MATERI
MEMBANGUN
JEJARING DAN KEMITRAAN
TKSK
INDIKATOR KOMPETENSI
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Mengidentifikasi Aspek yang diperlukan untuk membangun jejaring kerja dan kemitraan
b. Mengidentifikasi Manfaat jejaring kerja untuk kepentingan bersama dengan mitra.
c. Mensosialisasikan dikalangan internal aspek yang membangun jejaring kerja kepada mitra.
d. Merencanakan tahapan pembentukan jejaring kerja dan kemitraan sesuai kesepakatan.
e. Melakukan Komunikasi dengan pesan yang jelas.
f. Membangun jejaring dan kemitraan dengan dunia usaha. g. Mengkompilasikan umpan balik jejaring dan kemitraan h. Mengevaluasi efek dan dampak dari pelaksanaan jejaring
dan kemitraan untuk pengembangan ke depan.
JEJARING KERJA
•
seni berkomunikasi antar orang yang satu
dengan yang lain, berbagi ide, informasi dan
sumber daya untuk meraih kesuksesan
individu atau kelompok.
•
jalinan hubungan yang bermanfaat dan saling
menguntungkan. Dalam arti kata lain,
membangun networking haruslah
berlandaskan prinsip saling menguntungkan
dan komunikasi dua arah (dialogis).
JEJARING KERJA
juga merupakan
•
membangun networking haruslah berlandaskan prinsip
saling menguntungkan dan komunikasi dua arah (dialogis).
•
sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan,
berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling
percaya (trust) dan saling menguntungkan di antara
pihak-pihak yang bermitra, yang dituangkan dalam bentuk nota
kesepahaman atau nota kesepakatan (MoU) guna
mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar.
KEMITRAAN
•
sebagai suatu bentuk persekutuan antar dua
pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan
kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau
tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh
manfaat dan hasil yang lebih baik.
•
merupakan kerjasama terpadu antara dua belah
pihak atau lebih yang serasi, sinergi, sistematis,
terpadu dan memiliki tujuan untukmenyatukan
potensi bisnis dalam menghasilkan keuntungan
yang optimal.
Tujuan membangun jejaring kerja dan
kemitraan
a. Memelihara dan menguatkan hubungan baik & harmonis;
b. Peningkatan mutu dan kompetensi;
c. meningkatkan efisiensi dan sinergitas serta menciptakan
peluang;
d. Meningkatkan sosialisasi, promosi, dan publikasi
e. Peningkatan akses
f. Pencitraan publik
Manfaat Jejaring Kerja dan
Kemitraan
a. Agar terjadi optimalisasi pemanfaatan sumberdaya guna peningkatan efisiensi. b. Agar tersedia potensi sumber yang relatif cukup.
c. Adanya jaminan keluaran program yang pasti dengan kualitas yang baik.
d. Dalam hal tertentu terbantu dari segi permodalan, teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja pelayanan.
e. Agar kualitas dan kuantitas pelayanan TKSK lebih meningkat. f. Agar terjadi pengembangan fungsi dan peran TKSK.
g. Agar TKSK mampu mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan pemangku kepentingan yang saling bergantungan;
h. Agar TKSK mampu mengkoordinasikan pembangunan kesos dengan sektor lainnya;
JEJARING/JARINGAN KEMITRAAN
• Jejaring atau jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
• Kemitraan merupakan suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama pada bidang tertentu dalam batas waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama oleh pihak-pihak yang bermitra, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
• Kemitraan secara umum akan terjalin bilamana terdapat pihak yang
merasakan adanya kelemahan implementasi bila sebuah pembangunan hanya menjadi focus of interest satu pihak saja. Dengan kata lain bahwa kemitraan sejatinya merupakan solusi yang tepat bagi pihak yang mencita-citakan
adanya percepatan progres pembangunan.
• Tujuan utama jejaring kemitraan adalah untuk meningkatkan akses terhadap sumber-sumber dalam menangani masalah sosial dengan menyatukan bakat, potensi, kemampuan sehingga tercipta kemampuan bersama untuk mencapai tujuan.
Membangun networking haruslah berlandaskan prinsip saling
menguntungkan dan komunikasi dua arah (dialogis). Pada kenyataannya di
lapangan, jejaring kerja dan kemitraan dapat dimaknai menjadi dua:
Pertama
, bahwa walaupun pada tataran konseptual terdapat sentuhan
kesamaan, namun pada praktiknya antara membangun jejaring kerja
dengan kemitraan terdapat perbedaan. Jejaring kerja merupakan bentuk
kerja sama yang masih belum konkret wujudnya karena peran para pihak
belum bisa dimainkan. Sementara di sisi yang lain, kemitraan merupakan
wujud yang lebih konkret dari jalinan kerjasama karena semua pihak yang
terlibat dalam kemitraan mengetahui dan mampu memainkan perannya
masing-masing sesuai dengan aturan ataupun batasan yang telah
disepakati bersama.
Kedua
, bahwa jaringan kemitraan merupakan awal dari jalinan kemitraan
atau dengan kata lain bahwa tindak lanjut dari jaringan kemitraan. Pada
titik ini, antara TKSK dan jaringan kemitraan dapat diibaratkan sebagai
sebuah mata uang dimana masing-masing sisinya tidak dapat dipisahkan
satu sama lain.
PERSYARATAN JEJARING KERJA DAN
KEMITRAAN
1. Ada dua pihak atau lebih organisasi;
2. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan
organisasi;
3. Ada kesepahaman atau kesepakatan;
4. Saling percaya dan membutuhkan;
5. Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang
lebih besar
Hal-hal yang harus difahami oleh TKSK tentang
Membangun Jaringan Kemitraan
•
Memahami hakikat jaringan kemitraan
•
Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun
jaringan kemitraan.
•
Mengidentifikasi/memetakan posisi jaringan kemitraan
•
Memahami tujuan membangun jaringan kemitraan.
•
Memahani prinsip dalam membangun jaringan
kemitraan.
•
Menerapkan Strategi dalam membangun jaringan
kemitraan.
Prinsip Membangun Jejaring Kerja
•
Kesamaan Visi-Misi Kemitraan
•
Kepercayaan (trust).
•
Saling Menguntungkan
•
Efisiensi dan Efektifitas.
•
Komunikasi timbal balik
Teknik-Teknik Kunci Membangun Kemitraan
1. Membangun kelompok-kelompok
pemberdayaan
2. Mengembangkan suatu kesadaran yang kritis
3. Menyatukan jejaring dukungan alamiah
4. Menciptakan sistem penyelenggaraan
pelayanan sosial yang responsif
5. Membangun aliansi klien-pelayanan
6. Memaksimalkan kekuasaan interpersonal
(DuBois & Miley, 2006: 216).
Panduan Membangun Strategi Jejaring
Kemitraan
1. Membangun kemitraan bukan sekedar berkenalan &
tukar kartu nama.
2. Jadilah Pendengar yang baik.
3. Galilah informasi sebanyak mungkin.
4. Fokus pada tujuan
5. Bersikap sabar tetapi aktif dan proaktif.
6. Bersikap lebih cerdas & selalu menyampaikan
informasi yang akurat dan apa adanya.
7. Kesinambungan komunikasi,
8. Peduli lingkungan.
Aspek yang mempengaruhi jejaring
kerja
Pertemuan yang intens dan cukup teratur
Kedua pihak mendapat manfaat
Ada tantangan yang dihadapi bersama
Langkah-langkah dalam membangun
kemitraan
•
Identifikasi atau Pemetaan Objek Mitra
•
Menggali dan Mengumpulkan Informasi.
•
Menganalisis Informasi.
•
Penjajagan Kerjasama
•
Penyusunan Rencana Kerja
•
Membuat Kesepakatan
MENGEMBANGKAN KERJASAMA/KOOPERASI
•
Kooperasi, atau kerjasama merujuk pada praktik seseorang atau
kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau
kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, daripada
bekerja secara terpisah dalam persaingan.
•
Kerjasama umumnya mencakup paradigma yang berlawanan dengan
kompetisi. Banyak orang yang mendukung kerja sama sebagai bentuk
yang ideal untuk pengelolaan urusan perorangan maupun komunitas.
•
Kerjasama mengacu kepada praktik antara dua pihak atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama (mungkin juga termasuk cara/metodenya),
kebalikan dari bekerja sendiri-sendiri dan berkompetisi. Motivasi utama
dari kerjasama biasanya adalah memperoleh kemanfaatan bersama
(hasil yang saling menguntungkan) melalui pembagian tugas. Seperti
halnya dengan koordinasi, selain memperoleh hasil seefisien mungkin,
para pihak biasanya bekerjasama dengan harapan menghemat biaya
dan waktu. Kerjasama umumnya dilakukan untuk memecahkan
MEMBANGUN SINERGI & KOLABORASI
• Kolaborasi biasanya digunakan untuk menjelaskan praktik dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses kerja masing-masing maupun kerja bersama dalam mencapai tujuan bersama tersebut. Motivasi utamanya adalah memperoleh hasil-hasil kolektif yang tidak mungkin dicapai jika masing-masing pihak bekerja sendiri-sendiri. Selain seperti dalam
kerjasama, para pihak berkolaborasi biasanya dengan harapan mendapatkan hasil-hasil yang inovatif, terobosan, dan/atau istimewa, serta prestasi kolektif yang memuaskan. Kolaborasi biasanya dilakukan agar memungkinkan muncul/ berkembangnya saling pengertian dan realisasi visi bersama dalam lingkungan dan sistem yang kompleks.
• Sinergi adalah bentuk kerjasama Win-win yang dihasilkan melalui Kolaborasi masing-masing pihak. Sinergi adalah saling mengisi & melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil lebih besar daripada Jumlah bagian per bagian. Konsep bersinergi diantaranya adalah: (1) orientasi pada hasil positif; (2) perspektif beragam melengkapi paradigma; (3) saling bekerjasama bertujuan sama dan ada kesepakatan; (4) efektifitas dan merupakan suatu proses. Melalui sinergi, kerjasama dari paradigma yang berbeda akan mewujudkan hasil lebih besar dan efektif sehubungan proses yang dijalani menunjukkan tujuan yang sama
MENINGKATKAN HUBUNGAN KERJA
•
Hubungan kerja dapat diartikan sebagai hubungan yang
terjadi antara bagian-bagian atau individu-individu baik
antara mereka di dalam organisasi maupun antara
mereka dengan pihak luar organisasi sebagai akibat
penyelenggaraan tugas dan fungsi masing-masing
dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
•
Tujuan hubungan kerja adalah mewujudkan
kemudahan dan menumbuhkan semangat saling
membantu.
•
Jenis hubungan kerja terdiri dari: vertikal, horizontal,
diagonal, fungsional, informatif, konsultatif, direktif dan
koordinatif
Peta Jejaring Utama PSKS
a. Kelompok Stakeholder Primer, pihak2 yg termasuk kelompok ini antara lain: 1. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota
2. Masyarakat Kecamatan dan keluarga PMKS 3. PSKS dilingkup kecamatan dan Desa/Kelurahan 4. Pemerintahan Kecamatan
5. Pemerintahan Desa/Kelurahan b. Kelompok Stakeholder Sekunder 1. Pemerintah Kabupaten/Kota 2. Dinas Sosial Provinsi
3. PSKS atau Pengurus PSKS tingkat kabupaten/kota dan provinsi 4. Kementerian Sosial
5. Pemerintah Provinsi
c. Kelompok Stakeholder Tersier 1. Perguruan Tinggi