek-obyek, tidak mempunyai makna intrinsik, makna lebih

merupakan produk interaksi-simbolis. Obyek-obyek dapat di

klasifikasikan kedalam tiga kategori yang luas seperti ; obyek fisik,

obyek sosial dan obyek abstrak.

4. Manusia tidak mengenal obyek eksternal, mereka dapat melihat dirinya

sebagai obyek.

5. Tindakan manusia adalah tindakan interpretatif yang dibuat oleh

manusia itu sendiri.

6. Tindakan tersebut saling dikaitkan dan di sesuaikan oleh

anggota-anggota kelompok.

2.2Masyarakat Jaringan

Konsep tentang masyarakatinformasi, pada awalnya dikembangkan oleh

(5)

masyarakat pasca industri(post-industrial society). Daniell Bell (1977),

disebut-sebut sebagai ahli sosiologi pertama yang mengkaji dampak sosial dari

perkembangan media komunikasi digital. Menurut Bell, ada dua indikasi utama

dari perkembangan masyarakat industri, yakni penemuan

miniatursirkuitelektronik dan optikal yang mampu mempercepat arus informasi

melalui jaringan, serta integrasi dari proses komputer dan telekomunikasi ke

dalam teknologi terpadu yang disebut dengan istilah “komunikasi”. (Cabin &

Dortier (eds), 2004: 149-158). Sementara itu, generasi kedua Mazhab Frankfrut,

yang dipelopori Jurgen Habermas juga telahjauh-jauh hari mempersoalkan

dampak dari perubahan TI pada bidang politik dan integritas masyarakat madani.

(lihat:McCarthy,2006).

Castells (1996), menyatakan bahwa di era revolusi informasi, selain

ditandai dengan perkembangan TI yang luar biasa canggih, juga muncul apa yang

ia sebut sebagai kebudayaan virtual riil, yaitu suatu sistem sosial-budaya baru

dimana realitas itu sendiri sepenuhnya tercakup , spenuhnya masuk dalam setting

citra maya, di dunia fantasi, yang di dalamnya tampilan tidak hanya ada di layar

tempat di komunikasikannya pengalaman, namun mereka menjadi pengalaman itu

sendiri. (Ritzer&Goodman, 2008:632). Masyarakat yang semula berinteraksi

dalam ruang yang nyata dan bertatap muka, dengan kehadiran internet mereka

kini dapat berinteraksi dengan sipapun tanpa dibatasi nilai dan norma, sehingga

dikalangan warga masyarakat yang mengembangkan hubungan dalam jejaring

komputer, tak merekapun tumbuh dengan subkulturnya yang khas – yang berbeda

(6)

Di era masyarakat pasca-industri, realitas sosial bahkan boleh di katakan

telah mati, untuk kemudian diambil alih oleh realitas-realitas yang bersifat virtual,

realitas cyberspace. Dunia baru yang di mediasi oleh hadirnya teknologi informasi

yang semakin maju dan super canggih telah melahirkan hal – hal yang serba

virtual : kebudayaan virtual dan komunitas virtual (virtualcommunity). Seperti

dikatakan Yasraf Amir Piliang (2004), bahwa di era revolusi informasi,

masyarakat memang masih berinteraksi satu dengan lain, tetapi kini tidak lagi

dalam komunitas yang nyata, melainkan di dalam komunitas virtual ( Piliang,

2004:64). Internet satu bentuk jaringan komunikasi dan informasi global telah

menawarkan bentuk – bentuk komunitas sendiri (virtual community), bentuk

realitas sendiri (virtual reality) dan bentuk ruangan sendiri ( cyberspace).

Dalam analisisnya, Castels (200:28-76) mengembangkan pemikirannya

tentang masyarakat informasi dengan mengacu pada lima karakteristik dasar

teknologi informasi, yaitu: (J.Dwi Narwoko &Bagong Suyanto, 2004:399-400)

1. Teknologi informasi senantiasa bereaksi terhadap informasi

2. Karena informasi merupakan bagian dari aktivitas manusia, maka

teknologi ini mempunyai efek pervannsi.

3. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi di defenisikan

oleh “ logika jaringan “

4. Teknologi baru sangatlah fleksibel, dalam arti dapat dengan mudah

beradaptasi

5. Teknologi informasi sangatlah spesifik, dengan adanya informasi,

(7)

2.3 Media Sosial Sebagai Teknologi Komunikasi

Internet dapat dikatakan sebagai media baru yang mempunyai banyak

keunggulan dibanding media lama, seperti : telegraf, faksimili dan lainnya. Media

baru mudah di manipulasi. Hal ini seringkali mendapat tanggapan negatif dan

menjadi perdebatan, karena media baru memungkinkan setiap orang untuk

memanipulasi dan merubah berbagai data dan informasi dengan bebas. Media

baru bersifat networkable, artinya konten-konten yang terdapat dalam media baru

dapat dengan mudah dibagi dan di pertukarkan antar pengguna lewat jejaring

internet yang tersedia. Karakteristik ini dapat disebut sebagai kelebihan, karena

media baru membuat setiap orang dapat terkoneksi dengan cepat dan memberi

solusi terhadap kendala jarak dan waktu antar pengguna.

Kemajuan teknologi mempengaruhi banyak perubahan yang terjadi di

masyarakat saat ini. Setiap perkembangan teknologi selalu menjanjikan

kemudahan, efisiensi, serta peningkatan produktifitas. Pada awalnya teknologi

diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dan mempermudah manusia

untuk memenuhi segala kebutuhsn hidupnya (Martono, 2011:289-290). Dilihat

dari perkembangannya, siapa saja yang mampu mengakses teknologi, maka ia

akan mengalami kemajuan dalam bentuk apapun, misalnya seseorang

menggenggam sebuah teknologi dia tidak akan ketinggalan informasi yang di

dapatkan. Teknologi tercipta untuk memberikan kemudahan bagi individu.

Seseorang tidak perlu bersusah-susah untuk menghubungi keluarga dan

sahabatnya diluar kota maupun di luar negeri. Mereka cukup mengakses media

atau alat yang dapat mempermudah hal tersebut. Dengan adanya kemajuan

(8)

masyarakat.hampir keseluruhan mayarakat di dunia menggunakan internet dalam

kehidupan sehari-harinya.

Beberapa fasilitas yang kini telah dinikmati oleh pengguna internet saat ini

adalah dengan memanfaatkan media jejaring sosial yang ada. Media jejaring

sosial ini di antara lain : Facebook, Twitter, Friendster, Yahoo Messenger dan

masih banyak lagi. Dari sekian banyak media ini, Facebook dapat dikatakan

sebagai media yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya

fasilitas media jejaring sosial Facebook, dengan mudah kita dapat saling bertemu

dengan teman, saudara ataupun kerabat lainnya di dunia maya. Facebook sebagai

media jejaring sosial terlengkap dimana para penggunanya dapat memasang foto,

berinteraksi langsung sesama user, dan terlebih lagi kecepatan dan fleksibilitasnya

yang menjadi keunggulan untuk memudahkan dalam hal berkomunikasi.

Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan dengan

komunikasi. Dengan melakukan komunikasi, manusia bisa saling bertukar

informasi, gagasan, ide dan pengalaman. Adanya komunikasi akan membentuk

suatu jaringan interaksi yang kompleks bagi manusia. Secara umum Gabner

mendefenisikan komunikasi sebgai suatu interaksi sosial melalui pesan – pesan

yang dapat diberi sandi (kode) secara formal, simbolis atau penggambaran

peristiwa tentag beberapa aspek budaya yang sama-sama dimiliki. Komunikasi

sebagai penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui

penggunaan simnol – kata, gambar, angka, grafik dan lain-lain.

Pada abad sekarang ini, komuniksi telah mencapai pada satu titik dimana

orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Hal

(9)

komunikasi antar persona. Ruang dan waktu telah berhasil ditembus dengan

adanya komunikasi massa, yaitu komunikasi yang hanya berlangsung dengan

menggunakan media massa. Media massa dalam cakupan pengertian komunikasi

massa itu meliputi media cetak (majalah, tabloid, surat kabar), dan media

elektronik (radio dan televisi).

1.5.4 Jaringan Sosial dalam Sebuah Kelompok

Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat

dikatakan bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita

kenal. Secara lebih luas ikatan-ikatan diantara manusia juga berperan sebagai

dinding pembatas bagi struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral dari

modal sosial adalah bahwa jaringan-jaringan sosial satu set yang bernilai (Field,

2005;16) jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi kohesi sosial karena

menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan bukan hanya dengan

orang mereka kenal secara langsung agar saling menguntungkan. Jaringan lebih

mobel daripada hirarki.

Dalam alokasi sumber daya jaringan, transaksi terjadi tidak melalui

pertukaran yang terpisah atau restu administratif, tetapi melalui jaringan-jaringan

individu yang terlibat dalam aksi-aksi timbal balik, saling mengutamakan, dan

saling mendukung. Jaringan dapat bersifat kompleks; mereka tidak menerapkan

kriteria pasar eksplisit, juga tidak memakai paternalisme yang biasanya terdapat

dalam hirarki. Sebuah asumsi dasar adari hubungan jaringan adalah satu pihak

tergantung pada sumber-sumber yang dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada

(10)

pihak-pihak dalam jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan diri sendiri dengan

jalan merugikan yang lainnya. Powell (dalam Hamilton, 1996:270)

Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal

sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antara individu dalam

komunitas. Keterkaitan terwujud did alam beragam tipe kelompok pada tingkat

lokal maupun tingkat lebih tinggi. Jaringan hubungan sosial biasanya akan di

warnai oleh suatu tipologi khas sejalan sengan karakteristik dan orientasi

kelompok. Pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas

dasar kesamaan garis keturunan (liniage), pengalaman-pengalaman sosial turun

menurun (repeated social experiences), dan kesamaan kepercayaan pada dimensi

Ketuhanan (religious believe) cenderung memliki kohesifitas yang tinggi, tetapi

rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada

kelompo yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri

pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi

anggota yanglebih baik dan memiliki rentang jaringan yang lebih luas.

Pada dasarnya modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan

untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya

hubungan interaksi sosial sehingga menghaslkan jaringan kerjasama, pertukaran

sosial, salin percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan interaksi

tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rakhmania (2002:58), pada etnis

Cina di Jakarta maka didapati insyistusi keluarga dan ikatan kekerabatan adalah

modal sosial yang menopang bisnis etnis Cina. Ikatan kekeluargaan menyediakan

(11)

kepercayaan. Melalui jaringan sosial tersebut bisnis meraka semakin meningkat.

Dengan adanya modal sosial pada etnis Cina terjadilah perkembangan

bisnis-bisnis etnis Cina bila mereka mampu mempergunakan modal sosial

sebaik-baiknya.

2.5 Defenisi Konsep

Dalam penelitian ilmiah, disamping berfungsi untuk memfokuskan dan

mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang

nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjuti sebuah kasus yang di teliti

dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah

penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini,

antara lainadalah :

1. Tunanetra (Difabel)

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang bebeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada

ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Termasuk keadaan ABK, yaitu :

teunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,

gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain

bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat (Somantri,

2006).

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.

Tunanetra dapat di klasifikasikan kedalam dua golongan, yaitu : Buta total (Blind)

dan low vision. Definisi tunanetra menurut Somantri (2006) adalah individu yang

(12)

dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Penyandang cacat netra merupakan

individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai

saluran penerimaan informasi dalam kegiatan harian seperti halnya orang awas

(Somantri, 2006).

Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indera penglihatan maka

proses pembelajaran menekankan pada alat indera yang lain yaitu indera peraba

dan indera pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang diperhatikan dalam

memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan

harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille,

gambar timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan media yang bersuara

adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra

beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan

Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari tentang bagaimana

tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat

putih (tongkat khusus untuk tunanetra).

Tunanetra memeiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari 1 (satu)

meter.

2. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu

melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.

3. Bidang penglihatan tidak lebih luas dari 200 (Heward & Orlansky,

1988).

Klasifikasi tunanetra menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa secara

(13)

a. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan

1. Tunanetra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama sekali

tidak memiliki pengalaman penglihatan.

2. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, mereka telah memiliki

kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah

terlupakan.

3. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja, mereka telah

memiliki kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam

terhadap proses perkembangan pribadi.

4. Tunanetra pada usia dewasa, pada umumnya mereka yang dengan

segala kesadaran mampu me;akukan pelatihan penyesuaian diri.

5. Tunanetra dalam usia lanjut, sebagian besar sudah sulit mengikuti

latihan penyesuaian diri.

b. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan

1. Tunanetra ringan (defective vision / low vision), yakni mereka

yang memliki hambatan dalam penglihatan tetapi meraka masih

dapat mengikuti program pendidikan dan mampu melakukan

pekerjaan atau kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.

2. Tunanetra setengah berat ( partially sighted ), yakni mereka yang

kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan

kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu

(14)

3. Tunanetra berat ( totally blind ), yakni mereka yang sama sekali

tidak dapat melihat.

c. Berdasarkan pemerikasaan klinis.

1. Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari

20/200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 drajat.

2. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara

20/70

sampai dengan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.

d. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata

1. Myopia, merupakan gangguan penglihatan jarak dekat, bayangan

tidak terfokus dan jatuh dibelakang retina. Penglihatan akan

menjadi jelas kalau objek di dekatkan. Membantu proses

penglihatan pada penderita Myopia digunakan kacamata koreksi

dengan lensa negatif.

2. Hyperopia, merupakan penglihatan jarak jauh, bayangan tidak

terfokus dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas

jika objek dijaukan. Membantu proses penglihatan pada penderita

Hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.

3. Astigmatisme, merupak

4. penyimapangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena

ketidak beresan pada kornea mata pada permukaan lain pada bola

mata sehingga bayangan benda baik pada jarak dekat maupun jauh

(15)

pada penderita astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan

lensa silindris.

3. Jejaring Sosial Facebook

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk

dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau

organisasi) yang dijalin dengan sutu atau lebih tipe relasi spesifik

seperti nilai, isi, ide, teman serta keturunan. Facebook adalah

sebuah layanan jejaring sosial. Facebook sendiri memiliki lebih

dari satu miliar penggunaan aktif dan lebih dari separuhnya

menggunakan telpon genggam.

4. Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang

mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok

maupun orang dengan kelompok manusi. Bentuknya tidak hanya

kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan persaingan, pertikaian,

dan sejenisnya.Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata

dalam brntuk tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai-nilai dan

norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

5. Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Medan

Adalah sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang

yang mempunyai keterbatasan pada penglihatan atau yang biasa

kita sebut sebagai tunanetra. Diamana ikatan ini memiliki visi

umtuk mengembalikan manusia pada fitrohnya sebagai hamba

(16)

secara khafah dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Serta misi dari ikatan ini adalah

meningkatkan kiprah Tunanetra Muslim Indonesia dalam

mengamalkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6. Jaringan Sosial

Jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk

dari simpil- simpul (yang umumnya adalah individu atau

organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik

seperti nilai, visi, ide, teman dan keturunan. Analisi jaringan sosial

memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul

adalah aktor individu didalam jaringan, sdangkan ikatan adalah

hubungan antar aktor tersebut.

Bida terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian

dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa

jarngan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari

keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam

menentukan cara memcahkan masalah, menjalankan organisasi,

serta derajat keberhasilan seseorang individu dalam mencapai

tujuannya.

Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaingan jejaring

sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang

dikaji.jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan

(17)

diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan

ikatan sebagai garis penghubungnya.

7. Kelompok Sosial

Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam

sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan

kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan

kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap

S e t i a p wa rga n e ga ra b e rh a k mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar

tingkat pendidikan; d) sektor usaha dan faktor eksternal yaitu variabel a) pendekatan model formalisasi; b) bentuk lembaga perizinan; c) persyaratan perzinan; d) prosedur

a) Susi Pudjiastuti merupakan seseorang yang terbuka dan memiliki kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima dari masyarakat kepada dirinya. b) Susi

Data dibawah ini diambil dari Laboratorium Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2 – 5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.. Tersedia dari:

[r]