• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSA. docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO

PUBLIC DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

(Studi Pada Bursa Efek Indonesia)

Anjar Andhika Sary Manajemen

Email: anjarandhikasary@gmail.com

Hery Prasetya Muliawan Hamdani

ABSTRACT

Forces of globalization and rapid technological change resulting in fluctuating world. Entering the era of free trade, competition among companies is getting harder. The impact is no more distance or obstructions that restrict all business activities. This resulted in many small companies who have gone bankrupt, while large companies are always trying hard to survive, therefore every company is challenged to design strategies that can be used to maintain its existence, one of which is to improve the performance of the company and strengthen the conditions or financial condition of a company's capital through the expansion. The company prefers external expansion through merger or acquisition than internal expansion efforts, the reason being as a strategy to achieve corporate objectives which the company does not need to start by building a new company from scratch. The acquisition will have a positive impact if the company has a capital and good financial performance. Profitability of the company will influence policy on investment that investors do, the company's ability to generate profits will be able to attract investors to invest their funds in order to expand their business, but if a low level of profitability that will result in the opposite. Based on these conditions, researchers interested in studying the differences in the profitability analysis of lifting the title publicly traded manufacturing company in Indonesia before and after the acquisition. The Research aims to differences profitability before and after acquisition. The profitability performance that used in this research proxied with ROE, ROI, NPM, OPM and GPM ratio. The populations in this research is all go public companies which did acquition about 2009-2011. The study sample was determined by purposive sampling to obtain a sample of 9 companies. Analysis method using non-parametric statistical test is the Wilcoxon test. The result showed that no significant differences from company’s profitability as measured by ROE, ROI, NPM, OPM dan GPM for a period of one year before and one year after the acquisition. The results of research conducted to identify the purpose of the acquisition is economical to obtain synergies are not achieved.

Keyword : Acquisition, Profitability.

1. Pendahuluan Latar Belakang

(2)

bebas, persaingan diantara perusahaan semakin keras. Dampak dari perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan telekomunikasi mengakibatkan tidak ada lagi jarak atau halangan yang membatasi semua aktivitas bisnis. Hal ini berakibat pada banyaknya perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di indonesia yang mengalami gulung tikar, sedangkan perusahaan-perusahaan besar masih bertahan dan selalu berusaha keras agar tetap bertahan. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi yang akan digunakannya agar dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memperbaiki kinerja perusahaannya dan memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh perusahaan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja keuangan agar menjadi perusahaan yang kuat dapat dilakukan melalui ekspansi (perluasan usaha). Menurut Rahmawati (2007) ekspansi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ekspansi internal dan ekspansi eksternal. Ekspansi internal ini dapat dilakukan dengan menambah kapasitas pabrik, menambah unit produksi, atau dengan menambah divisi baru. Sedangkan ekspansi eksternal dilakukan pada saat perusahaan bergabung dengan perusahaan lain. Dari waktu kewaktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal melalui penggabungan usaha atau pengambil alihan usaha dibanding ekspansi internal. Alasannya karena sebagai strategi untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dengan membangun perusahaan baru dari awal.

Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu, dimana satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau mempunyai kendali atas aktiva sekaligus operasi perusahaan (Utami,2013).

Suad Husnan (1998:648-649) menyatakan terdapat tiga prosedur dasar yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain yaitu:

1. Merger atau Konsolidasi. Istilah merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

2. Akuisisi saham. Akuisisi saham dengan membeli saham perusahaan tersebut, baik secara tunai ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).

3. Akuisisi aset. Akuisisi aset perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut.

Wild dkk (2005), dalam Utami (2013) penggabungan usaha (akuisisi) dapat meningkatkan citra perusahaan, potensi pertumbuhan, kesejahteraan perusahaan. Akuisisi akan berdampak positif jika perusahaan memiliki modal dan kinerja keuangan yang baik. Selain itu, sangat memungkinkan terjadinya peningkatan volume penjualan yang didorong dengan bergabungnya pelanggan perusahaan yang diambil alih, serta menjamin sumber keuangan perusahaan setelah pengambilalihan maka keuntungan yang diperoleh perusahaan berasal pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya akan meningkat. Suksesnya akuisisi diantaranya diukur dengan tercapainya peningkatan nilai perusahaan pasca akuisisi, hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.

(3)

Selain itu akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi (Hitt, 2002).

Sebagaimana yang dikatakan Munawir (2002), dalam Rahmawati (2007) bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.

Menurut Kasmir (2011), dalam Utami (2013) rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan investasi.

Penelitian ini bertujuan untuk memastikan perbedaan yang profitabilitas perusahaan di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuisisi, meliputi sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi. Sementara itu variabel independennya adalah rasio profitabilitas, yang meliputi Return On Equity (ROE), Return On Invesment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM) dan Gross Profit Margin (GPM).

Menurut Lukas (2003) dalam bukunya manajemen keuangan, akuisisi berasal dari kata kerja “acquire” (bahasa latin) yang berarti memperoleh, mengambil alih. Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai pengambil alihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih

atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.

Menurut Martono dan Agus (2005:53) dalam bukunya Manajemen Keuangan. Rasio profitabilitas (rasio keuntungan) atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

Return on equity adalah pengembalian atas ekuitas, rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Oleh karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri juga sebaikkanya dipergunakkan angka rata-rata (Husnan, 1998:564).

Return on invesment adalah Tingkat pengembalian atas investasi, rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakkan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan (Husnan, 1998:565).

Net profit margin menggambarkan perimbangan antara laba bersih sesudah bunga dan pajak (earning after taxes) dengan sales. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kegiatan operasi perusahaan semakin baik, begitu juga sebaliknya (Sudiyatno, 1997:45).

Operating Profit Margin atau Margin laba bersih menggambarkan perimbangan antara operating income dengan sales. Operating income merupakan tingkat keuntungan yang benar-benar dihasilkan dari operasi perusahaan. Sehingga keuntungan ini merupakan keuntungan murni yang diperoleh perusahaan dengan mengabaikan kewajiban tetap berupa bunga dan pembayaran pajak kepada pemerintah. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kegiatan operasi perusahaan, begitu juga sebaliknya (Sudiyatno, 1997:45).

(4)

maka total penjualan dan laba kotor perusahaan yang diterima sedikit.

Menurut Suad dan Enny (2012), dengan akuisisi perusahaan bisa memperoleh keuntungan yaitu sinergi. Selain itu akuisisi juga memperoleh efisiensi dan dapat memperluas pasar. Melalui akuisisi dengan cara horizontal, vertikal maupun konglomerasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, maka diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat. Beberapa penelitian tentang hubungan antara akuisisi terhadap rasio profitabilitas dalam analisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi antara lain. Rahmawati (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur go publik di indonesia, hasil penelitian bahwa untuk periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah merger dan akuisisi menunjukkan perbedaan signifikan dengan rasio profitabilitas yaitu Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment (ROI), dan Return On Equity (ROE). Untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi rasio profitabilitas dari Gross Pofit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Net Profit Margin (NPM) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

Likur (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh pengakuisisi terhadap kinerja perusahaan dan volume perdagangan saham, hasil penelitian ini pada rasio profitabilitas yaitu Gross Profit Margin (GPM) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah akuisisi, akan tetapi pada Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Invesment (ROI) terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa proses akuisisi memberikan dampak positif pada perusahaan.

Utami (2013) juga melakukan penelitian tentang pengaruh akuisisi terhadap profitabilitas perusahaan pengakuisisi, namun berbeda dengan Rahmawati (2007) dan Likur (2007), hasil penelitian ini menunjukan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), Return On Invesment (ROI), Gross Pofit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi.

Robert (2009) dalam analisis kinerja profitabilitas dan nilai pasar perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi dengan alat analisis uji beda t-test, hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja rasio profitabilitas yaitu Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) sesudah akuisisi menurun. Sedangkan nilai pasar dalam penelitian ini yaitu Trading Volume Activity (TVA) dan Average Trading Volume Activity (ATVA) meningkat, akan tetapi penurunan dan peningkatan tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

Hasil penelitian dari Idrus dan Irma (2010) yang melakukan penelitian tentang analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi secara umum menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh rasio keuangan yaitu rasio likuiditas dengan Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR), rasio Leverage dengan Debt to Total Asset (DTA) dan Debt to Total Equity (DTE), rasio aktivitas dengan Total Asset Turn Over (TATO), termasuk rasio profitabilitas dengan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Operating Profit Margin (OPM).

(5)

meliputi sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi.

Banyak penelitian telah meneliti tentang dampak dari merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan akan tetapi hasilnya tidak konsisten. Penelitian ini akan memfokuskan pada akuisisi dikarenakan penggabungan sempel merger dan akuisisi akan menyebabkan bias dalam kesimpulan dan laporan keuangan antara perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi berbeda secara keseluruhan.

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Go Public di Indonesia Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Studi pada Bursa Efek Indonesia)”.

Perumusan Masalah

Menurut Kurnia (2009), dalam perumusan masalah atau research problem diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri maupun kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait diantara fenomena yang satu dengan yang yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Perumusan masalah bertujuan agar penelitian dapat dilaksanakan secara terperinci dan sistematis, disamping itu juga dapat memberikan gambaran tentang penelitian.

Berdasarkan uraian dari latar belakang persoalan yang timbul adalah sejauh mana para pemilik perusahaan mampu menjadikan perusahaan untuk selalu mempertahankan eksistensinya dengan strategi memperbaiki kinerja perusahaan, memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat berkembang dan berdaya saing dalam menjalankan bisnisnya. Selain itu mampukah pemilik perusahaan melakukan prediksi terhadap perusahaan-perusahaan yang akan dijadikan sebagai perusahaan pengakuisisi atau diakuisisi untuk meningkatkan kinerja

profitabilitasnya dan faktor atau variabel apa saja yang mungkin dapat dijadikan indikator sehingga motivasi melakukan akuisisi untuk mendatangkan sinergi dapat dicapai. Dengan demikian pemilik perusahaan dapat terhindar dari akuisisi yang memberikan kerugian.

Menurut Suad Dan Enny (2012), dengan akuisisi perusahaan bisa memperoleh keuntungan yaitu sinergi, memperoleh efisiensi dan dapat memperluas pasar serta kemudian diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat. Kondisi yang terjadi saat ini adalah pengusaha atau manajer yang menginginkan menambah efisiensi kinerja perusahaan, dan juga meningkatkan profitabilitas perusahaan, bahkan menjadikan perusahaannya memperoleh keuntungan sinergi, baik pemasaran, distribusi dan nilai bagi perusahaan melaui akuisisi, seringkali menggunakan informasi yang berasal dari laporan keuangan yang berupa rasio-rasio keuangan untuk pengambil keputusan akuisisi. Namun, berbagai penelitian yang ada justru memberikan hasil yang berbeda-beda.

(6)

yang signifikan pada seluruh rasio keuangan, termasuk rasio Profitabilitas dengan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Operating Profit Margin (OPM). Penelitian dari Utami (2013), hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), Return On Invesment (ROI), Gross Pofit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi.

Dari latar belakang permasalahan yang ada, dan pandangan teori motivasi dari akuisisi, serta melihat dari beberapa penelitian terdahulu yang tidak konsisten, menghasilkan perbedaan antara teori dan kenyataan pada data empiris dari rata-rata kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan Return On Equity (ROE) sebelum dan sesudah akuisisi.

2. Apakah terdapat perbedaan Return on Invesment (ROI) sebelum dan sesudah akuisisi.

3. Apakah terdapat perbedaan Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

4. Apakah terdapat perbedaan Operating Profit Margin (OPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

5. Apakah terdapat perbedaan Gross profit Margin (GPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. (Suharsimi Arikunto,2002:51). Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memastikan perbedaan Return On Equity (ROE) sebelum dan sesudah akuisisi.

2. Untuk memastikan perbedaan Return On Invesment (ROI) sebelum dan sesudah akuisisi.

3. Untuk memastikan perbedaan Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

4. Untuk memastikan perbedaan Operating Profit Margin (OPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

5. Untuk memastikan perbedaan Gross Profit Margin (GPM) sebelum dan sesudah akuisisi.

2. Metode Penelitian Data

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan akuisisi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Sampel penelitian sebanyak 9 perusahaan, dan metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteria-kriteria.

(7)

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kuantitatif dan analisis statistik deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan pernyataan-pernyataan tentang hasil penelitian berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Analisis ini dimulai dengan menguji normalitas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Sehingga dapat menentukan uji parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan. Setelah uji normalitas dilakukan, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang menyangkut perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi yang diproksikan melalui rasio keuangan. Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, variance, maksimum, minimum, sum(jumlah sampel), range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi), (Ghozali, 2006:19). Hal ini dilakukan berfungsi untuk memenuhi karakteristik sampel yang digunakan serta memberikan gambaran dan informasi tentang data variabel-variabel penelitian berupa tabel statistik deskriptif melalui syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji wilcoxon signed ranks test (test ranking-bertanda Wilcoxon). Pemakaian uji ini dikarenakan data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan jumlah data hanya sedikit.

3. Hasil dan Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan pada Tabel 3 penilaian statistika deskriptif mengenai perubahan Return On Equity (ROE) sebelum dan sesudah pelaksanaan akuisisi, diketahui nilai mean dari sebelum akuisisi ROE adalah 9,2189 sedangkan nilai mean dari ROE sesudah akuisisi adalah 8,0456. Dari data tersebut, dapat dijelaskan bahwa sebelum akuisisi setiap dana yang berasal dari kemampuan modal perusahaan dalam ROE

rata-rata dalam satu tahun dapat menghasilkan laba sebesar 9,2189%, maka setelah akuisisi setiap kemampuan modal perusahaan dalam ROE rata-rata dalam satu tahun dapat menghasilkan laba sebesar 8,0456%. Sedangkan standar deviasi ROE sebelum akuisisi diketahui sebesar 22,44912 dan standar deviasi ROE sesudah akuisisi diketahui sebesar 12,30493. Sedangkan nilai minimum ROE sebelum akuisisi sebesar -39,50 terletak pada perusahaan PT. Island Concepts Indonesia Tbk., nilai minimum ROE sesudah akuisisi sebesar -12,12terletak pada perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum ROE sebelum akuisisi sebesar 38,22 terletak pada perusahaan PT. Medco Energi Internasional Tbk., nilai maksimum ROE sesudah akuisisi sebesar 30,99 terletak pada perusahaan PT. JAPFA Tbk.

Statistika deskriptif mengenai perubahan Return On Investment (ROI) sebelum dan sesudah pelaksanaan akuisisi, dapat dilihat nilai mean dari sebelum akuisisi ROI adalah 5,45 sedangkan nilai mean dari ROI sesudah akuisisi adalah 5,3678. Artinya jika sebelum akuisisi setiap dana dalam satu tahun yang diinvestasikan rata-rata menghasilkan keuntungan sebesar 5,45%, maka sesudah akuisisi setiap dana yang diinvestasikan dapat menghasilkan keuntungan rata-rata dalam satu tahun sebesar 5,3678%. Sedangkan standar deviasi ROI sebelum akuisisi diketahui sebesar 8,28850 dan standar deviasi ROI sesudah akuisisi diketahui sebesar 6,32463. Sedangkan nilai minimum ROI sebelum akuisisi sebesar -9,43 terletak pada perusahaan PT. Island Concepts Indonesia Tbk., nilai minimum ROI sesudah akuisisi sebesar -5,18 terletak pada perusahaan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum ROI sebelum akuisisi sebesar 14,15 terletak pada perusahaan PT. Medco Energy Internasional Tbk., nilai maksimum ROI sesudah akuisisi sebesar 15,48 terletak pada perusahaan PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.

(8)

NPM sesudah akuisisi adalah 0,0633. Artinya jika sebelum akuisisi setiap dana penjualan bersih perusahaan akan menghasilkan keuntungan netto rata-rata sebesar 0,1256%, maka sesudah akuisisi setiap dana penjualan bersih perusahaan hanya menghasilkan keuntungan netto rata-rata dalam satu tahun sebesar 0,0633%. Sedangkan standar deviasi NPM sebelum akuisisi diketahui sebesar 0,18829 dan standar deviasi NPM sesudah akuisisi diketahui sebesar 0,08367. Sedangkan nilai minimum NPM sebelum akuisisi sebesar -0,12 terletak pada perusahaan PT. Island Conceps Indonesia Tbk., nilai minimum NPM sesudah akuisisi sebesar -0,04 terletak pada perusahaan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum NPM sebelum akuisisi sebesar 0,47 dan nilai maksimum NPM sesudah akuisisi sebesar 0,21 terletak pada perusahaan keduanya PT. Indika Energy Tbk.

Untuk Statistika Deskriptif Operating Profit Margin (OPM), nilai mean dari sebelum akuisisi OPM adalah 0,0678 sedangkan nilai mean dari OPM sesudah akuisisi adalah 0,0811. Artinya jika sebelum akuisisi setiap dana dari biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan rata-rata dalam satu tahun akan menghasilkan laba sebesar 0,0678%, maka sesudah akuisisi setiap dana biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan hanya menghasilkan keuntungan rata-rata dalam satu tahun sebesar 0,0811%. Sedangkan standar deviasi OPM sebelum akuisisi diketahui sebesar 0,12706 dan -0,03 terletak pada perusahaan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Untuk nilai maksimum OPM sebelum akuisisi sebesar 0,27 terletak pada perusahaan PT. Medco Energi Internasional Tbk., nilai maksimum OPM sesudah akuisisi sebesar 0,23 terletak pada perusahaan PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Sedangkan untuk Gross Profit Margin (GPM), nilai mean dari sebelum akuisisi GPM adalah 0,2422 sedangkan nilai mean

dar GPM sesudah akuisisi adalah 0,2444. Artinya jika sebelum akuisisi setiapdana dari total penjualan perusahaan akan menghasilkan laba kotor rata-rata dalam satu tahun sebesar 0,2422%, maka sesudah akuisisi setiap dana dari total penjualan perusahaan rata-rata dalam satu tahun hanya menghasilkan laba kotor sebesar 0,2444%. Sedangkan standar deviasi GPM sebelum akuisisi diketahui sebesar 0,16192 dan GPM sebelum akuisisi sebesar 0,58 terletak pada perusahaan PT. Indonesian Paradise Property Tbk., nilai maksimum GPM sesudah akuisisi sebesar 0,76 terletak juga pada perusahaan PT. Indonesian Paradise Property Tbk. Hal ini memperlihatkan tidak terdapat perbedaan ROE, ROI, NPM, OPM dan GPM baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan akuisisi.

Tabel 3. Analisis Deskriptif

Variabel N Min Max Mean Std. Dev

Roe sbl

(9)

perhitungan dengan SPSS dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test (Test Rangking-Bertanda Wilcoxon) didapatkan hasil perhitungan seperti yang ditujukan dalam tabel 4 (Lampiran).

Pembahasan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian untuk membuktikan adanya perbedaan kinerja profitabilitas yang diproksikan dengan ROE, ROE, NPM, OPM dan GPM baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan akuisisi. Berdasarkan pengujian pertama didapatkan bahwa Return On Equity (ROE) dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z sebesar -0,889 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,374 (two tailed). Karena probabilitas signifikansi 0,374 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara ROE sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel. Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara ROE sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap ROE pada perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

Adapun untuk Return On Investment (ROI) dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z sebesar -0,415 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,678 (two tailed). Karena probabilitas signifikansi 0,678 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara ROI sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel. Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara ROI sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap ROI pada perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

Pengujian terhadap Net Profit Margin (NPM) sebelum akuisisi mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,1256 dibandingkan dengan NPM dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z sebesar -0,711 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,477 (two tailed). Karena probabilitas signifikansi 0,477 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara NPM sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel. Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara NPM sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap NPM pada perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

Pengujian terhadap Operating Profit Margin (OPM) dalam uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai Z sebesar -0,059 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,953 (two tailed). Karena probabilitas signifikansi 0,953 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara OPM sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel. Artinya adanya akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadap OPM. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara OPM sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap OPM pada perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

(10)

signifikan terhadap GPM. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara GPM sebelum dan sesudah akuisisi tidak terbukti. Berdasarkan hasil ini maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terhadap GPM pada perusahaan sesudah akuisisi dinyatakan diterima.

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan profitabilitas perusahaan yang signifikan untuk periode sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini berarti, untuk memicu kinerja profitabilitas yang semakin baik tidak tercapai. Tidak terdapat perbedaan baik sebelum maupun sesudah akuisisi dikarenakan periode pengamatan dalam penelitian ini hanya satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah pelaksanaan akuisisi. Karena untuk melihat perbedaan produktifitas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi dibutuhkan periode waktu pengamatan yang lebih panjang. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas masing-masing rasio tersebut yang lebih besar dari nilai pada tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Tidak adanya perbedaan yang signifikan tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak terdapat perbedaan profitabilitas atau laba perusahaan baik dari investasi maupun dari penjualan dalam efisiensi operasi perusahaan, perusahaan tidak melakukan pemanfaatan fasilitas penghematan pajak atau karena tidak terdapat perubahan besarnya beban bunga utang yang harus dibayar perusahaan akibat dilakukannya akuisisi.

Hasil penelitian terhadap perbedaan produktifitas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi yang diproksikan melalui indikator OPM, ROE, ROI, NPM, dan GPM sesuai dengan penelitian Robert (2009) yang meniliti profitabilitas dengan indikator OPM, ROE, ROI, NPM dan nilai pasar dengan dua indikator Price Earning Rasio (PER), Price to Book Value Rasio (PBVR), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa untuk profitabilitas sebelum dan sesudah akuisisi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2013) yang menunjukkan bahwa seluruh rasio yang diteliti menunjukkan tidak

adanya perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi.

Akuisisi yang dilakukan tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi, penyebabnya adalah antara lain dari lemahnya strategi yang diterapkan, pemilihan perusahaan target yang kurang tepat, kemungkinan perusahaan kurang berpengalaman dalam melakukan akuisisi, serta adanya faktor non ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Ada alasan lain mengapa ini bisa terjadi kemungkinan karena lemahnya strategi dan tidak dapat meminimalisasikan resiko yang akan dihadapi perusahaan dimasa yang akan datang.

4. Kesimpulan

(11)

Saran

Setelah mendapat hasil dari penelitian ini ada beberapa saran yang bisa dijadikan saran untuk mengkaji ulang yaitu : 1) Perusahaan, sebaiknya perusahaan yang akan melakukan akuisisi hendaknya melakukan analisis yang mendalam sebelum memutuskan melakukan akuisisi. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mencapai sinergi dan resiko yang akan dihadapi perusahaan pada masa yang akan datang dapat diminimalisasi. 2) Peneliti selanjutnya, untuk peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian yang sama maka penulis menyarankan pengukuran kinerja tidak hanya menggunakan rasio keuangan dari kinerja profitabilitas saja tetapi juga mempertimbangkan dari rasio likuiditas, aktivitas, laverage, rasio pasar ataupun dari aspek non ekonomis dan sebaiknya peneliti selanjutnya memperpanjang periode pengamatan, sehingga sinergi dari perusahaan yang melakukan akuisisi dapat terlihat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Moin (2002), Merger, Akuisisi dan Divertasi – Edisi I, Yogyakarta: Ekonesia.

Arikunto Suharsimi (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek – Edisi revisi V, Jakarta: Renika Cipta.

Atmaja, Lukas Setia (2003), Manajemen Keuangan – Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi.

Bringham, Eugene F. & Joel F. Houston, (2001), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan – Edisi 8, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Buku II, Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam (2006), Statistik Non Parametrik Teori dan Aplikasi Dengan Program SPSS – Cetakan III, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam (2011), Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM SPSS19 – Cetakan V, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, Iqbal (2008), Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hitt, A Michael (2002), Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para Pemegang Saham – Edisi 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Husnan, Suad (1998), Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek) – Buku 2, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Idrus, Olivia dan Irma (2010), Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger & Akuisisi (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI), Universitas Terbuka, Semarang, Disertasi – Tidak Untuk Dipublikasikan.

Indriantoro, Nur. dan Supomo, Bambang (1999), Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen – Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kurnia, Ahmad (2009), Tentang Perumusan Masalah. Bandung: Indeks.

Likur, Romi A. (2007), Pengaruh Akuisisi Terhadap Kinerja perusahaan dan Volume Perdagangan Saham (Studi Pada Perusahaan Go Public di BEJ), Jurnal Universitas Muhammadiah

Malang, Tersedia di

www.eprints.umm.ac.id.

Martono S. U. dan Harjito, D. Agus (2005), Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Ekonisa.

Nazir, Moh. (2007), Metode penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

(12)

Diakuisisi (Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999), Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Skripsi – Tidak Dipublikasikan.

Rahmawati, Indah (2007), Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Go Public di Indonesia (Studi pada Bursa Efek Jakarta), Universitas Negeri Surakarta, Skripsi – Tidak Dipublikasikan.

Robert, Jonathan (2009), Analisis Kinerja Profitabilitas dan Nilai Pasar Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi, Jurnal Universitas Khatolik Soegijapranata, Tersedia di

www.ejournalunikal.ac.id.

Santojo, Heru. Horne, James V. C. dan Wachowicz Jr., John M. (1998), Prinsip-Prinsip Manejemen Keuangan – Buku 2 – Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat.

Santoso, Singgih (2001), Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo.

Siegel, Sidney (1986), Nonparametrik Statistics for The Behavaioral Sciences, (Terjemahan), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudiyatno, Bambang (1997), Manajemen Keuangan 1, Semarang: Pusat Penerbitan STIE Stikubank.

Syamsuddin, Lukman (2004), Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Uma, Sekaran (2006), Metode Penelitian Untuk Bisnis – Buku 1 – Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Uma, Sekaran (2006), Metode Penelitian Untuk Bisnis – Buku 2 – Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Utami, Iftia P. (2013), Pengaruh Akuisisi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pengakuisisi (Studi Kasus Perusahaan

Go Public pada Bursa Efek Indonesia) Jurnal Universitas Negeri Padang, Tersedia di www.ejournal.unp.ac.id.

_____(2007), Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007 / Ikatan Akuntansi Indonesia – Cetakan Kedua, Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Di rumah pula, ibu adalah koki terhebat di sepanjang masa Kala ku melangkah pergi, ibu adalah pemesan terbaik bagiku Terimakasih atas multiperanmu, Ibu. Dia

Exclude quotes On. Exclude

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan bumbu penyedap Royco terhadap keputusan pembelian konsumen ibu rumah tangga pada Kelurahan

dikemudian hari. Selain itu lembaga keuangan syariah juga memperhatikan kondisi amanah, kejujuran dan kepercayaan dari masing-masing calon anggota pemohon

keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu Rancangan Peraturan Daerah yang dapat disetujui bersama oleh Bapemperda dan unit kerja

Tujuan kreatif dalam perancangan integrated digital campaign Pulau Nusa Penida sebagai salah satu potensi wisata Provinsi Bali ini adalah menciptakan brand awareness yaitu

Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap data yang ada maka hipotesis yang berbunyi bahwa “diduga kinerja keuangan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Jebres Kota

Plat kendaraan berasal dari kelas berbeda namun teridentifikasi sebagai kelas yang sama , antara query dari kelas kedua yang diambil pada pagi dan siang hari dengan citra no.84