GEJALA DEFISIENSI PADA TANAMAN
Gejala Defisiensi N :
- Daun-daun pelepah tua berwarna hijau pucat, sampai kuning.
- Kecepatan pembentukan pelepah (jumlah pelepah/pokok/tahun) menurun, oleh karena itu bentuk tajuk menjadi kelihatan rata (flat top)
- Helaian anak daun menyempit dan menggulung pada lidinya, pada kasus berat lidi menjadi berwana kuning
- Gejala ini disebut Yellow Frond (pelepah tua, lidi dan anak daunnya berwarna kuning, merupakan gejala kekurangan N pada lahan normal
- Pada lahan becek, biasanya pada rendahan dengan drainase jelek mengakibatkan daun menguning secara keseluruhan, baik pelepah muda maupun pelepah tua, sehingga tajuk (mahkota) berwarna kuning, gejala ini dinamakan Yellow Palm
- Pada TBM yang circle-nya ditutup dengan tandan kosong (mulching dengan empty bunch), maka sementara berlangsung proses pembusukan, tanaman akan menunjukkan defisiensi N
- Tanaman yang baru ditanam di lahan (perakaran baru belum terbentuk) akan mengalami kekurangan N, gejala ini dinamakan transplanting shock
- Bibit di PN, daunnya berwarna hijau pucat diikuti warna kekuningan dan adanya gejala nekrosis (jaringan mati).
Penyebab Defisiensi N
- Pada lahan normal, Yellow Frond terjadi karena adanya gulma jahat yang dominant (terutama lalang dan mikania), perkembangan akar terhambat oleh pemadatan tanah, lapisan tanah terlalu tipis
- Ketersediaan N dalam tanah memang sedikit, sehingga tidak mampu menunjang pertumbuhan tanaman. Sementara pemberian pupuk N tidak memadai atau pemberian tidak efektif karena banyaknya penguapan, penghanyutan dan pencucian
- Pengikatan N juga terjadi pada lahan normal yang LCC-nya mati dan yang sering dibabat interownya
- Bibit di PN kekurangan N, biasanya karena perakaran busuk, tanah jenuh air sampai becek, kadang-kadang bedengan tergenang air, hal ini diakibatkan dari penyiraman yang berlebihan dan drainase yang jelek
Gejala Defisiensi P :
- Tanaman yang kekurangan P, pertumbuhannya kerdil, pelepah memendek dan ada kecendrungan batang/bonggol batang mengerucut
- Tanaman lain yang digunakan sebagai indicator, warna helaian daun lalang keunguan, LCC terutama PJ berdaun kerdil, sulit berkembang dan bintil-bintil N pada akar sangat jarang
- Biasanya terdapat Senggani Merah (Melastoma malabathricum) dan pakis kawat (Dicranopteris linearis) mendominasi gulma di interow
Penyebab Umum Defisiensi P :
- Lahan yang top soilnya telah habis tergusur atau hilang terbawa erosi (pucak bukit, tanah miring yang terbuka)
- Pupuk P yang diberikan terikat oleh adanya senyawa Al dan Fe, pada pH rendah (tanah masam) sehingga tidak dapat diambil oleh akar tanaman
- Pemberian pupuk P tidak mencukupi, terutama pada areal replanting dengan produksi yang tinggi tadinya.
Gejala Defisiensi K :
- Defisiensi K pada tanaman kelapa sawit berupa : Orange Spotting (OS)Confluent Orange Spotting (COS), Diffused Mid-Crown Yellowing (MCY) dan White Stripe (WS)
- Orange Spotting berupa bercak bentuk segi empat panjang dengan warna orange, tembus cahaya. Gejala ini nampak pada helaian daun pelepah tua, karena K bisa berpindah dari daun tua ke daun yang lebih muda
- MCY terdapat pada tanah pasir yang masam dan tanah gambut, terutama sesudah kemarau panjang. Pada kasus defisiensi berat pelepah tua secara mendadak kering dan mati
- WS kemungkinan disebabkan adanya ketidakseimbangan antara N dan K, sehubungan dengan pemberian N yang berlebihan disertai dengan pemberian K dan B yang tidak mencukupi
- Defisiensi K diduga ada kaitannya dengan mudahnya tanaman terserang oleh berbagai penyakit seperti : Vascular wilt disease, Cercospora, Ganoderma serta kelainan fisiologis lainnya, yang berakibat gagalnya tandan buah dan bahkan gagalnya tanaman itu sendiri
* Keterangan tambahan : N yang berlebihan, mengakibatkan tanaman disukai ulat. K yang berlebihan selain menyebabkan defisiensi B juga menyebabkan turunnya rendemen minyak
Penyebab Umum Defisiensi K :
- Kadar K tertukarkan dalam tanah, rendah (< 0.15 cmol/kg)
- Defisiensi K umumnya terdapat pada areal : tanah gambut, tanah berpasir dengan induk batuan granit, tanah beraksi masam dengan Nilai Tukar Kation rendah - Pemupukan K yang tidak mencukupi untuk produktifitas tanaman, kasus ini terjadi pada awal TM, terutama pada progeny yang mulai dengan produksi awal yang tinggi sementara pemupukan K pada masa TBM tidak mencukupi
Gejala Defisiensi Mg :
- Gejala awal, nampak pada anak-anak daun diujung pelepah tua yaitu warna daun menjadi hijau pudar, kemudian berubah menjadi kuning tua terutama pada bagian-bagian yang terkena sinar matahari langsung
- Pelepah yang baru muncul, biasanya tidak menampakkan gejala defisiensi - Pada kasus berat, pelepah menjadi kuning tua sampai kuning cerah dan kemudian menjadi mati dan kering
Penyebab Umum Defisiensi MG
- Gejala defisiensi Mg disebabkan tidak saja karena tidak cukupnya Mg, tetapi juga mungkin juga karena ketidakseimbangan antara Mg dengan kation lainnya - Keberadaan Mg dalam tanah < 0.3 cmol/kg
- Sering terjadi pada daerah dengan curah hujan tinggi (> 3500 mm/th)
- Tanah berpasir dengan topsoil yang dangkal (misalnya pada lahan miring yang tererosi)
- Pemupukan Mg yang tidak seimbang dengan produksi yang tinggi atau pemupukan Mg yang tidak cukup untuk memperbaiki defisiensi
Gejala Defisiensi B :
- Flattop yakni kenampakan tajuk yang rata, hal ini disebabkan pelepah yang keluar kemudian lebih pendek dari pelepah terdahulu
- Daun berwarna hijau gelap, kaku dan rapuh
- Ujung daun (lidi) berbentuk mata kail (hookleaf), ujung pelepah seperti terpotong (blind leaf), anak daun pada ujung pelepah melidi (bristle tip), anak daun koyak-koyak (leaf shatter), daun yang paling ujung pelepah berbentuk ekor ikan (fish tail leaf).
- Pada kekurangan B yang lebih berat, pelepah membentuk daun yang pendek-pendek seperti tulang ikan (fish bone leaf), tingkat yang lebih parah lagi, pelepah mengecil, tidak berdaun, seperti tunggul (stump leaf)
- Proses yang lebih parah lagi tanaman menjadi busuk pucuk dan busuk umbut akhirnya mati
- Pokok yang terkena kekurangan B, cenderung berbuah partenocarpi - Tungau red spider mite menyukai pokok yang terkena defisiensi B
Penyebab Umum Defisiensi B :
- Tanah dengan kandungan B yang tidak mencukupi - Pemberian pupuk N, K dan Ca secara berlebihan
Gejala Defisiensi Cu :
- Gejala awal terjadi pada pelepah muda yang telah sempurna membuka, warna daun mengalami perubahan dari hijau pucat sampai kuning keputih-putihan, pada anak daun yang telah menunjukkan garis-garis klorosis
- Garis-garis klorosis berkembang dari pinggiran helaian daun sampai dengan kira-kira 5 – 8 cm lebarnya
- Tulang daun (lidi) nampak kontras dengan jaringan daun yang klorosis karena adanya akumulasi klorofil pada jaringan yang dekat ke lidi, gejala ini disebut mid crown chlorosis (MCC)
- Pada tahap lebih lanjut, bintik kuning dengan garis klorosis tadi, berkembang menjadi warna kuning, gejala ini disebut peat yellow
- Bila kasusnya bertambah parah lagi, pelepah memendek berwarna orange pucat, pelepah tua menjadi kering dan mati
Penyebab Umum Defisiensi Cu :
- Tanah banyak mengandung bahan organic (tanah gambut) - Tanah sangat berpasir
- Bila kandungan Cu daun < 3 – 5 mg/kg
- Bila K tertukarkan < 0.15 cmol/kg atau pemupukan Mg dalam jumlah yang besar telah diberikan