• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Pada Tunanetra Dalam Meningkatkan Interaksi (Studi Kasus pada Anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Pada Tunanetra Dalam Meningkatkan Interaksi (Studi Kasus pada Anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia) Chapter III V"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006 : 4). Dengan menggunakan

metodologi kualitatif, peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih

mendalam mengenai penggunaan jejaring sosial Facebook pada tunanetra dalam

meningkatkan interaksi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah terletak di Jalan Gajah Mada Ikatan Tunanetra

Muslim Indonesia. Namun kini sudah berpindah tempat dan menjadi di Jalan

Darussalam Sei Kapuas no.25 A Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi

penelitian ini adalah karena ITMI merupakan organisasi legal yang didalamnya

beranggotakan orang-orang yang mempunyai keterbatasan pada penglihatan dan

biasa disebut Tunanetra.

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai

subjek penelitian. Salah satu ciri atau karakteristik dari penelitian sosial adalah

(2)

yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial.

Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah

anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia di Jalan Gajah Mada Medan.

3.3.2 Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam

penelitian yang aktual selama menjelaskan tenteng masalah penelitian. adapun

informan yang menjadi subjek adalah anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia

(ITMI) dan memiliki kriteria seperti harus memiliki sebuah akun Facebook.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber infprman

yang ditemukan di lapangan, adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data

primer ini adalah dengan cara :

3.4.1.1 Observasi

Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007

: 115). Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan langsung

dilapangan untuk melihat bagaimana para tunanetra menggunakan jaringan

(3)

3.4.1.2 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawanvara dengan yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relativ lama. Dalam hal ini peneliti ingin mewawancarai

langsung informan mengenai bagaimna tunanetra menggunakan jaringan sosial

Facebook untuk meningkatkan interaksi.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sekunder yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari

beberapa literatur diantaranya adalah : buku-buku referensi, dokumen majalah,

jurnal, internet yang dianggap relevan degan masalah yang diteliti. Oleh karena itu

sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkapkan data

yang di ahrapkan, membantu memberi keterangan sebagai pelengkap dan bahan

pembanding (Bungin, 2007 : 108-121).

3.5 Interpretasi Data

Data yang didapatkan dari berbagai teknik pengumpulan data tersebut

dikumpulkan untuk di analisis. Data yang diperoleh yakni melalui catatan

lapangan, gambaran-gambaran atau foto-foto sertahasil wawancara yang telah di

kumpulkan, serta diuraikan dalam bentuk tulisan dengan cara diurutkan atau di

kategorikan dan memilah-milah sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil

(4)

3.6 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan Ke

-1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 ACC Judul

3 Penyusunan Proposal Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Penelitian Ke Lapangan

7 Pengumpulan dan Analisis Data

8 Bimbingan Skripsi

9 Penulisan Laporan Akhir

(5)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Latar Belakang Terbentunya Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia

Ikatan tunanetra muslim Indonesia atau ITMI adalah organisasi

kemasyarakatan yang mengimpun tunanetra muslim dan orang muslim yang

peduli terhadap perjuangan tunanetra muslim di wilayah kesatuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. ITMI secara nasional berdiri pada

tanggal 25 Muharram 1420 H/11 Mei 1999 di Bandung.pada saat itu Yayasan

Himpunan Tunanetra Islam dan Kelompok Tunanetra Muslim Indonesia

menginisiasi Musyawarah Nasional Tunanetra Islam (MUNASTI). Hasilnya

dibentuklah sebuah organisasi yang bertujuan meningkatkan kiprah Tunanetra

Muslim dalam segala aspek kehidupan.Selain itu juga berupaya meningkatkan

kualitas Tunanetra Muslim Indonesia dan menjalin silahturahmi dengan berbagai

pihak, deengan semangat ukhuwah islamiah yang berlandaskan Al-Quran dan

As-Sunnah.Sejak saat itu beberapa daerah mulai banyak terbentuk ITMI seperti di

daerah Bogor, Medan dan daerah lainnya.Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia

sendiri bertujuan :

1. Menjalin silahturahmi dengan berbagai pihak dalam semangat

Ukhuwah Islamiyah dan Sunnah.

2. Meningkatkan kualitas tunanetra muslim Indonesia.

3. Meningkatkan kiprah tunanetra muslim Indonesia.

(6)

ITMI berfungsi sebagai :

1. Pemersatu Tunanetra Muslim Indonesia.

2. Penanmpung dan penyalur aspirasi anggotanya.

3. Pembentuk pribadi muslim yang islami.

4. Pembina pribadi anggotanya.

ITMI merupakan organisasi nasional yang tersusun atas :

1. Dewan Pengurus Pusat (DPP), untuk tingkat nasional yang berkedudukan

di Bandung.

2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) untuk tingkat provinsi.

3. Dewan Pengurus Daerah (DPD) untuk tingkat kabupaten/kota.

Sampai saat ini ITMI sudah memiliki delapan (8) wilayah/tingkat provinsi dan

tujuh puluh (70) daerah/tingkat kabupaten /kota.

DEWAN PENGURUS DAERAH WILAYAH (DPW) ITMI DKI JAKARTA Berdirinya DPW ITMI DKI Jakarta berawal dari terbentuknya Dewan

Pengurus Daerah (DPP) ITMI Jakarta Timur tahun 1999, oleh para tunanetra yang

telah ditunjuk oleh pengurus pusat, yang kemudian disusul dengan terbentuknya

DPD ITMI Jakarta Selatan tahun 2001. Berdasarkan ketentuan organisasi yang

mensyaratkan dalam pembentukan DPW harus memiliki sekurang-kurangnya tiga

DPD, maka DPW ITMI DKI Jakarta Barat pada bulan Maret 2007 DPW ITMI

DKI Jakarta resmi berdiri pada 19 Mei 2007 melalui musyawarah wilayah ITMI

DKI Jakarta. Hingga saat ini DPW ITMI telah memiliki lima DPD diseluruh

(7)

Dengan terbentuknya DPD ITMI Jakarta Pusat dan Jakarta Utara tahun

2008 dan telah memiliki anggota 250 orang. Sejak berdirinya ITMI Jakarta telah

menjalankan berbagai macam program yang meningkatkan kualitas tunanetra baik

segi mental spiritual seperti :

1. Pembinaan baca Al-Quran Braille

2. Pengajaran ilmu-ilmu keislaman

3. Pembinaan muslimah tunanetra.

Sedangkan untuk pemberdayaan ekonomi seperti :

1. Pengenmbangan industri kecil

2. Pengembangan usaha-usaha

3. Pengembangan penjualan minyak pijat

Selain itu ITMI Jakarta melakukan berbagai kegiatan-kegiatan baik rutin mauoun

(8)

Nama : Lukman Hakim

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 54 tahun

Pekerjaan : Pijat Tunanetra

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Alamat : Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Bapak Lukman Hakim, seorang pria yang baik, ramah dan terbuka pada

peneliti. Bapak Lukman Hakim adalah seorang tunanetra totaly blind (buta total)

yang di deritanya sejak lahir. Beliau adalah orang pertama yang peneliti temui saat

peneliti memustuskan untuk meneliti tentang masyaraskat tunanetra yang

memiliki Facebook. Bapak Lukman Hakim selain sebagai pemijat beliau juga

berdakwah di beberapa tempat, misalnya di salah satu sekolah di Tebing. Beliau

memiliki akun Facebook dan alasannya menggunakan adalah sebagai salah satu

tempat untuk menambah teman, berbagi kata-kata mutiara, dan sebagai tempat

untuk berdakwah. Bapak Lukman sudah menikah dan memiliki satu orang anak

perempuan.

Tidak ada jejaring sosial lain yang beliau gunakan selain Facebook, karena

awalnya beliau hanya ingin mengikuti temannya yang sudah memiliki akun

Facebook sebelumnya. Bapak Lukman awalnya berpikir dengan menggunakan

Facebook beliau akan mempunyai banyak teman baik itu kalangan masyarakat

normal atau kaum disabilitas lainnya yang menggunakan Facebook. Bapak

Lukman jarang memulai percakapan atau chatingan dengan teman-teman di

Facebooknya, beliau awalnya hanya mengomentari atau menyukai status teman

(9)

mengajaknya chating atau mengobrol lewat kotak masuk (inbox) nya barulah Pak

Lukman mulai membalas dan mengobrol dengan orang tersebut. Tujuan utama

Bapak Lukman Hakim dalam membuat Facebook adalah untuk berdakwah dan

menambah pahalanya. Namun semakin lama beliau menggunakan Facebook ini

beliau semakin merasakan manfaatnya, beliau jadi banyak teman, banyak

orang-orang yang simpatik kepadanya dan ingin menjadi teman bertukar pikiran bahkan

beliau merasakan seperti menambah saudara.

Pak Lukman tidak ingin merasakan rasa bahagianya atas pengetahuan dan

diterimanya beliau di dunia maya sendirian, beliau juga memberitahukannya

kepada istrinya Ibu Kamila yang juga penyandang tunanetra beliau mengajarjan

istrinya untuk membuat akun Facebooknya juga. Selain itu juga Bapak Lukman

mengajarkan bagaimana caranya membuat Facebook ke beberapa temannya yang

menyandang disabilitas tunanetra yang ingin membuat Facebook. Adapun kendala

yang ditemui Pak Lukman selama menggunakan Facebook selama ini adalah

ketika Login (masuk) ke Facebook tiba-tiba tidak bisa menggunakan nomor

handphone lagi, melainkan harus menggunkan email, tetapi dengan bantuan teman

difabelnya yang lebih ahli Pak Lukman bisa masuklagi ke akun Facebook

miliknya dan beliau sudah memiliki akun emailnya sendirisehingga memudahkan

beliau untuk masuk ke Facebook miliknya.

Bapak Lukman Hakim merasakan banyak dampak positif yang beliau rasakan

setelah menggunakan Facebook antara lain seperti menambah banyak teman dan

saudara yang baru diluar dari teman-teman di Organisasi ITMI yang selama ini

beliau kenal. Dan beliau dapat berdakwah di Facebook jika tidak ada panggilan

(10)

dimana saja menyebarkan kebaikan dan mendapatkan pahala dari mana saja dan

berbagi kata-kata mutiara yang beliau miliki. Selain itu beliau juga merasa

pengetahuannya bertambah setelah menggunakan Facebook, seperti beliau dapat

membayangkan suatu tempat yang belum pernah beliau datangi sebelumnya

dengan berteman dengan orang-orang baru dari daerah-daerah yang berbeda dan

beliau saling berbagi cerita dengan teman barunya sehingga dari sanalah beliau

dapat membayangkan sesuatu. Namun adanya dampak negatif yang Bapak

Lukman rasakan seperti adanya seorang teman Facebooknya yang menandai

sebuah tautan yang berbau porno ke didinding Facebook Bapak Lukman sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman pada Pak Lukman dan malu ketika teman lainnya

melihat.

Bapak Lukman mengharapkan pemerintah yang mengetahui disabilitas

yang sudah mulai mahir menggunakan Facebook atau bermain internet dapat

diperhatikan sehingga pemerintah dapat memberikan sesuatu yang dapat

mempermudah tunanetra untuk menggenggam internet dan bisa digunakan untuk

seluruh masyarakat diffabel tunanetra karena pemakaiannya sakit mudah. Bapak

Lukman menjelaskan pada peneliti saat beliau pertama kali menggunakan

Facebook, beliau cukup sering bermain Facebook hampir setiap ada waktu luang

beliau pasti memainkannya, baik mengobrol (chatting), membuat status,

mengomentari dan menyukai status seseorang. Namun lama kelamaan beliau

semakin jarang menggunkan Facebook miliknya bahkan akhir-akhir ini beliau

tidak sedikitpun melihat Facebooknya. Hanya sesekali beliau melihat

pemberitahuan Facebooknya dan membalas beberapa komentar. Di Facebooknya

(11)

Pendakwah Islam dan Organisasi DPP ITMI Jakarta. Dan beliau mengatakan

cukup luas berinteraksi dengan orang-orang di Facebook. Dan ketika melakukan

interaksi dengan teman-teman barunya di Facebook beliau mengatakan tidak bisa

mengatakan lebih sering berinteraksi dengan sesama kaum disabilitas tunanetra

atau masyarakat normal karena beliau merasa sama-sama banyak yang

berinteraksi dengan beliau. Tentunya di Facebook BapakLukman tidak hanya

berteman dengan sesama disabilitas saja namun juga dengan masyarakat normal

kebanyakan, bahkan Bapak Lukman Hakim lebih sering melakukan interaksi

dengan teman-teman Facebooknya yang mempunyai kondisi normal di karenakan

mereka merasa tertarik dan ingin tahu bagaiman Bapak Lukman dapat

menggunakan Facebook layaknya seperti orang kebanyakan.

Bapak Lukman menjelaskan kepada peneliti bahwa beliau tidak sedikitpun

merasa canggung ketika berinteraksi dengan orang-orang yang mempunyai

kondisi yang normal, karena beliau juga mempunyai keinginan bahwa

penyandang disabilitas tunanetrapun dapat berselancar di duniamaya, dan sangat

menarik karena masyarakat normal yang berteman dengan Bapak Lukman sangat

antusias menerima kehadiran Bapak Lukman di jejaring sosia lFacebook. Dan

menurut Bapak Lukman beliau tentu lebih nyaman mengobrol dengan difabel

tunanetra sepertinya namun beliau juga senang dapat berteman dan mengobrol

dengan masyarakat normal yang berteman dengannya. Dan jika peneliti bertanya

lebih nyaman mengobrol di dunia maya atau secara langsung, menurut Bapak

Lukman tentu lebih nyaman mengobrol secara langsung karena tentu beliau tahu

siapa yang diajaknya mengobrol dan tentu mudah mengerti satu sama lain. Tetapi

(12)

mendapatkan diskriminasi dari teman-teman Facebooknya, karena bagi beliau

teman-temannya cukup mengerti akan kekuranganya walaupun beliau belum

pernah sekalipun bertemu dengan teman Facebooknya selain orang-orang yang

sudah dikenalnya seperti keluarga dan teman-teman ITMI Medan. Bagi Pak

Lukman setelah beliau menggunakan Facebook beliau cukup banyak

mendapatkan pengetahuan dan bisa berbagi pemikiran. Dan Bapak Lukman

mengharapkan beberapa Perusahaan yang terlibat di bidang teknologi agar lebih

memerhatikan kaum difabel tunanetra agar menciptakan suatu teknologi baru

yang semakin mempermudah kaum difabel tunanetra berselancar di dunia maya,

dan situs-situs internet yang membantu memperluas pengetahuan, sehingga kami

(kaum disabilitas) bisa setara pengetahuannya dengan orang-orang yang normal.

Nama : Kamila Wati

Umur : 43 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan Pijat

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Alamat : Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

I Bu kamila adalah istri dari Bapak Lukman dan beliau adalah orang yang

sangat ramah dan terbuka kepada peneliti. Ibu Kamila adalah penyandang

disabilitas tunanetra Totaly Blind sejak lahir. Beliau dalam kesehariannya tidak

jauh berbeda kegiatannya dengan para Ibu Rumah Tangga kebanyakan, beliau

memasak sendiri mengurus anaknya juga bekerja sebagai pemijat ketika ada

pelanggan yang datang. Ibu Kamila juga merupakan anggota ITMI. Di ITMI

(13)

Facebook karena menurutnya jejaring sosial lainnya sangat rumit hanya Facebook

sajalah yang mudah Ibu Kamila mengerti. Awalnya Ibu Kamila menggunakan

Facebook karena suaminya lebih dulu menggunakan dan membuatkan akun

Facebook untuk Ibu Kamila. Lalu beliau mulai diajarkan sedikit demi sedikit

bagaimana cara menggunakan Facebook. Beliau menjelaskan tentu sulit baginya

untuk memakai Facebook karena sebelumnya beliau hanya menggunakan telpon

genggamnya (handphone) hanya untuk menelpon dan menerima telepon atau

mengirim dan menerima pesan singkat (SMS) dan kebetulan Ibu Kamila

menggunakan handphone jenis Nokia yang mendukung untuk beliau

menggunakan Facebook.

Ibu Kamila mengaku tidak menggunakan jejaring sosial lain selain

Facebook, beliau juga awalnya tidak begitu mengetahui apa yang bisa dilakukan

dengan Facebook, dan setelah beliau di beritahu oleh Bapak Lukman apa itu

Facebook dan apa saja yang dapat kita lakukan di Facebook barulah Ib Kamila

mulai tertarik dan sering memainkan Facebook miliknya. Ibu Kamila menjelaskan

pada peneliti bahwa alasan utamanya ingin dan tertarik menggunakan Facebook

adalah karena dapat mempunyai banyak teman baru dan juga berbagi kata-kata

mutiara atau kata-kata yang bisa memacu semangat hidup seseorang. Di Facebook

awal Ibu Kamila memulai suatu interaksi orang lain dengan seperti dengan

menyukai atau mengomentari status teman Facebooknya. Adapun Ibu Kamila

memulai suatu percakapan di Facebook dengan salah satu temannya misalnya di

Inbox Facebook hanya membalas salam dan menjawab apa yang ditanyakan

temannya, jadi Ibu Kamila lebih sering membalas percakapan dengan teman di

(14)

Tujuan utama Ibu Kamila menggunakan Facebook adalah untuk

menambah teman, sahabat, berbagi kata mutiara, menambah ilmu pengetahuan

dan berbagi pengalaman. Dan setelah beberapa lama ini Ibu Kamila menggunakan

Facebook beliau merasakan manfaat yang cukup banyak, baginya menggunakan

Facebook membuat diri beliau cukup peracya diri berinteraksi dengan

orang-orang baru di dunia maya, semakin merasa nyaman dengan keadaanya sebagai

difabel karena ternyata banyak teman-teman barunya di Facebook yang berkondisi

normal sangat menerima beliau dan bahkan sangat baik dan sangat tertarik

berbincang dengan beliau, karena mereka juga ingin mengetahui bagaimana

masyarakat difabel tunanetra dapat berselancar di dunia maya, tetapi mereka tidak

sedikitpun meremehkan dan menyudutkan Ibu Kamila, sehingga beliau merasa

nyaman berbincang (chating) dengan teman-teman barunya di Facebook.

Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti bahwa ilmu pengetahuan yang

beliau dapatkan di Facebook adalah ilmu pengetahuan tentang informasi teknologi

yang mempermudah dan semakin mendukung difabel khusunya tunanetra dalam

berselancar di dunia Internet. Tak banyak yang dapat Ibu Kamila lakukan untuk

mengimplementasikan pengetahuan yang beliau dapatkan di Facebook untuk

teman-temannya di ITMI, karena yang memposting dan mendandainya tentang

artikel pengetahuan tersebut juga teman-teman ITMI beliau yang lebih dahulu

bahkan lebih berpengalaman menggunakan teknologi ini. Kini Ibu Kamila

semakin mahir menggunakan Facebook dari handphonenya, tetapi ada beberapa

kendala yang mempersulit beliau kini dalam menggunakan Facebooknya yaitu di

karenakan fitur-fitur di Facebook semakin mendukung untuk handphone yang

(15)

pengguna handphone synmbian seperti Ibu Kamila ini sulit untuk mengaksesnya

seperti pada saat Ibu Kamila masuk ke Facebooknya beliau harus memiliki email

tidak seperti biasanya dengan nomor handphonenya saja beliau sudah bisa

memasuki akun Facebook miliknya dan ini mempengaruhi intensitasnya bermain

Facebook.

Namun sejauh ini beliau tetap menyukai Facebook sebagai pengisi waktu

senggangnya ketika tidak melakukan kegiatan apapun. Dan beliau merasa cukup

banyak dampak positif yang beliau rasakan setelah menggunakan dan berinteraksi

dengan banyak orang baru di Facebook, seperti merasa lebih nyaman dan percaya

diri ketika berbicara langsung dengan orang-orang yang berkondisi normal seperti

peneliti yang datang menemuinya, karena beliau merasa orang itu juga akan

merasa yang sama dengan teman Facebooknya yang sudah bisa menerima

masyarakat difabel dan tidak lagi seperti jaman dulu saat seseorang yang melihat

masyarakat difabel dan akan memandang aneh dan tak jarang mencemooh

mereka, sehingga membuat Ibu Kamila atau masyarakat difabel lainnya akan

merasa terkucilkan. Adapun yang di harapkan Ibu Kamila saat ini untuk

kemajuannya dalam menjelajahi dunia internet khusunya Facebook ini adalah agar

para pembuat teknologi ini membiarkan Facebook bisa tetap mudah di akses oleh

handphone symbian dan tetap bisa log in dengannomor handphone.

Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti bahwa kini beliau tidak sesering

sebelumnya dalam bermain Facebook. Jika sebelumnya hampir setiap hari beliau

membuka Facebook dan meluangkan waktu untuk memainkannya dalam jangka

waktu sepuluh sampai lima belas menit kini beliau bisa sampai kurun waktu

(16)

miliknya, karena selain sudah mulai sulit mengaksesnya lewat handphonenya

yang berjenis symbian, beliau juga menyadari bahwa meluangkan waktu bersama

keluarga jauh lebih menyenangkan ketimbang berlama-lama di Facebook. Dan

kini beliau hanya memainkan Facebooknya ketika merasa ingin sekedar membuat

status saja dan mendengar siapa saja yang menyukai dan mengomentari status

yang beliau buat tersebut. Ibu Kamila mengulang kembali bahwa yang di

lakukannya ketika bermain Facebook sama seperti orang lain kebanyakan, seperti

membuat status, berbagi tautan yang bermanfaat, menyukai dan mengomentari

status taman-temannya dan melakukan obrolan dengan bebrapa temannya dari

inbox Facebooknya. Bagi Ibu Kamila interaksi yang dilakukannya di Facebook

sudah cukup luas, karena beliau banyak berteman dan mengobrol dengan

orang-orang baru dari daerah yang berbeda-beda dan tidak hanya para difabel tunanetra

yang berteman di Facebook Ibu Kamila tetapi juga masyarakat yang normal

sehingga dengan berteman dan mengobrol dan saling menyapa dengan merekalah

Ibu Kamila menjadi lebih yakin bahwa dengan Facebook beliau bisa menunjukan

pada orang-orang bahwa kaum disabilitaspun bisa di sejajarkan dengan

masyarakat normal.

Di Facebook Ibu Kamila menjelaskan bahwa beliau lebih sering

melakukan obrolan dengan teman-teman sesama disabilitas walau sedikit

perbedaannya dengan banyaknya teman-teman Facebook yang normal yang juga

mengobrol dengan beliau melalui Inbox Facebook miliknya. Ibu Kamila di

Facebooknya merasa lebih tetarik mengobrol dengan teman Facebook yang

normal, karena menurut beliau melakukan chat dengan teman-teman Facebook

(17)

normalnya sedikit banyak bertanya mengenai kondisi beliau dan bagaimana bisa

beliau mempunyai Facebook. Bagi Ibu Kamila itu sudah biasa, karena

kebanyakan orang-orang masih asing mendengar penyandang disabilitas seperti

beliau menggunakan Facebook dan tidak sedikitpun Ibu Kamila merasa minder

karena sering di tanya tentang itu, malah Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti

bahwa beliau sangat senang dan selalu berkata apa adanya tentang dirinya dan

menurut Ibu Kamila teman-teman yang normal malah terdengar sangat antusias

dan menghargai Ibu Kamila dan tidak pernah mendapatkan diskriminasi di

Facebook.

Bagi Beliau kenyamanan berbincang bisa terjadi selama yang diobrolkan

Ibu Kamila dengan teman Facebooknya nyambung, tetapi beliau menjelaskan

pada peneliti bagaimanapun beliau lebih nyaman mengobrol dengan sesama

difabel dan beliau lebih menyukai mengobrol secara langsung dibandingkan di

dunia maya, meskipun begitu beliau mengaku tidak pernah bertemu dengan teman

Facebooknya yang lain selain para anggota ITMI yang juga menggunakan

Facebook. Bagi Ibu Kamila komunikasi melalui Facebook ini sangat bermanfaat,

selain untuk mengisi waktu luang pada saat beliau jenuh beliau juga mendapat

teman dan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan orang-orang. Dan beliau

berharap kedepannya semua difabel tunanetra di Indonesia bisa merasakan

asiknya bermain Facebook, sehingga mereka bisa merasa banyak teman dan

(18)

Nama : Rinjani

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat

Alamat : Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Kak Rinjani adalah orang yang tinggal satu rumah dengan Bapak Lukman

Hakim dan Ibu kamila di rumah yang biasa dijadikan juga tempat pengajian yang

setiap bulan para anggota ITMI adakan. Kak Rinjani adalah salah satu orang yang

peneliti wawancarai yang sangat bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan

dari peneliti. Kak Rnjani juga mempunyai kondisi fisik totaly blind namun kondisi

tubuhnya sangat sehat tidak ada kekurangan sesuatu apapun. Kak Rinjani

mempunyai akun Facebook dan juga memakai beberapa media sosial lainnya

seperti akun jejaring sosial Blackberry Messenger, Line dan sebagainya. Menerut

peneliti Kak Rinjani termasuk salah satu anggota ITMI yang aktif berinteraksi di

jejaring sosial dan sangat antusias dan ingin mengetahui cara menggunakan dan

menguasai Facebooknya. Kak Rinjani memiliki alasan kenapa ia lebih memilih

jejaring sosial Facebook yang paling sering ia gunakan dikarenakan Facebook

lebih mudah digunakan ketimbang jejaring sosial lainnya. Kak Rinjani juga sudah

cukup sering melakukan obrolan (chat) dengan teman-teman Facebooknya

termasuk peneliti sendiri dan memulainya dengan cara yang biasa kita lakukan,

(19)

Kak Rinjani juga menjelaskan kepada peneliti faktor utama yang

membuatnya ingin memiliki akun Facebook miliknya sendiri, awalnya karena

mendengar temannya sesama anggota ITMI sudah lebih dahulu bisa, mahir

membuat akun Facebook dan menggunakan Facebook juga memiliki banyak

teman di akunya. Dan karena itu Kak Rinjani berfikir ingin membuat Facebook,

faktor utamanya karena ingin mempunyai banyak teman di luar dari teman-teman

di ITMI. Kak Rinjani menjelaskan pada peneliti, awalnya Kak Rinjani bingung

menggunakannya lalu setelah cukup lama Kak Rinjani belajar dan berinteraksi

dengan banyak temannya di Facebook Kak Rinjani akhirnya mahir dan kini

merasakan manfaat yang cukup banyak dalam menambah pengetahuannya, seperti

berbagi ilmu pengetahuan teknologi terbaru untuk tunanetra dan mengikuti akun

Facebook pengisi suara drama korea kesukaannya. Adapun kendala yang

mempersulit Kak Rinjani dalam menggunakan Facebook yaitu untuk masuk ke

Facebook akhir-akhir ini sudah berubah dan harus mengunakan email padahal

sebelumnya hanya cukup memasukkan nomor handphone yang sudah di

daftarkan di Facecook, Kak Rinjani akhirnya bertanya pada temannya yang mahir

dalam dunia internet dan menyuruh temannya tersebut untuk membuatkan akun

email untuk Kak Rinjani.

Saat ini Kak Rinjani merasakan banyak mendpatkan dampak positif

setelah menggunakan Facebook yaitu semakin meningkatnya kepercayaan diri

berinteraksi dengan orang-orang baru, mendapatkan kebahagian tersendiri sudah

mengetahui akun Facebook tokoh-tokoh favorit pengisi suara drama korea, dan

semakin bertambahnya pengetahuannya tentang teknologi informasi Facebook,

(20)

akses ke jejarig sosial lainnya. Selain itu ada dampak negatif yang Kak Rinjani

rasakan yaitu beberapa teman Facebooknya yang membuat status yang bersifat

porno atau mengunduh foto-foto yang juga bersifat porno yang ramai di komentari

temannya yang lain sehingga itu membuat Kak Rinjani merasa tidak nyaman dan

akhirnya memblokir orang tersebut dari Facebooknya. Kak Rinjani menjelaskan

banyaknya pengetahuan yang ia dapatkan di Facebook baik tentang teknologi

terbaru untuk kaum difabel khusunya tunanetra, blog pengetahuan yang

bermanfaat untuk wanita yang di tandai temannya ke dinding Facebook Kak

Rinjani dan lain sebagainya membuat Kak Rinjani senang dan meneruskan

pengetahuannya kepada teman difabelnya yang lain dengan cara mengajarkannya

membuat akun Facebook atau menandai artikel-artikel penting yang bermanfaat

ke semua teman Facebooknya. Kak Rinjani mengharapkan kedepannya para ahli

teknologi yang merancang sebuah handphone atau smartphone yang juga

memperhatikan kaum disabilitas tunanetra agar membuat suatu teknologi yang

baru yang dapat lebih mempermudah para difabel ini seperti mereka ini

menjelajahi internet. Dengan semua kemudahan teknologi informasi tersebut dan

peralatan baik itu handphone atau laptop yang juga mendukung mereka

berselancar di dunia maya, jadi bagi para tunanetra lainnya yang sulit mengerti

tentang teknologi informasi bisa juga mulai mempelajari teknologi informasi ini.

Ini semata-semata Kak Rinjani harapkan untuk menunjang keeksisan para

disabilitas tunanetra di jejaring sosial agar para difabel ini menjadi lebih

diperhatikan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak dianggap sebagai

masyarakat yang tidak perlu dihiraukan, dan semakin percaya diri berteman

(21)

tunanetra tetapi juga orang-orang yang normal, seperti saat ini banyak teman baru

yang berkondisi normal yang kini mau berinteraksi dan mendengarkan keluh

kesah Kak Rinjani dan semakin banyak teman yang Kak Rinjani punya dan

berbagi hobi seperti menonton atau mendengar drama korea yang mereka suka.

Dan itulah yang Kak Rinjani harapkan untuk para penyandang disabilitas

tunanetra di seluruh Indonesia, mempunyai teman banyak dan mempunyai sahabat

bahkan saudara baru untuk berbagi cerita dan pengalaman.

Kak Rinajni mengakui terkadang ia bisa mengahabiskan waktu hampir

seharian bermain Facebook untuk menghilangkan rasa bosannya ketika tidak ada

orang yang datang untuk pijat. Di Facebok Kak Rinajni melakukan banyak hal

selain membuat status, mengomentari status dan menyukai status teman

Facebooknya Kak Rinjani juga berbagi tautan tentang drama Korea untuk sesama

penyuka drama korea. Diakui Kak Rinjani di sangat menyukai pengisi suara

drama-drama korea yang sangat sering tayang di layar televisi dan di Facebook

juga Kak Rinajni mengikuti sebuah grup yang khusus untuk orang-orang yang

menyukai drama korea jadi dengan ini Kak Rinjani merasa interaksinya di

Facebook sudah cukup luas.

Di Facebook Kak Rinjani mengobrol lebih banyak dengan orang yang normal

dibandingkan dengan sesama difabel tunanetra, walaupun terkadang Kak Rinjani

merasa lebih nyaman mengobrol dengan sesama tunanetra. Kak Rinjani

menceritakan terkadang teman-teman Facebooknya yang normal menanyakan

tentang foto profil facebook Kak Rinjani yang memang asli fotonya dan Kak

Rinjani mengakui itu fotonya dan ternyata teman Facebooknya mengerti dan mau

(22)

dan Kak Rinjani menjelaskan pada peneliti ia memang tidak pernah mendapatkan

diskriminasi dari teman-teman Facebooknya walaupun terkadang dari teman

Facebooknya yang sesama penyuka korea mengunduh ke Facebook sebuah foto

aktor Korea dan menandai seluruh temannya yang menyukai korea kecuali Kak

Rinjani tapi itu baginya bukan suatu bentuk diskriminasi melainkan bentuk

kesungkanan temannya untuk menandainya di foto tersebut karena sejujurnya Kak

Rinjani tidak dapat melihat foto tersebut. Untuk menepiskan rasa sungkan

temannya, Kak Rinjani ikut saja mengikuti dan berkomentar di foto tersebut.

Sejauh ini meskipun Kak Rinjani sudah merasa cukup dekat dengan

teman-teman Facebooknya tetapi sekalipun Kak Rinjani tidak pernah bertemu

dengan teman-teman Facebooknya kecuali teman-teman ITMI yang juga

menggunakan Facebook . Saat ini Kak Rinjani memaknai komunkasinya dengan

teman-teman Facebooknya adalah untuk menambah teman, meningkatkan

keprcayaan dirinya, menyalurkan hobi menjadi pengagum pengisi suara drama

korea dan menjalin persahabatan dengan siapapun di Facebooknya.

Nama : Jenni Heryani

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 62 tahun

Pekerjaan : Pensiunan Guru SLB Negeri Pembina

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : S1 Bahasa Jerman

(23)

Ibu jenni Heryani adalah salah satu anggota ITMI. Peneliti mewawancarai

ibu Jenni Heryani pada saat pengajian ITMI tepatnya di kediaman bapak Lukman

Hakim tempat biasanya diadakan pengajian bulanan para anggta ITMI. Ibu Jenny

adalah penyandang disabilitas Totaly Blind atau yang biasa kita sebut dengan buta

total. Ibu Jenni menjadi tunanetra sejak kecil. Ibu Jenni adalah seorang wanita

yang sangat ramah, beliau sangat terbuka dan sangat bersemangat pada saat

peneliti bertanya boleh atau tidak peneliti mewawancarai beliau. Saat peneliti

mulai mewawancarai ibu Jenni, pertama-tama peneliti bertanya pada ibu Jenni

jenis Handphone apakah yang biasa ibu Jenni gunakan untuk mengakses internet

dan ternyata ibu Jenni menggunkan Handphone jenis Blackberry 8520 Gemini

series.

Ibu Jenni menjelaskan adapun selain jejaring sosial Facebook beliau juga

menggunakan Blackberry Messenger (BBM). Beliau mengakui bahwa alasannya

memilih jejaring sosial Facebbok adalah untuk meningkatkan interaksi dengan

teman-temanya, baik teman-teman sekolahnya dahulu, mencari teman perguruan

tingginya yang kini sudah sangat jarang berkomunikasi dan juga kelurga yang

berada di luar kota. Selain itu menurut Ibu Jenni Facebook lebih mudah digunakan

karena cepat dipahami tidak seperti jejaring sosial lainnya. Beliau mengatakan

bahwa ia tak pernah membayangkan dapat berkomunikasi dengan menggunakan

Facebook, karena dulu ia berfikir jejaring sosial Facebook hanya diperuntukkan

untuk orang-orang yang normal saja karena beliau memperhatikan perkembangan

teknologi beberapa waktu ini lebih sering memunculkan teknologi yang

diperuntukkan hanya untuk masyarakat normal, seakan difabel seperti Ibu Jenni

tidak butuh itu. Padahal menurut Ibu Jenni seluruh masyarakat itu harus

(24)

sekalipun, karena semua membutuhkan informasi dan pengetahuan lebih yang di

dapatkan dari media apa saja termasuk internet.

Selain itu Ibu Jenni juga mengatakan bahwa dengan menggunakan

Facebook, kini Ibu Jenni juga mendapat perluasan informasi dan juga menambah

pertemanan. Diakui Ibu Jenni, bahwa Ibu Jenni baru saja menggunakan Facebook

dalam bebepa waktu dekat ini, dan ibu Jenni mengatakan bahwa beliau belum

pernah melakukan chating dengan teman Facebooknya kecuali hanya

mengomentari status teman Facebook, mencari teman-teman sekolahnya dulu,

menyukai bebrapa postingan dan membuat status dan berbagi tautan yang

bermanfaat di akun miliknya. Ibu Jenni menjelaskan pada peneleti setelah beliau

mengetahui manfaat Facebook untuk dirinya, beliau mengetahui bahwa

silahturahmi dapat terjalin darimanapun, tetap dapat terjaga selama kita rajin

mencari di Facebook teman dan saudara-saudara kita yang mungkin tidak kita

miliki nomor telpon rumah atau nomor handphonenya. Dan silahturahmi dengan

teman-teman Facebook yang Ibu Jenni baru mengenalnya membuat Ibu Jenni

merasa sangat antusias dan berfikir banyak orang yang bisa di jadikan saudara

baru.

Adapun kendala yang dirasakan Ibu Jenni temui saat menggunakan

Facebook dari smartphonenya adalah Ibu Jenni masih belum menguasai

sepenuhnya saat smartphonenya mulai membuka facebook, selebihnya Ibu Jenni

merasa biasa dan cukup nyaman menggunakan Facebook. Ibu Jenni mengatakan

bahwa saat ini hanya merasakan dampak positif dari penggunaan Facebook

dikarenakan beliau belum terlalu jauh menguasai Facebook karena Ibu Jenni

hanya menggunakan untuk mencari sahabatnya, keluarga-keluarganya,

(25)

pemerintah agar lebih memperhatikan lagi tentang IT para penyandang disabilitas

khususnya tunanetra agar para tunanetra juga tidak tertinggal terlalu jauh

pengetahuan teknologi informasinya dan dapat di setarakan dengan masyarakat

pada umumnya.

Ibu Jenni mengakatakan pada peneliti bahwa beliau menggunakan

Facebook pada saat-saat tertentu saja, di karenakan beliau juga seorang ibu rumah

tangga yang juga mempunyai tanggung jawab di rumah, jadi waktunya tidak

hanya dihabiskan untuk bermain Facebook. Di akun Facebooknya Ibu Jenni tidak

ada mengikuti kelompok atau membuat organisasi apapun dan interaksi yang

dilakukan juga belum cukup luas karena di Facebook beliau tidak hanya berteman

dengan orang-orang baru dari Indonesia saja bahkan orang yang berasal dari luar

negeri. Di Facebook Ibu Jenni tidak hanya berteman dengan sesama difabel

tunanetra tetapi juga dengan masyarakat normal dan tidak ada yang beliau

beda-bedakan saat berinteraksi di Facebook bagi beliau semua sama saja, semua adalah

makhluk ciptaan Tuhan. Dan Ibu Jenni bersyukur bahwa teman-teman

Facebooknya yang normal juga merasa sama seperti beliau dan Ibu Jenni tidak

pernah mendapat diskriminasi dari teman-teman Facebooknya yang normal.

Menurut Ibu Jenni karena beliau baru-baru saja menggunakan jejaring sosial

Facebook ini, beliau belum terlalu dekat dengan siapapun jadi tidak ada teman

Facebook yang pernah bertemu langsung dengan beliau selain itu Ibu Jenni

memastikan pada peneliti dengan menjelaskan, bagaimanapun Ibu Jenni pasti

lebih nyaman dengan berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan seseorang

dari pada melalui dunia maya seperti Facebook ini. Jadi Ibu Jenni memaknai

berteman dan berkomunikasi dengan Facebook ini adalah salah satu alternatif

(26)

Nama : Samaun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 64 tahun

Pekerjaan : Pensiunan Guru SLB Negeri Pembina

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Luar Biasa

Alamat : Jl. Guru Sinembah Gg. Keluarga No.3 Medan

Bapak Samaun juga anggota ITMI beliau adalah suami dari Ibu Jenni

Heryani yang sebelumnya peneliti wawancarai. Peneliti juga mewawancarai

Bapak Samaun di hari dan tempat yang sama saat mewawancarai Ibu Jenni

heryani. Bapak Samaun adalah seseorang yang ramah dan juga terbuka untuk di

wawancarai, beliau juga menderita totaly blind yang juga dideritanya sejak kecil.

Bapak Samaun juga menggunakan Blackberry messenger selain jejaring sosial

Facebook ini. Awalanya Bapak Samaun tertarik menggunakan jejraing Sosial

Facebook karena mendengar temannya yang juga sesama tunanetra menggunakan

Facebook, beliau awalnya pesimis kalau tunanetra bisa menggunakan facebook,

namun setelah mendengar temannya menggunakan Facebook secara langsung

pada saat itu juga teman Bapak Samaun ini mengajak dan mengajarkan Bapak

Samaun menggunakan Jejaring Sosial Facebook. Awalnya Bapak Samaun hanya

di ajarkan membuat email oleh temannya tadi, lalu Bapak Samaun belajar secara

otodidak membuat akun Facebok miliknya sendiri setelah mempelajari

perlahan-lahan saat berada di rumah.

Setelah Bapak Samaun mempunyai akun Facebooknya sendiri dan juga

(27)

kepada peniliti tentang pada saat beliau memulai percakapan (chat) dengan teman

Faceboknya yaitu istrinya sendiri. Mengapa Bapak Samaun memulai chat dengan

istrinya sendiri yang bahkan sedang berada di sampingnya pada saat itu dan bukan

teman Facebooknya yang lain yaitu dikarenakan Bapak Samaun masih ingin

mencoba-coba saja dan sedikit takut ada kesalahan jika beliau saat itu langsung

memulai percakapan dengan teman Facebooknya yang mungkin jauh lebih

menguasai dalam menggunakan Facebook. Dan setelah beliau mulai

menguasainya Bapak Samaun mulai obrolan dengan temannya yang lain di

Facebook dengan cara yang biasa dan kata-kata yang biasa kita orang yang

normal (bukan difabel) kita katakan seperti mengucap salam atau menyapa

selamat pagi dan sebagainya.

Faktor dan tujuan utama yang membuat beliau membuat Facebook yaitu

selain memperbanyak teman beliau juga ingin menambah pengetahuan ilmu

teknologinya. Banyak manfaat yang dirasak Bapak Samaun setelah menggunakan

Facebook seperti pengetahuan teknologi untuk para difabel dari tautan-tautan

yang dibagikan teman-teman Facebooknya,beliau juga mendapatkan banyak

teman baru yang tidak hanya para penyandang disabilitas tunanetra tetapi juga

masyarakat normal yang berasal dari berbagai daerah. Setelah berinteraksi dengan

teman-teman jejaring sosialnya Bapak Samaun semakin percaya diri. Setelah

beliau mengetahui cara membuat akun Facebook, beliau juga mengajak dan

mengajarkan teman-teman difabelnya yang belum mengetahui cara membuat akun

Facebook cara membuat Akun Facebook.

Saat peneliti bertanya apa kendala yang mempersulit beliau saat

(28)

bapak Asmaun sudah cukup menguasai Facebook ini. Kini Bapak Asmaun

merasakan dampak positif dari menggunakan Facebook, yaitu memperbanyak

teman dan semakin percaya diri dan belum ada dampak negatif yang beliau

rasakan karena beliau benar-benar memanfaatkan Facebook dengan teliti. Saat ini

Bapak Asmaun hanya mengaharapkan perhatian dari pemerintah dan pecipta

teknologi dan jejaring sosial, agar lebih memperhatihkan masyarakat penyandang

disabilitasnya dan untuk pencipta jejaring sosial agar lebih memperhatikan difabel

tunanetra agar mempermudah mereka mengakses jejaring sosial apapun itu.

Bapak Asmaun saat ini meluangkan waktu untuk menggunakan Facebook

hanya ketika beliau sedang bersantai dan lama waktu yang di gunakan beliau

untuk bermain Facebook sekitar 10 – 20 menit. Tidak ada organisasi atau

kelompok yang di buat atau diikuti Bapak Asmaun di Facebook karena dengan

mempunyai banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia dan berinteraksi

cukup luas dengan orang-orang baru baik itu masyarakat normal atau difabel

sudah membuat Bapak Asmaun ini tertarik menggunakan Facebook.

Bapak Asmaun menjelaskan pada peneliti bahwa cukup banyak orang

yang mengobrol dengannya di Facebook baik dari masyarakat maupun kaum

difabel itu sendiri, tapi baginya beliau masyarakat normal dengan masyarakat

difabel tunanetra cukup seimbang jumlahya yang melalukan obrolan dengan

beliau. Pada saat Bapak Asmaun melakukan interaksi seperti obrolan di Facebook

dengan seorang yang kondisinya normal yang mengetahui bahwa beliau adalah

seorang difabel beliau cukup santai dan reaksi dari temannya yang normal juga

biasa saja seperti juga menganggap Bapak Asmaun seperti orang normal

(29)

duniamaya memang senang, tetapi bagi beliau berinteraksi langsung jauh lebih

nyaman meskipun beliau tidak pernah mendapat diskriminasi. Bapak Asmaun

mengakui beliau tidak pernah bertemu dengan teman-teman barunya di Facebook,

namun bagi beliau ini adalah salah satu bentuk silahturmi beliau sesama umat

muslim di seluruh Indonesia yang menjadi temannya di Facebook.

Nama : Halim saragih

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Pijat

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat

Alamat :Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Abang Halim Saragih adalah orang yang pertama yang saya temui pada

saat pertama kali memikirkan ingin membuat judul penelitian ini. Bang Halim

saragih sangat terbuka pada peneliti dan sangat ramah pada peneliti sehingga

membuat peneliti nyaman bertanya tentang penelitian ini. Bang Halim

menjelaskan dia memiliki beberapa akun jejaring sosial seperti twitter dan

Facebook. Bang Halim merasa Facebook adalah jejaring sosial yang sangat

mudah digunakan dan paling menyenangkan untuk berbagi, mencari dan

mengobrol dengan teman-teman di jejaring sosial tersebut.

Awalnya Bang Halim kurang mengerti untuk melakukan obrolan dengan

teman Facebooknya dikarenakan tipe handphone yang dimilikinya juga kurang

mendukung untuk mengetahui siapa saja teman Facebooknya yang sedang online

(30)

mempelajari Facebooknya akhirnya Bang Halim mengerti untuk melakukan

obrolan Bang Halim mengirim pesan untuk teman Facebooknya yang ingin

diajaknya mengobrol walau balasan sedikit lama karena dia tidak mengetahui

apakah orang yang diajaknya mengobrol sedang online atau tidak karena itu

pesannya bisa saja dibalas saat itu juga atau keesokaan harinya.

Sedikit Bang Halim menjelaskan pada peneliti alasan memilih Facebook

adalah karena Bang Halim pernah mendengar keasyikan temannya yang

menggunakan Facebook jadi Bang Halim ingin sekali mempunyai akun

Facebooknya sendiri dan setelah Bang Halim memiliki akun Facebooknya sendiri

Bang Halim memiliki banyak teman dari Facebook dan itu sangat membuat Bang

Halim senang. Bang Halim menggunakan Facebook juga karena Facebook adalah

jejaring sosial yang paling mudah digunakan di bandingkan jejaring sosial

lainnya. Mungkin bagi masyarakat awam menggunakan banyak jejaring sosial itu

sama saja tidak terlalu banyak kesulitan dalam mengakses dan menggunakannya,

namun menurut Bang Halim hanya Facebooklah jejaring sosial yang paling

mudah, nyaman dan menyenangkan dalam menggunakannya meskipun Bang

Halim mempunyai cukup banyak jejaring sosial lain.

Semakin mahir Bang Halim memainkan Facebooknya, Bang Halim mulai

ingin mencoba melakukan obrolan dengan teman Facebooknya dan Bang Halim

memulai percakapannya pertama-pertama dengan teman sesama difabel

tunanetranya. Bang Halim menjelaskan pada peneliti tentu ia memulai obrolan

dengan mengucapkan salam terlebih dahulu, dan jika pesannya sudah dibalas,

maka Bang Halim mulai perbincangan dengan bertanya seperti “Kamu orang

(31)

awam kebanyakan jika kita melakukan obrolan dengan teman Facebook kita. Dan

seperti kebanyakan informan peneliti Bang Halim juga tidak jauh berbeda, faktor

utama dan tujuannya dalam menggunakan Facebook adalah ingin memiliki

banyak teman dan setelah menggunakan Facebook dan memiliki cukup banyak

teman Bang Halim merasa banyak manfaat yang dirasakannya yaitu Bang Halim

semakin percaya diri karena ia tidak merasa canggung mengobrol dengan

siapapun di Facebook, Bang Halim juga merasa sangat mudah berinteraksi dengan

orang-orang khususnya dengan masyarakat normal dan itu membuat pikiran Bang

Halim bahwa orang normal itu tidak mungkin mau berteman dan berbincang lama

dengan masyarakat difabel sepertinya dan itu terbantahkan dengan setelah Bang

Halim memiliki Facebook dan mempunyai banyak teman yang normal pula dan

mereka sering melakuka obrolan di Facebook.

Dalam perbincangan peneliti dan Bang Halim ini ia juga menjelaskan

banyak manfaat yang Bang Halim dapat setelah menggunakan Facebook ini,

seperti pada awal Bang Halim mengungkapkan dengan menggunakan Facebook

Bang halim semakin percaya diri berinteraksi dengan orang-orang, memiliki

banyak teman untuk berbagi dan saling mendengarkan kisah hidup satu sama lain

dan setelah menggunakan Facebook ini Bang Halim bisa mengisi waktu luang

dengan bermain Facebook selama belum ada pelanggan datang untuk pijat. Dan

selain manfaat-manfaat seperti yang dijelaskan tadi, Bang Halim juga

mendapatkan manfaat seperti ilmu pengetahuan teknologi untuk menunjang

kemudahan para sahabat netra atau difabel dalam berselanjar di dunia internet dan

pengetahuan tentang aplikasi-aplikasi terbaru yang juga menunjang kemajuan

(32)

Bang Halim menjelaskan pada peneliti, bahwa setelah ia mengetahui

pengetahuan tersebut, ia membagikan ilmu yang ia dapatkan itu pada

teman-teman netranya yang lain. Bang Halim tidak ingin pelit membagi ilmu, ia ingin

jika dia pandai menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini maka

teman-temannyapun harus bisa dan ini semata-mata ia lakukan untuk membantu

pengetahuan para sahabat disabilitas tunanetra agar bisa mengimbangi

pengetahuan umum tentang teknologi informasi terkini para masyarakat normal

pada umumnya. Namun Bang Halim menjelaskan jika ia di suruh memilih lebih

suka berinteraksi secara langsung atau di dunia maya, Bang Halim pasti memilih

secara langsung, karena bagaimanapun berinteraksi secara langsung lebih nyaman

dan terasa aman ketimbang berinteraksi di dunia maya. Selain itu berinteraksi

secara langsung bisa dapat langsung mendengar suara orang yang sedang

mengobrol denganya dan itu membuatnya lebih terasa nyaman.

Sejauh ini Bang Halim merasa masih senang-senang saja menggunakan

Facebook belum merasa bosan untuk menggunakannya. Bagi Bang Halim

meskipun dia sering memainkan Facebook tetap saja terkadang ada kendala yang

menghambatnya dalam mengakses Facebook. Namun selama Bang Halim

berinteraksi di Facebook dia pernah mendapatkan diskriminasi sekalipun.

Meskipun begitu Bang Halim menjelaskan kepada peneliti bahwa dia tidak pernah

bertemu dengan teman-temannya yang ada di Facebook, atau dapat kita katakan

teman barunya dia dunia maya. Bang Halim hanya berinteraksi di Facebook saja

dengan teman Facebooknya tidak lebih dari itu.

Bagi Bang Halim Facebook sangat membantunya dalam berinteraksi

(33)

dirinya. Facebook kini tidak dapat lepas dalam kesehariannya, meskipun kini

tidak terlalu intense dalam memainkannya tidak seperti pada awal-awal Bang

Halim bisa menggunakan Facebook, Facebook tetap menjadi pengisi waktu

senggang Bang Halim.

Nama : Annas Ritonga

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 36 tahun

Pekerjaan : Pemijat dan menyanyi

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat

Alamat : Jl. Tanah Enam Ratus

Bang Annas Ritongga, atau yang biasa dipanggil para teman ITMI dengan

sebutan Bang Annas, adalah anggota ITMI yang juga peneliti wawancarai karena

para teman ITMI mengatakan bahwa dia adalah seseorang yang cukup aktif di

Facebook. Melalui wawancara ini Bang Annas menjelaskan bahwa dia tidak

menggunakan jejaring sosial lain selain Facebook dikarenakan Bang Annas

kurang tertarik dan mendengar dari temannya bahwa jejaring sosial lain cukup

sulit digunakan. Awalnya Bang Annas membuat Facebook karena di sarankan

oleh temannya yang sesama tunanetra, karena temannya mengatakan bahwa

Facebook itu sangat menyenangkan dan sedang sering dibicarakan dan digunakan

para teman disabilitas khususnya tunanetra saat ini. Namun yang membuatkan

akun Bang Annas adalah temannya yang bukan dari kalangan disabilitas. Tujuan

Bang Annas dalam menggunakan Facebook tidak lain dan tidak bukan adalah

(34)

yang tidak hanya masyarakat normal saja yang dapat menggunakannya, tetapi

juga kaum disabilitas.

Bang Annas menjelaskan pada peneliti awalnya dia cukup gagap dalam

menggunakan Facebook, akan tetapi semakin sering Bang Annas membuka akun

Facebooknya dan mulai belajar menggunakannya akhirnya Bang Annas mahir

menggunakan Facebook melalui Handphonenya tersebut. Hal yang dilakukan

Bang Annas pertama kali adalah menambahkan teman di Facebooknya, dan

orang-orang yang di tambahkan Bang Annas sebagai teman adalah orang-orang

yang di kenalnya, seperti keluarga dan teman-temannya yang dia kenal cukup

dekat. Bang Annas juga menjelaskan pada peneliti bahwa, dia tidak cukup sering

melakukan obrolan melalui inbox, hanya beberapa kali dengan teman

Facebooknya yang baru dia kenal dan dia mengaku sebagai aparat TNI. Bang

Annas adalah orang yang Humoris dalam wawancara ini sesekali Bang Annas

bercanda dengan peneliti dan ini cukup membuat keakraban seperti bercanda

dengan keluarga sendiri sehingga wawancara ini tidak menjadi terlalu serius atau

tegang. Seperti ketika peneliti bertanya tentang manfaat yang dirasakan Bang

Annas setelah menggnakan Facebook, Bang Annas tertawa dan mengatakan

bahwa dia hanya merasa geli dalam menggunakan Facebok sejauh ini, di

karenakan Bang Annas di Facebook sering mengatakan bahwa dia adalah seorang

aparat kepada teman-teman Facebook yang bukan difabel dan Bang Annas

menjelaskan bahwa mereka percaya.

Awalnya Bang Annas mempunyai cukup banyak teman di Facebook,

sekitar tiga ratusan orang, namun sekarang Bang Annas menjelaskan bahwa

(35)

menghapus teman-temannya tersebut karena tidak mengenal mereka. Tak ada

kendala yang Bang Annas dapati sejauh dia menggunakan Facebook selama ini,

hanya terkadang dia merasa waktunya terbuang begitu saja saat menggunakan

Facebook, akan tetapi Bang Annas merasa bahwa kini pengetahuannya sedikit

bertambah setelah menggunakan Facebook seperti, Bang Annas sudah tau

teknolgi informasi terbaru yang dinamakan Facebook ini dan dapat banyak teman

di Facebook saat ini. Dan dampak yang dirasakan Bang Annas terhadap dirinya

adalah dia merasa sangat terhibur dengan dapatnya ia menggunakan Facebook dan

mendapat teman baru yang dapat dia ajak mengobrol walau dia merasa cukup

jahat karena membohongi orang dengan mengaku sebagai aparat, karena foto

profil Bang Annas yang mengenakan pakain tentara.

Dan Harapan Bang Annas saat ini untuk menunjang kemampuan para

sahabat disabilitas khususnya tunanetra dalam meningkatkan pengetahuan

informasi teknologi untuk mereka adalah, semoga semua pabrik Handphone

memurahkan handphone terbaru saat ini, karena handphone symbia kini mulai

tidak bisa mengakses untuk membuka Facebook lagi dan untuk membeli

handphone atau smartphone baru yang juga mendukung kemudahan para

disabilitas tunanetra menggunakan internet dan media-media sosial cukup mahal

bagi mereka.

Bang Annas menjelaskan pada peneliti bahwa dia sangat menyukai

Facebook, karena dengan Facebook waktu luangnya yang kosong bisa jadi tidak

terasa karena di isi dengan memainkan Facebook. Bang Annas menjelaskan

bahwa ketika pada awal menggunakan Facebook dia bisa menghabiskan waktu

(36)

berbagi waktu dengan anak dan istrinya, jadi sekarang Bang Annas hanya sesekali

melihat Facebooknya, misalnya ketika ada pemberitahuan atau memang hanya

sekedar iseng. Di akun Facebooknya Bang Annas tidak jauh berbeda dengan

orang-orang yang menggunakan Facebook kebanyakan, dia menjelaskan pada

peneliti di Facebooknya dia melakukan interaksi dengan teman-teman

Facebooknya, seperti mengomentari pesan status temannya, memberikan like

pada foto, status, atau tautan yang menurut Bang Annas cukup menarik, bahkan

juga mencolek temannya. Tetapi di Facebook Bang Annas tidak mengikuti atau

membuat kelompok apapun, dan itu karena Bang Annas tidak mengerti bagaimana

caranya dan memang kurang tertarik untuk melakukan itu di Facebook.

Bagi Bang Annas sendiri dia mengakui bahwa interaksinya di Facebook

kurang luas, karena temannya yang kini hanya sedikit dan kurangnya minat Bang

Annas untuk mengikuti sebuah kelompok di Facebook, padahal Bang Annas

menjelaskan pada peneliti bahwa dia tahu dan menyadari bahwa dengan

mengikuti suatu kelompok di Facebook dia bisa mendapatkan lebih banyak teman

dan berbagi lebih banyak tautan atau kata-kata lucu di Facebook. Bang Annas

mengakui pada peneliti kurangnya interaksinya di Facebook juga membawa

dampak tidak semangatnya Bang Annas untuk melakukan obrlolan di Facebook,

padahal dia mengakui ketika diajak chat teman-teman barunya khusunya yang

normal selalu meresponnya dan mau diajak berteman dan berbagi, tak sedikitipun

dari mereka teman-teman Facebook Bang Annas yang normal mendiskriminasi

dirinya ketika mengetahui bahwa dia adalah seorang disabilitas. Dan itu

membuatBang Annas semakin nyaman berinteraksi dengan orang yang normal,

(37)

berteman dengannya walaupun mereka tahu bahwa Bang Annas adalah seorang

difabel. Meskipun begitu Bang Annas menjelaskan pada peneliti dia lebih merasa

nyaman ketika berinteraksi langsung dengan seseorang ketimbang melalui dunia

maya seperti Facebook ini. Menurutnya berinteraksi secara langsung dengan

seseorang akan lebih nyaman karena dapat mendengar langsung dan dapat menilai

seseorang itu melalui nada bicaranya, sementara chat di Facebook lebih sulit

baginya untuk menilai seseorang, apalagi dia tidak pernah bertemu dengan

Facebooknya.

Bagi Bang Annas berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman

baru atau yang sudah lama dikenalnya merupakan rasa ingin menjalin dan

menjaga tali silahturahmi antara sesama manusia saja. Dan dengan ini ia merasa

dapat hiburan baru dalam mengisi waktunya yang kosong dan terasa

membosankan.

Nama : Umrum Ari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Pemijat dan menyanyi

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat

Alamat : Jl. Tanah Bilir

Bang Ari juga anggota ITMI yang peneliti wawancarai. Bang Ari sangat

ramah dan terlihat sangat antusias dan sangat terbuka ketika peneliti wawancarai.

Pemilik akun Facebook bernama Ari Drumer ini sangat bersahabat, sehingga

(38)

Ari menjelaskan pada peneliti, awalnya ia ingin mempunyai akun Facebooknya

sendiri karena sudah lama mendengar teman-temannya yang normal

menggunakan Facebook, namun pada saat itu ia belum mendengar ada difabel

tunanetra yang bisa menggunakan Facebook. Selang beberapa lama dia

mengetahui bahwa ada teman sekolahnya yang juga difabel tunanetra yang bisa

menggunakan Facebook, tetapi Bang Ari tidak menyebutkan nama temannya

kepada peneliti dan mengatakan pada peneliti kalau temannya itu bukan anggota

ITMI melainkan hanya teman pada saat ia sekolah dulu. Lalu Bang Ari meminta

temannya untuk mengajarkannya bagaimana cara membuat Facebook, dengan

bantuan temannya itu akhirnya Bang Ari mempunyai akun Facebooknya sendiri,

dan mulai belajar menggunakannya.

Kini Bang Ari sudah cukup lama menggunakan Facebook dan sudah

cukup banyak melakukan interaksi di Facebook, mulai dari chating, like,

mengomentari dan membalas komentar juga colek. Bang Ari menjelaskan kepada

peneliti bahwa banyak jejaring sosial yang sudah bisa digunakan oleh tunanetra

seperti twitter, dan Bang Aripun sudah mempunyai twitter, tetapi bagi Bang Ari

twitter sangat rumit digunakan dan sulit untuk di mengerti maka Bang Ari kini

hanya menggunakan Facebook dengan alasan Facebook lebih mudah digunakan

dibanding jejaring sosial lainnya. Selain itu alasan Bang Ari menggunakan

Facebook sebagai jejaring sosial yang dipilihnya adalah ingin mempunyai banyak

teman terutama teman yang normal. Bang Ari berkata pada peneliti, dia sudah

cukup lama menggunakan Facebook dan temannya di Facebookpun sudah cukup

banyak, ada sekitar enam ratusan orang. Awalnya Bang Ari di Facebook hanya

(39)

mulai ingin berinteraksi dia mulai mengajak berbicara dan berkenalan dengan

teman Faceboknya melalui Facebook. Dan Bang Ari memulai percakapan seperti

biasa, seperti kebanyakan orang dengan seperti menyapa “Hai” atau

“Assalamualaikum”, lalu di lanjutkan dengan pembahasan lainnya.

Di Facebook Bang Ari, banyak orang-orang yang berbagi tautan, mulai

dari kata-kata bijak, kata-kata lucu, video atau informasi mengenai teknologi.

Dengan adanya hal-hal tersebut banyak manfaat yang dirasakan Bang Ari dan

manfaat yang dirasakan itu seperti menambah pengetahuan Bang Ari, seperti

mengenai teknologi terbaru untuk para disabilitas khususnya tunanetra,

berita-berita terkini dan kapan pengajian di ITMI Medan dilakukan. Dengan cukup

banyak pengetahuan yang Bang Ari dapatkan, Bang Ari juga ingin temannya

sesama difabel merasakannya juga dengan itu Bang Ari mengajak temannya yang

lain yang belum menggunakan Facebook untuk membuatnya. Bang Ari

menjelaskan kalau sejauh ini tidak ada kendala yang Bang Ari temui.

Dampak yang Bang Ari dapat setelah menggunakan Facebook baik itu

dampak positif atau negatif adalah, bertambahnya rasa percaya diri Bang Ari

dalam berinteraksi baik secara langsung atau di dunia maya, karena seringnya

Bang Ari berinteraksi seperti melakukan chat dengan teman-teman Facebooknya

terutama yang berkondisi normal membua Bang Ari merasa keberadaan para

difabel tunanetra sudah bisa di terima di sebagian besar masyarakat Indonesia dan

tidak menjadi bahan olokan-olokan seperti yang dulu Bang Ari rasakan. Lalu

Bang Ari juga merasa dengan cukup banyak pengetahuan yang Bang Ari dapati di

Facebook seperti informasi juga membuat Bang Ari merasa dia tidak kurang

(40)

kepada teman-teman Facebook, kalu difabel tunanetra juga bisa berselancar di

dunia maya dan internet. Adapun dampak yang kurang baik yang Bang Ari

rasakan di dirinya adalah terkadang Bang Ari merasa terlalu percaya diri, baginya

dirinya tidak boleh menjadi terlalu percaya diri, karena menurutnya itu akan

menjadikannya seseorang yang tinggi hati, jadi Bang Ari menjelaskan pada

peneliti kalau dia ingin menghilangkan dampak buruk itu, dan menjadikan

Facebook sebagai tempat berbagi, menjalin silahturahmi dan jadi ladang pahala

untuknya. Bang Ari mengaharapkan para ahli dan pemerintah lebih

memperhatikan para disabilitas, agar tetap membuat suatu teknologi yang semakin

mendukung kemajuan para difabel tunanetra dalam menggunakan teknologi yang

berbasis teknologi informasi namun dengan harga yang terjangkau untuk mereka.

Selama bermain Facebook Bang Ari menjelaskan pada peneliti bahwa dia

bisa menghabiskan waktu seharian jika sedang tidak ada pekerjaan, namun

sekarang dia sudah mengurangi waktu bermain Facebooknya tersebut karena istri

Bang Ari kurang menyukai kalau Bang Ari menghabiskan waktunya

terus-menerus untuk bermain Facebook, jadi sekarang Bang Ari bermain Facebook

hanya ketika waktunya benar-benar kosong atau sedang merasa bosan. Seperti

yang dijelaskan Bang Ari diatas, banyak hal yang bisa dilakukannya di Facebook,

dan setelah banyak berinteraksi dengan teman-teman Facebooknya, Bang Ari

semakin sering melakukan chating melalui Inbox, mengomentari dan membalas

komentar teman-teman Facebooknya, mencolek dan bahkan Bang Ari sudah

membuat sebuah Grup di Facebook yang bernama “Ngaji Yuk Terjemahan

Al-Quran”. Dengan banyaknya teman, seringnya berinteraksi degan teman-teman

(41)

di Facebook yang ia buat, Bang Ari merasa interaksinya di Facebook cukup luas

dan membuat ia merasa puas dan terhibur.

Bang Ari mengatakan kalau dia lebih sering melakukan obrolan di

Facebook dengan teman yang normal, karena Bang Ari ingin mengetahui

bagaimana berinteraksi dengan orang yang normal di luar dari teman normalnya

yang sudah biasa ia kenal dan ia ajak mengobrol. Dan awalnya Bang Ari tidak

menyang kalau teman-teman barunya itu mau diajak mengobrol dan cukup asik,

walaupun mereka tau Bang Ari adalah seorang disabilitas. Bang Ari menjelaskan

pada peneliti, kalau teman-temannya yang normal di Facebook bahkan sangat

antusias mengajak Bang Ari mengobrol stelah mereka tahu bahwasanya Bang Ari

adalah seorang tunanetra. Bang Ari merasa kalau mereka penasaran dengan

kondisi Bang Ari yang seperti ini bagaimana bisa Bang Ari bisa berselancar dan

dengan lancar menggunakan Facebook, walupun begitu Bang Ari tidak pernah

merasa minder, apalagi dia juga tidak pernah mendapat diskriminasi dari

teman-temannya tersebut. Namun sejauh ini Bang Ari menjelaskan pada peneliti bahwa

dia bagaimanapun juga tetap lebih menyukai berinteraksi secara langsung, dan

menurut ia itu wajar karena bagaimanapun orang-orang baik itu normal atau

difabel pasti lebih menyukai dan merasa nyaman dengan berinteraksi secara

langsung ketimbang chat seperti ini, akan tetapi Bang Ari menjelaskan pada

peneliti ini cukup untuk menambah pengalamannnya dalam berinteraksi dan

mengenal teknologi juga berselancar di interne, ini membuatnya cukup percaya

diri dan menanamkan pemikiran didirnya kalau suatu saat dia juga bisa

mengimbangi keahlian orang normal kebnayakan dalam pengetahuannya tentang

(42)

Walaupun sudah cukup lama menggunakan Facebook Bang Ari tidak

pernah bertemu sekalipun dengan teman di Facebooknya, akan tetapi Bang Ari

memaknai sebagai temapat bersilaturahmi dengan sesama umat beragama dan

menjadikan Facebook sebagai tempat berbagi cerita yang cukup menyenangkan.

Bang ari mempunyai saran untuk para disabilitas diseluruh Indonesia khusunya

difabel tunanetra, agar tetap semangat dan menggali kemampuan mereka

mengenai teknologi informasi. Banyak hal yang bisa kita ketahui di internet,

banyak teman dan pengalaman baru yang bisa didapat, asalkan para difabel ini

tidak berputus asa dan tetap yakin kalau mereka bisa mengimbangi dan

menunjukkan pada dunia bahwa mereka semua sama dengan masyarakat pada

umumnya. Dan untuk pemegang industri telekomunikasi dan alat ektronik yang

mendukung internet ini hendaknya juga mendukung dan membantu menemukan

teknologi terbaru yang juga dapat membantu dan mempermudah para difabel

dalam mengimbangi kemampuan masyarakat pada umumya dalam segala bidang.

Nama : Yuki Khoirul Iman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

azPekerjaan : Pemijat dan menyanyi

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat

Alamat : Jl. Pahlawan Gang. Perkasa No.25 Medan

Bang Yuki, adalah anggota ITMI yang terakhir peneliti wawancarai di saat

(43)

pengajian bulanan. Bang Yuki juga seorang pengguna Facebook yang termasuk

dalam kategori aktif atau cukup sering menggunakannya. Bang Yuki adalah

seorang yang sangat terbuka dan sangat ramah ketika peneliti wawancarai. Dia

mengaku sudah cukup lama menggunakan Facebook dan juga banyak mengetahui

dan mempunyai jejaring sosial lainnya selain Facebook, misalnya Blackberry

Messenger, Twitter, Youtube dan lain sebagainya, namun Bang Yuki mengatakan

kalau dia lebih sering menggunakan Facebook daripada jejaring sosial lainnya, ini

dikarenakan Bang Yuki memang lebih menyukai berinteraksi di Facebook

dibandingkan dengan jejaring sosial lainnya. Faktor utama Bang Yuki sendiri

yang menjadikannya ingin memiliki akun Facebooknya sendiri adalah karena

ingin menambah teman dan merasakan bagaimana rasanya memiliki teman baru

tetapi di dunia maya seperti yang dirasakan teman-temannya yang lain yang

kebetulan adalah orang-orang yang bukan difabel melainkan masyarakat normal.

Bagi Bang Yuki keinginannya ini bukanlah hal yang aneh, Bang Yuki merasa

tidak ada salahnya seorang difabel sepertinya ingin mempelajari hal yang baru,

ingin mempunyai banyak teman terutama teman-teman dari masyarakat normal.

Selain itu ada tujuan dimana Bang Yuki merasa ingin menunjukkan kalau seorang

difabel tunanetra seperti Bang Yuki ini juga bisa bermain internet, dapat

berselancar di dunia maya dan setidaknya tidak lagi dikatakan kalau difabel itu

tidak mungkin bisa menggunakan internet, difabel yang khususnya tunanetra itu

pastilah tidak begitu mengetahui tentang informasi teknologi terkini atau yang

sering kaula muda katakan sebagai orang-orang yang kudet atau kurang update,

(44)

Seperti yang banyak di jawab oleh sahabat netra, Bang Yuki juga

menjawab hal yang sama ketika peneliti menanyakan tentang alasan Bang Yuki

menggunakan Facebook sebagai jejaring sosial yang paling sering Bang Yuki

gunakan, Bang Yuki dengan santai menjelaskan bahwa ia merasa nyaman, mudah

dan lebih asik memainkannya ketimbang jejaring sosial lain yang baginya cukup

sulit untuk dimainkan atau dimengerti oleh difabel seperti Bang Yuki. Bang Yuki

menjelaskan pada peneliti, kalau ia merasa lebih memahami Facebook juga karena

Facebook adalah jejaring sosial yang pertama yang ia miliki, sehingga sudah pasti

dengan sendirinya Bang Yuki menjadi mahir berselancar di akun Facebook

miliknya itu karena sudah sering memainkannya. Bagi Bang Yuki ini hanya

masalah waktu, jika seseorang sudah cukup lama menggeluti hal yang awalnya

tidak ia mengerti, lama-kelamaan dengan semakin seringnya ia mencoba dan

belajar maka Bang Yuki yakin bahwa dia juga bisa mahir berselancar di jejaring

sosial lainnya selain Facebook.

Awalnya sahabat netra kita ini yaitu Bang Yuki masih bingung untuk

melakukan obrolan. Bang Yuki hanya mengerti memberi like, memberi komentar

dan colek. Bang Yuki menjelaskan pada peneliti ini dikarenakan pada saat itu

Handphone symbian yang ia miliki belum mendukung fitur chat secara langsung,

namun Bang Yuki tetap ingin belajar dan ingin tahu lebih tentang bagaimana cara

mengobrol lebih pribadi lagi dengan teman Facebooknya tanpa harus melalui

dinding atau membalas komentar di suatu tautan atau status teman yang pasti

dapat dilihat oleh teman Facebook lainnya. Sampai pada akhirnya Bang Yuki

mengetahui ada inbox atau yang biasa kita sebut sebagai kotak masuk dan dari

Referensi

Dokumen terkait

Suatu metode yang digunakan untuk memetakan akar-akar dari persamaan karakteristik adalah dengan metode Root-Locus, dimana dengan metode ini akar-akar persamaan karakteristik

[r]

Pramuka Siaga Tata : dapat menceritakan pengetahuan dan teknologi serta keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan perindukan2. Pramuka Siaga Mula : mengenal

Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2 – 5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.. Tersedia dari:

penulis mengambil kesimpulan bahwa media sosial instagram @zapcoid berpengaruh signifikan terhadap brand equity ZAP Clinic dengan kontribusi sebesar 62,1%,

1 Bagi siswa siswi perlu untuk membiasakan sarapan. terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas di

Data penjualan produk digunakan dalam perhitungan kebutuhan bahan baku, lalu dari kebutuhan bahan baku dilakukan estimasi kebutuhan bahan dan dikonversi kedalam jadwal

Tabel 9. Selanjutnya Dimensi yang besar hubunganya adalah Inovasi dan berani resiko dengan Variabel Komitmen Organisasi pada Komitmen Normatif. 2) Motivasi Kerja