BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif
adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel
memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu
variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen produk Bear Brand di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jalan Prof. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus Universitas
Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan
April sampai bulan Mei 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera
Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yang mewakili jumlah populasi adalah
konsumen produk Bear Brand yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan
hasil variabel yang akan di teliti. Apabila ukuran populasi dalam penelitian tidak
dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan
n =
Keterangan:
N : ukuran sampel
Z : score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 90
%) maka Z= 1,64
P : Proporsi sampel yang memiliki cirri spesifik (maksimal estimasi = 0,5)
d : presisi (0,1)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n =
n =
n = 67,24
Maka jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini memiliki jumlah
minimal 67 orang responden. Namun, untuk lebih memudahkan penelitian penulis
menetapkan jumlah responden sebanyak 70 orang.
3.4 Hipotesis
Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan,
kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis
relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang
dipertanyakan pada rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah, maka
Hipotesis 1, dengan kriteria:
H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan
terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 2, dengan kriteria:
H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap minat
beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap
minat beli ulang.
Hipotesis 3, dengan kriteria:
H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan merek
dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan
merek dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Hipotesis 4, dengan kriteria:
H4
3.5 Definisi Konsep
: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan,
harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan
pelanggan, harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan
definisi konsep penelitian yaitu:
1. Menurut Kotler (2005), kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan
produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.
2. Menurut Rahman (2014), harga adalah nilai tukar yang bisa disamakan
dengan uang untuk memperoleh barang atau kelompok pada waktu dan
tempat tertentu.
3. Menurut Amir (2005:62), kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di
satu produk ada atribut tertentu.Keputusan pembelian adalah suatu proses
yang dijalankan individu mulai dari mencari, memilih, membandingkan,
serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta
kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian.
4. Menurut Kusumawati (2013:16), minat pembelian ulang adalah keinginan
dan tindakan pelanggan untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya
kepuasan yang diterima sesuai yang diinginkan dari suatu produk.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran
tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan dua jenis
variabel yaitu variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk serta kepercayaan
Tabel 3.1
Operasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Indikator Skala
Kepuasan produk yang sama lagi di kemudian hari.
Harga Harga merupakan salah satu penentu b. Kesesuaian harga dengan
kualitas produk c. Daya saing harga d. Kesesuaian harga dan
kali yang dilakukan oleh pelanggan, yang kemudian berniat untuk melakukan pembelian kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
d. Minat eksploratif
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder.
3.7.1 Data Primer
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui
perantara. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
1. Angket/kuesioner, adalah pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti
untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang variabel
yang diteliti. Bentuk angket yang digunakan secara tertutup (Juliandi,
2013 : 71). Angket diberikan kepada konsumen produk Bear Brand di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Wawancara/interview, adalah dialog langsung antara peneliti dengan
responden penelitian (konsumen). Bentuk wawancara yang digunakan
secara tidak terstruktur/tidak terpimpin yaitu peneliti tidak mempersiapkan
pedoman wawancara (Juliandi, 2013 : 71). Wawancara dilakukan kepada
konsumen produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain.
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
1. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang relevan dengan
permasalahan kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian.
2. Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah
berlalu yang berupa dokumentasi tertulis (buku, dokumen, dan laporan)
dan dokumentasi elektronis (internet).
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisis data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor yaitu dengan menggunakan penskalaan
model Likert. Penskalaan model ini merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori jawaban ini
memiliki intensitas yang sama. Skala likert diungkapkan ke dalam lima kategori
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Skala Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiono, 2012
3.9 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Uji Instrumen 3.9.1.1Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu
program komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang
signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut
dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan
dikeluarkan atau dibuang dari instrumen. Kriteria dalam menentukan validitas
suatu kuisioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
3.9.1.2Uji Reliabilitas
Dalam buku Juliandi (2013 : 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain
seperti keterpercayaan, kehandalan, kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas
adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang
handal dan dapat dipercaya. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Juliandi, 2013 : 155). Uji
reliabilitas dilakukan setelah uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
versi 21.
Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6, maka instrumen yang diuji memiliki
reliabilitas yang baik / reliabel / terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut
tidak reliabel.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik terlebih dahulu agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili
populasi secara keseluruhan. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel independen maupun dependen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis
1. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variable dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013: 174). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013: 174)
2. Uji Multikolineritas
Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013: 175).
Apabila variabel independen memiliki nilai toleransi yang telah ditentukan
sebesar 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
3. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maan disebut
homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalh yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
(Santoso dalam Dewi, 2010). Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur), bergelombang (melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Heterokedastisitas denag Uji Glejser bertujuan untuk menguju apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik maka tidak terjadi heterokedastisias.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
• Tidak terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
• Terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3.9.3 Metode Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear
berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Minat Beli Ulang
X1 = Kepuasan Pelanggan
X2 = Harga
X3 = Kepercayaan Merek
b1.2
3.9.4 Pengujian Hipotesis
= Koefisien Regresi
e = Standar Error
1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen
variabel (X). Apakah variabel kepuasan pelanggan (X1), harga (X2) dan
kepercayaan merek (X3
a. Ho : b
) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan
terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu minat beli ulang.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
1
b. H
= 0 , artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat.
1 : b1
Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
a. t hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.
b. t hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.
Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu:
a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
2. Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas atau
dependent variabel (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta
Ho : b1 = b2 = 0
Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari varibael bebas yaitu kepuasan pelanggan, harga dan
kepercayan merek terhadap variabel terikat yakni minat beli ulang.
Ho : b1 ≠ b2
a. Jika tingkat signifikansi F hitung > 0,05 maka Ho diterima atau Ha
ditolak. ≠ 0
Artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria penerimaan / penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)
= 0,05 ditentukan sebagai berikut:
b. Jika tingkat signifikansi F hitung < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterima.
3.9.5 Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R
)
2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai semakin kecil
(mendekati nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil.
Dan jika nilai semakin besar (mendekati satu) berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar (Ghozali dalam
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Umum PT. Nestlé Di Indonesia
Nestlé adalah sebuah perusahaan
bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Didirikan pada tahun
nutrisi seperti
masuk dalam bursa saham
Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 1866, dengan didirikannya
Anglo-Swiss Condensed Milk Company. Henri Nestlé kemudian menciptakan sebuah
produk makanan terobosan untuk bayi pada tahun 1867, dan pada tahun 1905
perusahaan yang didirikannya bergabung dengan Anglo-Swiss, untuk membentuk
yang sekarang ini dikenal sebagai Grup Nestlé. Selama periode ini, berbagai
daerah berkembang dan jalur kereta api serta penggunaan kapal uap membantu
mengurangi harga komoditas, memacu perdagangan barang konsumen secara
internasional.
Pada tahun 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan
sudah mulai memanfaatkan anak-anak perusahaan di luar negeri untuk
membangun sebuah jaringan penjualan yang tersebar dari Afrika hingga Asia,
Amerika Latin dan Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan sempat
menikmati periode kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang
berarti 'masa yang indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.
bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari
area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada tahun 1970an,
perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Nestlé juga
mulai menuai kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan bahwa
pemasaran produk makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah
satu perusahaan pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health
Organization (WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh
bisnisnya.
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang
terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di
Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 149 tahun lalu oleh Henri Nestlé,
seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang
ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini
perusahaan mempekerjakan lebih dari 3.400 karyawan untuk menghasilkan
beragam produk Nestlé di empat pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ
DANCOW IDEAL, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan
NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang
gula FOX’S dan POLO, dan baru saja dibangun pabrik ke-empat di Karawang
untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC.
Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan
empat pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000
di Lampung setiap tahun. Bersama empat sentral distribusi dan ratusan distributor
Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan
produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Moto Nestlé “Good Food, Good Life
4.1.2 Visi dan Misi PT. Nestlé Indonesia
” menggambarkan komitmen
perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi
guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar
manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta
lezat rasanya.
a. Visi Nestlé
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di
Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih
sehat.
b. Misi Nestlé
1. Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia
memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan
(health), dan keafiatan (wellness
2. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan
nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia. ) dari konsumen.
3. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang
dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang
mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.
4.1.3 Logo Nestlé
Gambar 4.1 Logo Nestlé
Sumber: 4.1.4 Produk Nestlé
Kegiatan Usaha di Nestlé terbagi atas dua jenis, yaitu produk makanan dan
produk minuman.
a. Produk makanan terdiri dari: Koko Krunch, Corn Flakes, Fitness, Kit Kat,
dll
b. Produk minuman terdiri dari: Bear Brand, Milo, Nestea, Nescafe, dll
Pada masing-masing produk mereka terkandung banyak nutrisi yang baik
bagi tubuh, dan seperti yang tertera pada logo perusahaan “Good Food Good
Life” yang selalu menjadi landasan bagi perusahaan untuk menghasilkan makanan
dan minuman yang berkualitas.
4.1.5 Sejarah Singkat Bear Brand
Bear Brand adalah merek minuman susu bubuk yang diperkenalkan pada
tahun 1976, yang dimiliki oleh Nestlé. Produk ini tersedia di sebagian besar
wilayah Asia Tenggara. Bear Brand juga dipasarkan dengan merek Marca Oso,
yang merupakan bahasa Spanyol untuk "Bear Brand". Nama merek Indonesia
memilah-milah susu Bear Brand sebagai Nomor 6 di antara 50 barang konsumen
paling cepat bergerak populer di Filipina.
Bear Brand merupakan merek susu steril yang terbuat dari 100% susu
murni berkualitas tinggi yang telah mengalami proses sterilisasi tanpa
penambahan bahan pengawet sehingga dapat langsung dikonsumsi. Dengan
segala kebaikan susu, kemurnian Bear Brand dapat membantu menjaga kesehatan
tubuh.
Bear Brand Gold White Tea dengan kandungan teh putih yang diperoleh
dari daun teh pilihan serta dilengkapi dengan vitamin A, C dan E yang membantu
proses regenerasi kulit dan mencegah kerusakan sel kulit lebih dini. Bear Brand
Gold White Malt
4.2 Penyajian Data
dengan kandungan malt serta dilengkapi dengan vitamin B1, B2,
B6 dan B12 yang membantu mempercepat proses pengolahan energi untuk
menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat.
4.2.1 Identitas Responden
Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi
responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa/i FISIP USU yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand lebih dari
satu kali yang berjumlah 70 orang. Karakteristik responden ini meliputi jenis
kelamin, usia, jurusan, dan stambuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 22 31,4%
2 Perempuan 48 68,6%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 48 orang atau 68,6% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Frekuensi Persentase
1 17-19 Tahun 12 17,1%
2 20-22 Tahun 54 77,1%
3 23-25 Tahun 4 5,7%
4 26-28 Tahun 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 22
tahun sebanyak 54 orang atau 77,1% . Hal ini berarti yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh mahasiswa
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Jurusan
No. Jurusan Frekuensi Persentase
1 Administrasi Negara 4 5,7%
2 Antropologi 4 5,7%
3 Kesejahteraan Sosial 13 18,6%
4 Ilmu Politik 2 2,9%
5 Sosiologi 1 1,4%
6 Administrasi Niaga/Bisnis 38 54,3%
7 Administrasi Perpajakan 6 8,6%
8 Ilmu Komunikasi 2 2,9%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis sebanyak 38 orang atau 54,3% . Hal ini berarti yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh
mahasiswa/i jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Stambuk
No. Stambuk Frekuensi Persentase
1 Stambuk 2012 2 2,9%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa yang telah mengkonsumsi produk Bear
orang atau 32,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata–rata yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU berasal dari
stambuk 2014.
4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan (X1)
Dalam mengukur Variabel Kepuasan Pelanggan yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu kualitas yang dipersiapkan,
keistimewaan tambahan, dan estetika. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1. Kualitas Yang Dipersiapkan
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Mempersiapkan Kualitas Produknya Sebelum Memasarkannya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 24 34,3%
2 Setuju 38 54,3%
3 Netral 4 5,7%
4 Tidak Setuju 2 2,9%
5 Sangat Tidak Setuju 2 2,9%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan kualitas yang baik
sebelum memasarkannya meskipun ada juga 2 responden (2,9%) yang
menyatakan tidak setuju. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat
memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
2. Keistimewaan Tambahan
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Keistimewaan Tambahan
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 17 24,3%
2 Setuju 40 57,1%
3 Netral 12 17,1%
4 Tidak Setuju 1 1,4%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memiliki keistimewaan tambahan
dibandingkan dengan produk sejenis. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
Brand mempertahankan atau lebih memberikan keistimewaan tambahan yang
membuat mereka berdeda dan memiliki aksen positif agar tidak mengecewakan
3. Estetika
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Bear Brand Memiliki Citra Yang Baik
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 36 51,4%
2 Setuju 32 45,7%
3 Netral 2 2,9%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand memiliki dan telah memberikan citra yang
baik kepada masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas pelayan dan kualitas produk
mereka agar dapat memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.
4.2.3 Variabel Harga (X2)
Dalam mengukur Variabel Harga yang telah mengkonsumsi produk Bear
Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, peneliti
menggunakan 6 (enam) indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga
dan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat produksi,
harga mempengaruhi daya beli konsumen, dan harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 6 (enam) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel
di bawah ini.
1. Keterjangkaun Harga
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga yang Ditawarkan Produk Bear Brand Terjangkau
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 6 8,6%
2 Setuju 27 38,6%
3 Netral 24 34,3%
4 Tidak Setuju 12 17,1%
5 Sangat Tidak Setuju 1 1,4%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan harga yang terjangkau
oleh semua kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear
2. Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Kualitas Produknya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 16 22,9%
2 Setuju 43 61,4%
3 Netral 11 15,7%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 43 orang (61,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitas
produk yang mereka jual sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk
Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara setuju bahwa harga yang ditawarkan produk Bear Brand sesuai
3. Daya Saing Harga
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Bear Brand Memiliki Daya Saing Harga
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 12,9%
2 Setuju 36 51,4%
3 Netral 18 25,7%
4 Tidak Setuju 7 10%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Tetapi ada juga 7 responden (10%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i
FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand memiliki daya saing. Jadi
sebaiknya perusahaan Bear Brand lebih memperhatikan lagi harga produknya
apakah sudah cukup bersaing dengan prduk sejenis lainnya dan sudah dapat
4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat Produksi Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Manfaat yang Diterima Konsumen
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 16 22,9%
2 Setuju 45 64,3%
3 Netral 8 11,4%
4 Tidak Setuju 1 1,4%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 45 orang (64,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan manfaat
yang akan diterima konsumen melalui produk mereka sehingga mayoritas yang
telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU setuju
5. Harga Mempengaruhi Daya Beli Konsumen Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi Daya Beli Konsumen
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 17 24,3%
2 Setuju 41 58,6%
3 Netral 8 11,4%
4 Tidak Setuju 4 5,7%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai dengan kualitasnya
mempengaruhi daya beli mereka. Tetapi ada juga 4 responden (5,7%) yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi sebaiknya perusahaan
bear brand lebih memperhatikan lagi harga produknya apakah sudah sesuai
dengan kualitasnya dan sudah dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden tentang
Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi Konsumen dalam Melakukan Pembelian Ulang
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 20 28,6%
2 Setuju 40 57,1%
3 Netral 8 11,4%
4 Tidak Setuju 1 1,4%
5 Sangat Tidak Setuju 1 1,4%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitasnya
sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang
sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada
mahasiswa/i FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai
dengan kualitasnya mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian ulang.
4.2.4 Variabel Kepercayaan Merek (X3)
Dalam mengukur Variabel Kepercayaan Merek pada yang telah
mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu Brand Characteristic,
Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic. Kemudian
indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari
pernyataan tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat
tidak setuju pada tabel-tabel di bawah ini.
1. Brand Characteristic
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Memiliki Kualitas Yang Baik Dan Mampu Bersaing Dengan Produk Minuman Sejenis Lainnya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 24 34,3%
2 Setuju 41 58,6%
3 Netral 4 5,7%
4 Tidak Setuju 1 1,4%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand memiliki kualitas yang baik dibanding
dengan merek lain. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand
mempertahankan kualitas yang baik sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Dapat Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Bagi Tubuh
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 29 41,4%
2 Setuju 37 52,9%
3 Netral 3 4,3%
4 Tidak Setuju 1 1,4%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa produk Bear Brand merupakan merek minuman yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh dibanding dengan merek lain. Oleh sebab
itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitas yang baik guna
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh sehingga konsumen selalu percaya untuk
datang kembali melakukan pembelian ulang.
3. Consumer-Brand Characteristic
Distribusi Jawaban Responden tentang
Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Memiliki Kualitas Baik Yang Ingin Dikonsumsi Oleh Konsumen
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 25 35,7%
2 Setuju 39 55,7%
3 Netral 6 8,6%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa kualitas yang baik yang diberikan produk Bear Brand
membuat konsumen ingin mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitasnya guna menjaga minat beli
ulang konsumen terhadap produk minuman Bear Brand.
4.2.5 Variabel Minat Beli Ulang (Y)
Dalam mengukur Variabel Minat Beli Ulang yang telah mengkonsumsi
produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
peneliti menggunakan 4 (empat) indikator yaitu minat transaksional, minat
referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Kemudian
indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari
pernyataan-pernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan
tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju
1. Minat Transaksional
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden tentang
Saya Akan Melakukan Pembelian Ulang Karena Saya Puas Mengkonsumsi Produk Bear Brand
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 18 25,7%
2 Setuju 37 52,9%
3 Netral 15 21,4%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka melakukan pembelian ulang karena konsumen puas
akan apa yang terkandung dalam produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya
perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas yang baik agar
konsumen dengan tepat memilih produk Bear Brand untuk melakukan pembelin
ulang.
2. Minat Referensial dan Minat Preferensial Tabel 4.18
Saya Akan Merekomendasi Produk Minuman Bear Brand Kepada Teman Saya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 15 21,4%
2 Setuju 33 47,1%
3 Netral 22 31,4%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 33 orang (47,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan merekomendasi kepada teman mereka jika ingin
minuman yang bernutrisi bagi tubuh dengan kualitas dan citra yang baik. Oleh
sebab itu, sebaiknya perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas
pada produk agar konsumen melakukan pembelian ulang produk mereka.
3. Minat Eksploratif
Tabel 4.19
Saya Akan Membeli Produk Minuman Bear Brand Jika Saya Ingin Minuman Bernutrisi
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 18 25,7%
2 Setuju 30 42,9%
3 Netral 18 25,7%
4 Tidak Setuju 2 2.9%
5 Sangat Tidak Setuju 2 2,9%
Total 70 100%
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
setuju yaitu sebanyak 30 orang (42,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU setuju bahwa mereka akan membeli produk Bear Brand jika ingin minuman
bernutrisi. Hal ini bisa disebabkan karena mereka sudah percaya dengan kualitas
produk produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan
mempertahankan kualitas dan citra baik agar konsumen dengan tepat memilih
produk minuman Bear Brand jika ingin minuman bernutrisi.
4.3 Teknik Analisis Data 4.3.1 Uji Instrumen 4.3.1.1 Uji Validitas
Penyebaran kuesioner penelitian ini diberikan kepada 70 orang responden.
Untuk menguji validitas, nilai pada kolom corrected item total correlation
merupakan nilai r-hitung yang akan dibandingkan dengan r-tabel untuk
mengetahui validitas pada setiap butir instrumen. Nilai r-tabel pada α = 0,05
dengan derajat bebas df = n-2 = 68 pada uji dua arah adalah 0,2352.
Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepuasan Pelanggan (Variabel X1)
Pernyataan Koefisien Korelasi
R-tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,762
0,2352
Valid
Pernyataan 2 0,681 Valid
Pernyataan 3 0,673 Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepuasan pelanggan telah valid.
2. Uji Validitas Harga (X2)
Tabel 4.21
Hasil Uji Validitas Karakteristik Harga (Variabel X2)
Pernyataan Koefisien Korelasi
R-tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,644
0,2352
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik harga telah valid.
3. Uji Validitas Kepercayaan Merek (X3) Tabel 4.22
Pernyataan Koefisien Korelasi
R-tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,743
0,2352
Valid
Pernyataan 2 0,783 Valid
Pernyataan 3 0,716 Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik kepercayaan merek telah valid.
4. Uji Validitas Minat Beli Ulang (Y) Tabel 4.23
Hasil Uji Validitas Karakteristik Minat Beli Ulang (Y)
Pernyataan Koefisien Korelasi
R-tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,827
0,2352
Valid
Pernyataan 2 0,827 Valid
Pernyataan 3 0,722 Valid
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan
pada variabel karakteristik minat beli ulang telah valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila dapat memberikan nilai
cronbach’s alpha > 0,60.
Tabel 4.24
Cronbach's Alpha N of Items
,774 4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,774. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,774>0,60) maka seluruh pernyataan kepuasan pelanggan (X1)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.25
Hasil Uji Reliabilitas X2 Reliability Statistics X2
Cronbach's Alpha N of Items
,762 7
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,762. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,762 > 0,60) maka seluruh pernyataan harga (X2) dalam penelitian
ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.26
Reliability Statistics X3
Cronbach's Alpha N of Items
,801 4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,801. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,801 > 0,60) maka seluruh pernyataan kepercayaan merek (X3)
dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Tabel 4.27
Hasil Uji Reliabilitas Y Reliability Statistics Y
Cronbach's Alpha N of Items
,821 4
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar
0,821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar
dari r-tabel (0,821 > 0,60) maka seluruh pernyataan minat beli ulang (Y) dalam
penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat apakah data residual
berdistribusi normal atau tidak. Pertama yaitu pedoman pengambilan keputusan
rentang data distribusi normal berdasarkan uji statistik dengan menggunakan
1. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1, 97, data dikatakan normal.
Tabel 4.28
Kolmogorov-Smirnov Z ,832
Asymp. Sig. (2-tailed) ,493
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada tabel hasil pengolahan data primer diatas dapat dilihat besarnya
perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah 0,493. Artinya, perolehan ini lebih
besar dari 0,05 dan untuk nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,832 dimana
angka ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketetapan 1,97. Dengan demikian,
uji statistik telah memenuhi kedua kriteria yang dipersyaratkan dan data dapat
Cara kedua untuk Uji normalitas dapat dilakukan melalui perhitungan
regresi dengan SPSS 21 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik yaitu
analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan
antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut
ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut :
a. Grafik Histogram
Gambar 4.2
Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada grafik histogram diatas, dapat dilihat bahwa grafik histogram
berbentuk lonceng terbalik, tidak miring ke kiri dan ke kanan. Oleh karena itu,
data dapat dikatakan berdistribusi normal.
Gambar grafik normal probability plots berikut ini terlihat bahwa gambar
menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
4.3.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam
model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Berikut ini dapat dilihat cara mendeteksi multikolinieritas dengan
menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF) seperti terlihat pada tabel
Tabel 4.29
a. Dependent Variable: TotalY
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan data hasil pengolahan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa
nilai Tolerance Value semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan
yaitu 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai
ketetapan yaitu 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak
mengalami masalah multikolinieritas.
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode analisis grafik yaitu
grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan gambar Scatterplot di atas, menunjukkan bahwa titik-titik
yang ada menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol
pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena
itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.
4.3.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Uji analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan
Tabel 4.30
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized
Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam
tabel 4.30 maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y= 0,572+ 0,230X1+ 0,005X2 + 0,638X3 + e
1. Konstanta (a) = 0,572 nilai konsatanta positif menunjukkan pengaruh positif
variabel independen, dimana jika variabel bebas yang terdiri dari karakteristik
kepuasan pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan
merek (X3) = 0, maka minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik akan sebesar 0,572.
2. Koefisien X1(b1) = 0,230 menunjukkan bahwa variabel karakteristik kepuasan
pelanggan berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya upaya
penambahan sebesar satu satuan pada karakteristik kepuasan pelanggan, maka
minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Koefisien X2(b2) = 0,005 menunjukkan bahwa variabel karakteristik harga
berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada
mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya upaya penambahan
sebesar satu satuan pada karakteristik harga, maka minat beli ulang produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU meningkat sebesar 0,005 satuan.
4. Koefisien X3(b3) = 0,638 menunjukkan bahwa variabel karakteristik
kepercayaan merek berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk
Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya
upaya penambahan sebesar satu satuan pada karakteristik kepercayaan merek,
maka minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU
meningkat sebesar 0,638 satuan.
4.3.4 Uji Hipotesis
4.3.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah karakteristik kepuasan pelanggan
(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3) secara
parsial atau masing-masing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat
Tabel 4.31
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Model Unstandardized
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Variabel Karakteristik Kepuasan Pelanggan (X1)
Nilai t-hitung karakteristik kepuasan pelanggan adalah 1,679 dan nilai
t-tabel adalah 1,996 sehingga t-hitung > t-tabel (1,679<1,996), maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik kepuasan pelanggan tidak berpengaruh positif
dan signifikan (0,098>0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk
Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik
kepuasan pelanggan, H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Variabel Harga (X2)
Nilai t-hitung karakteristik harga adalah 0,071 dan nilai t-tabel adalah
1,996 sehingga t-hitung < t-tabel (0,071<1,996), maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik harga tidak berpengaruh positif dan signifikan
(0,944>0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada
mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik harga, H0 diterima
3. Variabel Kepercayaan Merek (X3)
Nilai hitung karakteristik kepercayaan merek adalah 4,335 dan nilai
t-tabel adalah 1,996 sehingga t-hitung > t-t-tabel (4,335>1,996), maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik kepercayaan merek berpengaruh positif dan
signifikan (0,000<0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik
kepercayaan merek, Ha diterima dan H0 ditolak.
4.3.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk menguji apakah karakteristik kepuasan pelanggan
(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3) secara
bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli ulang (Y). Kriteria pengujiannya yaitu :
1. H0: b1=b2 =b3 =0
Artinya variabel bebas (X1, X2, dan X3) yaitu variabel karakteristik
kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek
secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y),
yaitu minat beli ulang.
2. Ha: b1≠ b2 ≠b3 ≠0
Artinya variabel bebas (X1, X2, dan X3) yaitu variabel karakteristik
kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y), yaitu minat beli ulang.
1. H0 diterima bila F-hitung < F-tabel pada α = 5%
2. Ha diterima bila F-hitung > F-tabel pada α = 5%
Untuk menentukan nilai F-tabel, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut dengan rumus sebagai berikut :
1. df (pembilang) = k - 1
2. df (penyebut) = n – k
Keterangan :
k = jumlah variabel bebas dan terikat
n = jumlah sampel dalam penelitian
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) sebanyak 70 responden
dan jumlah keseluruhan variabel (k) sebanyak 4, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 4 - 1 = 3
2. df (penyebut) = 70 - 4 = 66
Nilai F-tabel pada α = 5% adalah sebesar 2,51. Sedangkan nilai F-hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 21 yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.32
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 79,787 3 26,596 10,875 ,000b
Residual 161,413 66 2,446
Total 241,200 69
a. Dependent Variable: TotalY
b. Predictors: (Constant), TotalX3, TotalX2, TotalX1
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)
Pada Tabel 4.32 dapat dilihat nilai F-hitung adalah 10,875 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena itu, pada kedua perhitungan yaitu hitung >
F-tabel (10,875>2,51) dan tingkat signifikannya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya karakteristik kepuasan
pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang
produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU.
4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2
Uji koefisien determinasi (R
)
2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Nilai koefisien
determinasi adalah di antara nol dan satu. Semakin kecil nilai R2 maka semakin
terbatas kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
a. Predictors: (Constant), TotalX3, TotalX2, TotalX1 b. Dependent Variable: TotalY
Hasil Data penelitian, 2017 (diolah)
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. R = 0,575 menunjukkan hubungan antara karakteristik kepuasan pelanggan
(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3),
terhadap minat beli ulang (Y) adalah sebesar 57,5%. Hal ini berarti bahwa
karakteristik kepuasan pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), karakteristik
kepercayaan merek (X3), dan minat beli ulang (Y) memiliki hubungan yang erat.
2. Angka R Square (R2
4.4 Pembahasan
) sebesar 0,331 menunjukkan bahwa karakteristik kepuasan
pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek
(X3) mampu menjelaskan minat beli ulang (Y) sebesar 33,1%. Sedangkan sisanya
sebesar 66,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4.4.1 Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU
Berdasarkan hasil Uji t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa
karakteristik kepuasan pelanggan dengan t-hitung sebesar 1,679 dan nilai t-tabel
karakteristik kepuasan pelanggan secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP
USU.
Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik kepuasan pelanggan,
hasil dari Tabel 4.6, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa produk Bear
Brand memiliki keistimewaan tambahan dibanding dengan produk sejenis
lainnya. Jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya, pernyataan ini
mendapatkan persentase jawaban setuju tertinggi dari kesuluruhan 70 responden,
yaitu sebesar 57,1% (40 responden).
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih
menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan Produk Bear Brand memiliki
keistimewaan tambahan dibanding dengan produk sejenis lainnya.
4.4.2 Analisis Pengaruh Harga terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU
Berdasarkan hasil Uji t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa
karakteristik harga dengan t-hitung sebesar 0,071 dan nilai t-tabel adalah 1,996
serta nilai signifikannya sebesar 0,944, maka dapat diartikan bahwa karakteristik
harga secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
ulang Produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik harga, hasil dari Tabel
4.11, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga Produk Bear Brand
sesuai dengan manfaat yang diterima oleh konsumen. Jika dibandingkan dengan
pernyataan lainnya, pernyataan ini mendapatkan persentase jawaban setuju
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih
menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan harga Produk Bear Brand sesuai
dengan manfaat yang diterima oleh konsumen.
4.4.3 Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU
Berdasarkan hasil Uji-t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa
karakteristik kepercayaan merek dengan t-hitung sebesar 4,335 dan nilai t-tabel
adalah 1,996 serta nilai signifikannya sebesar 0,000 maka dapat diartikan bahwa
karakteristik kepercayaan merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian Produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik kepercayaan merek,
hasil dari Tabel 4.17, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa konsumen
akan melakukan pembelian ulang karena puas mengkonsumsi Produk Bear Brand.
Jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya, pernyataan ini mendapatkan
persentase jawaban setuju tertinggi dari kesuluruhan 70 responden, yaitu
sama-sama sebesar 52,9% (37 responden).
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih
menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan konsumen merasa puas terhadap
produk Bear Brand yang sesuai dengan harapan dan akan melakukan pembelian
4.4.4 Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga, dan Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU
Dari hasil penelitian, berdasarkan Uji F (Uji Signifikan Simultan) yang
dapat dilihat pada Tabel 4.32, variabel karakteristik kepuasan pelanggan,
karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek memiliki nilai F-hitung
sebesar 10,875 dengan nilai F-tabel sebesar 2,51 yang artinya F-hitung > F-tabel.
Sementara untuk tingkat singnifikannya adalah sebesar 0,000, yang artinya juga
lebih rendah dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel karakteristik
kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli ulang Produk Bear Brand pada mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis. Hal ini
menunjukkan bahwa pada Uji F Ha diterima dan H0 ditolak.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) pada Tabel 4.33,
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas (karakteristik kepuasan
pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek) terhadap
variabel terikat (minat beli ulang) memiliki hubungan positif yang erat. Dengan
nilai R Square (R2) sebesar 0,331 menunjukkan bahwa karakteristik kepuasan
pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek
(X3) mampu menjelaskan minat beli ulang (Y) sebesar sebesar 33,1%. Sedangkan
sisanya sebesar 66,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengolahan data penelitian yang telah dilakukan,
maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan mengenai penelitian
“Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga dan Kepercayaan Merek terhadap Minat
Beli Ulang Prduk Bear Brand studi pada Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”, adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Uji-t (Uji Signifikan Parsial), karakteristik kepuasan pelanggan
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk
Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik
kepuasan pelanggan, H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Berdasarkan Uji-t (Uji Signifikan Parsial), karakteristik harga tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik harga,
H0 diterima dan Ha ditolak
3. Berdasarkan Uji-t (Uji Secara Parsial), karakteristik kepercayaan merek
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik
kualitas produk, Ha diterima dan H0 ditolak.
4. Berdasarkan Uji-f (Uji Secara Simultan), karakteristik kepuasan pelanggan,
karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek bersama-sama
Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini menunjukkan bahwa pada Uji F
Ha diterima dan H0 ditolak.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan
dari hasil penelitian, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang
berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan
bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan
khususnya bagi Perusahaan Bear Brand.
Adapun saran dari penulis yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk lebih memberikan keistimewaan
tambahan seperti memperkaya cita rasa pada produknya, agar sekiranya
mampu menambah manfaat bagi konsumennya
2. Perusahaan Bear Brand diharapkan mampu memberikan harga yang sedikit
lebih murah agar dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat
khususnya dikalangan mahasiswa dengan ekonomi keluarga yang kurang baik
dan tetap mempertahankan kualitas yang baik yang terkandung didalamnya.
3. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk mampu meningkatkan kualitasnya
agar citra yang baik produk merek Bear Brand pada masyarakat tetap terjaga.
4. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk mampu meningkatkan nutrisi pada
produknya agar seluruh konsumen melakukan pembelian ulang dan akan