• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jinas Dalam Kitabالمختار من بيانه و حكمه Al-mukhtāru Min Bayānihi Wa Hikamihi Analisis Ilmu Badi’

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jinas Dalam Kitabالمختار من بيانه و حكمه Al-mukhtāru Min Bayānihi Wa Hikamihi Analisis Ilmu Badi’"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

1. Suryagraha Pandegatama (NIM : 11110003) dengan judul “

ﺮﺻﺎﻨﻋ

(

ﺔﻴﻌﻳﺪﺑ ﺔﻴﻠﻴﻠﺤﺗ ﺔﺳﺍﺭﺩ

)

ﻢﻠﻘﻟﺍ ﺓﺭﻮﺳ ﻲﻓ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍﻮﻌﺠﺴﻟﺍ

"

/‘anāṣiru saja‘u wa

al-jināsu fī sūratin al-qalami (dirāsatun taḥlīliyyatun badī‘iyyatun)/ skripsi pada tahun 2016 di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pada penelitian ini, objek yang digunakan adalah surah Al-Qalam di dalam Al-Quran. Penelitian ini menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis Deskriptif, dengan teori Ilmu Balaghah dari Ali al-Jarimi dan Musthafa Amin. Penelitian ini fokus pada berapa jumlah ayat yang terkandung Saja’ dan Jinas dalam surah Al-Qalam dan jenis Jinas yang terdapat dalam surah Al-Qalam. Hasil penelitian ini menunjukkan pada surah al-Qalam ada dua uslub yaitu sajak dan jinas. Uslub sajak terdapat pada 47 ayat, dari ayat-ayat tersebut terdapat dua macam sajak. Sedangkan uslub jinas terdapat pada tujuh ayat yang terdiri dari empat macam jinas. Dari penelitian ini dapat diketahui fungsi dari uslub sajak dan jinas, yaitu berfungsi memperindah kalimat atau ayat-ayat pada surah al-Qalam.

(2)

/al-aḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/

.

Penelitian ini menggunakan metode Kepustakaan dan metode Analisis Deskriptif dengan teori Jinas Ahmad Musthafa al-Maraghi, Ahmad Hasyimi, Ali al-Jarimi dan Musthafa Amin. Penelitian ini fokus pada Keindahan Lafaz pada Jinas dan pembagiannya, serta pengertian Jinas dan pembagian Jinas yang terkandung di dalamnya. Hasilnya, Jinas lafzhi terbagi dua, Jinas Tam (Mumatsal dan Mustaufi), dan Jinas Ghayru Tam (Mahruf, Naqish, Marduf, Muktanif, Mutharraf, Madzil, Mudhari’, Lahiq dan Qalb). Adapun yang terkandung di dalam Kitab

ﺭﻮﻨﻟﺍ ﻡﺎﻣﻻ ﺭﺎﻛﺫﻻﺍ ﺏﺎﺘﻛ ﻲﻓ ﺓﻮﺒﻨﻟﺍ ﺙﺩﺎﺣﻻﺍ

/al-a

ḥādiṡi al-nubuwwati fī kitābi al-ażkāri li imā mi al-nūri/yang termasuk kategori Jinas Taam yang terdiri dari tujuh hadits : (Mumatsal : tujuh hadits, Mustaufi : tidak ada), dan yang termasuk kategori Jinas Ghayru Taam terdiri dari dua puluh empat hadits : (Lahiq : tujuh belas hadits, Mudhari’: tiga hadits, Mahruf: dua hadits, Naqish: dua hadits, Marduf, Muktanif, Mathruf, Madzil dan Qalb: tidak ada)

(3)

Ketiga penelitian tersebut di atas sudah tentu akan berbeda dengan penelitian ini, karena dalam penelitian ini peneliti mengkaji objek yang berbeda dengan tiga peneliti di atas. Objek peneliti adalah Bab I dalam pasal kelima dari kitab

ﺲﻣﺎﺨﻟﺍ ﻞﺼﻔﻟﺍ ﻲﻓ ﻝﻭﻻﺍ ﺏﺎﺒﻟﺍ

)

ﻪﻤﻜﺣ ﻭ ﻪﻧﺎﻴﺑ ﻦﻣ ﺭﺎﺘﺨﻤﻟﺍ

/al-mukhtāru min bayānihi wa ḥikamihi (al-bābu al-awwalu fī al-faṣli al-khāmisi/ yang berisi kumpulan mutiara hikmah Ali bin Abi Thalib peribahasa. Peneliti juga menggunakan teori yang berbeda dengan tiga peneliti di atas. Peneliti menggunakan teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq dan teori pendukung dari Ali al-Jarimi dan Musthafa Amin, Hasyimi, Dr Qasym dan Mahyuddin.

2.2 Ilmu Balaghah dan Pembagiannya

Sebelum membahas mengenai teori Jinas, peneliti akan memaparkan terlebih dahulu apa itu Ilmu Balaghah dari kutipan beberapa ahli Balaghah.

ﺮﻴﻜﻔﺘﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻬﻴﻓ ﺪﺑ ﻼﻓ

,

ﻝﺎﺤﻟﺍ ﻰﻀﺘﻘﻤﻟ ﺢﻴﺼﻔﻟﺍ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﺔﻘﺑﺎﻄﻣ ﻲﻫ

:

ﺎﺣﻼﻄﺻﺇ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ

ءﺎﻘﺘﻧﺍ ﻲﻓ ﺔﻗﺪﻟﺍ ﻲﺧﻮﺗ ﻊﻣ ,ﺐﻴﺗﺮﺘﻟﺍ ﺔﻨﺴﺣ ﺔﻘﺴﻨﻣ ﺓﺮﻜﺘﺒﻤﻟﺍ ﺔﻳﻮﻘﻟﺍ ﺔﻤﻴﻘﻟﺍ ﺔﻗﺩﺎﺼﻟﺍ ﻲﻧﺎﻌﻤﻟﺎﻴﻓ

ﺐﺘﻜﻳ ﻥﺍ ﻦﻣ ﻝ ﺎﺣ ﻭ ﻪﺗ ﺎﻋﻮﺿﻮﻣ ﻭ ﻪﻌﻗﺍﻮﻣ ﻭ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﻁﺍﻮﻣ ﺐﺴﺣ ﻲﻠﻋ ﺐﻴﻟﺎﺳﻻﻭ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ

ﻢﻬﻴﻟﺇ ﻲﻘﻠﻳ ﻭﺍ ﻢﻬﻟ

.

/al-

balāghatu iṣṭilāḥan : hiya muṭābiqatu al-kalāmi al-faṣīḥi li muqtaḍā al-ḥāli, fa lā budda fīhā min al-tafkīri fī alma‘āniyyi al-ṣādaqati al-qīmati al-qawiyyati al-mubtakirati munsiqatin ḥasanatin al-tartībi, ma‘a tawakhī al-diqati fī intiqā’i

(4)

,ﺏﻼﺧ ﺮﺛﺃ ﺲﻔﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﺎﻬﻟ ﺔﺤﻴﺼﻓ ﺔﺤﻴﺤﺻ ﺓﺭﺎﺒﻌﺑ ﺎﺤﺿﺍﻭ ﻞﻴﻠﺠﻟﺍ ﻲﻨﻌﻤﻟﺍ ﺔﻳﺩﺄﺗ ﻲﻫ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ

ﺓﺫﻮﺧﺄﻣ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ ﻭ ﻥﻮﺒﻁﺎﺨﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﺹﺎﺨﺷﻻﺍﻭ ﻪﻴﻓ ﻝﺎﻘﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﻦﻁﻮﻤﻠﻟ ﻡﻼﻛ ﻞﻛ ﺔﻣءﻼﻣ ﻊﻣ

.

ﻢﻬﻟﻮﻗ ﻦﻣ

/al-balāghatu hiya ta’diyatu al-ma‘nā al-jalīli wāḍiḥan bi‘ibāratin ṣaḥīḥatin faṣīḥatin lahā fī al-nafsi aṡri khilābi, ma‘a malā’imatin kullu kalāmin lilmauṭini allażī yuqālu fīhi wa al-asykhāṣu allaḍī yukhāṭibūna wa al-balāghatu ma’u khūżatin min qaulihim./ `Balaghah adalah menyampaika makna yang mulia secara jelas dengan pengungkapan yang benar dan fasih, yang memberi pengaruh dalam menarik hati, yang sesuai dengan bahasa daerah setempat lawan bicara dan pembicara`. (Hasyimi, tt:40)

Maka dari pengertian Ilmu Balaghah di atas, dapat dicermati bahwa Ilmu Balaghah merupakan Ilmu yang khusus dan istimewa karena dengan ilmu Balaghah dianalisis keindahan bahasa Arab, baik dari segi lafaz maupun dari segi maknanya yang mencerminkan estetika bahasa Arab.

Luasnya perbendaharaan kata dalam bahasa Arab membuat para ahli Balaghah membagi ilmu Balaghah menjadi tiga bagian, yaitu: Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badi’. Dikutip dari tulisan Dr. Qasym dan Dr. Mahyuddin di dalam kitab

ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ/‘ulūmu al

-balāghati/

ﻊﻳ ﺪﺒﻟﺎﻤﻠﻋ ،ﻥﺎﻴﺒﻟﺍ ﻢﻠﻋ ،ﻲﻧﺎﻌﻤﻟﺍ ﻢﻠﻋ :ﻲﻫ ﻡﺎﺴﻗﺃ ﺔﺛﻼﺛ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﻥﻮﻴﻐﻠﺒﻟﺍ ﻢﺴﻗ

/qasama al-balaghiyyūna ‘ulūma al-balāghati ṡalāṡatu aqsāmin hiya : “ilmu al-ma‘āni, ‘ilmu al-bayāni, ‘ilmu al-badī‘i/ `para ahli balaghah membagi ilmu balaghah menjadi 3 jenis yaitu : ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’ `.

(Qasym dan Dayyib, 2003:50)

Berikut ini ada penjelasan dari Ilmu Badi’, Ilmu Bayan dan Ilmu Ma’ani

ﻅﺎﻔﻟﻷ ﻦﻴﻳﺰﺗ ﺎﺣﻼﻄﺻﺍﻭ .ﻻﻭﺃ ﻥﻮﻜﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﺊﻴﺸﻟﺍ .(ﻉﺪﺑ) ﻥﺎﺴﻠﻟﺍ ﻰﻓ ءﺎﺟ :ﺔﻐﻟ ﻊﻳﺪﺒﻟﺍ

(5)

/al-

badī‘u lughatan : jā’a fī al-lisāni (bada‘a). al-syai’u al-lażī yakūnu awwalān. wa iṣṭilāḥan tuzayyīnu li al-fāẓin au al-ma‘āniyyin bi alwānin badī‘atin min al-jumāli al-lafẓiyyi au al-ma‘nawiyyi, wa yusammā al-‘ālimu al-jāmi‘u liṭariqin al-tazyīni / `Badi’ secara bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari kata

ﻉﺪﺑ

/bada‘a/artinya sesuatu yang baru. Secara istilah yaitu menghiasi lafadz atau makna dengan warna-warna baru dari keindahan lafadz dan makna, para ulama balaghah menyebutnya sebagai teknik menghias lafaz dan makna` (Qasym dan Dayyib, 2003:52)

.

ﺎﻫﺮﻴﻏﻭ ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﻦﻣ ﺊﻴﺸﻟﺍ ﻪﺑ ﻦﻴﺒﻳ ﺎﻣ

:

ﻥﺎﻴﺒﻟﺍ

.(

ﻦﻴﺑ

)

ﻥﺎﺴﻠﻟﺍ ﻲﻓءﺎﺟ

:

ﺔﻐﻟ ﻥﺎﻴﺒﻟﺍ

."ﻊﻤﺴﻟﺍ ﺩﺍﺮﻤﻟﺍ ﻢﻠﻜﺘﻤﻟﺍ ﺭﺎﻬﻅﺇ ﻦﻋ ﺓﺭﺎﺒﻋ ﻥﺎﻴﺒﻟﺍ" ﺕﺎﻔﻳﺮﻌﺘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻛ ﻲﻓ ءﺎﺟ ﺎﺣﻼﻄﺻﺍﻭ

/al-bayānu lughatan : jā’a fī al-lisāni (bayyinu). al-bayānu : mā yubayyinu bihi al -syai‘u min al-dalālati wa ghairi hā. wa iṣṭilāḥan jā’a fī kitābin al-ta‘rīfāti al-bayānu ‘ibāratin ‘an iẓhāri al-mutakallimi al-murādi al-sima‘i/ `Bayan secara

bahasa dilihat dari kamus Lisan al-‘Arabi berasal dari kata

ﻦﻴﺑ

/bayyinu/. ‘Ilmu

Bayan adalah ilmu yang menjelaskan di dalamnya sesuatu dari konteks atau tidak.Secara istilah, di dalam buku ta’rifat, “Ilmu Bayan adalah perumpamaan dari

penjelasan maksud pembicara yang mendengar`. (Qasym dan Dayyib, 2003:138)

،ﻥﺎﻴﺒﻟﺍﻭ ،ﻲﻧﺎﻌﻤﻟﺍ) ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﺪﺣﺃ ﻮﻫ :ﻰﻧﺎﻌﻤﻟﺍ ،ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺕﺎﺤﻠﻄﺼﻤﻟﺍ ﻢﺠﻌﻣ ﻲﻓ

ﻰﻀﺘﻘﻤﻟ ﺎﻘﺑﺎﻄﻣ ﻥﻮﻜﻳ ﻰﺘﺣ ﻝﺍﻮﺣﺍ ﻦﻣ ﻆﻔﻠﻟﺍ ﻖﺤﻠﻳ ﺎﻣ ﻪﺑ ﻑﺮﻌﻳ ﻱﺬﻟﺍ ﻢﻠﻌﻟﺍ ﻮﻫﻭ ،(ﻊﻳﺪﺒﻟﺍﻭ

.ﻝﺎﺤﻟﺍ

/fī mu‘jami al-muṣṭaliḥāti al-’arabiyyati, al-ma‘ān i : hu wa aḥadu ‘ulūmu al-balāghati al-’arābiyyati (al-ma‘āni, wa al-bayāni, wa al-badī‘i/ `Di dalam kamus terminologi Arab, ilmu ma’ani yaitu salah satu dari cabang ilmu balaghah Arab (ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’), yaitu ilmu yang membahas lafaz-lafaz yang ditimbulkan dari sebuah keadaan hingga sesuai dengan situasi dan kondisi` (Qasym dan Dayyib, 2003:259)

(6)

sedangkan ma’anikhusus mempelajari lafaz-lafaz yang dibuat agar sesuai dengan situasi dan kondisi.

2.3 Ilmu Badi’

2.3.1 Pengertian Ilmu Badi’

Seperti yang sudah peneliti jelaskan di latar belakang, peneliti mengambil fokus pembahasan pada Ilmu Badi’ yaitu salah satu cabang Ilmu Balaghah yang khusus membahas keindahan makna dan keindahan lafazh. Pengertian Ilmu Badi’ dari beberapa kitab lain sebagai berikut

ﻪﺑ ﻑﺮﻌﻳ ﻢﻠﻌﻟﺍ ﻮﻫ (ﺺﻴﺨﻠﺘﻟﺍ) ﻪﺑﺎﺘﻛ ﻲﻓ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﺐﻴﻄﺨﻟﺍ ﻝﻮﻘﻳ ﺎﻤﻛ ﻊﻳﺪﺒﻟﺍ

ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﺡﻮﺿﻭ ﻭ ﺔﻘﺑﺎﻄﻤﻟﺍ ﺔﻳﺎﻋﺭ ﺪﻌﺑ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﺴﺤﺘﻫﻮﺟﻭ

.

/al-badī’u kamā yaqūlu al-khaṭību muḥammadun ibnu ’abdi al-raḥmāni

fī kitābihi (al-takhlīṣu) huwa al-‘ilmu yu‘rifu bihi wujūhu taḥsinu al-kalāmi ba‘da ri‘āyatin al-muṭābiqati wa wuḍūḥu al-dalālati/ `Badi’ seperti disampaikan oleh khatib Muhammad bin ‘Abdurrahman (kitab talkhis) yaitu ilmu yang menampilkan keindahan ungkapan namun tetap menjaga keindahan kata yang mengikutinya dan kejelasan dalil-dalilnya` (‘Atyq, tt:7)

ﻭﺃ ,ﻪﻠﺼﻔﻳ ﻊﺠﺴﺑ ﺎﻣﺇ : ﻖﻴﻤﻨﺘﻟﺍ ﻦﻣ ﻉﻮﻨﺑ ﻪﻨﻴﺴﺤﺗ ﻭ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻦﻴﻳﺰﺗ ﻲﻓ ﺮﻈﻨﻟﺍ ﻮﻫ ﻊﻳﺪﺒﻟﺍ"

ﻡﺎﻬﻳﺈﺑ ﺩﻮﺼﻘﻤﻟﺍ ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﻦﻋ ﺔﻳﺭﻮﺗ ﻭﺃ

,

ﻪﻧﺍﺯﻭﺃ ﻊﻄﻘﻳ ﻊﻴﺻﺮﺗ ﻭﺃ

,

ﻪﻅﺎﻔﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﻪﺑﺎﺸﻳ ﺲﻴﻨﺠﺗ

"ﻚﻟﺫ ﻝﺎﺜﻣﺃ ﻭ ﺩﺍﺪﺿﻷﺍ ﻦﻴﺑ ﻞﺑﺎﻘﺘﻟﺎﺑ ﻕﺎﺒﻁ ﻭﺃ ,ﺎﻤﻬﻨﻴﺑ ﻆﻔﻠﻟﺍ ﻙﺍﺮﺘﺸﻳ ﻻ ,ﻪﻨﻣ ﻰﻔﺧﺃ ﻲﻨﻌﻣ

/al-badī‘u huwa al-naẓru fī tazyīni al-kalāmi wa taḥsīnihi binau‘in min al-tanmīqi : immā bisaj‘in yufaṣilihi, au tajnīsi yusyābihu baina al-fāẓihi, au taraṣiya‘u yaqṭa‘u auzānuhu, au tauriyatu ‘an al-ma‘nā al-maqṣūdi bi’īhāmi ma‘nā akhfā minhu, lā yasytarāku al-lafẓi bainahumā, au ṭibāqu bi al-tiqābili baina al

-aḍdādi wa amṡāli żālika/ `Al-Badi’ adalah teori dalam estetika kata dan

(7)

Maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, ilmu Badi’ adalah ilmu yang bukan hanya membahas dan mengupas keindahan keindahan lafaz bahasa Arab, namun juga membahas dan mnegupas keindahan dan ketinggian makna dari lafaz bahasa Arab.

2.3.2 Pembagian Ilmu Badi’

Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu keindahan makna (

ﺔﻳﻮﻨﻌﻤﻟﺍ ﺕﺎﻨﺴﺤﻤﻟﺍ

/al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyati/) dan keindahan lafazh (

ﺔﻴﻈﻔﻠﻟﺍ ﺕﺎﻨﺴﺤﻤﻟﺍ

/al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu/) yang mana pada masing-masing pembahasan tersebut memiliki cabang lagi.

ﺏﺮﺿﻮﺗﺍﺬﻟﺎﺑﻭ ﻻﻭﺃ ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﻦﻴﺴﺤﺗ ﻰﻟﺇ ﻊﺟﺮﻳ ﻱﻮﻨﻌﻣ : ﻥﺎﺑﺮﺿ ﺔﻴﻌﻳﺪﺒﻟﺍ ﺕﺎﻨﺴﺤﻤﻟﺍﻭ

ﻼﺻﺃ ﻆﻔﻠﻟﺍ ﻦﻴﺴﺤﺗ ﻰﻟﺇ ﻊﺟﺮﻳ ﻲﻈﻔﻟ

/wa al-muḥassinātu al-badī‘iyyatu ḍarbāni : ma‘nawiyyu yarji‘u ilā taḥsīni al-ma‘nā awwalan wa bi liżāti wa ḍaraba lafẓī yarji‘u ilā taḥsīni al-lafẓi aṣlan/ `keindahan Ilmu Badi’ terbagi menjadi dua : makna yang membahas mengenai keindahan di dalam makna dan lafazh yang membahas mengenai keindahan di dalam lafaz`. (‘Atyq, tt:76)

ﺓﺎﻋﺍﺮﻣ

)

ﺮﺸﻨﻟﺍﻭ ﻒﻠﻟﺍ

,

ﻑﺭﺎﻌﻟﺍ ﻞﻫﺎﺠﺗ

,

ﺔﻳﺭﻮﺘﻟﺍ

,

ﺔﻠﺑﺎﻘﻤﻟﺍﻭ ﻕﺎﺒﻄﻟﺍ

:

ﺔﻳﻮﻨﻌﻤﻟﺍ ﺕﺎﻨﺴﺤﻤﻟﺍ

ﺩﺎﺻﺭﻹﺍ ,ﻞﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﻦﺴﺣ ,ﺡﺪﻤﻟﺍ ﻪﺒﺸﻳ ﺎﻤﺑ ﻡﺬﻟﺍ ﺪﻴﻛﺄﺗ ,ﻡﺬﻟﺍ ﻪﺒﺸﻳ ﺎﻤﺑ ﺡﺪﻤﻟﺍ ﺪﻴﻛﺄﺗ ,(ﺮﻴﻈﻨﻟﺍ

.

/al-muḥassinātu al-ma‘nawiyyatu : al-ṭibāqu wa al-muqābalatu, al-tauriyyatu, tujāhilu al-‘ārifi, al-lafu wa al-nasyaru (marā’atu al-naẓīri), ta’kīdu al-madḥu bimā yusybihu al-żimmu, ta’kīdu bimā yusybihu al-madḥu, ḥusnu al-ta‘līlu, al-irṣādu/ `yang termasuk di dalam keindahan makna yaitu : thibaq dan al-muqabalah, tauriyah, tajahul ‘arif, laf dan nasyar, ta’kid mada bima yusybiu dzam, ta’kid dzam bima yusybihu madah, husnu ta’lil,irshad`.(Qasym dan Dayyib, 2003:64)

,ﻡﺰﻠﻳﻻﺎﻣ ﻡﻭﺰﻟ ,ﺭﻭﺪﺼﻟﺍ ﻰﻠﻋﺯﺎﺠﻋﻷﺍﺩﺭ ,ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ,ﺝﺍﻭﺩﺯﻻﺍ ﻭ ﻊﺠﺴﻟﺍ : ﺔﻴﻈﻔﻠﻟﺍ ﺕﺎﻨﺴﺤﻤﻟﺍ

(8)

/al-muḥassinātu al-lafẓiyyatu : al-saja‘u wa al-izdawāju, al-jināsu, radda al-a‘jāzi ‘alā al-ṣudūri, lizūmin mā lā yulzamu, al-iqtibāsu, wa al-taḍmīnu, wa al-ibdā‘u/ `yang termasuk di dalam keindahan lafazh yaitu : saja’, azdawaj, jinas, radda al a’jaz‘ala shudur, lazum ma la yulzam, iqtibas, tadhmin, ibda`. (Qasym dan Dayyib, 2003:105)

Adapun Jinas termasuk dalam bagian keindahan lafazh seperti yang sudah diuraikan di atas.

2.4 Jinas dan Pembagiannya 2.4.1 Pengertian Jinas

Pengertian Jinas dikutip dari beberapa buku adala sebagai berikut :

ﺎﻤﻬﻨﻣ ﺓﺪﺣﺍﻭ ﻞﻛ ﺲﻧﺎﺠﺗ ﻦﻴﺘﻤﻠﻛ

" :

ﻪﻟﻮﻘﺑ ﻪﻓﺮﻋ ﺪﻘﻓ ﻱﺮﻜﺴﻌﻟﺍ ﻝﻼﻫ ﻮﺑﺃ ﺎﻣﺃ

:

ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

ﺎﻬﻓﻭﺮﺣ ﻒﻴﻟﺄﺗ ﻲﻓ ﺎﻬﺘﺒﺣﺎﺻ

.

/al-jināsu : ammā abū halāli al-‘askariyyi faqad ‘arifahu biqaulihi: “kalimataini tujānisu kullu wāḥidatin minhumā ṣāḥibatuhā fī ta’līfi ḥurūfihā”./ `adapun jinas menurut Abu Halal al-‘askari adalah dua kalimat yang sama tiap-tiap unsur keduanya di dalam penulisan hurufnya`. (Qasym dan Dayyib, 2003:114)

ﻲﻓ ﺎﻬﻬﺒﺸﺗ ﻥﺍ ﺎﻬﻟ ﺎﻬﺘﺴﻧﺎﺠﻣﻭ ﻡﻼﻛﻭﺮﻌﺷ ﺖﻴﺑ ﻲﻓ ﻯﺮﺧﺍ ﺲﻧﺎﺠﺗ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﺊﻴﺠﺗ ﻥﺍ ﺲﻴﻨﺠﺘﻟﺍ

.ﺎﻬﻓﻭﺮﺣ ﻒﻴﻟﺄﺗ

/al-tajnīsu an tajī’a al-kalimatu tujānisi ukhrā fī baitin syi‘rin wa kalāmin wa majānisatihā lahā an tasybahuhā fī ta’līfi ḥurūfihā/ `jinas ialah kata yang jenisnya sama di dalam bait syair dan kalimat dan persamaannya terletak persamaan huruf dan susunan hurufnya`. (‘Atyq, tt:195)

Maka dari uraian mengenai jinas di atas dapat disimpulkan bahwa jinas termasuk ke dalam bagian pembahasan keindahaan lafaz dalam bahasa Arab, jinas adalah persamaan atau kemiripan dua kata, baik dari huruf, jumlah huruf, harakat huruf, dan susunan huruf / jenisnya namun memiliki makna yang berbeda.

(9)

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Ibnu ‘Aziz ‘Atyq, kitab Ilmu Badi’ yang membagi Jinas menjadi dua, yaitu Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam.

ﺔﻌﺑﺭﺃ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻪﻴﻓ ﻖﻔﺗﺍ ﺎﻣ ﻮﻫ : ﻡﺎﺘﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ , ﻡﺎﺗﺮﻴﻏ ﻭ ﻡﺎﺗ : ﻦﻴﻤﺴﻗ ﻢﺴﻘﻨﻳ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

.

ﺎﻬﺒﻴﺗﺮﺗﻭ

,

ﺕﺎﻨﻜﺴﻟﺍﻭ ﺕﺎﻛﺮﺤﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﻠﺻﺎﺤﻟﺍ ﺎﻬﺘﺌﻴﻫﻭ

,

ﺎﻫﺩﺍﺪﻋﺃﻭ

,

ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ

:

ﻲﻫ ﺭﻮﻣﺃ

/al-jināsu yanqasimu qismaini : tāmmun wa ghairu tāmmi, al-jināsu tāmmu : huwa mā ittafaqa fīhi al-lafẓāni fī arb‘atin umūrin hiya : anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā, wa haiatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al-sakināti wa tartībihā/ `Jinas terbagi dua, tam wa ghairu tam. Adapun jinas tam ialah : jinas yang di dalamnya terdapat dua lafaz yang sama dalam empat hal, yaitu kesamaan huruf, jumlah, harakat dan susunannya`. (‘Atyq, tt:197)

Defenisi di atas menunjukkan bahwa jinas taam memiliki ciri sebagai berikut : 1. 2 kata yang memiliki kesamaan huruf

2. 2 kata yang memiliki kesamaaan jumlah 3. 2 kata yang memiliki kesamaan harakat 4. 2 kata yang memiliki kesamaan susunan

Contohnya :

...





U



U









/yakādu sanā barqihī yażhabu bi al-abṣāri (43) yuqallibu allāhu al-laila wa

al-nahāra inna fī żālika la‘ibratan liuli al-abṣāri/ `Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan UpenglihatanU. Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh,

pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)`. (QS. 24:43-44) (‘Atyq, tt:198)

(10)

(

,

,

,

,

), sama harakat kedua kata, jumlah huruf yang sama, dan susunan

huruf yang sama dalam bentuk ism.

Perkataan Bukhtari

ﺍﺫﺇ

ﻦﻴﻌﻟﺍ

ﻲﻫﻭ ﺖﺣﺍﺭ

ﻦﻴﻋ

ﻊﻟﺎﺿﻷﺍ ﺮﺴﺗ ﺎﻣ ﺮﺴﺑ ﺲﻴﻠﻓ * ﻯﻮﻬﻟﺍ ﻰﻠﻋ

/iẓā al-‘ainu rāḥatu wa hiya ‘ainun ‘alā al-hawā * falaisa basara mā tusirru a l-aḍāli‘i/ `Apabila mata terpejam, bermimpilah ia. Bukan rahasia lagi, ia pun mulai memainkan perannya`. (‘Atyq, tt:198)

Pada contoh di atas terdapat kata

ﻦﻴﻌﻟﺍ

/al-‘ainu/ yang diulang dua kali , makna kata

ﻦﻴﻌﻟﺍ

/al-‘ainu/ yang pertama adalah melihat, sedangkan makna kata

ﻦﻴﻌﻟﺍ

/al-‘ainu/ yang kedua adalah mata-mata (spy). Adapun tanda jinas kedua kata di atas yaitu sama hurufnya (

,

,

),

sama harakat kedua kata, jumlah huruf yang sama, dan susunan huruf yang sama yaitu dalam bentuk ism.

Adapun penjelasan Jinas Ghairu Tam adalah sebagai berikut

ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻘﺑﺎﺴﻟﺍ ﺔﻌﺑﺭﻷﺍ ﺭﻮﻣﻷﺍ ﻦﻣ ﺪﺣﺍﻭ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻪﻴﻓ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﺎﻣ ﻮﻫ ﻭ : ﻡﺎﺘﻟﺍ ﺮﻴﻏ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

ﻦﻣ ﺔﻠﺻﺎﺤﻟﺍ ﺎﻬﺘﺸﻴﻫﻭ

,

ﺎﻫﺩﺍﺪﻋﺃﻭ

,

ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ

:

ﻲﻫﻭ

,

ﻡﺎﺘﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ﻲﻓ ﺎﻫﺮﻓﺍﻮﺗ ﺐﺠﻳ

.ﺎﻬﺒﻴﺗﺮﺗﻭ ,ﺕﺎﻨﻜﺴﻟﺍﻭ ﺕﺎﻛﺮﺤﻟﺍ

/ al-jināsu ghairu tām : wa huwa ikhtalafa fīhi al-lafẓāni fī wāḥidin min al-umūri al-arba‘ati al-sābiqati al-latī yajibu tuwāfiruhā fi al-jināsi al-tāmmi, wa hiya : anwā‘u al-ḥurūfi, wa a‘dāduhā, wa haisyatuhā al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al -sakināti wa tartībuhā/ `Adapun jinas ghairu tam ialah : jinas yang di dalam dua lafaz terdapat satu perbedaan dari empat hal wajib yang telah disebut sebelumnya dalam jinas tam, yaitu yaitu huruf, jumlah, harakat, dan susunannya (bentuk)`. (‘Atyq, tt:205).

Defenisi di atas menunjukkan bahwa ciri jinas ghairu taam ialah apabila 2 kata memiliki salah satu perbedaan dari 4 ciri jinas taam, sebagai berikut :

(11)

4. berbeda susunannya

Contoh Jinas berbeda huruf





...



/wa hum yanhauna ‘anhu wa yan’auna ‘anhu/ `dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya...`.(QS. 6:26) (Hasyimi, 1994:268)

Pada contoh di atas, terdapat kata

ﻥﻮﻬﻨﻳ

/

yanhauna/ yang artinya “melarang” dan kata

ﻥﻭﺄﻨﻳ

/

yan’auna/ yang artinya “menjauhkan”. Adapun tanda jinas keduanya yaitu, kata

ﻥﻮﻬﻨﻳ

/

yanhauna/ dan

ﻥﻭﺄﻨﻳ

/

yan’auna/ memiliki susunan kata yang sama, harakat huruf yang sama, keduanya sama berbentuk fi’il, namun ada salah satu huruf yang berbeda yaitu huruf

/h/ dan

/a/.

Contoh Jinas berbeda harakat

Puisi Salahuddin Al-Shafadi

ﻞﻣﻷﺍ ﺔﻳﺎﻏ ﺐﻳﺮﻗ ﻦﻋ ﺐﺼﺗ ﺐﺼﻧﺄﻓ

*

ﻞﺴﻜﻟﺍﺎﺑ ﻥﺎﻣﺮﺤﻟﺍ ﻭ ﺪﺠﻟﺍ ﺎﺑ ﺪﺠﻟﺍ

/al-jaddu bi al-jiddi wa al-hirmānu bi al-kasli fa anṣab taṣibu ‘an qarībin ghāyati al-amali/ `keberuntungan itu terletak pada kesungguhan,dan kemelaratan itu terletak pada kemalasan. Berjibakulah, engkau akan mendapatkan cita-citamu segera` (semprulle 44.blogspot.co.id/2013/02/gaya-bahasa-jinas-dalam-asas-al_7.html?m=1)

Pada contoh di atas, terdapat kata

ﺪﺠﻟﺍ

/al-jaddu/

yang

artinya“keberuntungan” dan kata

ﺪﺠﻟﺍ

/al-jiddi/ yang artinya “kesungguhan”. Kedua lafaz tersebut dibedakan oleh harakat huruf

/j/, yang pertama berharakat fathah dan yang kedua berharakat kasrah.

Contoh Jinas berbeda jumlah huruf

ﻡﺍﻭﺩ

ﻝﺎﺤﻟﺍ

ﻦﻣ

ﻝﺎﺤﻤﻟﺍ

(12)

Pada contoh di atas, terdapat kata

ﻝﺎﺤﻟﺍ

/al-ḥālu/ yang artinya “keadaan” berjumlah lima huruf, sedangkan kata

ﻝﺎﺤﻤﻟﺍ

/al-muḥālu/ yang artinya “hal yang mustahil” berjumlah enam huruf. Tanda jinasnya adalah perbedaan jumlah huruf keduanya.

Contoh Jinas berbeda susunan

ﻪﻴﻔﻛ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻖﻠﻁﺍ ﻭ ﻪﻴﻜﻓ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻚﺴﻣﺃ ﺍﺮﻣﺍ ﷲ ﻢﺣﺭ

/raḥima allāhu amran amsaka mā baina fakkaihi wa aṭlaqa mā baina kaffaihi/ `mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang dapat mengekang apa yang ada antara dua tulang rahangnya dan melepaskan apa yang ada antara kedua telapak tangannya` (Hayimi, 1994:274)

Kata

ﻪﻴﻜﻓ

bermakna `dua tulang rahang` dan kata

ﻪﻴﻜﻓ

bermakna `dua telapak tangan`. Kata

ﻪﻴﻜﻓ

dan

ﻪﻴﻔﻛ

terbalik susunan hurufnya pada huruf /k/ dan /f/. Kata

ﻪﻴﻜﻓ

tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan/h/ sedangkan pada kata

ﻪﻴﻜﻓ

tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan /h/.

Dari buku yang sama, Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam terbagi lagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut ḥaqqu./ `jinas terbagi kepada 2 bagian, yaitu jinas tam dan ghairu tam. pembagian jinas tam : 1) jinas mumatsal, 2) jinas mustaufa, 3) jinas tarkib. pembagian jinas ghairu tam : 1) jinas mudhari’, 2) jinas laa haq`.

2.4.2.1Jinas Tam

Sebagaimana telah diuraikan di atas, Jinas Tam adalah jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki kesamaan dalam huruf, jumlah, harakat dan susunannya. Jinas Tam menurut ‘Atyq terbagi menjadi tiga, yaitu Jinas Mumatsal, Jinas Mustaufi dan Jinas Tarkib.

(13)

Ibnu ‘Aziz ‘Atyq di dalam bukunya ‘Ilmu Badi’ menyebutkan :

ﺎﻧﻮﻜﻳ ﻥﺃ ﻰﻨﻌﻤﺑ ,ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ ﻦﻣ ﺪﺣﺍﻭ ﻉﻮﻧ ﻦﻣ ﻩﺎﻈﻔﻟ ﻱﺃ ﻩﺎﻨﻛﺭ ﻥﺎﻛ ﺎﻣ ﻮﻫ : ﻞﺛﺎﻤﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

.ﻦﻴﻓﺮﺣ ﻭﺃ ,ﻦﻴﻠﻌﻓ ﻭﺃ ,ﻦﻴﻤﺳﺇ

/al-jināsu al-mumāṡalu : huwa mā kāna ruknāhu ay lafẓāhu min nau‘in wāḥidin min anwā‘i al-kalimati, bima‘nā an yakūnā ismaini, au fi‘laini, au ḥarfaini/ `jinas mumatsal yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) terdiri dari jenis kata yang sama seperti ism dengan ism, fi’il dengan fi’il dan huruf dengan huruf ` (‘Atyq, tt:197)

Contoh :

ﺔﺒﺣﺭ ﺔﺒﺣﺭ

/raḥbatun raḥbatun/ `beranda rumah yang luas` (Hasyimi, 1994:264)

Kata

ﺔﺒﺣﺭ

/raḥbatun/yang pertama makna yang dimaksud adalah beranda (rumah), sedangkan pada kata

ﺔﺒﺣﺭ

/raḥbatun/yang kedua makna yang dimaksud adalah keadaan yang luas. Contoh lafazh di atas menunjukkan lafazh jinas mumatsal ism dengan ism.

Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya, sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya namun memiliki arti yang berbeda dan dua kata tersebut dari jenis kata yang sama seperti fi’il dengan fi’il, ism dengan ism, dan huruf dengan huruf.

2.4.2.1.2 Jinas Mustaufi

Defenisi jinas mustaufi menurut Atyq adalah sebagai berikut :

ﻥﺄﺑ ,ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ ﻦﻣ ﻦﻴﻔﻠﺘﺨﻣ ﻦﻴﻋﻮﻧ ﻦﻣ ﻩﺎﻈﻔﻟ ﻱﺃ ﻩﺎﻨﻛﺭ ﻥﺎﻛ ﺎﻣ ﻮﻫ : ﻰﻓﻮﺘﺴﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

(14)

/al-jināsu al-mustaufī : huwa mā kāna ruknāhu ai lafẓāhu min nau‘aini mukhtalifaini min anwā‘i al-kalimati bi an yakūna aḥadu humā isman wa al -ākhiru fi‘lan au bi an yakūna aḥadu humā ḥarfan wa al-ākhiru isman wa fi‘lan/ `jinas mustaifi yaitu jinas yang rukun lafazhnya (huruf) dari dua jenis kata yang berbeda seperti ism dengan fi’il, atau salah satunya terdiri dari huruf dan lainnya ism dan fi’il` (‘Atyq, tt:200)

Contoh :

ﻢﻬﻀﻌﺑ ﻰﻠﻋ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻊﻤﺘﺟﺍ ﺪﻗ ﺮﺸﻌﻣ ﻲﻓ ﺮﻫﺪﻟﺍ ﻙﺎﻣﺭ ﺍﺫﺍ

ﻢﻫﺭﺍﺪﻓ

ﻲﻓ ﺖﻣﺩ ﺎﻣ

ﻢﻫﺭﺍﺩ

ﻢﻬﺿﺭﺍ ﻲﻓ ﺖﻣﺩ ﺎﻣ ﻢﻬﺿﺭﺍﻭ

/iżā ramāka al-dahru fī ma‘syarin qad ajma‘a al-nāsu ‘alā bughḍihim fadārihim mā dumta fī dārihim wa arḍihim mā dumta fī arḍihim/ `bila anda dituduh oleh masa, dalam suatu kelompok tertentu, yang para manusia telah sepakat untuk membenci mereka, maka hiburlah mereka itu selama anda di kampung mereka dan relakanlah mereka selama anda di bumi mereka` (‘Atyq, tt:200)

Kata

ﻢﻫﺭﺍﺩ

/dārihim/yang pertama berbentuk fi’il yang bermakna `hiburlah` dan kata

ﻢﻫﺭﺍﺩ

/dārihim/ yang kedua berbentuk ism yang bermakna `kampung mereka`.

Kesimpulannya adalah, jinas mumatsal yaitu dua kata yang sama hurufnya, sama jumlah hurufnya, sama harakatnya dan sama susunan hurufnya, namun memiliki arti yang berbeda, dan dua kata tersebut terdiri dari jenis kata yang berbeda, seperti fi’il dengan ism, ism dengan huruf dan sebaliknya.

2.4.2.1.3Jinas Tarkib

Pembagian jinas tam yang ketiga yaitu jinas tarkib yang terbagi lagi menjadi tiga.

ﺍﺬﻫﻭ : ﻦﻴﺘﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﺔﺒﻛﺮﻣ ﻯﺮﺧﻷﺍﻭ ﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻪﻴﻨﻛﺭ ﺪﺣﺃ ﻥﺎﻛ ﺎﻣ ﻮﻫﻭ : ﺐﻴﻛﺮﺘﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ

.ﻮﻓﺮﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ , ﻕﻭﺮﻔﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ , ﻪﺑﺎﺸﺘﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ ,ﺏﺮﺿﺃ ﺔﺛﻼﺛ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

(15)

jināsu al-mafrūqi, jināsu al-marfuwwi/ `jinas tarkib yaitu bentuk jinas yang kedua lafazhnya satu berbentuk kata dan satunya lagi berbentuk tarkib (susunan kata). jinas tarkib terbagi menjadi tiga bagian : jinas mutasyabih`, jinas mafruq dan jinas marfu` (‘Atyq, tt:202)

2.4.2.1.3.1 Jinas Mutasyabih

ﺎﻄﺧ ﻭ ﺎﻈﻔﻟ ﺔﺒﻛﺮﻤﻟﺍ ﻯﺮﺧﻷﺍﻭ ﺓﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻱﺃ ,ﻩﺎﻨﻛﺭ ﻪﺑﺎﺸﺗ ﺎﻣ ﻮﻫﻭ : ﻪﺑﺎﺸﺘﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ

/jināsu al-mutasyābihi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai kalimatu al-mufradatu wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan wa khaṭṭan/ `jinas mutasyabih yaitu jinas yang pada salah satu katanya mufrad dan yang satunya lagi murakkab, dan berbaris` (‘Atyq, tt:202)

ﻪﺒﻫﺍﺫ ﻪﺘﻟﻭﺪﻓ ﻪﻋﺪﻓ ﻪﺒﻫﺍﺫ ﻦﻜﻳ ﻢﻟ ﻚﻠﻣ ﺍﺫﺇ

/iżā malikun lam yakun żāhibahu fada‘hu fadaulatuhu żāhibuhu/ `apabila seorang raja bukan orang yang memberi, maka hendaklah biarkan saja kekuasaannya akan pergi` (‘Atyq, tt:202)

Kata

ﻪﺒﻫﺍﺫ/żāhibahu/ yang pertama bermakna `orang yang memberi`

berbentuk murakkab dan kata

ﻪﺒﻫﺍﺫ/żāhibuhu/ yang kedua bermakna `akan pergi

berbentuk mufrad.

Maka dapat disimpulkan, jinas mutasyabih yaitu dua kata yang jenis katanya antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya sama, seperti harakatnya, hurufnya, atau titik pada hurufnya.

2.4.2.1.3.2 Jinas Mafruq

.

ﺎﻄﺧ ﻻ ﺎﻈﻔﻟ ﺔﺒﻛﺮﻤﻟﺍ ﻯﺮﺧﻷﺍﻭ ﺓﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻱﺃ

,

ﻩﺎﻨﻛﺭ ﻪﺑﺎﺸﺗ ﺎﻣ ﻮﻫﻭ

:

ﻕﻭﺮﻔﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ

/jināsu al-mafrūqi : wa huwa mā tasyābuhu ruknāhu ai al-kalimatu al-mufradatu wa al-ukhrā al-murakkabatu lafẓan lā khaṭṭan/ `jinas mafruq yaitu jinas yang rukunnya dalam bentuk mufrad dan yang satu lagi murakkab, tidak sama ujungnya` (‘Atyq, tt:203)

Contoh :

ﺎﻬﺒﻳﺬﻬﺗ ﻲﻓ ﺖﻐﻟﺎﺑ ﻦﻜﺗ ﻢﻟﻭ ﺓﺪﻴﺼﻗ ﺓﺍﻭﺮﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻦﺿﺮﻐﺗ ﻻ

(16)

/lā taghriḍanna ‘alā al-ruwwati qaṣīdatan mā lam takun bālaghta fī tahżībihā faiżā ‘araḍta al-syi‘ra ghaira muhażżabin ‘addauhu minka wasā wisan tahżī bihā/ `janganlah anda memperlihatkan suatu kasidah kepada orang-orang yang meriwayatkan selama anda tidak mengusahakan untuk memeliharanya. bila anda memperlihatkan syair dengan tanpa dipelihara tentu mereka menganggap darimu sebagai bisikan hati yang anda mengigau dengannya` (‘Atyq, tt:203)

Bait yang pertama terdapat kata

ﺎﻬﺒﻳﺬﻬﺗ/tahżībihā/ yang bermakna

`memeliharanya` yang berbentuk murakkab (

ﺎﻫ + ﺐﻳﺬﻬﺗ

), dan pada bait kedua terdapat kata

ﻯﺬﻬﺗ/tahżī/ yang bermakna `mengigau` yang berbentuk mufrad.

Maka dapat disimpulkan, jinas mafruq yaitu dua kata yang jenis katanya antara mufrad dan murakkab, yang ujung katanya tidak sama, seperti harakatnya, hurufnya, atau titik pada hurufnya

2.4.2.1.3.3 Jinas Marfu

.ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ءﺰﺟﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻣ ﺎﺒﻛﺮﻣ ﺮﺧﻻﺍﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻦﻴﻨﻛﺮﻟﺍ ﺍﺪﺣﺃ ﻪﻴﻓ ﻥﻮﻜﻳﺎﻣ ﻮﻫﻭ : ﻮﻓﺮﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺟ

/jināsu al-marfuwwi : wa huwa mā yakūnu fīhi aḥadan al-ruknaini kalimatun wa al-ukhrā murakkaban min kalimatin wa juz’u min kalimatin/ `jinas marfu yaitu jinas yang salah satu dari rukunnya dalam bentuk kata dan yang satunya murakkab dari kata dan bagian dari kata` (‘Atyq, tt:204)

Contoh :

ﻪﺑﺎﺼﻣ ﻝﺎﺣ ﻥﺰﻤﻟﺍ ﻰﻫﺎﻀﻳ ﻊﻣﺪﺑ ﻪﻜﺑﺍﻭ ﻚﺒﻧﺫ ﺭﺎﻛ ﺬﺗ ﻦﻋ ﻪﻠﺗ ﻻ ﻭ

ﻪﺑ ﺎﺻ ﻢﻌﻄﻣ ﻭ ﻩﺎﻘﻠﻣ ﺔﻋﻭﺭﻭ ﻪﻌﻗﻭﻭ ﻡﺎﻤﺤﻟﺍ ﻚﻴﻨﻴﻌﻟ ﻞﺜﻣ ﻭ

/wa lā talha ‘an tiżkāri żanbika wabkihi bidam‘in yuḍāhi al-muzna ḥāla muṣābihi wa maṡṡil li‘ainaika al-ḥimāma wa waq‘ahu wa rau‘ata mulqāhu wa maṭ‘ama ṣābihi/ `dan janganlah kamu lelah dari mengingat dosamu dan tangisilah dosa itu dengan airmata yang menyerupai mendung ketika mencurahkan airnya. dan gambarkanlah dihadapan matamu tentang kematian dan kedatangannya ketakutan dijatuhkannya dan rasa dituangkannya` (Hasyimi, 1994:272)

(17)

`dituangkannya`. Kedua kata di atas merupakan murakkab dari asal kata yang sama, yaitu

ﺎﺒﺻ-ﺐﺻ

/ṣabba-ṣabban/ yang artinya menuangkan, mencurahkan.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa jinas marfu ialah dua kata yang berbentuk mufrad dan murakkab, yang murakkabnya diambil dari kata mufrad sebelumnya.

2.4.2.2Jinas Ghairu Tam

Jinas Ghairu Tam sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, adalah Jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang memiliki perbedaan dari salah satu rukunnya yaitu huruf, jumlah, harakat dan susunan.

2.4.2.2.1Pembagian Jinas Ghairu Tam

‘Atyq membagi jinas ghairu tam menjadi 4 bagian, yaitu jinas ghairu tam berbeda huruf, jinas ghairu tam berbeda jumlah huruf, jinas gahiru tam berbeda harakat dan jinas ghairu tam berbeda susunan huruf.

2.4.2.2.1.1 Jinas Ghairu Tam berbeda huruf.

Abdul Aziz Atyq di dalam bukunya Ilmu Badi’ menyebutkan Jinas Ghairu Tam berbeda huruf terbagi menjadi dua, Jinas Mudhari’ dan Jinas Lahiq

ﺍﺬﻫﻭ ﺪﺣﺍﻭ ﻑﺮﺣ ﻦﻣ ﺮﺜﻛﺄﺑ ﻑﻼﺘﺧﻻﺍ ﻊﻘﻳ ﻻﺃ ﻁﺮﺘﺸﻴﻓ ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﻉﺍﻮﻧﺃ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﺍﺫﺈﻓ

. ﻖﺣ ﻻ ﺱﺎﻨﺟ ﻭ ﻉﺭﺎﻀﻣ ﺱﺎﻨﺟ : ﻦﻴﺑﺮﺿ ﻰﻠﻋ ﻲﺗﺄﻳ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

/faiżā ikhtalafa al-lafẓāni fī anwā‘i al-ḥurūfi fayasytaraṭu alā yaqa‘u al-ikhtilāfu bi akṡari min ḥarfin wāḥidin. wa hāżā al-jināsu ya’tī ‘alā ḍarbaini : jināsun muḍāri‘un wa jināsun lā hiqun/ `maka perbedaan antara dua lafazh pada jenis huruf yaitu perbedaan pada salah satu huruf. jinas pada perbedaan huruf terbagi menjadi dua yaitu jinas mudhari’ dan jinas lahiq` (‘Atyq, tt:205)

a. Jinas Mudhari’ ialah jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah satu hurufnya makhrajnya berdekatan. Seperti pernyataan berikut ini:

(18)

Contoh :

) : ﻡﻼﺴﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻝﻮﻗ

ﻞﻴﺨﻟﺍ

ﺎﻬﻴﺻﺍﻮﻨﺑ ﺩﻮﻘﻌﻣ

ﺮﻴﺨﻟﺍ

(

/qaulu al-nabiyyu ṣalla allāhu ‘alaihi al-salāma : (al-khailu maq‘ūdun binawā ṣibihā al-khairi/ `Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : pada ubun-ubun kuda terkandung kebaikan`. (Amin dan Jarim, 1973:384)

Kata

ﻞﻴﺨﻟﺍ

/ al-khailu/ bermakna `ubun-ubun` dan kata

ﺮﻴﺨﻟﺍ

/al-khairi/ bermakna `kebaikan`. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf

/l/ dan ﺭ/r/ yang makhraj diantara kedua huruf tersebut berdekatan. Huruf

/l/ makhrajnya pada tengah lidah kanan dan kiri sedangkan huruf

/r/ makhrajnya juga pada tengah lidah dengan sedikit dilengkungkan.

b. Jinas Lahiq yaitu jinas yang di dalamnya terdapat dua lafazh yang salah satu hurufnya makhrajnya berjauhan. Dikutip dari buku Ilmu Badi’ sebagai berikut :

.ﺝﺮﺨﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻳﺪﻋﺎﺒﺘﻣ ﻪﻴﻓ ﻥﺎﻓﺮﺤﻟﺍ ﻥﺎﻛ ﺎﻣ ﻮﻫﻭ : ﻖﺣﻻ ﺱﺎﻨﺟ

/jināsun lā ḥiqun : wa huwa mā kāna al-ḥarfāni fīhi mutabā‘idaini fī al-makhraji/ `jinas lahiq yaitu jinas yang kedua huruf di dalamnya (dua lafazh jinas) berjauhan pada makhrajnya` (‘Atyq, tt:205)

Contoh :







/żālikum bimā kuntum tafraḥūna fī al-arḍi bighairi al-ḥaqqi wa bimā kuntum tamraḥūna/ `yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan)` (Q.S 40:75) (Amin dan Jarim, 1973:383)

Kata



bermakna bersuka ria dan kata



bermakna bersuka ria (dalam kemaksiatan). Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada huruf

/f/ dan

/m/ yang makhraj di antara kedua huruf tersebut berjauhan. Makhraj huruf

/f/ berada pada gigi depan atas, sedangkan makhraj huruf

/m/ berada di antara dua bibir.

(19)

2.4.2.2.1.2 Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf

Jinas Ghairu Tam berbeda jumlah huruf terbagi dua, 1) jinas yang salah satu lafazhnya bertambah satu huruf, 2) jinas yang salah satu lafazhnya bertambah satu huruf di akhir.

ﻦﻋ ﻦﻴﻈﻔﻠﻟﺍ ﺪﺣﺃ ﻥﺎﺼﻘﻨﻟ ﻚﻟﺫ ﻭ ﺎﺼﻗﺎﻧ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ﻲﻤﺳ ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﺩﺍﺪﻋﺃ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﻥﺇ ﻭ

: ﻦﻴﺑﺮﺿ ﻰﻠﻋ ﻚﻟﺬﻛ ﻲﺗﺄﻳ ﻮﻫﻭ ,ﺓﺮﺧﻻﺍ

۱

,ﺪﺣﺍﻭ ﻑﺮﺤﺑ ﻪﻴﻈﻔﻟ ﺪﺣﺃ ﻲﻓ ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﺖﻧﺎﻛ ﺎﻣ (

۲

(

.ﻩﺮﺧﺍ ﻲﻓ ﺪﺣﺍﻭ ﻑﺮﺣ ﻦﻣ ﺮﺜﻛﺄﺑ ﻪﻴﻈﻔﻟ ﺪﺣﺃ ﻲﻓ ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﺖﻧﺎﻛﺎﻣ

/wa inna ikhtalafa fī a‘dādi al-ḥurūfi summiya al-jināsu nāqiṣan wa żālika linaquṣāni aḥadu al-lafẓaini ‘ani al-ākhirati, wa huwa ya’tī każālika ‘alā ḍarbaini : 1) mā kānat al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi biḥarfin wāḥidin, 2) mā kānat al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/ `perbedaan dua lafazh pada jumlah huruf dinamakan jinas naqis dan itu naqis pada salah satu huruf dari dua lafazh. jinas naqis terbagi menjadi dua, yaitu tambahan satu huruf pada salah satu lafazh dan tambahan satu huruf di akhir pada salah satu lafazh` (‘Atyq, tt:206)

a. Bertambah satu huruf pada salah satu lafazhnya

۱

ﺪﺣﺍﻭ ﻑﺮﺤﺑ ﻪﻴﻈﻔﻟ ﺪﺣﺃ ﻲﻓ ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﺖﻧﺎﻛ ﺎﻣ

(

/mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi ḥarfin wāḥidin/ `jinas yang bertambah satu huruf pada salah satu lafazh` (‘Atyq, tt:206)

Contoh :







/wa al-taqatu al-sāqu bi al-sāqi ilā rabbika yaumaiżi al-masāqu/ `dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan) kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau` (Q.S 75:29-30) (‘Atyq, tt:206)

Kata



/al-sāqi/ bermakna `betis` dan kata



/al-masāqu/ bermakna `dihalau`. Kata yang

kedua (



/al-masāqu/) bertambah satu huruf di tengah (huruf

/m/) dari kata yang pertama



/al-sāqi/

(20)

۲

ﻩﺮﺧﺍ ﻲﻓ ﺪﺣﺍﻭ ﻑﺮﺣ ﻦﻣ ﺮﺜﻛﺄﺑ ﻪﻴﻈﻔﻟ ﺪﺣﺃ ﻲﻓ ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﺍ ﺖﻧﺎﻛﺎﻣ (

/mā kānati al-ziyādatu fī aḥadin lafẓīhi bi akṡarin min ḥarfin wāḥidin fī ākhirihi/ `jinas yang bertambah pada salah satu lafazhnya huruf di akhir` (‘Atyq, tt:207) Contoh :

Perkataan Hasan bin Tsabit

ﻪﻴﺒﻧﺎﺟ ﻞﺼﺗ ﺔﻠﻴﺒﻗ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﺰﻐﻳ ﻰﺘﻣ ﺎﻨﻛﻭ

ﺎﻨﻘﻟﺎﺑ

ﻞﺑﺎﻨﻘﻟﺍ

/wa kunnā matā yaghzu al-nabiyyu qabīlatan naṣil jānibaihi bi al-qanā wa al -qanābili/ `bila Nabi Saw. memerangi suatu kabilah, kami senantiasa melindungi beliau dengan tombak dan panah terhunus`. (Amin dan Jarim, 1973:384)

Kata

ﺎﻨﻘﻟﺎﺑ

bermakna (dengan) tombak dan kata

ﻞﺑﺎﻨﻘﻟﺍ

bermakna panah terhunus. Dua kata di atas hampir sama, hanya berbeda pada lafazh

ﻞﺑﺎﻨﻘﻟﺍ

yang terdapat tambahan dua huruf di akhir yaitu huruf

/b/ dan

/l/.

Jinas yang pertama hanya bertambah satu huruf dan boleh terletak di akhir, di tengah atau di awal kata, sedangkan jinas yang kedua (madzil) bertambah satu huruf atau lebih di akhir kata

2.4.2.2.1.3 Jinas Ghairu Tam yang berbeda harakat

Jinas Ghairu Tam terbagi menjadi dua, yaitu Jinas Muharraf dan Jinas Mushaf.

ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ﻥﺈﻓ ,ﻂﻘﻨﻟﺍﻭ ﺕﺎﻨﻜﺴﻟﺍﻭ ﺕﺎﻛﺮﺤﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﻠﺻﺎﺤﻟﺍ ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﺔﺌﻴﻫ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﻥﺇﻭ

ﻒﺤﺼﻣ ﻭ ﻑﺮﺤﻣ

:

ﻦﻴﺑﺮﺿ ﻰﻠﻋ ﻪﻴﻓ ﻲﺗﺄﻳ

/wa inna ikhtalafa al-lafẓāni fī hai’ati al-ḥurūfi al-ḥāṣilati min al-ḥarakāti wa al -sakināti wa al-nuqṭi, fainna al-jināsa ya’tī fīhi ‘alā ḍarbaini : muḥarrafun wa muṣḥafun/ `perbedaan dua lafazh pada pada komponen huruf yaitu harakat, sukun, dan titik terbagi menjadi dua, yaitu jinas `(‘Atyq, tt:208)

(21)

ﻲﻓ ﺎﻔﻠﺘﺧﺍ ﻭ ﺎﻬﺒﻴﺗﺮﺗ ﻭ ﻑﻭﺮﺤﻟﺍ ﺩﺪﻋ ﻲﻓ ﻩﺎﻈﻔﻟ ﻱﺃ ﻩﺎﻨﻛﺭ ﻖﻔﺗﺍ ﻥﺎﻛﺎﻣ ﻮﻫ : ﻑﺮﺤﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

ﺪﺼﻘﻟﺍ ﻥﺈﻓ ﻚﻟﺫ ﺮﻴﻏ ﻦﻣ ﻭﺃ ﻞﻌﻓ ﻭ ﻢﺳﺍ ﻦﻣ ﻭﺃ ﻦﻴﻠﻌﻓ ﻭﺃ ﻦﻴﻤﺳﺍ ﻦﻣ ﻥﺎﻛ ءﺍﻮﺳ ﻂﻘﻓ ﺕﺎﻛﺮﺤﻟﺍ

.

ﺕﺎﻛﺮﺤﻟﺍ ﻑﻼﺘﺧﺍ

/al-jināsu al-muḥarrafu : huwa mā kāna ittafaqa ruknāhu ai lafẓāhu fī ‘adadi al -ḥurūfi wa tartībihā wa ikhtilafan fī al-ḥarakāti faqaṭ sawā’un kāna min ismaini au fi‘laini au min ismin wa fi‘lin au min ghairi żālika fainna al-qaṣda ikhtilāfu al -ḥarakāti/ `jinas muharraf yaitu jinas yang sama antara dua lafazh pada jumlah huruf dan susunannya amun berbeda pada harakatnya saja, terkadang dalam bentuk ism dengan ism, fi’il dengan fi’il, ism dengan fi’il atau yang lainnya yang berbeda pada harakat ` (‘Atyq, tt:208)

Contoh :







/wa laqad arsalnā fīhim munżirīna fanẓur kaifa kāna ‘āqibatu al-munżarīna/ `dan Sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu`. (Q.S 37:72-73) (‘Atyq, tt:208)

Kata



/munżirīna/ bermakna `pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) dan kata



/al-munżarīna/ yang bermakna `orang-orang yang diberi peringatan`. Kedua kata di atas sangatlah mirip, sama hurufnya, sama jumlah hurufnya dan sama susunan hurufnya. Perbedaannya hanya pada harakat huruf

/ż/. Huruf ﺫ /ż/ pada kata yang pertama berbaris kasrah, sedangkan huruf

/ż/ yang kedua berbaris fathah.

b. Jinas Mushahhaf

ﺎﻔﻠﺘﺧﺍﻭ ﺎﻬﺒﻴﺗﺮﺗ ﻭ ﻑﺮﺤﻟﺍ ﺩﺪﻋ ﻲﻓ ﻩﺎﻈﻔﻟ ﻱﺃ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ﺎﻨﻛﺭ ﻪﻴﻓ ﻖﻔﺗﺍ ﺎﻣ ﻮﻫ : ﻒﺤﺼﻤﻟﺍ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

ﻂﻘﻓ ﻂﻘﻨﻟﺍ ﻲﻓ

(22)

Contoh :

...





/wa hum yaḥsabūna annahum yuḥsinūna ṣun‘ā/ `sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya` (Q.S 18:104) (‘Atyq, tt:210)

Kata



/yaḥsabūna/ bermakna `mereka menyangka`

dan kata



/yuḥsanūna/ bermakna `mereka berbuat`. Perbedaan kedua kata di atas pada titik dari huruf

/b/ pada lafazh



/yaḥsabūna/ dan huruf

/n/ pada lafazh



/yuḥsanūna/.

Jinas muharraf berbeda pada harakat kedua huruf, sedangkan jinas mushahhaf berbeda titik dari kedua huruf, seperti huruf

/b/ dan

/n/.

2.4.2.2.1.4 Jinas Ghairu Tam yang berbeda susunan huruf

Jinas Ghairu Tam yang berbeda susunan huruf terbagi menjadi empat, yaitu Jinas qalb kullu, Jinas qalb ba’du, Jinas qalb majnah dan Jinas mustawa.

ﻑﻭﺮﺣ ﻰﻠﻋ ﻪﻴﻨﻛﺭ ﻦﻣ ﺪﺣﺍﻭ ﻞﻛ ﻞﻤﺘﺸﻳ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ ﺍﺬﻫ ,ﻑﺮﺤﻟﺍ ﺐﻴﺗﺮﺗ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﻥﺇﻭ

wāḥidin min ruknīhi ‘alā ḥurūfi al-ākhirati min ghairi ziyādatin wa lā naquṣṣu wa yukhālifu aḥaduhumā al-ākhiru fī al-tartībi. wa huwa ya’tī ‘alā arba‘atin aḍrabin : 1) qalbun kullun 2) qalbun ba‘ḍun 3) qalbun mujannah 4) mustawa/ `dua lafazh yang berbeda pada susunan huruf yaitu jinas yang lengkap pada rukun jinasnya , huruf akhirnya tidak bertambah dan berkurang dan perbedaan salah satu dari keduanya pada susunannya. jinas ini terbagi menjadi empat yaitu jinas qalb kullu, jinas qalb ba’du jinas qalb mujannah dan jinas mustawa` (‘Atyq, tt:211)

a. Jinas Qalb Kullu

(23)

/ḥusāmuhu fatḥun li auliyāihī wa ḥatfun li a‘dāihī/ `pedang tajamnya sebagai pembuka bagi para walinya, dan sebagai kematian bagi para musuhnya` (Hasyimi, 1994:274)

Kata

ﺢﺘﻓ

bermakna `pembuka` dan kata

ﻒﺘﺣ

bermakna `kematian`. Kata

ﻒﺘﺣ

terbalik susunan hurufnya dengan kata

ﺢﺘﻓ

. Kata

ﺢﺘﻓ

tersusun dari huruf

/f/,

/t/,

/ḥ/ sedangkan kata

ﻒﺘﺣ

tersusun dari huruf

/ḥ/,

/t/,

/f/.

b. Jinas Qalb Ba’du

۲

.

ﻑﺮﺤﻟﺍ ﺾﻌﺑ ﺐﻴﺗﺮﺗ ﻲﻓ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﻪﻴﻓ ﻒﻠﺘﺧﺍ ﺎﻣ ﻮﻫﻭ ﺾﻌﺑ ﺐﻠﻗ

(

/qalbun ba‘ḍun wa huwa mā ikhtalafa fīhi al-lafẓāni fī tartībi ba‘ḍu al-ḥarfi/ `qalb ba’du yaitu perbedaan dua lafazh pada sebagian susunan hurufnya` (‘Atyq, tt:212) Contoh :

ﻪﻴﻔﻛ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻖﻠﻁﺍ ﻭ ﻪﻴﻜﻓ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻚﺴﻣﺃ ﺍﺮﻣﺍ ﷲ ﻢﺣﺭ

/raḥima allāhu amran amsaka mā baina fakkaihi wa aṭlaqa mā baina kaffaihi/ `mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang dapat mengekang apa yang ada antara dua tulang rahangnya dan melepaskan apa yang ada antara kedua telapak tangannya` (Hasyimi, 1994:274)

Kata

ﻪﻴﻜﻓ

bermakna `dua tulang rahang` dan kata

ﻪﻴﻜﻓ

bermakna `dua telapak tangan`. Kata

ﻪﻴﻜﻓ

dan

ﻪﻴﻔﻛ

terbalik susunan hurufnya pada huruf /k/ dan /f/. Kata

ﻪﻴﻜﻓ

tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan/h/ sedangkan pada kata

ﻪﻴﻜﻓ

tersusun dari huruf /f/, /k/, /y/, dan /h/.

c. Jinas Qalb Mujannah

۳

ﻲﻓ ﻲﻧﺎﺜﻟﺍﻭ ﺖﻴﺒﻟﺍ ﻝﻭﺃ ﻲﻓ ﺐﻠﻘﻟﺍ ﺎﻤﻬﻨﻴﺑ ﻊﻗﻭ ﻦﻳﺬﻠﻟﺍ ﻥﺎﻈﻔﻠﻟﺍ ﺪﺣﺃ ﻪﻴﻓ ﻥﺎﻛﺎﻣ ﻮﻫﻭ ﺢﻨﺠﻣ ﺐﻠﻗ (

.

ﺖﻴﺒﻠﻟ ﻥﺎﺣﺎﻨﺟ ﺎﻤﻬﻧﺄﻛ

,

ﻩﺮﺧﺍ

/qalbun mujannah wa huwa mā kāna fīhi aḥadu al-lafẓāni al-lażīna waqa‘a bainahumā al-qalbu fī awwali al-baiti wa al-ṡāni fī ākhirihi, ka annahumā janāḥāni lilbaiti/ `qalb mujannah yaitu ketika satu dari kedua lafazh susunan hurufnya terbalik dan letaknya satu di awal bait dan satunya lagi di akhir bait` (‘Atyq, tt:213)

(24)

ﻝﺎﺣ ﻞﻛ ﻲﻓ ﻪﻔﻛ ﻲﻓ ﻯﺪﻬﻟﺍ ﺭﺍﻮﻧﺃ ﺡﻻ

/lāḥa anwāru al-hudā min kaffihī fī kulli ḥālin/ `telah tampak cahaya cahaya petunjuk dari telapak tangannya dalam segala keadaan` (‘Atyq, tt:214)

Kata

ﺡﻻ

bermakna `telah tampak` dan kata

ﻝﺎﺣ

bermakna `keadaan`. Kata

ﺡﻻ

dan kata

ﻝﺎﺣ

susunan hurufnya terbalik dan posisi (letaknya) berlawanan. Kata

ﺡﻻ

tersusun dari huruf /l/, /’/, dan /ḥ/ posisinya di awal bait, kata

ﻝﺎﺣ

tersusun dari huruf /ḥ/, /’/ dan /l/ posisinya di akhir bait.

d. Jinas Mustawa

٤

ﻲﻈﻔﻟ ﺲﻜﻋ ﻥﻮﻜﻳ ﻥﺃ ﻮﻫﻭ , ﺱﺎﻜﻌﻧﻻﺎﺑ ﻞﻴﺤﺘﺴﻳ ﻻ ﺎﻤﺑ ﻪﺗﺎﻣﺎﻘﻣ ﻲﻓ ﻱﺮﻳﺮﺤﻟﺍ ﻪﻓﺮﻋ .ﻮﺘﺴﻣ (

.

ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﺮﻴﻐﺘﻳ ﻥﺃ ﻥﻭﺩ ﻝﺎﻤﺸﻟﺍﻭ ﻦﻴﻤﻴﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻤﻬﺗءﺍﺮﻗ ﻦﻜﻤﻳ ﻪﻧﺃ ﻰﻨﻌﻤﺑ ﺎﻤﻫﺩﺮﻄﻛ ﺱﺎﻨﺠﻟﺍ

/mustawa. ‘arrafahu al-ḥarīrī fī maqāmātihi bimā lā yastaḥīlu bi al-ankāsa wa huwa an yakūna ‘aksu lafẓīyyi al-jināsi ka ṭaradi himā bi ma‘nā annahu yumkinu qarā’atuhumā min al-yamīni wa al-syimāli dūni an yataghayyara al-ma‘nā/ `jinas mustafa menurut Al-Hariri tidak mustahil kebalikannya, yaitu terbaliknya susunan pada lafazh jinas bermakna tetap mungkin untuk membacanya dari kanan dan sempurna tanpa mengubah makna` (‘Atyq, tt:211)

Contoh :



/wa rabbaka fa kabbir/ `dan Tuhanmu agungkanlah!` (Q.S 74:3) (Hayimi, 1994:275)

Kata



bermakna `Tuhanmu` dan kata



bermakna `Agungkanlah`. Kedua kata di atas memiliki makna yang menunjukkan kesamaan, yaitu `besar, Agung`. Kata



yang bermakna `Tuhanmu` dikaitkan dengan kata



yang bermakna `Agungkanlah` yang merupaka sifat Tuhan, Agung, Mulia, Besar. Kata



tersusun dari huruf /r/, /b/ dan/k/. Kata



tersusun dari huruf /k/, /b/ dan /r/.

(25)

Teori Hasyimi menyebutkan adanya badi’ Jinas Isytiqaq, yaitu apabila kedua rukunnya dikumpulkan oleh satu macam Isytiqaq (Hasyimi, 266:1994).

Dalam kitab

ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺱﻭﺭﺪﻟﺍ ﻊﻣﺎﺟ/jāmi‘u al

-durūsi al-‘arabiyyati/ isytiqaq adalah :

: ﻱﺃ , ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻕﺎﻘﺘﺷﺍ ﻪﻨﻣ ﻭ , ﻪﻔﺼﻧ : ﻱﺃ , ءﻲﺸﻟﺍ ﻖﺷ ﺬﺧﺃ : ﻞﺻﻻﺍ ﻰﻓ ﻕﺎﻘﺘﺷﻻﺍ

.ﺎﻬﻨﻣ ﺎﻫ ﺬﺣﺃ

/al-isytiqāqu fi al-aṣli : akhaża syaqqu al-syai’i, ai niṣfuhu , wa minhu isytiqāqu al-kalimati min al-kalimati ai : akhażahā minhā/ `isytiqaq aslinya bermakna memecah, yaitu terpecahnya satu kata dari kata yang diambil dari kata sebelumnya/ (Ghulayaini, 2010:191).

Singkatnya, isytiqaq ialah antara 2 kata asal katanya sama. Contoh :







/lā a‘budu mā ta‘budūna wa lā antum ‘ābidūna mā a‘budu/ `aku tidak menyembah apa yang kau sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah` (Q.S 109:2-3) (Hayimi, 1994:266)

Kata



/a‘budu/ bermakna `aku sembah` dan kata



/‘ābidūna/ bermakna `penyembah` adalah jinas Isytiqaq karena memiliki asal kata yang sama yaitu

ﺪﺒﻋ

/‘abada/ yang artinya `menyembah`.

BAB III

Referensi

Dokumen terkait

Atau boleh juga dengan mengkaji semangat, tujuan dan prinsip umum, yang terkandung dalam suatu nas bagi dipraktikkannya secara lebih luas dalam masalah lain yang

Lokasi Pameran Wanti lan E x.Pel abuhan Bul eleng Lokasi Pembu kaan

If two angles are in the ratio of 3:2, find the angles if (a) they are adjacent and form an angle measuring 40°; (b) they are acute angles of a right triangle; (c) they are two

Menurut Chaer (2006: 364) dalam buku Tatabahasa Praktis Bahasa Indonesia penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada

Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan

Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan metode random sampling sebanyak 63

Pengaruh Adversity Quotient terhadap Culture Shock pada Mahasiswa Perantauan Luar Jawa Tahun Pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Pembimbing: Fina Hidayati,

langkah, atau teknik yang digunakan oleh guru ketika melaksanakan.. pembelajaran menulis teks naratif personal di dalam kelas. Kisi-kisi serta.. lembar