• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Analisis Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Analisis Masalah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1. Mendefinisikan situasi.

Kurangnya fokus penanganan Tuberkulosis.

2. Menyusun tujuan yang spesifik.

Berdasarkan masalah diatas, perlu adanya analisis tentang Sumber Daya Manusia yang menangani atau memeriksa kasus tuberkulosis. Jika SDM kader tuberkulosis tidak kurang atau banyak, maka penemuan angka kesakitan tuberkulosis lebih cepat dan cepat ditangani.

3. Mengembangkan dugaan.

Dengan yang menjadi penyebab kurangnya fokus penemuan, akan diilustrasikan atau dijabarkan dalam diagram fishbone (sebab-akibat) berikut ini, (Lampiran).

4. Cari faktanya.

a. Koordinator TB Paru dalam menyampaikan pesan tentang pentingnya pemeriksaan dahak dalam penemuan pasien terbatas pada sasaran langsung saja, yaitu masyarakat yang datang berobat di puskesmas atau secara pasif dan belum sepenuhnya di dukung dengan penyuluhan yang aktif. (Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 2014).

b. Masih terdapat dana yang belum sesuai dengan perencanaan, kader kesehatan tidak diberikan uang transportasi ke puskesmas untuk diberikan penyuluhan tentang TB Paru, dana tidak diberikan setiap bulan kepada petugas untuk menjalankan program TB Paru, dan prosedur untuk mencairkan dana program TB Paru masih terbelit-belit. (Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 2014).

c. Pengetahuan responden akan penyakit TB Paru masih tergolong rendah, dikarenakan kebanyakan responden belum mengetahui apa penyebab TB, termasuk faktor risiko terhadap paparan asap rokok. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2013).

d. Kurangnya personil kesehatan untuk melaksanakan program TB dan keterbatasan dana & sarana prasarana menurut Donabedian dapat mempengaruhi mutu, penilaian juga dilakukan terhadap perlengkapan-perlengkapan dan instrumen yang tersedia dan dipergunakan untuk pelayanan.

e. Kendala di puskesmas adalah karena tidak adanya petugas laboratorium untuk pemeriksaan dahak, sehingga pemeriksaan harus dilakukan di puskesmas rujukan. Banyak pasien yang tidak memeriksa dahak, degan alasan jauh dan ekonomi. f. Dibeberapa puskesmas, dalam upaya pengadaan obat tersebut menghadapi

kendala keterlambatan pendistribusian obat.

g. Ketidaktaatan terhadap pengobatan adalah penyebab utama dalam kegagalan pengobatan, kekambuhan dan resistensi obat. (Paul, 1999).

h. Ketidakteraturan pasien TB minum obat penyakitnya sukar diobati, kuman TB dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain yang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh. (Ainur, 2008).

5. Menganalisis fakta.

(2)

penemuan pasien terbatas pada sasaran langsung saja, yaitu masyarakat yang datang berobat di puskesmas atau secara pasif dan belum sepenuhnya di dukung dengan penyuluhan yang aktif).

b. Kurangnya petugas TB. (Kurangnya personil kesehatan untuk melaksanakan program TB dan keterbatasan dana & sarana prasarana menurut Donabedian dapat mempengaruhi mutu, penilaian juga dilakukan terhadap perlengkapan-perlengkapan dan instrumen yang tersedia dan dipergunakan untuk pelayanan). c. Tidak ada alokasi dana program kepada penyaringan suspek, penemuan kasus dan

penyuluhan. (Masih terdapat dana yang belum sesuai dengan perencanaan, kader kesehatan tidak diberikan uang transportasi ke puskesmas untuk diberikan penyuluhan tentang TB Paru, dana tidak diberikan setiap bulan kepada petugas untuk menjalankan program TB Paru, dan prosedur untuk mencairkan dana program TB Paru masih terbelit-belit).

d. Kendala keterlambatan pendistribusian obat-obatan. (Dibeberapa puskesmas, dalam upaya pengadaan obat tersebut menghadapi kendala keterlambatan pendistribusian obat).

e. Pasien tidak mengikuti prosedur minum obat. (Ketidakteraturan pasien TB minum obat penyakitnya sukar diobati, kuman TB dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain yang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh).

6. Mengidentifikasi beberapa kemungkinan tindakan.

a. Sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat kurang/terbatas.

- Melakukan sosialisasi menyeluruh. Tidak hanya menunggu pasien TB datang ke puskesmas, tetapi petugas mendatangi masyarakat sekitar untuk memberi sosialisasi.

- Memanfaatkan kader-kader untuk mensosialisasikan ke masyarakat.

b. Kurangnya petugas TB.

- Membuka lowongan pekerjaan untuk petugas TB.

- Membentuk tim/kader dari masyarakat untuk membantu, setelah diberi penyuluhan.

- Meminta bantuan dari petugas puskesmas yang sekiranya mempunyai waktu luang.

c. Tidak ada alokasi dana program kepada penyaringan suspek, penemuan kasus dan penyuluhan.

- Mengolah dana yang ada dengan baik.

- Membuat uang kas, sehingga jika terjadi kekurangan uang, bisa menggunakan uang kas terlebih dahulu.

d. Kendala keterlambatan pendistribusian obat-obatan. - Menolah obat-obatan yang masih ada dengan baik.

- Sebelum obat-obatan habis, hubungi/membeli obat jauh-jauh hari. Agar tidak terjadi kekurangan stok obat.

(3)

- Memberi pengertian/pengetahuan kepada pasien, bahwa jika pasien tidak minum obat secara teratur maka akan terjadi kekambuhan dan resistensi obat. - Setiap pasien diberi satu pendamping/pengawas minum obat.

7. Mengevaluasi beberapa alternative tindakan.

Masalah : Sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat kurang/terbatas.

Tindakan 1: (Melakukan sosialisasi menyeluruh. Tidak hanya menunggu pasien TB datang ke puskesmas, tetapi petugas mendatangi masyarakat sekitar untuk memberi sosialisasi).

Kesulitan-kesulitan yang terjadi dari tindakan 1:

- Masyarakat yang acuh tak acuh/jarang yang minat untuk datang. - Lokasi dan fasilitas yang kurang memadahi.

- Terkadang bahasanya kurang dipahami oleh audience. - Sumber dana.

- Belum tentu disetujui oleh atasan.

Reaksi dari pihak yang bersangkutan:

- Peserta: Ada yang antusias dengan kegiatan/sosialisasi ini, ada juga yang tidak.

- Ketua panitia: Berusaha memberikan yang terbaik agar kepuasan peserta meningkat.

Tindakan 2: (Memanfaatkan kader-kader untuk mensosialisasikan ke masyarakat). Kesulitan-kesulitan yang terjadi dari tindakan 2:

- Sumber dana.

- Belum tentu disetujui oleh pihak atasan. - Mencari kader-kader yang berpotensi. - Lokasi dan fasilitas yang kurang memadahi.

Reaksi dari pihak yang bersangkutan:

- Kepala puskesmas: kurang setuju karena biaya yang dikeluarkan terlalu mahal dan mencari kader yang berpotensi susah.

8. Menimbang dan memutuskan.

Alternatif yang dapat dipraktikkan dan diterima sebagai solusi untuk banyak pihak adalah melakukan sosialisasi menyeluruh. Tidak hanya menunggu pasien TB datang ke puskesmas, tetapi petugas mendatangi masyarakat sekitar untuk memberikan sosialisasi.

9. Memutuskan tujuan.

Tujuan dari tindaka melakukan sosialisasi secara menyeluruh adalah agar masyarakat sadar akan bahaya penyakit tuberkulosis dan masyarakat mau untuk memeriksakan diri ke puskesmas serta menjalani pengobatan secara teratur.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian nilai t dinyatakan secara statistik tidak signifikan pada 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa kepemilikan publik yang semakin besar tidak berpengaruh

Pelaksanaan internalisasi nilai- nilai toleransi yang dilakukan oleh FPBI Kota Surakarta cukup memberikan perubahan pada sikap toleransi masyarakat, sebagai contoh

Hasil penelitian mengenai efektivitas penambahan gula terhadap kualitas nata de cassava dari limbah cair tapioka dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar berupa Modul

= 0,314 untuk kadar trigliserida yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik kadar kolesterol total dan trigliserida antara kelompok kasus dan kontrol

Kuda lumping adalah tarian tradisional jawa yang menampilkan.. sekelompok prajurit tengah

• Siswa menyimak materi pembelajaran yang ditampilkan melalui aplikasi google meet kemudian menuliskan apa saja yang ingin mereka ketahui tentang kedua jenis

Hasil tersebut konsisten dengan bobot biji, yang menunjukkan bahwa hibrida dari tetua dengan kelompok heterotik yang berbeda akan menghasilkan heterosis yang lebih tinggi