• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga Dan Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand (Studi Pada Mahasiswa i Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga Dan Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand (Studi Pada Mahasiswa i Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) Chapter III V"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif

adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel

memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu

variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada konsumen produk Bear Brand di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jalan Prof. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus Universitas

Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan

April sampai bulan Mei 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera

Utara.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini yang mewakili jumlah populasi adalah

konsumen produk Bear Brand yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan

hasil variabel yang akan di teliti. Apabila ukuran populasi dalam penelitian tidak

dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan

(2)

n =

Keterangan:

N : ukuran sampel

Z : score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 90

%) maka Z= 1,64

P : Proporsi sampel yang memiliki cirri spesifik (maksimal estimasi = 0,5)

d : presisi (0,1)

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

n =

n =

n = 67,24

Maka jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini memiliki jumlah

minimal 67 orang responden. Namun, untuk lebih memudahkan penelitian penulis

menetapkan jumlah responden sebanyak 70 orang.

3.4 Hipotesis

Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan,

kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya. Dengan demikian hipotesis

relevan dengan rumusan masalah, yakni jawaban sementara terhadap hal-hal yang

dipertanyakan pada rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah, maka

(3)

Hipotesis 1, dengan kriteria:

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan

terhadap minat beli ulang.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan

pelanggan terhadap minat beli ulang.

Hipotesis 2, dengan kriteria:

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap minat

beli ulang.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap

minat beli ulang.

Hipotesis 3, dengan kriteria:

H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan merek

dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan

merek dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.

Hipotesis 4, dengan kriteria:

H4

3.5 Definisi Konsep

: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan pelanggan,

harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan

pelanggan, harga dan kepercayaan merek terhadap minat beli ulang.

Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara

abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

(4)

mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan

definisi konsep penelitian yaitu:

1. Menurut Kotler (2005), kepuasan adalah sejauh mana suatu tingkatan

produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.

2. Menurut Rahman (2014), harga adalah nilai tukar yang bisa disamakan

dengan uang untuk memperoleh barang atau kelompok pada waktu dan

tempat tertentu.

3. Menurut Amir (2005:62), kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di

satu produk ada atribut tertentu.Keputusan pembelian adalah suatu proses

yang dijalankan individu mulai dari mencari, memilih, membandingkan,

serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta

kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian.

4. Menurut Kusumawati (2013:16), minat pembelian ulang adalah keinginan

dan tindakan pelanggan untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya

kepuasan yang diterima sesuai yang diinginkan dari suatu produk.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran

tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan dua jenis

variabel yaitu variabel bebas yang terdiri dari kualitas produk serta kepercayaan

(5)

Tabel 3.1

Operasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Indikator Skala

Kepuasan produk yang sama lagi di kemudian hari.

Harga Harga merupakan salah satu penentu b. Kesesuaian harga dengan

kualitas produk c. Daya saing harga d. Kesesuaian harga dan

(6)

kali yang dilakukan oleh pelanggan, yang kemudian berniat untuk melakukan pembelian kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

d. Minat eksploratif

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data

sekunder.

3.7.1 Data Primer

Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli atau subjeknya tanpa melalui

perantara. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

1. Angket/kuesioner, adalah pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti

untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang variabel

yang diteliti. Bentuk angket yang digunakan secara tertutup (Juliandi,

2013 : 71). Angket diberikan kepada konsumen produk Bear Brand di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Wawancara/interview, adalah dialog langsung antara peneliti dengan

responden penelitian (konsumen). Bentuk wawancara yang digunakan

secara tidak terstruktur/tidak terpimpin yaitu peneliti tidak mempersiapkan

pedoman wawancara (Juliandi, 2013 : 71). Wawancara dilakukan kepada

konsumen produk Bear Brand di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

(7)

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain.

Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

1. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang relevan dengan

permasalahan kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap

keputusan pembelian.

2. Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah

berlalu yang berupa dokumentasi tertulis (buku, dokumen, dan laporan)

dan dokumentasi elektronis (internet).

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisis data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor yaitu dengan menggunakan penskalaan

model Likert. Penskalaan model ini merupakan metode penskalaan pernyataan

sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai

skalanya. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori jawaban ini

memiliki intensitas yang sama. Skala likert diungkapkan ke dalam lima kategori

(8)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiono, 2012

3.9 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.9.1 Metode Uji Instrumen 3.9.1.1Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur secara tepat. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu

program komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang

signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut

dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan

dikeluarkan atau dibuang dari instrumen. Kriteria dalam menentukan validitas

suatu kuisioner adalah sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

(9)

3.9.1.2Uji Reliabilitas

Dalam buku Juliandi (2013 : 83) reliabilitas memiliki berbagai nama lain

seperti keterpercayaan, kehandalan, kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas

adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang

handal dan dapat dipercaya. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Juliandi, 2013 : 155). Uji

reliabilitas dilakukan setelah uji validitas atas pertanyaan yang sudah valid. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS

versi 21.

Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:

1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6, maka instrumen yang diuji memiliki

reliabilitas yang baik / reliabel / terpercaya.

2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut

tidak reliabel.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi

klasik terlebih dahulu agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili

populasi secara keseluruhan. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel independen maupun dependen mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis

(10)

1. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model

regresi, variable dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau

tidak (Juliandi, 2013: 174). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013: 174)

2. Uji Multikolineritas

Multikolineritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang

digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian

(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013: 175).

Apabila variabel independen memiliki nilai toleransi yang telah ditentukan

sebesar 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maan disebut

homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalh yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas

(Santoso dalam Dewi, 2010). Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat

(11)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk suatu

pola tertentu yang teratur), bergelombang (melebar kemudian menyempit),

maka terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Heterokedastisitas denag Uji Glejser bertujuan untuk menguju apakah dalam

model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik maka tidak terjadi heterokedastisias.

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

• Tidak terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel dan

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

• Terjadi heterokedastisitas, jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

3.9.3 Metode Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel

bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linear

berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Minat Beli Ulang

X1 = Kepuasan Pelanggan

X2 = Harga

X3 = Kepercayaan Merek

(12)

b1.2

3.9.4 Pengujian Hipotesis

= Koefisien Regresi

e = Standar Error

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Test uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen

variabel (X). Apakah variabel kepuasan pelanggan (X1), harga (X2) dan

kepercayaan merek (X3

a. Ho : b

) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan

terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y) yaitu minat beli ulang.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

1

b. H

= 0 , artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat.

1 : b1

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)

= 0,05 ditentukan sebagai berikut:

≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel terikat.

a. t hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.

b. t hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.

Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu:

a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.

2. Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan secara serentak apakah variabel bebas atau

dependent variabel (X) mempunyai pengaruh yang positif atau negatif, serta

(13)

Ho : b1 = b2 = 0

Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari varibael bebas yaitu kepuasan pelanggan, harga dan

kepercayan merek terhadap variabel terikat yakni minat beli ulang.

Ho : b1 ≠ b2

a. Jika tingkat signifikansi F hitung > 0,05 maka Ho diterima atau Ha

ditolak. ≠ 0

Artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria penerimaan / penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α)

= 0,05 ditentukan sebagai berikut:

b. Jika tingkat signifikansi F hitung < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha

diterima.

3.9.5 Koefisien Determinasi (R2

Koefisien Determinasi (R

)

2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai semakin kecil

(mendekati nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau memiliki pengaruh yang kecil.

Dan jika nilai semakin besar (mendekati satu) berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi dependen atau memiliki pengaruh yang besar (Ghozali dalam

(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Umum PT. Nestlé Di Indonesia

Nestlé adalah sebuah perusahaan

bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Didirikan pada tahun

nutrisi seperti

masuk dalam bursa saham

Sejarah perusahaan dimulai pada tahun 1866, dengan didirikannya

Anglo-Swiss Condensed Milk Company. Henri Nestlé kemudian menciptakan sebuah

produk makanan terobosan untuk bayi pada tahun 1867, dan pada tahun 1905

perusahaan yang didirikannya bergabung dengan Anglo-Swiss, untuk membentuk

yang sekarang ini dikenal sebagai Grup Nestlé. Selama periode ini, berbagai

daerah berkembang dan jalur kereta api serta penggunaan kapal uap membantu

mengurangi harga komoditas, memacu perdagangan barang konsumen secara

internasional.

Pada tahun 1905, Nestlé & Anglo Swiss memiliki lebih dari 20 pabrik dan

sudah mulai memanfaatkan anak-anak perusahaan di luar negeri untuk

membangun sebuah jaringan penjualan yang tersebar dari Afrika hingga Asia,

Amerika Latin dan Australia. Menjelang Perang Dunia I, perusahaan sempat

menikmati periode kemakmuran yang disebut dengan periode Belle Époque, yang

berarti 'masa yang indah', dan berkembang menjadi perusahaan susu global.

(15)

bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari

area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada tahun 1970an,

perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Nestlé juga

mulai menuai kritik dari kelompok-kelompok aktivis yang menyatakan bahwa

pemasaran produk makanan bayi Nestlé tidak etis. Nestlé kemudian menjadi salah

satu perusahaan pertama yang menerapkan Kode Etik Internasional World Health

Organization (WHO) tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu di seluruh

bisnisnya.

Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang

terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di

Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 149 tahun lalu oleh Henri Nestlé,

seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang

ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.

Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini

perusahaan mempekerjakan lebih dari 3.400 karyawan untuk menghasilkan

beragam produk Nestlé di empat pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur

untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ

DANCOW IDEAL, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan

NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang

gula FOX’S dan POLO, dan baru saja dibangun pabrik ke-empat di Karawang

untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC.

Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan

empat pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000

(16)

di Lampung setiap tahun. Bersama empat sentral distribusi dan ratusan distributor

Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan

produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.

Moto Nestlé “Good Food, Good Life

4.1.2 Visi dan Misi PT. Nestlé Indonesia

” menggambarkan komitmen

perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi

guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar

manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta

lezat rasanya.

a. Visi Nestlé

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di

Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih

sehat.

b. Misi Nestlé

1. Sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia

memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan

(health), dan keafiatan (wellness

2. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan

nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia. ) dari konsumen.

3. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang

dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang

mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen.

(17)

4.1.3 Logo Nestlé

Gambar 4.1 Logo Nestlé

Sumber: 4.1.4 Produk Nestlé

Kegiatan Usaha di Nestlé terbagi atas dua jenis, yaitu produk makanan dan

produk minuman.

a. Produk makanan terdiri dari: Koko Krunch, Corn Flakes, Fitness, Kit Kat,

dll

b. Produk minuman terdiri dari: Bear Brand, Milo, Nestea, Nescafe, dll

Pada masing-masing produk mereka terkandung banyak nutrisi yang baik

bagi tubuh, dan seperti yang tertera pada logo perusahaan “Good Food Good

Life” yang selalu menjadi landasan bagi perusahaan untuk menghasilkan makanan

dan minuman yang berkualitas.

4.1.5 Sejarah Singkat Bear Brand

Bear Brand adalah merek minuman susu bubuk yang diperkenalkan pada

tahun 1976, yang dimiliki oleh Nestlé. Produk ini tersedia di sebagian besar

wilayah Asia Tenggara. Bear Brand juga dipasarkan dengan merek Marca Oso,

yang merupakan bahasa Spanyol untuk "Bear Brand". Nama merek Indonesia

(18)

memilah-milah susu Bear Brand sebagai Nomor 6 di antara 50 barang konsumen

paling cepat bergerak populer di Filipina.

Bear Brand merupakan merek susu steril yang terbuat dari 100% susu

murni berkualitas tinggi yang telah mengalami proses sterilisasi tanpa

penambahan bahan pengawet sehingga dapat langsung dikonsumsi. Dengan

segala kebaikan susu, kemurnian Bear Brand dapat membantu menjaga kesehatan

tubuh.

Bear Brand Gold White Tea dengan kandungan teh putih yang diperoleh

dari daun teh pilihan serta dilengkapi dengan vitamin A, C dan E yang membantu

proses regenerasi kulit dan mencegah kerusakan sel kulit lebih dini. Bear Brand

Gold White Malt

4.2 Penyajian Data

dengan kandungan malt serta dilengkapi dengan vitamin B1, B2,

B6 dan B12 yang membantu mempercepat proses pengolahan energi untuk

menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat.

4.2.1 Identitas Responden

Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi

responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa/i FISIP USU yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand lebih dari

satu kali yang berjumlah 70 orang. Karakteristik responden ini meliputi jenis

kelamin, usia, jurusan, dan stambuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

(19)

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-Laki 22 31,4%

2 Perempuan 48 68,6%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 48 orang atau 68,6% . Hal ini berarti yang telah

mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh

mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1 17-19 Tahun 12 17,1%

2 20-22 Tahun 54 77,1%

3 23-25 Tahun 4 5,7%

4 26-28 Tahun 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 22

tahun sebanyak 54 orang atau 77,1% . Hal ini berarti yang telah mengkonsumsi

produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh mahasiswa

(20)

Tabel 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Jurusan

No. Jurusan Frekuensi Persentase

1 Administrasi Negara 4 5,7%

2 Antropologi 4 5,7%

3 Kesejahteraan Sosial 13 18,6%

4 Ilmu Politik 2 2,9%

5 Sosiologi 1 1,4%

6 Administrasi Niaga/Bisnis 38 54,3%

7 Administrasi Perpajakan 6 8,6%

8 Ilmu Komunikasi 2 2,9%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis sebanyak 38 orang atau 54,3% . Hal ini berarti yang telah

mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU di dominasi oleh

mahasiswa/i jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Stambuk

No. Stambuk Frekuensi Persentase

1 Stambuk 2012 2 2,9%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa yang telah mengkonsumsi produk Bear

(21)

orang atau 32,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata–rata yang telah

mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU berasal dari

stambuk 2014.

4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan (X1)

Dalam mengukur Variabel Kepuasan Pelanggan yang telah mengkonsumsi

produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu kualitas yang dipersiapkan,

keistimewaan tambahan, dan estetika. Kemudian indikator-indikator tersebut

dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut

maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan tersebut apakah

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel

di bawah ini.

1. Kualitas Yang Dipersiapkan

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden tentang

Produk Bear Brand Mempersiapkan Kualitas Produknya Sebelum Memasarkannya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 34,3%

2 Setuju 38 54,3%

3 Netral 4 5,7%

4 Tidak Setuju 2 2,9%

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,9%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

(22)

konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan kualitas yang baik

sebelum memasarkannya meskipun ada juga 2 responden (2,9%) yang

menyatakan tidak setuju. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand

mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas produk mereka agar dapat

memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.

2. Keistimewaan Tambahan

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden tentang

Produk Bear Brand Memiliki Keistimewaan Tambahan

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 17 24,3%

2 Setuju 40 57,1%

3 Netral 12 17,1%

4 Tidak Setuju 1 1,4%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

konsumen merasa produk Bear Brand telah memiliki keistimewaan tambahan

dibandingkan dengan produk sejenis. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear

Brand mempertahankan atau lebih memberikan keistimewaan tambahan yang

membuat mereka berdeda dan memiliki aksen positif agar tidak mengecewakan

(23)

3. Estetika

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Bear Brand Memiliki Citra Yang Baik

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 36 51,4%

2 Setuju 32 45,7%

3 Netral 2 2,9%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sangat

setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

konsumen merasa produk Bear Brand memiliki dan telah memberikan citra yang

baik kepada masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand

mempertahankan atau lebih meningkatkan kualitas pelayan dan kualitas produk

mereka agar dapat memuaskan semua mahasiwa yang mengkonsumsinya.

4.2.3 Variabel Harga (X2)

Dalam mengukur Variabel Harga yang telah mengkonsumsi produk Bear

Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, peneliti

menggunakan 6 (enam) indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga

dan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat produksi,

harga mempengaruhi daya beli konsumen, dan harga dapat mempengaruhi

konsumen dalam mengambil keputusan. Kemudian indikator-indikator tersebut

dikembangkan menjadi 6 (enam) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut

(24)

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju pada tabel-tabel

di bawah ini.

1. Keterjangkaun Harga

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden tentang

Harga yang Ditawarkan Produk Bear Brand Terjangkau

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 6 8,6%

2 Setuju 27 38,6%

3 Netral 24 34,3%

4 Tidak Setuju 12 17,1%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,4%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

konsumen merasa produk Bear Brand telah memberikan harga yang terjangkau

oleh semua kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear

(25)

2. Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden tentang

Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Kualitas Produknya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 16 22,9%

2 Setuju 43 61,4%

3 Netral 11 15,7%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 43 orang (61,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitas

produk yang mereka jual sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk

Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara setuju bahwa harga yang ditawarkan produk Bear Brand sesuai

(26)

3. Daya Saing Harga

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Bear Brand Memiliki Daya Saing Harga

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 12,9%

2 Setuju 36 51,4%

3 Netral 18 25,7%

4 Tidak Setuju 7 10%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 36 orang (51,4%). Tetapi ada juga 7 responden (10%) yang

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan

bahwa mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i

FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand memiliki daya saing. Jadi

sebaiknya perusahaan Bear Brand lebih memperhatikan lagi harga produknya

apakah sudah cukup bersaing dengan prduk sejenis lainnya dan sudah dapat

(27)

4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat Produksi Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden tentang

Harga Produk Bear Brand Sesuai dengan Manfaat yang Diterima Konsumen

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 16 22,9%

2 Setuju 45 64,3%

3 Netral 8 11,4%

4 Tidak Setuju 1 1,4%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 45 orang (64,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan manfaat

yang akan diterima konsumen melalui produk mereka sehingga mayoritas yang

telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU setuju

(28)

5. Harga Mempengaruhi Daya Beli Konsumen Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden tentang

Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi Daya Beli Konsumen

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 17 24,3%

2 Setuju 41 58,6%

3 Netral 8 11,4%

4 Tidak Setuju 4 5,7%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai dengan kualitasnya

mempengaruhi daya beli mereka. Tetapi ada juga 4 responden (5,7%) yang

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi sebaiknya perusahaan

bear brand lebih memperhatikan lagi harga produknya apakah sudah sesuai

dengan kualitasnya dan sudah dapat mempengaruhi daya beli konsumen.

(29)

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden tentang

Harga Produk Bear Brand yang Sesuai dengan Kualitasnya Mempengaruhi Konsumen dalam Melakukan Pembelian Ulang

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 20 28,6%

2 Setuju 40 57,1%

3 Netral 8 11,4%

4 Tidak Setuju 1 1,4%

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,4%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 40 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan Bear Brand sudah memberikan harga yang sesuai dengan kualitasnya

sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang

sehingga mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada

mahasiswa/i FISIP USU setuju bahwa harga produk Bear Brand yang sesuai

dengan kualitasnya mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian ulang.

4.2.4 Variabel Kepercayaan Merek (X3)

Dalam mengukur Variabel Kepercayaan Merek pada yang telah

mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, peneliti menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu Brand Characteristic,

Company Characteristic, dan Consumer-Brand Characteristic. Kemudian

indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari

(30)

pernyataan tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat

tidak setuju pada tabel-tabel di bawah ini.

1. Brand Characteristic

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden tentang

Produk Bear Brand Memiliki Kualitas Yang Baik Dan Mampu Bersaing Dengan Produk Minuman Sejenis Lainnya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 24 34,3%

2 Setuju 41 58,6%

3 Netral 4 5,7%

4 Tidak Setuju 1 1,4%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 41 orang (58,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa produk Bear Brand memiliki kualitas yang baik dibanding

dengan merek lain. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand

mempertahankan kualitas yang baik sehingga konsumen selalu percaya untuk

datang kembali melakukan pembelian ulang.

(31)

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden tentang

Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Dapat Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Bagi Tubuh

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 29 41,4%

2 Setuju 37 52,9%

3 Netral 3 4,3%

4 Tidak Setuju 1 1,4%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa produk Bear Brand merupakan merek minuman yang dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh dibanding dengan merek lain. Oleh sebab

itu, sebaiknya perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitas yang baik guna

memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh sehingga konsumen selalu percaya untuk

datang kembali melakukan pembelian ulang.

3. Consumer-Brand Characteristic

(32)

Distribusi Jawaban Responden tentang

Produk Bear Brand Merupakan Merek Minuman Yang Memiliki Kualitas Baik Yang Ingin Dikonsumsi Oleh Konsumen

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 25 35,7%

2 Setuju 39 55,7%

3 Netral 6 8,6%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa kualitas yang baik yang diberikan produk Bear Brand

membuat konsumen ingin mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, sebaiknya

perusahaan Bear Brand mempertahankan kualitasnya guna menjaga minat beli

ulang konsumen terhadap produk minuman Bear Brand.

4.2.5 Variabel Minat Beli Ulang (Y)

Dalam mengukur Variabel Minat Beli Ulang yang telah mengkonsumsi

produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

peneliti menggunakan 4 (empat) indikator yaitu minat transaksional, minat

referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Kemudian

indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 3 (tiga) pernyataan. Dari

pernyataan-pernyataan tersebut maka akan diketahui jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan

tersebut apakah sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju

(33)

1. Minat Transaksional

Tabel 4.17

Distribusi Jawaban Responden tentang

Saya Akan Melakukan Pembelian Ulang Karena Saya Puas Mengkonsumsi Produk Bear Brand

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 18 25,7%

2 Setuju 37 52,9%

3 Netral 15 21,4%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 37 orang (52,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa mereka melakukan pembelian ulang karena konsumen puas

akan apa yang terkandung dalam produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya

perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas yang baik agar

konsumen dengan tepat memilih produk Bear Brand untuk melakukan pembelin

ulang.

2. Minat Referensial dan Minat Preferensial Tabel 4.18

(34)

Saya Akan Merekomendasi Produk Minuman Bear Brand Kepada Teman Saya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 15 21,4%

2 Setuju 33 47,1%

3 Netral 22 31,4%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 33 orang (47,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa mereka akan merekomendasi kepada teman mereka jika ingin

minuman yang bernutrisi bagi tubuh dengan kualitas dan citra yang baik. Oleh

sebab itu, sebaiknya perusahaan mempertahankan kandungan nutrisi dan kualitas

pada produk agar konsumen melakukan pembelian ulang produk mereka.

3. Minat Eksploratif

Tabel 4.19

(35)

Saya Akan Membeli Produk Minuman Bear Brand Jika Saya Ingin Minuman Bernutrisi

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 18 25,7%

2 Setuju 30 42,9%

3 Netral 18 25,7%

4 Tidak Setuju 2 2.9%

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,9%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan

setuju yaitu sebanyak 30 orang (42,9%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas yang telah mengkonsumsi produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU setuju bahwa mereka akan membeli produk Bear Brand jika ingin minuman

bernutrisi. Hal ini bisa disebabkan karena mereka sudah percaya dengan kualitas

produk produk Bear Brand. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan

mempertahankan kualitas dan citra baik agar konsumen dengan tepat memilih

produk minuman Bear Brand jika ingin minuman bernutrisi.

4.3 Teknik Analisis Data 4.3.1 Uji Instrumen 4.3.1.1 Uji Validitas

Penyebaran kuesioner penelitian ini diberikan kepada 70 orang responden.

Untuk menguji validitas, nilai pada kolom corrected item total correlation

merupakan nilai r-hitung yang akan dibandingkan dengan r-tabel untuk

mengetahui validitas pada setiap butir instrumen. Nilai r-tabel pada α = 0,05

dengan derajat bebas df = n-2 = 68 pada uji dua arah adalah 0,2352.

(36)

Tabel 4.20

Hasil Uji Validitas Karakteristik Kepuasan Pelanggan (Variabel X1)

Pernyataan Koefisien Korelasi

R-tabel Keterangan

Pernyataan 1 0,762

0,2352

Valid

Pernyataan 2 0,681 Valid

Pernyataan 3 0,673 Valid

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

pada variabel karakteristik kepuasan pelanggan telah valid.

2. Uji Validitas Harga (X2)

Tabel 4.21

Hasil Uji Validitas Karakteristik Harga (Variabel X2)

Pernyataan Koefisien Korelasi

R-tabel Keterangan

Pernyataan 1 0,644

0,2352

Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

pada variabel karakteristik harga telah valid.

3. Uji Validitas Kepercayaan Merek (X3) Tabel 4.22

(37)

Pernyataan Koefisien Korelasi

R-tabel Keterangan

Pernyataan 1 0,743

0,2352

Valid

Pernyataan 2 0,783 Valid

Pernyataan 3 0,716 Valid

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

pada variabel karakteristik kepercayaan merek telah valid.

4. Uji Validitas Minat Beli Ulang (Y) Tabel 4.23

Hasil Uji Validitas Karakteristik Minat Beli Ulang (Y)

Pernyataan Koefisien Korelasi

R-tabel Keterangan

Pernyataan 1 0,827

0,2352

Valid

Pernyataan 2 0,827 Valid

Pernyataan 3 0,722 Valid

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

pada variabel karakteristik minat beli ulang telah valid.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila dapat memberikan nilai

cronbach’s alpha > 0,60.

Tabel 4.24

(38)

Cronbach's Alpha N of Items

,774 4

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar

0,774. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar

dari r-tabel (0,774>0,60) maka seluruh pernyataan kepuasan pelanggan (X1)

dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

Tabel 4.25

Hasil Uji Reliabilitas X2 Reliability Statistics X2

Cronbach's Alpha N of Items

,762 7

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar

0,762. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar

dari r-tabel (0,762 > 0,60) maka seluruh pernyataan harga (X2) dalam penelitian

ini dinyatakan reliabel.

Tabel 4.26

(39)

Reliability Statistics X3

Cronbach's Alpha N of Items

,801 4

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar

0,801. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar

dari r-tabel (0,801 > 0,60) maka seluruh pernyataan kepercayaan merek (X3)

dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

Tabel 4.27

Hasil Uji Reliabilitas Y Reliability Statistics Y

Cronbach's Alpha N of Items

,821 4

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai r-alpha sebesar

0,821. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r-alpha positif dan lebih besar

dari r-tabel (0,821 > 0,60) maka seluruh pernyataan minat beli ulang (Y) dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat apakah data residual

berdistribusi normal atau tidak. Pertama yaitu pedoman pengambilan keputusan

rentang data distribusi normal berdasarkan uji statistik dengan menggunakan

(40)

1. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1, 97, data dikatakan normal.

Tabel 4.28

Kolmogorov-Smirnov Z ,832

Asymp. Sig. (2-tailed) ,493

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Pada tabel hasil pengolahan data primer diatas dapat dilihat besarnya

perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah 0,493. Artinya, perolehan ini lebih

besar dari 0,05 dan untuk nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,832 dimana

angka ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketetapan 1,97. Dengan demikian,

uji statistik telah memenuhi kedua kriteria yang dipersyaratkan dan data dapat

(41)

Cara kedua untuk Uji normalitas dapat dilakukan melalui perhitungan

regresi dengan SPSS 21 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik yaitu

analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan

antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut

ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut :

a. Grafik Histogram

Gambar 4.2

Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Pada grafik histogram diatas, dapat dilihat bahwa grafik histogram

berbentuk lonceng terbalik, tidak miring ke kiri dan ke kanan. Oleh karena itu,

data dapat dikatakan berdistribusi normal.

(42)

Gambar grafik normal probability plots berikut ini terlihat bahwa gambar

menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

4.3.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam

model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Berikut ini dapat dilihat cara mendeteksi multikolinieritas dengan

menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan

Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF) seperti terlihat pada tabel

(43)

Tabel 4.29

a. Dependent Variable: TotalY

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan data hasil pengolahan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa

nilai Tolerance Value semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan

yaitu 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai

ketetapan yaitu 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak

mengalami masalah multikolinieritas.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode analisis grafik yaitu

grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan

(44)

Gambar 4.4 Grafik Scatterplot

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan gambar Scatterplot di atas, menunjukkan bahwa titik-titik

yang ada menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol

pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena

itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Uji analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan

(45)

Tabel 4.30

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam

tabel 4.30 maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y= 0,572+ 0,230X1+ 0,005X2 + 0,638X3 + e

1. Konstanta (a) = 0,572 nilai konsatanta positif menunjukkan pengaruh positif

variabel independen, dimana jika variabel bebas yang terdiri dari karakteristik

kepuasan pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan

merek (X3) = 0, maka minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik akan sebesar 0,572.

2. Koefisien X1(b1) = 0,230 menunjukkan bahwa variabel karakteristik kepuasan

pelanggan berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk Bear

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya upaya

penambahan sebesar satu satuan pada karakteristik kepuasan pelanggan, maka

minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan

(46)

3. Koefisien X2(b2) = 0,005 menunjukkan bahwa variabel karakteristik harga

berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada

mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya upaya penambahan

sebesar satu satuan pada karakteristik harga, maka minat beli ulang produk Bear

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU meningkat sebesar 0,005 satuan.

4. Koefisien X3(b3) = 0,638 menunjukkan bahwa variabel karakteristik

kepercayaan merek berpengaruh secara positif terhadap minat beli ulang produk

Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU, atau dengan kata lain setiap adanya

upaya penambahan sebesar satu satuan pada karakteristik kepercayaan merek,

maka minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU

meningkat sebesar 0,638 satuan.

4.3.4 Uji Hipotesis

4.3.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah karakteristik kepuasan pelanggan

(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3) secara

parsial atau masing-masing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat

(47)

Tabel 4.31

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Model Unstandardized

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Variabel Karakteristik Kepuasan Pelanggan (X1)

Nilai t-hitung karakteristik kepuasan pelanggan adalah 1,679 dan nilai

t-tabel adalah 1,996 sehingga t-hitung > t-tabel (1,679<1,996), maka dapat

disimpulkan bahwa karakteristik kepuasan pelanggan tidak berpengaruh positif

dan signifikan (0,098>0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk

Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik

kepuasan pelanggan, H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Variabel Harga (X2)

Nilai t-hitung karakteristik harga adalah 0,071 dan nilai t-tabel adalah

1,996 sehingga t-hitung < t-tabel (0,071<1,996), maka dapat disimpulkan

bahwa karakteristik harga tidak berpengaruh positif dan signifikan

(0,944>0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada

mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik harga, H0 diterima

(48)

3. Variabel Kepercayaan Merek (X3)

Nilai hitung karakteristik kepercayaan merek adalah 4,335 dan nilai

t-tabel adalah 1,996 sehingga t-hitung > t-t-tabel (4,335>1,996), maka dapat

disimpulkan bahwa karakteristik kepercayaan merek berpengaruh positif dan

signifikan (0,000<0,05) secara parsial terhadap minat beli ulang produk Bear

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik

kepercayaan merek, Ha diterima dan H0 ditolak.

4.3.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menguji apakah karakteristik kepuasan pelanggan

(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3) secara

bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap minat beli ulang (Y). Kriteria pengujiannya yaitu :

1. H0: b1=b2 =b3 =0

Artinya variabel bebas (X1, X2, dan X3) yaitu variabel karakteristik

kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek

secara bersama-sama tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y),

yaitu minat beli ulang.

2. Ha: b1≠ b2 ≠b3 ≠0

Artinya variabel bebas (X1, X2, dan X3) yaitu variabel karakteristik

kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek

secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

terikat (Y), yaitu minat beli ulang.

(49)

1. H0 diterima bila F-hitung < F-tabel pada α = 5%

2. Ha diterima bila F-hitung > F-tabel pada α = 5%

Untuk menentukan nilai F-tabel, maka diperlukan adanya derajat bebas

pembilang dan derajat bebas penyebut dengan rumus sebagai berikut :

1. df (pembilang) = k - 1

2. df (penyebut) = n – k

Keterangan :

k = jumlah variabel bebas dan terikat

n = jumlah sampel dalam penelitian

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) sebanyak 70 responden

dan jumlah keseluruhan variabel (k) sebanyak 4, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 4 - 1 = 3

2. df (penyebut) = 70 - 4 = 66

Nilai F-tabel pada α = 5% adalah sebesar 2,51. Sedangkan nilai F-hitung

akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 21 yang dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.32

(50)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 79,787 3 26,596 10,875 ,000b

Residual 161,413 66 2,446

Total 241,200 69

a. Dependent Variable: TotalY

b. Predictors: (Constant), TotalX3, TotalX2, TotalX1

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2017 (diolah)

Pada Tabel 4.32 dapat dilihat nilai F-hitung adalah 10,875 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Oleh karena itu, pada kedua perhitungan yaitu hitung >

F-tabel (10,875>2,51) dan tingkat signifikannya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya karakteristik kepuasan

pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang

produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU.

4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2

Uji koefisien determinasi (R

)

2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Nilai koefisien

determinasi adalah di antara nol dan satu. Semakin kecil nilai R2 maka semakin

terbatas kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.

(51)

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

a. Predictors: (Constant), TotalX3, TotalX2, TotalX1 b. Dependent Variable: TotalY

Hasil Data penelitian, 2017 (diolah)

Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

1. R = 0,575 menunjukkan hubungan antara karakteristik kepuasan pelanggan

(X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek (X3),

terhadap minat beli ulang (Y) adalah sebesar 57,5%. Hal ini berarti bahwa

karakteristik kepuasan pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), karakteristik

kepercayaan merek (X3), dan minat beli ulang (Y) memiliki hubungan yang erat.

2. Angka R Square (R2

4.4 Pembahasan

) sebesar 0,331 menunjukkan bahwa karakteristik kepuasan

pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek

(X3) mampu menjelaskan minat beli ulang (Y) sebesar 33,1%. Sedangkan sisanya

sebesar 66,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

4.4.1 Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU

Berdasarkan hasil Uji t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa

karakteristik kepuasan pelanggan dengan t-hitung sebesar 1,679 dan nilai t-tabel

(52)

karakteristik kepuasan pelanggan secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP

USU.

Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik kepuasan pelanggan,

hasil dari Tabel 4.6, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa produk Bear

Brand memiliki keistimewaan tambahan dibanding dengan produk sejenis

lainnya. Jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya, pernyataan ini

mendapatkan persentase jawaban setuju tertinggi dari kesuluruhan 70 responden,

yaitu sebesar 57,1% (40 responden).

Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih

menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan Produk Bear Brand memiliki

keistimewaan tambahan dibanding dengan produk sejenis lainnya.

4.4.2 Analisis Pengaruh Harga terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU

Berdasarkan hasil Uji t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa

karakteristik harga dengan t-hitung sebesar 0,071 dan nilai t-tabel adalah 1,996

serta nilai signifikannya sebesar 0,944, maka dapat diartikan bahwa karakteristik

harga secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

ulang Produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik harga, hasil dari Tabel

4.11, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga Produk Bear Brand

sesuai dengan manfaat yang diterima oleh konsumen. Jika dibandingkan dengan

pernyataan lainnya, pernyataan ini mendapatkan persentase jawaban setuju

(53)

Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih

menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan harga Produk Bear Brand sesuai

dengan manfaat yang diterima oleh konsumen.

4.4.3 Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU

Berdasarkan hasil Uji-t yang terdapat pada Tabel 4.31, dapat dilihat bahwa

karakteristik kepercayaan merek dengan t-hitung sebesar 4,335 dan nilai t-tabel

adalah 1,996 serta nilai signifikannya sebesar 0,000 maka dapat diartikan bahwa

karakteristik kepercayaan merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian Produk Bear Brand pada mahasiswa/i Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pada hasil analisis deskriptif variabel karakteristik kepercayaan merek,

hasil dari Tabel 4.17, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa konsumen

akan melakukan pembelian ulang karena puas mengkonsumsi Produk Bear Brand.

Jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya, pernyataan ini mendapatkan

persentase jawaban setuju tertinggi dari kesuluruhan 70 responden, yaitu

sama-sama sebesar 52,9% (37 responden).

Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memilih

menggunakan Produk Bear Brand dikarenakan konsumen merasa puas terhadap

produk Bear Brand yang sesuai dengan harapan dan akan melakukan pembelian

(54)

4.4.4 Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga, dan Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Ulang Produk Bear Brand pada Mahasiswa/i FISIP USU

Dari hasil penelitian, berdasarkan Uji F (Uji Signifikan Simultan) yang

dapat dilihat pada Tabel 4.32, variabel karakteristik kepuasan pelanggan,

karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek memiliki nilai F-hitung

sebesar 10,875 dengan nilai F-tabel sebesar 2,51 yang artinya F-hitung > F-tabel.

Sementara untuk tingkat singnifikannya adalah sebesar 0,000, yang artinya juga

lebih rendah dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel karakteristik

kepuasan pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

beli ulang Produk Bear Brand pada mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis. Hal ini

menunjukkan bahwa pada Uji F Ha diterima dan H0 ditolak.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) pada Tabel 4.33,

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas (karakteristik kepuasan

pelanggan, karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek) terhadap

variabel terikat (minat beli ulang) memiliki hubungan positif yang erat. Dengan

nilai R Square (R2) sebesar 0,331 menunjukkan bahwa karakteristik kepuasan

pelanggan (X1), karakteristik harga (X2), dan karakteristik kepercayaan merek

(X3) mampu menjelaskan minat beli ulang (Y) sebesar sebesar 33,1%. Sedangkan

sisanya sebesar 66,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

(55)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengolahan data penelitian yang telah dilakukan,

maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan mengenai penelitian

“Pengaruh Kepuasan Pelanggan, Harga dan Kepercayaan Merek terhadap Minat

Beli Ulang Prduk Bear Brand studi pada Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”, adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Uji-t (Uji Signifikan Parsial), karakteristik kepuasan pelanggan

tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk

Bear Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik

kepuasan pelanggan, H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Berdasarkan Uji-t (Uji Signifikan Parsial), karakteristik harga tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik harga,

H0 diterima dan Ha ditolak

3. Berdasarkan Uji-t (Uji Secara Parsial), karakteristik kepercayaan merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang produk Bear

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini berarti, pada katakteristik

kualitas produk, Ha diterima dan H0 ditolak.

4. Berdasarkan Uji-f (Uji Secara Simultan), karakteristik kepuasan pelanggan,

karakteristik harga, dan karakteristik kepercayaan merek bersama-sama

(56)

Brand pada mahasiswa/i FISIP USU. Hal ini menunjukkan bahwa pada Uji F

Ha diterima dan H0 ditolak.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan

dari hasil penelitian, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang

berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan

bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan

khususnya bagi Perusahaan Bear Brand.

Adapun saran dari penulis yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk lebih memberikan keistimewaan

tambahan seperti memperkaya cita rasa pada produknya, agar sekiranya

mampu menambah manfaat bagi konsumennya

2. Perusahaan Bear Brand diharapkan mampu memberikan harga yang sedikit

lebih murah agar dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat

khususnya dikalangan mahasiswa dengan ekonomi keluarga yang kurang baik

dan tetap mempertahankan kualitas yang baik yang terkandung didalamnya.

3. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk mampu meningkatkan kualitasnya

agar citra yang baik produk merek Bear Brand pada masyarakat tetap terjaga.

4. Perusahaan Bear Brand diharapkan untuk mampu meningkatkan nutrisi pada

produknya agar seluruh konsumen melakukan pembelian ulang dan akan

Gambar

Tabel 3.1 Operasi Variabel Penelitian
Gambar 4.1 Logo Nestlé
Tabel 4.1
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa hal mungkin kasus yang terjadi pada daerah tambang emas di Nagari Lubuk Ulang Aliang ini sama dengan yang terjadi pada beberapa kasus peristiwa konflik

Perilaku merokok adalah perilaku yang telah umum di jumpai.Perilaku merokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda, hai ini

”POTRET PRO-WOMAN POLICY” Studi tentang Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Partisipasi Eks Wanita Tuna Susila dalam Program Pemberdayaan Eks Lokalisasi di Dupak

1. Semua penduduk kota memiliki hak atas keamanan diri dan materi mereka terhadap semua jenis kekerasan, termasuk yang berpotensi dilakukan oleh.. lembaga penegak hukum. Kota

Kesimpulan penelitian ini adalah pola sebaran permukiman menunjukan pola acak pada tahun 1998 dan mengelompok pada tahun 2006 dan 2019, kondisi kelayakan lahannya

Isjoni (2011:41) menejelaskan bahwa ada lima hal yang membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok lainnya, yaitu (1) positive independence, (2) interaction

354 per 10 g tanah selanjutnya populasi tertinggi ke 2 yaitu pada tanaman jagung dengan jumlah spora 131 per 10 g tanah, selanjutnya tanaman padi dengan jumlah spora 87

Selaku koordinator program studi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian tugas