BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu lingkup organisasi yang berfungsi sebagai
wadah bagi semua individu yang berada di dalamnya untuk berinteraksi,
berkomunikasi dan melaksanakan berbagai aktivitas guna untuk mencapai apa yang
menjadi tujuan bersama di suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan yang efektif,
perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang akan menentukan
perkembangan dan kemajuan didalam perusahaan.
Banyak faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan
kelangsungan hidup organisasi kedepannya salah satunya adalah motivasi kerja
karyawan yang ada di dalam perusahaan. Motivasi kerja yang dimiliki karyawan
berfungsi sebagai elemen utama yang mendorong diri mereka bekerja secara
produktif dan tepat sasaran.
Seperti halnya PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar yang merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan aktivitasnya dalam mengelola dan
mendistribusikan air minum. PDAM Tirtauli memiliki ratusan karyawan yang
bekerja untuk memenuhi target untuk tarif air secara berkelanjutan. Untuk mencapai
target yang diberikan oleh perusahaan maka karyawan yang berkerja di PDAM
Tirtauli harus memiliki motivasi ataupun semangat dalam bekerja.
Menurut Hezberg (dalam Davis dan Newstorm 1985) motivasi kerja yang
dimiliki karyawan tergantung dari kesempatan atau peluang yang diberikan
prestasi, pujian, promosi, tanggungjawab, dan kesempatan untuk mengembangkan
diri.
Motivasi adalah suatu faktor pendorong paling kuat yang bertujuan
mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi akan
mendorong setiap karyawan untuk melakukan aktivitas yang bertujuan. Faktor
pendorong dari karyawan untuk melakukan sesuatu didasari oleh kebutuhan serta
keinginan karyawan tersebut (Gitosudarmo, 2001). Apabila seorang karyawan
membutuhkan dan menginginkan sesuatu maka ia akan berupaya dan berusaha
mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan keinginannya.
Karyawan di PDAM Tirtauli menginginkan sesuatu yang dapat meningkatkan
motivasinya dalam bekerja. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti
dengan karyawan sebagai berikut :
“Jujur sih,, kalau ditanya seperti itu ya pasti setiap pegawai akan mengatakan hal yang sama yaitu kami semua ingin untuk di promosikan dan diberi kenaikan gaji lah supaya kami semangat dalam bekerja.‟‟ (Komunikasi personal, 12 Februari 2015)
Dari komunikasi personal diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi karyawan
akan meningkat apabila perusahaan memberikan mereka kesempatan untuk
menempati posisi atau jabatan serta kenaikan gaji.
Selain itu, karyawan menginginkan adanya kesempatan untuk bertanggung
jawab atas pekerjaan mereka dan dipercaya dapat menyelesaikan pekerjaan yang
menantang. Hal ini terlihat dalam komunikasi personal peneliti dengan karyawan
sebagai berikut:
“ Saya termotivasi karena saya dipercaya oleh atasan sebagai salah satu
karyawan yang dapat meyelesaikan tantangan pekerjaan dengan mudah”.
Motivasi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan
mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi
(Cokroaminoto, 2007). Motivasi kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
salah satunya ialah lingkungan kerja. Dalam hal ini ialah faktor kepemimpinan yang
ada di dalam suatu perusahaan (Ruky, 2001).
Menurut Ruky (2001) pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat
mengarahkan dan menjadi motivator bagi karyawannya. Pemimpin juga harus
menciptakan iklim kerja yang nyaman bagi karyawannya. Dengan adanya iklim kerja
yang nyaman dan lingkungan kerja yang nyaman akan membuat motivasi karyawan
meningkat. Tidak hanya itu, pemimpin harus memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk dapat mengembangkan diri mereka dengan cara memberikan peluang-peluang
untuk meraih prestasi di perusahaan. (Ruky, 2001)
PDAM Tirtauli memberikan kesempatan bagi karyawan mencapai tujuan
mereka seperti menjadi karyawan berprestasi. Hal ini terlihat dalam komunikasi
personal antara peneliti dengan karyawan sebagai berikut:
“Kalo peluang sih banyak mbak, contohnya itu ya seperti prestasi kerja. Kalo
kita udah mampu menunjukkan peningkatan ya dari prestasi itulah kita diberi peluang lagi seperti promosi atau jenjang karir”.
(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)
Kesimpulan yang dapat diambil dari komunikasi personal diatas adalah ketika
seorang karyawan telah menunjukkan peningkatan kinerjanya, maka karyawan
tersebut akan berusaha dan bekerja keras agar ia mendapatkan peluang seperti
promosi. Artinya, ketika prestasi sudah berhasil diraih, maka karyawan akan
mempertahankan perilakunya untuk lebih giat dalam bekerja mencapai peluang yang
Fenomena yang dapat dilihat adalah banyak karyawan yang sangat
termotivasi bekerja di PDAM Tirtauli. Banyak karyawan yang termotivasi untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan di perusahaan. Hal ini
terlihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan personalia:
„‟Diantaranya mereka menjadi giat dalam bekerja, disiplin dan datang tepat waktu, mengerjakan apa yang menjadi tugasnya masing-masing. Hal ini membuat perusahaan dan pemimpin berupaya memberikan peluang-peluang atas apa yang menjadi keinginan serta harapan karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan juga tidak segan-segan memberikan gaji dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat prestasi karyawan. Hal ini
akan membuat karyawan semakin giat dan termotivasi untuk bekerja.‟‟
(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)
Berdasarkan uraian fenomena diatas dapat dikatakan bahwa karyawan yang
giat bekerja akan menunjukkan tanda-tanda disiplin dan datang tepat waktu, dan
mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Hal tersebut membuat pemimpin
memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk meraih apa yang menjadi
harapannya. Pemimpin juga harus peka akan kebutuhan karyawan dalam bekerja
misalnya memberikan fasilitas yang akan menunjang kelancaran dalam bekerja.
Dengan adanya peluang, maka karyawan semakin giat dalam bekerja.
Pemimpin harus dapat mengarahkan karyawan serta memotivasi karyawan
agar dapat meningkatkan prestasi kerjanya (Ruky, 2001). Contoh yang paling
sederhana adalah dengan memberikan pujian kepada karyawannya. Dengan
memberikan pujian kepada karyawan maka akan membuat karyawan semakin
percaya diri dalam melakukan tugasnya. Karyawan akan merasa dipercaya untuk
menangani suatu tugas dan dari kepercayaan yang diperoleh oleh pemimpinnya akan
membuat karyawan tersebut semakin termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas
Setiap karyawan di PDAM Tirtauli memiliki tingkat motivasi yang
berbeda-beda tergantung dari pribadi karyawan itu sendiri dan peluang yang diberikan
perusahaan. Hal ini terlihat dari komunikasi personal antara peneliti dengan
personalia:
„‟ Karyawan dengan motivasi yang tinggi terlihat dari disiplin kerjanya,
tanggungjawab terhadap tugasnya, ketertarikan pada tugas yang diberikan kepadanya, dan semangat yang ada di dalam dirinya. Sedangkan karyawan dengan motivasi tinggi akan menunjukan kemajuan dirinya dan dedikasi yang tinggi untuk perusahaan. Karyawan juga akan merasa memiliki integrasi dan loyalitas yang kuat dengan perusahaan. Sedangkan karyawan dengan motivasi kerja yang rendah terlihat dari ketidakdisiplinanya dalam bekerja, sering bolos kerja, tidak tertarik kepada tugas dan kurang memiliki semangat di dalam
dirinya.‟‟ (Komunikasi personal, 17 Februari 2015).
Menurut Schein (1991) ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi adalah bersaing dalam berprestasi, ingin segera mengetahui hasil konkrit dari
usaha, tingkat aspirasinya menengah, berorientasi ke masa akan datang, tidak suka
buang-buangwaktu, mempunyai rasa tanggung jawab, percaya diri, dan ulet dalam
menjalankan tugas. Sebaliknya, ciri-ciri karyawan yang memiliki motivasi kerja yang
rendah adalah kemampuan bersaing dalam berprestasi rendah, cenderung tidak peduli
dengan hasil pekerjaan yang dilakukan, tingkat aspirasi rendah, berorientasi pada saat
ini, suka buang-buang waktu, tidak bertanggung jawab, tidak percaya diri, dan tidak
ulet dalam bekerja (Schein, 1991).
Karyawan yang bekerja di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar terbagi atas
dua bagian yakni karyawan yang bekerja di area dalam perusahaan sebagai staf yang
bertugas dalam proses pengadimistrasian, mengerjakan laporan keuangan, mencetak
rekening pembayaran air, pembukuan, kas, penagihan dan tata usaha. Sedangkan
sumber atau waduk (reservoir) serta pembersihan di sekitar umbul atau sumber mata air.
Karyawan yang menunjukkan peningkatan dalam hal kinerja ataupun
prestasinya akan selalu mendapatkan peluang dari perusahaan. Hal ini terlihat dalam
komunikasi personal peneliti dengan personalia sebagai berikut:
„‟Perusahaan akan semakin maju dan berkembang. Bagi karyawan yang
berprestasi akan diberikan kenaikan jabatan. Karyawan yang menunjukkan peningkatan secara positif dan motivasi yang tinggi akan lebih mudah
mendapatkan peluang ataupun kesempatan yang lainnya dari perusahaan.‟‟
(Komunikasi personal, 17 Februari 2015)
Bentuk dari tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan baik tugas yang
sifatnya mudah atau sulit akan membuat karyawan merasa tertarik dan nyaman,
sehingga bentuk tugas tersebut akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini
dapat dilihat antara komunikasi personal peneliti dengan karyawan:
„‟Menurut saya ketika saya merasa nyaman dengan bentuk tugas yang
diberikan oleh pemimpin, maka saya akan termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Sebaliknya apabila saya tidak tertarik dengan pekerjaan itu disebabkan karena pekerjaan itu terlalu membosankan, kurang menantang serta peluangnya juga tidak ada ya bisa jadi motivasi saya akan
semakin menurun.‟‟ (Komunikasi personal,19 Februari 2015)
Motivasi karyawan terlihat dari cara karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Sebaliknya, ada juga beberapa orang karyawan yang kurang
termotivasi terhadap pekerjaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi personal
antara peneliti dengan karyawan sebagai berikut:
“Dibilang termotivasi belum juga, karena saya merasa atasan kurang
memperhatikan kinerja saya. Mau bekerja baik atau buruk ya sama saja bagi
atasan. Bagi saya sendiri, kinerja saya jarang dinilai”. (Komunikasi
Dari komunikasi personal diatas antara peneliti dengan karyawan dapat
disimpulkan bahwa ada salah seorang karyawan yang mengatakan bahwa ia kurang
termotivasi disebabkan pemimpin jarang menilai kinerjanya. Untuk meningkatkan
motivasi karyawan tersebut, pemimpin di PDAM Tirtauli harus memperhatikan
kinerja karyawan tersebut, mendorong karyawan tersebut agar ia bersemangat ketika
bekerja atau bahkan memberi evaluasi dan koreksi terhadap hasil kerja karyawan.
Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) seorang pemimpin di perusahaan
merupakan simbol keberadaan organisasi dimana pemimpin sebagai orang yang
bertanggungjawab untuk mengarahkan karyawannya dan berperan sebagai
penghubung.
Menurut Yukl (1998) pemimpin dan karyawan harus menciptakan hubungan
yang besahabat dan saling membantu terhadap karyawan yang ada di perusahaan.
Pemimpin yang baik bukan hanya menganggap dirinya sebagai orang yang
mempunyai kewenangan dan otoritas saja, namun harus memberikan perhatian yang
lebih kepada semua karyawan, peka akan kebutuhan karyawan, memiliki jiwa
inspirator dan motivator bagi semua karyawannya.
Menurut Siagian (dalam Brahmasari, 2008) pemimpin diharapkan bisa
menjadi seorang motivator untuk mengerahkan semua karyawan yang berada
dibawahnya Selain memotivasi, pemimpin juga harus bersedia meluangkan waktu
dan tenaganya untuk membantu ketika terjadi permasalahan yang ditimbulkan oleh
pekerjan. Ketika karyawan gagal ketika menyelesaikan suatu tugas, maka peran
pemimpin adalah sebagai penghubung yang bersedia untuk mengatasi masalah yang
ada. Sebaliknya antara karyawan dengan karyawan lainnya harus saling mendorong,
yang dialami karyawan yang lainnya, dan mendorong karyawan lain agar mereka
semakin termotivasi.
Menurut Danim (2004) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Upaya-upaya peningkatan
motivasi yang diberlakukan oleh pemimpin di PDAM Tirtauli bagi semua karyawan
adalah hal yang sangat berarti bagi karyawan. Pemberian motivasi dimaksudkan
sebagai dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para karyawan untuk
berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
(Wursanto, 2001).
Berdasarkan uraian fenomena diatas dapat dilihat bahwa efektivitas
kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dan untuk
mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi, sehingga disini peneliti tertarik untuk
mengetahui pengaruh efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada
karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.
I. B Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Apakah ada pengaruh
efektivitas kepemimpinan terhadap motivasi kerja pada karyawan di PDAM Tirtauli
kota Pematangsiantar‟‟
I. C Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas
kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota
I. D Manfaat Penelitian I. D. 1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi serta
menambah kajian ilmu di bidang Psikologi Industri Organisasi khususnya
memberikan informasi mengenai pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan
motivasi kerja pada karyawan PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar.
I. D. 2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai
bagaimana pengaruh efektivitas kepemimpinan dengan motivasi kerja pada karyawan
di PDAM Tirtauli kota Pematangsiantar dan agar pemimpin selalu berupaya
memotivasi setiap karyawan untuk bekerja lebih giat lagi.
I. E Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan
permasalahan dan hipotesis penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teori mengenai motivasi kerja dan efektifitas kepemimpinan.
Bab III: Metode Penelitian
Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi
pelaksanaan penelitian, validitas, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur dan
metode analisis data.
Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan
Berisikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan gambaran
umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran