BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang
kurang optimal (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat
yangpenyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah
diamanatkandalam undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang
berhak hidupsejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yangbaik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3)“Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitaspelayanan umum yang layak” (UUD,
1945)
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menurut Undang-undang (UU) yakni UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang
berorientasipada kepuasan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkatkepuasan rata-rata pengguna jasa. Kepuasan adalah suatu keadaan
dimanakebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat dipenuhi melalui
produkyang diberikan (Haffizurrachman, 2004). Kotler (2007), mendefinisikan
bahwa kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibanding dengan
harapannya. Menurut Gerson (2004), kepuasan pasien adalah persepsi pasien
bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Sedangkan menurut
Nurachmah (2005), kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi paska
konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi
harapan.
Kepentingan publik harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai
penyelenggara Negara dengan melalui berbagai sektor pelayanan, terutama yang
menyangkut pemenuhan hak hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat dengan
kata lain seluruh kepentingan yang menyangkut kepentingan hidup orang banyak
terutama dibidang kesehatan. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang paling banyak di butuhkan oleh masyarakat oleh
karena itu pelaksanaan kesehatan di Indonesia sangat penting untuk dilaksanakan
hidup sehat bagi setiap orang sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan umum
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam perwujudan jaminan kesehatan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Namun sebagian besar masyarakat di Indonesia merupakan
kalangan masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi menengah kebawah yang
tentu saja rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan seperti terbatasnya
akses untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan. Hal tersebut berdampak
bagi kehidupan masyarakat itu sendiri seperti rendah nya kemampuan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, rendahnya upaya pencegahan penyakit
dan perilaku hidup sehat dikalangan masyarakat, rendahnya pengetahuan tentang
berbagai gejala dan jenis penyakit, rendahnya kualita lingkungan dan ketidak
merataan penyebaran tenaga kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan.
Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat
maka pemerintah menetapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
mewujudkan itu. Sejak 1 Januari 2014, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia telah melaunching BPJS Kesehatan yang pesertanya dimulai dari
peserta Askes, BPJS Kesehatan, Jamsostek, dan aminan kesehatan anggota
TNI/Polri. Pemerintah menargetkan pada tahun 2019kepesertaan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan yang berarti bahwa seluruh penduduk di Indonesia pada
tahun 2019 harus memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Kemenkes RI,
2014).
Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 1
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang
selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. Terdapat dua peserta yaitu
peserta bukan PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran) atau masyarakat non miskin
premi dibayar sendiri oleh peserta dan peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran),
premi dibayarkan oleh pemerintah maksudnya orang miskin atau orang yang tidak
mampu. Pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS terdiri dari fasilitas kesehatan
tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang terdiri dari Puskesmas atau yang setara, praktik dokter, praktik
dokter gigi, klinik pratama atau yang setara termasuk fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik TNI/Porli, dan rumah sakit kelas D pratama atau yang setara.
Sedangkan fasilitas kesehatan tingkat lanjut merupa kan rujukan yang telah di
pilih oleh pasien sendiri setelah terdaftar sebagai peserta BPJS.Fasilitas kesehatan
tingkat lanjut terdiri dari rumahsakit dan balai kesehatan. (BPJS Kesehatan, 2016)
Salah satupelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan
adalah Puskesmas yang mana Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingkat
pertama dalam pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS. Salah satu
wujud nyata penyediaan layanan publik dibidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Pasal 1 Ayat 2 Permenkes RI tahun 2015 menyatakan Pusat
pelayanankesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatanperseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untukmencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya ( Permenkes RI, 2015).
Puskesmas juga menjadi bagian dari pelaksana program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang harus dijamin oleh Badan penyelenggara
Jaminan sosial (BPJS) yang bertujuan utama untuk menyediakan layanan
kesehatan yang berkualitas sehingga terciptanya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Setiap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdaftar di satu
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, yaitu di Klinik atau Puskesmas di wilayah
tempat ia tinggal atau bekerja.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijamin oleh BPJS
Kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif yang mencakup
pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pelayanan pencegahan sakit
(preventif), serta pelayanan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
oleh dokter dan dokter gigi untuk kasus-kasus non spesialistik. Selanjutnya,bila
terdapat indikasi medis untuk penanganan spesialistik atau sub spesialistik, dokter
atau dokter gigi akan merujuk peserta untuk ditangani di fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan, yaitu di Rumah Sakit. Setelah penanganan di fasilitas kesehatan
tingkat lanjut selesai, peserta akan dirujuk kembali ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama,tata cara pelayanan kesehatan yang terstruktur berjenjang dan terintegrasi
tersebut bertujuan untuk memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan bagi
Hasil penelitian Nasution (2016) mengenai fakor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan dasar menunjukkan bahwa ada
hubungan variabel umur, variabel pendidikan, dan variabel pekerjaan peserta BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mujahidah (2013) di Puskesmas Marusu Kabupaten Maros Tahun 2013 mendapatkan hasil bahwa perilaku konsumen terkait keluarga tidak ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan karakteristikmotivasi, persepsi, dan sikap ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Salah satu Puskesmas yang menjadi mitra dalam pengadaan pelayanan kesehatan dasar bagi peserta BPJS ialah Puskesmas Singkil Utara yang berada di
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di
Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil.
Menurut petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas tersebut menjelaskan
bahwa pemanfataan fasilitas kesehatan tingkat pertama di Puskesmas masih
sangat rendah, kebanyakan peserta BPJS hanya memanfaatkan layanan
Puksesmas sebatas mengambil rujukan ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut,
sedangkan fungsi utama Puskesmas sebagai sarana preventif dan promotif dengan
harapan dapat menekan angka kesakitan pada peserta BPJS Kesehatan yang
terdaftar di faslitas kesehatan belum dapat berjalan optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, bahwa masih banyak masyarakat
yang menjadi peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan
Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil lebih cenderung menggunakan pengobatan
alternatif seperti ceragem, obat-obatan herbal, obat kampung dan obat sendiri
yang dapat dibeli di warung bahkan tidak melakukan pengobatan sama sekali
ketika menghadapi permasalahan kesehatan meskipun memiliki kartu BPJS.
Masyarakat jarang mau untuk menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan, tetapi jika
keadaan penyakit sudah semakin parah maka mereka lebih memilih untuk
melakukan pengobatan di praktek bidan ataupun dokter sehingga mereka harus
mengeluarkan dana pribadi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari bidan
ataupun dokter, keadaan seperti ini membuat tujuan dari program BPJS Kesehatan
menjadi tidak maksimal. Padahal pada hakikatnya salah tujuan dari pemberian
BPJS Kesehatan adalah untuk meringankan beban masyarakat khususnya
kesehatan dasar yang disediakan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
mereka yang secara finansial tidak memiliki kesanggupan untuk melakukan
pengobatan ketika mengalami gangguan kesehatan ke pelayanan kesehatan dan
BPJS Kesehatan juga telah menanggung biaya pelayanan kesehatan.
Beberapa masyarakat berpendapat bahwa tidak mau menggunakan kartu
berobat mereka di Puskesmas Singkil Utara dikarenakan masih kurang optimalnya
pelayanan yang diberikan petugas kesehatan di Puskesmas, seperti sikap petugas
yang kurang ramah, waktu mengantri yang sangat lama, fasilitas yang kurang
memadai di Puskesmas, serta kepercayaan yang kurang terhadap kinerja petugas
kesehatan di Puskesmas. Oleh karena itu mereka lebih memilih berobat sendiri
atau memannfaatkan praktek swasta dari tenaga kesehatan (bidan/dokter) atau
memilih pengobatan tradisional.
Berdasarakan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai gambaran perilaku kepuasan peserta BPJS dalam pemanfaatan layanan
kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh
Singkil Tahun 2016.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangyangtelahdiuraikandidiatas,dapatdirumuskan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku
(pengetahuan, sikap dan tindakan) pasien BPJS dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh
Singkil tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untukmengetahui gambaran pengetahuan peserta BPJS dalam
pemanfaatan layanan kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan
Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016.
2. Untukmengetahui gambaran sikap peserta BPJS dalam pemanfaatan
layanan kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara
Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016.
3. Untukmengetahui gambaran tindakan peserta BPJS dalam pemanfaatan
layanan kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara
Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016.
4. Untuk mengetahui gambaran penilaian mutu layanan dan tingkat kepuasan
peserta BPJS dalam memanfaatkan layanan kesehatan dasar di Puskesmas
Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Puskesmas Singkil Utara ebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
mengambil langkah-langkah terbaik dalam meningkatkan pemanfaatan
berada di wilayah kerjanya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Singkil dalam penyusunan program rencana promosi
kesehatan masyarakat khususnya kepada masyarakat peserta BPJS dalam
menggunakan pelayanan kesehatan.
3. Hasilpenelitianinijugadiharapkandapatsebagaibahaninformasibagi
pihak-pihakyangmembutuhkanbaikdarikalanganakademis,masyarakat,