• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Kajian Psikosastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Kajian Psikosastra"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep

Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan atau

pun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud adalah

gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel Nayla karya Djenar Maesa

Ayu dalam tulisan ilmiah yang berjudul Perilaku Menyimpang Tokoh Utama

dalam Novel Nayla Karya Djenar Ayu: Kajian Psikosastra. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penelitian ini akan melibatkan beberapa konsep yang

akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut.

2. 1. 1 Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang terbentuk dari dua kata, perilaku dan menyimpang.

Dalam KBBI, perilaku artinya tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan, sedangkan menyimpang artinya menyalahi

(kebiasaan, menyeleweng (dari hukum, kebenaran, dan agama). Perilaku

menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang

terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang

ada di dalam masyarakat.

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi

(2)

a. Penyimpangan Individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang

yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.

Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu

kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi

menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar

mengubah pendiriannya yang kurang baik.

2. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan

orang-orang.

3. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang

berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di

jalan raya.

4. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma

umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di

lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.

5. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong,

berkhianat, dan berlagak membela.

b. Penyimpangan Kelompok (group deviation)

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan

norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan

(3)

c. Penyimpangan Campuran (combined deviation)

Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang

memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya

taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat

yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang

frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh

mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma

umum (geng).

Banyak ahli telah meneliti tentang ciri- ciri perilaku menyimpang pada

remaja dan menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt (1996: 268) ciri-ciri

yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut:

a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan

sebagai menyimpang.

b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan

penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku

menyimpang.

c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

d. Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk

(4)

2.1.1.1 Perilaku Lesbian

Lesbian berasal dari kata lesbos, sebuah pulau Yunani yang terletak di

sebelah Aegean Sea. Lesbos adalah tempat tinggal penyair Yunani kuno, Sappho,

dan tempatnya mendirikan sekolah khusus perempuan pada abad ke-6 SM. lesbian

adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksualsesama

jenisnya; wanita homoseks” (KBBI Edisi kedua, 1995). Perilaku lesbian

merupakan bentuk perilaku menyimpang individual, yaitu tindakan yang

dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan

yang telah mapan.

Dalam buku All About Lesbi ada tiga termilogi yang sering di hubungkan

dengan menjadi seorang lesbi yaitu (Agustine, 2005:20-22) :

a. Butch

Butch atau lebih popular dengan istilah butchy seringkali mempunyai stereotype

sebagai pasangan yang lebih dominan dalam hubungan seksual. Terkadang dalam

hubungannya adalah satu arah sehingga butch lebih digambarkan sebagai sosok

yang tomboy, aktif, agresif, melindungi dan lain- lain.

b. Femme

Femme atau popular dengan istilah femme lebih mengadopsi peran sebagai

“feminin” dalam suatu hubungan dengan pasangannya. Femme yang berpakaian

(5)

feminin. Femme sering kali digambarkan atau mempunyai stereotype sebagai

pasangan yang pasif dan hanya menunggu atau menerima

saja.

c. Andro

Andro yaitu perpaduan antara butch dan femme yang bercampur jadi satu,

biasanya penampilan seorang andro rambut pendek kelakuan setengah laki- laki

setengah lagi perempuan. Pasangan yang di pilih andro adalah femme.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi lesbian

adalah sebagai berikut (Tan, 2005:56-60).

a. Pengaruh Keadaan Keluarga dan Kondisi Hubungan Orang Tua

Pengaruh kondisi keluarga: hubungan antara ayah dan ibu yang sering cekcok.

Antara orang tua dan dengan anak-anak yang tidak harmonis atau bermasalah.

Juga ibu yang terlaludomain di dalam hubungan keluarga (sehingga meminimalis

peran ayah). Seorang ibu menolak kehadiran anaknya (misalnya penolakan

seorang ibu terhadap anak yang lahir di luar nikah). Absennya hubungan ayah dan

renggangnya hubungan antara anak dengan ayahnya, sering dianggap menjadi

penyebab anak menjadi homoseksual. Tetapi asusmsi tersebut belum terbukti.

Bantahan yang sering dikemukakan adalah, jika satu-satunya kondisi keluarga

tersebut adalah pemicu anak menjadi lesbi atau homoseksual semuanya.

b. Pengalaman Seksual Buruk pada Masa Kanak-kanak

Ada yang mengatakan bahwa pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami

(6)

menjadi seorang lesbian pada waktu dewasanya. Tetapi hasilpenelitian dari

Chicago, yaitu Lauman, memperlihatkan bahwa orang pernah mengalami

kekerasan seksual dan kemudian menjadi gay hanya 7,4% dan3,1% wanita

menjadi lesbian.

c. Pengaruh Lingkungan

Anggapan lama yang sering mengatakan “karakter seseorang dapat dikenali dari

siapa teman-temannya” atau pengaruh lingkungan yang burukdapat

mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku seperti orang-orangdimana dia

berada.

2. 1. 2 Tokoh Utama

Tokoh adalah pelaku yang mengemban atau menjalankan peristiwa dalam

cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1995:85).

Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada

tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa

mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya

dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam

porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut tokoh utama (central

character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan

(pheriperal character) (Nurgiyantoro, 1995: 176)

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel

yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

(7)

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot

secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan

konflik penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain,

pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tak

dipentingkan, dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitan dengan tokoh utama,

secara langsung, ataupun tak langsung. Tokoh utama adalah yang dibuat

sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis, sedang tokoh tambahan

biasanya diabaikan. Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari

seorang, walaupun kadar keutamaannya tak selalu sama keutamaan mereka

ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap

perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantro, 1995: 176).

2. 1. 3 Novel

Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman

disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris, dan ini lah yang kemudian masuk

ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. Dewasa ini

istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah

Indonesia „novelet‟ (Inggris novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang

panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek

(Nurgiyantoro 2010: 9).

(8)

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung

masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan

manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di

dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

2. 2 Landasan Teori

Sebuah penelitian memerlukan adanya landasan teori yang mendasarinya.

Landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang

digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan. Sastra

sebagai ‟‟gejala kejiwaaan” mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang

terlihat lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan demikian, karya sastra (teks

sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi.

2.2.1 Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung

masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan

manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di

dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

Menurut Bimo Walgito, psikologi adalah salah satu cabang ilmu

pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena perkataan psyche atau

psicho mengandung pengertian ”jiwa” (dalam Fananie, 2000: 177). Dengan

demikian, psikologi mengandung makna ”ilmu pengetahuan tentang jiwa”. Sastra

(9)

manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,

1988: 8).

Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional yakni

sama-sama berguna untuk sarana mempelajari jiwa manusia. Perbedaannya hanyalah

gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala kejiwaan manusia yang

imajiner sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia riil (Endaswara,

2004:97). Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan psikologi analisis yang

diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku

menyimpang yang dilakukan tokoh utama.

Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi

dan sastra, yaitu: a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis,

b) memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, dan

c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada dasarnya, psikologi sastra

memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksinal yang terdapat

dalam karya sastra (Ratna, 2003:343).

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung

masalah-masalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan

manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di

dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30). Psikologi sastra dipengaruhi oleh

beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan

dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious)

yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi

(10)

yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai

oleh problema psikologis kisah yang kadang kala merasakan dirinya terlibat

dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan

psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif

dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Endraswara, 2003:96).

Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan analisis psikologi yang

diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku

menyimpang yang dilakukan tokoh utama. Teori psikologi yang paling dominan

dalam analisis karya sastra adalah teori Sigmund Freud (1856-1939).

Sigmund Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga komponen

utama (dikenal sebagai model tripartit) yaitu:

a. Id yaitu dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak apa pun

sesuai dengan kehendaknya sendiri, tanpa kendali, dan tanpa keinginan untuk

membatasi diri. Sumber utama id terletak pada pikiran kanak-kanak (the infantile

mind). Oleh karena itu, interpretasi terhadap id dapat dikembalikan ke masa

kanak-kanak tokoh dalam karya sastra.

b. Ego yaitu penyeimbang antara tuntutan pengendalian diri dan pembatasan diri

milik superego dan dorongan tanpa kendali dan tanpa batas milik id. Dalam

kedudukannya sebagai penyeimbang, ego adalah kepanjangan kesadaran

pikiran(the conscious thinking mind). Kesadaran inilah yang mengendalikan

kata-kata, tindakan, dan pikiran-pikiran seseorang dalam menghadapi masyarakat

(11)

c. Superego yaitu perwujudan wewenang orang tua dan masyarakat yaitu

wewenang untuk mengendalikan dan membatasi dengan keras

keinginan-keinginan tanpa kendali dan tanpa pembatasan diri id.

Adapun objek penelitian adalah novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu.

Novel ini mengisahkan kisah cinta tokoh utama yang menyimpang dalam

masyarakat. Salah satu jenis perilaku menyimpang adalah penyimpangan

individual yaitu suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran

terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku

yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Adapun salah satu

bentuk penyimpangan individual adalah penyimpangan seksual yaitu lesbian. Ada

banyak faktor yang menyebabkan mereka jatuh ke masalah ini. Umumnya, faktor

yang mempengaruhi perempuan menjadi lesbian bisa disebabkan oleh

pengalaman hidup. Mulai dari pola asuh orang tua, survive hidup, gaya hidup,

sampai adanya unsur balas dendam.

2. 3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah,

karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya.

Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka

yang telah dimuat dalam bentuk skripsi dan jurnal.Tinjauan pustaka tersebut

sebagai berikut.

(12)

Ayu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

kepribadian tokoh Ibu dan Nayla serta pengaruh tokoh Ibu terhadap tokoh Nayla.

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra untuk menganalisis novel

Nayla. Analisis dalam penelitian ini difokuskan pada tokoh Ibu dan Nayla serta

pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla. Teori psikologi kepribadian digunakan untuk

mengungkapkan kepribadian yang ada pada kedua tokoh. Teori pola asuh dan

kesehatan mental digunakan untuk pegangan dalam menganalisis pengaruh

kepribadian tokoh Ibu terhadap Nayla. Hasil penelitian ini dapat diketahui

kepribadian tokoh Ibu memiliki watak keras, mandiri, memiliki rasa benci,

berperilaku kasar, dan gaya hidup bebas. Kepribadian tokoh Nayla memiliki

perilaku kasar, berwatak keras, berperilaku bebas, bertindak sesuka hati, dan

hidup mandiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian ada yang dari

dalam diri individu dan dari lingkungan. Pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla

terlihat dari kepribadian-kepribadian yang dimiliki Nayla seperti: watak keras,

mandiri, berperilaku keras, serta mandiri. Berdasarakan hasil penelitian ini

disarankan pada penelitian berikutnya agar dapat memanfaatkan penelitian ini

dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan sosial dan

feminisme. (http://lib.unnes.ac.id/1101/)

Maria Chaniyang Kesuma (Universitas Sebelas Maret, 2012) dalam

skripsinya yang berjudul Novel Nyala Karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan

Sosiologi Sastra yang bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik,

nilai-nilai sosial dan tanggapan komunitas pembaca tentang novel Nayla karya

Djenar Maesa Ayu. Penelitian yang dilakukan oleh Maria menggunakan

(13)

adalah analisis isi yang ditinjau dari aspek struktural dan sosiologi sastra. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Nayla karya Djenar Maesa

Ayu, profil pengarang yang berisi perjalanan hidup dan latar belakang sosial

pengarang, buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan penelitian, juga

beberapa pendapat komunitas pembaca tentang novel yang dikaji. Hasil yang

didapatkan adalah (1) novel ini bertema tentang cinta yang terdistorsi antara

manusia dalam setiap wujud relasinya antar sesama, antara laki-laki dan

perempuan, antara ibu dan anak, yang diceritakan dengan alur maju mundur,

dengan beberapa tokoh yang mendominasi cerita antara lain: Nayla, Juli, Ayah,

Ibu, Ibu Ratu dan Ben. Latar yang digunakan adalah kota Jakarta pada kisaran

tahun 1980an sampai dengan tahun 2005 yang dilatarbelakangi kehidupan

masyarakat kelas atas. (2) nilai-nilai sosial dalam novel Nayla karya Djenar

Maesa Ayu, yaitu nilai material; vital; kerohanian; berdasarkan sifatnya nilai yang

terdapat dalam novel tersebut antara lain: nilai kepribadian, kebendaan, biologis,

kepatuhan hukum, pengetahuan, agama, dan keindahan; berdasarkan cirinya, nilai

yang terdapat pada novel tersebut, yaitu nilai yang tercernakan dan nilai dominan;

berdasarkan tingkat keberadaannya, nilai yang terdapat dalam novel tersebut,

yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri. (3) komunitas

pembaca mengemukakan tanggapannya terhadap novel Nayla bahwa novel

tersebut begitu khas dengan cerita-cerita Djenar Maesa Ayu yang mengangkat

Nayla sebagai tokoh utamanya. Seorang perempuan yang mengalami perlakuan

keras dari ibunya, pelecehan seksual, perkosaan, kriminalitas, dunia diskotek,

(14)

cinta. (

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/26687/Novel-Nayla-Karya-Djenar-Maesa-Ayu-Tinjauan-Sosiologi-Sastra)

Etri Jayanti dalam jurnalnya “Erotisme dalam Novel Nayla Karya Djenar

Maesa Ayu” menyimpulkan bahwa di dalam novel Nayla karya Djenar Maesa

Ayu terdapat 15 bentuk erotisme Bentuk erotisme dalam novel Nayla

diungkapkan dalam bentuk cumbuan, ciuman, senggama dan lain-lain. Terungkap

dalam kalimat-kalimat teks yang mengambarkan perilaku yang mengarah kepada

bentuk pornografi.

(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/download/1306/1133)

Kartika (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008) meneliti tentang

“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu:

Tinjauan Psikologi Sastra”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan

sebagai berikut. (1) Penderitaan batin menimbulkan konflik batin dalam diri

Nayla. Nayla dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri tanpa seorang ayah.

Sewaktu dalam kandungan, ayahnya telah meninggalkan mereka sehingga

membuat ibunya marah dan selalu menutup diri ketika harus menjelaskan

keberadaan ayahnya pada Nayla. (2) Nayla sebagai tokoh utama dalam novel ini

juga mempunyai kelebihan dibalik semua penderitaan yang dialaminya. Nayla

mampu menulis sebuah novel hasil karyanya sendiri yang isinya sama persis

dengan kehidupan yang dialaminya. Artinya Nayla mampu mengalahkan egonya

dan berani memaparkan kisah hidupnya pada semua orang lewat tulisan dalam

novel.(http://eprints.ums.ac.id/645/)

Hikmah (Universitas Negeri Malang, 2007) dalam skripsinya yang

(15)

Maesa Ayu Tinjauan Berdasarkan Psikologi Analitik C.G. Jung”. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tokoh Nayla tergolong kurang adaptif

karena bersikap ragu, gentar, takut, kurang percaya diri, dan pemalu; (2) naluri

kebinatangan yang cukup kuat dengan munculnya naluri negatif seperti seks

menyimpang, suka lingkungan kotor, pemarah, dan suka akan kekerasan; (3)

sikap maskulin cukup kuat yang ditandai hilangnya sikap lemah lembut dan

adanya penguasaan sikap laki-laki seperti merokok dan dorongan untuk mencintai

sesama perempuan; dan (4) jati diri dengan motivasi tinggi karena adanya

dorongan yang kuat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Faktor-faktor

yang sangat mempengaruhi kepribadian tokoh Nayla adalah keluarga, lingkungan

sosial, kondisi psikologi, pendidikan, dan agama. Jati diri merupakan aspek yang

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penimbunan secara bertahap dan perencanaan PVD yang akan digunakan dari perhitungan sebelumnya, selanjutnya akan

Gambar diatas merupakan grafik kecepatan angular roda dan kendaraan pada lock braking hasil dari simulasi MATLAB, grafik diatas menunjukkan kecepatan angular roda

Sumpah Pocong merupakan institusi resolusi konflik yang telah mendapatkan public trust dari masyarakat Pendhalungan kerana menggunakan nilai-nilai agama yang menjadi dasar

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pengeluaran dan Tingkat Konsumsi Pangan Keluarga (Studi Kasus: Kelurahan Tanah Sareal, Bogor).. Institut

Jawaban menurut pendapat saya aya akan tetap berusaha juklak sesuai dengan waktu yang diberikan akan tetapi di lapangan banyak hal atau factor yang mempengaruhi dalam

Nilai gizi makanan juga didapatkan dengan adanya variasi tanaman atau ternak yang dipelihara oleh keluarga sehingga meningkatkan daya beli keluarga terhadap makanan

Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan yang baik di lingkungan pemerintah daerah, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) harus memiliki kualitas

(4) Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi disusun dan dikembangkan oleh perguruan tinggi dan ditetapkan dalam peraturan pemimpin perguruan